Penjelasan Jurumiyyah (1) EBS
Penjelasan Jurumiyyah (1) EBS
Penjelasan
Jurumiyyah
(1)
Muhammad bin Muhammad bin Dawud As-Shanhaji
Ibnu Ajurrum rahimahullaah
(672 – 723 H)
2
﷽
MUQADDIMAH
ِ ﺼ َﻼةُ واﻟ ﱠﺴ َﻼم ﻋﻠَﻰ رﺳﻮِل ِ ِ
.ﷲ ْ ُ َ َ ُ َ َواﻟ ﱠ،ﺑ ْﺴ ِﻢ ﷲ
Amma ba’du, berikut ini adalah penjelasan ringkas
terhadap kitab Jurumiyyah yang ditulis oleh Syaikh
Muhammad bin Muhammad bin Dawud As-Shanhaji,
yang dikenal dengan Ibnu Ajurrum rahimahullaah (672
- 723 H), kitab yang membahas tentang Nahwu.
“Nahwu adalah: kaidah-kaidah untuk mengenal:
(1)tugas setiap kalimah (kata) yang berada dalam
jumlah (kalimat), (2)penetapan akhir kalimah, dan
(3)kaifiyat i’raab-nya.” [“Mulakhkhas Qawaa’id al-
Lughah al-‘Arabiyyah” (hlm. 17)]
Maka dalam buku ini akan dijelaskan seputar tiga
perkara tersebut. Dan hanya dengan menguasai
ketiganya; maka seorang ‘ajam (yang tidak berbahasa
Arab) belum bisa untuk menguasai bahasa Arab,
bahkan untuk membaca kitab Arab pun belum bisa.
Karena untuk bisa membaca kitab; maka harus
mengetahui makna dari masing-masing kalimah (kata),
sehingga harus sering membuka kamus bahasa Arab.
Dan untuk bisa membuka kamus; maka dibutuhkan
ilmu Sharaf.
Penjelasan dalam buku banyak diambil dari kitab:
“At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah al-
Aajurruumiyyah”, karya Syaikh Muhammad
Muhyiddin ‘Abdul Hamid (1318 - 1393 H)
3
rahimahullaah disertai kitab: “Al-Hulal adz-
Dzahabiyyah ‘Alaa at-Tuhfah as-Saniyyah”, dan juga
dari kitab-kitab lainnya.
Untuk bagian pertama ini berisi: Pengertian Kalaam
(Jumlah Mufidah), Macam-Macam Kalimah, Tanda-
Tanda bagi masing-masing Kalimah, I’raab dan Tanda-
Tanda I’raab.
Wallaahu A’lam.
4
PELAJARAN PERTAMA
ﷲ اﻟ ﱠﺮ ْﺣ ٰـﻤ ِﻦ اﻟ ﱠﺮِﺣ ْﻴ ِﻢ
ِ ﺑِﺴ ِﻢ
ْ
Dengan Nama Allah
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
5
ْ ( ﻳَـْﺒـﻠُ ُﻎ اﻟْ ُﻤ ْﺠﺘَ ِﻬ ُﺪ اﻟْ َﻤmujtahid (orang yang
- ﺠ َﺪ
bersungguh-sungguh) akan mencapai kemuliaan)
Maka satu kalimah saja: tidaklah dinamakan
kalaam.
3. Mufiid (memberi faedah).
Yakni: kalimatnya sempurna sehingga ketika orang
yang mengucapkan kalaam itu berhenti; maka tidak ada
lagi yang ditunggu.
Sebagaimana pada dua contoh di atas.
Adapun kalau masih ada yang ditunggu; maka
bukan kalaam. Seperti:
6
Seperti ( َزﻳْـ ٌﺪZaid); maka menurut bangsa Arab:
lafazh ini menunjukkan atas nama untuk seseorang.
Kalau kita balik menjadi ( َدﻳْـٌﺰDayz); maka menurut
bangsa Arab: ini tidak bermakna dan mereka tidak
menggunakannya. Walaupun menurut bangsa lain -
seperti bangsa Inggris- ada maknanya -kalau dibaca
Days- dan mereka menggunakannya.
7
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN PERTAMA
8
- ( ﷲُ َرﺑﱡـﻨَﺎAllah Rabb kita)
- ﺤ ﱠﻤ ٌﺪ ﻧَـﺒِـﻴﱡ ـﻨَﺎ
َ ( ُﻣـMuhammad Nabi kita)
2. Contoh lafazh mufrad (tidak murakkab/tersusun):
- ﺤ ﱠﻤ ٌﺪ
َ ( ُﻣـMuhammad)
- ‘( َﻋﻠِ ﱞﻲAli)
- ﻗﺎم
َ (berdiri)
- ( ِﻣ ْﻦdari)
3. Contoh murakkab (tersusun) tapi tidak mufiid
(tidak memberikan faedah):
ِْ ُ( َﻣ ِﺪﻳْـﻨَﺔkota Iskandariyah)
- اﻹ ْﺳ َﻜْﻨ َﺪ ِرﻳـﱠ ِﺔ
- ت
ُ ﻀَﺮَﻣ ْﻮ
ْ ( َﺣHadromaut)
- ﺎس
ُ ﻒ اﻟﻨﱠ َ ْ( ﻟَْﻮ أَﻧkalaulah manusia itu insaf)
َ ﺼ
ِّ َ( إِذَا َﺟﺎءjika datang musim dingin)
- ُاﻟﺸـﺘَﺎء
9
B. Bedakanlah antara kalaam (Jumlah Mufidah)
dengan Jumlah Ghairu Mufidah dalam kalimat-kalimat
berikut ini!
ﺖ اﻟْـ َﺠـ ﱡﻮ
َ ﻟَْﻴ.١
أَ َﻛ َﻞ َزﻳْـ ٌﺪ.٢
اﻟْ ِﻘﻄَ ُﺎر َﺳ ِﺮﻳْـ ٌﻊ.٣
ِ
تَ اﺟـﺘَـ َﻬ ْﺪ ْ إِن.٤
ﺾُ ْﺖ اﻟْ َﻤ ِﺮﻳ َ ﻟَْﻴ.٥
ﻒٌ ب ﻧَ ِﻈْﻴ ُ اﻟﺜـ ْﱠﻮ.٦
ﺎب اﻟﱠ ِﺬ ْي ِ
ُ َ اﻟْﻜﺘ.٧
ُﺖ اﻟْ ُﻤﺘَـ َﻌﻠِّ َﻤﺔُ اﻟْﺒِْﻨ.٨
10
PELAJARAN KEDUA
- ﺟ ٌﻞ
ُ ( َرlaki-laki)
- ﺟـ َﻤ ٌﻞ
َ (unta)
11
- ( ﻧـَ ْﻬٌﺮsungai)
- ٌﱠﺎﺣﺔ
َ ( ﺗُـﻔapel)
- ٌ( ﻟَْﻴ ُﻤ ْﻮﻧَﺔlemon)
12
- ( ﻓَ ِﻬ َﻢtelah memahami)
- ج
َ ( َﺧَﺮtelah keluar)
- ( َﺳـ ِﻤ َﻊtelah mendengar)
- ﺼَﺮ
َ ْ( أَﺑtelah melihat)
- ( ﺗَ َﻜﻠﱠ َﻢtelah berbicara)
- اﺳﺘَـ ْﻐ َﻔَﺮ
ْ (telah meminta ampun)
- ( ا ْﺷﺘَـَﺮَكtelah bersekutu)
- ج
ُ ( ﻳَـ ْﺨُﺮsedang/akan keluar)
- ( ﻳَ ْﺴ َﻤ ُﻊsedang/akan mendengar)
ِ ( ﻳـﺒsedang/akan melihat)
- ﺼ ُﺮ ُْ
- ( ﻳَـﺘَ َﻜﻠﱠ ُﻢsedang/akan berbicara)
13
- ( ﻳَ ْﺸﺘَـ ِﺮُكsedang/akan bersekutu)
- ج
ْ اﺧُﺮ
ْ (keluarlah)
- اﺳـ َﻤ ْﻊ
ْ (dengarlah)
ِ ( أَﺑlihatlah)
- ﺼْﺮ ْ
- ( ﺗَ َﻜﻠﱠ ْﻢbicaralah)
- اﺳﺘَـ ْﻐ ِﻔ ْﺮ
ْ (minta ampunlah)
- ( ا ْﺷ َِﱰ ْكbersekutulah)
14
Sehingga huruf-huruf semacam ini dinamakan huruf
ma’ani.
Jenis huruf yang kedua adalah huruf mabani; yakni:
huruf hija-iyyah, yang kalau digabungkan dengan
selainnya pun: tidak akan memberikan makna.
15
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KEDUA
- ( َزﻳْ ٌﺪZaid)
ِ ( إِﺑـﺮIbrahim)
- اﻫْﻴ ُﻢَْ
- ﺎر ِ
ٌ ( ﺣـ َﻤkeledai)
- ﺐ ِ
ٌ ْ( ذﺋserigala)
- ٌ( ﺑـُْﺮﺗُـ َﻘﺎﻟَﺔjeruk)
- ٌ( َوْرَدةmawar)
- ( ٰﻫ ُﺆَﻻ ِءmereka)
16
- ﺎل
َ َ( ﻗtelah berkata), ( ﻳَـ ُﻘ ْﻮ ُلsedang/akan berkata), ﻗُ ْﻞ
(katakanlah)
- ﺿﻲِ
َ ( َرtelah ridha’), ﺿﻰ
َ ( ﻳَـْﺮsedang/akan ridha’), ض
َ ْار
(ridha’lah)
- ﺻ َﺪ َق
َ (telah jujur), ﺼ ُﺪ ُق
ْ َ( ﻳsedang/akan jujur), اﺻ ُﺪ ْق
ْ
(jujurlah)
- اﺟﺘَـ َﻬ َﺪ
ْ (telah bersungguh-sungguh), ﻳَـ ْﺠﺘَ ِﻬ ُﺪ
(sedang/akan bersungguh-sungguh), اﺟﺘَ ِﻬ ْﺪ
ْ (bersungguh-
sungguhlah)
- اﺳﺘَـ ْﻐ َﻔَﺮ ِ
ْ (telah meminta ampun), ( ﻳَ ْﺴﺘَـ ْﻐﻔُﺮsedang/akan
meminta ampun), اﺳﺘَـ ْﻐ ِﻔ ْﺮ
ْ (minta ampunlah)
- آﻣ َﻦ ِ
َ (telah beriman), ( ﻳـُ ْﺆﻣ ُﻦsedang/akan beriman),
( ِآﻣ ْﻦberimanlah)
3. Contoh untuk huruf:
- ( ِﻣ ْﻦdari) - ﺣ ﱠﱴ
َ (sampai)
- ( إِﻟَـﻰke) - ( ﻟَـ ْﻢbelum)
- ( َﻋ ْﻦmelampaui) - ( َﻻtidak)
- ( إِﱠﻻkecuali) - ( ﻟَ ْﻮseandainya)
17
- ( إِ ﱠنsungguh) - ﺖ
َ ( ﻟَْﻴseandainya)
- ( أَ ﱠنsungguh) - ( إِ ْنjika)
- ف
َ ( َﺳ ْﻮakan) - ( أ َْوatau)
18
PELAJARAN KETIGA
19
Yaitu: kasrah -atau penggantinya- pada akhir
kalimah yang muncul disebabkan oleh ‘aamil.
Seperti: kasrah huruf ra’ pada ﺑَ ْﻜ ٍﺮdan َﻋ ْﻤ ٍﺮوpada
kalimat:
- ت ﺑِـﺒَ ْﻜ ٍﺮ
ُ ( َﻣَﺮْرsaya bertemu Bakr)
- ﺎب َﻋ ْﻤ ٍﺮو ِ
ُ َ( َﻫ َﺬا ﻛﺘini adalah kitab ‘Amr)
Maka ﺑَ ْﻜ ٍﺮdan َﻋ ْﻤ ٍﺮوadalah isim; karena ada tanda
isim pada keduanya; yaitu: khafdhu.
2. Tanwin
Yaitu: nun sukun pada akhir kalimah (kata) yang
diucapkan tapi tidak tertulis dan diganti dengan
mengulang harakat; yakni: ◌ً (fat-hatain), ◌ٍ (kasratain),
dan ◌ٌ (dhammatain).
- ﺟ ٌﻞ
ُ ( َرlaki-laki)
- ( ﻏُ َﻼ ٌمanak muda)
- س
ٌ ( ﻓَـَﺮkuda)
- ﺎب ِ
ٌ َ( ﻛﺘbuku)
- ﺖ
ٌ ( ﺑَـْﻴrumah)
- ٌ( َﻣ ْﺪ َر َﺳﺔsekolah)
3. Masuknya alif lam
Yakni: pada awal kalimah (kata).
20
Seperti:
- ﺟ ُﻞ
ُ ( اﻟﱠﺮlaki-laki itu)
- ( اﻟْﻐُ َﻼ ُمanak muda itu)
- س
ُ ( اﻟْ َﻔَﺮkuda itu)
- ﺎب ِ
ُ َ( اﻟْﻜﺘbuku itu)
- ﺖ
ُ ( اﻟْﺒَـْﻴrumah itu)
- ُ( اﻟْ َﻤ ْﺪ َر َﺳﺔsekolah itu)
4. Bisa dimasuki huruf-huruf khafdhu (jarr).
Seperti:
ِ ( ﺳﺎﻓَـﺮت ِﻣﻦ اﻟْ َﻘSaya safar dari Kairo)
- ِﺎﻫَﺮة َ ُْ َ
- اﻹ ْﺳ َﻜْﻨ َﺪ ِرﻳﱠِﺔ
ِْ ت إِﻟَـﻰ
ُ ( َﺳﺎﻓَـْﺮSaya safar ke Iskandariyah)
-سِ ﺖ اﻟ ﱠﺴ ْﻬ َﻢ َﻋ ِﻦ اﻟْ َﻘ ْﻮ
ُ ( َرَﻣـْﻴsaya melmpar anak panah dari
busur)
- ﺠﺒَ ْﻞ ِ (saya naik ke atas gunung)
َ ت َﻋﻠَﻰ اﻟْـ
ُ ﺻﻌ ْﺪ
َ
- ( اﻟْ َﻤﺎءُ ﻓِـﻲ اﻟْ ُﻜ ْﻮِزair itu di dalam teko)
- ﺟ ٍﻞ ﻛ ِﺮﻳْـ ٍﻢ ﻗَﺎﺑَـﻠَـﻨِـﻲ
ُ ب َر
( ُر ﱠsedikit sekali laki-laki mulia
ْ
yang menjumpaiku)
- ي ِ
ْ ت ﺑﺎﻟْ َﻮاد
ُ ( َﻣَﺮْرsaya melewati lembah)
- ( ﻟَْﻴـﻠَﻰ َﻛﺎﻟْﺒَ ْﺪ ِرLaila seperti purnama)
21
- ﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ِ ُ ( اﻟْﻤharta itu milik Muhammad)
َ ﺎل ﻟ ُﻤ َ
- Z & % $ # " ! [ (“demi (buah) Tin dan
(buah) Zaitun, demi gunung Sinai.” (QS. At-Tin: 1-2))
- َﺟﺘَ ِﻬ َﺪ ﱠن ِ
ْ ( َوﷲ َﻷdemi Allah, sungguh, aku benar-benar
akan bersungguh-sungguh)
- Z...Í Ì Ë [ (“dan demi Allah,
sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap
berhala-berhalamu...” (QS. Al-Anbiya’: 57)
* Catatan:
Perbedaan antara tanda isim pertama; yaitu: khafdh
dan tanda isim keempat; yaitu: huruf-huruf khafdh;
yaitu: bahwa khafdh disebabkan oleh tiga perkara:
huruf-huruf khafdh, idhafah (mudhaf), dan sebagai
taabi’. Jadi, tanda isim pertama; yaitu: khafdh lebih
umum dari tanda isim keempat; yaitu: huruf-huruf
khafdh. Wallaahu A’lam.
22
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KETIGA
Z % $ # " ![ -
Z * ) ( ' &[ -
Z...º ¹ ¸ ¶ µ ´ ... [ -
Z... ÒÑ Ð Ï [ -
Z W V U T S... [ -
Z ¬ « ª © ¨ § ¦ ¥ ¤ £[ -
Z ¸ ¶ µ ´ ³ ² ±° ¯ ® [ -
23
PELAJARAN KEEMPAT
ف َوﺗَ ِﺎء ِ
َ اﻟﺴـ ـ ْﻴـ ِﻦ َو َﺳ ْﻮ ِ ُ واﻟ ِْﻔ ْﻌﻞ ﻳُـ ْﻌﺮ-[٥]
ّ َو، ﺑ َﻘ ْﺪ:ف َ ُ َ
.ﺴﺎﻛِﻨَ ِﺔ ِ اﻟﺘﱠﺄْﻧِْﻴ
ﺚ اﻟ ﱠ
[5]- Fi’il dikenal dengan: ﻗَ ْﺪ, َﺳ ـ ـdan ف
َ ( َﺳ ـ ْﻮakan),
serta ta ta’nits sukun (ت
ْ ).
Fi’il memiliki tanda-tanda yang membedakannya
dari isim dan huruf. Satu saja dari tanda fi’il itu ada
pada sebuah kalimah (kata); maka ini menunjukkan
bahwa kalimah tersebut adalah fi’il; bukan isim dan
bukan huruf.
Di sini penulis rahimahullaah menyebutkan empat
tanda:
1. ﻗَ ْﺪ
Masuk pada fi’il madhi dan fi’il mudhari’.
Ketika masuk pada fi’il madhi; maka memiliki dua
makna:
Pertama: kepastian.
Seperti:
- Z $ # " ! [ (“Sungguh beruntung orang-
orang yang beriman.” (QS. Al-Mukminun: 1))
24
- Z ...c b a ` _ ^ [ (“Sungguh, Allah
telah meridhai orang-orang mukmin...” (QS. Al-Fath:
18))
- ﺤ ﱠﻤ ٌﺪ
َ ﻀـَﺮ ُﻣـ
َ ( ﻗَ ْﺪ َﺣMuhammad telah hadir)
- ﺧﺎﻟِـ ٌﺪ
َ ( ﻗَ ْﺪ َﺳﺎﻓَـَﺮKhalid telah safar)
Kedua: menunjukkan dekat (segera terjadi).
Seperti:
- Perkataan orang yang iqamah: ُﺼ َﻼة ِ ( ﻗَ ْﺪ ﻗَﺎﻣShalat
ﺖ اﻟ ﱠ َ
hampir ditegakkan)
Ketika masuk pada fi’il mudhari’; maka memiliki
dua makna:
Pertama: sedikit (terkadang).
Seperti:
- ب
ُ ﺼ ُﺪ ُق اﻟ َﻜ ُﺬ ْو
ْ َ( ﻗَ ْﺪ ﻳorang yang banyak berdusta
terkadang jujur)
- ﺠ ْﻮُد اﻟْﺒَ ِﺨْﻴ ُﻞ
ُ ( ﻗَ ْﺪ ﻳَـorang yang bakhil terkadang
dermawan)
- ﺢ اﻟْﺒَﻠِـ ـْﻴ ُﺪ
ُ ( ﻗَ ْﺪ ﻳَـْﻨ َﺠorang yang pandir terkadang lulus)
Kedua: banyak (sering)
- ُﺠﺘَ ِﻬ ُﺪ ﺑُـ ْﻐـﻴَ ـﺘَﻪ
ْ ﺎل اﻟْ ُﻤ
ُ َ( ﻗَ ْﺪ ﻳَـﻨseringkali orang yang
bersungguh-sungguh meraih cita-citanya)
25
ِ ( ﻗَ ْﺪ ﻳـ ْﻔﻌﻞ اﻟﺘseringkali orang yang bertakwa
- ﱠﻘ ﱡﻲ اﻟْـﺨْﻴـَﺮ َُ َ
melakukan kebaikan)
2 & 3. َﺳ ـ ـdan ف
َ َﺳـ ْـﻮ
Keduanya hanya masuk pada fi’il mudhari’ saja,
dan keduanya menunjukkan makna akan datang.
Seperti:
- Z...% $ # " ! [ (“Orang-orang yang
kurang akal di antara manusia akan berkata,...” (QS.
Al-Baqarah: 142))
- Z...? > = [ (“Orang-orang yang
tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan berkata
kepadamu,...” (QS. Al-Fath: 11))
- Z X W V U T [ (“Dan sungguh, kelak
Rabbmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu,
sehingga engkau menjadi puas.” (QS. Adh-Dhuha: 5))
- Z...` _ ^...[ (“...kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka...” (QS. An-Nisa’:
56))
- Z...n m l ... [ (“...kelak Allah akan
memberikan pahala kepada mereka...” (QS. An-Nisa’:
152))
4. Ta ta’nits sukun (ت
ْ)
26
Hanya masuk pada fi’il madhi saja, dan
menunjukkan bahwa fa’il atau na-ibul fa’il-nya adalah
mu-annats.
Seperti:
ِِ ِ
َ ْ ﺖ َﻋﺎﺋ َﺸﺔُ أُﱡم اﻟْ ُﻤﺆﻣﻨ
- ﲔ ْ َ‘( ﻗَﺎﻟAisyah Ummul Mukminin
berkata)
- ﺴ ِﻂ ِ ْ ( ﻓُِﺮ َﺷrumah kami dibentangkan dengan
ُ ُﺖ َد ُارﻧَﺎ ﺑﺎﻟْﺒ
permadani)
Yang perlu diperhatikan dari ta ta’nits sukun (ت
ْ ) ini
bahwa: sukunnya bisa berharakat ketika bertemu sukun
lain; seperti:
- Z ...0 / . ... [ (“...kemudian dia berkata
(kepada Yusuf), “Keluarlah (tampakkanlah dirimu)
kepada mereka.”...” (QS. Yusuf: 31))
- Z...X W V [ (“Dan istri Fir‘aun
berkata,...” (QS. Al-Qashash: 9))
27
Seperti: ِﻣ ْﻦ, َﻫ ْﻞdan ﻟَـ ْﻢ. Maka tiga kalimah (kata) ini
tidak menerima alif lam, tanwin, maupun huruf khafdh
(jarr), sehingga tidak bisa engkau katakan: اﻟْ ِﻤ ْﻦatau ِﻣ ٌﻦ
atau إِ َﱃ ِﻣ ْﻦ. Dan tidak bisa juga dimasukki ﻗَ ْﺪ, َﺳ ـ ـdan
ف
َ ( َﺳـ ْـﻮakan), serta ta ta’nits sukun (ت
ْ ). Demikian juga
huruf-huruf lainnya.
28
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KETIGA
29
PELAJARAN KEEMPAT
ِ اﻹ ْﻋﺮ
اب َ ِْ ﺎب
ُ َﺑ
Bab: I’raab
ِ ﺗَـﻐْﻴِـﻴـﺮ أَو:اﻹ ْﻋﺮاب ﻫﻮ
ِ اﺧ ِﺮ اﻟْ َﻜﻠِ ِﻢ ِﻻ ْﺧﺘِ َﻼ
ف َ ُْ َ ُ ُ َ ِْ -[٧]
ِ اﻟْﻌﻮ ِاﻣ ِﻞ اﻟ ﱠﺪ
.اﺧﻠَ ِﺔ َﻋﻠَْﻴـ َﻬﺎ ﻟَ ْﻔﻈًﺎ أ َْو ﺗَـ ْﻘ ِﺪﻳْـ ًﺮا ََ
[7]- I’raab adalah: perubahan bagian akhir kata
karena perubahan ‘aamil yang masuk padanya;
baik (perubahannya) secara lafazh maupun taqdiir.
Yang dimaksud dengan “perubahan bagian akhir
kata” adalah: perubahan dari rafa’, ke nashab atau
khafdh/ jarr.
Dan perubahan disebabkan “karena perubahan
‘aamil yang masuk padanya”, berupa:
- ‘aamil yang menuntut rafa’; seperti: fi’il yang
menuntutnya menjadi fa’il, atau:
- ‘aamil yang menuntut manshub; seperti: fi’il yang
menuntutnya menjadi maf’ul bih,
- ‘aamil yang menuntut khafdh/jarr; seperti: huruf
jar,
- dan lain-lain.
Seperti:
30
- ﺤ ﱠﻤ ٌﺪ
َ ﻀَﺮ ُﻣـ
َ ( َﺣMuhammad hadir); maka ُﻣـ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪdi sini
marfu’ karena ada ‘aamil yang menuntut rafa’ sebagai
fa’il; yaitu: ﻀَﺮ َ َﺣ.
- ﺤ ﱠﻤ ًﺪا
َ ﺖ ُﻣـ
ُ ْ( َرأَﻳsaya melihat Muhammad); maka ُﻣـ َﺤ ﱠﻤ ًﺪا
di sini manshub karena ada ‘aamil yang menuntut
nashab sebagai maf’ul bih; yaitu: ﺖ ُ ْ َرأَﻳ.
- ﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ِ ُ ( ﻣﺮرsaya bertemu dengan Muhammad);
َ ت ﺑـ ُﻤََْ
ٍ
maka ﺤ ﱠﻤﺪ َ ُﻣـdi sini majrur karena ada ‘aamil yang
menuntut jarr; yaitu: huruf jarr ba’ ()ﺑِـ ـ.
Selain terjadi pada isim; “perubahan bagian akhir
kata karena perubahan ‘aamil yang masuk
padanya” juga terjadi pada fi’il mudhari’. Seperti:
ِ ( ﻳﺴﺎﻓِﺮ إِﺑـﺮIbrahim bersafar); maka ﻳﺴﺎﻓِﺮdi sini
- اﻫْﻴ ُﻢَْ ُ َ ُ ُ َُ
marfu’; karena tidak adanya ‘aamil yang menuntut
nashab dan jazm.
ِ ( ﻟَﻦ ﻳﺴﺎﻓِﺮ إِﺑـﺮIbrahim tidak akan bersafar); maka
- اﻫْﻴ ُﻢَْ َ َ ُ ْ
ِ ﻳﺴﺎﻓﺮdi sini manshub; karena adanya ‘aamil yang
َ َُ
menuntut nashab; yaitu: ﻟَ ْﻦ.
ِ ( ﻟَـﻢ ﻳﺴﺎﻓِﺮ إِﺑـﺮIbrahim belum bersafar); maka ﻳﺴﺎﻓِﺮ
- اﻫْﻴ ُﻢَْ ْ َ ُ ْ ْ َُ
di sini majzum; karena adanya ‘aamil yang menuntut
jazm; yaitu: ﻟَـ ْﻢ.
Adapun makna “secara lafazh maupun taqdiir”;
yakni: perubahan bagian akhir kata dari rafa’, ke
31
manshub atau jarr; bisa secara lafahz -seperti pada
contoh ﺤ ﱠﻤ ٌﺪ
َ ُﻣـdi atas-, dan bisa secara taqdiir; seperti
pada isim maqshur -isim yang diakhiri alif lazimah dan
sebelumnya fat-hah-, atau pada isim manqush -isim
yang diakhiri ya’ lazimah dan sebelumnya kasrah-.
Contoh:
ِ
- ﺎﺿﻲ
ْ ﻀَﺮ اﻟْ َﻔ َﱴ َواﻟْ َﻘ
َ ( َﺣtelah hadir pemuda dan qadhi);
maka اﻟْ َﻔ َﱴdi sini marfu’, tapi tanda rafa’-nya adalah
dhammah yang ditaqdiirkan di atas alif; yakni:
dhammah tersebut tidak bisa tampak karena ta’adzzur
(udzur, karena alif tidak bisa berharakat). Dan ﺎﺿﻲ ِ
ْ اﻟْ َﻘ
juga marfu’, tapi tanda rafa’-nya adalah dhammah yang
ditaqdiirkan di atas ya’; yakni: dhammah tersebut tidak
bisa tampak karena tsiqal (berat, yakni: berat untuk
diucapkan).
* Tambahan:
Selain isim-isim yang bisa dii’raab -yang
dinamakan isim-isim mu’rab-; maka ada juga isim-isim
yang tidak bisa dii’raab -yang dinamakan isim-isim
mabni-. Seperti:
- ﺎم
َ َﺖ َﻣ ْﻦ ﻗ
ُ ْ( َرأَﻳsaya melihat orang yang berdiri); maka
َﻣ ْﻦdi sini sebagai maf’ul bihi, tapi tidak bisa dikatakan
manshub karena dia mabni. Maka kita katakan fii
mahalli nashbin (menempati tempatnya nashab).
Dan َﻣ ْﻦdi sini dikatakan mabni atas sukun. Ada
juga kalimah (kata) yang mabni atas dhammah, fat-hah,
dan kasrah. Seperti:
32
-ﺚ ِ
ُ َﺣْﻴ, أَﻳْ َﻦ, َﻫ ُﺆَﻻء, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Sebagaimana ada juga fi’il-fi’il yang mabni.
Seperti: ﺼَﺮ
َ َﻧ, ب
َ ﺿَﺮ
َ , َﺧَﺮ َج, dan lain-lain -sebagaimana akan
dijelaskan pada pembahasan: Bab Fi’il (PELAJARAN
KESEPULUH)-.
. َو َﺟ ْﺰٌم،ﺾ
ٌ َو َﺧ ْﻔ،ﺐ
ٌﺼ َ َوأَﻗ-[٨]
ْ َ َوﻧ، َرﻓْ ٌﻊ:ٌْﺴ ُﺎﻣﻪُ أ َْرﺑَـ َﻌﺔ
[8]- Macam-macamnya (i’raab) ada empat:
rafa’, nashab, khafdhu (jarr), dan jazm.
ِ ﻓَﻠِ ْﻸ-[٩]
،ﺐ
ُ ﱠﺼ َ َِﺳـ َﻤﺎء ِﻣ ْﻦ ٰذﻟ
ْ َواﻟﻨ، اﻟ ﱠﺮﻓْ ُﻊ:ﻚ ْ
. َوَﻻ َﺟ ْﺰَم ﻓِ ْﻴـ َﻬﺎ،ﺾ
ُ َواﻟْـ َﺨ ْﻔ
[9]- Maka (i’raab) untuk isim: rafa’, nashab, dan
khafdh (jarr); tidak ada jazm pada isim.
، َواﻟْـ َﺠ ْﺰُم،ﺐ
ُ ﱠﺼ َ ِﺎل ِﻣ ْﻦ ٰذﻟ
ْ َواﻟﻨ، اﻟ ﱠﺮﻓْ ُﻊ:ﻚ ِ وﻟِ ْﻸَﻓْـ َﻌ-[١٠]
َ
.ﺾ ﻓِ ْﻴـ َﻬﺎ
َ َوَﻻ َﺧ ْﻔ
[10]- Dan (i’raab) untuk fi’il: rafa’, nashab, dan
jazm; tidak ada khafdh (jarr) pada fi’il.
Jika ditinjau dari segi isim dan fi’il; maka i’raab
ada tiga:
1. Untuk isim dan fi’il; yaitu: rafa’ dan nashab.
2. Untuk isim saja; yaitu: jarr.
3. Untuk fi’il saja; yaitu: jazm.
33
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KEEMPAT
P O N M L K J I H G F E D C B[ -
ZSRQ
34
PELAJARAN KELIMA
35
1. Isim mufrad
Yang dimaksud mufrad di sini adalah: bukan
mutsanna dan bukan jama’ mudzakkar salim.
Dan dhammah di sini; baik zhahirah (tampak)
maupun muqaddarah (ditaqdiirkan).
Contoh:
- ﺤ ﱠﻤ ٌﺪ
َ ( َﺳﺎﻓَـَﺮ ُﻣـMuhammad safar)
ِ َت ﻓ
- ُﺎﻃ َﻤﺔ ْ ﻀَﺮ
َ ( َﺣFathimah hadir)
- ( َﺳﺎﻓَـَﺮ اﻟْ َﻔ َﱴPemuda itu safar)
ِ ﻀﺮ اﻟْ َﻘ
- ﺎﺿﻲ
ْ َ َ ( َﺣQadhi itu hadir)
2. Jamak taksir
Yaitu: yang menunjukkan lebih dari dua dengan
ٌ ِر َﺟjamak dari
perubahan bentuk mufradnya. Seperti: ﺎل
ِ
( َر ُﺟ ٌﻞlaki-laki), ب ٌ ﻃُ ﱠﻼjamak dari ﺐ ٌ ( ﻃَﺎﻟpelajar), ﺐ ٌ ُُﻛﺘ
jamak dari ﺎب ِ
ٌ َ( ﻛﺘbuku), ﺎب ٌ ََﺳﺒ
ْ أjamak dari ﺐ ٌ َ( َﺳﺒsebab),
ِ
ُ أ َُﻣَﺮاءjamak dari ( أَﻣْﻴـٌﺮpemimpin), dan lain-lain.
Contoh:
- ﺎل ِّ ( ﻗَ َﺎمpara laki-laki itu berdiri)
ُ اﻟﺮ َﺟ
ُ ﻀَﺮ اﻟﻄﱡﱠﻼ
-ب َ ( َﺣpara pelajar itu hadir)
3. Jamak mu-annats salim
Yaitu: yang menunjukkan lebih dari dua dengan
tambahan alif dan ta’ pada akhirnya. Seperti: ﺎت ِ
ٌ ُﻣ ْﺴﻠ َﻤ
36
jamak dari ٌ( ُﻣ ْﺴﻠِ َﻤﺔmuslimah), ﺎت ِ jamak dari ٌﺻﺎﻟِـﺤﺔ
ٌ ﺻﺎﻟـ َﺤ
َ َ َ
(shalihah), ﺎت ِ ِ
ٌ َ ﻃَﺎﻟ ـﺒjamak dari ٌ( ﻃَﺎﻟ ـﺒَﺔpelajar wanita), dan
lain-lain.
Contoh:
- ﺎت إِﻟَـﻰ اﻟْ َﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ ِ ِ
ُ ( َذ َﻫﺒَﺖ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠ َﻤpara muslimah itu pergi
ke masjid)
ِ ِ ( ﺣpara pelajar wanita itu hadir)
ُ ﻀَﺮت اﻟﻄﱠﺎﻟ ـﺒَﺎ
-ت َ َ
4. Fi’il mudhari’ yang akhirnya tidak bersambung
dengan apa pun
Yakni: fi’il mudhari’ yang tidak bersambung
dengan alif mutsanna, wawu jama’ah, ya’
mukhathabah, nun taukid khafifah (tidak tasydid)
maupun tsaqilah (tasydid), dan nun niswah.
Dan sebagaimana isim; maka dhammah pada fi’il
mudhari’ di sini bisa zhahirah (tampak) dan bisa juga
muqaddarah (ditaqdiirkan).
ُ ﻀ ِﺮ
- Zhahirah seperti: ب ْ َ( ﻳmemukul) dan ﺐ
ُ ُﻳَﻜْﺘ
(menulis).
- Muqaddarah seperti:
ﺿﻰ
َ ( ﻳَـْﺮridha’) dan ( ﻳَ ْﺴ َﻌﻰberusaha): maka dhammah di
sini ditaqdiirkan di atas alif; yakni: dhammah tersebut
tidak bisa tampak karena ta’adzzur (udzur, karena alif
tidak bisa berharakat).
ِ ( ﻳـ ْﻘmemutuskan) dan ( ﻳـﺮ ِﺿﻲmembuat ridha’):
ﻀ ْﻲ َ ْ ُْ
maka dhammah di sini ditaqdiirkan di atas ya’; yakni:
37
dhammah tersebut tidak bisa tampak karena tsiqal
(berat, yakni: berat untuk diucapkan).
( ﻳَ ْﺪ ُﻋ ْﻮberdo’a) dan ( ﻳَـْﺮ ُﺟ ْﻮberharap): maka dhammah
di sini ditaqdiirkan di atas wawu; yakni: dhammah
tersebut tidak bisa tampak karena tsiqal (berat, yakni:
berat untuk diucapkan).
ِ وأَ ﱠﻣﺎ اﻟْﻮاو؛ ﻓَـﺘَ ُﻜﻮ ُن َﻋ َﻼﻣﺔً ﻟِﻠ ﱠﺮﻓْ ِﻊ ﻓِـﻲ ﻣﻮ-[١٣]
:ﺿ َﻌـ ْﻴـ ِﻦ َْ ْ َ ْ َُ َ
:َﺳـ َﻤ ِﺎء اﻟْـ َﺨ ْﻤ َﺴ ِﺔ؛ َو ِﻫ َﻲ ِ ِ ﻓِـﻲ ﺟـﻤ ِﻊ اﻟْﻤ َﺬ ﱠﻛ ِﺮ اﻟ ﱠ
ْ َوﻓـﻲ ْاﻷ،ﺴﺎﻟـ ِﻢ ُ َْ ْ
.ﺎلٍ وذُ ْو َﻣ، وﻓُـ ْﻮ َك، و َﺣـﻤ ْﻮ ِك، وأَ ُﺧ ْﻮ َك،أَﺑُـ ْﻮ َك
َ َ ُ َ َ
[13]- Adapun wawu; maka menjadi tanda rafa’
pada dua tempat: jamak mudzakkar salim dan
asma-ul khamsah; yaitu: ( أَﺑُـ ْﻮ َكbapakmu), َﺧ ْﻮ َك
ُأ
(saudara laki-lakimu), ( َﺣـ ُﻤ ْﻮ ِكiparmu; yakni: ipar
dari perempuan/istri), ( ﻓُـ ْﻮ َكmulutmu), dan ﺎل ٍ ذُ ْو َﻣ
(yang mempunyai harta).
Wawu menjadi tanda rafa’ pada dua tempat:
1. Jamak Mudzakkar Salim.
Yaitu: yang menunjukkan lebih dari dua (khusus
mudzakkar) dengan tambahan wawu dan nun pada
akhirnya.
Seperti:
38
- Z...> = [ (“Orang-orang yang
ditinggalkan (tidak ikut berperang), merasa gembira
...” (QS. At-Taubah: 81)))
39
- Z...´ ³ ² ±...[ (“...sesuai dengan
perintah ayah mereka...” (QS. Yusuf: 68))
40
Seperti:
ِ ﺼ ِﺪﻳـ َﻘ
- ﺎن ْ ﻀَﺮ اﻟ ﱠ
َ ( َﺣdua teman itu hadir)
Maka ﺎنِ ﺼ ِﺪﻳـ َﻘ
ْ اﻟ ﱠ: mutsanna, dan dia marfu’, tanda
rafa’nya adalah alif. Adapun nun; maka sebagai ganti
dari tanwin ketika mufrad; yaitu: ﺻ ِﺪﻳْـ ٌﻖ
َ
ﻓِـﻲ اﻟ ِْﻔ ْﻌ ِﻞ: َوأَ ﱠﻣﺎ اﻟﻨـ ْﱡﻮ ُن؛ ﻓَـﺘَ ُﻜ ْﻮ ُن َﻋ َﻼ َﻣﺔً ﻟِﻠ ﱠﺮﻓْ ِﻊ-[١٥]
َ أ َْو،ﺿ ِﻤ ْﻴـ ُﺮ ﺗَـﺜْﻨِﻴَ ٍﺔ
أ َْو،ﺿ ِﻤ ْﻴـ ُﺮ َﺟـ ْﻤ ٍﻊ َ ﺼ َﻞ ﺑِ ِﻪ َ ﻀﺎرِِع إِ َذا اﺗﱠ َ اﻟ ُْﻤ
.ﺿ ِﻤ ْﻴـ ُﺮ اﻟ ُْﻤ َﺆﻧﱠـﺜَ ِﺔ اﻟ ُْﻤ َﺨﺎﻃَـﺒَ ِﺔ
َ
[15]- Adapun nun; maka menjadi tanda rafa’
pada fi’il mudhari’ jika bersambung dengan dhamir
mutsanna, dhamir jamak, atau dhamir mu-annats
mukhathabah.
Nun menjadi tanda rafa’ pada Af’al Khamsah atau
Amtsilah Khamsah; yaitu:
ﲔ ِ ِ ِ
َْ ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠ- ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن- ﻳَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن- ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼن- ﻳَـ ْﻔ َﻌ َﻼن
Maka, nun menjadi tanda rafa’ pada fi’il-fi’il
mudhari’ yang mengikuti wazan di atas.
- Wazan pertama dan kedua adalah untuk fi’il
mudhari’ yang bersambung dengan dhamir mutsanna;
yang pertama untuk orang ketiga (mereka berdua)
mudzakkar (laki-laki) dan yang kedua untuk: (1)orang
kedua mudzakkar (laki-laki) dan (2)mu-annats
(perempuan) (kalian berdua), serta (3)orang ketiga
(mereka berdua) mu-annatas (perempuan).
41
- Wazan ketiga dan keempat adalah untuk fi’il
mudhari’ yang bersambung dengan dhamir jamak; yang
ketiga untuk orang ketiga (mereka) mudzakkar (laki-
laki) dan yang keempat untuk orang kedua (kalian)
mudzakkar (laki-laki).
- Wazan kelima dalah untuk fi’il mudhari’ yang
bersambung dengan dhamir mu-annats mukhathabah;
yaitu untuk orang kedua (engkau) mu-annats
(perempuan).
42
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KELIMA
43
3. Isilah titik-titik berikut ini dengan salah satu fi’il
!dari Af’al Khamsah yang sesuai
ﱠﻬ ِﺮ ِ
ْ .١اﻷَ ْوَﻻ ُد ...ﻓـﻲ اﻟﻨـ ْ
ْ .٢اﻵﺑَﺎءُ ...أَﺑْـﻨَﺎءَ ُﻫ ْﻢ
ﺎن ...ﺑِـﺒُ ْﻂ ٍء .٣أَﻧْـﺘُﻤﺎ أَﻳـﱡﻬﺎ اﻟْﻐُ َﻼﻣ ِ
َ َ َ
ﺎل ...ﻓِـﻲ اﻟْـ َﺤ ْﻘ ِﻞ َ .٤ﻫ ُﺆَﻻ ِء ِّ
اﻟﺮ َﺟ ُ
ﺖ ﻳﺎ َزﻳـﻨَﺐ ...و ِاﺟﺒ ِ ِ
ﻚ .٥أَﻧْ َ ْ ُ َ َ
ِ ِ
.٦اﻟْ َﻔﺘَﺎﺗَﺎن ...اﻟْـ ُﺠْﻨﺪ ِّ
ي
ﺎل ...أَْوﻃَﺎﻧَ ُﻜ ْﻢ .٧أَﻧْـﺘُ ْﻢ أَﻳـﱡ َﻬﺎ ِّ
اﻟﺮ َﺟ ُ
ﱠﺤ ِﻮ ِ ِ ِ
ﺎب اﻟﻨ ْ .٨أَﻧْﺖ ﻳَﺎ ﻓَﺎﻃ َﻤﺔُ ...ﻛﺘَ َ
44
PELAJARAN KEENAM
45
Dan telah berlalu pengertiannya.
Dan fat-hah di sini; baik zhahirah (tampak) maupun
muqaddarah (ditaqdiirkan).
Contoh:
- ﺖ َﻋﻠِ ـﻴﺎ ِ
ُ ( ﻟَﻘْﻴsaya bertemu ‘Ali)
- ﺖ َزﻳْـ ًﺪا
ُ ْ( َرأَﻳsaya melihat Zaid)
- ﺖ اﻟْـ َﻔ َﱴ ِ
ُ ( ﻟَﻘْﻴsaya bertemu pemuda itu)
Adapun untuk: ﺎﺿﻲ ِ
َ ﺖ اﻟْ َﻘ
ُ ْ( َرأَﻳsaya melihat qadhi itu);
maka fat-hah di sini zhahirah.
2. Jamak taksir
Dan telah berlalu pengertiannya.
Contoh:
- ﺎل ِّ ﺖ
َ اﻟﺮ َﺟ ِ
ُ ( ﻟَﻘْﻴsaya bertemu para laki-laki itu)
َ ﺖ اﻟﻄﱡـ ﱠﻼ
-ب ُ ﺎﺣْﺒ
َ ﺻَ (saya menemani para pelajar itu)
3. Fi’il mudhari’ yang akhirnya tidak bersambung
dengan apa pun.
Dan telah berlalu pengertiannya.
Dan sebagaimana isim; maka fat-hah pada fi’il
mudhari’ di sini bisa zhahirah (tampak) dan bisa juga
muqaddarah (ditaqdiirkan).
- Zhahirah seperti: ب َ ﻀ ِﺮ
ْ َ( ﻟَ ْﻦ ﻳtidak akan memukul)
dan ﺐ
َ ُ( ﻟَ ْﻦ ﻳَﻜْﺘtidak akan menulis).
46
- Muqaddarah seperti:
ﺿﻰ
َ ( ﻟَ ْﻦ ﻳَـْﺮtidak akan ridha’) dan ( ﻟَ ْﻦ ﻳَ ْﺴ َﻌﻰtidak akan
berusaha): maka fat-hah di sini ditaqdiirkan di atas alif;
yakni: fat-hah tersebut tidak bisa tampak karena
ta’adzzur (udzur, karena alif tidak bisa berharakat).
Adapun untuk ﻀﻲ ِ
َ ﻟَ ْﻦ ﻳـَ ْﻘdan ; ﻟَ ْﻦ ﻳَ ْﺪ ُﻋ َﻮmaka fat-hah di
sini adalah zhahirah.
47
- ﺎل ﻟِ َﻤﺎﻟِِﻪ
ِ ( َﻻ ﺗَـﺤ َِﱰم َذا اﻟْﻤjanganlah engkau menghormati
َ ْ ْ
orang yang memiliki harta hanya karena hartanya)
Maka masing-masing dari أَﺑَﺎ, َﺧﺎ
َ أ, َﺣـ َﻤﺎ, ﻓَﺎdan َذا: asma-
ul khamsah, dan semuanya manshub, tanda nashabnya
adalah alif. Dan dhamir setelah dari أَﺑَﺎ, َﺧﺎ َ أ, َﺣـ َﻤﺎdan ﻓَﺎ
ِ اﻟْﻤsetelah َذا: semuanya adalah mudhaf
serta kalimah ﺎل َ
ilaih.
Dan telah berlalu empat syarat asma-ul khamsah
dii’raab dengan i’raab ini pada PELAJARAN
KELIMA.
ﻓِـ ْﻲ:ﺐ
ِ ﱠﺼ ِ
ْ َوأَ ﱠﻣﺎ اﻟْ َﻜ ْﺴ َﺮةُ؛ ﻓَـﺘَ ُﻜ ْﻮ ُن َﻋ َﻼ َﻣﺔً ﻟﻠﻨ-[١٩]
.ﺴﺎﻟِـ ِﻢ
ﺚ اﻟ ﱠِ ﺟـﻤ ِﻊ اﻟْﻤ َﺆﻧﱠ
ُ َْ
[19]- Adapun kasrah; maka menjadi tanda
nashab pada jamak mu-annatas salim.
Kasrah menjadi tanda nashab pada jamak mu-annats
salim. Dan telah berlalu pengertiannya.
Contoh:
ِ ِ
ْ ( إِ ﱠن اﻟْ َﻔﺘَـﻴَﺎت اﻟْ ُﻤ َﻬ ﱠﺬﺑَﺎت ﻳُ ْﺪ ِرْﻛ َﻦ اﻟْ َﻤsesungguhnya para
- ﺠ َﺪ
pemudi yang terpelajar akan mencapai kemuliaan)
ِ اﻟْ َﻔﺘَـﻴdan ﺎت
Maka, masing-masing dari ﺎت ِ اﻟْﻤﻬ ﱠﺬﺑadalah
َ َ َُ
manshub, yang pertama sebagai isim إِ ﱠنdan yang kedua
sebagai na’at dari isim manshub. Dan tanda nashabnya
adalah kasrah.
48
ﻓِـﻲ اﻟﺘﱠ ـﺜْـﻨِـﻴَـ ِﺔ:ﺐ
ِ ﱠﺼ ِ
ْ َوأَ ﱠﻣﺎ اﻟْﻴَﺎءُ؛ ﻓَـﺘَ ُﻜ ْﻮ ُن َﻋ َﻼ َﻣﺔً ﻟﻠﻨ-[٢٠]
.َواﻟْـ َﺠ ْﻤ ِﻊ
[20]- Adapun ya’; maka menjadi tanda nashab
pada mutsanna dan jamak.
Ya’ menjadi tanda nashab pada isim mutsanna dan
jamak mudzakkar salim. Dan telah berlalu pengertian
keduanya.
Contoh untuk mutsanna:
- ِﱠﺠَﺮة
َ ﺼ ُﻔ ْﻮَرﻳْ ِﻦ ﻓَـ ْﻮ َق اﻟﺸ
ْ ﺖ ُﻋ
ُ ْ( َرأَﻳsaya melihat dua burung
kecil di atas pohon)
ِِ ِِ ِ ِ
- َﺧﻲ
ْ ( ا ْﺷﺘَـَﺮى أَﺑـ ْﻲ ﻛﺘَﺎﺑـَ ْﲔ ﻟـ ْﻲ َوﻷbapakku membeli dua buku
untukku dan untuk saudaraku).
Maka, masing-masing dari ﺼ ُﻔ ْﻮَرﻳْ ِﻦ ِ ْ ﻛِﺘَﺎﺑَـadalah
ْ ُﻋdan ﲔ
manshub sebagai maf’ul bih. Dan tanda nashabnya
adalah ya’ yang difat-hah sebelumnya. Adapun nun;
maka sebagai ganti dari tanwin ketika mufrad; yaitu:
ﺼ ُﻔ ْﻮٌر ِ
ْ ُﻋdan ﺎب
ٌ َﻛﺘ.
Contoh untuk jamak mudzakkar salim:
- ﺿﺎ َرﺑِّـ ِﻬ ْﻢ ِ ِِ
َ ْ ( إِ ﱠن اﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨsesungguhnya orang-
َ ﲔ ﻟَﻴﻜْﺴﺒُـ ْﻮ َن ِر
orang beriman akan mendapatkan ridha Rabb mereka)
ِِ ِ
ِ ﺎﻻﻧْ ِﻜﺒ
- ﺎب َﻋﻠَﻰ اﻟْ ُﻤ َﺬا َﻛَﺮِةَ ْ ﺖ اﻟْ ُﻤ ْﺠﺘَ ِﻬﺪﻳْ َﻦ ﺑ
ُ ﺼ ْﺤ
َ َ( ﻧsaya menasehati
orang-orang yang bersungguh-sungguh agar mereka
menekuni diskusi).
49
ِِ ِ
Maka, masing-masing ﲔ َ ْ اﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨdan اﻟْ ُﻤ ْﺠﺘَ ِﻬﺪﻳْ َﻦadalah
manshub yang pertama sebagai isim إِ ﱠنdan yang kedua
sebagai maf’ul bih. Dan tanda nashabnya adalah ya’
yang dikasrah sebelumnya. Adapun nun; maka sebagai
ganti dari tanwin ketika mufrad; yaitu: ُﻣ ْﺆِﻣ ٌﻦdan ﺠﺘَ ِﻬ ٌﺪ ْ ُﻣـ.
ﻓِـﻲ:ﺐ ِ
ْ ف اﻟﻨـ ْﱡﻮ ِن؛ ﻓَـﻴَ ُﻜ ْﻮ ُن َﻋ َﻼ َﻣﺔً ﻟﻠﻨ
ِ ﱠﺼ ُ َوأَ ﱠﻣﺎ َﺣ ْﺬ-[٢١]
ِ ﺎل اﻟْـ َﺨﻤﺴ ِﺔ اﻟﱠـﺘِـﻲ رﻓْـﻌ َﻬﺎ ﺑِﺜَﺒ
.ﺎت اﻟﻨـ ْﱡﻮ ِن ِ ْاﻷَﻓْـ َﻌ
َ ُ َ ْ َْ
[21]- Adapun dibuangnya nun; maka menjadi
tanda nashab pada af’alul khamsah (fi’il-fi’il yang
lima) yang tanda rafa’nya dengan tetapnya nun.
Dibuangnya nun menjadi tanda nashab pada Af’al
Khamsah atau Amtsilah Khamsah. Dan telah berlalu
pengertiannya.
Contoh:
- درْو َﺳ ُﻜ ْﻢ ِ
ُ ( ﻳَ ُﺴـﱡﺮﻧـ ْﻲ أَ ْن ﺗَـ ْﺤ َﻔﻈُْﻮاmenyenangkanku kalian
menghafal pelajaran-pelajaran kalian)
ِ ( ﻳـﺆﻟِﻤﻨِـﻲ ِﻣﻦ اﻟْ ُﻜﺴﺎﻟَـﻰ أَ ْن ﻳـﻬ ِﻤﻠُﻮا ﻓِـﻲ وmelukaiku
- اﺟﺒَﺎﺗـِ ِﻬ ْﻢ َ ْ ْ ُْ َ َ ْ ُ ُْ
orang-orang yang malas itu menelantarkan tugas-tugas
mereka)
- ﺴـﱡﺮﻧـِﻲ أ ْن ﺗَـﻨَ َﺎﻻ َر َﻏـﺒَﺎﺗِ ُﻜ َﻤﺎ
ْ ُ َ( ﻳmenyenangkanku kalian
berdua mencapai keinginan kalian berdua)
- ﻚِ ِ( ﻳـ ْﺆﻟِﻤﻨِـﻲ أَ ْن ﺗُـ َﻔ ِﺮ ِﻃﻲ ﻓِـﻲ و ِاﺟﺒmelukaiku engkau
َ ْ ْ ّ ْ ُ ُ
(perempuan) melalaikan tugasmu)
50
ِ ِ
ْ ﺗَـ, ﻳـُ ْﻬﻤﻠُ ْﻮا, ﺗَـﻨَ َﺎﻻdan ﺗُـ َﻔِّﺮﻃ ْﻲ
Maka, masing-masing ﺤ َﻔﻈُ ْﻮا
adalah fi’il mudhari’ yang manshub dengan أَ ْن. Dan
tanda nashabnya adalah dibuangnya nun. Sedangkan
wawu jama’ah, alif mutsanna dan ya’ mudhara’ah
adalah sebagai fa’ilnya, mabni atas sukun, fii mahalli
raf’in.
51
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KEENAM
52
.٢اﺣ ِﱰم .......اﻟﺸ ِ
ﱠﻘْﻴ َﻖ َْ ْ
.٣إِ ﱠن َ ......ر ُﺟ ٌﻞ َﻛ ِﺮﻳْـ ٌﻢ
ٰ
.٤اﻟﻠّ ُﻬ ﱠﻢ َﻻ ﻳَـْﻨـ َﻔ ُﻊ ِ .......ﻣْﻨ َ
ﻚ اﻟْـ َﺠ ﱡﺪ
.٥ﻳَـْﻨﺒَﻐِ ْﻲ أَ ْن ﺗُ َﻜﻠِّ ِﻤ ْﻲ ......ﺑِﺄ ََد ٍب
53
PELAJARAN KETUJUH
ٍ ث َﻋ َﻼﻣ
،ُ َواﻟْﻴَﺎء،ُ اﻟْ َﻜ ْﺴ َﺮة:ﺎت َ ِ َوﻟِ ْﻠ َﺨ ْﻔ-[٢٢]
ُ ﺾ ﺛََﻼ
.َُواﻟْ َﻔ ْﺘ َﺤﺔ
[22]- Khafdhu (jarr) memiliki tiga tanda: kasrah,
ya’, dan fat-hah.
Kita bisa mengetahui sebuah kalimah (kata) itu
makhfudh/majrur dengan adanya salah satu dari tiga
tanda: tanda pertama merupakan asli -yaitu: kasrah-,
dan dua sisanya merupakan furuu’ (cabang); yaitu: ya’
dan fat-hah.
54
Dan telah berlalu pengertian mufrad. Adapun
munsharif; maka maknanya adalah: bertanwin, karena
nanti ada isim yang tidak munsharif/bertanwin
(mamnu’ minash sharfi).
Dan kasrah di sini; baik zhahirah (tampak) maupun
muqaddarah (ditaqdiirkan).
Contoh:
- ﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ِ ُ ( ﺳ َﻌْﻴsaya pergi menuju Muhammad)
َ ﺖ إ َﱃ ُﻣـ َ
- ﺖ َﻋ ْﻦ َﻋﻠِ ٍﻲ ِ
ُ ( َرﺿْﻴsaya ridha terhadap ‘Ali)
ّ
- ﺧﺎﻟِ ٍﺪ َ ت ِﻣ ْﻦ ُﻣ َﻌ
َ ﺎﺷَﺮِة ُ اﺳﺘَـ َﻔ ْﺪ
ْ (saya mengambil faedah dari
bergaul dengan Khalid)
- ﺧﻠُ ُﻖ ﺑَ ْﻜ ٍﺮ ِ
ُ ( أ َْﻋ َﺠـﺒَـﻨـﻲmengagumkanku akhlak Bakar)
ْ
- ت ﺑِﺎﻟْ َﻔ َﱴ
ُ ( َﻣَﺮْرsaya bertemu pemuda)
ِ ( َذﻫﺒﺖ إِﻟَـﻰ اﻟْ َﻘsaya pergi ke Qadhi)
- ﺎﺿﻲ
ْ ُ َْ
2. Jamak taksir munsharif
Dan telah berlalu pengertian jamak taksir dan juga
perngertian munsharif.
Contoh:
- ﺎل ﻛَِﺮٍام
ٍ ت ﺑِ ِﺮﺟ
َ ُ ( َﻣَﺮْرsaya bertemu para laki-laki yang
mulia)
ٍ ﺎب ﻟَﻨَﺎ ُﺷﺠﻌ
- ﺎن ٍ َﺻﺤ ِ
َْ َ ْ ﺖ َﻋ ْﻦ أ
ُ ( َرﺿْﻴsaya ridha terhadap
teman-teman kami yang pemberani)
3. Jamak mu-annats salim
55
Dan telah berlalu pengertian jamak mu-annats
salim.
Contoh:
ٍ ( ﻣﺮرت ﺑِﻄَﺎﻟِﺒsaya bertemu para pelajar perempuan)
- ﺎتَ ُ ََْ
ٍ ﺎت ﺻﺎﻟِـﺤ
- ﺎت ٍ ( ر ِﺿﻴﺖ ﻋﻦ ﻣﺴﻠِﻤsaya ridha terhadap para
َ َ َ ْ ُ َْ ُ ْ َ
muslimah yang shalihah)
56
khafdh/jarr-nya adalah ya’. Dan dhamir setelah dari أَﺑِـﻲ
ْ
ِ ِ
dan أَﺧﻲserta kalimah اﻟْ َﻤﺎلsetelah ي ِ
ْ ْ ذ: semuanya adalah
mudhaf ilaih.
Dan telah berlalu empat syarat asma-ul khamsah
dii’raab dengan i’raab ini.
2. Mutsanna
Telah berlalu pengertian mutsanna
Contoh:
ِ ْ ( اﻧْﻈُﺮ إِ َﱃ اﻟْـ ُﺠْﻨ ِﺪﻳـﱠlihatlah kepada dua tentara itu)
- ﲔ ْ
ِ ْ ﺼ ِﺪﻳْـ َﻘ
- ﲔ َﻋﻠَﻰ اﻟ ﱠ ( َﺳﻠِّ ْﻢberilah salam kepada dua teman
itu)
Maka masing-masing dari ﲔ ِ ْ اﻟْـ ُﺠْﻨ ِﺪﻳﱠـdan ﲔ ِ ْ ﺼ ِﺪﻳْـ َﻘ
اﻟ ﱠ:
mutsanna, dan keduanya makhfudh/majrur, tanda
khafdh/jarr-nya adalah ya’. Adapun nun; maka sebagai
ganti dari tanwin ketika mufrad; yaitu: ي ُﺟْﻨ ِﺪ ﱞdan ﺻ ِﺪﻳْ ٌﻖ َ.
3. Jamak mudzakkar salim
Telah berlalu pengertian jamak mudzakkar salim
Contoh:
ِِ ِ
- ﲔَ ْ ﺖ َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨ
ُ ( َرﺿْﻴsaya ridha kepada orang-orang
mukmin)
- ﲔ ِِ ِ
َْ ( َﺳﻠّ ْﻢ َﻋﻠَﻰ اﻟْ َﻤ ْﺴﻠﻤberilah salam kepada kaum
muslimin)
57
Maka masing-masing dari ﲔ ِِ ِِ
َ ْ اﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨdan ﲔ
َْ اﻟْ َﻤ ْﺴﻠﻤ: jamak
mudzakkar salim, dan keduanya makhfudh/majrur,
tanda khafdh/jarr-nya adalah ya’. Adapun nun; maka
sebagai ganti dari tanwin ketika mufrad; yaitu: ُﻣ ْﺆِﻣ ٌﻦdan
ُﻣ ْﺴﻠِ ٌﻢ.
58
ِ ﺑـﻌﻠَﺒ ﱡ.
ُ َﻣ ْﻌﺪﻳْ َﻜ ِﺮ, ﻚ
Contoh: ب َ َْ
(4)- ‘alamiyyah bersama tambahan alif dan nun
Contoh: َﻣ ْﺮَوا ُن, ُﻋﺜْ َﻤﺎ ُن, ُﺳ ْﻔﻴَﺎ ُن.
(5)- ‘alamiyyah bersama wazan fi’il
ِ
ْ أ, ﻳَِﺰﻳْ ُﺪ, ﺐ
Contoh: َﺣـ َﻤ ُﺪ ُ ﺗَـ ْﻐﻠ.
(6)- ‘alamiyyah bersama ‘adl
Contoh: ُﻋ َﻤُﺮ, ﻀُﺮ
َ ُﻣ.
2. Terdapat ‘illah washfiyyah disertai salah satu dari
tiga ‘illah:
(1)- washfiyyah bersama tambahan alif dan nun
Contoh: َرﻳﱠﺎ ُن, َﺷْﺒـ َﻌﺎ ُن, ﻳَـ ْﻘﻈَﺎ ُن.
(2)- washfiyyah bersama wazan fi’il
Contoh: أَ ْﻛَﺮُم, ﻀ ُﻞ
َ ْأَﻓ, َﺟـ َﻤ ُﻞ
ْ أ.
(3)- washfiyyah bersama ‘adl
Contoh: َﻣﺜْـ َﲎ, ث
ُ ﺛَُﻼ, ﺎع
ُ َ ُرﺑ, ُﺧُﺮ
َ أ.
3. Satu ‘illah yang menempati dua ‘illah:
(1)- Shighah Muntahal Jumu’
ِ ﻣﺴ, ﻣﻨﺎﺑِﺮ, ﻣ َﻔﺎﺗِﻴﺢ, ﻋﺼﺎﻓِﻴـﺮ.
Contoh: ﺎﺟ ُﺪ َ َ ُ ََ ُ ْ َ ُ ْ َ َ
(2)- Alif ta’niits maqshurah atau mamdudah
Contoh: ﺣْﺒـﻠَﻰ
ُ , ُدﻧْـﻴَﺎ, ُ َﺣـ ْﻤَﺮاء, ُ َﺣ ْﺴﻨَﺎء.
59
Maka, semua isim di atas -dan yang semisalnya-
tidak boleh ditanwin dan dikhafdh/dijarr dengan fat-
hah.
Contoh:
- ﺨﻠِْﻴ ِﻞ ِ
َ ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَﻰ إِﺑْـَﺮاﻫْﻴ َﻢ اﻟْـ
َ (semoga Allah memberikan
shalawat atas Ibrahim Al-Khalil)
- ﺎرْو ِق ِ
ُ ( َرﺿ َﻲ ﷲُ َﻋ ْﻦ ُﻋ َﻤَﺮ اﻟْ َﻔsemoga Allah meridhai ‘Umar
Al-Faruq)
ِ إِﺑـﺮdan ﻋﻤﺮadalah
Masing-masing dari اﻫْﻴ َﻢ َْ ََ ُ
makhfudh/majrur, dan tanda khafdh/jarr-nya adalah fat-
hah karena keduanya termasuk mamnu’ minash sharfi;
Ibrahim karena ‘alamiyyah bersama ‘ujmah dan ‘Umar
karena ‘alamiyyah bersama ‘adl.
Dan isim-isim mamnu’ minash sharfi
dikhafdh/dijarr dengan fat-hah dengan syarat: (1)tidak
ada alif lam dan (2)tidak menjadi mudhaf. Adapun
kalau ada alif lam atau menjadi mudhaf; maka mamnu’
minash sharfi dikhafdh/dijarr dengan kasrah.
Contoh:
- Z... [ Z Y X...[ (“...ketika kamu
beri’tikaf di masjid-masjid...” (QS. Al-Baqarah: 187))
- ﺶٍ ْت ﺑِـ َﺤ ْﺴﻨَ ِﺎء ﻗُـَﺮﻳ
ُ ( َﻣَﺮْرsaya bertemu Hasna’-nya
Quraisy)
60
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KETUJUH
61
ﺼﻨَ ُﻊ ْاﻷَ ْﺣ ِﺬﻳَﺔُ ِﻣ ْﻦ ... -٢ﺗُ ْ
-٣ﻳـُﺜْﻨِـ ْﻲ اﻟْ ُﻤ َﻌﻠِّ ُﻢ َﻋﻠَﻰ ...
ﺖ َو ْﺟ َﻬ َﻬﺎ ﻓِـ ْﻲ ... -٤ﺗَـْﻨﻈُُﺮ اﻟْﺒِْﻨ ُ
ﺎق اﻟْ ُﻤ ْﺠ ِﺮُم إِﻟَـﻰ ... -٥ﻳُ َﺴ ُ
-٦ﺻﻨَ َﻊ اﻟْـ َﺤ ﱠﺪ ُاد ﻧَـ ْﻌ ًﻼ ﻟِـ ...
-٧ﻳَـْﻨ ِﺰُل اﻟْ َﻤﻄَُﺮ ِﻣ ْﻦ ...
ﺐ اﻟ ﱠﺴﻴِّ ُﺪ َﻋﻠَﻰ ... ِ
َ -٨ﻏﻀ َ
ﺐ ِﻣ ْﻦ ... -٩ﻳُ ْﺴﺘَ ْﺨﺮ ُ ﱠ
ج اﻟﺬ َﻫ ُ َ
ﻟﺪ َوَرﻗَﺔً ﺑِـ ... َﺣَﺮ َق اﻟْ َﻮ ُ
-١٠أ ْ
-١١اﻟْ َﻌﺎﻗﻞ ﻳَـْﺒﺘَﻌِ ُﺪ َﻋ ْﻦ ...
َﻓﻀ ُﻞ ِﻣ ْﻦ ... ﻠﻢ أ َ
ِ
-١٢اﻟْﻌ ُ
62
PELAJARAN KEDELAPAN
ﻓِـﻲ:ْﺠ ْﺰِم ِ
َ ﺴ ُﻜ ْﻮ ُن؛ ﻓَـﻴَ ُﻜ ْﻮ ُن َﻋ َﻼ َﻣﺔً ﻟﻠ ﻓَﺄَ ﱠﻣﺎ اﻟ ﱡ-[٢٧]
.ﺼ ِﺤ ْﻴ ِﺢ ْاﻵ ِﺧ ِﺮ َ اﻟ ِْﻔ ْﻌ ِﻞ اﻟ ُْﻤ
ﻀﺎرِِع اﻟ ﱠ
[27]- Adapun sukun; maka menjadi tanda jazm
pada fi’il mudhari’ shahih akhir.
Sukun menjadi tanda jazm pada satu tempat: fi’il
mudhari’ shahih akhir.
Tentang fi’il mudhari’ telah berlalu penjelasannya.
Adapun makna shahih akhir: yang akhirnya bukan salah
satu dari huruf ’illah yang tiga; yaitu: alif, wawu dan
ya’.
Maka, ﺐ ُ ( ﻳَـْﻠ َﻌbermain), ( ﻳَـْﻨ َﺠ ُﺢberhasil/lulus), ﻳُ َﺴﺎﻓُِﺮ
(bersafar), ( ﻳَﻌِ ُﺪberjanji/menjanjikan), dan ﺄل
ُ ﻳَ ْﺴ
(bertanya): adalah fi’il mudhari’ shahih akhir, dan
63
semuanya marfu’ dengan dhammah. Kalau kita berikan
hurf jazm ;ﻟَـ ْﻢmaka semuanya menjadi majzum dengan
sukun:
- ﺐ َﻋﻠِ ﱞﻲ
ْ ‘( ﻟَـ ْﻢ ﻳَـْﻠ َﻌAli tidak bermain)
- ﺠ ْﺢ ﺑَﻠِـْﻴ ٌﺪ
َ ( ﻟَـ ْﻢ ﻳَـْﻨorang yang bodoh tidak lulus)
- أﺧ ْﻮ َك ِ
ُ ( ﻟَـ ْﻢ ﻳُ َﺴﺎﻓ ْﺮsaudaramu tidak bersafar)
- ﺸﻲ ٍء ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ ( ﻟَـ ْﻢ ﻳَﻌ ْﺪ إﺑْـَﺮاﻫْﻴ ُﻢ َﺧﺎﻟ ًﺪا ﺑIbrahim tidak menjanjikan
apapun kepada Khalid)
- ْﺮ ْاﻷُ ْﺳﺘَﺎ َذ
ٌﺄل ﺑَﻜ
ْ ( ﻟَـ ْﻢ ﻳَ ْﺴBakr tidak bertanya kepada
Ustadz)
ﻓِـﻲ:ْﺠ ْﺰِم ِ
َ ف؛ ﻓَـﻴَ ُﻜ ْﻮ ُن َﻋ َﻼ َﻣﺔً ﻟﻠ ُ َوأَ ﱠﻣﺎ اﻟْـ َﺤ ْﺬ-[٢٨]
ِ وﻓِـﻲ ْاﻷَﻓْـ َﻌ،ﻀﺎر ِِع اﻟْﻤ ْﻌﺘَ ِﻞ ْاﻵ ِﺧ ِﺮ
ﺎل اﻟْـ َﺨ ْﻤ َﺴ ِﺔ اﻟﱠـﺘِـ ْﻲ َ اﻟ ِْﻔ ْﻌ ِﻞ اﻟ ُْﻤ
َ ّ ُ
.ﺎت اﻟﻨـ ْﱡﻮ ِن
ِ رﻓْـﻌ َﻬﺎ ﺑِﺜَﺒ
َ ُ َ
[28]- Adapun pembuangan; maka menjadi tanda
jazm pada: fi’il mudhari’ mu’tall akhir dan pada
af’alul khamsah (fi’il-fi’il yang lima) yang tanda
rafa’nya dengan tetapnya nun.
Pembuangan menjadi tanda jazm pada dua tempat:
1. Fi’il mudhari’ mu’tall akhir
Tentang fi’il mudhari’ telah berlalu penjelasannya.
Adapun makna mu’tall akhir: yang akhirnya merupakan
salah satu dari huruf ’illah yang tiga; yaitu: alif, wawu
dan ya’.
64
- Contoh fi’l mudhari’ yang terakhirnya huruf ‘illah
berupa alif: ( ﻳَ ْﺴ َﻌﻰberusaha), ﺿﻰ
َ ( ﻳَـْﺮridha), ﻳـَ ْﻬ َﻮى
(menginginkan), ( ﻳَـْﻨﺄَىmenjauh), ( ﻳَ ْﺸ َﻘﻰcelaka) dan ﻳَـْﺒـ َﻘﻰ
(tetap).
- Contoh fi’l mudhari’ yang terakhirnya huruf ‘illah
berupa wawu: ( ﻳَ ْﺪ ُﻋ ْﻮberdo’a/berdakwah), ﺟ ْﻮ ُ ﻳَـْﺮ
(berharap), ( ﻳَـْﺒـﻠُ ْﻮusang), ( ﻳَ ْﺴ ُﻤ ْﻮtinggi), ﺴ ْﻮ
ُ ( ﻳَـ ْﻘkeras) dan
( ﻳَـْﻨﺒُـ ْﻮtidak sesuai).
- Contoh fi’l mudhari’ yang terakhirnya huruf ‘illah
ِ ( ﻳـ ْﻘmemutuskan), ﻳﺴﺘَـ ْﻐ ِﺸﻲ
berupa ya’: ( ﻳـُ ْﻌ ِﻄﻲmemberi), ﻀﻲ
ْ ْ َ ْ َْ
(bertutup), ﺤﻴِﻲ ِ
ْ ْ ُ( ﻳـmenghidupkan), ( ﻳَـْﻠﻮ ْيmelipat) dan
( ﻳـَ ْﻬ ِﺪ ْيmenunjukki).
Kalau fi’il-fi’il di atas kemasukkan huruf jazm;
maka semuanya majzum, dan tanda jazm-nya adalah:
pembuangan huruf ‘illah di akhirnya. Contoh:
- ﺠ ِﺪ ِ
ْ ‘( ﻟَـ ْﻢ ﻳَ ْﺴ َﻊ َﻋﻠ ﱞﻲ إِﻟَـﻰ اﻟْ َﻤAli tidak berusaha menuju
kemuliaan), maka ﻳَ ْﺴ َﻊadalah majzum, karena
kemasukkan huruf jazm; yaitu: ﻟَـ ْﻢ, dan tanda jazm-nya
adalah pembuangan alif, dan fat-hah sebelumnya
sebagai tanda bahwa yang dibuang adalah huruf alif -
karena yang sesuai dengan huruf alif adalah fat-hah-.
Jadi ﻳَ ْﺴ َﻊadalah fi’il mudhari’ mu’tall akhir yang
aslinya: ﻳَ ْﺴ َﻌﻰ.
65
- ﺤ ِّﻖ ِ ِ
َ ع ُﻣـﺤ ﱠﻤ ٌﺪ إﱠﻻ إﻟَـﻰ اﻟْـ
ُ ( ﻟَـ ْﻢ ﻳ ْﺪMuhammad tidak
berdakwah melainkan kepada kebenaran), maka ع ُ ﻳ ْﺪ
adalah majzum, karena kemasukkan huruf jazm; yaitu:
ﻟَـ ْﻢ, dan tanda jazm-nya adalah pembuangan wawu, dan
dhammah sebelumnya sebagai tanda bahwa yang
dibuang adalah huruf wawu -karena yang sesuai dengan
huruf wawu adalah dhammah-. Jadi ع ُ ﻳ ْﺪadalah fi’il
mudhari’ mu’tall akhir yang aslinya: ﻳ ْﺪ ُﻋ ْﻮ.
- ﺧﺎﻟِ ًﺪا ِ
َ ( ﻟَـ ْﻢ ﻳُـ ْﻌﻂ ُﻣـﺤ ﱠﻤ ٌﺪ إِﱠﻻMuhammad tidak memberi
kecuali kepada Khalid), maka ﻳـُ ْﻌ ِﻂadalah majzum,
karena kemasukkan huruf jazm; yaitu: ﻟَـ ْﻢ, dan tanda
jazm-nya adalah pembuangan ya’, dan kasrah
sebelumnya sebagai tanda bahwa yang dibuang adalah
huruf ya’ -karena yang sesuai dengan huruf ya’ adalah
kasrah-. Jadi ﻳـُ ْﻌ ِﻂadalah fi’il mudhari’ mu’tall akhir
yang aslinya: ﻳـُ ْﻌ ِﻄﻲ.
ْ
2. Af’alul khamsah (fi’il-fi’il yang lima) yang tanda
rafa’nya dengan tetapnya nun. Dan telah berlalu
penjelasan tentang af’alul khamsah.
Contoh:
ِ ﻀ ِﺮﺑ ِ ْ َﺗ, ﻀ ِﺮﺑـﻮ َن
- ﺎنَ ْ َﻳ, ﻀ ِﺮﺑَﺎن ْ ُ ْ َﻳ, ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮ َن َْ ِﻀ ِﺮﺑ
ْ َﺗ, ﲔ ْ َﺗ.
Ketika kemasukkan huruf jazm ْ ; َﱂmaka menjadi:
- ﻀ ِﺮﺑَﺎ
ْ َﻟَـ ْﻢ ﻳ, ﻀ ِﺮﺑَﺎ
ْ َﻟَـ ْﻢ ﺗ, ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮا ْ َﻟَـ ْﻢ ﺗ, ﻀ ِﺮﺑِـﻲ
ْ َﻟَـ ْﻢ ﻳ, ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮا ْ ْ َﻟَـ ْﻢ ﺗ.
66
Maka, masing-masing dari fi’il di atas adalah
majzum karena kemasukkan huruf jazm; yaitu: ﻟَـ ْﻢ, dan
tanda jazm-nya adalah pembuangan nun [dan perlu
diperhatikan bahwa untuk af’alul khamsah yang jamak
-ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮ َن
ْ َ ﻳdan ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮ َن
ْ َﺗ- setelah nun dibuang; maka ditambah
dengan alif: ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮا
ْ َ ﻳdan ﻀ ِﺮﺑـُ ْﻮا
ْ َ]ﺗ.
67
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KEDELAPAN
68
-٧اﻟ َﻔ ﱠﻼ ُﺣ ْﻮ َن ﻳَـ ْﺤﻠُﺒُـ ْﻮ َن ﺑ َﻘَﺮﺗَـ ُﻬ ْﻢ.
-٨ﻳَـ ْﻘ ِﻀ ْﻲ اﻟْـ َﺤﺎﻛِ ُﻢ ﺑِﺎﻟْـ َﺤ ِّﻖ.
69
PELAJARAN KESEMBILAN
ﺎت
ُ َاﻟ ُْﻤ ْﻌ َﺮﺑ
Macam-Macam Mu’rab
ِ ﻗِﺴﻢ ﻳـ ْﻌﺮب ﺑِﺎﻟْـﺤﺮَﻛ:ﺎن
،ﺎت ِ ﺎت ﻗِﺴﻤ
ََ ُ َ ُ ٌ ْ َ ْ ُ َ اﻟ ُْﻤ ْﻌ َﺮﺑ-[٢٩]
ِ وﻗِﺴﻢ ﻳـﻌﺮب ﺑِﺎﻟْـﺤﺮو
.ف ُُْ ُ َُْ ٌ ْ َ
[29]- Mu’rab ada dua macam: mu’rab dengan
harakat dan mu’rab dengan huruf.
Di sini penulis ingin menjelaskan secara global apa-
apa yang telah dirinci sebelumnya. Maka macam-
macam kalimah (kata) yang terkena i’raab (baik rafa’,
nashab, khafdh/jarr maupun jazm) ada delapan: (1)isim
mufrad, (2)jamak taksir, (3)jamak mu-annats salim,
(4)fi’il mudhari’ yang akhirnya tidak bersambung
dengan apa pun, (5)mutsanna, (6)jamak mudzakkar
salim, (7)asma-ul khamsah, dan (8)af’alul khamsah.
Kedelapan kalimah yang terkena i’raab di atas
kalau dibagi secara global; maka ada dua bagian:
Bagian pertama: yang dii’raab dengan harakat.
Bagian kedua: yang dii’raab dengan huruf.
70
ِْ :ﺎت أَرﺑـﻌﺔُ أَﻧْـﻮ ٍاع
اﻻ ْﺳ ُﻢ ِ ﻓَﺎَﻟﱠ ِﺬي ﻳـ ْﻌﺮب ﺑِﺎﻟْـﺤﺮَﻛ-[٣٠]
َ َ َْ ََ ُ َ ُ ْ
ِ ِ ﺚ اﻟ ﱠ ِ وﺟـﻤﻊ اﻟْﻤ َﺆﻧﱠ،ْﺴ ْﻴـ ِﺮِ وﺟـﻤﻊ اﻟﺘﱠﻜ،اﻟْﻤ ْﻔﺮ ُد
ُ َواﻟْﻔ ْﻌﻞ،ﺴﺎﻟـ ُﻢ ُ ََُْ ََُْ َ ُ
ِ ِﱠﺼﻞ ﺑ
.ٌﺂﺧ ِﺮِﻩ َﺷ ْﻲء ِ ِ اﻟْﻤ َ ﱠ
ْ ﻀﺎرِعُ اﻟﺬ ْي ﻟَـ ْﻢ ﻳَـﺘ ُ
[30]- Yang mu’rab dengan harakat ada empat
macam: isim mufrad, jamak taksir, jamak mu-
annats salim, dan fi’il mudhari’ yang akhirnya tidak
bersambung dengan apa pun.
71
dan fi’il mudhari’ mu’tall akhir dijazmkan dengan
membuang akhirnya.
Yang dii’raab dengan harakat ada empat:
1. Isim mufrad; maka rafa’-nya dengan harakat
dhammah, nashab-nya dengan harakat fat-hah, dan
khafdh/jarr-nya dengan harakat kasrah.
2. Jamak taksir; maka sama seperti isim mufrad.
3. Jamak mu-annats salim; maka rafa’-nya dengan
harakat dhammah, nashab-nya dengan harakat kasrah,
dan khafdh/jarr-nya dengan harakat kasrah.
4. Fi’il mudhari’ yang akhirnya tidak bersambung
dengan apa pun; maka rafa’-nya dengan harakat
dhammah, nashab-nya dengan harakat fat-hah, dan
jazm-nya dengan harakat sukun.
Di antara isim mufrad dan jamak taksir: ada isim-
isim yang dinamakan dengan mamnu’ minash sharfi;
maka khafdh/jarr-nya adalah dengan fat-hah dengan
ketentuan yang telah disebutkan pada PELAJARAN
KETUJUH tentang tanda khafdh/jarr.
Dan di antara fi’il mudhari’ yang akhirnya tidak
bersambung dengan apa pun: ada fi’il yang mu’tall
akhir (terakhirnya huruf ‘illah; berupa: alif, wawu atau
ya’); maka jazm-nya adalah dengan membuang huruf
‘illah tersebut, sebagaimana telah dijelaskan pada
PELAJARAN KEDELAPAN tentang tanda jazm.
72
] -[٣٣واﻟﱠ ِﺬي ﻳـﻌﺮب ﺑِﺎﻟْـﺤﺮو ِ
ف أَ ْرﺑَـ َﻌﺔُ أَﻧْـ َﻮ ٍاع :اﻟـﺘﱠـﺜْـﻨِـﻴَـﺔُ، َ ْ ُ َْ ُ ُُْ
ﺴﺎﻟِـ ُﻢَ ،و ْاﻷَ ْﺳـ َﻤﺎءُ اﻟْـ َﺨ ْﻤ َﺴﺔَُ ،و ْاﻷَﻓْـ َﻌ ُ
ﺎل َو َﺟـ ْﻤ ُﻊ اﻟْ ُﻤ َﺬ ﱠﻛ ِﺮ اﻟ ﱠ
اﻟْـ َﺨ ْﻤ َﺴﺔُ؛ َو ِﻫ َﻰ :ﻳَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن َوﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن َوﻳَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن َوﺗَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن
ﲔ. ِ
َوﺗَـ ْﻔ َﻌﻠ ْ َ
[33]- Dan yang mu’rab dengan huruf ada empat
macam: mutsanna, jamak mudzakkar salim, asma-
,ﻳَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن ul khamsah, dan af’alul khamsah; yaitu:
ﲔ , danﺗَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن ,ﻳَـ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن ,ﺗَـ ْﻔ َﻌ َﻼ ِن ِ
.ﺗَـ ْﻔ َﻌﻠ َْ
ﺐ ] -[٣٤ﻓَﺄَ ﱠﻣﺎ اﻟـﺘﱠـﺜْـﻨِـﻴـﺔُ :ﻓَـﺘُـﺮﻓَﻊ ﺑِ ْﺎﻷَﻟِ ِ
ﺼ ُ
ﻒَ ،وﺗُـ ْﻨ َ ْ ُ َ
ﺾ ﺑِﺎﻟْﻴَ ِﺎء.
َوﺗُـ ْﺨ َﻔ ُ
[34]- Adapun mutsanna; maka dirafa’kan
dengan alif, dinashabkan dan dikhafdhkan
(dijarrkan) dengan ya’.
]َ -[٣٦وأَ ﱠﻣﺎ ْاﻷَ ْﺳـ َﻤﺎءُ اﻟْـ َﺨ ْﻤ َﺴﺔُ :ﻓَـﺘُـ ْﺮﻓَ ُﻊ ﺑِﺎﻟْ َﻮا ِو،
ﺾ ﺑِﺎﻟْﻴَ ِﺎء. ﺼﺐ ﺑِ ْﺎﻷَﻟِ ِ
ﻒَ ،وﺗُـ ْﺨ َﻔ ُ َوﺗُـ ْﻨ َ ُ
73
[34]- Adapun mutsanna; maka dirafa’kan
dengan wawu, dinashabkan dengan alif dan
dikhafdhkan (dijarrkan) dengan ya’.
74
LATIHAN UNTUK
PELAJARAN KESEMBILAN
75
76