1 PB
1 PB
*randysepniko@yahoo.com
**
muradms@ft.unp.ac.id
Abstract. This study discusses optimal solution to handle water entering coal mining Block B PT.
Minemex Indonesia. Water comes from ground water and surface runoff that floods the ground
floor of the mining work area, causing coal cannot be carried out. To determination runoff and
groundwater discharge into the mining, we have to know its debit. We also determinate
dimensions of open channel, sump, and settling pond, and also capacity of the pump used. The
results, pit B mining PT. Minemex Indonesia has a total catchment area of 47.3 ha with
3
maximum daily rainfall of 94,44 mm/day. Total debit is 1,22651 m /second, maximum capacity of
3
sump is 85.775 m , with 123 m x 123 m surface dimensions, and 116 m x 116 m at the base and
6 m depth. The trapezoidal-shaped open channel sare located on the mining front to drain the
water to sump, and near the settling pond to drain the pumped water from the sump to the
settling pond. By using HDPE pipes and 3 units Coates HL-200 centrifugal pumps that have 63
meters maximum head and 107 liters/second maximum pumping debit, water will be pumped
3
into settling pond which has 5 compartments and 10.400,4 m overall volume.
1457
2.1.5 Metode Pemotongan / Penggalian Air bertujuan untuk menampung air limpasan yang menuju
m
Tanah lokasi penambangan. Air limpasan akan masuk ke
saluran–saluran
saluran yang kemudian dialirkan ke kolam
Metode ini digunakan untuk mengatasi air tanah dimana penampung atau dibuang langsung ke tempat
lapisan akuifernya terletak pada permukaan atau pada pembuangan dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
lapisan atas. Cara ini dilakukan dengan
menggali/memotong lapisan akuifer tersebut, sehingga
sehin
air tanah tidak menerus ke dalam pit,, kemudian bekas 2.2.3 Sistem Adit
galian diisi dengan material yang kedap air.
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air
pada tambang terbuka yang mempunyai banyak jenjang.
2.1.6 Metode Kombinasi dengan LubangBukaan Saluran horizontal yang dibuat dari tempat kerja
Tambang Bawah Tanah menembus ke shaft yang dibuat disisi bukit untuk
pembuangan air yang masuk ke dalam tempat kerja.
Metode ini dilakukan dengan membuat lubang bukaan Pembuangan an dengan sistem ini biasanya mahal,
tambang bawah tanah secara mendatar, kemudian padap disebabkan oleh biaya pembuatan saluran horizontal
lubang bukaan mendatar tersebut dibuat lubang bukaan tersebut dan shaft.
secara vertikal ke atas menembus lapisan akuifer untuk Bentuk metode mine dewatering dapat dilihat pada
menurunkan muka air tanah. Air akan mengalir secara Gambar 2.
gravitasi, sehingga tidak dibutuhkan pemompaan.
Bentuk metode mine drainage dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 2. Bentuk-Bentuk
Bentuk Metode Mine Dewatering
(x x )2
(7)
2.5 Air Tanah n 1
1459
instalasi yang akan dilayani oleh pompa tersebut,
I = (8) sehingga julang total pompa dapat dituliskan sebagai
berikut[4,6,10,13].
. = ℎ/ + ∆ℎ1 + ℎ2 + ℎ/3 + ℎ3
= 0,0195 ,
× , (9) (12)
-
V= %&' & &' + %&' *&+&ℎ X t (11) 10,666 -,
.2 = ×
5 -, 6
(15)
,
Head total pompa untuk mengalirkan sejumlah air f = Koefisien kerugian pada belokan
seperti yang direncanakan dapat ditentukan dari kondisi
1460
2.10.2 Persentase Pengendapan
6 , B ,
7 = 90,131 + 1,847 > @ A × > @
2 90
(17)
Perhitungan persentase pengendapan ini bertujuan untuk
mengetahui kolam pengendapan yang akan dibuat dapat
D = Diameter dalam Pipa (m) berfungsi untuk mengendapkan partikel padatan yang
V = Kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
R = Jari jari lengkung sumbu belokan (m)
terkandung dalam air limpasan tambang. Perhitungan
B = Sudut belokan (derajat) tersebut memerlukan data-data antara lain persen (%)
padatan dan persen (%) air yang terkandung dalam
lumpur. Waktu yang dibutuhkan oleh partikel untuk
2.9.6 Kerugian head kecepatan (hv) mengendap dengan kecepatan (v = m/s) sejauh (h)[16]
adalah :
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan head
kecepatan aliran air[4,6,10] adalah: J
tv = (21)
3
C
ℎ3 =
2×D
(18) tv = Waktu pengendapan partikel (menit)
vt = Kecepatan pengendapan partikel (m/detik)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2) h = Kedalaman Saluran (m)
v = kecepatan aliran rata-rata di dalam pipa (m/s)
Jika:
2.10 Kolam Pengendapan Lumpur K
vh = (22)
#
Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan
vh = Kecepatan mendatar partikel (m/detik)
lumpur-lumpur atau material padatan yang bercampur Q = Debit aliran yang masuk ke kolam
dengan air limpasan yang disebabkan adanya aktivitas pengendapan(m3/detik)
penambangan maupun karena erosi. Di samping tempat A = Luas permukaan saluran (m2)
pengendapan, kolam pengendapan juga dapat berfungsi
sebagai tempat pengontrol kualitas dari air yang akan Waktu yang dibutuhkan partikel untuk keluar dari
dialirkan ke perairan umum, baik itu kandungan kolam pengendapan dengan kecepatan Vh adalah:
materialnya, tingkat keasaman ataupun kandungan
$
material lain yang dapat membahayakan lingkungan. th = (23)
LJ
Dengan adanya kolam pengendapan diharapkan semua
air yang keluar dari daerah penambangan benar-benar P = Panjang kolam pengendapan (m)
air yang sudah memenuhi ambang batas yang diizinkan
oleh Keputusan menteri Lingkungan Hidup[14]. Perhitungan persentase pengendapan dapat dilihat
sebagai berikut,.
2.10.1 Kecepatan Pengendapan Partikel ℎ
%N= × 100
ℎ+ C
(24)
Kecepatan pengendapan dapat dihitung dengan
menggunakan hukum Stokes dan hukum Newton. % P = Persentase pengendapan (%)
Hukum Stokes berlaku bila padatannya kurang dari th = Waktu yang dibutuhkan partikel untuk keluar dari
40%, sedangkan padatan yang lebih dari 40% berlaku KPL
untuk hukum Newton[5,15] tv = Waktu yang dibutuhkan oleh partikel untuk
Hukum Stokes mengendap
D × 6 × E' − E&
C= 2.10.3 Waktu Pengerukan Settling pond
18μ
(19)
= 0,05891
4.6 Perhitungan Debit Air Tanah
0,77 -0,385
= 0,0195 (780,85 x 0,05891 ) Pengukuran kenaikan muka air di sump dilakukan
= 9,79013 jam dengan menggunakan alat total station. Hasil
perhitungan debit air tanah dapat dilihat pada Tabel
5berikut.
4.3.2 Perhitungan Intensitas Hujan
I =
1463
, U noq , U
hpb = 10,33 1 −
4.7 Perhitungan Kapasitas Pompa
, U n , U
Diketahui: = 10,33 1 −
Q = 1,22651 m3/detik = 10,281 m
D = 18 Jam = 0,75 hari Δhp = hpa – hpb
Maka: = 10,333m – 10,281 m
Volume total air yang masuk/jam
= 0,052 m
= 1,22651 m3/detik × 3600 detik/jam
= 4.415,4m3/jam 4.8.3 Head Loss
Debit pompa yang dibutuhkan:
Julang gesek pipa hisap
4.415,4 m3/jam
1 = - ,UUU K!,rs
0,75 × 3600 × 24 hf= ×
t !,rs uv,rs
3
= 0,0681 m /detik - ,UUU × , U -!,rs
hf = !,rs × , v,rs ×2
3
Debit total pompa =0,0681m /detik x 3 pompa -
= 0,2043m3/detik hf = 0,036 m
Julang gesek pipa buang
= 13238,64 m3 /hari - ,UUU K!,rs
hf = ×
t !,rs uv,rs
Dari hasil penelitian pompa yang digunakan untuk
- ,UUU × , U -!,rs
mengeluarkan air yang masuk ke dalam tambang adalah hf = !,rs × ,- v,rs × 266,393
-
pompa Coates HL 200. dapat dilihat pada Gambar 3 di
bawah ini. hf =19,264 m
Jadi julang gesek total pada pipa adalah
Head Belokan
|
ℎ/3 = 7 { }
2D
6 ,
B ,
7 = 90,131 + 1,875 > @ A×> @
2 90
u
R = jari-jari lengkung belokan (m) = !
~p• €
Kecepatan aliran pada pipa buang:
Gambar 3. Pompa Coates HL 200
|=
"
0,0681 • ⁄‚ƒ x„
4.8 Perhitungan Head Total Pompa
|= -
4.8.1 Head of static (hs) ×…×6
0,0681 • ⁄‚ƒ x„
|=-
hs = hb – ha
× 3,14 × 0,1524
= 40 m – (-2m)
= 42 m | = 3,735 •/‚ƒ x„
Untuk melihat hasil perhitungan head belokan
4.8.2 Head of preasure pompa, dapat dilihat pada Tabel 6.
, U nop , U
hpa = 10,33 1 − 4.8.4 Head of Velocity (Julang Kecepatan)
, U n , U ,
= 10,33 1 − = 10,33m ℎ3 = = 0,7118 •ƒ ƒ†
×V,
1464
Š +[
|= ׋
Tabel 6. Head Belokan Pompa
V G D
Θ
R
F
hsv Total
2 2
2
(m/s) (m/s ) 2
(m) (m) (m) X = luas atas (m )
3,735 9,8 0,152 16 1,084 0,055 0,039 Y2 = luas bawah (m2)
3,735 9,8 0,152 17 1,020 0,057 0,041 Z = kedalaman (m)
3,735 9,8 0,152 12 1,450 0,048 0,034
3,735 9,8 0,152 17 1,020 0,057 0,041 Untuk sumuran dengan bentuk trapesium
3,735 9,8 0,152 14 1,241 0,052 0,037 kemiringan sumuran adalah sebesar 60º dan kedalaman
3,735 9,8 0,152 20 0,864 0,062 0,044 kolam (Z) yang direncanakan adalah 6 meter, adapun
3,735 9,8 0,152 12 1,450 0,048 0,034 perhitungannya adalah sebagai berikut:
U
3,735 9,8 0,152 17 1,020 0,057 0,041 Œ= = 3,46
~p• U °
Jumlah 0,311
Š =2 Œ +[
Š = 2 3,46 + [ = 6,92 + [
4.8.5 Head Total
Diketahui volume trapesium:
Ž• R• ‘
| = ׋
Julang total pompa (H)
’ U,V R• R• “
H = hs + Δhp + hf + hsv +hv = ×6
= 47,88 + 13,84 [ + [ + [ ×3
= 42 + 0,052 + 19,3 + 0,311+ 0,7118 = 143,64 + 41,52 [ + 6 [
= 62,374 m Nilai V telah diketahui berdasarkan volume
sumpoptimal yang direncanakan, sehingga persamaan
4.9 Pemilihan Pompa diatas menjadi:
| = 143,64 + 41,52 [ + 6 [
Jumlah pompa yang dibutuhkan untuk mengatasi debit 85.169,6 = 143,64 + 41,52 [ + 6 [
air yang masuk ke tambang adalah : 6 [ + 41,52 [ − 85.169,6 = 0
ˆ &O
‡%•O&ℎ wˆ•w& =
wˆ•w& Untuk mencari nilai Y dapat digunakan rumus abc
‡%•O&ℎ wˆ•w&
sebagai berikut:
105.970,4 m3/hari −* ± •*² − 4&—
= [ =
0,107 • ⁄‚ƒ x„ × 3600 ‚ƒ x„ × 18 ‡&•/ℎ&†x 2&
diketahui:
‡%•O&ℎ wˆ•w& = 15,283 = 16pompa a =6
b = 41,52
4.10 Perencanaan Sump c = -85.169,6
1465
Volume maksimum yang dapat ditampung oleh b/d = 2 {(1 + m2)0.5 - m}
sump dengan dimensi di atas adalah: = 2 {(1 + 0,582)0.5 – 0,58}
b = 1,15 d
Ÿ 123m × 123m + 116 m × 116 m
Volume = × 6m
2
Kemudian substitusikan nilai b ke dalam rumus luas
= 85.775m penampang basah saluran (A) sebagai berikut:
A = (b x d) + (m x d2)
Maka ukuran volume sump optimal yang akan = (1,15d x d) + (0,58 x d2)
dibuat untuk menampung air yang masuk ke lokasi
= 1,732 d2
penambangan dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai d, maka
substitusikan lagi persamaan luas penampang ke dalam
123 M persamaan mencari debit saluran terbuka (Q), dimana
nilai debit limpasan sudah diperoleh sebesar
1,2092 m ⁄detik, kemiringan saluran 0,25%, dan
koefisien manning sebesar 0,03 karena tipe dinding
123 M saluran yang ada berupa tanah. Selanjutnya akan
6M
diperoleh nilai d dengan menggunakan rumus debit
saluran terbuka sebagai berikut.
1466
Bentuk dan ukuran dimensi saluran terbuka di front B = 1,291 m
penambangan yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 5
berikut.
B = 2,626 m
600
1467
kolam pengendapan yang akan dibuat adalah 10.400,4 P adalah Panjang aliran dalam kolam pengendapan.
m3. Dimana panjang aliran dianggap sama dengan sisi lebar
Ukuran dimensi kolam pengendapan yang dibuat kolam ditambah dengan lebar sekat. Nilai P untuk setiap
juga harus mempertimbangkan spesifikasi alat gali yang kompartemennya berbeda sehingga waktu yang
akan beroperasi dalam perawatan kolam, alat yang dibutuhkan material untuk keluar dari kolam
digunakan adalah PC 200 LC-8 dengan spesifikasi pengendapan juga berbeda. Kolam pengendapan
sebagai berikut: rencana memiliki 5 kompartemen dengan ukuran 25 m x
Kapasitas bucket = 0,8 m3 18,5 m x 5 m.
Kemampuan kedalaman penggalian = 6,62 m
Jangkauan mendatar maksimum = 9,875 m Kapasitas 1 kompartemen
Lebar alat =4m
n- , R n-U,
|= Š5
Tabel 6. Dimensi Kolam Pengendapan
Komponen Kolam = 2105 m3
No Ukuran
Pengendapan
Berikut adalah nilai P untuk setiap kompartemen:
1 Lebar atas kolam 25 meter
Pkompartement 1 = 25m
2 Lebar bawah kolam 23 meter
Pkompartement 2 = 25m + 5m + 25m = 55m
3 Panjang atas kolam 112,5 meter
Pkompartement 3 = 25m + 5m + 25m + 5m + 25m = 85 m
4 Panjang bawah kolam 110,5 meter Pkompartemen 4 = 25m + 5m + 25m + 5m + 25m + 5m +
5 Lebar atas penyekat 5 meter 25m = 115 m
6 Lebar bawah penyekat 7 meter Pkompartemen 5 = 25m + 5m + 25m + 5m + 25m + 5m +
7 Panjang atas penyekat 23 meter 25m +5m+25m = 145 m
8 Panjang bawah penyekat 23 meter
9 Banyak kompartemen 5 Maka waktu yang dibutuhkan material endapan
Lebar atas masing-masing untuk keluar dari kolam pengendapan (th) sejauh Ptotal
10 18,5 meter
kompartemen adalah:
Lebar bawah masing-masing «- §
th1 = = = 6.830,6 detik = 113,84 menit
11
kompartemen
16,5 meter ¬- , UU §/£¤~¥¦
« §
Banyak penyekat 4 th2 = = = 15.027 detik = 250,45 menit
¬- , UU §/£¤~¥¦
12
13 Kedalaman kolam 5 meter « §
th3 = = = 23.224,04 detik
14 Kapasitas seluruh kompartemen 10.400,4 m3 ¬- , UU §/£¤~¥¦
15 Kapasitas tiap kompartemen 2.080,08 m3 = 387,06 menit
« -- §
th4 = = = 31.420,48 detik
¬- , UU §/£¤~¥¦
4.11.3 Perhitungan Persentase Pengendapan = 523,67 menit
« - §
th5 = = = 39.617,48 detik
Waktu yang dibutuhkan partikel untuk mengendap ¬- , UU §/£¤~¥¦
, - § /£¤~¥¦
% Pengendapan Kompartemen 4
,U
Vh =
, ª
= 0,00366 m/detik = × 100% = 92,41 % - 90 % = 2,41 %
,U R ,VV
% Pengendapan Kompartemen 5
UU , V
× 100% = 93,88 % - 92,41 % = 1,47 %
Sehingga th (waktu yang dibutuhkan air dan material
=
tersuspensi keluar dari kolam pengendapan) dapat dicari UU , V R ,VV
dengan rumus:
Setelah % pengendapan masing-masing
$ kompartemen diketahui, selanjutnya dapat dihitung
th =
LJ
padatan yang masuk pada setiap kompartemen dengan
1468
debit 0,321 m3/detik dan dengan volume padatan masuk 1. Lebar atas kolam = 25 m
(Vpm) sebesar 0,000031 m3/detik adalah: 2. Lebar bawah kolam = 23 m
3. Panjang atas kolam = 112,5 m
K1 = 0,000031 m3/detik x 3.600 x 18 jam x 72,58% 4. Panjang bawah kolam = 110,5 m
= 1,457 m3/hari 5. Lebar atas penyekat =5m
K2 = 0,000031 m3/detik x 3.600 x 18 jam x 12,76 % 6. Lebar bawah penyekat =7m
= 0,256 m3/hari 7. Panjang penyekat = 23 m
K3 = 0,000031 m3/detik x 3.600 x 18 jam x 4,66 % 8. Banyak kompartmen =5
= 0,093 m3/hari 9. Lebar atas masing-masing compartment = 18,5
K4 = 0,000031 m3/detik x 3.600 x 18 jam x 2,41% 10. Lebar bawah masing-masing kompartmen= 16,5m
= 0,048 m3/hari 11. Banyak penyekat =4
K5 = 0,000031 m3/detik x 3.600 x 18 jam x 1,36% 12. Kedalaman kolam =5m
= 0,029 m3/hari 13. Kapasitas seluruh kompartmen = 10.400,4 m3
14. Kapasitas tiap kompartmen =2.080,08m3
Dari hasil analisis data yang dilakukan pada pit
penambangan Blok. PT Minemex Indonesia, air yang
masuk ke dalam tambang berasal dari air tanah dan air 5 Kesimpulan dan Saran
limpasan. Perhitungan debit air tanah dilakukan dengan
melihat tinggi elevasi permukaan sump dan luas bukaan 5.1 Kesimpulan
sump pada saat pompa dimatikan dalam keadaan cuaca
cerah (tidak hujan), ketika diamati pada selang waktu 3 1. Debit limpasan yang masuk ke front penambangan
jam terjadinya perbedaan elevasi muka air akibat dari Batubara Blok B PT. Minemex Indonesia Desa
adanya zona akuifer. Pengukuran debit air tanah Talang Serdang Kecamatan Mandiangin Kabupaten
dilakukan menggunakan alat total stations. Dari analisis Sarolangun Provinsi Jambi adalah sebesar 1,2092
data yang telah dilakukan diperoleh debit air tanah m3/detik.
sebesar 0,01731 m3/detik. 2. Debit air tanah yang masuk ke front penambangan
Limpasan adalah semua air yang mengalir akibat Batubara Blok B PT. Minemex Indonesia Desa
hujan yang bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke Talang Serdang Kecamatan Mandiangin Kabupaten
tempat yang lebih rendah tanpa memperhatikan asal Sarolangun Provinsi Jambi adalah sebesar 0,05194
atau jalan yang di tempuh sebelum mencapai saluran. m3 /detik.
Perhitungan debit air limpasan dengan metode rasional 3. Ukuran dimensi saluran terbuka yang dibuat pada
sehingga diperoleh besar debit limpasan sebesar 1,2092 front penambangan Batubara Blok B PT. Minemex
m3/detik. Maka dari hasil analisis tersebut didapatkan Indonesia Desa Talang Serdang Kecamatan
besar debit total sebesar 1,22651 m3/detik m3/detik. Mandiangin Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi
Berdasarkan hasil perhitungan debit total air yang adalah sebagai berikut:
masuk ke dalam tambang, maka volume air yang masuk 1) Ukuran dimensi saluran terbuka di front
ke sump dalam jangka waktu 1 hari adalah 105.970,4 penambangan
m3/hari. Sementara itu pompa yang bekerja hanya Panjang sisi luar saluran (a) = 1,404 m
mampu mengeluarkan air dalam satu hari sebesar Lebar dasar aluran (b) = 1,216 m
20.800,8 m3/hari. Maka dari itu diperlukan kajian Lebar permukaan (B) = 2,626 m
mengenai pengendalian air yang masuk ke dalam Kedalaman (h) = 1,216 m
tambang seperti pembuatan saluran yang baik, Kedalaman aliran (d) =1,058 m
rancangan sump dengan ukuran dimensi yang sesuai, Kemiringan dasar saluran = 0,25 %
serta jumlah pompa yang harus dibutuhkan untuk 2) Ukuran dimensi saluran terbuka di settling pond
menampung volume maksimum sebesar 85.169,6 m3, Panjang sisi luar saluran (a) = 0,690 m
perlu melakukan perubahan dimensi sump sebagai Lebar dasar aluran (b) = 0,598 m
berikut: Lebar permukaan (B) = 1,291 m
1. Panjang permukaan sump = 123 m Kedalaman (h) = 0,598 m
2. Lebar permukaan sump = 123 m Kedalaman aliran (d) = 0,520 m
3. Panjang dasar sump = 116 m Kemiringan dasar saluran = 0,25 %
4. Lebar dasar sump = 116m 4. Ukuran dimensi sump dan settling pond yang dibuat
5. Kedalaman =6m pada front penambangan Batubara Blok B PT.
Minemex Indonesia Desa Talang Serdang
Untuk ukuran dimensi settling pondagar Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun
pengendapannya maksimal, maka penulis Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:
mengasumsikan untuk membuat dimensi kolam 1) Ukuran dimensi sump
pengendapan mempertimbangkan debit pemompaan Panjang permukaan sump = 123 m
selama 1 shift kerja (9 jam). Total debit 3 pompa adalah Lebar permukaan sump = 123 m
0,321 m3/detik. jadi selama 9 jam kerja maka debit Panjang dasar sump = 116 m
pemompaan sebesar 10.400,4 m3. Maka didaptakan Lebar dasar sump = 116 m
ukuran dimensi settling pond sebagai berikut. Kedalaman sump =6m
1469
2) Ukuran dimensi settling pond Sumatera Selatan. J. Teknologi Pertambangan.
Lebar atas settling pond = 25 m (2014)
Lebar bawah settling pond = 23 m [8] Yusran, Khairudin, dkk. Sistim Penyaliran
Panjang atas settling pond = 112,5 m Tambang Pit AB Eks Pada PT. Andalan Mining
Panjang bawah settling pond = 110,5 m Jobsite Kaltim Prma Coal Sangatta kalimantan
Lebar atas penyekat =5m Timur. J. Geomine. Vol. 03. Hlm. 170-176 (2015)
Lebar bawah penyekat =7m [9] Nauli, Fitri, dkk. Rancangan Sistem Penyaliran
Panjang penyekat = 23 m pada Tambang Batubara Tambang Air Laya
Banyak kompartemen =5 Tanjung Enim Sumatera Selatan. Yogyakarta: J.
Lebar atas tiap kompartemen = 18,5 m Program Magister Teknik Pertambangan UPN
Lebar bawah tiap kompartemen = 16,5 m (2014)
Banyak penyekat =4 [10] Titi sariwati, Indun, dkk. Rancangan Teknis Sistem
Kedalaman kolam =5m Penyaliran Tambang pada Pit 3000 Block 5 South
Kapasitas seluruh kompartemen=10,400,4 m3 Block PT. Trubaindo Coal Mining, Kabupaten
Kapasitas tiap kompartemen =2.080,08 m3 Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. J.
5. Jumlah pompa yang dibutuhkan umtuk Teknologi Pertambangan. Vol. 1 No. 1. Hlm. 52-
mengeluarkan air dari sump menuju settling pond 57 (2015)
pada pit penambangan Batubara Blok B PT. [11] Suhendra, Yudha Krisna, dkk. Kajian Teknis
Minemex Indonesia Desa Talang Serdang Sistim Penyaliran Tambang Terbuka di PT
Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun Megumy Inti Anugerah Kabupaten Berau Provinsi
Provinsi Jambi berjumlah 16 pompa. Kalimantan Timur. J. Teknologi Pertambangan.
Vol. 1 No. 1. Hlm. 29-32 (2015)
1.2 Saran [12] Setiawan, Endra, dkk. Kajian Teknis sistem
Penyaliran pada Tambang Batubara di Pit Small
1. Memperhatikan kemiringan lantai bukaan tambang PT. Pipit Mutiara Jaya Site Bebatu, Provinsi
pada saat penggalian sehingga air dapat mengalir Kalimantan Utara. J. Teknologi Pertambangan.
dengan baik menuju sump sehingga tidak terjadi Vol. 1 No. 2. Hlm 09-13 (2016)
genangan air pada lantai bukaan tambang. [13] Sularso, Tahara. Pompa dan Kompresor. Jakarta:
2. Perlu adanya perhatian dalam perawatan saluran Pradnya Pramita (2000)
terbuka di front penambangan secara teratur, agar [14] Keputusan Mentri Lingkungan Hidup Nomor 113.
saluran terbuka dapat berfungsi dengan baik dan Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan
optimal. atau Kegiatan Pertambangan Batubara (2013)
3. Perlu adanya perencanaan untuk jadwal perawatan [15] Hartono. Diktat Kuliah Sistem Penyaliran
settling pond secara berkala agar settling pond dapat Tambang. Yogyakarta: Universitas Pembangunan
berfungsi secara optimal. Nasional “Veteran” Yogyakarta (2013)
[16] Isnaeni, dkk. Kajian Teknis Dimensi Kolam
Pengendapan di Settling Pond 71 C PT. Perkasa
Daftar Pustaka Inakakerta, Kecamatan Bengalon, Kabupaten
[1] Gautama, Rudi Sayoga. Sistem Penyaliran Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. J.
Tambang. Jurusan Teknik Pertambangan FTM Teknologi Pertambangan. Vol. 1 No. 2. Hlm 32-37
:ITB (1999) (2016)
[2] Triatmodjo, Bambang. Hidrologi Terapan. [17] Nawawi, Hadari, dkk. Penelitian Terapan.
Yogyakarta: Beta Offset (2008) Yogyakarta. Gadjah Mada University Press (2001)
[3] Soemarto, CD. Hidrologi Teknik. Jakarta:
Erlangga (1995)
[4] Endriantho, Muhammad, dkk. Perencanaan Sistim
Penyaliran Tambang Terbuka Batubara. J.
Geosains. Vol. 09 No. 01. Hlm. 29-39 (2013)
[5] Syarifuddin, dkk. Kajian Sistim Penyaliran Pada
Tambang Terbuka Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan. J. Geomine. Vol. 5
No. 2. Hlm. 84-89 (2017)
[6] Saismana, Uyu, dkk. Kajian Teknis Sistem
Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT.
Dewa, Tbk site Asam-asam, Kabupaten Tanah
Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. J. Sains &
Teknologi. Hlm 33-38 (2016)
[7] Saputra, M. Rully, dkk. Kajian Teknis Sistem
Penirisan pada Pit Tambang Batubara PT.
Dizamatra Powerindo, Kabupaten Lahat, Provinsi
1470