Drs. Drs. Endang Kusnadi, Apt ,.MKes. Kusnadi ,.MKes. MKes Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Surveilan BADAN POM RI
Kemajuan IPTEK di bidang pangan perubahan gaya hidup konsumen dunia perdagangan makin maju & terbuka
Cemaran Mikroba karena rendahnya kondisi higiene dan sanitasi it i Cemaran Kimia karena kondisi lingkungan yang tercemar limbah industri Penyalahgunaan Bahan Berbahaya y g yang dilarang untuk pangan g p g (formalin, rhodamin B, boraks, methanil yellow) Penggunaan BTP melebihi batas maksimal yang diijinkan (pengawet, pemanis)
MD, ML (Badan POM) SP P-IRT SP, (PemKab/Kota Banyak juga yang tidak terdaftar
Bagaimana mengawasinya?
Cakupan area pengawasan dan aneka ragam jenis pangan yang sangat luas Terbatasnya tenaga pengawas dan penyuluh pangan yang kompeten (di pusat dan daerah) Kurangnya pengetahuan dan atau kepedulian produsen (terutama industri kecil/rumah tangga) maupun konsumen terhadap keamanan pangan
Sistem Manajemen Keamanan Pangan dibangun untuk menghadapi Tantangan dan menangani Masalah Tersebut
WHO, 1996
Peraturan Perundangan dan Pelaksanaannya Saran bagi Industri/ Perdagangan Pendidikan bagi Konsumen Pengumpulan g p Informasi dan Penelitian Penyediaan Jasa y terkait dengan Kesehatan
Masyarakat Terdidik dan Berpengetahuan Konsumen yang Selektif dan Waspada Cara Penanganan Pangan yang Aman di Rumah Partisipasi P ti i i Masyarakat Kelompok p Konsumen Aktif
Cara Penanganan yang Baik oleh Produsen Jaminan Mutu dan Pengawasan Pangan Olahan Pengolahan dan Teknologi yang Tepat Manajer dan j Pengolah Pangan yang Terlatih Label Informatif dan Pendidikan Konsumen
PEMERINTAH
KONSUMEN
INDUSTRI/ PERDAGANGAN
Undang-Undang Pangan (UU No. Undang7/ 1996 tentang Pangan) Pangan) UU No 8/1999 Perlind. Konsumen No.8/1999 Perlind. Peraturan Pemerintah: No. 69/1999 tentang Pelabelan dan Periklanan Pangan g No. 28/2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
. Manajemen Pengawasan Pangan (Sistem Satu Lembaga, Sistem Multi Lembaga, Sistem Terpadu)
. Kegiatan Inspeksi
. Pelayanan Laboratorium
Preventive Control
Perbatasan Negara
PRODUKSI PRAPANEN
PANGAN SEGAR
DIKONSUMSI LANGSUNG BAHAN BAKU PENGOLAHAN
PENGOLAHAN
PANGAN OLAHAN
KONSUMSEN
UNTUK MEMBANTU TERJAMINNYA KEAMANAN PANGAN DI SELURUH MATA RANTAI PANGAN PEMERINTAH MENETAPKAN PANGAN, PEDOMAN CARA YANG BAIK (GOOD PRACTICES)
PANGAN SEGAR
DIKONSUMSI LANGSUNG BAHAN BAKU PENGOLAHAN
PANGAN OLAHAN
KONSUMSEN
PENGAWASAN
CORNBEEF
Perbatasan Negara
PRODUKSI PRAPANEN
PANGAN SEGAR
DIKONSUMSI LANGSUNG BAHAN BAKU PENGOLAHAN
PENGOLAHAN
PANGAN OLAHAN
Pangan olahan untuk deperdagangkan dalam kemasan eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat b l di d k jib iliki t persetujuan pendaftaran (berdasarkan hasil penilaian keamanan, mutu dan gizi pangan olahan) Dikecualikan pangan olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga (pangan olahan IRT wajib memiliki sertifikat produksi pangan IRT)
KEWENANGAN PEMERIKSAAN DALAM HAL TERDAPAT DUGAAN TERJADINYA PELANGGARAN HUKUM DI BIDANG PANGAN
Gubernur dan atau Bupati/Walikota (pangan segar) Kepala Badan POM (pangan olahan MD, ML) Bupati/Walikota (pangan olahan IRT)
CORNBEEF
KONSUMSEN
Data Keamananan (Post Market Control) -S Sarana Produksi P d k i - Sarana Distribusi - H il uji sampel Hasil ji l
SARANA PRODUKSI
HASIL PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI MD HINGGA TAHUN 2010
SARANA PRODUKSI
HASIL PEMERIKSAAN SARANA SP/P IRT SP/P-IRT HINGGA TAHUN 2010
SARANA DISTRIBUSI
HASIL PEMERIKSAAN SARANA DISTRIBUSI HINGGA TAHUN 2010
asal 111 1) Makanan dan minuman yang dipergunakan untuk masyarakat harus didasarkan pada standar dan/atau persyaratan kesehatan. 2) M k Makanan d minuman h dan i hanya d dapat di d k setelah mendapat i i edar sesuai t diedarkan t l h d t izin d i dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3) Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label yang berisi: a. Nama produk; b. Daftar bahan yang digunakan; c. c Berat bersih atau isi bersih; d.Nama dan alamat pihak yang memproduksi ataumemasukan makanan dan minuman kedalam wilayah Indonesia; dan e. Tanggal, e Tanggal bulan dan tahun kadaluwarsa kadaluwarsa. 4) Pemberian tanda atau label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara benar dan akurat. 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian label sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukansesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 6) Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar, persyaratan kesehatan, dan/atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat , y g p y (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar dan disita untu dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, memuat : Keamanan Pangan Sanitasi, BTP, Pangan Produk Rekayasa Genetika Genetika, Iradiasi Pangan, Kemasan Pangan, Jaminan Mutu Pangan dan pemeriksaan laboratorium Pangan t P tercemar Mutu dan Gizi Pangan Mutu pangan Sertifikasi mutu pangan Gizi pangan p g
SANITASI
Produksi Primer/Hulu (Pengadaan Bahan Mentah) Disain dan Fasilitas Pabrik Di i d F ilit P b ik Proses pengolahan Bahan Pengemas Mutu Produk Akhir Higiene dan Kesehatan Karyawan Pemeliharaan dan Program Sanitasi Penyimpanan Transportasi Parameter: a. Cemaran Kimia b. Cemaran Biologis c. Cemaran Fisik
1. Dokumentasi/Pencatatan
SANITASI
1. Cemaran kimia, a.l: a. Logam Ka. Badan POM Nomor HK.00.06.1.52.4011 SKB. SKB Menkes & Mentan No. No 881/Menkes.SK.VIII.96&711 Kptsn TP. 270.8.96 Tahun 1996 : Batas Maksimum Residu Pestisida Pada Hasil Pertanian SK Kepala Badan POM No. HK.00.05.1.4057 p Tahun 2004 Tentang Batas maksimum Aflatoksin Dalam Produk Pangan Diatur per jenis p g pangan/ komoditas
b. Pestisida
c. Aflatoksin
Penilaian b d P il i berdasarkan hasil uji dari lab terakreditasi k h il ji d i l b t k dit i atau yang ditunjuk oleh pemerintah
SANITASI
2. Cemaran biologis Kep. Dirjen. Kep Dirjen POM No. 03726/B/SK/VII/1989 : Cemaran mikroba No 1. Kapang 2. Kamir
3. Angka Lempeng Total
12. V. parahaemoliticus
Penilaian berdasarkan hasil uji dari lab terakreditasi atau yang ditunjuk oleh pemerintah Batas cemaran mikroba pada makanan lain, cara pengujian dan hal lain yang belum cukup diatur dalam keputusan ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
Peraturan Ka. Badan POM Nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia Dalam Makanan
1. Cemaran Mikroba
Jenis dan Batas Maksimum Jenis mikroba
SANITASI ..lanjutan j
Diatur sesuai jenis pangan olahan - ditambah 6 jenis mikroba - dihilangkan 2 jenis mikroba
2. 2 Cemaran Kimia
Logam Berat : As, Cd, Hg, Sn, Pb Mikotoksin : a. a b. c. d. e. Aflatoksin Deoksinivalenol Fumonisin B1+B2 Okratoksin A Patulin a. b. b c. d. Benzo[a]piren Dioksin (2 3 7 8 TCDD) (2,3,7,8-TCDD) 1,3-dikloropropan-2-ol 3-monokloropropan-1,2-diol
Keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.5.5.4547 tahun 2004 tentang Persyaratan Penggunaan B T P Pemanis Buatan Dalam Produk Pangan
13 jenis pemanis buatan (alitam, asesulfam-k, aspartam, isomalt, laktitol, maltitol, manitol, neotam, sakarin, , , , , , , siklamat, silitol, sorbitol, dan sukralosa).
Pemberian persetujuan bagi BTP yang belum diatur Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88, pasal 2 ayat (2)
Penilaian berdasarkan hasil uji dari lab terakreditasi atau yang ditunjuk oleh pemerintah
Antioksidan (12 jenis) Antikempal (11 jenis) Pengatur keasaman (53 jenis) Pemanis buatan (4 jenis) Pemutih dan Pematang tepung P tih d P t t (8 jenis) . Pengemulsi, pemantap, pengental (88 jenis) . Pengawet (26 jenis) . Pengeras (11 jenis) . Pewarna Alami (13 jenis); Pewarna Sintetik (12 jenis) 0.Penyedap rasa dan aroma ( y p (75 jenis); Penguat rasa (4 jenis) 1.Sekuestran (23 jenis)
. . . . .
Antibuih Antikempal Antioksidan Bahan Pengkarbonasi P k b i 5. Garam Pengemulsi 6. Gas untuk kemasan 7. Humektan 8. Pelapis 9. Pemanis buatan 10.Pembawa 11.Pembentuk Gel 12.Pembuih 13.Pengatur keasaman 14.Pengawet
1. 2. 2 3. 4.
15. Pengembang 16. 16 Pengemulsi 17. Pengental 18. Pengeras 19. Penguat Rasa 19 P tR 20. Peningkat volume 21. Penstabil 22. Peretensi Warna 23. Perisa 24. Perlakuan Tepung 25. Pewarna alami; pewarna sintetik 26. Propelan p 27. Sekuestran
LABEL
. SK Kepala Badan POM No. HK.00.05.52.4321 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan.
. Peraturan Kepala Badan POM No.HK.00.05.52.0685 Tahun 2005 tentang Ketentua Pokok Pengawasan Pangan Fungsional
. Peraturan Kepala Badan POM HK 00 06 51 0475 Tahun 2005 tentang Pedoma HK.00.06.51.0475 Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
. Peraturan Ka Badan POM No. HK 00.05.1.52.3572 Tahun 2008 tentan Penambahan Zat Gizi dan Non Gizi dalam Produk Pangan
. Peraturan Ka Badan POM RI Nomor: HK.00.05.52.6291 Tahun 2007 tentang Acua Label Gizi Produk Pangan
. Peraturan Kepala Badan POM No. HK 00.06.1.52.6635 Tahun 2007 tentan Larangan Pencantuman Informasi Bebas Bahan Tambahan Pangan Pada Label da Iklan Pangan Pangan.
LABEL lanjutan
LABEL lanjutan
Bagian Utama Label memuat keterangan paling penting untuk diketahui masyarakat
harus ditempatkan pada satu sisi kemasan yang y g paling mudah dilihat, diamati dan atau dibaca
Berada pada satu sisi pandang dan ditempatkan pada bagian label yang memiliki permukaan paling luas.
Syarat p y pencantuman
teratur, tidak berdesak-desakan, jelas dan mudah dibaca. Bukan Bagian Utama Label penggunaan latar belakang, baik berupa gambar, warna maupun hiasan lainnya diperbolehkan sepanjang tidak p p j g mengaburkan atau mengganggu pesan dan tulisan pada bagian utama label.
LABEL lanjutan
LABEL lanjutan
LABEL lanjutan ZAT GIZI YANG PERLU DICANTUMKAN PADA INFORMASI NILAI GIZI
Energi T l E i Total Lemak Total Protein Karbohidrat Total Natrium Zat gizi sebagai berikut wajib dicantumkan apabila terdapat jumlah yang berarti yaitu :
Kalori lemak, lemak jenuh, kolesterol, serat makanan, gula, vitamin A, vitamin C, Kalsium dan zat besi. Zat gizi lain y g wajib ditambahkan sesuai dengan ketentuan g yang j g yang berlaku. Zat gizi lain yang dibuat pernyataan zat gizinya pada label pangan.
LABEL lanjutan
Segala bentuk uraian yang menyatakan menyarankan atau secara tidak menyatakan, langsung menyatakan perihal karakteristik tertentu suatu pangan yang berkenaan dengan asal usul, kandungan gizi, sifat, produksi, pengolahan komposisi atau faktor mutu lainnya. lainnya. Terdiri dari:
1. Klaim komposisi, asal dan sifat bahan, Contoh: Segar alami murni terbuat dari Segar,alami,murni, 2. Klaim gizi 3. Klaim kesehatan 4. 4 Klaim pangan diet 5. Klaim halal
KATEGORI PANGAN
Perkembangan teknologi/ industri
Kategori Pangan
suplemen
TUJUAN
Menggolongkan semua jenis pangan yang ada Memudahkan pelaksanaan ketentuan BTP Pemberian nama jenis pangan Kategori Pangan yang sesuai konsensus internasional dan kondisi Indonesia
BAHAYA BIOLOGIS
BAHAYA KIMIA
. REGULASI Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor HK.00.05.52.0085 tentang Pengelompokan Formula Bayi dan Formula Lanjutan (06 Januari 2010) Peraturan Kepala Badan POM RI N P t K l B d Nomor: HK 00 05 1 52 3572 t t HK.00.05.1.52.3572 tentang Penambahan Zat Gizi dan Non Gizi dalam Produk Pangan. (10 Juli 2008) Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor: HK 00 05 23 3541 tentang HK.00.05.23.3541 Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik (8 Juli 2008) Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor: HK 00 05 52 1831 tentang HK.00.05.52.1831 Pedoman Periklanan Pangan. (14 April 2008) Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor: HK.00.06.1.0256 tentang g g ( Larangan Penambahan Vitamin K dalam Produk Pangan. (16 Januari 2008) Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor: HK.00.06.52.0100 tentang Pengawasan Pangan Olahan Organik. (7 Januari 2008)
Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor: HK.00.05.52.4040 tentang Kategori Pangan. (9 Oktober 2006) Peraturan Kepala Badan POM RI N P t K l B d Nomor: HK 00 05 52 0685 t t HK.00.05.52.0685 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional. (27 Januari 2005) Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor: HK.00.05.5.1.4547 O tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan. (21 Oktober 2004) Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor: HK.00.05.1.4057 tentang Batas Maksimum Aflatoksin dalam Produk Pangan. (9 September 2004) Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor: HK.00.05.52.3877 tentang Penggunaan Ekstrak Stevia sebagai Pemanis Alami. (25 Agustus 2004)
. Standar SNI 7385-2009 Batas maksimum kandungan mikotoksin dalam pangan SNI 7387-2009 Batas maksimum Cemaran Logam Berat dalam pangan SNI 7388-2009 Batas maksimum Cemaran Mikroba dalam pangan SNI 01-7152-2006 Bahan tambahan pangan Persyaratan perisa dan penggunaan dalam produk pangan. SNI MP-ASI, terdiri dari : SNI 01-7111.1-2005 MP-ASI Bagian 1 : bubuk instan SNI 01-7111.2-2005 MP-ASI Bagian 2 : biskuit SNI 01-7111.3-2005 MP-ASI Bagian 3 : siap masak g p SNI 01-7111.4-2005 MP-ASI Bagian 4 : siap santap SNI 01-7148-2005 Minuman khusus ibu hamil dan atau ibu hamil.
. Pedoman Cara Iradiasi yang Baik untuk Membasmi Serangga pada Biji-bijian Serealia (Cara Iradiasi Pangan-01/BPOM/2004, ISBN 979-98509-1-6). Cara Iradiasi yang Baik untuk Mengendalikan Patogen dan/atau Memperpanjang Masa Simpan Daging dan Unggas Terkemas (Cara Iradiasi Pangan02/BPOM/2004, ISBN 979-98509-2-4). Cara Iradiasi yang Baik untuk Mengendalikan Patogen dan Mikroflora Lain pada Rempah-rempah, Bumbu dan Ramuan Lain yang Berasal dari Sayuran (Cara Iradiasi Pangan-03/BPOM/2004, ISBN 979-98509-3-2). Cara Iradiasi yang Baik untuk Memperpanjang Masa Simpan Pisang, Mangga dan Pepaya (Cara Iradiasi Pangan 04/BPOM/2004 ISBN 979-98509-4-0). Pangan-04/BPOM/2004, 979 98509 4 0) Cara Iradiasi yang Baik untuk Membasmi Serangga pada Buah Segar (Cara Iradiasi Pangan-05/BPOM/2004, ISBN 979-98509-5-9). Cara Iradiasi yang Baik untuk Menghambat Pertunasan pada Umbi Lapis dan Umbi Akar (Cara Iradiasi Pangan-06/BPOM/2004, ISBN 979-98509-6-7). Cara Iradiasi yang Baik untuk Membasmi Serangga pada Ikan Kering dan Ikan Asin Kering (Cara Iradiasi Pangan-07/BPOM/2004, ISBN 979-98509-7-5). Cara I di i yang B ik untuk M C Iradiasi Baik t k Mengendalikan Mik fl d lik Mikroflora pada Ik d Ikan, P h K d k Paha Kodok dan Udang (Cara Iradiasi Pangan-08/BPOM/2004, ISBN 979-98509-8-3). Cara Iradiasi yang Baik untuk Membasmi Serangga pada Buah dan Tree Nuts Kering (Cara Iradiasi Pangan-09/BPOM/2004, ISBN 979 98509 9 1). Pangan 09/BPOM/2004, 979-98509-9-1). Pedoman Otorisasi Iradiasi Pangan Secara Umum atau Berdasarkan Kelompok Pangan (Cara Iradiasi Pangan-10/BPOM/ 2004, ISBN 979-3665-00-9).