Anda di halaman 1dari 7

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN Berdasarkan keseluruhan apa yang sudah dipaparkan di bagian depan, dapat diambil kesimpulan bahwa layanan konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement efektif untuk mengatasi pelanggaran tata tertib sekolah di SMP Negeri 7 Kota Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya perubahan perilaku tidak disiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah oleh kelima subjek penelitian setelah kelimanya memperoleh layanan konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement. Pemberian layanan konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement siswa dapat mengetahui mana perilaku yang tepat dan perilaku yang tidak tepat sehingga siswa dapat memperkuat dan mempertahankan perilaku yang diinginkan yaitu berperilaku disiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah. Perubahan perilaku tidak disiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah pada masing-masing subjek adalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian I, siswa memiliki perilaku melanggar tata tertib sekolah dari yang berupa tidak lengkap dalam berpakaian seragam sekolah, membolos atau tidak masuk tanpa keterangan, gaduh saat pelajaran berlangsung, terlambat datang ke sekolah dan tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik. Setelah diberikan layanan

92

93

konseling

behavioral

dengan

penerapan

teknik

Reinforcement

menunjukkan perilaku yang mematuhi tata tertib sekolah yaitu anak sudah lengkap dalam berpakaian seragam sekolah, tidak membolos lagi, tidak membuat gaduh saat pelajaran berlangsung, selalu mengerjakan tugas atau PR dengan baik dan tidak terlambat datang ke sekolah lagi. Atau secara kuantitatif perubahan perilaku melanggar tata tertib sekolah menurun dari sebanyak 31 kasus menjadi 2 kasus. Dengan persentase penurunan sebanyak 94%. 2. Subjek penelitian II, siswa memiliki perilaku melanggar tata tertib sekolah dari yang berupa tidak lengkap dalam berpakaian seragam sekolah, membolos atau tidak masuk tanpa keterangan, gaduh saat pelajaran berlangsung, terlambat datang ke sekolah dan tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik. Setelah diberikan layanan konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement

menunjukkan perilaku yang mematuhi tata tertib sekolah yaitu anak sudah lengkap dalam berpakaian seragam sekolah, tidak membolos lagi, tidak membuat gaduh saat pelajaran berlangsung, selalu mengerjakan tugas atau PR dengan baik dan tidak terlambat datang ke sekolah lagi. Atau secara kuantitatif perubahan perilaku melanggar tata tertib sekolah menurun dari sebanyak 20 kasus menjadi 3 kasus. Dengan persentase penurunan sebanyak 85%. 3. Subjek penelitian III, siswa memiliki perilaku melanggar tata tertib sekolah dari yang berupa tidak lengkap dalam berpakaian seragam

94

sekolah, membolos atau tidak masuk tanpa keterangan, gaduh saat pelajaran berlangsung, terlambat datang ke sekolah dan tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik. Setelah diberikan layanan konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement

menunjukkan perilaku yang mematuhi tata tertib sekolah yaitu anak sudah lengkap dalam berpakaian seragam sekolah, tidak membolos lagi, tidak membuat gaduh saat pelajaran berlangsung, selalu mengerjakan tugas atau PR dengan baik dan tidak terlambat datang ke sekolah lagi. Atau secara kuantitatif perubahan perilaku melanggar tata tertib sekolah menurun dari sebanyak 32 kasus menjadi 5 kasus. Dengan persentase penurunan sebanyak 85%. 4. Subjek penelitian IV, siswa memiliki perilaku melanggar tata tertib sekolah dari yang berupa tidak lengkap dalam berpakaian seragam sekolah, membolos atau tidak masuk tanpa keterangan, gaduh saat pelajaran berlangsung, terlambat datang ke sekolah dan tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik. Setelah diberikan layanan konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement

menunjukkan perilaku yang mematuhi tata tertib sekolah yaitu anak sudah lengkap dalam berpakaian seragam sekolah, tidak membolos lagi, tidak membuat gaduh saat pelajaran berlangsung, selalu mengerjakan tugas atau PR dengan baik dan tidak terlambat datang ke sekolah lagi. Atau secara kuantitatif perubahan perilaku melanggar tata tertib sekolah

95

menurun dari sebanyak 28 kasus menjadi 6 kasus. Dengan persentase penurunan sebanyak 79%. 5. Subjek penelitian I, siswa memiliki perilaku melanggar tata tertib sekolah dari yang berupa tidak lengkap dalam berpakaian seragam sekolah, membolos atau tidak masuk tanpa keterangan, gaduh saat pelajaran berlangsung, terlambat datang ke sekolah dan tidak mengerjakan tugas atau PR dengan baik. Setelah diberikan layanan konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement

menunjukkan perilaku yang mematuhi tata tertib sekolah yaitu anak sudah lengkap dalam berpakaian seragam sekolah, tidak membolos lagi, tidak membuat gaduh saat pelajaran berlangsung, selalu mengerjakan tugas atau PR dengan baik dan tidak terlambat datang ke sekolah lagi. Atau secara kuantitatif perubahan perilaku melanggar tata tertib sekolah menurun dari sebanyak 31 kasus menjadi 3 kasus. Dengan persentase penurunan sebanyak 91%. Demikian uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa layanan konseling behavioral dengan penerapan teknik Reinforcement efektif untuk mengatasi pelanggaran tata tertib sekolah.

96

B. SARAN Atas dasar kesimpulan yang telah didapat di atas, maka saran yang dapat penulis berikan adalah : 1. Kepada Siswa Dengan siswa lebih bisa memahami dan mengerti perilaku yang tepat dan tidak tepat, maka diharapkan setelah penelitian ini siswa dapat meningkatkan perilaku disiplin dalam melaksanakan tata tertib sekolah. 2. Kepada Guru Bimbingan Dan Konseling Penerapan dengan teknik Reinforcement terbukti efektif untuk mengatasi perilaku pelanggaran tata tertib dalam melaksanakan peraturan tata tertib yang sudah ada di sekolah. Layanan konseling dengan penerapan teknik Reinforcement adalah sebagai penguat dari perilaku sehingga di dapat konsekuensi atau dampak tingkah laku yang memperkuat tingkah laku tertentu. Memperkuat serta mempertahankan perilaku yang diinginkan yaitu perilaku yang disiplin dalam mentaati peraturan tata tertib sekolah agar dapat mencapai keberhasilan. 3. Kepada Kepala Sekolah Khususnya bagi SMP Negeri 7 Kota Magelang, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam mengembangkan langkahlangkah penyusunan program BK dalam kaitanya dengan tata tertib sekolah yang lebih operasional.

97

DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 1987. Prosedur Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta ________________. 2005. Penelitian Tidak Kelas. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press Corey, Gerald. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Rafika Aditama Djiwandono, Sri Estiwuryani. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka _________. 2009. Penilaian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Andi Offset Gunarsa, S.D.1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research. Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset Hasibuan, J.J dan Madjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar, Proyek Pembinaan Guru Sekolah Dasar.Dirjen Pendidikan Tinggi. Jakarta:Depdikbud. Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Offset Nurihsan A. J. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama Prayitno. 2004. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Sudrajat, Achmad. 2008. Pendekatan Konseling Behavioral.

http://www.google.com. (accesed 10 September 2011) Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional .www.Inheren dikti.net/files. (Accesed 10 September 2011)

98

Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset Willis, Sofyan. 2004. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta Wuryani, Sri E. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo Zuhriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai