Anda di halaman 1dari 20

KONTROVERSI STEMCELL SEBAGAI PENEMUAN

BARU DALAM DUNIA KEDOKTERAN



BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat di era globalisasi saat ini. Salah
satunya di bidang kedokteran. Banyak sesuatu yang telah diberikan atau disumbangkan dengan
adanya ilmu kedokteran kepada masyarakat. Perkembangan itu didukung dengan banyaknya para
ahli yang melakukan penelitian dan menelaah tentang sesuatu hal yang masih harus diteliti.
Penelitian para ahli tersebut ada yang menimbulkan kontroversi tetapi ada juga yang tidak.
Penelitian tersebut menimbulkan kontroversi karena adanya penyimpangan yang dilakukan
berdasarkan pada pandangan agama maupun etika. Saat ini yang menimbulkan kontroversi
adalah adanya stemcell. Stemcell merupakan salah satu penemuan baru di bidang kedokteran.
Stemcell mempunyai segi positiI tetapi juga segi negatiI. Para ahli yang memperdebatkan hal ini
adalah para ahli agama dan dokter. Masalahnya disini adalah stemcell menyimpang dari aturan
agama yang berlaku.Stemcell sebagai salah satu inovasi dalam dunia kedokteran jelas meningkat
dalam dekade terakhir ini. Hal tersebut disebabkan karena potensi stemcell yang semakin
menjanjikan untuk solusi terapi sehingga menyuguhkan harapan baru dalam pengobatan berbagai
penyakit. Namun isu penelitian dan pengunaan stemcell yang masih menimbulkan kontroversi
dari berbagai sudut pandang yaitu digunakannya embrio manusia` buah hasil dari pengklonaan,
hasil abortus, dan zigot sisa IVF. Berawal dari Ienomena ini penulis tertarik untuk membahas
tentang stemcell. Terkait dengan hal diatas penulis menyadari bahwa stemcell tidak dengan
begitu mudah untuk dipahami tetapi memerlukan sistematika pembahasan yang teratur. Selain itu
tujuan dari disusunnya makalah ini yaitu untuk menguraikan pengertian dan penerapan stemcell
yang didapat dari berbagai sumber agar sesuatu yang belum diketahui dapat dengan mudah
dipahami dan dapat disebarkan dengan baik di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Pembuatan
makalah ini juga dimaksudkan sebagai langkah awal ke arah perkenalan tentang pengertian dan
penerapan stemcell sehingga dapat membantu penulis untuk memahaminya. Dengan
berlandaskan pada agama, maka penulis mencoba untuk menguraikan atau menelaah lebih lanjut
kontroversi tentang adanya stemcell.
BAB II PEMBAHASAN
A. DeIinisi Stemcell
Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ada penemuan baru di bidang kedokteran
yaitu stemcell sedangkan deIinisi stemcell itu sendiri adalah sel induk yang dapat berdeIerensial
atau dapat merubah diri menjadi berbagai sel sesuai dengan lingkungan, bisa berubah-ubah
menjadi sel otot, sel endokrin, ephitel, dan lain-lain kemudian berkembang lagi menjadi stemcell.
Stemcell dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti plasenta, tali pusat janin, darah, dan
sumsum tulang belakang. Sedangkan menurut sumber lain stemcell yaitu suatu sel yang belum
matang atau belum berdeIerensiasi (berubah) menjadi sel atau jaringan tertentu. Dalam bahasa
indonesia, stemcell disebut sebagai sel punca atau sel induk. Sedangkan dalam bahasa
kedokteran, stemcell dapat berupa sel unipoten (hanya dapat berubah menjadi satu jenis sel),
multipoten (dapat berubah menjadi beberapa jenis sel), atau totipoten (dapat berubah menjadi
jaringan apapun). Dengan kemampuan ini, stemcell dapat menyembuhkan sel-sel tubuh yang
rusak atau hilang karena penyakit yang berat dengan cara beregenerasi menjadi organ atau
jaringan yang rusak tersebut. Ada dua kegunaan stemcell yaitu berdasarkan Iungsinya dan riset.
Fungsi setelah diaktiIkannya stemcell dalam tubuh adalah sebagai berikut: 1) Menambah jumlah
peredaran darah dan mempercepat mikro sirkulasi darah sehingga bagi pasien yang stroke,
tekanan darah tinggi, leukimia, dan cuci darah akan sembuh. 2) Menambah oksigen dalam darah
dan sel sehingga dapat mematikan virus dan bakteri. 3) Mempercepat transportasi nutrisi ke
seluruh tubuh. 4) Mempercepat pembersihan dalam tubuh manusia sehingga pasien setelah
diterapi stemcell akan lancar buang air besar dan air kecil. 5) Mempercepat metabolisme tubuh.
6) Menambah kinerja sel badan. 7) Mempercepat penyembuhan luka dan patah tulang.
Meningkatkan kemampuan anti kanker. Sedangkan peran stemcell dalam riset adalah sebagai
berikut: 1) Terapi gen ~~ sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien dan selanjutnya
dapat dilacak jejaknya apakah stemcell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh
pasien. 2) Mengetahui proses biologis yaitu perkembangan organisme dan perkembangan
kanker. Melalui stemcell dapat dipelajari perkembangan sel baik sel normal maupun sel kanker.
3) Penemuan dan pengembangan obat baru yaitu untuk mengetahui eIek obat terhadap berbagai
jaringan. 4) Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena stemcell dapat hidup di luar
organ tubuh manusia misalnya di cawan petri maka dapat dilakukan manipulasi terhadap
stemcell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Stemcell yang telah dimanipulasi dapat
dimasukkan kembali ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu. Salah
satu contoh penyakit yang dapat diatasi oleh stemcell adalah penyakit autoimun misalnya pada
lupus, artritis reumatoid, dan diabetes tipe 1. Setelah diinduksi oleh growth Iactor agar
hematopoietic stemcel banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke darah tepi maka hematopoietic
stemcell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun matur lalu tubuh diberi
agen sitatoksik atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel imun matur yang tidak mengenal selI
antigen. Setelah itu hema stmcell dimasukkan kembalike tubuh, bersikulasi, dan bermigrasi ke
sumsum tulang untuk berdiIerensiasi menjadi sel imun matur.
B. Aplikasi Stemcell di Indonesia
Penerapan stemcell di negara-negara maju sudah begitu berkembang dan stemcell dapat
digunakan dalam terapi tehadap suatu penyakit. Penyakit tersebut diantaranya stroke,
alzheimer`s, leukimia, luka bakar, dan kerusakan sumsum tulang belakang. Cara mendapatkan
stemcell yaitu sebagai berikut: 1. 1. Cara mendapatkan embryonic stemcells (sel punca embrio)
Mengambil dari cabang bayi (embrio) yang didonorkan orang tuanya. Mengambil dari embrio
yang digugurkan atau keguguran. Mengambil dari embrio sisa pembuatan bayi tabung.
Mengambil dari embrio yang dibuat secara therapeutic cloning. 1. 2. Cara mengambil adult
stemcells (sel punca dewasa) Adult stemcells dapat diambil dari sel atau jaringan tubuh orang
dewasa, anak-anak, hewan, dan tali pusat. Beberapa adult stemcell yang sering digunakan dalam
penelitian stemcell dan pengobatan adalah haemapoetic stemcells (stemcell darah)yang
umumnya diambil dari sumsum tulang belakang. Berbeda dengan negara maju, di Indonesia
stemcell masih mulai diteliti dan Indonesia menggunakan sel punca dewasa karena sel punca
dewasa tidak memenuhi hambatan dalam bidang etika, sedangkan sel punca embrio masih
banyak masih banyak perdebatan tentang masalah etika. Tetapi walaupun demikian, stemcell
tetap diperdebatkan dalam penggunaannya di Indonesia karena sama-sama diperoleh dari organ-
organ manusia. Penerapan stemcell di Indonesia masih menjadi tanda tanya besar karena masih
akan terbentur dengan berbagai sistem perundang-undangan di Indonesia. Dibutuhkan adanya
kesepakatan dan keseimbangan tujuan dari sudut pandang agama, bioetik, dan riset yang berlaku
di Indonesia sehingga keberadaannya benar-benar bisa diterima masyarakat. Sel punca yang
umum digunakan di Indonesia dan banyak diteliti di klinik adalah adult stemcells dari tali pusat
sedangkan Penggunaan embryonic stemcells untuk saat ini terbatas hanya untuk tujuan penelitian
dan belum diperoleh kesepakatan untuk dapat digunakan untuk aplikasi klinik dikaitkan dengan
masalah etik. Banyaknya manIaat yang diperoleh dari penggunaan stemcell tidak berarti
menjanjikan suatu bentuk penyembuhan yang sempurna karena masih ada bahkan hal yang
belum terungkap dan diperlukan penelitian yang mendalam. Aplikasi stemcell embrio yang
mengagumkan membatasi para klinisi karena dihadapkan dengan masalah etika yang
mengharuskannya untuk tujuan penelitian. Perkembangan penggunaan stemcell di Asia yang
sangat berkembang saat ini yaitu Cina, India, Malaysia, Thailand, Jepang, Korea, dan Singapura.
Sedangkan di Indonesia, perkembangan stemcell baru mau berkembang.
C. PerspektiI Al-Qur`an tentang Stemcell
Penelitian mengunakan stemcell merupakan metode terbaru dalam bidang kedokteran dan
biologi yang pada dasarnya dilakukan untuk menemukan solusi terbaik dalam mengobati
berbagai penyakit yang sulit dicari obatnya seperti leukimia, Alzheimer, diabetes, dan Parkinson.
Namun karena penggunaan stemcell menggunakan bagian dari manusia sebagai bahan dasarnya
maka metode tersebut menimbulkan pro kontra terutama dalam segi moral dan etika. Islam
sebagai agama yang berdasarkan pada moral dan etika yang tinggi tentu saja tidak dapat
melepaskan diri dari perbedaan pandangan tersebut. Berdasarkan cara pengambilannya jelas
bahwa stemcell sangat bertentangan dengan moral dan etika karena untuk mengambil itu harus
merusak dan membunuh embrio(jabang bayi) pada stemcell embrio. Oleh karena itu tindakan ini
adalah tindakan pembunuhan seperti dijelaskan pada surat Al-Maidah: 32 dan Al-Isra: 33. 32.
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain|411|, atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia
seluruhnya|412|. dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-
olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang
kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas,
kemudian banyak diantara mereka sesudah itu|413| sungguh-sungguh melampaui batas dalam
berbuat kerusakan dimuka bumi. |411| Yakni: membunuh orang bukan karena qishaash. |412|
Hukum ini bukanlah mengenai Bani Israil saja, tetapi juga mengenai manusia seluruhnya. Allah
memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah sebagai membunuh manusia seluruhnya,
karena orang seorang itu adalah anggota masyarakat dan karena membunuh seseorang berarti
juga membunuh keturunannya. |413| Ialah: sesudah kedatangan Rasul membawa keterangan
yang nyata. Surat Al-Isra: 33 33. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar|853|. dan Barangsiapa dibunuh
secara zalim, Maka Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan|854| kepada ahli warisnya,
tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang
yang mendapat pertolongan. |853| Maksudnya yang dibenarkan oleh syara` seperti qishash
membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya. |854| Maksudnya: kekuasaan di sini ialah hal
ahli waris yang terbunuh atau Penguasa untuk menuntut kisas atau menerima diat. qishaash ialah
mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu tidak dilakukan, bila yang membunuh mendapat
kema`aIan dari ahli waris yang terbunuh Yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar.
pembayaran diat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan
yang membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-
nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum ini,
membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat, Maka
terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat Dia mendapat siksa yang pedih. diat ialah
pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau anggota
badan. Tindakan pembunuhan embrio disebut abortus. Tindakan abortus dapat dikategorikan
sebagai penodaan terhadap kesucian manusia itu sendiri. Padahal ajaran islam sangat menjunjung
tinggi kesucian kehidupan. Dalam surat Al maidat 32 dinyatakan bahwa karena berharga dan
mulianya kehidupan manusia maka bagi orang yang membunuh seseorang seakan dia membunuh
seluruh manusia dan sebaliknya, memelihara kehidupan seseorang seakan memelhara seluruh
kehidupan manusia. Diperbolehkan abortus jika benar-benar dalam keadaan darurat. Sesuai
dengan kaidah hukum islam bahwa sesuatu yang diperbolehkan karena darurat itu harus diukur
dengan kadar kedaruratannya. Batas kedaruratannya disini menurut YusuI al-Qardhawi hanya
ada satu yaitu apabila janin dibiarkan akan mengancam kehidupan si ibu karena ibu merupakan
pangkal kehidupan janin dan janin sebagai Iar`( cabang). Dari sini dapat diketahui bahwa
stemcell yang menggunakan stemcell embrio bisa dilakukan apabila ada ibu yang secara darurat
melakukan aborsi karena jika tidak aborsi maka dikhawatirkan akan mengancam kehidupan si
ibu. Hal ini tidak asal-asalan melakukan aborsi tetapi hal itu memang benar-benar merupakan
darurat yang pasti bukan sekedar dugaan dan telah diamati oleh dokter dengan pemeriksaan yang
cermat dan tidak gegabah dengan tinjauan dari berbagai aspek yang terkait. Maka dari itu,
stemcell embrio dapat dilakukan.
D. Problematika Tantangan dalam Kehidupan Beragama
Berdasarkan surat Al Maidah: 32 dan Al Isra: 33 maka sebenarnya dalam hukum islam stemcell
dilarang tetapi disini masalahnya adalah stemcell bermanIaat besar dalam bidang kedokteran.
Pengobatan yang satu-satunya menggunakan sel punca mempunyai potensi penerapan dalam
mengatasi berbagai macam jenis penyakit dan kelemahan dari otak. Ada kelompok yang pro dan
ada yang kontra dengan stemcell embrio research. Mereka mempunyai pandangannya masing-
masing. Adapun kelompok pro dengan stemcell embrio research terbagi manjadi dua
kelompok,yaitu: 1) Kelompok yang mendukung stemcell secara total tetapi menilai bahwa
penggunaan stemcell embrio tidak mempunyai nilai moral. 2) Kelompok yang mendukung dan
memberikan nilai moral kepada penggunaan stemcell embrio karena menganggap manIaat yang
didapatkan dari stemcell jauh lebih besar dari pengorbanan yang dilakukan. Kelompok ini pada
umumnya lebih hati-hati dan lebih menyarankan pengunaan sisa embrio tidak terpakai yang
disimpan di berbagai klinik bayi tabung. Banyaknya sisa embrio tersebut dikarenakan dalam
proses pembuatan bayi tabung biasanya 10 sampai 12 sel telur yang dibuahi, tetapi hanya 3 atau
4 saja yang ditanam di dalam kandungan. Sebagian besar embrio dibuang hanya sebagian kecil
saja yang digunakan. Dengan demikian penggunaan sisa embrio tersebut sebagai bahan stemcell
research dianggap lebih baik daripada dibuang sia-sia. Sedangkan kelompok kontra, embrio
buatan melalui SCNT maupun sisa embrio dari klinik bayi tabung tetap merupakan calon
manusia yang tidak boleh dibunuh atau dirusak. Namun umumnya mereka tidak tahu apa yang
sebaiknya dilakukan terhadap sisa embrio dari klinik bayi tabung yang sudah harus dibuang
karena sudah terlalu lama atau tidak ada tempat penyimpanan lagi. Pendapat tersebut merupakan
salah satu bagian dari pendapat. Para ahli agama tidak luput juga untuk menanggapi adanya
penggunaan stemcell. Para ahli agama mengatakan bahwa penggunaan sel embrionik untuk
keperluan apapun tidak diperbolehkan kecuali saat terapi itu menjadi satu-satunya solusi untuk
menyelamatkan manusia. Selain itu, kalaupun aplikasi terapi sel punca embrionik pada manusia
dilakukan maka harus dengan sangat hati-hati dengan memperhatikan dampaknya terhadap
manusia. Namun sungguh pun ilmu dan teknologi kedokteran telah begitu maju masih banyak
penyakit yang sampai saat ini belum diketahui obatnya seperti kanker, kelainan genetik, kelainan
bawaan, dan lain-lain. Berdasarkan surat Al baqarah: 173 173. Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih)
disebut (nama) selain Allah|108|. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya)
sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. |108| Haram juga
menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah tetapi disebut
pula nama selain Allah. memungkinkan manusia melakukan sesuatu yang nyata haram kalau
keadaan darurat. Artinya tidak ada ada cara lain dan alasannya benar-benar tidak dicari-cari.
Manusia sangat memerlukan moral karena moral sangat penting dalam kehidupan. Oleh karena
itu, walaupun ada kesenjangan antara bidang IPTEk dan agama maka seharusnya ada sesuatu
cara untuk berijtihad. Karena agama adalah dasar dan pengatur kehidupan yang menjadi basis
dari segala ilmu pengetahuan. Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala
pemikirannya berdasakan aqidah islam dan tidak lepas dari aqidah itu.
BAB III
PENUTUP
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat di era globalisasi saat ini. Salah
satunya di bidang kedokteran. Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ada
penemuan baru di bidang kedokteran yaitu stemcell sedangkan deIinisi stemcell itu sendiri
adalah sel induk yang dapat berdeIerensial atau dapat merubah diri menjadi berbagai sel sesuai
dengan lingkungan, bisa berubah-ubah menjadi sel otot, sel endokrin, ephitel, dan lain-lain
kemudian berkembang lagi menjadi stemcell. Stemcell dapat diperoleh dari berbagai sumber
seperti plasenta, tali pusat janin, darah, dan sumsum tulang belakang.di Indonesia stemcell masih
mulai diteliti dan Indonesia menggunakan sel punca dewasa karena sel punca dewasa tidak
memenuhi hambatan dalam bidang etika, sedangkan sel punca embrio masih banyak masih
banyak perdebatan tentang masalah etika. Tetapi walaupun demikian, stemcell tetap
diperdebatkan dalam penggunaannya di Indonesia karena sama-sama diperoleh dari organ-organ
manusia. Berdasarkan cara pengambilannya jelas bahwa stemcell sangat bertentangan dengan
moral dan etika karena untuk mengambil itu harus merusak dan membunuh embrio(jabang bayi)
pada stemcell embrio. Oleh karena itu tindakan ini adalah tindakan pembunuhan seperti
dijelaskan pada surat Al-Maidah: 32 dan Al-Isra: 33. Berdasarkan surat Al Maidah: 32 dan Al
Isra: 33 maka sebenarnya dalam hukum islam stemcell dilarang tetapi disini masalahnya adalah
stemcell bermanIaat besar dalam bidang kedokteran. Pengobatan yang satu-satunya
menggunakan sel punca mempunyai potensi penerapan dalam mengatasi berbagai macam jenis
penyakit dan kelemahan dari otak. Ada kelompok yang pro dan ada yang kontra dengan stemcell
embrio research. Mereka mempunyai pandangannya masing-masing.Oleh karena itu, walaupun
ada kesenjangan antara bidang IPTEk dan agama maka seharusnya ada sesuatu cara untuk
berijtihad. Karena agama adalah dasar dan pengatur kehidupan yang menjadi basis dari segala
ilmu pengetahuan. Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala
pemikirannya berdasakan aqidah islam.
DAFTAR RUJUKAN
http//www.surya.co.id/v2/?p6292 http//spesialisbedah.com/stemcellsurgery
http//idionline.org/artikel/335#main.content
Departemen Agama RI. 2002. Islam untuk Disiplin Ilmu Kedokteran dan Kesehatan 1. Jakarta:
Departemen Agama RI.
Syamsuri, Istamar ,dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XII semester 2. Jakarta: Erlangga.
TIM Dosen PAI Universitas Brawijaya. 2007. Pendidikan Agama Islam Di Universitas
Brawijaya. Malang: Pusat Pembinaan Agama(PPA) Universitas Brawijaya.
TIM Dosen PAI Universitas Negeri Malang. 2009. Aktualisasi Pendidikan Islam: Respon
Terhadap Problematika Kontemporer. Surabaya: Hilal Pustaka.
Zuhroni, Nur Riani, dan Nazarudin. 2003. Islam Untuk Disiplin Ilmu Kedokteran dan Kesehatan
2. Jakarta: Departemen Agama RI.
hLLp//raha[3n9wordpresscom/2010/01/09/konLroverslsLemcellsebagalpenemuanbarudalam
dunlakedokLeran/


DEFINISI S1EM CELL
(1,2)
Stem cell adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi yang
mempunyai 2 siIat:
1. Kemampuan untuk berdiIerensiasi menjadi sel lain
(differentiate). Dalam hal ini stem cell mampu berkembang
menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraI, sel
otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain.
2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi
dirinya sendiri (self-regenerate/self-renew). Dalam hal ini
stem cell dapat membuat salinan sel yang persis sama
dengan dirinya melalui pembelahan sel.
ENIS S1EM CELL
Berdasarkan Potensi atau Kemampuan Berdiferensiasi
(1,2,3)
Berdasarkan kemampuan berdiIerensiasi, stem cell dibagi
menjadi:
1. Totipotent. Dapat berdiIerensiasi menjadi semua jenis sel.
Yang termasuk dalam stem cell totipotent adalah zigot
(telur yang telah dibuahi).
2. Pluripotent. Dapat berdiIerensiasi menjadi 3 lapisan
germinal: ektoderm, mesoderm, dan endoderm, tapi tidak
dapat menjadi jaringan ekstraembryonik seperti plasenta
dan tali pusat. Yang termasuk stem cell pluripotent adalah
embryonic stem cells.
3. Multipotent. Dapat berdiIerensiasi menjadi banyak jenis
sel. Misalnya: hematopoietic stem cells.
4. Unipotent. Hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Tapi
berbeda dengan non-stem cell, stem cell unipoten
mempunyai siIat dapat memperbaharui atau meregenerasi
diri (self-regenerate/self-renew)
Berdasarkan Sumbernya
(1,3,4)
Stem cell ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh.
Berdasarkan sumbernya, stem cell dibagi menjadi:
1) Zygote. Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu
dengan sel telur
2) Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari
suatu blastocyst (embrio yang terdiri dari 50 150 sel,
kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic stem cell
biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai
pada IVF (in vitro fertili:ation). Tapi saat ini telah
dikembangkan teknik pengambilan embryonic stem cell
yang tidak membahayakan embrio tersebut, sehingga dapat
terus hidup dan bertumbuh. Untuk masa depan hal ini
mungkin dapat mengurangi kontroversi etis terhadap
embryonic stem cell.
3) Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi.
4) Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan
tali pusat segera setelah bayi lahir. Stem cell dari darah tali
Cermin Dunia Kedokteran No. 153, 2006
21

pusat merupakan jenis hematopoietic stem cell, dan ada
yang menggolongkan jenis stem cell ini ke dalam adult
stem cell.
5) Adult stem cell. Diambil dari jaringan dewasa, antara lain
dari:

Sumsum tulang.
Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang:
- hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat
dan dari sumsum tulang, hematopoietic stem cell
dapat diperoleh juga dari darah tepi.
- stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem
cell.

Jaringan lain pada dewasa seperti pada:
- susunan saraI pusat
- adiposit (jaringan lemak)
- otot rangka
- pankreas
Adult stem cell mempunyai siIat plastis, artinya selain
berdiIerensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan
asalnya, adult stem cell juga dapat berdiIerensiasi menjadi sel
jaringan lain. Misalnya: neural stem cell dapat berubah menjadi
sel darah, atau stromal stem cell dari sumsum tulang dapat
berubah menjadi sel otot jantung, dan sebagainya.
PERAN S1EM CELL DALAM RISET
(1,8)
1. Terapi
gen.
Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell)
digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh
pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah
stem cell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam
tubuh pasien. Dan karena stem cell mempunyai siIat self-
renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu
dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem
cell juga dapat berdiIerensiasi menjadi bermacam-macam
sel, sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai
macam sel.
2. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan
organisme dan perkembangan kanker. Melalui stem cell
dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel
kanker.
3. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk
mengetahui eIek obat terhadap berbagai jaringan
4. Terapi
sel
berupa
replacement therapy. Oleh karena stem
cell dapat hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di
cawan petri, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap
stem cell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Stem
cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi
kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani
penyakit-penyakit tertentu.
Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell:
a. Penyakit autoimun. Misalnya pada lupus, artritis reumatoid
dan diabetes tipe 1. Setelah diinduksi oleh growth factor
agar hematopoietic stem cell banyak dilepaskan dari
sumsum tulang ke darah tepi, hematopoietic stem cell
dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel
imun matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi
radiasi untuk membunuh sel-sel imun matur yang tidak
mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign antigen).
Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke
tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk
berdiIerensiasi menjadi sel imun matur sehingga sistem
imun tubuh kembali seperti semula.
b. Penyakit degeneratiI. Pada penyakit degeneratiI seperti
stroke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, terdapat
beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu sehingga
bermaniIestasi klinis sebagai suatu penyakit. Pada keadaan
ini stem cell setelah dimanipulasi dapat ditransplantasi ke
dalam tubuh pasien agar stem cell tersebut dapat
berdiIerensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang
menggantikan sel-sel yang telah rusak atau mati akibat
penyakit degeneratiI.
c. Penyakit keganasan. Prinsip terapi stem cell pada
keganasan sama dengan penyakit autoimun. Hematopoietic
stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau
darah tali pusat telah lama dipakai dalam terapi leukemia
dan penyakit darah lainnya.
Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang
bagus dalam cell-based therapy:
1. Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri.
Artinya transplantasi dapat bersiIat autolog sehingga
menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi
organ yang membutuhkan organ donor yang sesuai
(match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa
organ donor yang sesuai.
2. Mempunyai kapasitas proliIerasi yang besar sehingga
dapat diperoleh sel dalam jumlah besar dari sumber yang
terbatas. Misalnya pada luka bakar luas, jaringan kulit
yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka bakar
yang luas. Dalam hal ini terapi stem cell sangat berguna.
3. Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah
tidak berIungsi lagi melalui metode transIer gen. Hal ini
telah dijelaskan dalam penjelasan mengenai terapi gen di
atas.
4. Dapat bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi
ke dalam jaringan dan berinteraksi dengan jaringan
sekitarnya.
1herapeutic Cloning
(2,6)
Therapeutic cloning atau yang lebih panjangnya disebut
SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer) adalah suatu teknik
yang bertujuan untuk menghindari risiko penolakan/rejeksi.
Pada therapeutic cloning, inti sel telur donor dikeluarkan dan
diganti dengan inti sel resipien misalnya diambil dari sel
mukosa pipi. Lalu sel ini akan membelah diri dan setelah
menjadi blastocyst, maka inner cell massnya akan diambil
sebagai embryonic stem cell dan setelah dimasukkan kembali
ke dalam tubuh resipien maka stem cell tersebut akan
berdiIerensiasi menjadi sel organ yang diinginkan (misalnya sel
beta pankreas, sel otot jantung, dan lain lain), tanpa reaksi
penolakan karena sel tersebut mengandung materi genetik
resipien.
Cermin Dunia Kedokteran No. 153, 2006
22
Keuntungan dan Kerugian Memakai enis Stem Cell
Tertentu dalam Cell-based 1herapy
(1,2,3,5,7)
Keuntungan embryonic stem cell:
1. Mudah didapat dari klinik Iertilitas.
2. BersiIat pluripoten sehingga dapat berdiIerensiasi menjadi
segala jenis sel dalam tubuh.
3. Immortal. Berumur panjang, dapat berproliIerasi beratus-
ratus kali lipat pada kultur.
4. Reaksi
penolakan
rendah.
Kerugian embryonic stem cell:
1. Dapat bersiIat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi
dengan sel yang tak berdiIerensiasi dapat menimbulkan
kanker.
2. Selalu bersiIat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan
penolakan.
3. Secara etis sangat kontroversial.
Keuntungan umbilical cord blood stem cell (stem cell dari
darah tali pusat):
1. Mudah didapat (tersedia banyak bank darah tali pusat).
2. Siap pakai, karena telah melalui tahap prescreening,
testing dan pembekuan.
3. Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell
dari sumsum tulang.
4. Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti
donor.
5. Risiko GVHD (graft-versus-host disease) lebih rendah
dibandingkan dengan menggunakan stem cell dari sumsum
tulang, dan transplantasi tetap dapat dilakukan walaupun
HLA matching tidak sempurna atau dengan kata lain
toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching lebih
besar dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.
Kerugian umbilical cord blood stem cell:
1. Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa
penyakit genetik yang tidak terdeteksi saat lahir sehingga
diperlukan follow up setelah donor beranjak dewasa.
2. Jumlah stem cell relatiI terbatas sehingga ada
ketidaksesuaian antara jumlah stem cell yang diperlukan
resipien dengan yang tersedia dari donor, karena jumlah
sel yang dibutuhkan berbanding lurus dengan usia, berat
badan dan status penyakit.
Keuntungan adult stem cell:
1. Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari
penolakan imun.
2. Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih
sederhana.
3. Secara etis tidak ada masalah.
Kerugian adult stem cell:
1. Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan
matur sehingga sulit mendapatkan adult stem cell dalam
jumlah banyak.
2. Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell.
3. BersiIat multipoten, sehingga diIerensiasi tidak seluas
embryonic stem cell yang bersiIat pluripoten.
TERAPI BERDASARKAN SEL (CELL-BASED
THERAPY)
Dalam tulisan ini, pembahasan bersiIat singkat dan hanya
membahas potensi stem cell pada sebagian kecil penyakit.
Stem Cell untuk Diabetes
(1)
Pada diabetes, terjadi kekurangan insulin atau kurangnya
kepekaan terhadap insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau
Langerhans diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin.
Pada awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8
transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi
karena reaksi penolakannya besar sehingga diperlukan
sejumlah besar steroid; padahal makin besar steroid yang
dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel
penghasil insulin. Namun, baru-baru ini penelitian yang
dilakukan oleh James Shapiro dkk. di Kanada, berhasil
membuat protokol transplantasi sel pulau Langerhans dalam
jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda
dengan yang sebelumnya. Pada penelitian tersebut, 100
pasien yang diterapi transplantasi sel pulau Langerhans
pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula
darahnya tetap normal setahun setelah transplantasi. Penelitian-
penelitian yang sudah dilakukan untuk diabetes ini mengambil
sumber stem cell dari kadaver, Ietus, dan dari embryonic stem
cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk
menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam
produksi insulin, sehingga dapat menggantikan injeksi insulin
secara permanen.
Stem Cell untuk Skin Replacement
(4)
Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell,
maka peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit
yang diperoleh dari Iolikel rambut yang dicabut. Hal ini
memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga
menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin replacement
ini bermanIaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.
Stem Cell untuk Penyakit Parkinson
(1,9)
Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-
neuron nigra-striatal, yang merupakan neuron dopaminergik.
Dopamin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam
gerakan tubuh yang halus. Dengan berkurangnya dopamin,
maka pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala gangguan
gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin
diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit Parkinson.
Tahun 2001, dilakukan penelitian dengan menggunakan
jaringan mesenseIalik embrio manusia yang mengandung
neuron-neuron dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan
ke dalam otak penderita Parkinson berat dan dipantau dengan
alat PET (Positron Emission Tomography). Hasilnya setelah
transplantasi terdapat perbaikan dalam uji-uji standar untuk
menilai penyakit Parkinson, peningkatan Iungsi neuron
dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET; perbaikan
bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun
setelah 1 tahun, 15 dari pasien yang ditransplantasi ini
kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau dihentikan.
Cermin Dunia Kedokteran No. 153, 2006
23

Stem Cell untuk Stroke
(10,11,12)
3. Stem Cell Wikipedia - http://en.wikipedia.org/wiki/Stemcell
4. Stem Cells Ior Cell-Based Therapies, Lauren Pecorino American
Institute oI Biological Science.
Dahulu dianggap bahwa sekali terjadi kematian sel pada
stroke, maka akan menimbulkan kecacatan tetap karena sel
otak tidak mempunyai kemampuan regenerasi. Tapi anggapan
berubah setelah para pakar mengetahui adanya plastisitas pada
sel-sel otak dan pengetahuan mengenai stem cell yang
berkembang pesat belakangan ini.
5. Stem Cell Therapy Research in Iocus - MRC (Medical Research
Council)
6. Therapeutic Use oI Cell Nuclear Replacement: Therapeutic Cloning
Research in Iocus - MRC (Medical Research Council)
7. F2-S-Cord Blood Stem Cell Transplantation Leukemia & Lymphoma
Society.
Beberapa penelitian dengan menggunakan stem cell dari
darah tali pusat manusia yang diberikan intravena kepada tikus
yang arteri serebri medianya dioklusi menunjukkan hasil yang
menggembirakan. Ada pengurangan volume lesi sebanyak 40
dan adanya kemampuan kembali ke 70 Iungsi normal.
Terdapat pemulihan Iungsional pada kelompok yang
ditransplantasi stem cell dari darah tali pusat dibandingkan
dengan kelompok kontrol dan tampak stem cell dari darah tali
pusat bermigrasi masuk ke otak. Penelitian dengan
menggunakan mesenchymal stem cell (MSC) dari sumsum
tulang autolog yang diberikan intravena pada 30 penderita
stroke juga memperbaiki outcome yang dinilai dari parameter
Barthel Index dan modiIied Rankin Scale.
http://www.leukemia-lymphoma.org/allmattoc.adp?itemid9622
8.
What Are Stem Cells? CSA Guide to Discovery -
http://www.csa.com/discoveryguides/stemcell/overview.php
9. Transplantation oI Embryonic Dopamine Neurons Ior Severe Ior Severe
Parkinson's Disease . NEJM 2001;344:710 719
10. Intravenous Administration oI Human Umbilical Cord Blood Reduces
Behavioral DeIicits AIter Stroke in Rats. Stroke 2001;32:2682
11. Umbilical cord blood-derived stem cells given intravenously reduce
stroke damage. www.medicalnewstoday.com
12. Autologous mesenchymal stem cell transplantation in stroke patients
Ann. Neurol. 2005 Jun;57(6):874-82
13. Stem-Cell Transplantation in Myocardial InIarction: A Status Report
Ann. Intern. Med. 2004 May;140(9):729 737
Stem Cell untuk Penyakit antung
(13)
Penelitian terkini memberikan bukti awal bahwa adult
stem cells dan embryonic stem cell dapat menggantikan sel otot
jantung yang rusak dan memberikan pembuluh darah baru.
Strauer dkk. mencangkok mononuclear
bone marrow cell
autolog ke dalam arteri yang menimbulkan inIark pada saat
PTCA 6 hari setelah inIark miokard akut. Sepuluh pasien yang
diberi stem cell area inIarknya menjadi lebih kecil dan indeks
volume stroke, left ventricular end-systolic volume,
kontraktilitas area inIark, dan perIusi miokard menunjukkan
perbaikan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Perin dkk. memberikan transplantasi bone marrow
mononuclear cells autolog yang diinjeksikan pada miokard
yang lemah dengan panduan electromechanical
mapping pada
14 pasien gagal jantung iskemik kronik berat.
Single-photon
emission computed tomography myocardial perfusion
scintigraphy menunjukkan penurunan deIek yang signiIikan
dan perbaikan Iungsi sistolik ventrikel kiri global pada pasien
yang diterapi.
KEPUSTAKAAN
1. The Stem Cells Stem cell inIormation The OIIicial National Institute
oI Health Resource Ior Stem cell Research
2.
Anatomy 101: Stem cells Reeve Irvine Research Center -
http://www.reeve.uci.edu/anatomy/stemcells.php
Cermin Dunia Kedokteran No. 153, 2006
24

http://www.kalbe.co.id/Iiles/cdk/Iiles/15312Dasarstemcelldanpotensiaplikasinya.pdI/15312Da
sarstemcelldanpotensiaplikasinya.html

Anda mungkin juga menyukai