Anda di halaman 1dari 6

GENESA DOLOMIT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dolomit, salah satu variasi batu gamping, merupakan bahan baku penting yang digunakan
industry gelas dan kaca lembaran, industry keramik dan porselin, industry reIraktori, pupuk,
dan pertanian. Dalam industry hilir pemakai, dolomite dapat digunakan, baik secara langsung
dalam bentuk dikalsinasi terlebih dahulu, maupun dalam bentuk kimia dolomite.
Potensi dolomite di Indonesia cukup besar dan terbesar mulai dari propinsi di Aceh hingga
ke Papua dengan spesiIikasi yang berbeda, sedangkan dolomit dengan kualitas baik sampai
saat ini baru diketahui terdapat didaerah Sedayu dab Tuban, Jawa Timur.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami medapatkan beberapa masalah. Adapun masalah
yang dapat diidentiIikasi oleh kami adalah sebagai berikut:
1. Ganesa Dolomit ?
2. Tempat penyebaran ?
3. Bagaimana pemanIaatan Dolomit ?

1.3 Maksud dan Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah bahan galian industri yang merupakan Tugas semester
ganjil.
2. Proses penambangan Dolomit
3. untuk mengetahui PemanIaatan Pasir kuarsa




BAB II
PEMBAHASAN


1. GANESA DOLOMIT
1.1. Mula 1adi
Dolomite yang baru dikenal sejak tahun 1882, merupakan variasi batu gamping yang
mengandung ~ 50 karbonat istilah dolomite pertama kali digunakan untuk batuan karbonat
tertentu yang terdapat didaerah TYeolean Alpina (Pettijohn.F.J. 1956). Dolomit dapat
terbentuk karena proses primer dan sekunder.

Secara sekunder, dolomite umumnya terjadi kerena proses pelindian (leaching) tau
peresapan unssur magnesium dari air laut kedalam batu gamping, atau yang lebih dikenal
dengan proses dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomite. Selain itu
dolomite sekunder dapat juga terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebagai endapan
evaporit.

Pembentukan dolomite sekunder dapat terjadi karena berbeberapa Iactor diantaranya
adalah tekanan air yang banyak mengandung unsure magnesium dan prosesnya berlangsung
dalam waktu lama. Dengan semakin tua umur batu gamping, semakin besar kemungkinan
nya untuk berubah menjadi dolomite. Dolomite primerterbentuk bersama-sama dalam
cebakan bijih.

1.2. Mineralogy
Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat dolomite mempunyai struktuir Kristal
rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO
3
)
2
atau managdolomit dan
berkomposisi kimia MgFe(CaCO
3
)
2
atau Ierrodolomit.

Umumnya dolomite berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dangan kekerasan
lebih lunak dari batu gamping (berkisar antara 3.5 4) bersiIat pejal, berat jenis antara 2.8
2.9 yang berbutir halus hingga kasar dan mempunyai siIat mudah menyerap air serta mudah
dihancurkan.

2. POTENSI DAN PENYEBARAN
Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomite yang cukup besar tedapat di
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura, dan Papua. Selain
itu sebenarnya dolomite juga terbesar didaerah lain, namun jumlahnya relatiI jauh lebih kecil
dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batu gamping.

a. Propinsi 1awa Barat
Dijumpai di daerah Cibinong, Bogor yaitu dipasir Gedongan. Dolomite didaerah ini
umumnya berwarna putih abu-abu dan putih, serta termasuk batu gamping dolomitan yang
bersiIat keras, kompak dan kristalin.

b. Propinsi 1awa Tengah
Dijumpai didaerah Pamotan, tepatnya sekitar 1 km di sebelah timur laut Pamotan.
Cebakan daerah ini berupa batuan dolomite atau batu gamping dolomitan.

c. Propinsi 1awa Timur
Dijumpai dibeberapa daerah yaitu:
- Di daeraqh G. Ngaten, dan G. Ngembang, Tuban yang terdapat pada bagian atau Iormasi
batu gamping yang berumur pliosen. Cadangan dolomite denagn kandungan MgO 18,50
sebesar 9 juta M
3
, sedangkan dengan kandungan MgO 14,5 sebesar 3 juta m
3
.
- Di daerah Sekapuk, endapan dolomite terdapat disebelah uatara kampong Sekapuk yang
terletak antara Sedayu-Tuban. Endapan batu gamping dan dolomite didaerah ini membentuk
bukit Sekapuk, Kaklak, dan Malang. Batuan dolomite didaerah ini terdapat Iormasi gamping
berumur pliosen dengan ketebalan 50 m dan mempunyai siIat lunak serta berwarna putih.
Jumlah cadangan sekitar 50 juta m
3
.

Di daerah Pacitan, Sentul, dan Pancen umumnya batu gamping yang mengandung
dolomite 4,5 90,4 berumur pliosen. Di daerah G. Kaklak, Tuban cebakan dolomite
terdapat dalam Iormasi batu gamping pliosen, dengan ketebalan sekitar 35 m dan besar
cadangan diperkirakan sekitar 70 juta m
3
.

Di G. Lengis, Gresik pada umumnya batuan dolomite yang terdapat di daerah ini bersiIat
keras dan pejal, kompak serta kristalin. Di daerah Socah, Bangkalan Madura, yaitu sekitar 1
kmsebelah timur Socah., batuan dolomite termasuk Iormasi Kalibening (Iasis batu gamping)
yang berumur pliosen. Cebakan dolomite disini berwarna putih agak lunak dan sarang,
dengan cadangan ditaksir sekitar 430 juta meter ton.

d. Propinsi Sumatera Barat
Dijumpai didaerah G. Kajal, analisa batu gamping yang diambil dari bongkahan lepas
yang berasal dari dap|ur bakar batu gamping dekat Kajal ( antara Bukit Tinggi
Payakumbuh), diperkirakan berumur permokabron.

e. Propinsi Sulawesi Selatan
Dijumpai di daerah Tonasa, beberapa contoh batu gamping yang berasal dari Tonasa telah
dianalisa, hasilnya menunjukkan bahwa contoh tersebut adalah dolomite yang berumur Eosen
dan merupakan lensa-lensa dalam batu gamping.

f. Propinsi Papua
Terdapat di daerah Abe Pantai , sekitar G. Sehajiro, G. Mer, dan Tanah hitam dengan
kandungan MgO 10,7 - 21,8, merupakn lensa-lensa dan kantong kantong dalam batu
gamping.

3. PERTAMBANGAN
3.1. Eksplorasi
Eksplorasi disamping bertujuan untuki menentukan jumlah cadangan juga untuk
menginterprestasikan bentuk tubuh endapan, luas penyebaran, dan struktur yang dominan di
daerah tersebut. Eksplorasi bahan galian industri pada umumnya lebih sederhana
disbandingkan dengan untuk minerallogam, karena sebaran Iisikbahan galian industry
biasanya lebih mudah ditemukan.

Eksplorasi biasanya dilakukan apabila penyelidikan pendahuluan memenuhi syarat untuk
perencanaan penambangan. Eksplorasi batuan dolomite dilakukan bertahap . kegiatan ini
dapat dilakukan dengan menggunakan cara pemboran atau sumur uji. Perhitungan cadangan
dilakukan berdasarkan korelasi data pemboran dengan data geologi permukaan.

3.2. Penambangan
Penambangan batuan dolomite di Indonesia umumnya dilakukan dengan cara tambang
terbuka dengan metoda quarry. Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat,pasir
dan koral dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan bulldozer
atau power scraper. Penambangan dilakukan dengan cara konvensional dan mekanis

3.3. Pengolahan
Pengolahan dolomite dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Bongkah-bongkah
dolomite dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian bongkah-bongkah
dolomite tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan alat pemecah batu, hasil proses
ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan dolomite yang berukuran halus (tepung) dengan
ukuran tertentu yang disesuaikan dengan permintaan.

4. PEMANFAATAN
Dolomite banyak dimanIaatkan baik dalam pertanian, bahan bangunan ataupun dalam
industry. Dolomite banyak dimanIaatkan sebagai komoditi pada :
- Industry reIraktori
- Dalam tungku pemanas atau pencair
- Dalam pupuk digunakan unsure Mg untuk meningkatkan pH tanah
- Dalam industri cat sebagai pengisi
- Industri kaca, plastik, kertas
- Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia
- Industri alkali
- Pembersi air
- Industri ban
- Ply wood
- Industri obat-obatan dan kosmetik
- Campuran makanan ternak industry keramik
- Bahan penggosok (abrassive)
Dari sekian banyak pemanIaatannya, pemanIaatan dolomite dapat dikelompokkan menjadi 3
yakni:
1) PemanIaatan dolomite secara langsung
2) PemanIaatan dolomite yang telah dikalsinasi
3) PemanIaatan kimia dolomite

4.1. Pemanfaatan dolomite secara langsung
PemanIaatan dolomite secara langsung digunakan untuk pertanian, semen klinker,
mortar, klinker dolomite, penyemenan atau dempul untuk rekahan-rekahan.

4.1.1. Pertanian
Dalam sektor pertanian dolomite dipermanIaatkan entuk menaikkan pH tanah masam dan
sebagai sumber magnesium . pada tanah-tanah masam unsure yang banyak terkandung adalah
unsur Mg dan Fe serta kekurangan unsur Mg, yang mengakibatkan tanaman tidak dapat
mengasimilasi CO
2
.

4.1.2. Semen Klinker Mortar
Penambahan dolomite sampai 40 terhadap semen mempercepat hidrasi semen (Soroka
and Setter,1997). Butiran halus dolomite berkisar 1.150 hingga 10.300 cm
2
/g. umtuk
membuat semen Portland, material halus dolomite ini ditambahkan dengan ratio 1:2,75 ke
mortar, yang secara alamiah membentuk pasir silisius dan yaitu dolomit yang perbandingan
darganya saat ini 1:6.

4.1.3. Dempul Rekahan

Selain batu gamping, dolomite atau campuran keduanya dapat juga dimanIaatkan untuk
dibuat sebagai penyemen rekahan-rekahan pda kayu.

4.2. Dolomit Kalsinasi
4.2.1. semen Magnesium Oksiklorida
Semen ini cukup keras, tetapi tidak tahan terhadap aair. Untuk menghindarkannya dapat
dilindungi dengan pemolesan dengan menggunakan terpentin. Semen ini sering digunakan
sebagai material dasar. Penggunaan lainnya adalah untuk matrik penyemenan dalam berbagai
variasi. Hampir keseluruhan komposisi semen ini tahan terhadap pelarut, kuat akan tekanan
dan tarikan, harga besaing dan tahan terhadap api dan serangga.

Anda mungkin juga menyukai