Anda di halaman 1dari 8

Makalah

SINTESIS KROMIUM(II) ASETAT HIDRAT Cr 2 (CH 3 CO 2 ) 4 (H 2 O) 2

Disusun Oleh : 1. Medina Indriati J2C007030

2. Melly Wahyuningsih J2C007031 3. Milka Ironia Realita J2C007032

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kromium (II) Asetat Hidrat Kromium(II) asetat, adalah senyawa koordinasi atau senyawa kompleks dengan rumus Cr2(CH3CO2)4(H2O)2 yang mengandung 2 atom kromium yang merupakan atom pusat, 2 molekul air sebagai ligan dan 4 molekul asetat yang juga berperan sebagai ligan. Rumus ini sering disingkat Cr2(OAc)4(H2O)2. Senyawa ini, serta beberapa turunannya menunjukkan salah satu dari sifat luar biasa yang hanya dimiliki beberapa logam - kemampuan untuk berikatan rangkap empat. Dulunya, pembuatan kromium (II) asetat merupakan tes standar terhadap kemampuan sintesis seorang pelajar, karena sensitivitasnya terhadap udara. Senyawa ini terdapat dalam bentuk hidrat maupun anhidrat. 1.2. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Kromium (II) Asetat Hidrat Kromium (II) asetat hidrat memiliki sifat fisik dan sifat kimia, diantaranya yaitu : memiliki rumus molekul C8H16Cr2O10, massa molar sebesar 376,2 g/mol, densitas 1,79 g/cm3, berbentuk padatan atau kristal berwarna merah bata, struktur geometri berbentuk oktahedral dan bersifat diamagnetis, titik leleh lebih dari 100C, memiliki kelarutan yang rendah dalam air dan metanol karena sifatnya yang non-ionik, dan mudah teroksidasi oleh oksigen di udara.

Gambar 1.1. Struktur Kromium (II) Asetat Hidrat BAB II SINTESIS, KARAKTERISASI, DAN ANALISIS

2.1. Reagen-Reagen yang Dibutuhkan 15 g CrCl3.6H2O 12 g padatan seng (Zn) 90 g Na-asetat.3H2O 25 ml HCl pekat 200 ml air dindin 75 ml alkohol (95%) 75 ml eter

2.2. Alat-Alat yang Dibutuhkan Labu erlenmeyer Gelas beaker Keran dengan penjepit karet Tabung pengantar/pembawa Pipet tetes Gelas funnel Kertas saring

Pengaduk

2.3. Rangkaian Alat

2.4. Prosedur Sintesis Tempatkan padatan seng dan larutan CrCl3.6H2O dalam 50 mL air pada labu Erlenmeyer tengah

Tambahkan perlahan larutan HCl pekat ke dalam larutan CrCl3.6H2O sampai larutan berwarna biru dan terbentuk gas hydrogen yang ditandai dengan adanya gelembung pada gelas beker berisi air Buat larutan kental NaOAc.3H2O dalam 80 mL air di dalam Erlenmeyer terpisah Selama gas hidrogen terbentuk, tekan karet tabung untuk memberikan tekanan pada larutan kromium(II) klorida ke dalam labu Erlenmeyer (sebelah kiri) yang berisi larutan natrium asetat Masukkan tabung pengantar/pembawa ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi natrium asetat selama pentransferan larutan kromium(II) klorida, endapan merah terbentuk (catatan : jangan mentransfer larutan kromium ke dalam larutan natrium asetat sampai warna larutan kromium benar-benar biru/biru telor asin). Saring endapan kromium asetat menggunakan gelas funnel dan cuci endapan dengan akuades/air dingin Jangan mengaduk endapan dengan kuat selama pencucian dengan air atau proses filtrasi akan berjalan lambat Kemudian cuci endapan dengan alkohol dan eter dan terakhir keringkan kristal pada gelas funnel. Kristal yang diperoleh merupakan kristal kromium(II) asetat hidrat berwarna merah.

2.5. Karakterisasi

Kromium(II) asetat hidrat merupakan senyawa kompleks yang mudah teroksidasi. Jika sampel terkena udara maka akan terjadi perubahan warna kristal dari merah menjadi abu-abu kehijauan yang menunjukkan bahwa sampel kromium(II) asetat hidrat teroksidasi. Kromium(II) asetat hidrat juga memiliki sifat diamagnetik yaitu sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan magnet ketika dikenai medan magnet. Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak. Diamagnetik adalah salah satu bentuk magnet yang cukup lemah, dengan pengecualian superkonduktor yang memiliki kekuatan magnet yang kuat. Sifat diamagnetik yang dimiliki oleh kromium(II) asetat hidrat disebabkan oleh elektron-elektron di dalam atom kromium berinteraksi dimer atau semua elektron pada atom krom telah berpasangan. Jika warna kristal yang terbentuk bukan merah bata atau kristal yang dihasilkan bersifat paramagnetik, maka hal tersebut menunjukkan bahwa kristal kromium(II) asetat tidak murni.

2.6. Analisis Kristal Kromium(II) Asetat Hidrat Untuk menganalisis kristal kromium(II) asetat hidrat dapat

menggunakan spektoskopi IR (Infra Red) untuk mengetahui gugus asetat yang terikat pada atom krom pada panjang gelombang 1608,60.

Spektra IR Kromium(II) asetat hidrat BAB III PENUTUP Senyawa kompleks Kromium(II) asetat hidrat dapat disintesis dari pereaksian antara kromium klorida CrCl3.6H2O dengan NaOAc.3H2O. ato Cu2+ berperan sebagai atom pusat dan CH3CO2- berperan sebagai ligan. Hasil yang diperoleh berupa padatan kristal Cr2(CH3CO2)4(H2O)2 berwarna merah bata. Sifat-sifat kristal Cr2(CH3CO2)4(H2O)2 yang diperoleh dari hasil sintesis yaitu mudah teroksidasi yang menyebabkan perubahan warna kristal menjadi abu-abu kehijauan dan bersifat diamagnetik.

DAFTAR PUSTAKA

http/www.wikipedia.com Huheey, J.E, 1983, Inorganic Chemistry, 3rd Ed., Harper and Row Publishers; New York Kida, et al, 1963, Analysis of Chromium(II)Acetat and Copper(II)Acetat, Osaka University; Osaka Sukardjo, 1994, Kimia Anorganik, Bina Aksara; Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai