Makalah Kepribadian
Makalah Kepribadian
KEPRIBADIAN
Disusun oleh:
Asmawati (E1121161022)
Ropitriantri (E1121161023)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2016
DAFTAR ISI..............................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................
C. TUJUAN .............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
KEPRIBADIAN ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Bapak Prof. Dr.H. Arkanudin, M.Si dan Ibu Dr. Hj. Hasanah, M. Ag
selaku Dosen mata kuliah Pengantar Antropologi Sosial, FISIP Universitas Tanjungpura yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Pengantar Antropologi Sosial dengan judul "KEPRIBADIAN". Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terselesaikanlah makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Bengkalis,
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian adalah merupakan sikap dan perilaku seseorang yang terlihat oleh orang
lain di luar dirinya. Sikap dan perilaku itu memberi gambaran mengenai sifat-sifat khas,
watak, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki sebagai isi kepribadianseseorang.
Kepribadian adalah kualitas secara keseluruhan dari seseorang yang tampak dari cara-
cara berbuat, berfikir, mengeluarkan pendapat, sikap, minat dan kepercayaan.
Secara psikologi, kepribadian sebagai struktur dan proses-proses kejiwaan tetap yang
mengatur pengalaman-pengalaman seseorang dan membentuk tindakan-tindakan dan respons
terhadap lingkungannya dengan cara yang berbeda dengan orang lain
Apabila seorang ahli antropologi, sosilogi, atau psikologi berbicara mengenai “pola
kelakukan manusia”, maka yang dimaksudkan adalah kelakuan dalam arti yang sangat
khusus, yaitu kelakukan organisme manusia yang ditentukan oleh naluri, dorongan-dorongan,
refleks-refleks, atau kelakukan manusia yang tidak lagi dipengaruhi dan ditentukan oleh
akalnya dan jiwanya, yaitu kelakuan manusia yang membabi-buta.
Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau
tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu, adalah apa yang disebut “kepribadian” atau
personality.
Konsep kepribadian rupa-rupanya telah menjadi konsep yang demikian luasnya,
sehingga konsep ini menjadi suatu konstruksi yang tidak mungkin dirumuskan dalam satu
definisi yang tajam tetapi yang dapat mencakup keseluruhannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana definisi kepribadian
2. Apa saja unsur unsur kepribadian manusia
3. Dorongan yang terkandung didalam manusia
4. Menjelaskan materi dari unsur unsur kepribadian
5. Apa saja aneka warna kepribadian
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu kepribadian
2. Mengenal unsur kepribadian
3. Memahami dorongan apa saja yang terkandung didalam manusia
4. Mengetahui materi dari unsur kepribadian
5. Mengetahui macam kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepribadian
1. DEFENISI
Defenisi mengenai kepribadian itu tidak hanya berbeda dengan arti yang
melekat pada konsep itu dalam bahasa sehari-hari. Dalam bahasa populer istilah
“kepribadian” juga berarti ciri ciri watak yang konsisten, sehingga seorang individu
memiliki suatu identitas yang khas. Kalau dalam bahasa sehari hari kita mengatakan
bahwa seseorang memiliki kepribadian, yang dimaksudkan ialah bahwa individu
tersebut memilik beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan
konsekuen, yang menyebabkan bahwa ia memiliki identitas yang berbeda dari
individu individu lainnya.
Konsep kepribadian yang lebih tajam tetapi seragam agakanya belum ada
karena konsep tersebut sangat luas dan merupakan suatu kontruksi yang sukar
dirumuskan dalam satu definisi yang tajam tetapi mencangkup seluruhnya. Oleh
karena itu, bagi kita yang belajar antropolgi, kirany cukup apabila untuk sementara
kita gunakan saja defenisi yang masih “kasar” tersebut diatas, dan penggunaan
defenisi definisi yang lebih tajam untuk keperluan analisa yang lebih mendalam
sebaiknya kita serahkan kepada para ahli pisikologi saja.
2. UNSUR-UNSUR KEPRIBADIAN
PENGETAHUAN
Unsur-unsur yang mengisi akal dan alama jiwa orang yang sadar, terkandung
didalam otaknya secara sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagi hal yang
diterimanya melalui panca indranya serta melalui alat penerima yang lain, misalnya
getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan,
tekanan mekanikal (berat/ringan), tekanan termikal (panas/dingin), dan lain lain,
yang masuk kedalam berbagai sel di bagian bagian tertentu dari otaknya. Disana
berbagai macam proses fisik, fisiologi, dan pisikologi terjadi, sehingga getaran
getaran dan tekanan tekanan tadi diolah menjadi satu susunan yang dipancarkan atau
di proyeksikan oleh individu yang bersangkutan menjadi suatu gambaran tentang
lingkungan sekitarnya. Dalam ilmu Antropologi, seluruh proses akar manusia yang
sadar itu tersebut “prsepsi”.
Ada kalanya suatu presepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu
pengambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian bagian yang
menyebabkan bahwa ia tertarik kepada bagian bagian tertentu, individu itu akan
memusatkan akalnya secara lebih intensif terhadap bagian bagian yang khusus.
Pengambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemusatan secara
lebih intensif itu, dalam pisikologi itu disebut “pengamatan”.
Cara pengamatan seperti itu menyebabkan bahwa pengambaran tentang
lingkungan mungkin ada yang ditambah tambah atau dibesar besarkan, tetapi ada pula
yang dikurangi atau diperkecil pada bagian bagian tertentu. Ada pula yang digabung
gabungkan dengan pengambaran pengambaran lain sehingga menjadi pengambaran
yang baru sama sekali, yang secara nyata sebenarnya tidak akan pernah ada.
Pengambaran baru yang sering ali tidak realistik itu dalam pisikologi disebut
“fantasi”.
Seorang dapat juga mengabungkan dan membandingkan-bandingkan bagian-
bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran
lain yang sejenis secara konsisten berdasarkan asas asas tertentu. Dengan proses akal
itu ia memiliki kemampuan untuk membentuk suatu penggambaran baru yang
abstrak, yang dalam kenyataannya tidak mirip dengan salah satu dari sekian macam
bahan kongkret dari penggambaran yang baru. Dengan demikian manusia dapat
membuat suatu penggambaran tentang tempat-tempat tertentu di muka bumi bahkan
juga diluar bumi, padahal ia belum pernah melihat, atau mempresepsikan tempat-
tempat tadi. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu sosisal disebut “konsep”.
Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsur
unsur pengetahuan yang secara sadar dimiliki seorang individu. Sebaliknya banyak
pengetahuan atau bagian bagian dari seluruh pengetahuan yang berhasil dihimpun
seseorang selama hayatnya, dapat hilang dari akalnya yang sadar yang disebabkan
oleh berbagai sebab, yang banyak dipelajar ilmu pisikologi. Walaupun demikian perlu
diperhatikan bahwa unsur-unsur pengetahuan sebenarnya tidak hilang atau lenyap
begitu saja akan tetapi hanya terdesak ke bagian jiwanya yang dalam ilmu
pisikologinya disebut “alam bawah sadar”.
Dalam alam bawah sadar itu, berbagai pengetahuan larut dan terpecah pecah
menjadi bagian bagian yang tidak teratur. Proses itu terjadi karena akal sadar individu
yang bersangkutan tidak lagi menyusun dan menatanya dengan rapi, walaupun bagian
bagian tertentu dari pengetahuan tadi ada kalanya muncul ke alam sadarnya.setiap
orang tentu pernah tiba tiba teringat akan suatu hal baik dalam keadaan utuh atau
sepotong potong atau bahkan tercampur campur dengan berbagai pengetahuan atau
pengalaman lain yang telah dilupakannya.
Pengetahuan seseorang karena berbagai sebab juga dapat terdesak atau dengan
sengaja dibuat terdesak oleh individu yang bersangkutkan, kedalam bagian dari
jiwanya yang lebih dalam, yaitu bagian yang dalam ilmu pisikologi disebut “alam tak
sadar”. Dalam alam tak sadar itu pengetahuan larut dan terpecah pecah kedalam
bagian bagian yang tercampur aduk. Bagian bagian dari pengetahuan yang tercampur
aduk itu ada kalanya muncul kembali terutama pada saat saat akal yang mengatur
alam kesadaran berada dalam keadaan relaks atau tak berfungsi.
Proses proses pisikologi yang terjadi dalam alam bahwa sadar dan tak sadar, yang
banyak dipelajari oleh bagian dari pisikologi yang dikembangkan oleh S. Freud, yaitu
ilmu pisikoanalisa, tidak akan kita perhatikan lebih lanjut dalam buku ini untuk
mendapatkan pengertian mengenai asas asas kehidupan masyarakat dan kebeudayaan
manusia, untuk sementara kita hanya akan memperhatian bagian kesadaran dari alam
jiwa manusia saja.
PERASAAN
DORONGAN NALURI
Walaupun diantara para ahli pisikologi ada perbedaan paham mengenai jenis dan
jumlah dorongan naluri yang terkandung dalam naluri manusia, mereka semua
sependapat bahwa ada sendikitnya 7 macam dorongan naluri :
Ahli etnopsikologi, A.F.C. Wallace, pernah membuat suatu kerangka yang memuat
seluruh materi yang menjadi objek dan sasaran unsur-unsur kepribadian manusia secara
sistematis. Dalam kerangka itu ada tiga hal yang pada tahap pertama merupakan isi
kepribadian yang pokok yaitu sebagai berikut :
b. Kepribadian Umum
Sejak abad ke-19 hingga tahun 1930-an para pengarang etnografi seringkali
mencatumkan suatu pelukisan tentang watak atau kepribadian umum dari para
warga suatu kebudayaan didalam karangan etnografi mereka. Apabila data dan
bahan tentang kebudayaan bali yang diteliti, maka dalam pergaulan mereka
dengan orang bali mungkin didapatkan pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan sehingga dalam membuat pelukisan mengenai kepribadian orang
bali merka biasanya juga menyebutkan bahwa orang balii ramah,ssetia,jujur,
gembira, dan sebagainya. Sebaliknya, appabila mereka mempunyai pengalaman
yang tidak menyenangkan maka hal itu seringkali tercermin pula dalam buku
etnografi yang mereka tulis mengenai orang bali , yaitu misalnya bahwa orang
bali bersifat ketus, tidak setia, penipu, tidak bermoral dan sebagainya. Ketika
metedologi penelitian lapangan dalam antropologi berkembang dan dipertajam
dalam abad ke-20, metode-metode ppelukisan kepribadian umum yang lebih eksta
mulai digunakan. Bersama dengan pakar psikologi A. Kardiner, R. Linton dalam
tahun 1930-an mengembangkan metode yang ekstra untuk mengukur kepribadian
umum yang diterapkan dalam suatu penelitian terhadap penduduk kepeluan
Marquesas, di bagian timur polinesia, dan suku bangsa tanala di bagian timur
pulau madagaskah. Bahan etnografi nya di kumpulkan oleh linton, dan kardiner
menerapkan metode-metode psikologinya. Hasil penelitian itu adalah buku
berjudul the individual and his society.
Penelitian mengenai etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang pertama-
tama dilakukan oleh tokoh antropologi R.Benedict, R. Linton dan M. Mead itu
kemudian ditiru dan berkembang lebih lanjut sehingga menjadi bagian khusus
dalam antropologi yang dinamakan personality and culture, atau kepribadian dan
kebudayaan.
KESIMPULAN
Dari penjabaran para ahli bisa diambil kesimpulan bahwa, kepribadian manusia itu
terbentuk dari proses pembelajaran ataupun yang memang ada sejak lahir atau berupa naluri
dan dorongan yang bersifat alami.