Hakekat Search And Rescue (SAR) adalah suatu kegiatan kemanusiaan yang dijiwai oleh falsafah pancasila dan merupakan kewajiban bagi setiap warga negara. Kegiatan tersebut meliputi segala upaya pencarian, pemberian pertolongan dan penyelamatan jiwa manusia dan harta benda yang bernilai dari berbagai musibah baik dalam perlindungan, pelayanan, bencana alam, maupun bencana yang lainnya. Sebagai salah satu komponen masyarakat yang memiliki rasa kemanusiaan, maka SAR merupakan perwujudan rasa tanggungjawab akan keselamatan sesama. Oleh karena itu, materi SAR diberikan untuk membekali anggota sendiri akan ilmu dan teknik serta keorganisasian SAR yang ada, juga memberikan wawasan dan bekal ketrampilan untuk memberikan pertolongan SAR gunung hutan. Sebagai salah satu konsekuensi kegiatan yang digelutinya, dimana resiko akan selalu ada, maka SAR merupakan sebuah materi yang tidak mungkin terpisahkan. Memberikan bekal seoptimal mungkin merupakan tujuan dan kegunaan dari pendidikan ini. III. Pendekatan Sistem SAR Keseluruhan sistem pendekatan adalah digunakan untuk mengatasi masalah SAR. Kehadiran bentuk gambaran SAR secara menyeluruh yaitu : a. Dengan segera dapat cepat dimengerti oleh seseorang yang masih awam dalam bidang SAR. b. Secara logis dapat dilaksanakan oleh pasukan operasi selama dituntut adanya misi SAR. IV. Sistem SAR Sistem SAR terdiri dari lima tahapan dan didukung oleh lima komponen SAR. Sistem SAR diaktifkan bila diterima informasi bahwa : a. Muncul suatu keadaan darurat atau kemungkinan akan timbulnya keadaan darurat. b. Tidak diaktifkannya kembali apabila korban yang berada dalam keadaan darurat dibebaskan ke posisi terawat dan betul-betul aman atau ketika tidak mungkin lagi muncul keadaan darurat dan ketika tidak lagi diharapkan pertolongan. V. Tahapan SAR Dalam penyelenggaraan operasi SAR terdapat 5 tahapan, yaitu : 1. Awareness Stage (Tahap Kekhawatiran) Adalah kekhawatiran bahwa suatu keadaan darurat diduga akan muncul, termasuk didalamnya penerimaan informasi dari seseorang atau organisasi. Dalam tahap ini menyadari bahwa suatu kejadian darurat telah terjadi dan perlunya mengambil suatu tindakan. 2. InitiaI Action Stage (Tahap Kesiagaan) Adalah tahapan tindakan awal, tanggap bahwa suatu musibah telah terjadi serta berusaha mengumpulkan berbagai keterangan mengenai musibah. Aksi persiapan yang diambil antara lain menyiagakan fasilitas SAR dan mendapatkan http:ian.woiupiess.com Ian informasi yang lebih jelas, termasuk di dalamnya menyeleksi informasi yang diterima, untuk segera dianalisa untuk dapat dilakukan tindakan selanjutnya. Dalam penyeleksian informasi tersebut, keadaan darurat dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Incerfa (Uncertainity Phase/ Fase meragukan) : Adalah suatu keadaan emergency yang ditunjukkan dengan adanya keraguan mengenai keselamatan jiwa seseorang karena diketahui kemungkinan mereka dalam menghadapi kesulitan. -. AIerfa (AIert Phase/ Fase Mengkhawatirkan/ Siaga) : Adalah suatu keadaan emergency yang ditunjukkan dengan adanya kekhawatiran mengenai keselamatan jiwa seseorang karena adanya informasi yang jelas bahwa mereka menghadapi kesulitan yang serius yang mengarah pada kesengsaraan (distress). c. Ditresfa (Ditress Phase/ Fase Darurat Bahaya) : Adalah suatu keadaan emergency yang ditunjukkan bila bantuan yang cepat sudah dibutuhkan oleh seseorang yang tertimpa musibah karena telah terjadi ancaman serius atau keadaan darurat bahaya. Berarti, dalam suatu operasi SAR informasi musibah yang diterima bisa ditunjukkan tingkat keadaan emergency dan dapat langsung pada tingkat Ditresfa. . PIanning Stage (Tahap Perencanaan) Adalah suatu pengembangan perencanaan yang efektif dari sistem SAR. Di dalamnya dapat berupa : OPerencanaan pencarian dimana sepatutnya dilaksanakan OPerencanan pertolongan dan pembebasan akhir Dapat ditambahkan pula antara lain meliputi posisi yang paling mungkin dari korban, luas areal SAR, tipe pola pencarian, perencanaan pencarian optimum, perencanaan pencarian yang telah dicapai, memilih metode pertolongan terbaik, memilih titik pembebasan yang paling aman bagi korban, memilih fasilitas kesehatan yang baik bagi korban yang mengalami cedera atau penderitaan. . Operation Stage (Tahap OperasionaI) Detection Mode/ Tracking Mode And Evacuation Mode, yaitu dilakukan operasi pencarian dan pertolongan serta penyelamatan korban secara fisik. Tahap operasi meliputi : Fasilitas SAR bergerak ke lokasi kejadian. OMelakukan pencarian dan mendeteksi tanda-tanda yang ditemui yang diperkirakan ditinggalkan survivor (Detection Mode). OMengikuti jejak atau tanda-tanda yang ditinggalkan survivor (Tracking Mode). OMenolong/menyelamatkan dan mengevakuasi korban (Evacuation Mode), dalam hal ini memberi perawatan gawat darurat pada korban yang membutuhkannya dan membawa korban yang cedera kepada perawatan yang memuaskan (evakuasi). OMengadakan briefing kepada SRU. OMengirim/memberangkatkan fasilitas SAR. OMelaksanakan operasi SAR di lokasi kejadian. OMelakukan penggantian/penjadwalan SRU di lokasi kejadian.
. Mission ConcIusion Stage (Tahap Akhir Misi) http:ian.woiupiess.com Ian Merupakan tahap akhir operasi SAR, meliputi membuat laporan kegiatan SAR secara menyeluruh, penarikan kembali SRU dari lapangan ke posko, penyiagaan kembali tim SAR untuk menghadapi musibah selanjutnya yang sewaktu-waktu dapat terjadi, evaluasi hasil kegiatan, mengadakan pemberitaan (Press Release) dan menyerahkan korban/survivor kepada yang berhak serta mengembalikan SRU pada instansi induk masing-masing dan pada kelompok masyarakat. VI. Komponen SAR 1. Organisasi Merupakan struktur organisasi SAR, meliputi aspek pengerahan unsur koordinasi, komando dan pengendalian, kewenangan, lingkup penegasan dan tanggung jawab untuk penanganan suatu musibah. 2. FasiIitas Adalah komponen berupa unsur, peralatan, perlengkapan, serta fasilitas pendukung lainnya yang dapat digunakan dalam operasi SAR. . Komunikasi Adalah komponen penyelenggaraan komunikasi sebagai sarana untuk melakukan fungsi deteksi terjadinya musibah, fungsi komando dan pengendalian operasi, membina kerjasama/ koordinasi selama operasi SAR berlangsung. . Emergency Care (Perawatan Gawat Darurat) Adalah komponen penyediaan fasilitas perawatan gawat darurat yang bersifat sementara, termasuk memberikan dukungan terhadap korban di tempat musibah sampai ke tempat yang lebih memadai. . Dokumentasi Adalah komponen pendataan laporan dari kegiatan, analisa serta data- data kemampuan yang akan menunjang efisiensi pelaksanaan operasi SAR serta untuk perbaikan atau pengembangan kegiatan-kegiatan misi SAR yang akan datang. 1. SC (SAR Coordinator) Pejabat pemerintah yang mempunyai wewenang dalam penyediaan fasilitas. 2. SMC (SAR Mission Coordinator) Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan tinggi dalam menentukan MPP (Most Probable Position), menentukan area pencarian,strategi pencarian (berapa unit, teknik, dan fasilitasnya). . OSC (On Scene Commander) Seseorang yang ditunjuk oleh SMC untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan SRU di lapangan. OSC ini tidak mutlak ada, tapi juga bisa lebih dari satu, tergantung wilayah komunikasi dan kesulitan jangkauannya. 4. SRU (SAR Unit) Adalah unsur SAR yang digerakkan di lapangan pada operasi SAR dan mengikuti pentahapan penyelenggaran operasi, SRU ini dapat dari instansi, potensi SAR, masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam operasi SAR.
a. Tugas Utama SRU (Seacrh and Rescue Unit) : 1. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh SMC atau OSC. SRU wajib patuh terhadap tugas yang diberikan oleh SMC atau OSC. Apabila keadaan menghendaki adanya perubahan, maka hanya dapat dilakukan setelah konsultasi dan disetujui oleh SMC atau OSC. Penyimpangan atau melawan wewenang dari SMC atau OSC sama sekali tidak dibenarkan dan SMC atau OSC wajib menarik kembali SRU yang tidak disiplin. 2. Melaksanakan prosedur pencarian secara benar Berbagai petunjuk pelaksanaan tugas harus dikerjakan secara seksama dengan kewaspadaan dan ketelitian yang baik. 3. Melapor segala kegiatan secara berkala kepada SMC atau OSC pada waktu yang ditetapkan sambil konsultasi mengenai berbagai keperluan dan kepentingan guna kelancaran operasi pencarian. 4. Memasang rambu-rambu (Marker) pada daerah pencarian guna membantu kelancaran serta ketepatan usaha dalam sistem pencarian. Dapat berupa : Rambu tanda : - String line (berikut tags/tanda-tanda) - Ribbon (ikatan pita atau tali rafia) Rambu tertulis Petunjuk ketinggian suatu tempat Petunjuk arah ke suatu tempat Catatan Petunjuk Lapangan atau CPL yang berisi : - Tanggal, nomor regu, jumlah anggota - Keterangan tugas - Keterangan tugas yang dilakukan - Petunjuk tempat-tempat yang berbahaya (tanag longsor, jurang dsb) - Petunjuk diketemukan jejak, tanda-tanda dsb, yang diperkirakan/dipastikan milik korban - Keterangan tambahan pada CPL oleh regu berikutnya yang melewati tempat terdapatnya CPL. Keterangan ini dapat ditambahkan bila dianggap perlu oleh SRU guna melengkapi keterangan yang sudah ada. 5. Memberikan pertolongan pertama pada korban bila diperlukan. Pertolongan harus diberikan dengan pengetahuan serta kesadaran kemanusiaan yang tinggi . . Melaksanakan evakuasi korban, baik dalam keadaan sehat, sakit ataupun sudah meninggal. 7. Dapat melakukan hubungan komunikasi radio dengan baik dan jelas sesuai prosedur standar operasi radio yaitu dengan menggunakan HT. Juga mengerti kode yang telah disepakati bersama untuk keadaan darurat. 8. Membuat laporan kerja secara tertulis bila diminta oleh SMC atau OSC. -. PerIengkapan Waji- SRU Selain membawa perlengkapan standar untuk menjelajah rimba dan gunung, anggota SRU wajib memebawa beberapa perlengkapan yang dikategorikan sebagai perlengkapan wajib bila akan bergabung dalam suatu operasi SAR. Peralatan itu berupa : 1. Perorangan Ponco atau jas hujan olok tebas Peluit Tempat air Senter dan bola lampu serta baterai cadangan secukupnya Makanan untuk 4 hari (bila rencana mengikuti SAR selama 3 hari). 2. Regu Tenda Peta, kompas, altimeter, penggaris busur Peralatan masak (kompor + bahan bakar, nesting) Peralatan Rock Climbing (karmentel, harness, jumar, piton, hammer, descender, sling dsb) Alat komunikasi (HT, dsb) Benang (untuk string line)sejumlah 4 kelos @ 500 m Tali rafiah 500 gr Obat-obatan dan peralatan P3K Jerigen air 5 lt Senter besar/ lampu penerangan (neon baterai, lampu badai) III. Teknik-teknik Pencarian Dalam pencarian terdiri dari empat unsur yang dapat dijadikan standar dalam menentukan ketrampilan tertentu yang dibutuhkan bagi suatu operasi SAR : No. Unsur Pengetahuan 1. Locate (menentukan lokasi korban) Pengetahuan tentang navigasi darat, data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dll. 2. Reach (mencapai korban) Ketrampilan mendaki gunung, RC, hidup di alam, mencari jejak, penguasan peta dan kompas, dll. 3. Stabilize (menentramkan korban) Pengetahuan dan ketrampilan PPPK, gawar darurat. 4. Evacuate (membawa kembali korban) Sama dengan reach serta penguasaan P3K. Teknik pencarian disini merupakan teknik pencarian yang dilakukan di darat. Walaupun tidak secara khusus untuk di darat, teknik ini juga yang membedakan antara SAR dan ESAR. Teknik pencarian ini bertumpu pada lima tahap. 1. Tahap AwaI (Preliminary Mode) aitu mengumpulkan informasi-informasi awal, saat dari mulai tim-tim pencari diminta bantuannya sampai kedatangannya di lokasi. Melakukan http:ian.woiupiess.com Ian perencanaan pencarian awal, perhitungan-perhitungan, mengkoordinasikan regu pencari, memebentuk pos pengendali perencanaan, mencari identitas subjek, perencanaan operasi dan evakuasi. 2. Tahap Pemagaran (onfinement Mode) aitu memantapkan garis batas untuk mengurung orang yang dinyatakan atau dikhawatirkan hilang agar berada di dalam areal pencarian (search area). Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam bagian tersendiri. 3. Tahap PengenaIan (etection Mode) aitu pemeriksaan-pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang dicurigai. Apabila dirasa perlu, dilakukan pencarian dengan cara menyapu (sweep searches). Bisa juga dilakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang diketemukan tanda-tanda atau barang-barang yang ditinggalkan oleh survivor. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalan bagian tersendiri. 4. Tahap PeIacakan (%racking Mode) aitu mengikuti dan melacak jejak yang ditinggalkan oleh survivor atau pelacakan terhadap barang-barang yang tercecer dari survivor. Tracking bisa benar-benar dilakukan oleh orang-orang yang terlatih dan berpengalaman serta mempunyai kemampuan melacak yang tinggi antara lain membaca jejak, medan peta kompas, mengerti maksud dan tujuan korban, makna dari benda- benda yang terjatuh dan sengaja ditinggal korban atau dengan menggunakan anjing pelacak. Dari beberapa pengalaman, pelacakan dengan anjing pelacak masih belum bisa dilakukan secara baik untuk kondisi alam ndonesia. Hal ini dikarenakan faktor alam yang sulit dan ekstrim serta cepat berubah. 5. Tahap Evakuasi (;acuation Mode) aitu memberikan pertolongan pertama dan membawa survivor ke titik penyerahan untuk perawatan lebih lanjut. Tiga hal pokok yang harus dilakukan pencari apabila berhasil menemukan Survivor dalam keadaan hidup: a. Memberikan pertolongan pertama bila diperlukan. Dalam hal ini personil harus benar-benar memiliki kemampuan pertolongan pertama, karena kalau salah menangani akan mengakibatkan korban bertambah parah bahkan bisa meninggal. b. Meyakinkan pada survivor bahwa a akan selamat c. Mengabarkan ke pangkalan pengendali tentang kondisi dan lokasi ditemukannya survivor. Bila survivor dalam keadaan meninggal : a. Tidak boleh merubah posisi survivor sebelum ada perintah dari SMC b. Menjaga survivor dari segala gangguan yang mungkin terjadi c. melaporkan ke pangkalan untuk dievakuasi Teknik yang digunakan dalam evakuasi : a. Memapah b. Memandu c. Bantuan helikopter d. Modifikasi dari teknik yang ada IV. Tahap Pemagaran (onfinement Mode) http:ian.woiupiess.com Ian Dasar pemikirannya adalah menjebak survivor dalam area yang jelas dan kita dapat mengetahui batasan-batasannya, sehingga : OArea tersebut dapat dilakukan pencarian atau disapu. OSebagai petunjuk bagi survivor untuk menuju tempat yang dapat diketahui tim pencari. Kerja awal dari tahap ini adalah memagari kemungkinan gerak dari pencarian yang padat yang mungkin diperlukan bila areal pencarian menjadi terlalu luas. Metode onfinement : 1. TraiI BIocking (razia pada jaIan setapak) aitu menempatkan tim kecil pada jalan masuk ke areal pencarian untuk menjaga kemungkinan korban melalui daerah tersebut. Mencatat nama- nama yang keluar masuk areal pencarian tersebut. 2. Road BoIcks (razia pada jaIan keIuar) Pada dasarnya sama dengan trail blocks, hanya saja disini masyarakat, pamong desa dapat diminta bantuan untuk melakukan pengawasan kemungkinan korban keluar melalui desa mereka atau dengan meminta bantuan petugas keamanan atau tenaga yang lainnya. . Look Outs Mengadakan "pengintaian dengan menempatkan regu-regu kecil di ketinggian untuk dapat mendeteksi dan mengawasi daerah-daerah sekitar yang lebih rendah untuk mendeteksi dan mengawasi bila ada yang bergerak, membuat asap, tanda-tanda dari survivor jika berada di sekitar daerah itu. Juga menggunakan tanda-tanda yang menyolok untuk menarik perhatian survivor, misalnya bunyi-bunyian, lampu, sinar, api, asap dll. . Camp In aitu mendirikan pos-pos di lokasi yang strategis, misalnya saja persimpangan jalan atau pertemuan aliran sungai. Dari amp In ini tim pencari dapat bergerak melakukan pencarian di daerah sekitar. 5. Track Traps (jaIur je-akan) aitu jalur setapak atau tempat-tempat tertentu yang kemungkinan besar akan dilalui oleh korban karena tempat tersebut secara alamiah dan naluri, besar kemungkinannya akan dipilih atau dilewati korban, misal jalur air, mata air, gua, tempat datar dsb. Tim pencari dapat membuat jebakan buatan, misal dengan menggemburkan tanah disekitar jalur. Periksalah secara berulang area itu secara berkala untuk melihat jejak korban. 6. String Lines aitu pembatas buatan berupa jalur benang atau tali yang ditarik mengikuti jalur tertentu yang diharapkan akan membatasi ruang gerak korban. Bila string line tersebut diketemukan oleh korban, ia akan dituntun menuju tempat tertentu misal jalan setapak, camp in dsb (lihat gambar). Secara khusus akan efektif bila dilakukan pada daerah-daerah terbuka dimana cara pandangnya baik. Bila daerahnya berpohon dan bersemak lebat, dapat lebih sempurna dengan menggunakan Tagged String Lines (bentangan tali yang bertanda). Tags (tandatanda) pada string lines akan menarik perhatian survivor untuk bergerak mengikuti tali itu dan keluar menuju tempat yang ditunjukkan oleh tanda- tanda itu. (lihat gambar) http:ian.woiupiess.com Ian String line Tujuan menggunakan string line adalah menjadikan ruang-ruang atau kotakkotak search area menjadi sektor yang terkuasai untuk pencarian tim pencari. Setelah Initial onfinement (pemagaran awal), tambahan string line dapat digunakan untuk membagi-bagi area itu. String line dapat digunakan untuk pemagaran dan untuk menandai sektor pencarian. Pemisahan lebih lanjut ini bertujuan untk mempersempit areal pencarian yang dilakukan oleh tim pencari. V. Tahap PengenaIan (etection Mode) Detection adalah usaha untuk mencari korban atau benda yang tercecer/terjatuh atau sengaja ditinggalkan survivor. Pada keadaan inilah pasukan atau tenaga dari tim ESAR terutama diperlukan atau digunakan. Metode detection, dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Penamaan dari ketiga kategori di bawah ini telah digunakan dalam ESAR untuk beberapa tahun ini, diambil karena hal ini secara umum bertalian terhadap tahapan dari pengembangan operasi pencarian. Tipe umumnya mendahului tipe , tipe muncul sebelum tipe . 1. Tipe I Search aitu pemeriksaan tidak resmi yang segera dilakukukan terhadap areal yang dianggap paling memungkinkan. Penamaan lain untuk tipe ini adalah #econnaisance atau Hayt Searching/pencarian terburu-buru. a. Metode ini digunakan pada : Tahap pencarian awal Memeriksa ulang daerah dimana diduga survivor berada b. Sasaran metode ini : Pemeriksaan yang segera atas area yang spesifik dimana survivor diduga berada Memperoleh informasi mengenai areal pencarian c. Teknik yang digunakan Sebuah tim kecil yang terdiri dari 3- orang yang mampu bergerak cepat untuk memeriksa daerah pencarian. Bila menemukan barang yang tercecer dan bila SMC (SA# Mission oordinator) menghendaki barang tersebut dibawa, maka sebuah marker akan dipasang dan ditempatkan di lokasi penemuan. 2. Tipe II Search Kriterianya adalah efisiensi, pemeriksaan yang cepat dan sistematis atas area yang luas, dengan metode penyapuan yang akan menghasilkan hasil akhir yang tinggi dari setiap pencari per jam kerjanya. Nama lain dari tipe ini adalah open grids (pencarian grid renggang/penyapuan renggang). a. Metode ini digunakan pada : http:ian.woiupiess.com Ian S A R JaIan keIuar Tahap awal operasi pencarian, terutama bila jangka waktu orang yang bertahan hidup diperkirakan sangat pendek Bila areal pencarian luas dan tidak ada areal tertentu yang dapat dicurigai dan tidak tersedia cukup tenaga pencari yang dapat mengcover keseluruhan area. b. Sasaran metode ini adalah pencarian yang tepat dan cepat pada areal yang luas. c. Teknik yang digunakan Sebuah tim kecil yang terdiri dari 3- orang, yang sejajar dengan jarak yang cukup lebar antara 10 sampai 20 meter dengan arah yang telah ditentukan. Ada baiknya ada seorang pemimpin tim yang bergerak mengawasi penyapuan, tugasnya : Memperhatikan apakah penegang kompas dapat menjaga sudut kompas yang sejajar Mengatasi hal-hal yang muncul mendadak Memeriksa penemuan-penemuan yang ditemukan oleh tim Ada cara umum untuk mencegah regu pencari saling tumpang tindih satu sama lain atau tidak bisa menjaga jarak yang telah ditentukan diantara mereka yaitu dengan memakai pita atau ribbon dan menggunakan kompas. Pada metode dan pada selang waktu tertentu regu berhenti untuk memperhatikan sekilas sekitarnya serta memanggil survivor sambil menanti kemungkinan jawaban. Contoh pencarian dan penyapuan pada metode tipe (lihat gambar). Keterangan: 1. Tim terdiri dari orang memeriksa kedua tepi sungai kecil. 2. A & B, personil ujung kiri dan kanan memasang marker (catatan petunjuk lapangan), dan string line/ribbon. 3. C adalah petugas kompas/kompas man yang selalu memeriksa bahwa pencarian sesuai arah kompas. 4. X adalah pimpinan SRU yang mondar-mandir sekitar barisan sambil memeriksa dan memastikan jarak personil terjaga dan juga melihat situasi sekitar medan, apakah perlu ada perubahan arah atau sistem pencarian. 5. Z adalah navigator, yang bertugas membantu kompas man untuk memastikan agar sudut pencarian tidak melenceng. Bila alat komunikasi cukup, maka idealnya X, A, dan B masing-masing membawa HT. . Tipe III Search Kriterianya adalah kecermatan, pencarian dengan sistematika yang ketat atas area yang lebih kecil menggunakan metode penyapuan yang cermat. Dinamakan juga close grids (pencarian grid rapat/ penyapuan rapat). a. Metode ini digunakan pada : Besarnya kemungkinan objek yang ditemukan dalam areal pencarian pada metode tipe , lebih rendah dari apa yang diharapkan Bila areal pencarian terbatas dan tenaga yang tersedia mencukupi b. Sasaran metode ini adalah pencarian yang cermat atas areal yang spesifik c. Teknik yang digunakan Penyapuan dengan jarak yang sempit. Jumlah anggota tim 3-9 orang dengan jarak kira-kira antar personil 3 sampai 5 meter. Pita-pita atau sring line banyak digunakan untuk mengontrol dalam memberi tanda yang jelas antara areal yang sudah dicari dan yang belum. Contoh pencarian dan penyapuan pada metode tipe (lihat gambar). Tim yang menggunakan kompas man untuk pencarian dan penyapuan. C = Kompas man Tiga tim menggunakan kompas sebagai unit kontrol dalam penyapuan. C = Kompas man Tiga tim pada penyapuan sejajar menggunakan ribbon (potongan tali rafiah/pita) sebagai unit kontrol dalam penyapuan. VI. Sikap MentaI SeIama Pencarian 1. Cepat tanggap. Pentingnya cepat tanggap untuk mencegah : a. Sangat cepatnya meluasnya areal pencarian yang potensial b. Meningkatnya kesulitan pencarian berkaitan dengan mobilitas dan reaksi 2. Dalam melakukan pencarian jangan terlalu terburu-buru, hendaknya dilakukan dengan kecermatan dan keteletian. Hal ini untuk mengindari kemungkinan survivor tidak terdeteksi saat dilakukan penyapuan. 3. Pencarian adalah hal yang menarik. Bila pencarian kita anggap sebagai hal menarik, maka hasilnya akan lebih efektif. Kesungguhan, perhatian penuh dan sikap agresif dalam mengawasi merupakan komponen yang berharga bagi kerja pencarian. 4. Pentingnya mencari jejak atau barang yang tercecer. Penemuan jumlah jejak dan barang yang tercecer di dalam area, diperkirakan akan lebih banyak dari survivor. Penemuan juga dapat merupakan pemasukan yang penting bagi penyempitan areal pencarian.