Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dalam perhitungan debit saluran drainasi digunakan debit air hujan dan debit air kotor.
Dalam menentukan debit air hujan, langkah pertama yang dilakukan yaitu menganalisa
curah hujan maksimum tahunan dengan poligon Thiessen. Data yang diperlukan yaitu data
luas setiap stasiun hujan untuk perhitungan koefisien Thiessen dan curah hujan. Dengan
perkalian silang antara koefisien Thiessen dengan curah hujan maka diperoleh curah hujan
rerata daerah. Untuk tahun 2018 diperoleh hujan rerata daerah yaitu 53,266 mm/hari.
Kemudian dilakukan perhitungan curah hujan rancangan dengan kala ulang tertentu
dengan menggunakan distribusi Log Pearson III, diperoleh nilai curah hujan rancangan
dengan kala ulang 5 tahun yaitu 54,581 mm/hari. Hasil tersebut diuji kesesuaiannya
dengan Metode Chi-Square dan Smirnov-Kolmogorof dengan hasil yang diterima.
Selanjutnya melakukan penggambaran kurva intensitas dari data curah hujan rancangan.

20.00

18.00

16.00

14.00

12.00
Intensitas Hujan (mm/jam)

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00
0 1 2 3 4 5 6 7

Durasi (jam)
Kala Ulang 1,05th Kala Ulang 1,33th Kala Ulang 2th Kala Ulang 4th Kala Ulang 5th
Kala Ulang 10th

Gambar 5.1. Grafik Kurva Intensitas


Dalam menentukan debit air kotor, diperoleh dengan mengalikan debit buangan tiap
penduduk dengan jumlah penduduk. Jumlah penduduk dihitung berdasarkan proyeksi
penduduk metode eksponensial dan geometrik. Selanjutnya dipilih jumlah penduduk
terbesar untuk perhitungan.
2

Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk metode eksponensial dan geometrik


diperoleh hasil terbesar yaitu 35055 jiwa pada tahun 2018. Hasil ini diperoleh
menggunakan metode eksponensial. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari
debit limbah rumah tangga dan air kotor.
Dalam perencanaan suatu saluran drainasi di daerah perkotaan digunakan saluran
tahan erosi dan dasar salurannya diberi lining (lapisan), sehingga pada perencanaan saluran
drainasi akan banyak menggunakan dasar dari perencanaan saluran yang tahan erosi.
Untuk saluran drainasi data pertama yang harus diperhitungkan adalah kondisi alam daerah
yang akan dibangun saluran drainasi, antara lain :
1. Topografi daerah
2. Data hidrologi yang menyankut besarnya curah hujan dalam kala ulang n tahun
3. Luas tata guna lahan daerah tersebut
4. Jumlah penduduk, dan
5. Kebutuhan air yang diperlukan
Drainase Modul merupakan suatu sistem pembuangan pada drainase persawahan
untuk menenentukan debit rancangan yang akan dibuang dari areal persawahan
berdasarkan genangan ijin, perkolasi, evapotranspirasi, pemberian air irigasi dan limpasan
air hujan. Dari hasil perhitungan dengan luas lahan sawah sebesar 0,075 ha (750 m2)
didapatkan debit drainase yang harus dibuang sebesar 0,00017 m3/dt.
Permasalahan yang sering timbul di daerah perkotaan antara lain terjadinya banjir dan
genangan air yang diakibatkan oleh adanya curah hujan yang cukup tinggi, yang mana
keadaan saluran drainasi kurang memadai sehingga saluran tersebut tidak mampu untuk
menampung debit yang melewatinya, sampah atau sedimen yang dibawa oleh aliran air
pada saluran menyebabkan naiknya muka air saluran, dan masih banyak lagi faktor-faktor
lain yang dapat menyebaakan genangan dan terjadiya banjir.
Debit saluran drainasi dapat dikurangi dengan pembangunan sumur resapan.
Pembangunan sumur resapan akan mengurangi besarnya debit air hujan yang melimpas
akibat perubahan tata guna lahan. Sehingga kemungkinan terjadingan genangan akibat air
hujan dapat dikurangi. Sumur resapan yang direncanakan pada perumahan P1 yaitu dengan
tinggi storasi = 3,371 m.
Drainase bawah permukaan juga diperlukan untuk tanah-tanah yang mengandung
garam dan air tanah yang mengandung garam. Karena apabila air tanah yang mengandung
kadar garam yang tinggi akan menyebabkan menghambat pertumbuhan tanaman. Dalam
praktek sub surface drainage ini mendapatkan beberapa problema, karena keadaan
3

topografi dari suatu daerah, keadaan muka air, dan macam dari tanah. Perhitungan yang
digunakan menggunakan metode Hooghoudt dengah hasil kedalaman imajinary permeable
layer yaitu 3,5 m.
Salah satu faktor penting adalah biaya pembuatan saluran diusahakan seminimum
mungkin, tetapi dapat menampung debit semaksimum mungkin yang melewati saluran
tersebut, serta pada pembuatan saluran diusahakan untuk tetap mengikuti kemiringan slope
tanah agar tidak terjadi penimbunan. Begitu juga pada pengerjaan tugas drainasi kali ini.
Diusahakan tidak ada timbunan sama sekali. Karena diketahui bahwa suatu penimbunan
juga memerlukan biaya, yang mana biaya itu sendiri tidak sedikit. Tetapi pembutan saluran
ini akan tetap diusahakan untuk memenuhi persyaratan pembuatan saluran drainasi dan
saluran tersebut dapat bertahan lama. Berdasarkan perhitungan ekonomi yang telah
dilakukan maka dapat diperoleh data sebagai berikut :
Total biaya galian : Rp 2.363.386.443,73
Total biaya beton : Rp 1.552.435.324,54

5.2. Saran
Perencanaan saluran drainasi di daerah perkotaan harus memperhatikan dan
mempertimbangkan efisiensi ekonomisnya dan kesejahteraan bagi masyarakat. Efisiensi
ekonomi dilakukan dengan meminimalkan biaya keseluruhan proyek dan akibat yang
ditimbulkan oleh adanya saluran tersebut.
Dalam pembuatan saluran drainasi diusahakan tidak banyak memakan lahan, dan
dimensi saluran dibuat sekecil mungkin tetapi dapat menampung debit terbesar yang
melewatinya, sehingga saluran tersebut aman dalam pengertian tidak menyebabkan air
meluap atau menyebabkan genangan yang dapat berakibat buruk bagi kesejahteraan
masyarakat sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai