Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KESULITAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI

PROGRAM LINEAR BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA SMA

Isma Nuriza, Edy Yusmin, Bistari


Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak
Email:isma0422@gmail.com

Abstract
This is a qualitative research with descriptive method in purpose to acknowledge
students' difficulty in solving word problems of linear program. The main aspect that
will be explained in this research is the students' difficulty in solving linear program
related problems based on students' learning style of eleventh grade in SMA Negeri 1
Sungai Raya. The research subjects were six eleventh grade students in the class of XI
IPS 4 to which they have different learning styles: visual, auditory, and kinestetic. The
result showed that students with those three learning styles experienced difficulties in
the stage of understanding the problem, creating mathematics model and executing
the algorithm (steps). Beside that, there were some factors that affected students
difficulty in solving the word problems of linear program: students didn't understand
enough to this learning subject, students weren't seemingly thorough in study, the
presenting of material was still not categorized as good, lacking of learning medias
and the fact that students were easily disturbed by their classmates during the learning
process.

Keywords: Difficulty, Learning Style, Linear Program, Word Problem

PENDAHULUAN mengaplikasikan apa yang telah dipahaminya


Matematika merupakan salah satu mata ke dalam kegiatan belajar, memecahkan
pelajaran di sekolah yang penting, baik dalam masalah dan mengomunikasikan masalah.
alur berfikirnya maupun terapannya. Namun, Faktanya siswa mengalami banyak
matematika menjadi salah satu mata pelajaran permasalahan dalam memecahkan masalah
yang kurang disenangi, karena sebagian besar khususnya pada soal cerita. Menyelesaikan soal
siswa menganggap matematika adalah mata cerita bukanlah hal yang mudah karena tidak
pelajaran yang sulit. Jha (2012:17) menyatakan hanya bergantung pada jawaban akhir.
bahwa matematika memiliki peranan penting Permasalahan dalam soal cerita matematika
dalam perkembangan pemikiran manusia dan adalah siswa harus memahami apa saja yang
membantu menganalisis masalah dalam diketahui dan bagaimana siswa mengubah soal
kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan cerita menjadi model matematika sehingga
ilmu yang memiliki karakteristik tertentu siswa dapat menemukan cara memecahkan
seperti memiliki obyek kajian yang bersifat masalah tersebut.
abstrak jika dibandingkan dengan ilmu yang Kenyataan pengalaman saat kegiatan
lain. Obyek dasar matematika meliputi fakta, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA
konsep, definisi, operasi, dan prinsip. Negeri 1 Sungai Raya, sebagian besar siswa di
Berdasarkan tujuan pembelajaran kelas tersebut diduga mengalami kesulitan
matematika yang telah dipaparkan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal
dituntut untuk mampu memahami konsep yaitu matematika serta pada saat menyampaikan
siswa mampu memanfaatkan dan materi pembelajaran banyak siswa yang ribut

1
sehingga kurang memperhatikan materi yang kesalahan dalam pengerjakan soal cerita
sedang disampaikan, sehingga siswa seringkali matematika. Hal ini juga didukung oleh
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan penelitian dari Kurnai (2014) menyimpulkan
soal yang diberikan, belum lagi ketika jam bahwa kesalahan siswa dalam menyelesaikan
pelajaran matematika di siang hari siswa jadi soal cerita yaitu kesalahan memahami soal,
mengantuk dan tidak fokus ke pembelajaran kesalahan membuat model matematika,
pada akhirnya ketika diberikan soal cerita pada kesalahan melakukan perhitungan, dan
materi program linear pokok bahasan kesalahan dalam menarik kesimpulan.
menentukan nilai optimum dari sistem Banyak faktor yang diduga menjadi
pertidaksamaan linear mereka mengalami penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari
kesulitan dalam menyelesaikannya. matematika. Faktor tersebut dapat berasal dari
Berdasarkan hasil pekerjaan salah satu dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa.
siswa di dalam soal cerita atau uraian yang Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan
seharusnya ada kalimat perintah untuk siswa dalam belajar selain adalah faktor internal
diselesaikan tersebut, ia tidak menuliskan dalam diri siswa, yaitu tingkatan siswa dalam
bentuk permisalan dengan benar seharusnya memahami dan menyerap pelajaran. Setiap
ditulis “jumlah mobil” dan “jumlah bus” siswa memiliki cara yang berbeda-beda dalam
dikarenakan mengalami kesulitan dalam memahami suatu informasi atau pelajaran yang
memisalkan objeknya membuat model sama. Beberapa siswa ada yang lebih suka guru
matematikanya, sehingga tidak dapat mengajar dengan menuliskannya di papan tulis.
menyelesaikan ke tahap akhir. Kenyataan Kemudian, mereka akan mencatat dan
lainnya berdasarkan hasil pekerjaan latihan soal membaca untuk bisa memahaminya. Tetapi, ada
cerita pada materi program linear di kelas XI sebagian siswa yang lebih suka apabila guru
IPS 3 tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah mengajar dengan cara menyampaikannya
siswa 30 orang, terdapat nilai ≥70 ada 2 orang, secara langsung dan mereka mendengarkan.
sedangkan yang nilainya < 70 ada 28 orang. Sementara itu ada pula siswa yang lebih suka
Artinya ≥ 75% siswa masih mengalami berkelompok untuk mendiskusikan pertanyaan
kesulitan di dalam menyelesaikan masalah pada yang berhubungan dengan materi pelajaran.
materi program linear. Hasil tes menujukkan Selain itu, ada cara lain yaitu pembelajaran yang
sebagian besar siswa tidak bisa menuliskan apa disertai dengan alat peraga yang nyata.
yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan Perbedaan-perbedaan cara yang disukai siswa
membuat model matematika di dalam soal, dalam belajar ini sering disebut dengan gaya
sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan belajar.
permasalahan tersebut. Dalam Gunawan (2006: 139) menyatakan
Menurut Paridjo (2008: 7) Kesulitan siswa bahwa gaya belajar adalah cara yang dipilih
dalam menyelesaikan soal cerita adalah sesorang untuk menerima dan memproses
kesulitan siswa memahami cerita itu, informasi. Ada siswa yang menyukai gaya
menetapkan besaran-besaran yang ada serta belajar tertentu dan ada siswa yang tidak
hubungannya sehingga diperoleh model menyukai gaya belajar tersebut. Setiap siswa
matematika dan meyelesaikan model memiliki cara tersendiri untuk menangkap atau
matematika tersebut secara matematika. memproses informasi yang diperoleh.
Kesulitan ini dialami tidak hanya oleh siswa Berdasarkan hal tersebut, diperlukan klasifikasi
sekolah menengah, tetapi juga siswa di jenjang gaya belajar agar siswa dapat belajar secara
pendidikan yang lebih tinggi. Kesulitan yang efektif karena setiap siswa memiliki gaya
dialami siswa dalam menyelesikan soal akan belajar masing-masing. Gaya belajar yang
diakibatkan karena siswa kurang cermat dan efektif dapat membantu siswa menangkap dan
kesulitan memahami cerita sehingga siswa sulit mengerti suatu mata pelajaran. Mengenali gaya
dalam membuat model matematika dan belajar belum tentu membuat seseorang
menemukan konsep yang tepat. Kesulitan- menjadi lebih pandai, tetapi menjadi tahu
kesulitan tersebut dapat menyebabkan bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar

2
secara maksimal, sehingga pemahaman materi validasi terhadap angket gaya belajar dan tes
menjadi lebih optimal. DePorter dan Hernacki diagnostik oleh salah satu dosen matematika
(2011: 110) menyatakan bahwa terdapat tiga FKIP Untan dan satu orang guru matematika
macam gaya belajar yaitu: 1) Visual, belajar tingkat SMA. Hal tersebut dilakukan sebagai
dengan cara melihat; 2) Auditorial, belajar langkah untuk menilai apakah tes tersebut valid
dengan cara mendengarkan; dan 3) Kinestetik, atau tidak. Jika tidak valid, maka akan
belajar dengan cara bergerak, bekerja dan dilakukan revisi. Setelah divalidasi, tes tersebut
menyeluruh. Maka dari itu peneliti tertarik diuji cobakan kepada siswa kelas XI IPS 4 SMA
belajar dengan cara bergerak, bekerja dan Negeri 1 Sungai Raya. Langkah selanjutnya
menyeluruh. Maka dari itu peneliti tertarik adalah melakukan penelitian terhadap siswa
untuk melakukan penelitian “Analisis Kesulitan SMA Negeri 1 Sungai Raya. Hasil dari
Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Dalam Materi penelitian ini diolah yang bertujuan untuk
Program Linear Berdasarkan Gaya Belajar mendeskripsikan kesulitan siswa dalam
Siswa Di Kelas XI SMA Negeri 1 Sungai menyelesaikan soal cerita pada materi program
Raya”. linear berdasarkan gaya belajar siswa di kelas
XI SMA Negeri 1 Sungai Raya.
METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data yang digunakan
Metode penelitian yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi
metode penelitian deskriptif. Bentuk penelitian tidak langsung, tes tertulis, dan teknik
dalam penelitian ini adalah studi kasus. Subjek komunikasi tidak langsung. Adapun alat
di dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI pengumpul data yang digunakan adalah angket
SMA Negeri 1 Sungai Raya yang diambil 6 gaya belajar, tes diagnostik yang terdiri dari
siswa dari 29 siswa. Pengambilan subjek yang empat soal berbentuk uraian dan pedoman
dilakukan dengan memberikan angket Gaya wawancara. Teknik analisis data yang
Belajar terlebih dahulu kemudian dipilih dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
masing-masing 2 subjek yang mewakili gaya menganalisis angket gaya belajar, menganalisis
belajar siswa. Objek dalam penelitian ini adalah hasil tes diagnostik dan wawancara, menyajikan
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal data dan menarik kesimpulan.
cerita.
Alur dalam penelitian ini dimulai dari HASIL PENELITIAN DAN
tahap persiapan, yaitu melakukan pra riset, PEMBAHASAN
menyusun desain penelitian, seminar desain Hasil Penelitian
penelitian, dan melakukan revisi desain Angket gaya belajar yang sudah melewati
penelitian berdasarkan hasil seminar. uji validitas dan reabilitas diberikan kepada 29
Selanjutnya menyusun kisi-kisi angket gaya siswa di kelas XI IPS 4 untuk mengetahui gaya
belajar dan angket gaya belajar, membuat tes belajar siswa. Jumlah butir pernyataan dalam
diagnostik beserta alternatif jawaban, membuat angket gaya belajar sebanyak 36 pernyataan
rubrik penskoran dan pedoman wawancara. yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif..
Angket yang telah disusun bertujuan untuk Berdasarkan rating skala yang menggunakan
mengetahui gaya belajar siswa, sedangkan tes skala likert, diperoleh hasil angket gaya belajar
diagnostik dirancang bertujuan di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Sungai Raya
mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang tahun 2019/2020 sebagai berikut:
dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Diklasifikasikan dalam tiga gaya belajar yaitu
Langkah selanjutnya adalah tes tersebut visual 7 siswa (24%), auditorial sebanyak 17
diuji coba terbatas untuk memvalidasi kelogisan siswa (59%) dan kinestetik sebanyak 5 siswa
tes yang telah dibuat. Setelah itu dilakukan (17%).

3
17%
24%
Visual
Auditorial
Kinestetik

59%

Gambar 1. Persentase Gaya Belajar

Berdasarkan saran dan petimbangan Guru gaya belajar kinetetik peneliti mengambil 2
Matematika, dari 7 siswa yang memiliki gaya orang siswa untuk dijadikan subjek dalam
belajar visual peneliti mengambil 2 orang siswa, penelitian ini. Berdasarkan tabel 1 di bawah
dari 17 siswa yang memiliki gaya belajar siswa terdapat pengelompokkan jenis kesulitan
yang memiliki gaya belajar auditorial peneliti berdasarkan gaya belajar siswa.
mengambil 2 orang siswa serta dari 5 siswa

Tabel 1. Pengelompokkan Kesulitan Siswa Berdasarkan Gaya Belajar


No Kode Siswa Gaya Belajar Kesulitan Yang dialami Siswa
(Kode
Subjek)
1. EP Auditorial Memahami masalah dan melakukan
prosedur dengan benar
2. RAA Auditorial Membuat model matematika
3. SS Visual Membuat model matematika
4. DIS Visual Membuat model matematika
5. F Kinestetik Membuat model matematika
6. FK Kinestetik Memahami masalah

Pembahasan kelas XI IPS 4 mempunyai tipe gaya belajar


Berdasarkan hasil angket gaya belajar yang yang berbeda-beda. Secara lengkap
diberikan kepada siswa kelas XI IPS 4 SMA perbandingan ketiga gaya belajar di kelas XI
Negeri 1 Sungai Raya diperoleh fakta bahwa IPS 4 dapat dilihat gambar berikut ini.

4
20 17
15 Banyak Siswa
10 6 5
5
0
Visual Auditorial Kinestetik
Gambar 2. Kecenderungan Gaya Belajar

Berdasarkan gambar 2 terlihat gaya belajar menggunakan perhitungan ini, sehingga soal-
yang dominan adalah gaya belajar auditorial. soal yang diberikan soal cerita berbentuk
Hal itu sesuai dengan pengalaman saat uraian. Sebelum memulai tes tersebut, peneliti
penelitian, didapat kebiasaan-kebiasaan siswa lebih dahulu mengulang materi yang telah
yang cenderung merujuk ke kebiasan anak diajarkan oleh guru sebelumnya.
bergaya auditorial. Salah satu contohnya adalah Dalam menyelesaikan soal cerita materi
kebiasan mereka yang aktif dalam berbicara program linear setelah dirangkum dari beberapa
seperti mengemukan pendapat dan berdiskusi. ahli yaitu memahami masalah, menyusun
Materi pelajaran yang digunakan dalam rencana untuk menyelesaikan masalah,
penelitian ini adalah program linear. Materi ini menyelesaikan masalah, dan mengecek
membahas tentang optimasi. Masalah yang kembali. Untuk indikator kesulitan yang
pada program linear biasanya terkait digunakan adalah menurut Yeo (2009) yaitu
memaksimalkan untung atau meminimalkan kesulitan dalam memahami masalah, kesulitan
biaya produksi. Tujuannya sangat jelas yaitu dalam membuat kalimat matematika, kesulitan
untuk mendapatkan perhitungan yang tepat menentukan stategi penyelesaian yang tepat dan
terkait biaya yang dianggarkan. Materi ini juga kesulitan melakukan prosedur matematik yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan jika benar.
ada yang ingin memulai usaha dari SMA, bisa

Tabel 2. Kecenderungan Kesulitan yang Dialami Siswa Dari Jenis Gaya Belajar
No Jenis Gaya Belajar Kenderungan kesulitan yang dialami siswa
1 Auditorial Memahami masalah, melakukan prosedur dengan
benar dan membuat model matematika
2 Visual Membuat model matematika
3 Kinestetik Membuat model matematika dan memahami masalah

Berdasarkan gambar 2 diperoleh data 17 mengalami kesulitan pada membuat model


siswa yang merupakan siswa tipe gaya belajar matematika. Kesulitan melakukan prosedur
auditorial. Dalam penelitian terdapat 2 siswa dengan benar yang dialami EP terlihat pada
yang mewakili dari 17 siswa tipe gaya belajar nomor 1 dan 2, kesulitan terlihat pada saat
auditorial. Dua siswa tersebut adalah EP dan perhitungan yang salah. Penyebab kesulitan
RAA. Berdasarkan hasil analisis data, siswa ini adalah kurang memahami untuk
gaya belajar auditorial cenderung mengalami menentukan hasil dari koordinat titik potong
kesulitan utama pada memahami masalah, yang dicari sehingga hasil akhirnya salah.
melakukan prosedur dengan benar dan Kesulitan yang dialami EP juga terlihat pada
membuat model matematika. Subjek EP nomor 3 dan 4, kesulitan terlihat karena tidak
cenderung mengalami kesulitan dalam bisa menjelaskan dari permisalan dari x; y nya
memahami masalah dan melakukan prosedur dan juga tidak menjelaskan dengan tepat apa
dengan benar dan subjek RAA cenderung yang ditanyakan. Penyebab kesulitan ini

5
adalah kurang memahami isi dari soal-soal kesulitan membuat model matematika.
tersebut. Subjek RAA hanya mengalami Kesulitan yang dialami SS dan DIS di
kesulitan dalam membuat model matematika temukan pada soal 3, 4 dan 1, 2. DIS juga tidak
yang terlihat pada nomor 1 dan 5, kesulitan mengerjakan nomor 3 dan 4 karena bingung
terlihat bahwa ia masih salah dalam yang disebabkan dari kesulitan awal saat
menuliskan yang diketahui di dalam bentuk mengerjakan nomor 1 dan 2. Pada dasarnya
tabel sehingga model matematikanya salah kesulitan membuat model matematika adalah
dan mengakibatkan pengerjaan berikutnya kurang mampu menentukan langkah tepat
jadi terhambat. setelah dia memahami soal. Kesalahan ini
Saran dan solusi meminimalisir kesulitan meliputi: siswa tidak menggunakan informasi
yang berakibat kesalahan, siswa dengan gaya secara utuh dan menggunakan permisalan.
belajar auditorial yang dapat berasal dari guru Penyebab kesalahan ini adalah kurang
maupun siswa yaitu: a) Mengubah-ubah suara dipahaminya materi dan konsep dari program
pada saat menyampaikan materi pelajaran linear. Dalam penelitian ini diperoleh temuan
seperti intonasi, volume suara, maupun fakta lain yaitu siswa bergaya belajar visual
kecepatannya, b) Mengulang-ulang konsep masih ada yang kesulitan melakukan prosedur
yang sudah diberikan, c) Membentuk dengan benar. Kesulitan melakukan prosedur
kelompok-kelompok kecil siswa untuk dengan benar terdapat pada SS di nomor 2.
mengulas kembali materi pelajaran, dan d) Subjek SS mempunyai kekurangan dalam
Menghidupkan musik pada saat siswa merasa memahami materi dan konsep program linear.
jenuh. Sedangkan, kegiatan siswa yang dapat Saran dan solusi untuk meminimalisir
dilakukan adalah dengan berdiskusi dengan kesalahan tersebut dapat berasal guru maupun
teman yang lebih memahami materi, serta siswa itu sendiri. Kegiatan-kegiatan yang
mendengarkan rekaman materi pembelajaran. disarankan kepada guru untuk meningkatkan
Berdasarkan gambar 2 diperoleh data pemahaman siswa terhadap konsep dan materi
bahwa terdapat 6 siswa yang merupakan siswa sehingga dapat meminimalisir kesalahan
tipe gaya belajar visual. Dalam penelitian mereka yaitu: a) Menggunakan simbol-simbol
terdapat 2 siswa yang mewakili dari 6 siswa dalam memberikan konsep misalnya titik atau
tipe gaya visual. Kedua siswa tersebut adalah gambar, b) Menggunakan salinan kata kunci
SS dan DIS. Berdasarkan tabel dapat dilihat yang dibagikan ke siswa yang selanjutnya
bahwa siswa tipe gaya belajar visual tidak siswa mendefinisikan dengan bahasa sendiri,
mengalami kesulitan utama pada memahami c) Menggunakan gambar dan tabel sebagai
masalah. Terlihat bahwa SS dan DIS media pembelajaran, dan d) Menggunakan
mengalami kesulitan utama pada saat setiap gambar/tulisan/benda di dalam kelas
membuat model matematika. Hasil pekerjaan sebagai sumber belajar. Sementara itu,
siswa bergaya visual ditulis dengan tulisan kegiatan siswa dalam meminimalisir
yang rapih dan sistematis dari apa yang kesalahannya antara lain: a) Memperbanyak
diketahui dan apa yang ditanyakan sampai membaca buku, b) Menulis kembali materi
dengan kesimpulan akhir. Hal ini menggunakan bahasa sendiri, dan c)
membuktikan bahwa mereka mampu Menandai materi penting dengan
memahami masalah di dalam soal dengan pensil/bolpoin warna yang berbeda.
baik. Beberapa siswa bahkan menggunakan Solusi dan saran juga dapat ditemukan
gambar sebagai ilustrasi soal untuk dalam artikelnya Alexander menyebutkan, “
memperjelas maksud mereka. Hal ini sesuai Visual learners have qualities that many
dengan pendapat De Porter & Hernacky teachers favor: Neatness, good organizational
(2008: 116), siswa bergaya belajar skills, and a creative side. On the other hand,
mempunyai sifat rapih, teratur, dan they usually do not take notes very well and
menggunakan ilustrasi visual. will do better with remembering information
Berdasarkan hasil analisis data, siswa featured in pictures. Spelling tests are an easy
tipe gaya belajar visual cenderung mengalami task with this type of learner but do not expect

6
them to do so well with verbal mengerjakan program linear. Hal ini
information.”Alexander juga memberikan mengindikasikan bahwa subjek bergaya
solusi untuk siswa visual agar dapat lebih belajar kinestetik mempunyai tingkat
mudah mengerjakan soal cerita matematika, pemahaman materi yang bervariatif.
yaitu: 1) Given them illustration. Ilustrasi Kesulitan-kesulitan subjek bergaya belajar
yang dimaksudkan disini adalah grafik, kinestetik dimulai dari yang tidak dapat
bentuk-bentuk, dan gambar yang dapat mengerjakan sama sekali sampai kesalahan
digunakan untuk merepresentasikan kecil yaitu kecerobohan di jawaban akhir.
komponen kunci, yaitu dengan Subjek F cenderung mengalami kesulitan
menghilangkan bahasa yang mengganggu dalam membuat model mtematika dan
dalam soal cerita; 2) The KNWS – Know, Not, melakukan prosedur dengan benar dan subjek
What, Strategy. KNWS membantu siswa FK cenderung mengalami kesulitan dalam
mengurutkan hal-hal dalam soal cerita, yaitu memahami soal sehingga ia hanya
apa yang mereka ketahui, apa yang tidak mengerjakan 1 soal saja dan tidak
relevan dalam soal, apa yang ingin mereka mengerjakan yang lainnya. Dilihat dari hasil
cari dari soal cerita, dan apa strategi yang pekerjaan, siswa bergaya belajar kinestetik ini
digunakan untuk menyelesaikan soal cerita sering mencoba menyelesaikan soal dengan
dari informasi yang diketahui; 3) Use Graphic menggunakan strateginya sendiri. Walaupun
Organizer Software. Graphic Organizer strategi “coba-coba” mereka seringkali salah
adalah program perangkat lunak yang dapat konsep namun hal ini sesuai dengan pendapat
digunakan siswa untuk menyelesaikan soal De Porter & Hernacky (2008:118) yang
cerita matematika dan belajar untuk menyatakan siswa bergaya belajar kinestetik
menemukan plot dari soal cerita. Software ini mempunyai sifat ingin melakukan segala
mengajarkan siswa bagaimana menyelesaikan sesuatu (mencoba hal baru) serta belajar
soal mudah hingga sulit; 4) Translating and melalui kegiatan manipulasi dan praktik.
Highlighting. Siswa mengetahui kata kunci Penyebab kesulitan ini adalah kurang
yang mana yang dapat memudahkannya dipahaminya materi program linear dan
menyelesaikan soal cerita matematika. konsep penyelesaiannya sehingga setelah
Strategi ini dapat diajarkan dalam waktu memahami apa yang dimaksud soal, subjek
singkat.Membuat catatan di papan tulis, tidak mengetahui bagaimana cara
sehingga siswa dapat mencatat dalam buku menyelesaikannya.
catatan untuk catatan matematika yang Saran dan solusi untuk meminimalisir
penting. Kemudian pisahkan catatan ke dalam kesalahan tersebut dapat berasal guru maupun
kategori operasi matematika (tambah, kurang, siswa itu sendiri. Kegiatan-kegiatan yang
kali, bagi), dan daftarlah kata-kata yang sesuai disarankan kepada guru untuk meningkatkan
dengan operasi matematika; 5) Choosing a pemahaman siswa terhadap konsep dan materi
Strategy. Gunakan bermacam-macam strategi sehingga dapat meminimalisir kesalahan
yang sesuai untuk siswa visual, khususnya meraka adalah: a) Menggunakan selalu alat
gunakan teknik yang dapat mempengaruhi bantu visual/alat peraga/media yang bisa
indra penglihatan siswa. Siswa akan dapat dilihat, diraba, dan dimanipulasi siswa saat
menyesuaikan dan dapat menggambar sesuai mereka belajar untuk merangsang rasa ingin
dengan materi yang ia terima. tahu; b) Membiasakan berdiri/duduk di
Dalam penelitian terdapat 2 siswa yang samping siswa dalam membimbing siswa
mewakili dari 5 siwa tipe gaya kinestetik. secara perorangan; c) Membuat aturan main
Kedua siswa tersebut adalah F dan FK. agar siswa boleh melakukan banyak gerak di
Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa siswa dalam kelas, dan d) Menggunakan
bergaya belajar kinestetik cenderung drama/simulasi konsep secara konkret.
mengalami kesulitan utama di semua langkah Sementara itu, kegiatan siswa.
kecuali menentukan strategi karena strategi itu Elizabeth mengungkapkan solusi yang
memang diterapkan oleh guru untuk dapat membantu siswa dengan gaya belajar

7
visual, auditorial, maupun kinestetik dalam gaya belajar auditorial adalah membuat model
menyelesaikan soal cerita matematika matematika sehingga dihasil akhirnya terdapat
(mathematical word problem), sebagai perhitungan yang salah; Kesulitan yang
berikut: 1) Work backward. Give students cenderung dialami oleh siswa dengan gaya
both the problem and the answer, then help belajar kinestetik adalah memahami masalah
them to develop connections between the dan membuat model matematika, sehingga
word in the problem and their numeric ada yang tidak lanjut mengerjakan nomor
representations.; 2) Draw and model. Draw a berikutnya pada soal.; (3) Faktor penyebab
picture or manipulate objects to form a model siswa mengalami kesulitan dalam
to help students visualize a situation, verbalize menyelesaikan soal cerita pada materi
abstract ideas, and explain relationships.; 3) program linear adalah: Faktor yang berasal
Make a table or graph. Tables and graphs dari diri siswa, yaitu kurangnya pemahaman
provide visual means for students to organize materi oleh siswa pada materi program linear,
and summarize numerical and verbal data.; kurang teliti dalam mengerjakan soal, kurang
4)Act it out. Some students learn best when ketekunan siswa dalam belajar. Faktor dari
they act out a problem kinesthetically. luar siswa adalah kurangnya media yang
Solusi di atas dapat diterjemahkan digunakan dalam pembelajaran.
sebagai berikut: 1) Bekerja mundur. Beri Terpengaruhnya dengan ajakan teman yang
kedua masalah dan jawabannya, kemudian bermain pada saat jam belajar.
membantu mereka untuk mengembangkan
hubungan antar kata dalam soal tersebut dan Saran
merepresentasikan angka-angka dalam soal.; Dalam penelitian ini, masih banyak
2) Menggambar dan memodelkan. Membuat kekurangan. Maka diberikan beberapa saran
sebuah gambar atau memanipulasi objek sebagai berikut: 1.Bagi siswa, sebaiknya
untuk membentuk model untuk membantu siswa membaca soal cerita dengan teliti dan
siswa memvisualisasikan situasi, memahami isi dari soal tersebut sehingga
mengungkapkan ide-ide abstrak, dan mempermudah siswa untuk membuat model
menjelaskan hubungannya.; 3) Membuat tabel matematika, menentukan stategi dan
atau grafik. Tabel dan grafik memberikan melakukan prosedur dengan benar. Selain itu,
gambaran solusi untuk siswa mengatur dan sebaiknya siswa diberikan lebih banyak
meringkas numerik dan data verbal.; 4) latihan-latihan soal cerita yang berkaitan
Bertindak. Beberapa siswa paling baik belajar dengan materi program linear.; 2.Bagi guru,
ketika mereka bertindak keluar masalah sebaiknya dalam mengajar menggunakan
pergerakan. banyak metode pengajaran yang digunakan
agar tipe gaya belajar yang berbeda itu dapat
SIMPULAN DAN SARAN memahami materi yang akan diberikan.; 3.
Simpulan Bagi peneliti lain, jika melakukan
Berdasarkan hasil dari analisis data, penelitian sejenis dalam penelitian ini,
wawancara dan pembahasan, maka dapat disarankan agar lebih memperhatikan waktu
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) dan persiapan yang lebih matang agar dalam
Terdapat tiga tipe gaya belajar yang diketahui pelaksanaannya bisa berjalan dengan efektif
di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Sungai Raya dan efisien.
yaitu Visual, Auditorial, dan Kinestetik.
Tetapi dari tiga tipe gaya belajar yang lebih DAFTAR RUJUKAN
cenderung adalah Auditorial.; (2) Kesulitan Deporter, B & Mike H. (2008). Quantum
yang paling cenderung dialami oleh siswa Learning : Membiasakan Belajar
dengan gaya belajar visual adalah memahami Nyaman dan Menyenangkan. Bandung :
masalah, membuat model matematika dan Kaifa.
melakukan prosedur dengan benar; Kesulitan Fatimah, S. N. (2015). Analisis Kesulitan
yang cenderung dialami oleh siswa dengan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita

8
Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Unit Program Belajar Jarak Jauh
Linear di Kelas X SMK Prawira Marta Universitas Terbuka Semarang.
Kartasura (Skripsi). Fakultas Keguruan Subini, N. (2011). Mengatasi Kesulitan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Belajar Pada Anak. Yogyakarta:
Muhammadiyah Surakarta. Javalitera.
Hamalik, U. (1983). Metodologi Belajar dan Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kesulitan-kesulitan Belajar. Jakarta: Kuantitaif, Kualitatif dan R&D.
Tarsito. Bandung: PT Alfabet.
Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar Widyaningrum, A. Z. (2016). Analisis
dan Bimbingan Belajar Terhadap Kesulitan Siswa Dalam Mengerjakan
Kesulitan Belajar khusus. Yogyakarta: Soal Cerita Matematika Materi
Nuha Litera. Aritmatika Sosial Ditinjau Dari Gaya
Muncarno. (2008). Penerapan Model Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 5
penyelesaian Soal Cerita dengan Metro (Skripsi). Institut Agama Islam
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Ma’arif Metro Lampung.
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Yeo, K. K. (2009). Secondary 2 Students'
Matematika Siswa Kelas 1 SMP. Jurnal Difficulties in Solving Non-Routine
Nuansa Pendidikan. Problems. International Education
Paridjo. (2008). Sebuah Solusi Mengatasi Journal for Mathematics Teaching and
Kesulitan Belajar Matematika (Skripsi). Learning 10(1), 1-30.

Anda mungkin juga menyukai