Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Olahraga Jantung Sehat adalah olahraga yang memiliki tujuan untuk merawat jantung dan pembuluh darah. Kedua bagian tubuh tersebut memang saling berkaitan. Sebab, pembuluh darah yang sehat membuat fungsi jantung optimal.Olahraga ini merupakan perpaduan olahraga aerobik sebagai intinya dengan gerakan yang dinamis dan isotonis. Aerobik sendiri artinya proses pembakaran sumber energi dengan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya sambil menggerakkan otot-otot besar dalam tubuh. Sedangkan olahraga aerobik artinya olahraga yang gerakannya di ulang-ulang secara ritmik dan dinamis. Cukup melakukan satu kali olahraga akan menurunkan tekanan darah dalam hari itu, dan berolahraga teratur dapat menjaga tekanan darah normal dalam jangka panjang. Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah di buat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan di sebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut 140 90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama ( 140 ) menunjukkan tekanan keatas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, dan di sebut tekanan sistolik atau sering di sebut tekanan keatas. Angka kedua ( 90 ) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat diantara pemompaan, dan di sebut tekanan diastolik atau sering juga di sebut tekanan bawah. Bila memiliki nilai tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolic > 90 mmHg maka seseorang dinyatakan menderita tekanan darah tinggi ( hipertensi ).

Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi; dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hipertensi adalah penyakit yang umum, tanpa disertai gejala khusus, dan biasanya dapat ditangani secara mudah. Namun bila dibiarkan tanpa 1

penanganan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang lebih parah berupa: penyakit jantung dan pembuluh darah seperti aterosklerosis, infark miokard, gagal jantung, infark serebri, gangguan fungsi ginjal tahap akhir, retinopati dan kematian dini. Perkembangan teknologi modern dewasa ini telah membuat manusia lebih banyak mempergunakan otak dari pada fisik atau otot. Pada umumnya keadaan fisik menjadi statis dan pasif artinya tidak segar, baik jasmaniah maupun rohaniah, yakni sebagai akibat dari terus menerus menghadapi persoalan dan pekerjaan yang sama dan membosankan. Dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, kesegaran jasmani mutlak harus dimiliki oleh setiap individu Indonesia sesuai kebutuhan masing-masing sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan ( Dangsina Moeloek, 1984 : 2 ) Kesegaran jasmani ditinjau dari segi ilmu faal ( fisiologi ) adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya ( dari kerja yang dilakukan sehari-hari ) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan ( Dangsina Moeloek , 1984 : 1 ) Kehidupan dimasa yang akan datang penuh dengan tantangan, diantaranya ancaman terhadap kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan manusia. Sehat adalah suatu anugerah yang luar biasa manfaatnya untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Karena dalam keadaan sehatlah orang dapat menjalankan tugasnya dengan baik ( Rusli Lutan , 2002 : 152 ) WHO mensinyalir meningkatnya angka kematian sebagai akibat penyakit jantung dan pembuluh darah yang disebabkan karena kurang gerak dan berarti menurunnya kesegaran jasmani ( Hasnan Said , 1980 : 17 ).

Menurut WHO prevalensi hipertensi di Negara maju berkisar 10-20 % sedangkan di Indonesia berkisar 10 %, sesuai dengan data yang diperoleh dari WHO pada tahun 1978 menunjukkan bahwa kira-kira 50 % penderita hipertensi tidak mengetahui dan tidak sadar bahwa tekanan darah mereka meninggi. Dari 50 % orang yang diketahui hipertensi, hanya 25 % yang mendapatkan pengobatan dan hanya 12,5 % yang diobati secara baik ( Budhi Darmodjo R dkk, 1997 : 46 ) Menurut penelitian Ralph Pafferharger orang yang tidak pernah melakukan olah raga mempunyai resiko hipertensi 35 % lebih besar. Hasil penelitian lain

menyimpulkan orang yang tidak pernah olah raga resikonya 1,5 kalinya ( Nani Selamiharja , 2006 : 3 ). Hasil penelitian Gasper terhadap 3000 orang mengenai hubungan kesegaran jasmani dengan tekanan darah diperoleh hasil bahwa orang yang kesegaran jasmaninya baik, tekanan darah diastoliknya lebih rendah dari pada orang yang kesegaran jasmaninya rendah ( Sadoso Sumosardjono , 1991 : 107 ). Menurut hasil penelitian Dian Eka Saputri mahasiswa FKM Universitas Negri Semarang tentang Pengaruh Olahraga Senam Jantung Sehat Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada lansia di Kabupaten Magelang bulan Juni 2009 yaitu populasi pada penelitian yang dilakukan sebanyak 286 orang, dengan penderita hipertensi sebanyak 180 orang. Sampel penelitian sebanyak 74 orang lansia. Hasil penelitian menunjukkan ( 1 ) keaktifan lansia dalam kegiatan olahraga senam jantung sehat antara yang aktif dan yang tidak aktif adalah relative seimbang yaitu pada kategori aktif sebanyak 51% dan yang tidak aktif 49%. ( 2 ) tingkat penurunan tekanan darah

responden rata-rata adalah baik yaitu sebanyak 48%, dan ( 3 ) ada hubungan yang signifikan antara olahraga senam jantung sehat terhadap penurunan tekanan darah. Para peneliti berpuluh-puluh tahun mengembangkan cara pengobatan tekanan darah tinggi, tapi berolahraga merupakan obat yang terbaik. Dan dari hasil penelitian, penderita hipertensi ringan, bila mau melakukan latihan olahraga secara teratur dan cukup takarannya tekanan sistoliknya dapat turun 8-10 mmHg dan diastolinya turun 610 mmHg. Setelah melakukan analisa terhadap 15 penelitian yang mempelajari hubungan antara olahraga dan penurunan tekanan darah, maka disimpulkan 75 % penderita hipertensi yang berolahraga kembali normal tekanan darahnya. Dengan berolahraga mempunyai beberapa manfaat antara lain : dapat memperkuat jantung, menurunkan kolesterol, membantu menjaga berat badan, dan menurunkan resiko terhinggap diabetes. Dengan aktifitas olahraga penurunan 10 point mungkin cukup baik, tapi penurunan itu tidak cukup membawa tekanan darah kebatas normal, untuk hasil yang optimal, banyak orang mengkombinasikan gaya hidup sehat aktif sekaligus berobat. Berdasarkan gambaran diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang hubungan senam jantung dengan penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di klub senam jantung sehat Klinik Kardiovaskular Hospital Cinere.

B. Rumusan Masalah Menurut penelitian Ralph Pafferharger orang yang tidak pernah melakukan olah raga mempunyai resiko hipertensi 35 % lebih besar. Hasil penelitian lain

menyimpulkan orang yang tidak pernah olah raga resikonya 1,5 kalinya ( Nani Selamiharja , 2006 : 3 ). Hasil penelitian Gasper terhadap 3000 orang mengenai hubungan kesegaran jasmani dengan tekanan darah diperoleh hasil bahwa orang yang kesegaran jasmaninya baik, tekanan darah diastoliknya lebih rendah dari pada orang yang kesegaran jasmaninya rendah ( Sadoso Sumosardjono , 1991 : 107 ). Menurut hasil penelitian Dian Eka Saputri mahasiswa FKM Universitas Negri Semarang tentang Pengaruh Olahraga Senam Jantung Sehat Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada lansia di Kabupaten Magelang bulan Juni 2009 yaitu populasi pada penelitian yang dilakukan sebanyak 286 orang, dengan penderita hipertensi sebanyak 180 orang. Sampel penelitian sebanyak 74 orang lansia. Hasil penelitian menunjukkan ( 1 ) keaktifan lansia dalam kegiatan olahraga senam jantung sehat antara yang aktif dan yang tidak aktif adalah relative seimbang yaitu pada kategori aktif sebanyak 51% dan yang tidak aktif 49%. ( 2 ) tingkat penurunan tekanan darah responden rata-rata adalah baik yaitu sebanyak 48%, dan ( 3 ) ada hubungan yang signifikan antara olahraga senam jantung sehat terhadap penurunan tekanan darah. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan penelitian ini adalah : apakah ada hubungan antara senam jantung dengan penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di klub senam jantung sehat Klinik Kardivaskuler Hospital Cinere.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama dan konsistensi penekanan area penusukan jarum terhadap kejadian hematoma pada pasien post kateterisasi jantung di RS Jantung Diagram Depok. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik responden: jenis kelamin, usia, berat badan dan

tinggi badan b. Mengetahui pengaruh lama penekanan area penusukan jarum terhadap kejadian

hematoma c. Mengetahui pengaruh konsistensi penekanan area penusukan jarum terhadap

kejadian hematoma

D. Manfaat Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan bagi penderita yaitu untuk memberikan informasi tentang kesehatan

terutama penyakit hipertensi pada peserta senam jantung sehat. 2. Kegunaan bagi institusi pendidikan yaitu sebagai bahan referensi yang dapat

digunakan dalam penelitian selanjutnya. 3. Kegunaan bagi Rumah Sakit yaitu sebagai bahan informasi tentang senam jantung

sehat dan penurunan tekanan darah penderita hipertensi khususbya peserta senam jantung sehat di Hospital Cinere.

E. Ruang Lingkup Berdasarkan identifikasi yang telah didapat maka peneliti membatasi rumusan masalah yaitu untuk mengetahui lama dan konsistensi penekanan area penusukan jarum berberpengaruh terhadap terjadinya hematoma pada pasien post kateterisasi jantung di Rumah Sakit Jantung Diagram Depok.

Anda mungkin juga menyukai