Anda di halaman 1dari 32

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

BAB

1
PERKEMBANGAN
EKONOMI GLOBAL

Kinerja perekonomian global terindikasi mengalami pemulihan gradual seiring


relaksasi pembatasan aktivitas, selain juga didukung kebijakan moneter dan fiskal akomodatif.
Pembatasan yang relatif ketat pada awal triwulan cukup efektif mengendalikan penyebaran
virus sehingga memungkinkan relaksasi restriksi. Pelonggaran terutama dilakukan pada
sejumlah negara yang berhasil mengendalikan virus, menyusul Tiongkok yang telah lebih
dahulu merelaksasi pembatasan aktivitas. Perbaikan ekonomi juga didukung oleh stimulus
kebijakan moneter dan fiskal yang akomodatif untuk mengatasi dampak pandemi. Kebijakan
yang akomodatif dan sentimen positif pelonggaran pembatasan aktivitas ini juga berimplikasi
positif pada kinerja pasar keuangan global.

Aktivitas konsumsi dan produksi global secara umum membaik gradual pasca-relaksasi
pembatasan aktivitas, yang juga ditopang oleh stimulus kebijakan. Kinerja konsumsi berangsur
pulih sejak Mei, meski secara umum masih di bawah level pra-COVID-19, setelah sempat
terkontraksi tajam pada April 2020 akibat containment measures, daya beli yang rendah,
dan kepercayaan konsumen yang lemah. Di sisi produksi, bisnis dan pabrik juga telah kembali
beraktivitas meski belum full capacity. Produksi di Tiongkok bahkan telah pulih terutama sektor
manufaktur untuk memenuhi permintaan eksternal.

Kendati telah terdapat indikasi perbaikan, pembatasan ketat pada awal triwulan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi TW2-20 secara keseluruhan masih terkontraksi tajam.
Relaksasi pembatasan sejak Mei yang disertai dengan stimulus kebijakan belum dapat
mengompensasi pelemahan ekonomi akibat pembatasan relatif ketat sebelumnya. Namun
demikian, seiring relaksasi pembatasan aktivitas, kinerja ekonomi AS dan Kawasan Euro pada
TW2-20 berhasil tumbuh lebih baik dari perkiraan. Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari
estimasi juga dialami oleh Tiongkok yang telah kembali tumbuh positif.

5
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

Sejalan dengan relaksasi pembatasan aktivitas, kinerja ekonomi global diperkirakan


membaik pada semester II-2020. Masyarakat dapat beradaptasi dengan kenormalan baru
sehingga tetap beraktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan. Namun demikian, IMF
memerkirakan pertumbuhan PDB global pada 2020 masih akan terkontraksi sebesar -4,9%
yoy (WEO Juni)—terutama akibat pemburukan kinerja PDB TW2-20. Selanjutnya perekonomian
global diperkirakan tumbuh membaik mencapai 5,4 % yoy pada 2021, seiring berlanjutnya
perbaikan kinerja konsumsi dan investasi global.

1.1 Kinerja Perekonomian Global Index


100
Index
100
Latin America CEEMEA
90 Asia Pacifix (ex China) Western Europe 90
Kinerja perekonomian global 80
Global China
80
North America
terindikasi mengalami pemulihan gradual 70 70
60 60
seiring relaksasi pembatasan aktivitas, 50 50
serta didukung kebijakan moneter dan 40 40
30 30
fiskal akomodatif. Kebijakan pembatasan
20 GS Effective Lockdown Index 20
aktivitas masyarakat pada ruang publik untuk 10 (PPP GDP weighted, 3dma) 10
0 0
mengendalikan laju penyebaran virus telah Feb Mar Apr May Jun
Sumber: Goldman Sachs Global Investment Research, University of Oxford
cukup efektif menurunkan tingkat infeksi. (covidtracker.bsg.ox.ac.uk). Google LLC “Google COVID-19 Community
Mobility Reports”. Apple Mobility Trends
Sejumlah negara dengan kasus infeksi yang Grafik 1.1 Effective Lockdown Index
melandai, mulai melonggarkan restriksi sejak Berdasarkan Wilayah
Mei 2020, menyusul Tiongkok yang telah lebih Lockdown Index Index
100
dahulu melakukan relaksasi. Pelonggaran 90

juga dilakukan untuk kembali menggerakkan 80


70
perekonomian yang tertekan. Perbaikan
60
ekonomi secara gradual juga didukung oleh 50
40
kebijakan moneter longgar dan stimulus
30
fiskal yang masif untuk mengatasi dampak AS Korea Selatan 20
Jerman Italia
pandemi. New Zealand Japan
10
0
5-Feb
12-Feb
19-Feb
26-Feb
4-Mar
11-Mar
18-Mar
25-Mar
1-Apr
8-Apr
15-Apr
22-Apr
29-Apr
6-May
13-May
20-May
27-May
3-Jun
10-Jun
17-Jun
24-Jun
1-Jul
8-Jul

Aktivitas konsumsi global


Sumber: Blavatnik School of Government, University of Oxford, Bloomberg
membaik bertahap pada Mei-Juni 2020
Grafik 1.2 Effective Lockdown Index
ditopang relaksasi pembatasan aktivitas Beberapa Negara
dan stimulus kebijakan, setelah tertekan
dalam pada April 2020. Konsumsi global beli yang rendah, dan kepercayaan konsumen
sempat terkontraksi tajam pada April 2020 yang lemah. Pelemahan terjadi pada konsumsi
akibat kebijakan containment measures, daya jasa dan barang, sehingga tekanan inflasi

6
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

global juga masih rendah.1 Seiring stimulus Setelah terkontraksi tajam


kepada rumah tangga dan bisnis, disertai pada April 2020, kinerja produksi juga
dengan mulai adanya perbaikan mobilitas mengalami perbaikan gradual ditopang
masyarakat, kinerja konsumsi berangsur pulih stimulus kebijakan dan reopening
pada Mei dan Juni 2020, meski secara umum economy. Pasca-relaksasi, kegiatan bisnis
masih di bawah level pra-COVID-19. Kondisi mulai dibuka dan pabrik telah kembali
tersebut antara lain tercermin pada perbaikan beroperasi meski belum full capacity, seperti
indikator retail sales Amerika Serikat (AS), yang terjadi di AS, Kawasan Euro, dan Jepang.
Kawasan Euro, dan Jepang, yang telah Bahkan di Tiongkok, kinerja industri telah
meningkat dari titik terendahnya pada April berhasil pulih terutama sektor manufaktur.
2020. Rerata produksi industri tumbuh meningkat
% yoy
AS Kawasan Euro Jepang, rhs
% yoy mencapai 4,4% yoy pada TW2-20, dari level
10,0 15,0
kontraktif pada TW1-20, untuk memenuhi
5,0 10,0
permintaan global atas produk kesehatan
0,0 5,0
dan penunjang work from home. Relaksasi
-5,0 0,0
pada negara mitra ekspor Tiongkok turut
-10,0 -5,0
meningkatkan permintaan ekspor. Sejalan
-15,0 -10,0
dengan itu, PMI manufaktur juga membaik
-20,0 -15,0
menuju level ekspansif di beberapa negara
-25,0 -20,0
1 3 6
2017
9 12 3 6
2018
9 12 3 6
2019
9 12 3
2020
6
seperti AS dan Tiongkok, ditopang oleh
Sumber: Bloomberg
pemulihan permintaan global.2
Grafik 1.3 Retail Sales Negara Maju
% yoy
AS Kawasan Euro Jepang
% yoy Tiongkok India, rhs % yoy 10,0
15,0 60,0 5,0

10,0 40,0 0,0

20,0 -5,0
5,0
-10,0
0,0
0,0
-15,0
-20,0
-5,0 -20,0
-40,0
-25,0
-10,0
-60,0
-30,0
-15,0 -80,0
-35,0
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
-20,0 -100,0 2017 2018 2019 2020
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2017 2018 2019 2020 Sumber: Bloomberg
Sumber: Bloomberg Grafik 1.5 Produksi Negara Maju
Grafik 1.4 Retail Sales Negara Berkembang

1 Inflasi AS pada Juni sebesar 0,6% yoy (turun dari 1,5% 2 Indeks PMI manufaktur AS Juni mencapai 52,6 (dari
pada Maret), Kawasan Euro (0,3%, turun dari 0,7%), 41,5 pada April) dan Tiongkok sebesar 51,2 (dari
Jepang (0,1%, turun dari 0,4%), dan Tiongkok (2,5% 49,4). Sementara itu, PMI manufaktur Kawasan Euro
dari 4,3%). pada Juni sebesar 47,4 (juga membaik dari 33,4).

7
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

% yoy % yoy
terkontraksi -14,7% (juga lebih baik dari
Tiongkok India, rhs
10,0 20,0 estimasi -15%). Performa ekonomi yang lebih
10,0
8,0 baik dari prediksi juga terjadi di Tiongkok
0,0

6,0 -10,0
yang tumbuh 3,2% yoy pada TW2-20 (di atas
-20,0 perkiraan 2,5%).
4,0
-30,0
% yoy AS Kawasan Euro Jepang
2,0 -40,0 6
4
-50,0
0,0 2
-60,0
0
-2,0 -70,0 -2
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2017 2018 2019 2020 -4
Sumber: Bloomberg
-6
Grafik 1.6 Produksi Negara Berkembang -8
-10 -9,1
-9,9
-12
Kendati telah terdapat indikasi -14
-14,7
perbaikan konsumsi dan produksi, -16
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2018 2019 2020
pembatasan ketat pada awal triwulan Sumber: Bloomberg
Grafik 1.7 Pertumbuhan PDB Negara Maju
menyebabkan pertumbuhan ekonomi
% yoy
TW2-20 secara keseluruhan masih 10
Tiongkok India

terkontraksi tajam. Relaksasi pembatasan 5 3,2

aktivitas sejak Mei dan stimulus kebijakan 0

-5
belum dapat sepenuhnya mengompensasi
-10
pelemahan ekonomi akibat pembatasan
-15
yang relatif ketat pada awal TW2-20. AS, -20
Kawasan Euro, Jepang, dan India pada -25
-23,9
TW2-20 mengalami kontraksi pertumbuhan -30
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

ekonomi yang dalam.3,4 Kendati demikian, 2018


Sumber: Bloomberg
2019 2020

seiring relaksasi pembatasan aktivitas, kinerja Grafik 1.8 Pertumbuhan PDB


Negara Berkembang
ekonomi AS dan Kawasan Euro pada TW2-
20 berhasil mencatatkan level pertumbuhan Otoritas berbagai negara
ekonomi yang lebih baik dari perkiraan melanjutkan pemberian stimulus fiskal
sebelumnya. Pertumbuhan PDB AS TW2- untuk mengatasi dampak negatif
20 terkontraksi -9,1% yoy (lebih baik dari pandemi COVID-19 dan mempercepat
estimasi -9,5%), dan PDB Kawasan Euro pemulihan ekonomi. Pemerintah merilis
stimulus fiskal untuk mengatasi penurunan
3 Pertumbuhan PDB India pada TW2-20 terkontraksi pendapatan pada rumah tangga dan
-23,9% yoy (menurun dari 3,1% pada TW1-20).
Pandemi COVID-19 memperburuk ekonomi India yang korporasi yang terdampak COVID-19.
sebelumnya telah tertekan akibat tensi perdagangan Stimulus diberikan antara lain dalam bentuk
dan krisis likuiditas.
4 Pertumbuhan PDB Jepang TW2-20 sebesar -9,9% yoy pelonggaran pajak, subsidi upah, serta
(menurun dari -1,8% pada TW1-20).

8
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

bantuan sosial pada kelompok miskin, itu, Bank Sentral Tiongkok dan India
pensiunan, dan pengangguran. AS telah melakukan penurunan suku bunga. 6

mengucurkan stimulus fiskal hingga phase % AS Kawasan Euro Jepang


3,00
3, Eropa telah membentuk EU Recovery
2,50
Fund dan memberikan bantuan tambahan
2,00
EUR540 miliar kepada negara anggota, serta 1,50
Jepang telah menyetujui supplementary 1,00
budget untuk FY2020 senilai 10% PDB. 0,50

Sementara itu, Tiongkok mengalokasikan 0,00

kuota penerbitan Local Government -0,50


1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 11 1 3 67
Special Bond (LGSB) senilai RMB3,75 triliun 2017
Sumber: Bloomberg
2018 2019 2020

(meningkat dari RMB2,15 triliun pada 2019) Grafik 1.9 Suku Bunga Negara Maju
untuk pembiayaan infrastruktur. Namun, % Tiongkok India Indonesia
di sisi yang lain, peningkatan beban fiskal 7,0

6,5
menjadi pertimbangan lembaga rating untuk
6,0
melakukan negative rating action sejumlah
5,5
negara.5 5,0

4,5
Bank sentral global melanjutkan
4,0
kebijakan moneter akomodatif melalui
3,5
kebijakan konvensional dan non- 3,0
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 11 1 3 67
konvensional. Suku bunga dipertahankan 2017 2018 2019 2020
Sumber: Bloomberg
pada level yang sangat rendah. The Fed Grafik 1.10 Suku Bunga Negara Berkembang
mempertahankan Fed Fund Rate pada level
zero lower bound (0%-0,25%). Perubahan Bank sentral juga memainkan
target kebijakan the Fed menjadi average peran penting dalam membantu
inflation (dari sebelumnya ditetapkan 2%) pemerintah untuk mengatasi pandemi
juga mengindikasikan AS tidak akan terburu- dengan membeli surat berharga
buru menaikkan suku bunga jika inflasi pemerintah. Langkah tersebut bertujuan
berada di atas 2%. ECB mempertahankan untuk mengatasi keketatan likuiditas dan
main refinancing operations (0,0%), marginal memulihkan pasar keuangan. AS melanjutkan
lending facility (0,25%), dan deposit facility pembelian surat berharga Mortgage Backed
rate (-0,50%), sementara BOJ menahan suku Securities dan US Treasury senilai USD80
bunga pada level negatif (-0,1%). Sementara miliar/bulan, sementara ECB melanjutkan

5 Sampai dengan Agustus 2020, telah dilakukan 87 6 PBOC menurunkan suku bunga 20 bps pada April
penurunan sovereign rating dan 113 penurunan menjadi 3,85%, sementara RBI menurunkan 40 bps
outlook. menjadi 4,0% pada Mei.

9
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

Asset Purchase Program sebesar EUR20 sejak Mei 2020 sejalan dengan penurunan
miliar/bulan dengan tambahan pembelian kasus COVID-19 di beberapa negara, dapat
temporer sebesar EUR120 miliar hingga akhir menggerakkan kegiatan ekonomi. Mobilitas
2020. Bank sentral negara emerging juga masyarakat, konsumsi dan produksi global
melanjutkan kebijakan non-konvensional diperkirakan terus mengalami perbaikan.
dengan membeli surat berharga pemerintah. Namun demikian, IMF dalam WEO Juni 2020
Keterbatasan ruang fiskal di banyak negara memperkirakan pertumbuhan ekonomi
menuntut peran bank sentral yang lebih besar secara keseluruhan 2020 masih akan
untuk membantu pemulihan ekonomi akibat terkontraksi sebesar -4,9% yoy—terutama
COVID-19. akibat pertumbuhan PDB TW2-20 yang turun
tajam. Kinerja ekonomi global kemudian
Respons kebijakan yang
diprakirakan tumbuh lebih tinggi mencapai
akomodatif dan sentimen positif relaksasi
5,4% yoy pada 2021. Pemulihan pada 2021
pembatasan aktivitas meredakan
dilatarbelakangi asumsi kasus COVID-19 yang
ketegangan pada pasar keuangan global.
telah mereda, respons kebijakan pemerintah
Setelah terkoreksi tajam pada TW1-20, pasar
berjalan efektif, serta aktivitas konsumsi dan
saham berhasil pulih pada TW2-20. Indeks
investasi yang berlanjut.
harga saham di negara maju dan emerging
meningkat, dipengaruhi aksi risk on investor Outlook perekonomian global
seiring dukungan stimulus fiskal dan moneter tersebut akan dipengaruhi oleh sejumlah
yang masif, serta sentimen positif relaksasi faktor risiko. Faktor yang dapat mendorong
pembatasan aktivitas. Sejalan dengan itu, pemulihan ekonomi global antara lain
tekanan pada nilai tukar mereda dan volatilitas berlanjutnya relaksasi pembatasan aktivitas
menurun. Langkah the Fed memberikan sejalan dengan penyebaran virus yang
fasilitas swap line kepada 13 bank sentral terkendali, ditemukannya vaksin COVID-19,
dan juga Foreign and International Monetary serta stimulus kebijakan moneter fiskal yang
Authority (FIMA) Repo Facility membantu berjalan efektif. Namun demikian, terdapat
mengurangi kelangkaan likuiditas USD di faktor yang dapat menahan pemulihan,
pasar keuangan global. di antaranya risiko second wave infection
COVID-19 pasca-relaksasi pembatasan
Perekonomian global pada
aktivitas, konsumsi yang tertahan karena
semester II-20 diperkirakan mengalami
tindakan precautionary saving, deglobalisasi
pemulihan gradual didukung relaksasi
yang menahan supply chain, dan eskalasi tensi
pembatasan aktivitas dan stimulus
geopolitik terutama antara AS dan Tiongkok.
kebijakan. Relaksasi pembatasan aktivitas

10
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Tabel 1.1 Outlook Ekonomi Global % yoy


IMF WEO IMF World Bank World Bank
Realisasi Juni 2020 WEO April 2020 GEP Juni 2020 GEP Januari 2020
2019 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
Dunia 2,9 -4,9 5,4 -3,0 5,8 -5,2 4,2 2,5 2,6
AEs 1,7 -8,0 4,8 -6,1 4,5 -7,0 3,9 1,4 1,5
Dunia (2010 PPP weights) - - - - - -4,1 4,3 3,2 3,3
Amerika Serikat 2,3 -8,0 4,5 -5,9 4,7 -6,1 4,0 1,8 1,7
Kawasan Euro 1,3 -10,2 6,0 -7,5 4,7 -9,1 4,5 1,0 1,3
Jerman 0,6 -7,8 5,4 -7,0 5,2 - - - -
Perancis 1,5 -12,5 7,3 -7,2 4,5 - - - -
Italia 0,3 -12,8 6,3 -9,1 4,8 - - - -
Spanyol 2,0 -12,8 6,3 -8,0 4,3 - - - -
Inggris 1,4 -10,2 6,3 -6,5 4,0 - - - -
Jepang 0,7 -5,8 2,4 -5,2 3,0 -6,1 2,5 1,0 1,3
EMEs 3,7 -3,0 5,9 -1,0 6,6 -2,5 4,6 4,1 4,3
Brazil 1,1 -9,1 3,6 -5,3 2,9 -8,0 2,2 2,0 2,5
Russia 1,3 -6,6 4,1 -5,5 3,5 -6,0 2,7 1,6 1,8
Tiongkok 6,1 1,0 8,2 1,2 9,2 1,0 6,9 5,9 5,8
India* 4,2 -4,5 6,0 1,9 7,4 -3,2 3,1 5,8 6,1
Indonesia 5,0 -0,3 6,1 0,5 8,2 0,0 4,8 5,1 5,2
Malaysia 4,3 -3,8 6,3 -1,7 9,0 -3,1 6,9 4,5 4,5
Filipina 6,0 -3,6 6,8 0,6 7,6 -1,9 6,2 6,1 6,2
Singapura 0,7 - - -3,5 3,0 - - - -
Thailand 2,4 -7,7 5,0 -6,7 6,1 -5,0 4,1 2,7 2,8
Vietnam 7,0 - - 2,7 7,0 2,8 6,8 6,5 6,5
Sumber: IMF-World Economic Outlook Juni, IMF-World Economic Outlook April 2020, World Bank-Global Economic Prospect Juni 2020, dan World
Bank-Global Economic Prospect Januari 2020
*) Fiscal Year April-Maret

1.2 Perkembangan Ekonomi Beberapa ekonomi meski secara umum masih lemah.
Negara dan Kawasan Namun demikian, pasca relaksasi, terjadi
kenaikan kasus infeksi akibat perilaku yang
1.2.1 Amerika Serikat
mengabaikan protokol kesehatan sehingga
Kasus COVID-19 di AS merupakan upaya reopening economy tertahan.7
yang tertinggi di dunia dan menjadi
Pembatasan aktivitas untuk
episentrum penyebaran virus. Jumlah
mengendalikan virus menjadikan
orang yang terinfeksi mencapai 2,7 juta
ekonomi AS terkontraksi tajam. PDB AS
jiwa per-Juni 2020. Pemerintah negara
TW2-20 (2nd estimate) terkontraksi -9,1%
bagian menerapkan pembatasan aktivitas
yoy (dari 0,3% pada TW1-20).8 Namun,
cukup ketat—hanya mengijinkan kegiatan
tingkat pertumbuhan tersebut lebih baik
esensial—sekitar Maret-Mei. Memasuki
dari 1st estimate sebesar -9,5%, dipengaruhi
Juni, pelonggaran bertahap telah dilakukan
terutama pada wilayah yang dapat
7 Kenaikan kembali kasus terutama di Arizona, Florida,
mengendalikan tingkat penyebaran. Texas, dan California. Jumlah kasus COVID-19 di AS
per 16 September 2020 mencapai 6,8 juta jiwa.
Relaksasi tersebut menggerakkan aktivitas 8 Secara triwulanan, PDB TW2-20 terkontraksi -31,7%
qoq saar (dari -5,0% pada TW1-20).

11
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

penurunan konsumsi dan investasi yang lebih % yoy Penjualan Ritel, lhs Cons. Confidence Board (rhs)
10 150
tertahan dibanding estimasi sebelumnya 140
5
seiring reopening di sejumlah state. Selama 130
0
TW2-20, aktivitas konsumsi, investasi, dan 120
-5 110
perdagangan mengalami kontraksi sangat
-10 100
dalam. Ekspansi government expenditure 90
-15
melalui berbagai stimulus kebijakan tidak 80
-20
70
mampu menahan kontraksi PDB yang dalam.
-25 60
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
% yoy 2017 2018 2019 2020
% yoy
Sumber: US Census Bureau
6,0 10,0

4,0
Grafik 1.12 Aktivitas Konsumsi
5,0
2,0 Ribu org %
0,0
0,0 8000 16

-2,0 -5,0 7000 14


GDP, lhs
Investasi, rhs
-4,0 -10,0 6000 12
Konsumsi Swasta, rhs
-6,0 Ekspor, rhs
Pengeluaran Pemerintah, rhs -15,0 5000 10
-8,0 Impor, rhs
Initial Jobless Claims (weekly), lhs
-20,0 4000 8
-10,0 Unemployment Rate,rhs

-25,0 3000 6
-12,0
Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2
2016 2017 2018 2019 2020 2000 4
Sumber: Bureau of Economic Analysis
1000 2
Grafik 1.11 Pertumbuhan PDB
0 0
Jan-18
Feb-18
Mar-18
Apr-18
May-18
Jun-18
Jul-18
Aug-18
Sep-18
Oct-18
Nov-18
Dec-18
Jan-19
Feb-19
Mar-19
Apr-19
May-19
Jun-19
Jul-19
Aug-19
Sep-19
Oct-19
Nov-19
Dec-19
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
Jun-20
Konsumsi AS melemah tajam pada
Sumber: US Department of Labor
TW2-20 dan mendorong pelemahan Grafik 1.13 Jobless Claim dan
inflasi. Komponen konsumsi pada PDB Unemployment Rate AS
TW2-20 terkontraksi -10,5% yoy (dari % yoy
CPI Core CPI Core PCE Target
3,5
0,2% pada TW1-20). Pelemahan tertajam
3
penjualan ritel terjadi pada April (-19,9%
2,5
yoy), yang kemudian membaik gradual pada
2
Mei dan Juni sejalan dengan reopening secara
1,5
gradual.9 Perbaikan konsumsi didukung
1
oleh stimulus Paycheck Protection Program
0,5
(PPP) dan unemployment benefit, meski 0
Jan-17
Feb-17
Mar-17
Apr-17
May-17
Jun-17
Jul-17
Aug-17
Sep-17
Oct-17

Dec-17
Jan-18
Feb-18
Mar-18
Apr-18
May-18
Jun-18
Jul-18
Aug-18
Sep-18
Oct-18

Dec-18
Jan-19
Feb-19
Mar-19
Apr-19
May-19
Jun-19
Jul-19
Aug-19
Sep-19
Oct-19

Dec-19
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
Jun-20
Nov-17

Nov-18

Nov-19

belum signifikan seiring meningkatnya


perilaku menabung oleh konsumen untuk Sumber: Bureau of Labor Statistics

mengantisipasi pemburukan ekonomi (saving Grafik 1.14 Inflasi

rate TW2-20 rerata 25,6% dari disposable personal income), tertinggi sepanjang sejarah.
Tingkat pengangguran yang tinggi (sempat
mencapai 14,7% pada April) juga memicu
9 Kontraksi penjualan ritel April mengecil (-5,6% yoy)
dan kembali tumbuh positif pada Juni (2,1% yoy). tertahannya konsumsi. Tingkat konsumsi

12
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

yang lemah di tengah harga energi yang rendah. Namun, seiring penerapan reopening
turun signifikan menjadikan tekanan inflasi economy, indikator Purchasing Manager Index
menurun menjadi hanya 0,6% yoy (Juni), (PMI) mulai pulih sejak Juni 2020, tercermin
menurun dari 1,5% (Maret). pada PMI manufaktur (49,8) dan PMI jasa
% yoy Produksi Industri, lhs Utilisasi Kapasitas, rhs %
(47,9) yang mengarah menuju threshold 50.
10,0
82
Kinerja perdagangan AS kembali
5,0 80

78 tertekan akibat pandemi COVID-19. Pada


0,0
76
TW2-20, kinerja ekspor impor AS tertekan
-5,0 74

72
akibat pelemahan perekonomian domestik
-10,0 70 dan global. Ekspor AS terkontaksi lebih dalam
68
-15,0 (-28,1% yoy, dari -3,4% pada TW1-20),
66
-20,0 64 terutama ekspor minyak, mobil, dan pesawat.
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2017
Sumber: Federal Reserves
2018 2019 2020
Impor juga terkontraksi -22,2% (lebih dalam
Grafik 1.15 Indikator Produksi dari -6,1% pada TW1-20), terutama impor
Indeks
minyak dan mobil. Secara keseluruhan, trade
PMI Manufacuring PMI Services PMI Composite
60
deficit AS pada TW2-20 melebar menjadi
55
USD155,3 miliar (dari TW1-20 sebesar USD
50
119,1 miliar), terutama disumbang oleh trade
45
deficit dengan Tiongkok.
40

Miliar USD Trade Balance, lhs Exports, rhs Imports, rhs % yoy
35
0 15
30 10
-10
5
25
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 -20 0
2017 2018 2019 2020
-5
Sumber: IHS Markit
-30 -10
Grafik 1.16 Keyakinan Bisnis -15
-40
-20
Aktivitas produksi mengalami -50 -25
-30
tekanan disertai dengan utilisasi -60
-35

kapasitas yang melemah tajam. Aktivitas -70


3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
-40
2017 2018 2019 2020
produksi AS yang sudah tertekan akibat trade Sumber: US Census Bureau

war dan pelemahan demand global, turun Grafik 1.17 Neraca Perdagangan AS
kian tajam akibat pandemi yang meluas. The Fed melanjutkan kebijak­
Secara rerata triwulanan, produksi industri AS an ekstra akomodatif. The Fed mem­
turun -14,2% yoy (dari -1,9% pada TW1-20), pertahankan Fed Fund Rate dalam Zero
terutama pada industri manufaktur akibat Lower Bound (0,00-0,25%) dan melanjutkan
produksi kendaraan yang tertekan, serta program pembelian securities (US Treasury
pertambangan akibat harga komoditas yang dan Mortgage-Backed Securities). Pada

13
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

Tabel 1.2 Outlook Ekonomi AS


Realisasi The Fed-FOMC Juni 2020 (median) IMF Concensus
WEO Juni 2020 Forecast Agustus
Indikator
2019 2020 2021 Longer Run 2020 2021 2020 2021
PDB Riil (% yoy) 2,3 -6,5 5,0 1,8 -6,6* 3,9* -5,2 4,0
Estimasi Sebelumnya 2,0 1,9 1,9 -8,0 4,5 -5,3 4,0
Inflasi PCE (% yoy) 1,4 0,8 1,6 2,0 N/A N/A N/A N/A
Estimasi Sebelumnya 1,9 2,0 2,0 N/A N/A N/A N/A
Inflasi PCE Core (% yoy) 1,6 1,0 1,5 N/A N/A N/A 1,0 1,3
Estimasi Sebelumnya 1,9 2,0 N/A N/A N/A 1,1 1,5
Inflasi CPI (% yoy) 1,8 N/A N/A N/A N/A N/A 0,9 1,7
Estimasi Sebelumnya N/A N/A N/A 0,6 2,2 0,8 1,7
Tingkat Pengangguran (%) 3,7 9,3 6,5 4,1 9,7* 7,4* 9,1 7,4
Estimasi Sebelumnya 3,5 3,6 4,1 10,4 9,1 9,2 7,5
Fed Fund Rate 1,75 0,1 0,1 2,5 N/A N/A N/A N/A
Estimasi Sebelumnya 1,6 1,9 2,5 N/A N/A N/A N/A
Sumber: Federal Reserves, IMF
1. Data the Fed: estimasi sebelumnya adalah Des 2019
2. Data WEO: estimasi sebelumnya adalah Apr 2020
3. Consensus Forecast: estimasi sebelumnya adalah Jul 2020
* Angka Article IV AS 2020

Jackson Hole Symposium, the Fed kepada rumah tangga, employment benefit
menyampaikan akan mengadopsi average kepada pekerja, dan PPP yang ditujukan untuk
inflation targeting sebagai outcome utama mendukung sektor bisnis AS. Pemerintah AS
dari monetary policy framework review, dari bersama Kongres tengah menegosiasikan
sebelumnya menetapkan target 2%. Dalam paket stimulus fase-4. Stimulus fiskal yang
kaitan ini, the Fed akan membiarkan inflasi masif memperlebar defisit fiskal TW2-
overshooting terhadap long standing target 20 menjadi USD1,9 triliun, cukup jauh
2% secara temporer untuk mengompensasi dibandingkan TW1-20 (USD340 miliar).
inflasi periode sebelumnya yang lemah. Selain Bahkan, Congressional Budget Office AS
itu, the Fed juga hanya akan merespons memproyeksikan defisit fiskal AS mencapai
terhadap shortfalls atas employment dari USD3,3 triliun (16% PDB) pada 2020, terbesar
level maksimumnya, dan tidak akan fokus sejak 1945.
pada deviasi di atas atau di bawah level
Ekonomi AS diprediksi mengalami
maksimumnya.
resesi pada 2020, dengan pelemahan
Sementara dari sisi fiskal, terdalam pada TW2-20 dan diharapkan
pemerintah berencana untuk berangsur pulih pada H2-20. IMF dalam
menggelontorkan stimulus fiskal Article IV AS memprakirakan ekonomi AS
lanjutan. Pemerintah AS telah mengucurkan akan terkontraksi -6,6% yoy pada 2020 dan
stimulus fiskal yang sangat besar untuk akan pulih 3,9% yoy pada 2021, lebih baik
mengatasi dampak penurunan ekonomi AS dari WEO Juni yang memprakirakan ekonomi
akibat pandemi antara lain check payments AS terkontraksi -8,0% yoy pada 2020 dan

14
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

4,5% yoy pada 2021. Estimasi IMF tersebut pada akhir Apr-20 sehingga memungkinkan
mendekati prakiraan The Fed yaitu -6,55 yoy relaksasi pembatasan aktivitas sejak awal Mei-
(2020) dan 5,0% (2021). 20. Pasca pelonggaran lockdown, EA tetap
menerapkan protokol kesehatan (penggunaan
Prospek pertumbuhan ekonomi
masker, social distancing, pembatasan large
AS akan dipengaruhi oleh beberapa
gathering dan tracing) sehingga penambahan
faktor. Upside risks pertumbuhan ekonomi
kasus COVID-19 dapat terus ditekan.
AS antara lain: (i) berlanjutnya kebijakan
fiskal, moneter, dan makroprudensial yang PDB EA terkontraksi lebih dalam
akomodatif; (ii) relaksasi stay at home pada TW2-20, terdampak lockdown ketat
order berlanjut; (iii) pembatasan aktivitas terutama pada April, meski sejak Mei
untuk mengatasi COVID-19 dilakukan lebih telah dilakukan pelonggaran. PDB EA
targeted; dan (iv) keberhasilan uji coba vaksin turun tajam -14,7% yoy (dari -3,2% yoy pada
COVID-19. Sementara itu downside risks TW1-20). Kontraksi investasi merupakan
perekonomian AS antara lain: (i) kembali yang paling dalam diantara komponen PDB
meningkatnya wabah COVID-19 di AS; (ii) EA lainnya (-21,1% yoy dari 1,2% yoy),
trade war AS dengan Tiongkok dan beberapa dipengaruhi oleh lockdown yang ketat pada
negara mitra dagang lainnya; (iii) pelebaran Maret-April yang menyebabkan pabrik harus
defisit fiskal akibat tingginya stimulus untuk tutup sementara. Sejak pelonggaran, pabrik
mengatasi COVID-19; (iv) pelemahan harga dan bisnis mulai beroperasi secara gradual
minyak menekan perusahaan pertambangan; dalam kapasitas yang belum full capacity.
(v) lambatnya pemulihan ekonomi global Konsumsi juga terkontraksi parah (-15,9% yoy
dari pandemi; dan (vi) Pemilu AS yang dari -3,8% yoy), dipengaruhi oleh pembatasan
meningkatkan uncertainty. sosial ketat dan masih berlanjutnya beberapa
pembatasan pasca pelonggaran pada pusat
perbelanjaan, hiburan dan rekreasi.

1.2.2 Kawasan Euro Pelemahan ekonomi terdalam

Kasus COVID-19 di negara-negara dialami oleh Spanyol, disusul oleh

Kawasan Euro (EA) yang tinggi pada Italia, Prancis, dan Jerman. Pada TW2-

pertengahan Februari 2020 direspons 20, pertumbuhan PDB Spanyol terkontraksi

dengan menerapkan coordinated sangat signifikan -22,1% yoy (dari -4,1%),

restriction of non-essential travel secara terutama dipicu penurunan penerimaan

luas sejak pertengahan Maret 2020. Italia, sektor pariwisata. Pertumbuhan PDB Italia

Spanyol, dan Prancis menerapkan kebijakan dan Prancis juga terkontraksi masing-masing

lockdown sangat ketat, yang berhasil sebesar -19,0% yoy (dari -5,7%) dan -17,3%

menurunkan kasus terkonfimasi positif harian yoy (dari -5,6%). Jerman tak luput dari
kontraksi ekonomi (-11,7% yoy, dari -2,2%),

15
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

namun tidak sedalam ketiga negara utama (TW2-20). Di sisi neraca pembayaran, current
EA lainnya, karena periode lockdown yang account (CA) surplus EA turun dari EUR38,6
lebih singkat, serta ditopang oleh ruang miliar (TW1-20) menjadi hanya EUR19,4 miliar
fiskal yang lebih besar untuk stimulus belanja (TW2-20). Penurunan surplus CA dipengaruhi
pemerintah. oleh defisit primary income sebesar EUR-15,8
% yoy GDP, lhs Govt., rhs Exports, rhs % yoy miliar dari surplus EUR22,3 miliar (TW1-20),
HH Cons., rhs GFCF, rhs Imports, rhs
5 15
antara lain karena kenaikan pembayaran
10
0
5
dividen investasi portofolio Jerman ke foreign

-5 0 shareholders yang jatuh tempo pada Mei-20


-5 sebesar EUR8 miliar.
-10 -10 % yoy EUR Bn
Trade Balance, rhs Exports, lhs Imports, lhs
30 30
-15
-15
20 25
-20
20
-20 -25 10
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2016 2017 2018 2019 2020 15
Sumber: Bloomberg 0
10
Grafik 1.18 Perkembangan PDB -10
5
%yoy -20
0
5,0
-30 -5
0,0
-40 -10
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
-5,0 2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: Bloomberg

-10,0 Grafik 1.20 Perkembangan


Kawasan Euro Kinerja Perdagangan
-15,0 Jerman
Prancis Miliar EUR
Italia
-20,0 Spanyol 90
Barang Jasa Primary Income
Secondary Income Current Account
-25,0 70
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: Bloomberg 50

Grafik 1.19 Perkembangan PDB per Negara


30

Penerapan lockdown dan 10

penurunan global demand menekan -10

kinerja eksternal EA pada TW2-20. Rerata -30


3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2016 2017 2018 2019 2020
kinerja ekspor memburuk (-23,4% yoy Sumber: Bloomberg

dari -1,6%), akibat penurunan penjualan Grafik 1.21 Perkembangan


Neraca Pembayaran
mesin dan alat transportasi. Rerata impor
turun (-21,3% yoy dari -4,8%), disebabkan Kondisi pasar tenaga kerja di EA
pelemahan demand impor mesin dan aneka makin memburuk pada TW2-20. Tingkat
barang produksi selama lockdown. Surplus pengangguran Juni 2020 naik menjadi 7,8%,
perdagangan EA turun tajam dari EUR70,5 dibandingkan Mar-20 (7,2%), meski lockdown
miliar (TW1-20) menjadi EUR26,6 miliar

16
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

telah dilonggarkan sejak pertengahan Mei. kembali bergerak menjauh dari target inflasi
Sebelum pandemi, EA memiliki karakteristik ECB (mendekati, tetapi di bawah 2,0%). Pada
kondisi pasar tenaga kerja yang sangat Juni 2020, inflasi melemah menjadi 0,3% yoy
bervariasi antara satu negara dengan (dari 0,7% pada Mar-20). Penurunan inflasi
lainnya di kawasan. Lockdown dan pandemi Juni terutama disebabkan oleh inflasi energi
memperburuk tingkat pengangguran di EA. yang turun makin dalam dari -4,9% yoy (Mar-
Spanyol mengalami tingkat pengangguran 20) menjadi -9,3% yoy.
tertinggi di kawasan (15,6%, naik dari
Pada policy meeting 4 Juni 2020,
14,5%), sementara tingkat pengangguran
ECB kembali mempertahankan stance
di Jerman juga meningkat meski tergolong
kebijakan moneter akomodatif dengan
paling rendah di kawasan (4,2% dari 3,5%).
suku bunga yang rendah. Main refinancing
%
11 operations (MRO) dipertahankan 0,00%,
10,5 marginal lending facility 0,25%, dan deposit
10 facility rate -0,50%. ECB juga mengumumkan
9,5
beberapa keputusan, yaitu: (1) kenaikan
9
nilai stimulus Pandemic Emergency Purchase
8,5

8
Programme (PEPP) menjadi EUR1,35 triliun;
7,5 (2) perpanjangan time horizon PEPP hingga
7
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
Juni 2021; (3) reinvestasi dana pokok surat-
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: Bloomberg surat berharga (SSB) yang jatuh tempo dari
Grafik 1.22 Tingkat Pengangguran PEPP diperpanjang hingga akhir 2022; (4)
% yoy % yoy melanjutkan Asset Purchase Program (APP)
4 35
3,5
Inflasi, lhs Inflasi Inti, lhs Food, lhs
30
sebesar EUR20 miliar per bulan, dengan
Services, lhs Energy, rhs
3 25 tambahan pembelian temporer sebesar
2,5 20
2
EUR120 miliar hingga akhir 2020; dan (5)
15
1,5 10 meneruskan proses reinvestasi dana pokok
1 5
SSB APP yang jatuh tempo secara penuh,
0,5 0
0 -5 sepanjang diperlukan.
-0,5 -10
-1
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
-15 Kebijakan fiskal stimulus
2016
Sumber: Bloomberg
2017 2018 2019 2020
Pemerintah Uni Eropa untuk mengurangi
Grafik 1.23 Perkembangan Tingkat Inflasi dampak COVID-19 terhadap sektor
tenaga kerja dan ekonomi berlanjut
Inflasi di EA makin melemah,
pada TW2-20. Respons fiskal Uni Eropa
terdampak penurunan harga minyak
diantaranya: (1) mobilisasi EU budget dan
dunia, dan pelemahan permintaan akibat
European Investment Bank (EIB); (2) stimulus
kebijakan restriksi. Harmonized inflation
fiskal oleh masing-masing negara melalui

17
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

Tabel 1.3 Estimasi Pertumbuhan PDB dan Inflasi % yoy


Realisasi ECB (Sep-20) EC (Jul-20) IMF (WEO Jun-20)
Estimasi
2019 2020 2021 2020 2021 2020 2021
GDP 1,2 -8,0 5,0 -8,7 6,1 -10,2 6,0
Estimasi sebelumnya -8,7 5,2 -7,7 6,3 -7,5 4,7
HICP 1,2 0,3 1,0 0,3 1,1 0,2 1,0
Estimasi sebelumnya 0,3 0,8 0,2 1,1 0,2 1,0
Keterangan: Estimasi sebelumnya: ECB (Jun 2020), EC (Mei 2020), IMF (WEO Apr 2020)

Tabel 1.4 Estimasi Pertumbuhan PDB Empat Negara Utama Kawasan Euro
% yoy
European
Realisasi IMF
Estimasi Commission
2019 2020 2021 2020 2021
Kawasan Euro 1,2 -8,7 6,1 -10,2 6,0
Jerman 0,2 -6,3 5,3 -7,8 5,4
Prancis 1,2 -10,6 7,6 -12,5 7,3
Italia 0,2 -11,2 6,1 -12,8 6,3
Spanyol 2,0 -10,9 7,1 -12,8 6,3
Sumber: European Commision Juli 2020, IMF WEO Juni 2020

EU State Rules yang bersifat temporer dan ini didukung oleh sentimen ekonomi dan
sementara; dan (3) pemberian likuiditas untuk bisnis yang menunjukkan kinerja perbaikan
sektor perbankan dan fleksibilitas terhadap pada akhir Juni, sehingga menumbuhkan
kerangka fiskal Eropa. Selain itu, para optimisme pemulihan ke depan. Namun
pemimpin negara di Eropa mengumumkan peningkatan kasus baru yang signifikan
pembentukan EU Recovery Fund (program di Spanyol dan Prancis sejak akhir Juli
Next Generation EU-disingkat NGEU) dan menimbulkan kekhawatiran atas second
pemberian bantuan tambahan senilai wave pandemi di EA. Di tengah berbagai
EUR540 miliar kepada negara anggota tantangan tersebut, ECB pada September
yang membutuhkan.10 Keputusan tersebut 2020 (berbasis data hingga Agustus 2020),
ditindaklanjuti dengan kesepakatan bantuan merevisi ke atas outlook 2020 dan 2021
fiskal tambahan yang merupakan kombinasi masing-masing menjadi -8,0% yoy dan 5,0%
NGEU dan Multiannual Financial Framework (sebelumnya -8,7% dan 5,2%). ECB masih
(MFF).11 mempertahankan estimasi inflasi HICP 2020
sebesar 0,3% yoy, namun merevisi ke atas
Seiring pelonggaran lockdown di
outlook inflasi 2021 menjadi 1,0% yoy (dari
Kawasan Eropa, outlook ekonomi EA ke
0,8%).
depan terindikasi mengalami pemulihan.
Mobilitas penduduk mulai meningkat meski Prospek pemulihan EA pada 2020
masih di bawah level sebelum pandemi. Hal dibayangi oleh sejumlah faktor yang
dapat mempercepat atau memperlambat
10 Disampaikan pada Eurogroup Meeting 10 dan 23 April
2020.
pemulihan. Faktor yang dapat mempercepat
11 Diputuskan pada 21 Juli 2020.

18
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

pemulihan ekonomi diantaranya berlanjutnya kasus terkonfirmasi COVID-19 mencapai


kebijakan akomodatif fiskal dan moneter, 19.286 orang.
kesepakatan program EU recovery fund, serta
Pertumbuhan ekonomi Jepang
komitmen negara EA untuk mendukung
TW2-20 terkontraksi -9,9% yoy, turun
recovery plan. Sementara itu, downside risks
tajam dari -1,8% (TW1-20). Pelemahan
terhadap pemulihan antara lain risiko second
terjadi pada seluruh indikator ekonomi,
wave baik di EA maupun non-EA yang akan
terutama kinerja eksternal dan konsumsi.
menghambat pemulihan demand dan supply
Pemburukan ekonomi Jepang tersebut telah
global; rencana pengenaan tarif baru oleh AS
diindikasikan oleh Bank of Japan (BOJ) yang
untuk produk salmon fillets, gin dan olives
menyatakan ekonomi akan mengalami
dari EU; tidak tercapainya trade deal pada
extremely severe and depressed. Aktivitas
Brexit, dan perubahan perilaku rumah tangga,
konsumsi melemah akibat rendahnya
konsumen dan korporasi yang lebih berhati-
permintaan, tercermin dari penurunan
hati dalam melakukan kegiatan ekonomi
penjualan department store dan kendaraan.13
hingga vaksin tersedia secara massal.
Penurunan tersebut sejalan dengan kontraksi
penjualan semi-durable goods yang makin
dalam akibat pembatasan aktivitas dan
1.2.3 Jepang
himbauan mengurangi non-essential
Penyebaran kasus COVID-19 trip. 14
Konsumsi yang lemah menyebabkan
di Jepang hingga April makin penurunan tekanan inflasi menjadi hanya
meluas, sehingga Pemerintah Jepang 0,1% (dari 0,4%, Maret 2020).15
mendeklarasikan status darurat nasional % yoy % yoy
10,0
dan membatasi aktivitas sosial pada 2,0
5,0
16 April sebagai upaya menahan 0,0
0,0
penyebaran.12 Pembatasan tersebut -2,0
-5,0
menyebabkan ekonomi Jepang makin -4,0
-10,0
-6,0
melemah, setelah sebelumnya terdampak GDP, lhs
Government Consumption, rhs -15,0
-8,0 Exports, rhs
bencana alam dan kenaikan pajak konsumsi Household Consumption, rhs
-10,0 GFCF, rhs -20,0
pada akhir 2019. Pencabutan status Imports, rhs
-12,0 -25,0
Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q2
darurat dan relaksasi pembatasan aktivitas 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: Bloomberg
diberlakukan sejak awal Juni 2020, namun Grafik 1.24 PDB Jepang
belum signifikan mendorong permintaan
agregat, tetapi justru meningkatkan kembali 13 Konsumsi TW2-20 turun -11,6% yoy (dari -2,8%,
TW1-20), penjualan department store turun (-52,5%
kasus infeksi COVID-19. Per Juni 2020, jumlah yoy dari -16,23%), penjualan kendaraan turun
(-25,3% dari -1,40%).
14 Penjualan semi-durable goods TW2-20: -21,0% yoy
12 Status darurat nasional diberlakukan sejak sejak 7 April (TW1-20: -3,6%).
2020 s.d. 31 Mei 2020. 15 Target inflasi Jepang: 2%.

19
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

%yoy index di sejumlah negara menurunkan demand


25 50
15 45 global dan mengganggu distribusi barang.
5
-5
40
Ekspor TW2-20 melemah signifikan menjadi
35
-15
30 -25,5% yoy (dari -5,1%, TW1-20), dan impor
-25
-35
25
melemah menjadi -15,9% yoy (dari -7,5%,
20
-45
Retail sales,lhs 15
TW1-20). Ekspor kendaraan bermotor turun
-55
Dept. Store, lhs
-65 Belanja Rumah Tangga, lhs 10 drastis mencapai -48,4% yoy (dari -10,43%,
Consumer Confidence, rhs 5
-75
-85
Penj. Kendaraan
0
Maret 2020), hingga memperburuk defisit
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2016 2017 2018 2019 2020 perdagangan.18, 19
Sumber: Bloomberg
Grafik 1.25 Indikator Konsumsi %
65,0 3,5

60,0
Aktivitas bisnis melemah dan 2,5
55,0
menyebabkan ekspektasi bisnis yang 50,0 1,5

makin pesimis. Industrial production index 45,0


0,5
40,0
TW2-20 tertekan hingga -19,7% yoy (dari
35,0 -0,5
-4,4%, TW1-20), terutama terjadi pada 30,0 Tingkat Pengangguran
Consumer Confidence -1,5
produksi manufaktur seiring berkurangnya 25,0 LFPR
Upah Riil (% yoy), rhs
20,0 -2,5
permintaan.16 Production Manufacturing 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2017 2018 2019 2020
Index komposit melemah menjadi 31,5 Sumber: Bloomberg
Grafik 1.26 Indikator Tenaga Kerja
(dari 44,2, TW1-20), terutama pada PMI
Jasa yang mencapai 21,5 pada April seiring Indeks PMI Composite PMI Manufacturing PMI Services
60
dengan penerapan pembatasan aktivitas 55

sosial. Perbaikan mulai terlihat pada akhir 50


45
triwulan, didorong oleh aktivitas bisnis yang 40

mulai dibuka kembali. Namun demikian, 35


30
survei Tankan masih mengalami penurunan 25

baik pada perusahaan besar manufaktur 20


15
maupun non-manufaktur. 17
Pelaku usaha 10
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
masih pesimis, dibayangi risiko penyebaran 2017
Sumber: Bloomberg
2018 2019 2020

COVID-19 gelombang kedua. Grafik 1.27 Purchasing Manager Index

Kinerja eksternal Jepang terus Sektor tenaga kerja juga


tertekan akibat global economic terdampak pembatasan aktivitas.
slowdown. Pembatasan ketat aktivitas Pengangguran kembali meningkat menjadi

16 IP Mining: 87,1 (TW1-20: 90,7); IP Manufaktur: 82,0 18 Jepang adalah produsen kendaraan bermotor terbesar
(TW1-20: 98,5). ketiga setelah Tiongkok dan AS.
17 Survei Tankan large manufacture: -34 (-8, TW1-20:); 19 Defisit neraca perdagangan TW2-20: JPY-680,6bn
large non-manufacture: -17 (8, TW1-20). (TW1-20: JPY-201,3bn).

20
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Tabel 1.5 Realisasi dan Proyeksi PDB Jepang


Institusi (%yoy) 2019 2020 2021
Update (Jun-20) -5,8 2,4
IMF- WEO
Prev (Mei-20) -5,2 3,0
0,7
Update (Jul-20) -5,7 to -4,5 3,0 to 4,0
BOJ
Prev (Apr-20) -5,0 to -3,0 2,8 to 3,9

2,8% pada Juni 2020 (dari 2,5%, Maret J-REITS; serta (iv) menjadi pembeli potensial
2020), terutama disumbang oleh pekerja utama JGB untuk FY2020.22 Sementara itu,
non-reguler. Rasio job to applicant yang dari sisi fiskal, anggaran pemerintah Jepang
mengetat menjadi 1,11 (dari 1,32, Maret FY2020 (initial dan tambahan) akan dibiayai
2020), menandakan lapangan kerja yang melalui penerbitan baru JGB senilai JPY90,2
makin berkurang. Rata-rata pendapatan triliun. Rencana tersebut dapat menyebabkan
bulanan juga menurun sebagai dampak pencapaian target primary budget surplus
penurunan upah reguler dan pembayaran melebihi target pada 2025.
lembur, sejalan dengan tingkat upah riil yang
Kinerja ekonomi Jepang 2020
makin tertekan.20,21 Pemburukan disebabkan
diperkirakan terkontraksi lebih dalam,
oleh permintaan domestik yang lemah dan
dan tumbuh positif terbatas pada 2021.
penurunan kinerja dunia usaha di tengah
BOJ merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan
penerapan status darurat oleh pemerintah.
ekonomi Jepang 2020 menjadi -5,7% yoy
BOJ dan pemerintah menerapkan hingga -4,5%, dan merevisi ke atas proyeksi
kebijakan akomodatif untuk mengatasi 2021 menjadi 3,0% hingga 4,0%. Downside
dampak ekonomi akibat COVID-19. risks bagi pemulihan ekonomi Jepang,
Pada MPM Juli 2020, BOJ kembali diantaranya: (i) peningkatan kasus COVID-19
mempertahankan stance kebijakan moneter dikhawatirkan mendorong pemerintah
akomodatif untuk mendukung pembiayaan melakukan pembatasan aktivitas sosial
keuangan perusahaan dan menjaga stabilitas kembali, (ii) perlambatan ekonomi global
pasar keuangan melalui: (i) special program dan mitra dagang utama, (iii) pembatasan
to support financing in response to the perlintasan orang dan disrupsi supply chain,
COVID-19 (total JPY110 triliun); (ii) penyediaan (iv) pembatalan Olimpiade Tokyo 2021,
likuiditas unlimited dalam local currency atau (v) tingginya utang publik, dan (vi) faktor
valas melalui pembelian JGB dan USD funds- struktural domestik aging population.
supplying operations; (iii) pembelian ETF dan Percepatan pemulihan ekonomi Jepang ke

20 Average monthly cash earning TW2-20: -1,6% yoy 22 Per-akhir Juni 2020, BOJ telah memiliki separuh dari
(TW1-20: 0,6%). total outstanding stock JGB pada akhir FY20 (JPY478,9
21 Tingkat upah riil Juni 2020: -2,1% (Mar-20: -0,3%) triliun).

21
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

depan akan ditentukan oleh keberhasilan % yoy PDB Primer Sekunder Tersier
10
paket kebijakan darurat pemerintah dan
langkah BOJ dalam menjaga stabilitas sistem 5

keuangan, serta terjaganya pembiayaan bagi


dunia usaha. 0

-5

1.2.4 Tiongkok -10


Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: Bloomberg
Pada triwulan kedua 2020,
Grafik 1.28 Kontribusi PDB Sektoral
ekonomi Tiongkok berhasil pulih dan %

tumbuh impresif 3,2% yoy, setelah 15

10
terkontraksi tajam -6,8% pada TW1-20
5
(terendah sejak 1992). Pemulihan ekonomi
0
ini didukung oleh keberhasilan Tiongkok -5

dalam mengendalikan penyebaran kasus -10

COVID-19 pada TW2-20 (meski sempat -15 Retail Sales (ytd yoy)
FAI (ytd yoy)
terjadi kenaikan kasus di Beijing). Secara -20 Industrial Production (yoy)

-25
umum, V-shaped rebound ekonomi didorong 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2017 2018 2019 2020
oleh sisi suplai dan sektor sekunder (industri Sumber: Bloomberg
Grafik 1.29 Indikator Konsumsi,
dan konstruksi) yang tumbuh 4,7% yoy Investasi dan Produksi
(dari -9,6%)23, tercermin dari peningkatan
serta terdapat peningkatan produksi untuk
produksi industri dan ekspor. Sementara sisi
memenuhi demand ekspor dan backlog
demand masih tertekan, terlihat dari kontraksi
selama pembatasan produksi pada TW1-
penjualan ritel, fixed asset investment (FAI)
20 (pent-up demand). Pemulihan industri
dan impor. Kesenjangan ini menyebabkan
manufaktur juga tercermin dari kenaikan
pemulihan ekonomi Tiongkok menjadi tidak
rerata PMI manufaktur ofisial menjadi 53,7
merata (uneven).
pada TW2-20 (dari 45,9 pada TW1-20)
Produksi industri (cerminan terutama didorong perbaikan new orders dan
supply) berhasil pulih, terutama industri export orders.
manufaktur dan produksi barang ekspor.
Kinerja perdagangan berhasil
Rerata produksi industri meningkat 4,4% yoy
pulih, terbantu peningkatan demand
pada TW2-20 (dari -9,4%), sejalan dengan
barang yang diperlukan pada masa
relaksasi pembatasan aktivitas produksi,
pandemi COVID-19. Rerata pertumbuhan
ekspor (indikator supply) naik 0,2% yoy
23 Sektor primer (agrikultur, share 6,3%) naik 3,3% (dari
-3,2%) dan tersier (share 54%) naik 1,9% (dari -5,2%).
pada TW2-20 (dari -16,6% pada TW1-

22
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

20) didorong peningkatan barang terkait RMB bn (YTD)


3.000
COVID-19 (alat kesehatan dan perangkat 2020
2.500 TW2-20
penunjang work from home), pembukaan
2.000
kembali manufaktur lokal (setelah mayoritas
TW2-19
ditutup pada TW1-20), dan peningkatan 1.500

global demand menjelang akhir triwulan 1.000

(seiring relaksasi pembatasan aktivitas pada 500

trading partners). Namun rerata impor makin 0


2018 2019 2020
terkontraksi -9,4% yoy (dari -1,9%), karena Sumber: Bloomberg

konsumen mengurangi belanja impor dan Grafik 1.31 Akumulasi Penerbitan


Local Gov’t Special Bond (LGSB)
penurunan suplai barang impor dari trading
partners yang terhambat oleh COVID-19. Investasi (indikator sisi demand)
masih lemah, terutama pada sektor
Berbeda dengan sisi suplai,
swasta. Headline FAI masih terkontraksi
kinerja konsumsi (mencerminkan sisi
-3,1% yoy ytd pada Juni (dari -16,1%
demand) masih tertekan akibat tingginya
pada Maret). FAI swasta juga terkontraksi
pengangguran dan ketidakpastian terkait
-7,3% (dari -18,8%), karena COVID-19
penyebaran COVID-19. Penjualan ritel
menyebabkan perusahaan swasta
terkontraksi -11% yoy ytd pada Juni, meski
mengutamakan keberlanjutan operasi dan
membaik dari -19% pada Maret. Tingkat
mengurangi belanja modal (terutama bagi
pengangguran urban yang masih tinggi
UMKM yang kesulitan mengakses kredit
(5,7%, dari 6%) menjadikan konsumen lebih
di tengah pandemi). Di sisi lain, investasi
berhemat dalam belanja tersier. Lonjakan
pemerintah naik 2,1% yoy ytd (dari -12,8%)
kasus COVID-19 yang sempat terjadi di Beijing
didorong belanja fiskal 2020 yang ditujukan
pada Juni, turut mengurangi optimisme
untuk membiayai proyek infrastruktur.
konsumen dan menahan konsumsi jasa.
% yoy
Tekanan inflasi consumer price
Trade Balance, rhs Impor Ekspor Miliar USD
Thousands

120 70
index (CPI) headline kembali melandai
90 53 karena demand lemah dan tekanan inflasi
60 35 makanan berkurang. Inflasi headline Juni
30 18 melandai menjadi 2,5% yoy, dari 4,3% pada
0 0
Maret. Inflasi kelompok makanan melandai
signifikan menjadi 11,1% yoy (dari 18,3%)
-30 -18
karena kenaikan harga daging babi melandai.
-60 -35
3 6
2017
9 12 3 6
2018
9 12 3 6
2019
9 12 3
2020
6 Inflasi inti juga melandai 0,9% (dari 1,2%)
Sumber: Bloomberg
karena domestic demand untuk barang dan
Grafik 1.30 Neraca Perdagangan
jasa masih lemah.

23
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

Tabel 1.6 Outlook PDB dan Inflasi (2020-2021)


Target
Realisasi IMF CF
Otoritas

2019 2020 2020 2021 2020 2021


PDB (% yoy) 6,1 - 1,0 8,2 2,1 7,8
Estimasi sebelumnya 1,2 9,2 1,7 7,9
Inflasi (% yoy) 2,9 3,5 - - 2,7 2,0
Estimasi sebelumnya - - 2,7 1,9
Keterangan:
Sumber estimasi terkini: IMF-WEO Juni dan Consensus Forecast Agustus.
Sumber estimasi sebelumnya: IMF-WEO April dan Consensus Forecast Juli.

Otoritas menempuh kebijakan Kinerja ekonomi Tiongkok


moneter akomodatif terbatas dan diperkirakan dapat melanjutkan
lebih mengutamakan stimulus fiskal pemulihan dengan gradual pada H2-
melalui penerbitan obligasi Pemda. 20. Keberhasilan pemerintah mengatasi
PBOC menahan suku bunga kebijakan (LPR) penyebaran COVID-19 dan stimulus fiskal
di level 3,85%, setelah memangkas 20 bps yang masif, diperkirakan dapat melanjutkan
pada 20 April. PBOC menyatakan tetap V-shaped rebound pada H2-20. Sisi suplai
menjaga kebijakan moneter yang akomodatif diperkirakan terus menguat, seiring
(melalui pemangkasan berbagai suku bunga kenaikan permintaan peralatan kesehatan
dan GWM), serta injeksi likuiditas dengan dan penunjang aktivitas di era new normal.
skala yang lebih moderat dibandingkan Namun pemulihan sisi demand masih
respons COVID-19 pada TW1-20.24 Di sisi membutuhkan waktu dan harus didukung
fiskal, pemerintah menaikkan target defisit dengan pencegahan second wave yang
fiskal 2020 menjadi “3,6% PDB atau lebih” optimal. Pasar memperkirakan pertumbuhan
(dari 2,8% pada 2019) dan mengalokasikan ekonomi triwulanan dapat pulih ke level
kuota Local Gov’t Special Bond (LGSB) senilai sebelumnya (-6% yoy) pada TW4-20 dan
RMB3,75 triliun (dari RMB2,15 triliun pada mencapai pertumbuhan 2,1% yoy pada
2019). Pemerintah telah menerbitkan LGSB 2020 (lalu tumbuh 7,8% pada 2021). IMF
senilai RMB2,4 triliun atau sekitar 64% kuota (WEO Juni) memperkirakan pertumbuhan
2020. Dana akan digunakan sepenuhnya 1,0% (2020) dan 8,2% (2021). Pemerintah
untuk pembiayaan investasi infrastruktur, memutuskan untuk tidak menetapkan target
yang diharapkan akan kembali menjadi persentase pertumbuhan ekonomi 2020,
pendorong pertumbuhan ekonomi utama karena ingin fokus pada stabilitas ekonomi
pada 2020. dan pemulihan kondisi ketenagakerjaan.

Laju pemulihan ekonomi ke


depan masih dibayangi sejumlah risiko.
24 Lihat boks sub bab Tiongkok pada PEKKI Edisi II 2020.

24
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Downside risk yang perlu dicermati adalah Akibat penerapan lockdown yang
potensi merebaknya second wave COVID-19, ketat, laju pertumbuhan ekonomi India
stimulus moneter kurang efektif mendorong terkontraksi tajam. PDB India TW2-20
demand, peningkatan ketegangan geopolitik tumbuh -23,9% (yoy), terkontraksi signifikan
dengan AS (terkait realisasi phase 1 deal, dibandingkan TW1-20 (3,1%)—terendah
konflik teknologi 4G, penggunaan data media dalam empat dekade. Kontraksi ekonomi
sosial), dan isu perbatasan dengan India. dipengaruhi oleh kebijakan nationwide
Sementara upside risk adalah trickle-down lockdown sejak akhir Maret 2020. Pandemi
effect dari belanja fiskal (infrastruktur) dan COVID-19 telah memperparah kinerja
kinerja ekspor yang tetap resilien (terutama ekonomi yang telah melambat akibat tensi
untuk produk terkait COVID-19). perdagangan dan krisis pada sektor keuangan
domestik. Aktivitas investasi, konsumsi
swasta, dan perdagangan internasional
1.2.5 India terkontraksi dalam. Peningkatan konsumsi
Kinerja ekonomi India selama pemerintah untuk menopang perekonomian
TW2-20 dipengaruhi oleh peningkatan tidak mampu menahan kontraksi ekonomi.
% yoy % yoy
penyebaran COVID-19 yang tidak 15 30

terkendali sehingga memaksa pemerintah 10 20

5 4,1 3,1 10
melakukan lockdown secara ketat. 0 0

Seluruh aktivitas ekonomi terhenti sehingga -5 -10

menyebabkan kenaikan pengangguran secara -10


PDB
-20

-15 Belanja Pemerintah, rhs -30


signifikan dan menimbulkan masalah sosial. -20
Ekspor, rhs
-40
Konsumsi Swasta, rhs
PMDB, rhs
Tekanan terhadap perekonomian yang sangat -25 Impor, rhs
- 23,9 -50

dalam mendorong pemerintah melonggarkan -30


Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
-60
2016 2017 2018 2019 2020
lockdown secara resmi pada 1 Juni 2020 Sumber: Bloomberg

(unlock 1.0), meski tingkat penyebaran masih Grafik 1.32 Pertumbuhan PDB India

tergolong tinggi. Pada perkembangan terkini,


80k
jumlah kasus COVID-19 India menjadi yang India Afrika Selatan
Argentina Meksiko
tertinggi kedua di dunia setelah AS, dan 60k
AS Iran
Peru Kolombia
diprediksi menjadi episentrum baru COVID- Brasil Rusia

19.25 40k

20k

25 Pada akhir TW2-20, jumlah kasus COVID-19 di India


(566.840) masih berada di peringkat keempat dunia
0
setelah AS (2,5 juta), Brazil (1,3 juta), dan Rusia Sumber: JHU Coronavirus Resource Center
(647.849). Namun pada 14 September 2020, jumlah
Grafik 1.33 Penambahan Jumlah Kasus
kasus COVID-19 di India mencapai 4,8 juta kasus,
tertinggi kedua setelah AS (6,7 juta). Harian COVID-19 (5-days mov. avg.)

25
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

Seluruh aktivitas ekonomi % yoy Motor Vehicle Sales


Two Wheelers
Passenger Vehicle
Three Wheelers, rhs
% yoy
60 120
melemah dalam selama TW2-20. Rerata 40
100
80
penjualan kendaraan terkontraksi -75,9% 20 60

(yoy), makin dalam dari -26,0% (TW1-20), 0 40


20
karena penjualan selama April 2020 terhenti -20
0
-40
total. Pelemahan penjualan passenger -20

-60 -40
vehicles dan two wheelers menjadi proxy dari -60
-80
-80
pelemahan signifikan konsumsi di perkotaan -100 -100
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
dan pedesaan.26 Sektor jasa juga sangat 2017 2018 2019 2020
Sumber: CEIC
terpukul akibat pandemi, tercermin dari PMI Grafik 1.34 Penjualan Kendaraan Bermotor
Jasa yang sangat rendah (hanya 17,2 pada Indeks PMI Komposit PMI Manufaktur yoy %
PMI Jasa Industrial Production, rhs
20
TW2-20, dari 54,1 pada TW1-20), diikuti PMI 70

10
60
Manufaktur sebesar 35,1 (dari 53,9 pada 0
50
TW1-20). Sementara, rerata produksi industri -10
40
terkontraksi menjadi -36,0% yoy pada TW2- -20

30 -30
20 (dari -3,8% pada TW1-20). Selama TW2- -40
20
20, pelemahan terdalam terjadi pada April -50
10
2020, dan selanjutnya pada Mei-Juni mulai -60

0 -70
terakselerasi gradual meski masih jauh lebih 3 6
2017
9 12 3 6
2018
9 12 3 6
2019
9 12 3
2020
6

rendah dibandingkan sebelum COVID-19. Sumber: Bloomberg


Grafik 1.35 PMI dan Produksi Industri
Penurunan pasokan akibat terganggunya
proses produksi dan distribusi akibat internasional. Impor juga terkontraksi dipicu
lockdown telah mendorong kenaikan inflasi penurun permintaan domestik atas produk
hingga di atas target Reserve Bank of India minyak dan barang input industri, sejalan
(RBI) yaitu menjadi 6,2% yoy (Juni), dari 5,8% dengan aktivitas ekonomi yang terbatas.
(Maret 2020).27 Meski ekspor menurun, India mencatatkan
Pembatasan aktivitas di negara pelemahan impor yang lebih dalam sehingga
mitra perdagangan dan juga di dalam trade deficit menyempit menjadi USD9,12
negeri menurunkan kinerja ekspor impor miliar pada TW2-20, bahkan pada Juni 2020
India. Ekspor petroleum, gems and jewellery, mengalami surplus USD790 juta, tertinggi
leathers, tekstil, barang elektronik, dan spices sejak 2002.28
terkontraksi akibat pelemahan permintaan Otoritas moneter dan fiskal
melanjutkan kebijakan akomodatif

26 Penjualan passenger vehicles turun menjadi -78,3%


pada TW2-20 (dari -21,6% pada TW1-20) dan two 28 Ekspor terkontraksi -36,5% (yoy) pada TW2-20 (dari
wheelers turun menjadi -75,1% (dari -25,2%). -11,1% pada TW1-20), sementara impor terkontraksi
27 Target inflasi RBI sebesar 4% ± 2%. -52,4%, lebih dalam -9,0%.

26
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

untuk mengatasi dampak COVID-19. 2020. Meski demikian, RBI menyatakan


Pemerintah menerapkan kebijakan untuk bahwa pertumbuhan ekonomi FY2020/2021
melonggarkan likuiditas credit guarantee berpotensi terkontraksi. Sejalan dengan
scheme (71%), kebijakan fiskal (17%), dan perkiraan RBI tersebut, pada WEO Juni 2020,
kebijakan moneter (13%).29 Hingga TW2- IMF memprediksi ekonomi India terkontraksi
20, pemerintah telah menyalurkan stimulus sebesar -4,5% (FY2020/2021) dan akan
senilai INR22 triliun (USD285 miliar) atau membaik menjadi 6,0% pada FY2021/2022.30
setara 11% PDB FY2020/2021. Stimulus fiskal
Pemulihan ekonomi India
India secara umum dapat dibagi menjadi
diperkirakan mundur atau lebih buruk
dua kategori, yakni: (i) direct spending
dari perkiraan semula. Kekhawatiran akan
(sekitar 1,7% PDB) dan foregone or deferred
magnitude dari pelemahan ekonomi, kasus
revenue (sekitar 0,3% PDB); serta (ii) stimulus
COVID-19, serta income uncertainty akan
below-the-line untuk mendukung bisnis dan
menahan pemulihan ekonomi ke depan. Selain
pemberian kredit (sekitar 4,9% PDB). Dari sisi
itu, capacity utilization industri juga terpantau
kebijakan moneter, pada semester pertama,
masih lemah meski telah terdapat unlock.
RBI telah menurunkan suku bunga kebijakan
Federation of Indian Chambers of Commerce
(repo rate) sebesar 115 bps (dari 5,15% pada
and Industry (FICCI) memperkirakan capacity
Februari 2020 menjadi 4,0% pada Mei 2020)
utilization industri pada TW3-20 berada
dan suku bunga reverse repo rate sebesar 155
pada kisaran 28%-63%, lebih lemah dari
bps (dari 4,9% pada Februari 2020 menjadi
69,9% pada TW1-20. Tantangan lain adalah
3,35% pada Mei 2020). Tingkat suku bunga
migrasi tenaga kerja dari urban ke rural secara
tersebut dipertahankan pada MPC Agustus
signifikan yang menyebabkan pelaksanaan
2020, seiring kekhawatiran kenaikan inflasi
proyek di wilayah urban menjadi terhambat.
yang dipicu oleh disrupsi supply chain akibat
COVID-19. Terdapat potensi pemulihan
ekonomi India yang dimotori oleh
Pertumbuhan ekonomi India
pertumbuhan di kawasan rural.
diproyeksikan melambat pada
Perekonomian di area rural diperkirakan pulih
FY2020/2021, bahkan berpotensi
lebih cepat dibandingkan wilayah urban,
terkontraksi. Ketidakpastian tinggi terkait
ditopang kondisi monsoon yang mendukung
penyebaran virus dan dampaknya pada
peningkatan produksi sektor pertanian. Selain
ekonomi yang belum dapat dihitung secara
itu, kondisi ketenagakerjaan juga diperkirakan
lengkap menyebabkan RBI tidak merilis
membaik seiring rencana pemerintah
proyeksi pertumbuhan ekonomi pada
melakukan scale-up The Mahatma Gandhi
Monetary Policy Meeting Statement Agustus
30 Pada WEO April 2020, ekonomi India FY2019/20
29 Kompilasi oleh UBS dalam laporan KEKG KPw diproyeksikan akan tumbuh 1,9% yoy dan FY2020/21
Singapura Juli 2020. akan tumbuh 7,4% yoy.

27
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

National Rural Employment Guarantee Act Pembatasan aktivitas masyarakat


(MGNREGA). 31
Pada program MGNREGA, telah melemahkan pertumbuhan
terdapat sekitar 33 juta tenaga kerja dari ekonomi ASEAN-5. Pertumbuhan ekonomi
40 juta keluarga rural yang diserap selama Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand
TW2-20. Namun, upside risks yang berasal terkontraksi dalam, sementara Vietnam masih
dari kondisi cuaca dan program MGNREGA dapat tumbuh positif—meski juga menurun
diperkirakan terbatas jika tingkat penyebaran tajam. Malaysia terkontraksi paling dalam
COVID-19 belum terkendali dan menghambat (-17,1% yoy, dari 0,7% pada TW1-20). Hal
pemulihan ekonomi. tersebut disebabkan lockdown ketat sejak 18
Maret 2020 untuk membendung penyebaran
COVID-19, dan juga pelemahan ekspor.32
1.2.6 ASEAN-5 Ekonomi Filipina terkontraksi -16,5%,
Kinerja ekonomi ASEAN-5 selama memburuk dari -0,7% (TW1-20), diikuti oleh
TW2-20 dipengaruhi oleh peningkatan Singapura (-13,2% dari -0,3%), dan Thailand
kasus infeksi COVID-19 yang tinggi. (-12,2% dari -2,0%). Pertumbuhan PDB
Kenaikan terjadi sejak pertengahan Maret— Vietnam juga menurun tajam tetapi masih
terutama di Singapura dan Filipina—yang positif pada level yang sangat rendah (0,4%
direspons dengan langkah pembatasan dari 3,8% pada TW1-20).33
aktivitas masyarakat relatif ketat untuk Aktivitas konsumsi ASEAN-5 pada
mengendalikan penyebaran COVID-19. TW2-20 mengalami tekanan. Di antara
Pembatasan tersebut berhasil menekan ASEAN-5, pelemahan konsumsi tertajam
kasus baru COVID-19, meski di Filipina terjadi di Filipina (penjualan kendaraan
terjadi peningkatan kembali menjelang -80,3% yoy, dari -28,2% pada TW1-20).
akhir TW2-20. Relakasi pembatasan aktivitas Konsumsi Malaysia, Singapura, Thailand,
mulai dilonggarkan pada negara dengan dan Vietnam juga terkontraksi, dengan
jumlah kasus infeksi yang menurun. Vietnam level yang lebih moderat. Pengetatan
menjadi negara yang berhasil menekan pembatasan aktivitas telah menaikkan angka
kasus COVID-19 pada tingkat yang sangat pengangguran, terutama pada sektor jasa
rendah, imbas dari kebijakan ketat pada awal pariwisata, sehingga memperlemah daya beli
penyebaran. konsumen. Uncertainty yang masih tinggi
menahan keyakinan konsumen untuk belanja.

31 Tenaga kerja di kawasan rural diserap untuk


melaksanakan pekerjaan publik lokal, seperti
pembangunan jalan, penggalian sumur, atau 32 Pangsa ekspor Malaysia sebesar 60,6% terhadap PDB.
penanaman pohon. Program tersebut rencananya 33 Sektor jasa Vietnam terpukul (-17,6% pada TW2-20),
juga akan diperluas untuk menyerap pengangguran di khususnya pariwisata setelah penutupan perbatasan
kawasan urban. dan lockdown sejak 31 Maret - 23 April 2020.

28
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Orang Thailand, lhs


Filipina, rhs
Malaysia, lhs
Singapura, rhs
Vietnam, lhs Orang kontraksi produksi industri (-19,9% yoy)
350 1600

1400
antara lain akibat penurunan demand ekspor
300

250
1200 kendaraan.35
1000
200 Pelemahan permintaan dan
800
150
600
penurunan harga komoditas menurunkan
100
400 tekanan harga. Malaysia mengalami deflasi
50 200 -1,9% yoy pada Juni 2020, melemah dari
0 0
-0,2% pada Maret 2020 akibat penurunan
May 20
May 20
May 20
May 20
Mar 20
Mar 20
Mar 20
Mar 20
Mar 20
Apr 20
Apr 20
Apr 20
Apr 20
Feb 20
Feb 20
Feb 20
Feb 20

Jun 20
Jun 20
Jun 20
Jun 20
Jun 20
Jan 20
Jan 20
Jan 20

harga transportasi yang sejalan dengan


Sumber: World Health Organization
Grafik 1.36 Jumlah Kasus Baru Harian penurunan harga minyak. Inflasi Vietnam
COVID-19 menurun 3,2% yoy (Juni) dibandingkan 4,9%
% yoy Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam (Maret), meski masih dalam rentang target
10,0
(3,2%-4,2%). Inflasi rendah di Vietnam
5,0
dipengaruhi pelemahan harga transportasi
0,0
seiring kebijakan pemerintah untuk
-5,0
mengendalikan harga BBM, pelemahan harga
-10,0 minyak dunia, dan dampak dari containment
-15,0 measures.
-20,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Bank Sentral ASEAN-5 me­
2018 2019 2020
Sumber: Bloomberg nempuh kebijakan akomodatif untuk
Grafik 1.37 PDB
menstabilkan pasar keuangan dan men­
Aktivitas produksi dan ekspor dorong pemulihan ekonomi. Salah satu
terkontraksi pada TW2-20. Rerata produksi langkah yang ditempuh adalah menurunkan
industri Filipina turun tajam (-31,6% yoy, suku bunga, selain pelonggaran giro wajib
dari -3,7% di TW1-20), terutama peralatan minimum, injeksi likuiditas, dan pembelian
transportasi, sejalan dengan permintaan obligasi pemerintah. State Bank of Vietnam
domestik dan ekspor yang turun drastis. (SBV) menurunkan suku bunga sebesar 50
Lockdown yang diterapkan Filipina bps menjadi 4,5% (Mei 2020) dan Bank of
menyebabkan penutupan pabrik dan Thailand (BOT) sebesar 25 bps menjadi 0,5%
disrupsi supply chain sehingga mengganggu (Mei 2020). Langkah tersebut diikuti oleh
proses produksi. 34
Thailand juga mengalami The Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) yang
menurunkan suku bunga pada Mei dan Juni
34 Filipina menerapkan lockdown sejak 16 Maret 2020 masing-masing 50 bps menjadi 2,25%.
2020 dengan beberapa kali perpanjangan, dan
mulai dilonggarkan sejak 1 Juni 2020 sejalan kasus
COVID-19 yang menurun. Pemerintah bersiap
mengetatkan pembatasan aktivitas kembali jika terjadi 35 Produksi kendaraan memiliki bobot terbesar (13,9%)
kenaikan kasus. terhadap industrial index.

29
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

Bank Negara Malaysia (BNM) juga cut rate memulihkan bisnis. Sejalan dengan itu,
pada Mei (50 bps) dan Juli (25 bps) menjadi Singapura mengeluarkan Fortitude Package
1,75%. Sementara Monetary Authority of sebesar SGD33 miliar (6,8% PDB) pada 25
Singapore (MAS) mempertahankan slope Mei 2020 untuk mendukung perekonomian.
apresiasi SGD NEER currency band yang netral Dengan stimulus tersebut, pemerintah
(nol) dan mempertahankan lebar currency dapat meringankan tekanan yang diderita
band kebijakan SGD NEER. pelaku usaha dan penduduk Singapura yang
% Malaysia Filipina Thailand Vietnam terdampak circuit breaker.
7,0

6,0 Pertumbuhan PDB ASEAN-5


5,0 diprakirakan tumbuh terkontraksi
4,0 pada 2020 dan pulih gradual pada
3,0 2021, sejalan relaksasi pembatasan
2,0 aktivitas dan kebijakan akomodatif. BoT
1,0 memprakirakan ekonomi Thailand 2020
0,0
1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 8
terkontraksi (-8,1% yoy), dan membaik ke
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: Bloomberg 5% pada 2021. Sementara IMF memprediksi
Grafik 1.38 Suku Bunga Kebijakan ekonomi Thailand terkontraksi -7,7% (2020)
Indeks
dan membaik ke 5% (2021).36 Ekonomi
Pelonggaran Jan-2015:
129
slopeS$NEER diubah
menjadi 1% dari 2%
Thailand 2020 sangat tertekan akibat
Pelonggaran Apr - 2016:
127 slope S$NEER diubah
menjadi netral (0%)
penurunan wisatawan mancanegara yang
125
menjadi sumber penerimaan utama. Ekonomi
Pelonggaran Mar 2020:
slopeS$NEER diubah -
Singapura juga diperkirakan terkontraksi
123 menjadi netral (0%)
Pengetatan Apr- 2018: cukup dalam. Pemerintah mengestimasi PDB
slopeS$NEER ditingkatkan
121
Pelonggaran Okt-2015:
slopeS$NEER diubah
Pengetatan Okt - 2018:
slopeS$NEER kembali
2020 terkontraksi pada kisaran -7% s.d. -5%
menjadi 0,5% dari 1% ditingkatkan
119 yoy. Kinerja ekonomi Malaysia dan Filipina
Mar-15

Mar-16

Mar-17

Mar-18

Mar-19

Mar-20
Dec-17

Dec-18
Dec-14

Dec-15

Dec-16

Dec-19
Sep-15

Sep-16

Sep-17

Sep-18

Sep-19
Jun-15

Jun-16

Jun-17

Jun-18

Jun-19

Jun-20

juga diperkirakan terkontraksi dengan level


Sumber: Bloomberg
yang relatif lebih moderat.
Grafik 1.39 Kebijakan Moneter Singapura
Perekonomian di negara ASEAN-5
ASEAN-5 juga menempuh ke­
dihadapkan pada sejumlah faktor
bijakan fiskal akomodatif untuk
risiko. Faktor yang dapat meningkatkan
mengatasi problem kesehatan, mem­
perekonomian (upside risk) antara lain
bantu sektor ekonomi terdampak ter­
kebijakan easing moneter dan fiskal untuk
masuk UMKM, serta pekerja. Malaysia
mengatasi pandemi, inflasi yang rendah,
mengumumkan paket stimulus Pelan Jana
serta pelemahan harga komoditas. Namun,
Semula Ekonomi Negara (PENJANA) pada
9 Juni 2020 senilai MYR35 miliar untuk
36 World Economic Outlook Juni 2020.

30
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Tabel 1.7 PDB ASEAN-5 % yoy


Outlook PDB
Realisasi
Negara Pemerintah Bank Sentral Consensus Forecast IMF
2019
2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
Malaysia 4,4 -2.0 - 0.5 - -3.5 - -5.5 5.5 - 8.0 -3,9 5,4 -3,8 6,3
Filipina 5,9 -2.0 - -3.4 7.1 - 8.1 - - -5,9 7,7 -3,6 6,8
Singapura 0,7 -7.0 - -5.0 - -5,8 - -6,3 5,7 -3.5* 3.0*
Thailand 2,4 -8,5 4.0 - 5.0 -8,1 5,0 -6,9 4,7 -7,7 5,0
Vietnam 7,0 6,8 - - - 2,5 7,7 2,7* 7,0*
Sumber: Otoritas, Consensus Forecast Agustus 2020, IMF World Economic Outlook Juni 2020
*) IMF April 2020

terdapat faktor yang dapat menurunkan aktivitas, serta dukungan stimulus fiskal dan
kinerja ekonomi (downside risk) antara lain moneter yang masif.38
pelemahan ekonomi domestik dan global, Indeks MSCI World MSCI Emerging Markets, rhs Indeks
2500 1350
second wave infection, tingkat pengangguran 2400
1250
yang meningkat, serta pengetatan 2300
2200
1150
pembatasan kembali jika kasus COVID-19 2100

meningkat. 2000 1050


1900
950
1800
1700
850
1.3 Perkembangan Pasar Keuangan dan 1600
1500 750
Komoditas Global
Apr-18

Apr-19

Apr-20
Oct-18

Oct-19
Jan-18

Jan-19

Jan-20
Jul-18

Jul-19

Sumber: Bloomberg
1.3.1 Pasar Saham Grafik 1.40 Indeks Harga Saham Global
Saham global berhasil pulih pada Point to Point (ptp) Rata-rata (qoq avg.)
% -21 -14 -7 0 7 14 21 28 35
TW2-20, setelah terkoreksi tajam pada DJIA
S&P 500
TW1-20, didukung stimulus kebijakan Nasdaq
Stoxx 50
untuk meredakan tekanan pasar FTSE
Nikkei
Hang Seng
keuangan. Indeks saham negara maju KOSPI
IHSG
(MSCI World) naik 18,9% ptp (dari -21,4% SET
KLCI
pada TW1-20) dan indeks saham negara PCOMP
STI
berkembang (MSCI EMs) naik 17,3% ptp SENSEX
IBOV
(dari -23,9%)–keduanya mencatatkan rekor Sumber: Bloomberg

return triwulanan tertinggi dalam sejarah37. Grafik 1.41 Perubahan


Indeks Saham (TW2-20 vs TW1-20)
Rebound harga saham dipengaruhi oleh aksi
risk on investor seiring relaksasi pembatasan Bursa saham AS memimpin rally
pada TW2-20, terutama ditopang performa

37 Namun demikian, indeks saham TW2-20 secara rerata 38 Aksi risk on tercermin dari EM net equity outflow yang
masih lebih rendah dibandingkan TW1-20. terbatas hanya USD1,5 miliar (dari outflow USD67 miliar).

31
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

saham sektor IT dan ekses likuiditas the 1.3.2 Pasar Obligasi


Fed. S&P 500 naik 20% ptp (terbaik sejak
Obligasi pemerintah global sedikit
1998) dan Nasdaq naik 30,6%, mencapai titik
membaik pada TW2-20 dengan yield
tertinggi dalam sejarah (diuntungkan oleh
yang mulai menurun dan stabil. Yield
bobot saham teknologi yang besar, seiring
obligasi AS menurun (rerata) dan relatif stabil
pemberlakuan work from home).39 Stimulus
(ptp) didorong oleh pelonggaran suku bunga
fiskal yang masif mendorong partisipasi investor
kebijakan dan ekspansi program pembelian
ritel ke saham. Kebijakan pelonggaran moneter
aset yang masif oleh bank sentral. Stimulus
AS yang signifikan (FFR cut dan pembelian aset
kebijakan telah menahan kenaikan yield,
oleh the Fed) telah meningkatkan harga saham
yang umumnya terjadi pada periode risk on
meskipun forecasted earnings diperkirakan
dan investor kembali membeli saham. Yield
menurun tajam. Saham AEs di Eropa dan Asia
US Treasury 10-yr (benchmark obligasi global)
turut menguat tajam, seiring respons fiskal dan
stabil di level 0,66%, sejalan dengan tingkat
moneter (ECB, BOE, dan BOJ) dalam skala besar.
FFR yang sangat rendah. Pembelian aset
Indeks saham EMs turut menguat, oleh the Fed menjadi backstop bagi pasar
didukung penurunan suku bunga obligasi AS. The Fed berupaya mencegah
yang signifikan dan stimulus fiskal, market illiquidity yang sempat terjadi pada
serta harapan pemulihan ekonomi akhir Maret dengan meningkatkan likuiditas
sejalan dengan gradual reopening di pasar keuangan melalui pembelian treasury
sejumlah negara. Ekses likuiditas dari bonds, mortgage-backed securities, corporate
kebijakan moneter easing dan pembelian bonds and exchange traded funds, bahkan
aset AEs turut mendorong aksi risk on high yield bonds.
ke saham EMs, sehingga nilai tukar EMs Rata-rata (qoq avg.) Point to Point (ptp)
bps -180 -160 -140 -120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80
terapresiasi terhadap USD. Indeks saham
AS
Korsel (KOSPI) naik 20,2%, didorong Jerman
Perancis
saham perusahaan teknologi perangkat Inggris
Jepang
keras (terutama chip manufacturer)–seiring Tiongkok
Korea
peningkatan permintaan peralatan digital Indonesia
Malaysia
untuk mendukung kegiatan work from Filipina
Singapura
home. Kinerja IHSG juga tercatat naik 8,1% Thailand
India
ptp, didorong suku bunga yang rendah
Sumber: Bloomberg
serta sejalan dengan kinerja bursa saham di Grafik 1.42 Perubahan Yield Obligasi
beberapa negara. 40 Pemerintah 10-Tahun (TW2-20 vs TW1-20)

Yield obligasi AEs lain yang


39 S&P merepresentasikan saham AS dan global. lebih sensitif terhadap sentimen risiko
40 Sumber: Laporan Kebijakan Moneter Triwulan II 2020

32
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

dibandingkan UST sedikit menurun. Yield 1.3.3 Pasar Valuta Asing


obligasi Inggris (Gilts) turun 18 bps menjadi
Keketatan kondisi pasar valas
0,17%, didukung stance dan prediksi
mulai mereda pada TW2-20 seiring
berlanjutnya kebijakan moneter akomodatif
dengan melandainya kasus COVID-19
Bank of England (BoE). Penurunan yield
dan berbagai stimulus kebijakan yang
juga dipengaruhi oleh perilaku investor
ditempuh banyak negara. Ketidakpastian
yang membeli safe haven asset (obligasi)
pada pasar keuangan global ditunjukkan
akibat peningkatan ketidakpastian tentang
oleh volatility index yang menurun. Stimulus
Brexit (menjelang deadline untuk transition
bank sentral melalui penurunan giro wajib
extension pada 30 Juni). Yield obligasi Italia
minimum, penurunan suku bunga, dan
juga turun 22 bps ke 1,26%, karena imbas
quantitative easing, disertai dengan stimulus
positif dari stimulus fiskal masif ECB dan
fiskal secara masif mampu meredakan
peluang respons fiskal yang lebih terkoordinasi
ketidakpastian pasar. The Fed juga membantu
di kawasan EU27.
mengurangi keketatan USD di pasar global
Yield obligasi EMs menurun lebih melalui pemberian fasilitas swap line dengan
signifikan dibandingkan AEs. Kinerja 13 bank sentral dan repo FIMA. Penurunan
tersebut dipengaruhi perilaku investor yang tekanan pasar keuangan sejalan dengan
risk-on terhadap obligasi EMs, seiring gradual penurunan indeks DXY, yang mengindikasikan
reopening pada mayoritas EMs, dan harapan terjadinya penguatan mata uang major
pemulihan ekonomi yang didukung kebijakan currencies terhadap USD.42 Pelemahan DXY
akomodatif bank sentral dan stimulus fiskal juga dipengaruhi oleh kenaikan jumlah kasus
pemerintah. Investor juga mencari imbal hasil COVID-19 di AS, dan sentimen positif pelaku
yang lebih tinggi di pasar EMs, didorong ekses pasar atas keberhasilan pengendalian new
likuiditas pada pasar AEs (akibat pembelian cases COVID-19 hingga Juni, antara lain di
aset masif bank sentral AEs), serta kondisi Italia, Prancis, dan Jerman.
bahwa 30% obligasi AEs memiliki negative
Nilai tukar AEs terhadap USD
yield (pada akhir Juni 2020). Berbagai faktor
bergerak menguat bervariatif. Mata
tersebut mendorong investor mengalihkan
uang AEs dalam tren apresiatif terhadap
investasi pada obligasi EMs sehingga
USD, setelah jatuh ke titik terendah pada
terakselerasi menjadi USD45,2 miliar pada
minggu ke-empat Maret 2020. Penguatan
TW2-20 (dari USD33,9 miliar pada TW1-
EUR dipengaruhi sentimen positif atas
20). Yield obligasi Indonesia pada TW2-20
pengendalian kasus COVID-19 di kawasan
juga mengalami penurunan sejalan dengan
dan rilis data perekonomian Eropa yang
pemangkasan BI7DRR oleh Bank Indonesia.41

42 Indeks DXY pada TW2-20 turun sebesar -2,29% ptp


41 Sumber: Laporan Kebijakan Moneter Triwulan II 2020 (dari 6,60% ptp pada TW1-20).

33
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

lebih baik dari ekspektasi pasar (antara lain deal, dan isu geopolitik lainnya (seperti isu
consumer confidence EA dan IFO business Hong Kong dan technology war).
survey Jerman), serta informasi bahwa ECB Indeks Indeks
Jan 2013=100 EUR, lhs JPY, rhs GBP, rhs Jan 2013=100
telah memenuhi asesmen proporsionalitas 90,0 90,0
88,0 TW2-20 88,0
dalam Public Sector Purchase Programme 86,0 86,0

(PSPP) yang menjadi concern Mahkamah 84,0 84,0


82,0 82,0
Konstitusi Jerman. JPY turut menguat sejalan 80,0 80,0

dengan aksi investor yang beralih dari USD 78,0 78,0


76,0 76,0
ke mata uang safe haven lainnya. Sementara 74,0 74,0

pergerakan GBP secara rerata masih relatif 72,0


Apresiasi
72,0
70,0 70,0
lebih rendah dibandingkan TW1-20, Jan-19
Feb-19
Mar-19
Apr-19
May-19
Jun-19
Jul-19
Aug-19
Sep-19
Oct-19
Nov-19
Dec-19
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
Jun-20
dipengaruhi sentimen negatif kenaikan tajam Sumber: Bloomberg

kasus COVID-19 selama Maret hingga April Grafik 1.43 Nilai Tukar Negara Maju
2020 di Inggris. Indeks
Jan 2013=100 INR IDR CNY-rhs THB-rhs
Indeks
Jan 2013=100
85 105
TW 2-20
Pergerakan mata uang negara 80
103
101
EMs cenderung variatif dipengaruhi 99
75
sentimen kasus COVID-19 dan respons 97
70 95
kebijakan masing-masing negara. Tren 93
65
apresiatif terjadi pada mata uang Thailand 91
89
baht (THB) dan rupiah (IDR), sementara rupee 60
87
Apresiasi
India (INR) dan yuan China (CNY) cenderung 55 85
Aug-19

May-20
May-19
Mar-19

Mar-20
Apr-20
Apr-19

Nov-19
Dec-19
Sep-19
Oct-19

Jun-20
Jun-19

Feb-20
Feb-19
Jan-19

Jan-20
Jul-19

landai. Dinamika pergerakan mata uang


Sumber: Bloomberg
EM dipengaruhi oleh kasus COVID-19 di Grafik 1.44 Nilai Tukar Negara Berkembang
EMs (selain Tiongkok) yang masih tinggi,
terutama di India, serta ketegangan AS- Nilai tukar Rupiah TW2-20
Tiongkok yang kembali tereskalasi. Kasus terapresiasi, seiring berlanjutnya aliran
COVID-19 di India yang meningkat pesat masuk modal asing ke pasar keuangan
menimbulkan kekhawatiran dampak negatif domestik. Rupiah mengalami apresiasi
yang signifikan bagi perekonomian, sehingga sebesar 12,6% secara point to point (ptp)
memicu sentimen negatif dari investor dibandingkan TW1-20. Penguatan Rupiah
dan mendorong capital outflow dari India. dipengaruhi aliran masuk modal asing
Sementara, tekanan pada CNY dipengaruhi yang cukup besar pada Mei dan Juni 2020.
oleh tensi dagang AS-Tiongkok yang kembali Secara umum, level nilai tukar Rupiah secara
meningkat sejalan dengan concern tidak fundamental masih undervalued sehingga
tercapainya target impor produk AS oleh berpotensi terus menguat dan dapat
Tiongkok sesuai kesepakatan phase one trade mendukung pemulihan ekonomi domestik.

34
Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Ke depan, masih terdapat potensi penguatan USD/barrel WTI Brent

80 TW 2
nilai tukar Rupiah melalui dukungan faktor
fundamental antara lain inflasi yang rendah 60

dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang 40

rendah, imbal hasil aset keuangan domestik 20

yang kompetitif, dan premi risiko Indonesia 0

yang mulai menurun.43 -20

-40

Aug-18

Aug-19

Apr-20
Apr-18

Apr-19

May-20
May-18

May-19
Dec-18

Dec-19

Mar-20
Mar-18

Sep-18

Mar-19

Sep-19
Oct-19
Oct-18

Nov-19
Nov-18

Jun-20
Jun-18

Jun-19
Jan-18

Jan-19

Jan-20
Feb-18

Feb-19

Feb-20
Jul-18

Jul-19
1.3.4 Pasar Komoditas Sumber: Bloomberg
Grafik 1.46 Harga Minyak
Reopening economy memulihkan
harga komoditas global secara gradual Harga minyak mengalami ke­
pada TW2-20. Pelaksanaan reopening naikan, didorong permintaan yang mulai
economy di berbagai negara secara perlahan pulih sejalan dengan reopening, serta
meningkatkan aktivitas ekonomi dunia. pemangkasan produksi oleh negara
Langkah tersebut memperbaiki permintaan OPEC+. Harga minyak Brent ditutup pada
konsumsi, kegiatan produksi, dan jasa level USD40,89 per-barel (dari USD21,47 per-
transportasi. Permintaan komoditas global barel pada 31 Maret 2020; atau 90,5% ptp).
kembali meningkat setelah jatuh cukup dalam Harga minyak WTI juga ditutup lebih tinggi
pada TW1-20. Kondisi tersebut mendorong pada level USD39,27 per-barel (dari USD20,48
peningkatan mayoritas harga komoditas per-barel pada 31 Maret 2020; atau 91,7%
global pada TW2-20, meski secara umum ptp). Peningkatan harga minyak didorong
masih di bawah level pra-pandemi. permintaan akibat reopening ekonomi, dan
US$, 2010=100 pemangkasan produksi minyak oleh negara
100
95 OPEC+ sebesar 9,7 juta barel per-hari pada
90 Agrikultur
TW 2
85
Logam
Mei dan Juni 2020. Namun demikian, harga
80
75
70
minyak WTI sempat menurun tajam dan
Energi
65
60
terkontraksi pada 20 April 2020 (USD-37,63/
55
50 barel), terlemah sepanjang sejarah. Level
45
40 harga tersebut menunjukkan pemberian
35 Ket.: Data per Juni 2020
30 insentif kepada pembeli untuk menyiasati
25
Okt-18
Nov-18
Des-18

Feb-19
Mar-19
Apr-19
Mei-19

Agu-19
Sep-19
Okt-19
Nov-19
Des-19

Feb-20
Mar-20
Apr-20
Mei-20
Jun-20
Jan-19

Jun-19
Jul-19

Jan-20

stok yang berlimpah di tengah ruang


Sumber: World Bank penyimpanan yang terbatas.
Grafik 1.45 Indeks Harga Komoditas
Setelah melemah tajam, harga
komoditas logam dalam tren meningkat
43 Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Juni 2020 selama TW2-20, meskipun masih di

35
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2020

bawah level pra-COVID. Peningkatan dan kedelai (-6,3% qtq) disebabkan oleh
tren harga sejalan dengan permintaan yang pelemahan permintaan, di tengah supply
perlahan pulih, ditopang sektor industri yang yang membaik karena faktor cuaca yang
mulai aktif pasca pelonggaran pembatasan kondusif. Sementara peningkatan harga
aktivitas, terutama di Tiongkok. Nikel beras (0,5% qtq) dipengaruhi oleh ketatnya
tercatat meningkat 11,5% ptp didorong oleh persediaan beras akibat kekeringan di
permintaan stainless steel yang tinggi untuk Thailand, peningkatan permintaan luar
memproduksi baterai. Harga emas masih negeri, dan hambatan logistik beras di India
terus meningkat (8,3% qtq atau 12,9% ptp) akibat COVID-19.
pada periode yang sama. Kenaikan harga %
Cocoa
emas dipengaruhi oleh pembelian aset safe- Coffee
Palm Oil
Rice
haven untuk memitigasi risiko di tengah Soybean
Wheat
ketidakpastian yang tinggi. Corn
Tin Rata-rata
Lead Point to Point
Nickel
Harga komoditas pertanian ber­ Zinc
Copper
gerak variatif pada TW2-20. Komoditas Alumunium
Gold
Coal
jagung, gandum, dan kedelai mengalami Oil Price - WTI
Oil Price - Brent
penurunan harga pada TW2-20, sementara -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sumber: Bloomberg
harga beras meningkat. Penurunan harga
Grafik 1.47 Perubahan
jagung (-12,3% qtq), gandum (-6,0% qtq) Harga Komoditas TW2-20 vs TW1-20

Tabel 1.8 Perubahan Harga Komoditas TW2-20


Rata-Rata Harga Last Price
Komoditas Satuan
TW2-20 TW1-20 TW2-20 TW1-20
Batu Bara USD/metric ton 55 68 52 68
Emas USD/ounce 1.714 1.582 1.781 1.577
Alumunium USD/ton 1.529 1.715 1.620 1.526
Tembaga USD/ton 5.375 5.659 6.015 4.951
Zinc USD/ton 1.974 2.129 2.048 1.906
Nikel USD/ton 12.298 12.784 12.805 11.484
Timbal USD/ton 1.696 1.835 1.774 1.742
Timah USD/ton 15.617 16.280 16.722 14.602
Jagung USD/bushel 339 386 351 358
Gandum USD/bushel 520 554 492 565
Kedelai USD/bushel 860 918 882 878
Beras USD/kuintal 12 12 12 12
Kelapa Sawit MYR/ton 2.274 2.681 2.398 2.393
Kopi USD/pound 109 119 103 122
Kakao USD/ton 2.307 2.550 2.185 2.252
Sumber: Bloomberg

36

Anda mungkin juga menyukai