Anda di halaman 1dari 10

STUDI PERENCANAAN PERKUATAN TEBING SUNGAI KONTO DI DESA

NGROTO KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG

Reizha Anindya Putri, Azizah Rachmawati


Email : reizhaap@gmail.com
Azka20127@gmail.com

ABSTRAKSI

Sungai Konto merupakan salah satu anak sungai Brantas yang menjadi bagian
dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu. Bencana yang ditimbulkan oleh sungai
diantaranya adalah banjir dan erosi tebing sungai. Pada musim penghujan, terjadi
longsoran tanah di desa Ngroto, kecamatan Pujon yang menyebabkan kerusakan di
beberapa tebing sungai yang melintas. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan
suatu perencanaan perkuatan tebing sungai Konto agar longsor pada tebing sungai
Konto dapat diminimalisir. Digunakan metode Log Person Type III untuk mendapatkan
curah hujan rencana. Analisa perhitungan debit banjir rencana dengan metode rasional
didapatkan Q50=6.6 m3/det. Bentuk penampang sungai rencana berbentuk trapezium
tunggal sesuai kondisi eksisting dengan kemiringan talud 1:0.5. Dalam penelitian ini
direncanakan perkuatan tebing dengan hasil tinggi muka air 0.66 m, tinggi bangunan 4
m dan lebar kaki perkuatan 2m, dan material yang digunakan adalah batu kali. Dari
desain perkuatan tebing yang ada maka didapatkan hasil sebagai berikut : stabilitas
terhadap guling 1.6  1.5 (aman), geser 1.83  1.5 (aman) dan eksentrisitas 0.85>0.5
(aman). Sedangkan momen yang terjadi ∑V=20.55, ∑H=19.93, ∑MV=35.42, ∑MH=22.15.
Stabilitas longsor tebing menggunakan Metode Fellinius hingga didapatkan hasil F=2.1 >
1.25 (relatif stabil).

Kata Kunci : Perkuatan Tebing, Sungai Konto, Metode Fellinius

PENDAHULUAN bagian daerah aliran sungai,


Latar Belakang (http://www.tempointeraktif.com, 21
Maret 2009)
Sungai Konto merupakan salah satu
anak Sungai Brantas yang menjadi Sungai mendatangkan banyak
bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) manfaat seperti untuk irigasi,
Brantas Hulu. Ekosistem daerah aliran transportasi air dll, sungai juga dapat
sungai bagian hulu merupakan bagian menimbulkan bencana bagi kehidupan
yang sangat penting karena mempunyai manusia. Bencana yang ditimbulkan
fungsi perlindungan terhadap seluruh oleh sungai diantaranya adalah banjir
dan erosi tebing sungai. Kerusakan

12
tebing Sungai Konto rawan terjadi 2. Data curah hujan mulai tahun 2005
longsor karena tingginya intensitas sampai dengan tahun 2014.
hujan. 3. Tidak memperhitungkan analisa
Berdasarkan uraian tersebut di atas, ekonomi
maka perlu dilakukan suatu 4. Tidak membahas volume galian &
perencanaan perkuatan tebing Sungai timbunan perkuatan tebing sungai
Konto agar longsor pada tebing Sungai konto
Konto dapat diminimalisir.
Rumusan Masalah
Identifikasi Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang
Berdasarkan dari latar belakang ada, maka dapat dirumuskan rumusan
di atas maka di per oleh identifikasi masalah sebagai berikut :
masalah sebagai berikut : 1. Berapa besar debit banjir rencana
1. Kerusakan tebing Sungai Konto pada Sungai Konto?
rawan terjadi longsor karena 2. Bagaimana dimensi penampang
tingginya intensitas hujan tahunan Sungai Konto?
yang berkisar antara 1620 mm 3. Bagaimana perhitungan stabilitas
sampai dengan 2756 mm. Dari tebing di Sungai Konto?
curah hujan tahunan sebesar itu
ternyata lebih dari 90% jatuh hanya Tujuan dan Manfaat
selama 6 bulan, antara bulan Sesuai dengan judul tugas akhir
Nopember sampai dengan April, dan uraian di atas maka tujuan yang di
dan kurang dari 10 % tersebar harapkan dari penulisan tugas akhir ini
antara bulan Mei sampai dengan adalah :
Oktober.
1. Dapat mengetahui berapa besarnya
2. Material longsoran batu dan butiran
debit rencana maksimum yang
halus berupa tanah masuk ke
dapat di tampung di Sungai Konto.
Sungai Konto yang ternyata
2. Dapat merencanakan dimensi
konstruksi bangunan tebing Sungai
Sungai Konto untuk menampung
Konto tidak kuat menahan derasnya
debit maksimum.
debit yang mengalir yang disertai
longsoran tersebut. 3. Dapat mengetahui stabilitas tebing
di Sungai Konto.
3. Desa Ngroto Kecamatan Pujon
Kabupaten Malang sebagian Sedangkan manfaat dari Perencanaan
wilayahnya merupakan lahan Perkuatan Tebing Sungai Konto
dengan kemiringan yang terjal. Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang
Kondisi ini membuat air hujan cepat adalah untuk menambah informasi
mengalir ke bawah. Pada musim dalam hal teknik sungai dan
penghujan, terjadi longsoran tanah rekomendasi pada pihak terkait.
di Desa Ngroto, Kecamatan Pujon
Lingkup Pembahasan
menyebabkan kerusakan di
beberapa tebing sungai yang 1. Analisa hidrologi.
melintas. 2. Debit banjir rencana.
3. Perencanaan penampang sungai
Batasan Masalah konto.
1. Lokasi penelitian dilakukan di desa 4. Perencanaan perkuatan tebing
ngroto Kec.Pujon Kab.Malang sungai konto.
panjang sungai yang dikaji 5. Stabilitas perkuata tebing sungai
sepanjang 30 meter. konto.

13
6. Perhitungan Faktor Keamanan cara Perubahan mendadak pada system
sayatan (Metode Fellenius) lingkungan hidrolis, pemindahan alat
ukur, perubahan iklim, perubahan letak
stasiun.
TINJAUAN PUSTAKA
Daerah Aliran Sungai (DAS) Metode Lengkung Massa Ganda
(Double Mass Curve)
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah
suatu wilayah dataran yang secara Uji konsistensi data dapat
topografik dibatasi oleh punggung- dilakukan dengan menggunakan kurva
punggung gunung yang menampung massa ganda (double mass curve).
dan menyimpan air hujan untuk Dengan metode ini dapat dilakukan
kemudian menyalurkannya ke laut koreksi untuk data hujan yang tidak
melalui sungai utama (Asdak, 2004). konsisten. Langkah yang dilakukan
adalah membandingkan harga
Sungai
akumulasi curah hujan tahunan pada
Sungai adalah tempat stasiun yang diuji dengan akumulasi
mengalirnya air yang berasal dari curah hujan tahunan rerata dari suatu
mata air maupun air hujan menuju jaringan dasar stasiun hujan yang
tempat yang lebih rendah yaitu danau berkesesuaian, kemudian diplotkan
maupun laut. Dengan kata lain sungai pada kurva.
dapat diartikan sebagai salah satu dari
Curah Hujan Rerata Daerah
sumber daya alam yang bersifat
mengalir (flowing resources) sehingga Hujan daerah adalah curah hujan
pemanfaatan air di hulu yang tak rata-rata di seluruh daerah yang
terkendali akan menghilangkan peluang ditinjau, bukan curah hujan pada suatu
pemanfaatan air di hilir (opportunity titik terentu yang dinyatakan dalam
value), pencemaran di hulu akan mm. (Sosrodarsono, 2003)
menimbulkan biaya sosial di hilir
Lereng (Slope)
(externality effect) dan pelestarian di
hulu akan memberikan manfaat di hilir. Lereng (slope) adalah sebuah
permukaan tanah yang terbuka, yang
Bangunan Perkuatan Tebing Sungai
berdiri membentuk sudut tertentu
Bangunan perkuatan tebing terhadap sumbu horisontal, atau dapat
sungai diperuntukkan pada tebing dikatakan lereng adalah permukaan
sungai yang tidak stabil, antara lain tanah yang memiliki dua elevasi yang
perkuatan tebing sungai terutama berbeda dimana permukaan tanah
untuk tikungan luar pada sungai yang tersebut membentuk sudut seperti
berkelok. Disamping itu untuk bagian lereng perbukitan dan tebing sungai.
alur sungai yang dasarnya belum stabil,
Proses menghitung dan
ada kemungkinan adanya erosi yang
membandingkan tegangan geser yang
mengakibatkan turunnya dasar sungai
terbentuk sepanjang permukaan
(agradasi dasar sungai).
longsor yang paling mungkin dengan
Analisa Hidrologi kekuatan geser dari tanah yang
bersangkutan dinamakan dengan
Uji Konsistensi Data Analisis Stabilitas Lereng (Slope Stability
Uji konsistensi data hujan Analysis).
diperlukan untuk mengetahui kesalahan
Stabilitas Tebing
data atau penyimpangan data, seperti :

14
Metode Fellinius a. Gambar atau foto dokumentasi
lokasi perencanaan
Analisis stabilitas tebing cara
b. Peta wilayah
Fellinius mengganggap gaya - gaya
Mencakup daerah studi, daerah
yang berbeda pada sisi kanan-kiri dari
tangkapan hujan (catchment area).
sembarang irisan mempunyai resultan
c. Data hidrologi
nol pada arah tegak lurus bidang
Data yang dibutuhkan dalam
longsornya.
perhitunga dan pengolahan data
Berikut adalah langkah menyelesaikan hidrologi adalah curah hujan rata-
perhitungan keamanan dengan cara rata per tahun ( 2005-2014) yang
Fellenius : diambil dari BPDAS Brantas Malang.
a. Membuat sketsa tebing d. Data-data lain yang mendukung
berdasarkan data yang ada dalam perhitungan perencanaan
b. Membuat sayatan vertikal batas perkuatan tebing, termasuk
bidang gelincir gambaran umum wilayah studi dan
c. Membuat tabel untuk data geometri sungai yang diambil
mempermudah perhitungan dari BBWS Brantas Surabaya.

c  L + tan (Wi cos i )


Mulai

F=
(Wi sin  i )
Data Curah Data Geometrik Data Curah
Hujan Sungai
Makna dari nilai F yaitu : Hujan

a. F < 1.07 (Labil)


b. 1.07 < F < 1.25 (Kritis) Uji Konsistensi
Data Hujan
c. >1.25 (Relatif Stabil)
Perhitungan curah hujan
rencana dengan Merode
METODOLOGI PENELITIAN Log Pearson Type III

Lokasi Penelitian
Perhitungan debit banjir
rencana Metode
Secara geografis Area Konto Hulu Rasional
terletak antara 112045’49” – 7050’8”
Lintang Selatan dan memiliki luas
daerah tangkapan sebesar  5.725 Ha. Perencaaan dimensi
penampang sungai Menentukan
Secara administrative terletak di dalam bidang longsor

wilayah Daerah Kabupaten Malang, Perencanaan


Kecamatan Pujon yang meliputi 7 perkuatan tebing

(tujuh) desa yaitu : desa Ngebab, desa


Ngroto, desa Tawangsari, desa Pujon
Lor, desa Madiredo, desa Pandensari Stabilitas Tebing
dengan Metode
dan desa Wiyurejo. Fellenius

Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini langkah- Kesimpulan
langkah yang dilakukan adalah :
1. Pengumpulan data Selesai
Beberapa jenis data yang
dibutuhkan antara lain :
Bagan Alir Penelitian

15
Untuk menghitung debit banjir rencana
digunakan hasil perhitungan intensitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
curah hujan periode ulang 50 tahun.
Analisa Curah Hujan Rancangan Besarnya debit rencana dapat
ditentukan berdasarkan besarnya curah
Curah hujan rancangan adalah
hujan rencana dan karakteristik daerah
curah hujan terbesar yang mungkin
aliran sungai.
terjadi di suatu daerah dengan peluang
tertentu. Dalam studi ini, metode Metode Rasional
analisis hujan rancangan yang
Metode ini digunakan dengan
digunakan adalah metode Log Pearson
menganggap bahwa DPS memiliki :
III.
- Intensitas curah hujan merata
Tabel 1 Perhitungan Curah Hujan Rata-
diseluruh DPS dengan durasi
rata DAS Konto 2014
tertentu
Stasiun Stasiun Stasiun Rata- - Lamanya curah hujan = waktu
Bulan Lebaksari Ngabab Ngroto rata
konsentrasi dari DPS
(mm) (mm) (mm) (mm) - Puncak banjir dan intensitas curah
[1] [2] [3] [4] [5] hujan mempunyai tahun berulang
yang sama
Jan 967 761.5 848 858.8
- Luas DAS < 300 km2
Peb 872.5 353.7 423 549.7 Perhitungan Debit Banjir dengan
Mar 523.5 323.5 316 387.7 Metode Rasional
Apr 387 300.2 443 376.7 Q = 0.00278  C  I  A
Mei 218.8 128.1 165 170.6 = 0.00278  0.5  82.86  57.25
= 6.60 m3/dt (dalam km)
Jun 95.5 91.7 125 104.1
Jul 76.5 96.1 189 120.5 Debit banjir yang digunakan adalah dari
hasil peritungan Metode Rasional
Ags 0 35.4 8 14.5
Modifikasi yaitu Q50 = 6.60 m3/dt .
Sep 0 0 0 0.0
Okt 6.5 110.7 88 68.4
Analisa Kapasitas Debit
Nop 221.6 316.9 352 296.8 Analisa kapasitas debit
Des 380.1 557.2 661.7 533.0
diperlukan untuk mengetahui
Sumber : Hasil Perhitungan kemampuan asli dalam menampung
debit maksimum yang terjadi. Sungai
Tabel 2 Perhitungan Hujan Rancangan konto memiliki penampang yang tidak
dengan Bebagai Kala Ulang seragam, namun memiliki bentuk
penampang trapezium tunggal. Dalam
Tr R Rerata Std.Deviasi Kemencengan Peluang CH Rancangan
No
(Tahun) (Log) (Log) (CS) (%)
G
(Log) (mm)
perhitungan kapasitas sungai diambil
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] sampel pada patok P4.
1 2 2.02 0.11 0.13 50 -0.017 2.01 102.33
Q50 tahun = 6.60 m3/det
2 5 2.02 0.11 0.13 20 0.836 2.11 128.82
3 10 2.02 0.11 0.13 10 1.292 2.15 141.25
Kemiringan talud = 1:1
4 25 2.02 0.11 0.13 5 1.785 2.21 162.18 Kemiringan dasar = 0.0214
5 50 2.02 0.11 0.13 2 2.107 2.24 173.78 Tinggi jagaan =1m
6 100 2.02 0.11 0.13 1 2.4 2.27 186.21 Mencari nilai H :
Sumber : Hasil Perhitungan Q = V A
Q = {(B+mH)  H}  2.14
Perhitungan Debit Banjir Rencana
6.60 = {(BH+mH2)  2.14
6.60 = {(2.56H+H2)  2.14

16
6.60 = {(5.48H)+(2.14H2)} Bawah (b) =3m
6.60-2.31H2 =5.48H
Dengan cara trial error menggunakan
micosoft excel maka diketahui nilai H =
0.66
Tinggi Muka Air
Dari perhitungan tersebut
dijadikan dasar untuk menghitung profil
aliran pada setiap seksi. Profil aliran
dihitung dengan memakai metode
tahapan langsung.
Rumus-rumus yang dipakai adalah :
V2
E = y +
2g
E = E1 − E2 Gambar 1 Dimensi Dinding Penahan Tipe
n2 y 2 Gravitasi
Sf = 4
2.22 R 3 Lebar tumit (d) =1m
Dimana : Tebal tumit (I1) =1m
V = Kecepatan rata-rata
 = Koefisien energi Tebal tumit (I2) = 0.5 m
E = Perubahan energy spesifik Tinggi muka air banjir =1m
Sf = Kemiringan geser
Berdasar Prasarana Dan Lalu Lintas
R = Jari-jari hidrolik
Jalan pasal 11 untuk jalan kelas III, q = 8
H = Tinggi air
t/m
Uraian Perhitungan :
V2 3.07 2 Untuk beban merata digunakan 50%
E1 = y +  = 0.66 + 1  = 1.140
2g 2  9.8 dari q = 4 t/m
V2 2.912 Perhitungan Tekanan Tanah Aktif
E2 = y +  = 0.56 + 1  = 0.991
2g 2  9.8 dan Pasif dengan Metode Rankine.
Dari perhitungan laboratorium
E = E1 − E2 = 1.140 − 0.991 = 0.15 diperoleh data tanah sebagai berikut :
1 = 35 0
0.03  4
2 2
Sf = 4
= 0.00045 C1 = 0.17 t/m2
2.22  0.460 3

 = 1,9
t/m3
So − Sf = 0.0214 − 0.00045 = 0.02
▪ Tekanan Tanah Aktif (Pa)

E 0.15    35 
x = = = 7.115 Ka = tan 2  45 −  tan 2 =  45 −  = 0.31
So − Sf 0.02
 2  2

Perencanaan Dimensi Dinding


▪ Tekanan Tanah Pasif (Pp)
Penahan
Q = 6.60 m3/dt 1 1
Kp = = = 3.23
Ka 0.31
Tinggi desain perkuatan = 4 meter
Atas (a) =1m

17
Perhitungan Gaya Vertikal dan Gaya Tabel 3. Perhitungan Gaya dan Momen
Momen yang Terjadi

Gaya ( t) Jarak (m) Momen


Direncanakan lebar fondasi B = 3, m. terhadap A
Dalam tinjauan ini bahan yang No (tm)
digunakan adalah : V H X Y MV= MH=
V X H Y
γ tanah = 1.9 t/m3 W1 1.65 - 0.83 - 1.37 -
W2 6.6 - 1.5 - 9.9 -
γ pasangan batu = 2.2 t/m3 W3 6.6 - 1.5 - 9.9 -
W4 5.7 - 2.5 - 14.25 -
Pa1 - 4.96 - 2 - 9.92
Pa2 - 1.77 - 1.5 - 3.54
Pa3 - 2.65 - 1.5 - 2.62
Pa4 - 2.65 - 0.99 - 2.62
Pp - 6.9 - 0.5 - 3.45
Pw - 1 - 2.5 2.5
ΣV= ΣH= ΣMV ΣMH
20.5 19.9 =35.4 =22.1
5 3 2 5
Sumber : Hasil Perhitungan

W = (Luas  ϒbatu) (t/m)


H = Gaya Horizontal (ton)
Lengan = Jarak terhadap titik A (m)
MV = Momen Vertikal (ton)
MH = Momen Horizontal (ton)

Perhitungan Terhadap Kestabilan


Dinding Penahan
▪ Kestabilan terhadap guling
MV 35.42
Fg1 = = = 1.6
MH 22.15

Fg1= 1.6> 1.5 (Aman)

▪ Kestabilan terhadap geser


 b = 1/ 2 − 2 / 3

Gambar 2 Gaya Dinding Penahan Tanah  b = 2 / 3  35 = 23.33

ΣRh = c  B + Wtanδ b
= 0.17  3 + 20.55tan23 .33 = 9.37

ΣPh = ΣPa − ΣPp = 12.03 - 6.9 = 5.13

Rh 9.37
Fgs = = = 1.83
Ph 5.13
Fgs > 1.5 ------- 1.83 > 1.5 (Aman)

18
Periksa Syarat Eksentrisitas V 20.55
q' = = = 15.81
Syarat lebar fondasi (B) adalah e > B' 1.3
B/6. Faktor aman terhadap keruntuhan
B  MV − MH  B kapasitas dukung :
e= − 
2  V  6 qu
F= 3
3  35.42 − 22.15  3 q'
= − 
2  20.55  6
 F=
74.85
3
e = 1.5 − 0.65  0.5 15.81
F = 4.73  3 (Aman)
e = 0.85  0.5...................Aman
Angka Keamanan Terhadap Bidang
Stabilitas terhadap keruntuhan
Longsor Metode Fellinius
kapasitas dukung tanah

Gaya Horizontal : ΣH = 19.26


Gaya Vertikal : ΣV = 20.55
 0
Untuk = 35 dari tabel faktor daya
dukung Hansen (1961) diperoleh :
Nq = 41.4 ; Nc = 57.75 ; N  = 42.4
Kapasitas dukung ultimit dihitung
dengan menggunakan persamaan
Hansen dan Vesic (1975) untuk
beban miring dan eksentris :
q u = d c .i c .cNc + d q .i q .Df.γDfq + d γ .i γ .0.5.Bγ .N γ

Faktor kemiringan beban (Hansen,


1970) Gambar 3 Pembagian pias bidang longsor
5
 0.8  H 
iq = 1 − 
 V + A 'C  ctg 35  Nomor Sayatan (1)
X1 = Lebar Sayatan = 0.5 m
0.8  19.26
5 L1 = Panjang bidang gelincir = 0.53
 
= 1 −  = 0.5 m
 20.55 + 1.3  0.17  1.43 
h1 = Tinggi sisi sayatan = 0.85 m
5
 0.7  H 
i = 1 − 
 V + A 'C  ctg 35  Nomor Sayatan (2)
X1 = Lebar Sayatan = 0.5 m
L1 = Panjang bidang gelincir = 0.54
0.7  19.26
5
 
= 1 −  = 0.43
m
 20.55 + 1.3  0.17  1.43  h1 = Tinggi sisi sayatan = 1.66 m
1 − iq 1 − 0.5
ic = iq − = 0.5 − = 0.49
Nq − 1 42.4 − 1

q u = (1.2  0.49  0.17  57.75 ) + (3.24  0.5  1.5  1.9  41.4 ) + Nomor Sayatan (3)
(1.5  0.43  0.5  3  1.9  42.4 ) X1 = Lebar Sayatan = 0.5 m
L1 = Panjang bidang gelincir = 0.56
qu = 74.85 t/m2 m
Bila dihitung berdasarkan lebar pondasi h1 = Tinggi sisi sayatan = 2.42 m
efektif, yaitu tekanan pondasi ke tanah
dasar terbagi rata secara sama, maka :

19
Tabel 5 Perhitungan Faktor Keamanan
Nomor Sayatan (4)
X1 = Lebar Sayatan = 0.5 m cara sayatan (Fellenius)
L1 = Panjang bidang gelincir = 0.59 Sumber : Hasil Perhitungan
m
h1 = Tinggi sisi sayatan = 3.12 m C = 17 kN/m2  = 19.1 kN/m3
 = 35 tan  = 0.61

Nomor Sayatan (5)


X1 = Lebar Sayatan = 0.5 m
L1 = Panjang bidang gelincir = 0.62
m
h1 = Tinggi sisi sayatan = 2.75 m

Sumber : Hasil Perhitungan

Nomor Sayatan (6) C  L + tan   W  cos


X1 = Lebar Sayatan = 0.5 m F=
W  sin 
L1 = Panjang bidang gelincir = 0.68 F= 106.93 + 0.61  75.602
m 72.394
h1 = Tinggi sisi sayatan = 2.30 m F = 2.11 > 1.25 relatif stabil

PENUTUP
Kesimpulan
Nomor Sayatan (7)
X1 = Lebar Sayatan = 0.5 m Dari hasil penelitian yang telah
L1 = Panjang bidang gelincir = 0.75 dilakukan, dapat ditarik kesimpulan,
m
h1 = Tinggi sisi sayatan = 1.75 m
yaitu :
1. Dalam menganalisa debit banjir,
data daerah tangkapan hujan
Nomor Sayatan (8) sungai konto adalah 57.25 km2.
X1 = Lebar Sayatan = 0.5 m Dengan melakukan perhitungan
L1 = Panjang bidang gelincir = 0.88 dengan metode rasional maka
m
h1 = Tinggi sisi sayatan = 1.03 m dapat diambil debit bajir Q50 =
6.60 m3/det yaitu dengan tinggi
Nomor Sayatan (9) muka air banjir 0.66 m.
X1 = Lebar Sayatan = 0.5 m 2. Bentuk penampang sungai konto
L1 = Panjang bidang gelincir = 1.4 m
h1 = Tinggi sisi sayatan = 0 5 m
berbentuk trapesium tunggal
dengan kemiringan tebing 1:1 dan
lebar sungai mengikuti kondisi
eksisting, yaitu P4 = 2.56m,
Gambar 4 Luas Tiap Sayatan P5=3.3m, P6=4.19, P7=4.62,
P8=07.97, P9=9.08.
3. Konstruksi perkuatan tebing
direncanakan terbuat dari
pasangan batu kali, hal ini
dilakukan karena mengingat bahan
batu mudah di dapat dan jarak
akses ke lokasi juga tidak terlalu
jauh dalam penyediaannya serta .

20
Dari desain perkuatan tebing yang Pengaturan Sungai”. PT. Pradya
ada maka didapatkan hasil sebagai Paramita
berikut : stabilitas terhadap guling Soemarto, C. D. 1999. Hidrologi
1.6 (aman), geser 1.83 (aman) Teknik
dan eksentrisitas 0.85>0.5 (aman). Chow, VT, 1985 Hidrolika Saluran
Sedangkan momen yang terjadi Terbuka. Erlangga
∑V=20.55, ∑H=19.93, ∑MV=35.42, Suripin. 2004. Sistem Drainase
∑MH=22.15. Stabilitas longsor Perkotaan yang Berkelanjutan. ANDI
tebing menggunakan Metode Offset Yogyakarta.
Fellinius hingga didapatkan hasil
F=2.1 > 1.25 (relatif stabil).
Saran
1. Dalam penempatan perkuatan
tebing harus dibatasi pada bagian
sungai yang diperlukan saja, yaitu
bagian-bagian tebing yang dapat
tergerus dan terjadi pukulan air,
terutama pada belok-belokan alur
sungai.
2. Dalam perencanaan ini
menggunakan profil penampang
patok P4-P9. Sementara untuk
profil yang lain perlu diadakan
tinjauan ulang kembali.
3. Dengan dibangunnya perkuatan
tebing sehingga dapat mengurangi
permasalahan yang ada dengan
melakukan perlindungan dari
ancaman longsor. Penetapan tinggi
perkuatan tebing disamakan
dengan kondisi elevasi eksisting.
DAFTAR PUSTAKA
Chay Asdak, 2002. Hidrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah.
Jakarta: CVAkademika.
Soewarno. 1991. Pengukuran Dan
Pengelolaaan Data Aliran Sungai
(Hidrometri). Nova. Bandung.
Sosrodarsono, suyono & Takeda,
Kensaku 2003. “Hidrologi Untuk
Pengairan”. PT. Pradya Paramita
Sosrodarsono, Suyono & Tominaga,
Masateru. 1985. “Perbaikan dan

21

Anda mungkin juga menyukai