Anda di halaman 1dari 9

METODE FILOLOGI

Filologi berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari dua kata philosdan logos. Philos artinya cinta
dan logos artinya kata ( logos arti juga ilmu ). Jadi Iilologi itu secara harIiah berarti cinta pada
kata atau ' senang bertutur '. Arti ini kemudian berkembang menjadi 'senang belajar atau
'senang kebudayaan. Pengkajian Iilologi pun selanjutnya membatasi diri pada penelitian hasil
kebudayaan masyarakat lama yang berupa tulisan dalam naskhkah (lazim disebut teks).
Pengertian Iilologi ini kemudian berkembang dari pengertian cinta pada kata-kata menjadi cinta
pada ilmu.
Metode Iilologi diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan studi teks sastera atau budaya
yang berkaitan dengan latar belakang kebudayaan yang didukung teks /naskah tertentu.
Mengikut sejarah, Philologia mulai dipakai pada kira-kira abad ke-3 SM oleh sekelompok ahli
dan Iskandariyah, yaitu untuk menyebut keahlian yang diperlukan untuk mengkaji peninggalan
tulisan yang berasal darikurun waktu beratue ratusan tahun sebelumnya. Filologi tidak hanya
sibuk dengan kritik teks, serta komentar penjelasannya, tetapi juga ilmu yang menyelidiki
kebudayaan suatu bangsa berdasarkan naskah. Dari penelitian Iilologi, kita dapat mengetahui
latar belakang kebudayaan yang menghasilkan karya satra itu, adat-istiadat dan pandangan hidup
suatu bangsa, suatu ilmu pengetahuan tentnag segala sesuatu yang pernah diketahui orang.
Antara langkah-langkah atau metodologi dalam penelitian Iilologi adalah sebagai berikut :-
1. Inventarisasi atau mengumpulkan naskah.
2. Deskripsi naskah.
3. Pertimbangan dan pengguguran naskah.
4. Menentukan keaslian sebuah naskah.
5. Membuat ikhtisar isi dari naskah tersebut.
6. Transliterasi atau pengalihan bahasa.
7. Menyunting teks asli.
8. Membuat glosari atau daItar kata-kata yang dianggap tidak umum.
9. Mengomentari teks.
esimpulannya, Filologi berbicara mengenai bagaimana sebuah naskah kuno yang bernilai atau
mempunyai makna besar bagi kehidupan manusia itu, dikaji dengan cara seksama dan dengan
ketelitian yang tinggi. etika hendak melakukan prosesi penelitian naskah, kita sebagai seorang
peneliti (Iilolog) akan melakukan beberapa langkah standar yang telah digunakan dan disepakati
oleh para ahli untuk mencari atau menyunting sebuah naskah kuno agar selanjutnya biar
dipublikasikan kepada masyarakat luas.
Studi Iilologi dapat dilakukan dari berbagai sudut dan perspektiI, tergantung dari tujuan yang
hendak dicapai dari studi tersebut. Jika tujuan dari studi Iilologi yaitu mempelajari naskah/teks
untuk kemudian dapat merebut makna dan pesan dari teks tersebut, maka tujuan seperti ini dapat
dijalankan dengan menggunakan pendekatan atau perspektiI kebudayaan.
Lewat perspektiI kebudayaan itulah naskah atau teks diperlakukan sebagai pemadatan realitas
simbolik. etika naskah atau teks diposisikan sebagai realitas simbolik yang dalam istilahnya
sendiri sebagai dokumen kebudayaan masyarakat tradisional, maka analisis yang digunakan
adalah analisis kontekstual.

METODE PENELITIAN SASTRA/METODE SASTRA
Metode Sastra adalah cara sistematis untuk memahami karya sastra. Dalam metode ini
terkandung kemungkinan apakah penelitian dapat dilakukan sehubungan dengan dana, waktu,
dan aplikasi berikutnya. Metode penelitian sastra merupakan suatu disiplin ilmu yang
mempunyai objek yang jelas, mempunyai pendekatan dan metode yang jelas.
Sastra sebagai pengungkapan buku dari apa yang telah disaksikan orang dalam kehidupan, apa
yang dialami orang tentang kehidupan, apa yang telah dipermenungkan dan dirasakan orang
mengenai segi-segi hakikatnya adalah suatu pengungkapan kehidupan lewat bahasa.
Mengikut sejarah, Metode sastra pertama kali dilancarkan oleh Xenophanes dan Heractitus,
tahun 500 SM, ketika mereka megecam keras pujangga besar Humerus yang gemar
mengemukakan cerita senonoh. Dalam Sastra Inggeris abad XVII istilah critic dipakai
menunjukkan orang yang melakukan kritik atau kritik itu sendiri. Antara tujuan metode sastra
adalah untuk mengetahui bagaimana karya sastra dan kebudayaan masa lalu dan dapat juga
merekonstruksikan kebudayaan suatu komunitas, kapan karya sastra tersebut ditulis dan
sebagainya. Selain itu, metode sastra dapat digunakan untuk memahami perkembangan budaya
yang terdapat dalam suatu naskah sastra atau karya sastra.
Antara langkah-langkah metode penelitian sastra yaitu :-
1. Merumuskan serta mengidentiIikasikan masalah.
2. Mengadakan studi kepustakaan.
3. Mengumpulkan data.
4. Menyusun, menganalisis dan memberikan interpretasi.
5. Membuat generalisasi dan kesimpulan.
esimpulannya, metode sastra adalah cara sistematis untuk memahami suatu karya sastra.

METODE CONTENT ANALYSIS (ANALISIS ISI)
Metode Analisis isi ini (content analysis) adalah penelitian yang bersiIat pembahasan mendalam
terhadap suatu isi suatu inIormasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis isi
adalah Harold D.Lasswell, yang menelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau
pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi (penaIsiran). Analisis ini dapat digunakan
untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Walaupun analisis ini pada mulanya berkembang
sebagai metode kuantitatiI. Menurut rippendorII, setidaknya ada empat jenis analisis isi yang
menggunakan pendekatan kualitatiI.
Pertama adalah analisis wacana (discourse analysis). Analisis wacana terIokus kepada
bagaimana Ienomena Ienomena partikular yang dimunculkan oleh pengarang teks. Kedua
adalah analisis retorika (rhetorical analysis). Analisis retorika ini terIokus kepada bagaimana
pesan itu disampaikan secara dampak (langsung atau jangka panjang) yang dirasakan oleh
penerima pesan atau audiens.Analisis ini berupaya untuk mencari aspek-aspek yang berpontensi
untuk mempengaruhi sikap audiens dari penyampaian langsung (pidato, ceramah, dll). Ketiga,
Analisis isi etnograIis (ethnographic content analysis). Analisis ini dimunculkan oleh Altheide
(1987). Walaupun terkesan sangat kualitiatiI-antropologis, pendekatan ini tidak menghindari cara
yang bersiIat kuantitatiI namun malah mendukung penghitungan data dari analisis isi dengan
tulisan. Keempat,adalah analisis percakapan (conversation analysis). Analisis ini dikerjakan
diawali dengan merekam percakapan dengan setting dan tujuan yang biasa/umum.
Menurut sejarahnya, akar sejarah content analysis ini dimulai dari studi-studi teologi di gereja
pada akhir 1600-an. Metode ini pertama kali dipakai untuk mengkaji bahan cetak yang
didokumentasikan dengan baik di Swedia pada abad ke 18. Antara kegunaan Metode content
analysis (analisis isi) ini adalah untuk mengetahui dan dapat menganalisa suatu teks.Dengan ini
juga kita dapat mengetahui kesalahan dan kebenaran dari suatu inIormasi tertulis atau tercetak
dalam media massa.

SEMIOTI
Semiotika berasal dari kata Yunani: semeion, yang berarti tanda. Semieon adalah istilah yang
digunakan oleh orang Greek untuk merujuk kepada sains yang mengkaji sistem perlambangan
atau sistem tanda dalam kehidupan manusia. Daripada akar kata inilah terbentuknya istilah
semiotik, iaitu kajian sastera yang bersiIat saintiIik yang meneliti sistem perlambangan yang
berhubung dengan tanggapan dalam karya.
Semiotik adalah sebuah disiplin ilmu sains umum yang mengkaji sistem perlambangan di setiap
bidang kehidupan. Ia bukan saja merangkum sistem bahasa, tetapi juga merangkum lukisan,
ukiran, IotograIi mahupun pementasan drama atau wayang gambar. Ia wujud sebagai teori
membaca dan menilai karya dan merupakan satu displin yang bukan sempit keupayaannya.
Justeru itu ia boleh dimandatkan ke dalam pelbagai bidang ilmu dan boleh dijadikan asas kajian
sebuah kebudayaan. Oleh kerana sosiologi dan linguistik merupakan bidang kajian yang
mempunyai hubungan di antara satu sama lain, semiotik yang mengkaji sistem tanda dalam
bahasa juga berupaya mengkaji wacana yang mencerminkan budaya dan pemikiran. Justeru,
yang menjadi perhatian semiotik adalah mengkaji dan mencari tanda-tanda dalam wacana serta
menerangkan maksud daripada tanda-tanda tersebut dan mencari hubungannya dengan ciri-ciri
tanda itu untuk mendapatkan makna signiIikasinya.
Menurut sejarah,Semiotik adalah sains yang mengkaji sistem perlambangan yang telah bermula
sejak zaman Greek lagi, yaitu; zaman Plato dan Aristotle. edua-dua tokoh tersebut telah
memulakan sebuah teori bahasa dan makna. Namun tidak lama selepas itu, teori ini dirasakan
tidak wajar, lalu kegunaan dan keunggulannya mula menjadi lemah.
Namun, pada abad ke 17, pendekatan semiotik mula mendapat perhatian John Locke, seorang
ahli IalsaIah Inggeris untuk menjelaskan doktrin perlambangan ketika itu. ali ini, kemunculan
pendekatan semiotik beransur-ansur mendapat perhatian sehingga ia mula mendapat tempat di
kalangan tokoh-tokoh yang terkemuka seperti Ferdinand de Saussure (1875-1913), seorang ahli
linguistik Eropah dan Charles Sander Pierce (1839-1914), seorang ahli IalsaIah Amerika pada
abad ke 19. edua-dua mereka telah merintis jalan bagi mengkaji dan menilai kesusasteraan
melalui pendekatan semiotik.

SEMANTI
Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani 8ema (kata benda) yang berarti
tanda` atau lambang`. ata kerjanya adalah 8emaino yang berarti menandai`atau
melambangkan`. Yang dimaksud tanda atau lambang disini adalah tanda-tanda linguistik
(Perancis : 8igne lingui8tique).
Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari :
1) omponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa.
2) omponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama.
edua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai atau
dilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai reIerent
/ acuan / hal yang ditunjuk.
Jadi, Ilmu Semantik adalah :
Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya.
Ilmu tentang makna atau arti.



Jenis- jenis semantik :-
Semantik memiliki memiliki objek studi makna dalam keseluruhan semantika bahasa, namun
tidak semua tataran bahasa memiliki masalah semantik.
Hal itu dapat dilihat dari bagian berikut :

Fung8i (o 8emantik)
Tata bahasa
(gramatika) sintaksis kategori

Peran semantik gramatika
morIologi

Ionologi (o 8emantik), tetapi tiap fonem membedakan
(Ionemik) makna

Fonetik (o 8emantik)



Leksikon 8emantik lek8ikal


Tataran tata bahasa atau gramatika dibagi menjadi dua subtataran, yaitu morIologi dan
sintaksis.
MorIologi adalah cabang lnguistik yang mempelajari struktur intern kata, serta proses
pembentukannya. Satuan dari morIologi yaitu morIem dan kata.

Contoh :
Ajar pe-lajar
be-lajar pe- dan be- dapat membedakan makna
Sedangkan sintaksis, adalah studi mengenai hubungan kata dengan kata dalam
membentuk satuan yang lebih besar, yaitu Irase, klausa, dan kalimat. Sintaksis memiliki satuan
yaitu kata, Irase, klausa, dan kalimat.
Semantik sintaktikal memiliki tataran bawahan yang disebut :
a) Fungsi gramatikal
b) ategori gramatikal
c) Peran gramatikal
Contoh analisis semantik sintaktikal :
ata
Fungsi

Si Udin

menjaga

adiknya

di rumah sakit
Iungsi subjek predikat objek keterangan
kategori nomina verba nomina nomina
peran agent beneIaktiI patient locative

Satuan dan proses dari morIologi dan sintaktik memiliki makna. Oleh karena itu, pada
tataran ini ada masalah-masalah semantik yang disebut 8emantik gramatikal karena objek
studinya adalah makna-makna gramatikal dari tataran tersebut.

alau yang menjadi objek penyelidikan adalah semantik leksikon, maka jenis
semantiknya adalah 8emantik lek8ikal. Semantik leksikal menyelidiki makna yang ada pada
leksem dari bahasa. Oleh karena itu, makna yang ada dalam leksem disebut makna leksikal.
Leksem adalah satuan-bahasa bermakna. Istilah leksem ini dapat dipadankan dengan
istlah kata, yang lazim digunakan dalam studi morIologi dan sintaksis,dan yang lazim
dideIiinisikan sebagai satuan gramatik bebas terkecil. Baik kata tunggal maupun kompositum
Contoh :
ambing nama hewan
Hitam jenis warna
ambing hitam orang yang dipersalahkan



Terdapat beberapa manIaat yang dapat kita rungkaikan disini, antaranya yaitu :-
Bagi seorang wartawan, reporter, atau orang-orang yang berkecimpung dalam dunia
persuratkabaran dan pemberitaan :
Mereka akan memperoleh manIaat praktis dari pengetahuan mengenai semantik,yang
dapat memudahkan dalam memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat
dalam menyampaikan inIormasi kepada masyarakat.
Bagi peneliti bahasa :
Bagi pelajar sastra, pengetahuan semantik akan banyak member bekal teoritis
untuk menganalisis bahasa yang sedang dipelajari.
Sedangkan bagi pengajar sastra, pengetahuan semantik akan member manIaat
teoritis, maupun praktis. Secara teoritis, teori-teori semantik akan membantu dalam
memahami dengan lebih baik bahasa yang akan diajarkannya. Dan manIaat praktisnya
adalah kemudahan untuk mengajarkannya.
Bagi orang awam :
Pemakaian dasar-dasar semantik tentunya masih diperlukan untuk dapat
memahami dunia yang penuh dengan inIormasi dan lalu-lintas kebahasaan yang terus
berkembang.



METODE SEJARAH/ PENELITIAN HISTORIS

Penelitian historis adalah kegiatan penelitian yang dilakukan secara sistematis untuk
menginterprestasikan masa lampau. Walaupun data yang di analisis sudah lewat namun hasilya
dapat dimanIaatkan untuk menginterprestasikan atau mempredikasi kejadian sekarang. Sebagai
sumber data bagi penelitian historis adalah bahan-bahan rekaman yang dapat diklasipakasikan
menjadi empat yaitu : dokumen, rekaman kuantitatiI, rekaman oral dan peninggalan-
peninggalan.
Ditinjau dari siIatnya sumber sejarah dapat dibedakan menjadi dua yakni : sumber primer (yang
langsung mengalami peristiwa) dan sumber skunder yang ditulis oleh pihak yang hanya
mendengarkn cerita orang yang mengalami. Mengingati siIatnya itu maka peneliti sejarah harus
pandai memilih sumber peneliti adalah seorang kritikus yang harus melakukan kritikannya
secara eksternal maupun internal.
Prosuder penelitian sejarah adalah merumuskan problematika, menelaah sumber sejarah,
merekam inIormasi, mengevaluasi dan menginterpretasikan data masa lampau.

Anda mungkin juga menyukai