Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 228 per 100.00 kelahiran. Walaupun sebelumnya indonesia telah mampu melakukan penurunan dari angka 300 per 100.000 kelahiran pada tahun 2004. padahal verdasarkan sasran pembangunan milenium atau millenium development goal (MDG), kematian ibu melahirkan ditetapkan pada angka 103 per 100.000 kelahiran. untuk melakukan penurunan kematian ibu melahirkan, dimana angka kematian ibu akibat melahirkan. ditargetkan turun menjadi 103 per 100.00 kelahiran pada tanggal 2015. Untuk mengejar target penurunan angka kematian ibu akibat melahirkan sebesar 102 per 100.000 kelahiran. Departemen Kesehatan sendiri menerangkan angka kematian ibu pada 2010 sekitar 226 orang dan pada tahun 2015 menjadi 102 orang per tahun. Untuk mewujudkan hal ini, Depkes sedang menggalkan program Making Pregnency Saver (MPS) dengan program antara lain Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 23 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, AKI 307 per 100.000 KH dan AKB 34 per 1.000 KH.

Kehamilan diperlukan pengawasan atau pemeriksan secara teratur atau yang lebih dikenal dengan antenatal care ( ANC ). ANC merupakan bagian terpenting dari kehamilan. Dengan memeriksakan secara teratur diharapkan dapat mendeteksi lebih dini keadaan - keadaan yang mengandung resiko kehamilan atau perssalinan, baik bagi ibu maupun bagi bayi. ( prawirohardjo S,2002 ) Keputusan menteri kesehatan RI Nomor 1457 / Menkes / SK / X / 2003 tentang standar pelayanan kesehatan minimal dibidang kesehatan dikabupaten atau kota khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan target tahun 20092010 berupa cakupan ibu hamil K1 sampai dengan K4. Seperti kita ketahui bersama bahwa selama kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, yang terdiri atas 1 kali kunjungan pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur dan memberikan sedikitnya empat kali pelayanan antenatal. ( Koesno,2005 ) Pengawasan antenatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu maupun perinatal. pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini. hingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatl sebanyak 4 kali selama kehamilan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Limba terdapat 205 ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan selama trimeter 1, 2, dan 3. akan tetapi masih ada ibu yang tidak rutin melakukan pemeriksaan

kehamilannya. Padahal yang kita ketahui bersama bahwa dalam kehamilan dianjurkan 4 kali kunjungan pemeriksaan selama kehamilan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Peneliti ingin meneliti seberapa banyak ibu hamil yang sering melakukuan kunjungan pemeriksaan selama kehamilan ataupun ibu hamil yang tidak aktif untuk memeriksakan kehamilannya. Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal, dari status sehat sakit pasien pada saat lampau, sekarang, dalam bentuk tulisan, yang menggambarkan asuhan keperawatan / kebidanan yang diberikan. Umumnya catatan pasien berisi imformasi yang mengidentifikasi masalah, diagnosa keperawatan dan medik, respons pasen terhadap asuhan kerawatan/kebidanan yang diberikan dan respons terhadap pengobatan serta berisi beberapa rencana untuk intervensi lebih lanjutan. Keberadaan dokumentasi baik berbentuk catatan maupun laporan akan sangat membantu komunikasi antara sesama perawat/ bidan maupun disiplin ilmu lain dalam rencana pengobatan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut seberapa banyak ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan selama trimester 1, 2, dan 3 di Peskesmas Limba B?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui seberapa banyak ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan selama trimester 1, 2, dan 3 di puskesmas Limba B kota Gorontalo. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi ibu hamil yang melakukan kunjungan

pemeriksaan selama kehamilan pselama trimester 1, 2, dan 3. b. Untuk mengidentifikasi ibu hamil yang melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan pada trimester 1. c. Untuk mengidentifikasi ibu hamil yang melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan pada trimester 2. d. Untuk mengidentifikasi ibu hamil yang melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan pada trimester 3. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Dalam penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengetahui seberapa banyak ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan selama trimeter 1, 2, dan 3. 2. Bagi institusi pendidikan Sebagai informasi tambahan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan pada ibu hamil, mengembangkan mutu pelayanan

kebidanan dan memperhatikan para ibu hamil yang kurang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan. 3. Bagi Puskesmas Sebagai informasi dan masukan untuk mengatasi kurangnya kunjungan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Khususnya untuk bidan agar lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan pada ibu hamil untuk melakukan kunjungan pemeriksaan selama kehamilan pada trimester 1, 2, dan 3. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan peneliti bahwa studi dokumentasi ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan selama trimester 1, 2, dan 3 pada kehamilan dipuskesmas Limba belum diteliti oleh peneliti sebelumnya. Namun ada beberapa peneliti yang mirip dengan penelitian terdahulu yaitu : Siregar, 2010 Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kunjungan Antenatal Care di Ruang KIA Puskesmas piloladaa perbedaan peniliti yang akan dilakukan adalah: Variabel Metode Penelitian Sampel Hasil Penelitian : Mandiri : Deskriptif : 50 responden : Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan pengetahuan ibu hamil tenteng kujungan antenatal care di ruang KIA Puskesmas Pilolodaa dengan kategori baik sebanyak 29

responden ( 58%), dengan pengetahuan cukup 21

responden ( 42% ) untuk pengetahuan kurang tidak di peroleh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Dokumentasi


1. Pengertian Dokumentasi

Dokumentasi

adalah

sekumpulan

catatan,

penyimpanan

dan

desiminasi dari catatan informasi dalam sistem terintegrasi untuk penggunaan yang efisien dan mudah untuk diterima. Dokumentasi merupakan persiapan dan catatan komunikasi mendorong untuk membuktikan suatu informasi atau kejadian. Dokumentasi juga merupakan suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai kegunaan, sehingga setiap kali akan digunakan dapat dengan capat ditemukan kembali. Pendokumentasian sendiri mempunyai arti sebagai pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek maupun aktivitas pemberian jasa yang dianggap berharga atau penting. Dalam pelayanan kebidanan, dokumentasi merupakan bagian dari kegiatan bidan setelah memberikan asuhan kebidanan. Dokumentasi asuhan kebidanan antara lain merupaka : kondisi kesehatan pasien, kebutuhan pasien, rencana asuhan, kegiatan asuhan kegiatan serta respon pasien terhadap asuhan kebidanan yang telah diterima.
2. Tujuan Dokumentasi

a.

Sebagai sarana komunikasi Dokumentasi yang dibuat dengan lengkap dan akurat, sangat berguna

dalam membantu mengkomunikasikan asuhan kebidanan yang diberikan

oleh anggota tim kesehatan. Dengan adanya dokumentasi ini akan mencegah terjadinya pengulangan informasi bagi pasien maupun bagi anggota tim kesehatan, maka akan membantu bidan dalam memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. b. Sebagai sarana tanggung jawab dan tanggung gugat Salah satu upaya untuk melindungi pasien serta menjamin keamanan bidan ditempuh melalui pelayanan asuhan kebidanan yang berkualitas. Hendaknya bidan mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien. Hal ini penting sebagai langkah antisipatif terhadap ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan yang telah diterima teruta berkaitan dengan masalah hukum. Dengan demikian secara hukum, dokumentasi dapat dijadikan alat untuk melindungi tenaga kesehatan dalam menjawab ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan yang diterima. c. Sebagai sarana informasi statistik Data statistik yang tercantum dalam dokumentasi kebidanan dapat membantu merencanakan kebutuhan institusi dimasa yang akan datang, antara lain : sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan kebutuhan teknis. d. Sebagai sarana pendidikan Dokumentasi asuhan kebidanan diinstitusi pelayanan yang

dilaksanakan secara baik dan benar akan membantu peserta didik / mahasiswa kebidanan maupun mahasiswa bidang kesehatan yang lain untuk mendapatkan pengetahuan dan membandingkan pengetahuan yang

diperoleh diinstitusi pendidikan maupun pengetahuan yang diperoleh ditempat praktek ( institusi pelayanan ). e. Sebagai sumber data penelitian Informasi yang ditulis dalam dokumentasi asuhan kebidanan dapat digunakan sebagai sumber daya penelitian. Hal ini erat kaitannya dengan asuhan kebidanan yang telah diberikan. Melalui kegiatan penelitian ini, diharapkan akan tercipta suatu bentuk asuhan kebidanan yang aman, efektif dan etis. f. Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan Melalui dokumentasi asuhan kebidanan yang baik dan benar, diharapkan akan dapat mencapai asuhan kebidanan berkualitas. Suatu perbaikan kualitas pelayanan kesehatan tidak dapat diperoleh tanpa dokumentasi yang kontinu dan akurat, baik oleh bidan maupun tenaga kesehatan lain. g. Sebagai sumber data perencanaan asuhan kebidanan bekelanjutan Melalui dokumentasi yang baik dan benar, akan didapatkan data aktual dan konsisten mencangkup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh diban melalui langkah-lanhkah manajemen asuhan kebidana.
3. Fungsi Dokumentasi

a.

Bentuk tanggung jawab profesi bidan Responsibilitas dan akuntabilitas profesi merupakan salah satu alasan

diadakannya dokumentasi asuhan kebidanan. Dalam pelayanan kebidanan, dokumentasi merupakan bagian kegiatan bidan setelah memberikan

10

asuhan kebidana. Dokumentasi asuhan kebidanan membantu kelancaran dan kontinuitas pemberian asuhan kebidanan, membantu koordinasi rangkaian asuhan kebidanan serta membantu merumuskan evaluasi kemajuan status kesehatan pasien setelah pemberian asuham kebidanan. b. Perlindungan Hukum Informasi dalam dokumentasi kebidanan, dapat digunakan pada saat terjadi kasus malpraktek yang menyangkut pemberian asuhan kebidanan oleh bidan. Dokumentasi dapat bersifat kritis dalam menentukan apakah asuhan kebidanan yang telah diberikan, telah memenuhi standar pelayanan kebidanan atau tidak. Bidan tidak boleh menganngap enteng kegiatan pendokumentasian asuhan kebidanan, praktisi hukum (hakim, jaksa maupun pengacara), pada umumnya berpendapat bahwa, catatan pasien dalam sebuah dokumentasi kebidanan merupakan bukti terbaik menyangkut hal-hal yang benar-benar terjadi pada diri pasien. Dokumentasi yang dibuat tepat waktu, akuran dan lengkap akan melindung diri pasien mendapat asuhan kebidanan terbaik, serta melindungi diri adanya gugatan hukum. c. Mematuhi Standar Pelayanan Sebuah institusi pelayanan kesehatan, termasuk institusi pelayanan harus mematuhi standar-standar tertentu untuk mendapatkan izin operasional dalam kualitas tertentu (akreditas). Istitusi yang terakreditas baik, tentu saja mempunyai sistem pendokumentasian yang baik juga

11

merupakan landasan hukum dan upaya menegakkan hukum yang berhubungan dengan standar pelayanan profesi bidan. d. Efisiensi Kegiatan dan Pembiayaan Asuhan Dokumentasi merupakan sumber data dan informasi untuk menyusun rencana kegiatan yang berhubungan dengan aspek efisiensi dan pembiayaan, selain itu dokumentasi juga merupakan sumber data dan informasi untuk pendidikan lainnya khususnya riset. Pada akhirnya dokumentasipun dapat dipergunakan sebagai alat untuk

mempertanggungjawabkan pelaksaan suatu pekerjaan / kegiatan.


4. Prinsip - Prinsip Dokumentasi

Dokumentasi yang efektif tergantung pada kegiatan pencatatan oleh individu. Peran, pperilaku dan kkemampuan indiviidu serta hasil dari sebuah pendokumentasian juga mempengaruhi keefektivitas sebuah dokumntasian. Asuhan kebidanan merupakan suatu kegiatan yang saling berangkaian. Setiap hari bidan saling mengenal, menganalisis, merespon dan mencatat secara bervariasi kebutuhan pasien. Catatan pasien sangat dipengaruh oleh pendidikan dan pengalaman praktek bidan serta pengetahuan dan kemampuan bidan dalam mendokumentasikan asuhan kebidanan. Ditinjau dari segi isi, dokumentasian harus mengandung nilai administratif, nilai hukum, nilai keuangan, nilai riset dan nilai edukasi. Nilai administratif yang dimaksud dalam hal ini adalah sebuah dokumentasi harus dapat dijadikan pegangan hukum bagi rumah sakit, petugas kesehatan, maupun bagi pasien. Nilai hukum dari dokumentasi yaitu, rangkaian

12

pendokumentasian kegiatan pelayanan kebidanan merupakan alat pembelaan yang sah apabila ada gugatan. Menurut Carpenito (1991), tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam sebuah dokumentasi, adalah : keakuratan data, keringkasana, dan kemudahan untuk dibaca. Ditinjau dari segi teknik pencatatan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan pendokumentasian, antara lain: a. b. Menuliskan nama pasien pada setiap halaman catatan bidan Hendaknya tulisan mudah dibaca. Sebaiknya tulisan menggunakan

tinta berwarna hitam atu biru, sehingga apabila hendak digandakan tulisan akan tampak jelas. c. Dokumentasi segera dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian

pertama dan selesai melakukan setiap langkah asuhan kebidanan. d. Apabila memungkinkan kutip semua kalimat atau kata yang

diungkapkan oleh pasien. e. f. Pastikan kebenaran dari setiap data yang akan ditulis Berdasarkan antara informasi yang objektif dan penafsiran

g. Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi hal-hal sebagai berikut: h. Hindari dokumentasi yang bersifat baku, karena setiap pasien

adalah unuk dan mempunyai permasalahan yang berbeda. i. Hindari penggunaan istilah yang tidak jelas dan pergunakan

singkatan yang sudah bisa dipakai dan dapat diterima.

13

j.

Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan maka tulisan yang salah

tersebut jangan dihapus. Pada tulisan yang salah, coret satu kali, kemudian tulis kata salah diatasnya. k. Setiap kegiatan dokumentasi cantumkan waktu (tanggal dan jam),

serta tanda tangan dan nama terang. l. Bila pencatatan bersambung pada halaman berikutnya, bubuhkan

tanda tangan dan cantumkan kembali waktu pada bagian halaman beerikutnya. (Muslihatun, 2009) B. Tinjauan Tentang Kehamilan Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahir janin. Lamanya hamil normal nadalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terkhir. Kehamilan dibagi menjadi triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai minggu ke-12, triwulan kedua dari minngu ke-13 sampai minggu ke-28, triwulan ketiga dari minnggu ke-28 sampai minggi ke-40 (Nugraheny, 2010:1). Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal (Prawirohardjo, 2005:317). Kehamilan bukan merupakan suatu penyakit, melainkan sebuah proses fisiologis yang membutuhkan peningkatan metabolisme dan nutrisi untuk pertumbuhan janin (Siswosudarmo, 2008:59).

14

1.

Pengertian Kehamilan. Kehamilan adalah pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoon)

2.

Etiologi Kehamilan. Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat lima aspek berikut, yaitu: a. Ovum. Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata. b. Spermatozoa. Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis. Pada setiap hubungan seks ditumpuhkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti kecebong yang terdiri atas : 1) Kepala : lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti 2) Leher 3) Ekor : penghubung antara kepala dan leher : panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak.

Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak

15

cepat. Sebagaian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk dalam genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari. c. Konsepsi. Konsepsi adalah suatu pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi dapat berlangsung yaitu : 1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi. 2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah metoplasma yang disebut vitellus. 3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. 4) konsepsi tejadi pada pars ampularis tuba Tempat paling luas Dindingnya penuh jonjot Ovum mempunyai waktu telama dalam ampula tuba. d. Nidasi. Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Selama pembelahan sel dibagian dalam, terjadi pembentukan sel dibagian luar morula yang kemungkinan berasal dari korona radaiata yang menjadi sel trofoblas. Sel trofoblas dalam pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormone korionik gonadotropin, yang mempertahankan korpus liteum gravidarum.

16

setelah pertemuan kedua inti ovum dan sperma tozoa terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membela dirinya menjadi dua dan seterusnya. bebarengan dengan pembelahan inti , hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum yang besarnya 100MU atau 0,1mm disebut stadia morula. selama pembelahan sel dibagian dalam, terjadi pembentukan sel dibagian luar morula yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas. sel trofoblas dalam pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormon korionik gonadotropin, yang mempertahankan korpus luteum gravidarum.7 setelah konsepsi. pembelahan berjalan terus didalam morula terjadi rungan yang mengandung cairan yang di sebut blastula. sel trofoblas yang meliputi primer vili korealis melakukan destruksi enzimatik proteolitik, sehinggan dapat menanamkan diri didalam endometrium. proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai e. Plasentasi. Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya (Sastrawinata, 1983).

17

C. Tinjauan Tentang Kunjungan Kehamilan Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan

menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadangkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahaya kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan / asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Dalam mamantau program kesehatan ibu, digunakan indikator cakupan, yaitu : cakupan layanan antenatal (K1 untuk akses dan K4 untuk kelengkapan layanan antenatal). Walau demikian, disadarai bahwa indikator cakupan tersebut belum cukup memberikan gambaran untuk menilai kemajuan upaya untuk menurunkan AKI. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan / asuhan antenatal. (Prawirohardjo,2007) 1. Tujuan asuhan antenatal a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

18

b.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi. c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. d. Mempersiapkan persalinan cukup bula, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. e. Memeprsiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian asi esklusif. f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 2. Kebijakan program kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan. a. b. c. Satu kali pada triwulan pertama. Satu kali pada triwulan kedua. Dua kali pada triwulan ketiga.

3. Kebijakan teknis Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponenkomponen yaitu :

19

a. b.

Mengupayakan kehamilan yang sehat. Melakukan deteksi dini komplikas, melakukan

penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan. c. d. Persiapan persalinan yang bersih dan aman. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan

rujukan jika terjadi komplikasi. 4. Penilaian klinik Penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optomal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisi, untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intra uterin, serta ada tidanya masalah komplikasi 5. Jadwal kunjungan ulang a. 1) 2) 3) kunjungan pertama (16 minggu) dilakukan untuk : penapisan dan pengobatan anemia. perencanaan persalinan. pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya. b. minggu) 1) pengobatannya. pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan Kunjungan kedua (24-28 minggu) dan kunjungan ketiga (32

20

2)

penapisan pre-eklampsia, gemeli, infeksi alat

reproduksi dan saluran perkemihan. 3) mengulang perencanaan persalinan.

c.

Kunjungan keempat (36 minggu sampai lahir) 1) sama seperti kegiatan kunjungan II dan III. 2) mengenali adanya kelainan letak dan presentasi. 3) memantapkan rencana persalinan. 4) mengenali tanda-tanda persalinan. (Koesno, 2008) D. Kerangka konsep

Studi

dokumentasi

ibu

Baik

hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan Kurang

selama trimester 1, 2, dan 3. Keterangan : Diteliti Cukup

21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan selama trimester 1, 2, dan 3. B. Penelitian Tempat atau lokasi penelitian yaitu di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo dan waktu penelitian dilakukan pada Bulan April-Mei 2011. C. Variabel Penelitian Berdasarkan tujuan variabel yang diteliti adalah studi dokumentasi ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan. D. Definisi Operasional Defenisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Variabel Defenisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor Tempat dan Waktu

22

Mandiri

Dokumentasi merupakan bagian dari kegiatan bidan setelah memberikan asuhan kebidanan. dokumentasi yang dimaksud adalah hasil kunjungan pemeriksaan ibu hamil selama trimester 1, 2, dan 3, dipuskesmas Limba B.

1 Dokumentasi pada trimester 1 2 Dokumentasi kunjungan pada trimester 2 3 Dokumentsi kunjungan pada trimester 3

Lembar Observasi

Ordinal

Kunjungan Baik: 75-100% Kunjungan Cukup: 74-50% Kunjungan Kurang: 49%

E. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi Populasi adalah jumlah seluruh ibu hamil pada Trimester Ke-III yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan jumlah responden 21 orang. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil pada Trimester Ke-III yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan Di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo dengan jumlah responden 21 orang. 3. Sampling Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode accidental yaitu pengambilan sampel yang dilakukan sesaat, sehingga sampel yang di peroleh adalah sampel yang ada/ tersedia pada waktu itu. F. Instrumen penelitian

23

Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi yang dibuat sendiri oleh peneliti, terdiri dari 4 item untuk dokumentasi ibu hamil Trimester Ke-III yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan selama trimester 1, 2, dan 3. G. pengumpulan data 1. Data Primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi dan langsung diperoleh oleh responden. Tehnik

2. Data Sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Puskesmas Limba B tentang kunjungan pemeriksaan selama trimester 1, 2, dan 3. H. Penyajian, dan Analisa data Setelah data terkumpul melalui observasi kemudian dilakukan Pengelolaan,

pengolahan data melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Editting Pada tahap ini penulis melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh kemudian diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam pengisiannya. 2. Coding.

24

Setelah dilakukan editting, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data. 3. Scoring. Memberikan score atau bobot pada setiap jawaban dari pernyataan lembar observasi. 4. Tabulasi. Pengelompokan data dalam suatu bentuk tabel menurut sifat yang dimiliki sesuai tujuan penelitian dan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi

Pengolahan dan analisis

data pada variabel studi dokumentasi

dilakukan secara mandiri, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: f P = n x 100%

Keterangan : P = Persentase f = Jumlah skor n = Jumlah item pertanyaan (Machfoedz, I., 2004; 15). Hasil yang didapatkan dimasukkan dalam kriteria penilaian, yaitu: 1) Perilaku responden terhadap kunjungan pemeriksaanp dikatakan baik.

25

2) Perilaku responden terhadap kunjungan pemeriksaan dikatakan cukup. 3) Perilaku responden terhadap kunjungan pemeriksaan dikatakan kurang. I. Etika penelitian Menurut Nursalam (2001), Dalam melakukan penelitian peneliti menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1. Lembar Persetujuan (Informed Concent); merupakan bentuk persetujuan

antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Concent tersebut diberikan kepada subjek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. 2. Tanpa Nama (Anonimity); peneliti memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data. Cukup dengan memberi kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (Confidentiality); semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.( Machfoedz, 2004) J. Jalannya Penelitian

1. Tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari tahap ujian untuk kelayakan penelitian (Proposal Penelitian).

26

2. Mengajukan surat permohonan untuk mendapatkan rekomendasi dari institusi pendidikan dan diteruskan kepada Kepala Puskesmas Limba B Kota Gorontalo. 3. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 05 Mei 2011 dengan cara melihat data-data kunjungan Ibu hamil dan dilakukan pengumpulan data melalui lembar observasi. 4. Setelah data-data diperoleh dari hasil observasi serta siap untuk ditabulasi. 5. Hasil observasi dimasukkan dalam tabel dan ditabulasi kemudian dibuatkan laporan penelitian. 6. Hasil tabulasi dimasukkan dalam master tabel kemudian dibuat pembahasan. 7. Selanjutnya peneliti telah mendapat surat keterangan selesai melakukan penelitian dari bagian kepegawaan Puskesmas Limba B Kota Gorontalo, bahwa peneliti benar-benar telah melakukan penelitian di tempat tersebut.

K.

Keterbatasan Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, peneliti menyadari masih

terdapat banyak keterbatasan yang merupakan hambatan dalam penelitian diantaranya : 1. Pengetahuan peneliti tentang metodologi penelitian masih kurang dan peneliti tidak memiliki pengalaman dalam melakukan penelitian. 2. Kurangnya literatur yang digunakan dalam tinjauan pustaka untuk dijadikan rancangan alat ukur.

27

3. Waktu yang terbatas untuk melakukan penelitian dikarenakan bersamaan dengan jadwal praktek klinik. 4. Kurangnya data-data yang diperoleh dari Puskesmas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Batas Wilayah Puskesmas Limba B terletak didalam Wilayah Kecamatan Kota selatan Kota Gorontalo yang mempunyai wilayah kerja 10 kelurahan. Puskesmas berada di Lingkungan Kelurahan Limba B dan berbatasan

28

langsung dengan Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Limba B adalah sebagai berikut: a. b. c. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kota Utara. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Biawu, Kecamatan

Kota Barat dan Kecamatan Dungingi. d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kota Timur. Wilayah kerja Puskesmas Limba beriklim sub tropis dengan sebagian wilayah berada didaratan rendah dan sebagian beradah didaratan tinggi, jumlah penduduk diwilayag Puskesmas Limba B adalah 40.259 jiwa yang terdiri dari 10.959 kepala keluarga Wilayah Puskesmas Limba B memiliki beberapa sarana kesehatan Yaitu: 1. Puskesmas Pembantu 6 Buah 2. Rumah Dinas Medis 1 Buah 3. Poskesdes 1 Buah 4. Rumah Dinas Paramedis 6 Buah 2. Luas Wilayah Luas wilayah kerja Puskesmas Limba B Kecamatan Kota Selatan adalah 14,93 KM2 yang terdiri dari 10 kelurahan dengan masing-masing Kelurahan sebagai berikut: Limba U 1, Limba U 2, Limba B, Biawu, Biawao, Siendeng, Donggala, Tenda, Pohe, Tanjung Kramat. Keterangan dilingkungan Puskesmas Limba B tahun 2011

29

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Jenis Tenaga Magister RS Dokter umum Perawat Perawat Gigi Bidan Gizi Sanitasi Kesehatan Masyarakat Promosi Kesehatan Analis Kimia Apotekes Asisten Apoteker Pekarya Tenaga Administrasi

Jumlah 1 2 18 2 12 4 5 1 2 1 1 1 3 9

Status kepegawaan PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS Honorer

keterangan

Kader 125 Orang yang tersebar di 25 posyandu yang berada di 10 kelurahan yaitu Limba U I, Limba U II, Limba B, Biawu, Biawao, Siendeng, Donggala, Tenda, Pohe, dan Tanjung Kramat.

B. Hasil dan Pembahasan Studi Dokumentasi Ibu Hamil Tentang Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Selama Trimester 1, 2, Dan 3 di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1 Kumulatif Studi Dokumentasi Ibu Hamil Tentang Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan pada Trimester 1 di Puskesmas Limba B Kategori Jumlah Persentase

30

Baik Kurang Total

14 7 21

67 33 100

Berdasarkan tabel diatas studi dokumentasi ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan pada Trimester 1 di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo yang tergolong baik yaitu 67% dengan jumlah responden 14 ibu hamil. kemudian, yang tergolong kurang yaitu 33% dengan jumlah responden 7. hal ini yang menyebabkan kurangnya pengetahuaan ibu hamil tentang manfaat kunjungan pemeriksaan selama kehamilan. Dalam kehamilan pada trimester 1 dianjurkan untuk melakukan kunjungan pemeriksaan 1 kali. dalam Koesno (2005) Bidan harus melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur serta memberikan sedikitnya empat kali pelayanan antenatal.

Tabel 2 Kumulatif Studi Dokumentasi Ibu Hamil Tentang Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan pada Trimester 2 di Puskesmas Limba B Kategori Baik Kurang Total Jumlah 7 14 21 Persentase 33 67 100

Berdasarkan tabel diatas studi dokumentasi ibu hamil tentang

31

kunjungan pemeriksaan kehamilan pada Trimester 2 di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo yang tergolonga kategori baik yitu 33% dengan jumlah responden 7, dan yang tergolong kurang yaitu 67% dengan jumlah responden 14. Studi dokumentasi kunjungan pemeriksaan adalah hasil dari kunjungan pemeriksaan ibu hamil yang dilakukan ibu selama kehamilan. Pada kehamilan Trimester 2 ini yaitu dengan umur kehamilan 13 sampai 28 minggu dilakukan 1 kali kunjungan pemeriksaan kehamilan. Sesuai hasil diatas dapat dilihat pengetahuan ibu tentang kunjungan masih tergolong kurang. karena, ketidaktahuan ibu hamil tentang manfaat dari kunjungan pemeriksaan. padahal dari kunjungan ini ibu hamil dapat mengetahui keadaan dirinya dan janinnya. Menurut Manuaba (1998) pada trimester 1 dan 2 dilakukan kunjungan 1 kali. dari kunjungan ini dapat direncanakan untuk pengobatan penyakit jika dalam kehamilan ibu hamil didapatkan komplikasi selama kehamilan serta dapat diberikan imunisasi TT.

Tabel 3 Kumulatif Studi Dokumentasi Ibu Hamil Tentang Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan pada Trimester 3 di Puskesmas Limba B Kategori Baik Cukup Kurang Total Jumlah 10 11 0 21 Persentase 48 52 0 100

32

Berdasarkan tabel diatas studi dokumentasi ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan pada Trimester 3 di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo yang tergolong kategori baik 48% dengan jumlah responden 10, dan yang tergolong cukup yaitu 52% dengan jumlah responden 11. Manurut Manuaba (1998), kehamilan pada trimester 3 yaitu umur kehamilan 29 sampai 42 minggu dapat dilakukan 2 kali kunjungan karena dari sini bidan dapat mengobservasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi pada kehamilan trimester ke-3 serta bisa melakukan perencanaan pengobatan, serta mendapatkan nasehat-nasehat atupun informasi tentang tandatanda bayaha pada kehamilan.

Tabel 4 Kumulatif Studi Dokumentasi Ibu Hamil Tentang Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Selama Trimester 1, 2, Dan 3 di Puskesmas Limba B Kategori Baik Cukup Kurang Total Jumlah 11 8 2 21 Persentase 52,39 38,09 9,52 100,00

33

Berdasarkan tabel diatas studi dokumentasi ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan selama trimester 1, 2, dan 3 di Puskesmas B Kota Gorontalo pada umumnya yang tergolong dalam kategori baik yaitu 52,39% dengan jumlah responden 11, kemudian yang termasuk dalam kategori cukup yaitu 38,09% dengan jumlah responden 8, serta yang termasuk dalam kategori kurang yaitu 9,52% dengan jumlah responden 2. Dari sini kita bisa melihat seberapa banyak ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan secara rutin serata ibu hamil yang peduli akan kesehatan ibu dan bayinya. Studi dokumentasi kunjungan pemeriksaan adalah hasil dari kunjungan pemeriksaan ibu hamil yang dilakukan ibu selama kehamilan baik kunjungan pada trimester 1 dengan 1 kali kunjungan, pada trimester 2 dengan 1 kali kunjungan dan pada trimester 3 dilakukan kunjungan 2 kali. manfaat dari kunjungan pemeriksaan ini yaitu untuk mengenali sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan dan mengenali penyakit-penyakit yang menyertai kehamilan sedini mungkin.

Menurut Prawirohardjo, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasakan dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan / nasehat selama kehamilan. pada kunjungan pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi, serta mengenali secara dini adanya ketidak

34

normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil. Berdasarkan teori diatas, dapat dianalisa bahwa setiap ibu hamil dianjurkan utuk melakukan kunjungan pemeriksaan selama kehamilan guna untuk mendeteksi sedini mungkin komplikasi atau asuhan apa yang akan diberikan bagi ibu hamil tersebut. Menurut peneliti hal ini dibuktikan dengan adanya upaya yang telah dilakukan oleh pihak Puskesmas Limba B Kota Gorontalo khususnya bidan yaitu memberikan konseling atau penyuluhan pada setiap kunjungan ANC.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan april sampai dengan bulan mei yaitu studi dokumentasi ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan selama trimester 1, 2, dan 3 di Puskesmas Limba B Kota

35

Gorontalo, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pada 21 responden dapat diidentifikasi bahwa selama ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan selama kehamilan yang tergolong dalam kategori baik yaitu 52,39% dengan jumlah responden 11 ibu hamil, dan yang tergolong dalam kategori cukup yaitu 38,09% dengan jumlah responden 8 ibu hamil. sedangkan, yang tergolong dalam kategori kurang yaitu 9,52% dengan jumlah responden 2 ibu hamil. Dari kesimpulan ini kita bisa lihat bagaimana studi dokumentasi ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan selama kehamilan, B. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan tentang studi dokumentasi ibu hamil tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan selama trimester 1, 2, dan 3 di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo, yang menjadi saran peneliti adalah: 1 Bagi ibu hamil Diharapkan pada ibu hamil agar lebih meningkatkan kunjungan pemeriksaan selama kehamilan. karena kunjungan pemeriksaan selama kehamilan ini sangat bermanfaat bagi bayi maupun untuk ibu sendiri dan juga untuk dapat mendeteksi secara dini atau mengobservasi penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan atau adanya komplikasi sebelum persalinan dan utnuk menurunkan angka kesakitan atau angka kematian ibu dan perinatal . 2 Bagi Puskesmas Diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya terhadap ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan selama kehamilan agar dapat mewujudkan program pemerintah dalam

36

menekan Angka Kematian Ibu (AKI). atau juga, bisa melakukan kunjungan rumah untuk menyempurnakan mutu pelayanan kesehatan. 3 Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan perbandingan dan referensi penelitian dimasa akan datang.

Anda mungkin juga menyukai