Anda di halaman 1dari 9

Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4)

Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017


ISBN: 978-602-70570-5-0
http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017

Studi Koordinasi Rele Proteksi Pada Saluran Udara


Tegangan Tinggi 150 kV
GI. Payakumbuh – GI. Koto Panjang

Zulkarnaini Zulkarnaini1, Muhammad Rizki2


1
Dose Jurusan Teknik Elektro FTI ITP Padang
2
Siswa Jurusan Teknik Elektro FTI ITP Padang
*Correspondence should be addressed to zulkarnainieva@gmail.com

Abstrak
Saluran udara tegangan tinggi salah satu komponen dalam sistem tenaga listrik yang sering mengalami
gangguan. Gangguan pada saluran udara dapat disebabkan hubung singkat, beban lebih, surja petir, gangguan
alam dan lain-lain. Untuk itu diperlukan sistem ptoteksi yang handal dan dapat mengidentifikasi gangguan
dengan cepat sekaligus mengamankan bagian sistem yang terganggu dari bagian lain yang masih dapat
beroperasi normal. Sistem proteksi dapat mengalami kegagalan operasi karena berbagai faktor, oleh sebab itu
selain proteksi utama diperlukan proteksi cadangan yang dapat bekerja ketika proteksi utama gagal bekerja.
Rele jarak dapat digunakan sebagai proteksi utama sekaligus sebagai proteksi cadangan jauh pada saluran
udara tegangan tinggi. Sedangkan rele arus lebih dan rele gangguan tanah digunakan sebagai proteksi
cadangan lokal jika rele jarak gagal bekerja. Dalam penelitian ini dilakukan studi koordinasi rele proteksi untuk
proteksi utama maupun proteksi cadangan pada saluran udara tegangan tinggi yang menghubungkan gardu
induk payakumbuh dengan gardu induk koto panjang. Koordinasi dilakukan dengan menghitung settingan
rele jarak yang digunakan sebagai proteksi utama sekaligus sebagai proteksi cadangan jauh serta menghitung
setelan rele arus lebih dan rele gangguan tanah yang digunakan sebagai proteksi cadangan lokal. Dari
perhitungan didapatkan settingan waktu untuk koordinasi rele jarak, rele arus lebih dan rele gangguan tanah.
Settingan waktu zona satu rele jarak 0 detik, zona dua rele jarak 0,4 detik dan zona tiga 1,2 detik. Untuk
rele arus lebih dan rele gangguan tanah disetting 1 detik dimana nilai ini diatas nilai settingan zona dua rele
jarak. Rele jarak dapat dikoordinasikan dengan rele penutup balik untuk menutup kembali pemutus tenaga
secara otomatis beberapa saat setelah gangguan yang bersifat sementara. Settingan yang digunakan untuk
rele penutup balik adalah dead time 1 detik dan reclaim time 40 detik. Koordinasi rele jarak dengan rele
penutup balik dapat meningkatkan kualitas penyaluran energi listrik.

Kata kunci : SUTT, Proteksi, Rele, Koordinasi

1. Pendahuluan hal ini diperlukan proteksi cadangan atau back-


Energi listrik saat ini sudah menjadi up protection yang dapat mengamankan
kebutuhan primer bagi setiap orang. Untuk instalasi jika proteksi utama mengalami
menyalurkan tenaga listrik dari pusat-pusat kegagalan. Saluran udara tegangan tinggi
pembangkit ke konsumen menggunakan menggunakan rele jarak sebagai proteksi
transmisi. Salah satu jenis transmisi tenaga utama dan dilengkapi proteksi cadangan lokal
listrik adalah SUTT (Saluran Udara Tegangan serta proteksi cadangan jauh. Sistem proteksi
Tinggi). SUTT. merupakan komponen yang cadangan lokal menggunakan OCR (rele arus
berperan sangat penting dalam menjaga lebih) dan rele gangguan tanah (GFR),
kualitas dan keandalan sistem tenaga listrik, sedangkan proteksi cadangan jauh
yang sering mengalami gangguan. menggunakan zone dua rele jarak dari gardu
Gangguang yang terjadi dapat berupa hubung induk yang lain. Agar dapat bekerja secara
singkat, beban lebih, surja petir, topan, cuaca selektif maka proteksi utama dan proteksi
buruk, dan lain-lain. Gangguang tersebut dapat cadangan harus dikoordinasikan terutama pada
menyebabkan terganggunya kelangsungan operasi jalur utama ( backbone) [2].
dan kerusakan pada sistem tenaga listrik. [1]. Seiring dengan pertambahan beban yang
Sistem proteksi tenaga listrik dapat semakin besar dan juga umur peralatan yang
mengalami kegagalan operasi atau karena semakin sudah tua, maka settingan rele
berbagai macam faktor. Untuk mengantisipasi proteksi bisa saja menjadi kurang akurat. Agar
© 2017 ITP Press. All rights reserved. DOI 10.21063/PIMIMD4.2017.217-225
218 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

dapat memastikan settingan rele proteksi yang yang dirancang untuk mengidentifikasi kondisi
digunakan sudah tepat diperlukan perhitungan sistem tenaga listrik dan bekerja berdasarkan
sesuai dengan kondisi peralatan yang informasi yang diperoleh dari sistem tersebut
terpasang maupun beban saat ini, maka dari seperti arus, tegangan dan sudut fasa.
itu dilakukan penelitian Informasi yang diperoleh dari sistem tenaga
listrik akan digunakan untuk membandingkan
A. Proteksi Saluran Udara Tegangan besarannya dengan besaran ambang-batas
Tinggi (SUTT) (trheshold setting) pada peralatan proteksi.
Jaringan tenaga listrik secara garis besar Apabila besaran yang diperoleh dari sitem
terdiri dari pusat pembangkit, jaringan melebihi setting ambang batas peralatan
transmisi (gardu induk dan saluran transmisi) proteksi, maka sistem proteksi akan bekerja.
dan jaringan distribusi, seperti diperlihatkan Peralatan proteksi pada umumnya terdiri dari
pada gambar 1dibawah . Dalam usaha untuk beberapa elemen yang dirancang untuk
meningkatkan keandalan penyediaan energi mengamati kondisi sistem.
listrik, kebutuhan sistem proteksi yang
memadai tidak dapat dihindarkan. Untuk itu
suatu sistem proteksi harus dapat bekerja
secara maksimal.

Gbr. 3. Element Proteksi Sistem Tenaga Listrik

1. Rele Jarak.
Pada proteksi saluran udara tegangan
Gbr. 1 Jaringan Sistem Tenaga Listrik tinggi, rele jarak digunakan sebagai pengaman
Sumber : Proteksi Gardu Induk PT PLN (Persero) utama sekaligus pengaman cadangan untuk
saluran transmisi yang berdekatan. Hal ini
Sistem proteksi jaringan (SUTT dan didasarkan bahwa impedansi saluran transmisi
SUTET) terdiri dari proteksi utama dan berbanding luus dengan jaraknya sehingga
proteksi cadangan seperti berikut : memungkinkan dilakukan pengukuran
impedansi saluran berdasarkan panjang
1. Relai untuk proteksi utama salurannya. Prinsip dasar dari rele jarak adalah
a.Distance Relay (Basic atau Step, PUTT, berdasarkan rasio perbandingan tegangan dan
POTT, Blocking) arus gangguan yang terukur pada lokasi rele
b.Differential Relay (Pilot, Current, Phase) terpasang (apparent impedance), untuk
c.Directional Comparison Relay menentukan apakah gangguan yang terjadi
(Impedance, Current, Super Imposed) berada di dalam atau di luar zona yang
2. Proteksi cadangan adalah sebagai berikut : diproteksinya. Rele jarak hanya bekerja untuk
a.Sistem proteksi cadangan lokal : OCR & gangguan yang terjadi antara lokasi rele dan
GFR batas jangkauan (reach setting) yang telah
b. Sistem proteksi cadangan jauh : Zone 2 ditentukan. Rele jarak juga dapat bekerja untuk
mendeteksi gangguan antar fasa (phase fault)
maupun gangguan ke tanah (ground fault).
Rele jarak pada umumnya telah dilengkapi
elemen directional untuk menentukan arah
atau letak gangguan sehingga membuat rele
menjadi lebih selektif.

2. Karakteristik Kerja Rele Jarak


Rele jarak dapat diklasifikasi berdasarkan
karakteristik impedansi (R-X) di dalam
koordinat polar, jumlah input atau masukan
Gbr. 2. Blok Diagram Proteksi Penghantar rele, dan metode yang digunakan untuk
Sumber : Sistem Proteksi GI PT PLN (Persero)
membandingkan input tersebut. Umumnya
b. komponen Proteksi Sistem Tenaga Listrik metode yang digunakan adalah dengan
Sistem proteksi tenaga listrik pada membandingkan dua input untuk menentukan
umumnya terdiri dari beberapa komponen
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 219

apakah gangguan yang terjadi berada di dalam yang dapat mengirim dan menerima sinyal dari
atau di luar daerah kerja rele. satu atau beberapa rele di GI ke rele di GI yang
Rele jarak memiliki beberapa karakteristik lain. Peralatan teleproteksi merupakan
kerja, diantaranya: peralatan yang dapat mengirim dan menerima
1. Karakteristik Mho. sinyal (data or logic data) dari satu rele ke rele
Dalam diagram impedansi R-X merupakan yang lain. Apabila jarak antara satu GI dengan
lingkaran dimana diameter lingkaran tersebut GI yang lain cukup jauh maka diperlukan suatu
memotong titik pusat dari sistem koordinat dan media komunikasi yang dapat digunakan untuk
besarnya diameter tersebut menggambarkan mengirim sinyal. Saluran komunikasi yang
setelan jangkauan dan sudut fasa dari digunakan dapat berupa serat optik (fiber
karakteristik mho. Setelah jangkauan dan sudut optik), Power Line Comunication (PLC) atau
fasa dapat di atur sama dengan impedansi melalui gelombang mikro (microwave). Dasar
saluran transmisi yang diproteksinya. Rele pemilihan pola pengaman dengan
jarak ini akan bekerja apabila impedansi yang menggunakan teleproteksi adalah untuk
terukur berada didalam lingkaran. meningkatkan keandalan sistem yaitu jika
terjadi gangguan di luar zona satu rele tetapi
masih berada pada saluran yang diamankan
(ujung saluran transmisi), maka rele jarak yang
telah dilengkapi teleproteksi akan bekerja lebih
cepat dibandingkan rele jarak tanpa
teleproteksi. Waktu pemutusan gangguan yang
cepat pada saluran transmisi mempunyai
beberapa keuntungan yaitu :
a. Mengurangi kerusakan pada penghantar
b. Meningkatkan stabilitas sistem
c.Memungkinkan diterapkannta auto reclosing
Gbr. 4 Karakteristik Kerja Mho
untuk meningkatkan ketersediaan penghantar
3. Karakteristik Quadrilateral sehingga pemadaman dapat dikurangi.
Karakteristik kerja quadrilateral dapat
dibentuk dengan menentukan setelan forward Pola-pola pengamanan yang digunakan
reach dan resistive reach yang masing-masing pada rele jarak antara lain :
dapat di setel independen. Gambar 4
menunjukkan 4 setelan batasan atau jangkauan A. Pola DUTT (Direct Underreach Transfer
karakteristik kerja quadrilateral. Empat setelan Trip)
batas rele yaitu batas paling atas menunjukkan Salah satu cara yang paling sederhana
setelan jangkauan reaktansi, untuk mengurangi waktu pemutusan gangguan
Kemudian batas kiri dan kanan yaitu yang terjadi di ujung saluran transmisi adalah
setelan resistansi positif dan resistansi negatif dengan menerapkan direct transfer trip atau
serta batas bawah menunjukkan elemen sinyal trip secara langsung. Salah satu
directional. kekurangan dari pola teleproteksi ini adalah
adanya kemungkina kesalahan tripping
(unwanted tripping) yang disebabkan
gangguan pada peralatan teleproteksi, seperti
timbulnya noise maupun interferensi pada
saluran komunikasi. Hal ini dapat membuat
keandalan jaringan transmisi menjadi
berkurang. Untuk skema rangkaian logika pola
DUTT dapat di lihat seperti gambar 6,
.

Gbr. 5 Karakteristik Kerja Quadrilateral.

4. Pola Pengaman Teleproteksi Rele Jarak


Untuk dapat meningkatkan koordinasi
waktu sistem proteksi pada saluran udara
tegangan tinggi, diperlukan suatu peralatan
220 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

(directional relay contact) agar dapat bekerja


(tripping) hanya jika zona dua forward rele
bekerja. Gambar logika rangkaiannya seperti
ditunjukkan pada gambar 7 berikut :

Gbr. 6 Rangkaian Logika Direct Underreach Transfer


Trip
Gbr. 8 Rangkaian Permissive Overreach Transfer
B. Pola PUTT (Permissive Underreach
Trip
Transfer Trip)
Pola direct-reach transfer tripping yang D. Pola Blocking (Blocking Scheme)
telah dijelaskan sebelumnya dapat dibuat lebih Pada pola ini peralatan teleproteksi akan
aman dengan cara mengawasi sinyal yang mengirim sinyal ke peralatan TP pada gardu
doterima (received signal) dengan operasi dari induk didepannya apabila distance relay
zona dua rele jarak sebelum mengirim sinyal mendeteksi gangguan pada daerah belakang
trip secara langsung ke CB seperti pada (reverse zone). Pada gardu induk yang
gambar 6. Prinsip kerja dari pola PUTT adalah menerima sinyal, apabila distance relay
apabila gangguan di rasakan pada zona satu mendeteksi gangguan pada daerah depan
rele jarak, maka rele akan mengirim sinyal trip (forward zone) Zona 2 maka relai akan
ke CB dan pada saat yang bersamaan juga memberikan perintah blok (blocking).Apabila
mengirim sinyal ke rele di ujung terminal rele relai tidak menerima sinyal namun mendeteksi
lain. Rele yang menerima sinyal received gangguan pada daerah depan (zona 2), maka
hanya akan bekerja secara langsung apabila relai akan memberikan perintah trip seketika,
telah merasakan adanya gangguan pada zona sebagaimana terlihat pada Gambar 8.
dua rele itu sendiri. Pola PUTT mempunyai
kelebihan yaitu untuk gangguan di daerah
ujung saluran transmisi yang diamankan (zona
dua) maka rele di kedua ujung saluran yang
diamankan akan trip seketika karena menerima
sinyal trip dari kedua ujung yang lain.

Gbr. 9 Rangkaian Logika Pola Blocking

E. Rele Arus Lebih


Sistem proteksi pada saluran udara
tegangan tinggi menggunakan rele arus lebih
Gbr. 7 Rangkaian Logika Skema PUTT. dan rele gangguan tanah sebagai proteksi
cadangan lokal (lokal back up protection).
C. Pola POTT (Permissive Overreach Transfer
Rele arus lebih (Over current Relay)
Trip)
merupakan rele yang bekerja ketika arusnya
Prinsip kerja pola POTT adalah apabila ada
melebihi ambang-batas setelan yang telah
gangguan yang dirasakan oleh zone dua rele
ditentukan sebelumnnya, Rele arus lebih
jarak, maka rele akan mengirim sinyal ke rele
memiliki beberapa karakteristik kerja yaitu :
ujung terminal yang lain dan rele diujung
1. Rele sesaat (Instantaneous relay), rele yang
terminal yang lain tersebut hanya akan bekerja
bekerja secara langsung atau tanpa waktu
apabila gangguan juga dirasakan oleh zone dua
tunda berdasarkan perbedaan tingkat arus
rele tersebut. Sinyal yang diterima oleh rele,
gangguan pada lokasi yang berbeda.
umumnya dimonitor oleh kontak arah rele
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 221

2. Rele arus lebih definite independent time, (GFR) merupakan rele yang bekerja
merupakan rele yang berkerja berdasarkan berdasarkan besarnya arus residu yang
waktu tunda yang telah ditentukan mengalir dari sistem. Arus gangguan ke tanah
sebelumnya dan tidak tergantung pada dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
perbedaan besarnya arus gangguan. besarnya impedansi pentanahan (gorund
3. Rele waktu terbalik (Inverse Time), rele resistance), sehingga dapat menyebabkan level
yang bekerja dengan waktu operasi arus hubung singkat ke tanah menjadi lebih
berbanding terbalik terhadap besarnya arus kecil. Gambar berikut menunjukkan
yang terukur oleh rele. pengukuran arus residu dari sistem tiga fasa.
4. Inverse Definite Time Relay, rele ini
mempunyai karakteristik kerja berdasarkan
kombinasi antara invers dan rele definite.
Rele ini akan bekerja jika secara definite
bila arus gangguannya besar dan bekerja
secara inverse jika arus gangguannya kecil.

Berikut ini merupakan gambar kurva


karakteristik rele arus lebih :
Gbr. 11 Skema Pengukuran Arus Residu

2. Metodologi
A. Jenis Studi Kasus
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
studi kasus, yang bertujuan untuk melakukan
studi koordinasi rele proteksi untuk saluran
udara tegangan tinggi (SUTT) Gardu Induk
Payakumbuh – Gardu Induk Koto Panjang.

B. Data Yang Dibutuhkan


1. Data teknis saluran transmisi SUTT 150 kV
Payakumbuh-Koto Panjang.
2. Data teknis peralatan rele yang terpasang
untuk proteksi SUTT 150 kV Payakumbuh-
Koto Panjang.
Gbr. 10 Kurva Karakteristik Rele Arus Lebih. 3. Single Line Diagram Sistem 150 kV Gardu
Induk Payakumbuh.
F. Rele Gangguan Tanah
Gangguan ke tanah merupakan salah satu
C. Metode Pengambilan Data
ganguan yang paling sering terjadi pada
Untuk mendapatkan data-data yang
saluran transmisi, hal ini di karenakan
dibutuhkan dalam perhitungan dan analisa
transmisi yang digunakan menggunakan isolasi
maka dilakukan pengambilan data sebagai
udara sehingga sangat rentan terkena gangguan
berikut :
tanah. Untuk medapatkan sensitivitas dan
1. Studi Literatur dengan mengumpulkan dan
kecepatan operasi yang optimal, digunakan
mempelajari teori dan standar-standar
rele yang terpisah untuk mendeteksi adanya
teknis yang diperlukan dari buku-buku
arus yang mengalir dari sistem ke tanah atau
referensi, standar-standar dari PLN , IEC,
disebut juga residual current.
jurnal dan majalah
2. Langsung observasi ke lokasi tempat studi
IR = IA + IB + IC
kasus yaitu PT. PLN (Persero) UPT Padang
IR = Arus residu atau netral
Tragi Payakumbuh pada SUTT 150 kV
Koto Panjang – Payakumbuh.
Pada sistem tiga fasa yang seimbang atau
3. Diskusi dengan karyawan PT. PLN (
pada kondisi normal, arus yang mengalir ke
Persero ) yang bertugas pada Unit setempat.
tanah relatif mempunyai nilai yang kecil
(mendekati nol) dibandingkan arus yang
mengalir saaat terjadi ganggauan ke tanah.
Rele gangguan tanah atau ground fault relay
222 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

D. Metode Perhitungan Data 3. Analisa dan Pembahasan


Metode perhitungan / analisa data yang
dilakukan adalah dengan langkah-langkah
sebagai berikut : A. Gambaran Umum SUTT 150 kV
1. Menghitung nilai impedansi saluran SUTT Payakumbuh – Koto Panjang
Jaringan SUTT 150 kV Koto Panjang –
150 kV Payakumbuh-Koto Panjang.
Payakumbuh terdiri dari 248 tower, saluran
2. Menghitung nilai settingan rele jarak, rele
transmisi 2 line dan 2 kawat tanah dengan
arus lebih, dan rele gangguan tanah untuk
panjang total 84,844 kmr dan 169,688 kms.
SUTT 150 kV Payakumbuh-Koto Panjang.
Berikut ini data – data yang dibutuhkan dalam
3. Melakukan perhitungan koordinasi rele
perhitungan setelan rele proteksi baik sebagai
jarak, rele arus lebih , dan rele gangguan
proteksi utama maupun sebagai poteksi
tanah untuk SUTT 150 kV Payakumbuh-
cadangan.
Koto Panjang.
1. Data peralatan
Dalam melakukan analisa dan perhitungan
a. Spesifikasi rele proteksi
digunakan formula-formula yang diberikan
b.Rasio (CT) dan (PT)
pada landasan teori dan sebagai validasi
c.Impedansi,rasio dan kapasitas trafo daya
perhitungan digunakan software DigSILLENT
d.Impedansi penghantar atau saluran
Power Factory versi 15.1
transmisi
2. Konfigurasi sistem tenaga listrik
E. Flowchart Jalannya Penelitian
Konfigurasi sistem tenaga listrik yang
Bagaimana jalannya penelitian ini
digunakan untuk koordinasi setelan rele
ditunjukkan pada gambar 11.
proteksi pada saluran udara tegangan tinggi
adalah konfigurasi sistem 150 kV Sistem
Sumbagteng per April 2016.

3. Arus hubung singkat


Perhitungan arus hubung singkat untuk
koordinasi setingan rele arus lebih (OCR) dan
rele gangguan tanah (GFR) pada saluran
transmisi dilakukan menggunakan bantuan
aplikasi software DigSILLENT Power Factory
versi 15.1 dengan asumsi konfigurasi kondisi
sistem dalam keadaan operasi normal pada
tahun 2016. Pada simulasi ini untuk melihat
besarnya arus hubung singkat maksimum
menggunakan menu Calculation Short Circuit.
Arus hubung singkat maksimum merupakan
arus hubung singkat pada saat jumlah unit
pembangkit yang masuk/syncron dengan
sistem Sumbagteng maksimal. Asumsi yang
digunakan dalam membantu perhitungan ini
adalah :
a. Impedansi gangguan yang digunakan adalah
sebesar 0.1 Ohm untuk resistansi dan 0
Ohm untuk reaktansi.
b. Short circuit duration :
1. Breaker Time : 60 mili detik
2.Fault Clearing Time : 120 milidetik
sesuai SPLN No 52-1 Tahun 1984
c. Gangguan hubung singkat disimulasikan
pada saluran udara tegangan tinggi yang
menghubungkan GI Payakumbuh dan GI
Gbr 12. Flowchart jalannya penelitian. Koto Panjang.
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 223

Tabel 2 Perhitungan Settingan Rele OCR


150 kV SUTT Payakumbuh – Koto Panjang

Berdasarkan simulasi hubung singkat 3


Gbr 13. Diagram Satu Garis GIPayakumbuh – fasa pada aplikasi DigSILLENT Power Factory
GI Koto Panjang versi 15.1 didapatkan karateristik settingan rele
OCR sebagai berikut :
Data Impedansi SUTT 150 kV
Data impedansi saluran udara
tegangan tinggi dan panjang saluran yang
digunakan untuk perhitungan setelan proteksi
rele jarak adalah berdasarkan data yang
diperoleh dari P3B Sumatera. Data saluran
udara tegangan tinggi yang digunakan untuk
settingan rele proteksi pada GI Payakumbuh –
GI Koto Panjang dan arah sebaliknya adalah
sebagai
berikut :

Tabel 1. Data Impedansi SUTT 150 kV

Gbr 13 Karakteristik Perhitungan OCR SUTT


150 kV Payakumbuh – Koto Panjang

Dari gambar 13 dapat kita lihat


karakteristik perhitungan settingan OCR SUTT
150 kV Payakumbuh – Koto Panjang.
Settingan yang digunakan saat ini cukup
rendah sehingga kemungkinan penghantar trip
akibat beban lebih akan mudah terjadi, begitu
juga settingan apabila kita menggunakan data
beban tertinggi yang pernah dicapai, ini
menyebaban kemampuan penghantar menjadi
B. Setting Rele Proteksi SUTT 150 kV lebih rendah dari kemampuan menghantarkan
Payakumbuh – Koto Panjang. arus maksimal yang ia miliki. Namun apabila
Perhitungan setelan rele proteksi kita menggunakan settingan berdasarkan CT
dilakukan dengan melakukan perhitungan primer maka settingannya terlalu tinggi
secara manual berdasarkan kelengkapan data- sehingga dapat merusak peralatan terutama
data yang telah diperoleh. disini dapat mengakibatkan penghantar atau
konduktor menjadi overheat yang sangat
1. Perhitungan Setelan Rele Arus Lebih beresiko jika dibiarkan. Maka settingan yang
paling optimal adalah settingan dengan
menggunakan kemampuan peralatan terendah
dalam hal ini kemampuan penghantar atau
dikenal dengan CCC (Current Carrying
Capasity), settingan ini tidak terlalu rendah
ataupun tidak terlalu tinggi dan aman bagi
seluruh peralatan.
224 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang

rele, begitu juga dengan perhitungan


berdasarkan beban tertinggi yang settingannya
2. Perhitungan Setelan Rele Gangguan juga cukup rendah. Namun apabila kita
Tanah menggunakan settingan berdasarkan CT
Merk Rele : Siemens Reyrolle primer maka settingannya terlalu tinggi
Type : 7SR11 sehingga rele menjadi tidak akurat dalam
Konduktor : ACSR HAWK 1x330 mendeteksi gangguan. Maka settingan yang
mm2CCC=790 paling optimal adalah settingan dengan
Karakteristik : Standard Inverse – IEC menggunakan kemampuan peralatan terendah
Settingan GFR yang terpasang : dalam hal ini kemampuan penghantar atau
Arus Setting : 0.10* In Amp td / t : 0.550 (SI- dikenal dengan CCC (Current Carrying
IEC) Capasity), settingan ini dirasa cukup optimal
Inst. : Block * In Amp dan dapat menjaga keamanan maupun lifetime
td / t : Block (Definite) seluruh peralatan.
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐶𝑇 = 1250/5
𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒, 𝐼𝑛 = 5 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒 3. Setelan Rele Distance Payakumbuh –
Berdasarkan hasil simulasi DigSILLENT Koto Panjang
untuk gangguan hubung singkat satu fasa
ke tanah pada penghantar 150 kV GI Tabel 4 Data Distance Scheme Rele Jarak
Payakumbuh ke GI Koto Panjang, didapatkan
arus hubung singkat maksimum : 𝐼s = 3493 𝐴.
Tabel 3. Perhitungan Settingan Rele GFR 150
kV SUTT Payakumbuh – Koto Panjang

Berdasarkan simulasi hubung singkat 1


fasa ke tanah pada aplikasi DigSILLENT
Power Factory versi 15.1 didapatkan
karateristik settingan rele GFR sebagai berikut
:
Waktu Tunda : T1 = 0.00 sec
T2 = 0.40 sec
T2 = 1.20 sec

Berdasarkan perhitungan ulang settingan


rele jarak untuk saluran udara tegangan tinggi
pada penghantar 150 kV dari GI Payakumbuh
ke GI Koto Panjang, diperoleh karakteristik
kerja rele jarak seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini (berdasarkan simulasi
DigSILLENT Power Factory ) :

Gbr. 14 Karakteristik Perhitungan GFR


SUTT 150 kV Payakumbuh – Koto Panjang.

Dari gambar diatas dapat dilihat


karakteristik GFR SUTT 150 kV Payakumbuh
– Koto Panjang. Settingan yang digunakan saat
ini cukup rendah, hal ini agak sedikit beresiko
karena ada kemungkinan trip akibat gangguan
ground fault di trafo atau terjadi mal fungsi
Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 225

Referensi
[1] Arismunandar, A.,dan Susumu
Kuwahara. 2004. Teknik Tenaga Listrik
Jilid III. Jakarta : PT Pradnya Paramita
[2] Mardensyah, Adrial. 2008. Studi
Perencanaan Koordinasi Rele Proteksi
Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi
Gardu Induk Gambir Lama – Pulomas.
Universitas Indonesia,
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/12405
7-R030814-Studi%20perencanaan
Analisis.pdf
[3]. Nugroho, Arif Setyo. 2011. Koordinasi
Gbr 15. Karakteristik Kerja Rele Jarak SUTT
Relay Jarak, Relay Arus Lebih dan
150 kV Payakumbuh – Koto Panjang
Relay Gangguan Tanah Terhadap
Tahanan Resistif Gangguan Hubung
4. Simpulan Singkat. Universitas Diponogoro,
Berdasarkan perhitungan dan analisa http://undip.ac.id/25379/1/ML2F002559
tentang setting relay OCR, GFR dan Dinstance .pdf
maka dapat disimpulkan sebagai berikut : [4]. Priyono, Sugeng, 2011. Koordinasi
1. Untuk mengantisipasi kegagalan operasi Sistem Proteksi Trafo 30 MVA di Gardu
rele jarak maka digunakan rele arus lebih Induk 150kV Krapyak,
dan rele gangguan tanah sebagai proteksi http://.undip.ac.id/25638/1/ML2F30351
cadangan lokal pada saluran udara 9.pdf
tegangan tinggi dengan waktu tunda yang [5]. PT PLN (Persero). 2014. KEPDIR 0520-
disetel lebih lama dari waktu tunda zone 3 Buku Pedoman Pemeliharaan
dua rele jarak. Berikut adalah koordinasi Proteksi dan Kontrol Penghantar.
settingan rele arus lebih dan rele Jakarta : PT PLN (Persero)
gangguan tanah : [6]. Supriyadi, Edy. 2005. Sistem Pengaman
Rele Arus Lebih TMS = 0.45 (T= 1 dt) Tenaga Listrik. Jakarta : Adicipta Karya
Rele Gangguan Tanah TMS = 0.63 (T= 1 dt) Nusa
2. Dengan memperhitungkan faktor [7] https://www.academia.edu/6702161/
kesalahan pada proteksi rele jarak sebagai Salurn_Transmisi_Tegangan_
pengaman utama sekaligus pengaman Tinggi_Udara
cadangan jauh untuk saluran udara [8]. http://ilmulistrik.com/sistem-
tegangan tinggi 150 kV GI Payakumbuh – proteksi penghantar.html
Koto Panjang yang memiliki panjang
saluran 85.11 km, maka koordinasi
setelan yang didapatkan adalah :
Phase Fault Zona 1 = 68.08 𝑘𝑀 (T=0.0 dt),
Zona 2 = 101.02 𝑘𝑀 (T=0.4dt), Zona 3 =
173.68 𝑘𝑀 (T=1.2 dt)
Ground Fault Zona 1 = 2.57 + j 5.18 Ω
(T=0.0 dt), Zona 2 = 4.00 + j 7.77 Ω
(T=0.4 dt), Zona 3 = 5.48 + j 13.27 Ω
(T=1.2 dt)
3. Untuk gangguan-gangguan yang temporer
rele jarak dapat dikoordinasik rele
penutup balik otomatis yang bekerja
untuk menutup pemutus tenaga secara
otomatis. Settingan koordinasi rele
penutup balik otomatis yang digunakan
adalah: Dead Time = 1 dt dan Reclaim
Time = 40 dt

Anda mungkin juga menyukai