Anda di halaman 1dari 40

a. Latar Belakang: Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia.

Bagi manusia , hewan dan tumbuhan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh. Misalnya saja pada tanaman kacang hijau. Bagi orang Indonesia tanaman kacang hijau sangat penting, karena Indonesia terkenal dengan makanan yang bernama bubur kacang hijau yang biasanya disantap untuk menghangatkan badan. Namun dibalik segala kegunaan pertumbuhan kacang hijau yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah cahaya .Mengapa hal itu bisa terjadi ? ,mungkin sebagian orang tidak mengetahui sebabnya (Sumber : http://afriathinks.blogspot.com/2009/09/pengaruh-cahayaterhadap-pertumbuhan.html )

Oleh sebab itu kami memilih permasalahan ini sebagai poin penting dalam pembuatan makalah ini. Kami ingin membuktikan bahwa teori yang sudah ada itu benar. b. Rumusan masalah: Apakah cahaya berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan batang kecambah kacang hijau? c. Tujuan: Mengetahui pengaruh faktor lingkungan tertentu cahaya (tempat terang dan tempat gelap) terhadap pertumbuhan perkecambahan batang tanaman kacang hijau d. Manfaat : Sebagai sumber informasi bagi sebagian orang yang belum mengetahui pengaruh cahaya bagi tumbuhan kacang hijau. Sebagai sumber informasi dalam pengembangan teknologi pertanian.
1

e. Hipotesis: Cahaya dapat berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan batang keambah pada tanaman kacanag hijau. f. Variabel: Menentukan variabel atau peubah percobaan yang lakukan. 1. Variabel bebas (cahaya)berada di tempat terang dan di tempat gelap. 2. Variabel terikat (pertumbuhan kecambah yang dapat diukur dari panjang tubuh tumbuhan) Sumber :Istamar Sumaryo, 2006

Pengertian Pertumbuhan & Perkembangan Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran (massa,panjang) secara kuantitatif yang dihasilkan dari pertumbuhan jumlah sel & bersifat irreversibel (tidak dapat kembali). Perkembangan adalah proses maju kedewasaan secara kuantitatif terhadap pengembangan tubuh organisme. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan pada tumbuhan. Nutrisi Air Suhu Kelembapan udara Oksigen cahaya Cahaya Merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis, untuk menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis & pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Kekuranagan cahaya pada saat pertumbuhan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah & daunnya berukuran lebih kecil, tipis, pucat. Hormon pada tumbuhan yang mempengaruhi pada percobaan kami Auksin Jaringan penghasil pada pada tunas apikal, daun muda embrio dalam sel merangsang perpanjangan sel batang & merangsang pertumbuhan sel akar, diferensiasi, perhubungan, dominasi tunas apikal, pekembangan bakal buah, fototropisme & gravitropisme.
Sumber : http://erireza21.wordpress.com/2011/03/06/pengaruh-cahaya-terhadap-

pertumbuhan-tumbuhan-kacang-hijau/

Alat dan bahan: a. b. c. d. e. f. g. h. i. 2 buah gelas aqua Biji kacang hijau Tanah Penggaris Lidi Kamera Buku Air Penci

Cara kerja: 1. Sebelum menanam biji kacang hijau, terlebih dahulu merendam biji kacang hijau selama 8 jam. 2. Menyiapkan 2 buah gelas aqua yang telah berisi tanah dengan banyak yang sama. 3. Menanam 5 buah biji kacang hijau di setiap pot A dan pot B 4. Menandai masing-masing kacang hijau dengan lidi yang diberikan label. 5. Meletakkan pot A pada lingkungan yang mendapatkan sinar matahari, sedangkan pot B diletakkan di lingkungan yang tidak mendapatkan sinar matahari (gelap). 6. Menyiram tanaman setiap hari dari hari pertama hingga hari terakhir. 7. Mengamati dan mengukur setiap perubahan pertumbuhan pada tanaman dari hari pertama hingga hari terakhir. 8. Memotret setiap perkembangan pada tumbuhan kacang hijau Waktu Pengamatan: Sabtu 03 september 2011 Sabtu 10 september 2011 Cara Pengambilan data: Pada pengamatan ini kami menggunakan cara pengambilan data secara kiantitatif.

a. Data dan Fakta Tabel Hasil Pengamatan Pada keadaan Terang Tanaman
Biji Tanaman

Hari ke . . . (cm) 1 2 3 0 0 0 0 0 0,5 0,2 0,3 0.2 0,1 1 0,5 0,5 0,3 0.5

Ket. 4 3 2,5 3 0,5 2.5 5 5,7 4 4,5 5 3 6 7 6 6.5 8 6 7 13 12 8 10 9

1 2 3 4 5

Tabel Hasil Pengamatan Pada Keadaan Gelap Tanaman Hari ke . . . (cm) Biji 1 2 3
Tanaman

Ket. 4 3.5 2 1,8 2 0 5 10 6 3,5 4,5 0 6 14 8.5 6 7 0 7 17 15 14 11 0

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0

1 0,7 0,5 1 0

2 1,5 1,3 1,5 0

Tabel Hasil Pengamatan Pada Penggabungan Keadaan terang dan gelap Tanaman
Biji Tanaman

Hari ke . . . (cm) 1 2 3 0 0 0,5 1 1 2

Ket. 4 3 3.5 5 5,7 10 6 7 14 7 13 17

1 2

a. Grafik Hasil Pengamatan Pada keadaan Terang

Panjang Perkecambahan Tanaman

Grafik Hasil Pengamatan Pada keadaan Terang


15 Biji 1 10 5 0 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6 Hari ke-7 Biji 2 Biji 3 Biji 4 Biji 5

b. Grafik Hasil Pengamatan Pada keadaan Terang

Panjang Perkecambahan Tanaman

Grafik Hasil Pengamatan Pada keadaan Gelap


20 15 10 5 0 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6 Hari ke-7 Biji 1 Biji 2 Biji 3 Biji 4 Biji 5

c. Grafik Hasil Pengamatan Pada Penggabungan Data keadaan terang dan gelap
20
Panjang Perkecambahan Tanaman

17 14 10 13 Tempat Terang Tempat Gelap

15 10 5.7 5 0 0 0 Har 1 Hari 2 hari 3 hari 4 Hari 5 0.5 1 1 2 3 3.5

Hari 6 hari 7

b. Pengambilan data dan Analisis hasil PengamatanPengambilan data yang digunakan adalah data kuantitatif

a. Kesimpulan: Dari hasil pengamatan yang kami lakukan terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau, Tanaman yang terkena cahaya matahari secara langsung pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebih lebar & tebal, berwarna hijau, batang tegak, kokoh. Tanaman yang terkena cahaya melalui celah-celah pertumbuhannya lumayan cepat, daunnya pucat, daunnya sedang, berwarna hijau, batang menuju arah datangnya cahaya, batang tidak kokoh. Tanaman yang tidak terkena cahaya matahari pertumbuhannya lebih cepat & mempunyai batang yang lebih tinggi, daunnya kecil, tipis, berwarna pucat, batang melengkung, tidak kokoh. Cahaya merupakan faktor eksternal atau luar yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan pada tumbuhan. b. Saran Sebaiknya percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang cukup cahaya terkena secara langsung, yang terkena cahaya melalui celah, & sama sekali kurang cahaya matahari. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern. serta penguasaan materi juga diperlukan dalam menyusun laporan ini, agar tidak ada kesalahan dalam menyusun laporan.

Istamar http://afriathinks.blogspot.com/2009/09/pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan.html diakses pata tanggal 22 Agustus 2011 http://erireza21.wordpress.com/2011/03/06/pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhantumbuhan-kacang-hijau/ diakses tanggal 10 Oktober 2011

Awal perendaman kacang hijau


8

setelah perndaman kacang hijau

Penanamn hari ke-1 di tempat terang

penanaman hari ke-1 di tempat gelap

Penanaman hari ke-2 di tempat terang

Penanaman hari ke-2 di tempat gelap

Penanaman hari ke-3 di tempat terang

Penanaman hari ke-3 di tempat gelap

Penanaman hari ke-4 di tempat terang

Penanaman hari ke-4 di tempat gelap

Penanaman hari ke-5 di tempat terang

Penanaman hari ke-5 di tempat gelap

Penanaman hari ke-6 di tempat terang

Penanaman hari ke-6 di tempat gelap

Penanaman hari ke-7 di tempat terang

Penanaman hari ke-7 di tempat gelap

Tugas Kelompok Biologi

10

Kelas XII IPA D Di susun oleh : Kelompok 3

RISNAWATI NURJANNAH KUMALASARI WARNI LESTARI MUSDALIFA SITTI FATIMA SYAHRUDIN NURUL RAMDANI ADE IRMA SURYANI

Guru Pembimbing: Hj.Nursiba S.Pd Silpana S.Pd

11

Penerapan Sel Volta Dan Sel Electrolisis dalam kehidupan sehari-hari dan industri
12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan proses dari reaksi kimia.salah satunya adalah adalah reaksi kimia yang bisa menimbulkan energi listrik yang bisa memudahkan manusia dalam melkukan kegiatan.misalnya dalam industri pembuatan baterai, aki, dan lain-lain yang bisa mengantarkan arus listrik.serta hubungan elektrolisis terhadap kehidupan sehari-hari dan industri. Reaksi kimia yang bisa menghantarkan listrik berhubungan sekali dengan sel elektrokimia, karena dalam sel elektrokimia terjadi reaksi antar ion anode dan ion katode yang bisa menghantarkan arus listrik. Dalam sel elektrokimia dibagi menjadi dua yaitu,sel volta dan sel elektrolisis.sel volta merupakan hasil dari reksi redoks spontan di ubah menjadi energi listrik. Sedangkan sel elektrolisis energi listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi kimia tak spontan. 1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana penerapan sel volta pada aki dan baterai ? 2. Bagaimana proses kimia bereaksi dan menghasilkan energi listrik ? 3. Apa saja penerapan dan contoh penggunaan elektrolisis dalam industri ? 1.3 Tujuan dan Manfaat Kita dapat mengetahui tentang proses reaksi kimia dalam menghasilkan energi listrik dan kegunaannya, Sehingga kita mengenal lebih dekat tentang aplikasi kimia nyata yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hri dan industri, serta menambah semangat kita untuk belajar kimia dan mengetaui bahan-bahan kimia pada baterai, aki ,pemurnian logam, serta penyepuhan. BAB II PEMBAHASAN Penerapan Sel Volta Dan Sel Electrolisis (disesuaikan dengan jumlah kelompok) 1. Penerapan Sel Volta pada aki Aki atau accumulator merupakan sel volta yang tersusun atas elektroda Pb dan PbO, dalam larutan asam sulfat yang berfungsi sebagai elektrolit. Pada aki, sel disusun dalam beberapa pasang dan setiap pasang menghasilkan 2 Volt. Aki umumnya kita temui memiliki potensial sebesar 6 Volt (kecil) sebagai sumber arus sepeda motor dan 12 V (besar) untuk mobil. Aki merupakan sel yang dapat diisi kembali, sehingga aki dapat dipergunakan secara terus menerus. Sehingga ada dua mekanisme reaksi yang terjadi. Reaksi penggunaan aki merupakan sel volta, dan reaksi pengisian menggunakan arus listrik dari luar seperti peristiwa elektrolisa. Mekanisme reaksi ditampilkan pada Bagan reaksi. Reaksi penggunaan dan pengisian aki 2. Penerapan Sel Volta Pada Baterai Baterai atau sel kering merupakan salah satu sel volta, yaitu sel yang menghasilkan arus listrik, berbeda dengan aki, batere tidak dapat diisi kembali. Sehingga batere juga disebut dengan sel primer dan aki dikenal dengan sel sekunder. Batere disusun oleh Seng sebagai anoda, dan grafit dalam elektrolit MnO2, NH4Cl dan
13

air bertindak sebagai katoda. Reaksi yang terjadi pada sel kering adalah : Sel bahan bakar merupakan bagian dari sel volta yang mirip dengan aki atau batere, dimana bahan bakarnya diisi secara terus menerus, sehingga dapat dipergunakan secara terus menerus juga. Bahan baku dari sel bahan bakar adalah gas hidrogen dan oksigen, sel ini digunakan dalam pesawat ruang angkasa, reaksi yang terjadi pada sel bahan bakar adalah : 3. Baterai Nikel-Kadmium Baterai Nikel-Kadmium merupakan baterai kering yang dapat di isi ulang.Reaksi sel yang terjadi sebagai berikut: Anode : Cd + 2OH- Cd(OH)2 + 2e Katode :NiO2 + 2H2 O + 2e Ni(OH)2 + Ni(OH)2 + Cd + NiO2 + 2H2O Cd(OH)2 + Ni(OH)2 Hasil-hasil reaksi pada baterai nikel-kadmium merupakan zat padat yang melekat pada kedua elektrodenya.Pengisian dilakukan dengan membalik arah aliran electron pada kedua electrode. 4. Baterai Perak Oksida Susunan baterai perak oksida yaitu Zn (sebagai anode), Ag2O (sebagai katode), dan pasta KOH sebagai elektrolit.reaksinya sebagai berikut: Anode :Zn + 2OH- Zn(OH)2 + 2e Katode :Ag2O + H2O + 2e 2Ag + 2OHBaterai perak oksida memiliki potensial sel sebesar 1,5 volt dan bertahan dalam waktu yang lama.Kegunaan baterai jenis ini adalah untuk arloji,kalkulator dan berbagai jenis peralatan elektrolit lainnya. 5. Sel Bahan Bakar Sel bahan bakar merupakan selyang menggunakan bahan bakar campuran hydrogen dengan oksigen atau campuran gas alam dengan oksigen. Bahan bakar (pereaksi) dialirkan terus menerus. Gas oksigen dialirkan ke katode melalui suatu bahan berpori yang mengkatalis reaksi dan gas hydrogen dialirkan ke anode. Anode :2H2 + 4OH- 4H2O + 4e Katode :O2 + 2H2O + 4e 4OH- + 2H2 + O2 2H2O Sel seperti ini biasa di gunakan untuk sumber listrik pada pesawat luar angkasa. 6. Proses dalam penyepuhan Elektroplating atau penyepuhan merupakan proses pelapisan permukaan logam dengan logam lain. Misalnya tembaga dilapisi dengan emas dengan menggunakan elektrolit larutan emas (AuCl3). Emas (anoda) : Au(s) Au3+(aq) + 3e (oksidasi) Tembaga (katoda) : Au3+(aq) + 3e Au(s) (reduksi) Dari persamaan reaksi tampak pada permukaan tembaga akan terjadi reaksi reduksi Au3+(aq) + 3e Au(s). Dengan kata lain emas Au terbentuk pada permukaan tembaga dalam bentuk lapisan tipis. Ketebalan lapisan juga dapat diatur sesuai dangan lama proses reduksi. Semakin lama maka lapisan yang terbentuk semakin tebal. 7. Proses Sintesa
14

Sintesa atau pembuatan senyawa basa, cara elektrolisa merupakan teknik yang handal. Misalnya pada pembuatan logam dari garam yaitu K, Na dan Ba dari senyawa KOH, NaOH, Ba(OH)2, hasil samping dari proses ini adalah terbentuknya serta pada pembuatan gas H2, O2, dan Cl2. Seperti reaksi yang telah kita bahas. Dalam skala industri, pembuatan Cl2 dan NaOH dilakukan dengan elektrolisis larutan NaCl dengan reaksi sebagai berikut: 8. Proses pemurnian logam Proses pemurnian logam juga mengandalkan proses elektrolisa. Proses pemurnian tembaga merupakan contoh yang menarik dan mudah dilaksanakan. Pemurnian ini menggunakan elektrolit yaitu CuSO4. Pada proses ini tembaga yang kotor dipergunakan sebagai anoda, dimana zat tersebut akan mengalami oksidasi, Cu(s) Cu2+(aq) + 2e Reaksi oksidasi ini akan melarutkan tembaga menjadi Cu2+. Dilain pihak pada katoda terjadi reaksi reduksi Cu2+ menjadi tembaga murni. Mula-mula Cu2+berasal dari CuSO4, dan secara terus menerus digantikan oleh Cu2+ yang berasal dari pelarutan tembaga kotor. Proses reaksi redoks dalam elektrolisis larutan CuSO4 adalah : CuSO4(aq) Cu2+(aq) + SO42(aq) Katoda: Cu2+(aq) + 2e Cu(s) Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e Pengotor tembaga umumnya terdiri dari perak, emas, dan platina. Oleh karena E0 unsur Ag, Pt dan Au > dari E0 Cu, maka ketiga logam tidak larut dan tetap berada di anoda biasanya berupa lumpur. Demikian juga jika pengotor berupa Fe atau Zn, unsur ini dapat larut namun cukup sulit tereduksi dibandingkan Cu, sehingga tidak mengganggu proses reduksi Cu. BAB III PENUTUP 1.4 Kesimpulan Eloctrokimia terbagi dalm dua bagian yaitu,pemanfaatan reaksi kimia (reaksi redoks) untuk menghasilkan listrik dan pemanfaatan arus listrik untuk melangsungkan reaksi kimia. Pemanfaatan reaksi redoks untuk menghasilkan listrik dilakukan dalam perangkat yang disebut sel volta,sedangkan pemanfaatan arus listrik untuk melangsungkan reksi kimia dilakukan dengan sel elektrolisis.sel volta tersedia dalam berbagai jenis antara lain, aki, baterai, Baterai Nikel-Kadmium, Baterai Perak Oksida, Sel Bahan Bakar.Elektrolisis di aplikasikan dalam Proses dalam penyepuhan, Proses Sintesa, Proses pemurnian logam. 1.5 Saran Pemanfaatan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan di berbagai benda,oleh karena itu apabila kita jeli untuk mempelajarinya,maka akan memberi kita banyak manfaat,selain itu menambah pengetahuan kita. DAFTAR PUSTAKA purba,mechael.2006.kimia SMA Kelas XII.Jakarta:erlangga

http://nur-nurud.blogspot.com/2010/08/penerapan-sel-volta-dan-sel.html
15

Tugas Kelompok Kimia

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3 : AGUS SUPRAYITNO INTAN PERMATA SARI RHENA PUSPITA SARI

16

KERJA ENZIM KATALASE I . T U J U A N Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim katalase. II.DASAR TEORI Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam selenzim ini diproduksi oleh organel badam mikro peroksisok. Kegunaan enzimkatalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawar a c u n d a l a m t u b u h y a n g t e r b e n t u k p a d a p r o s e s p e n c e r n a a n m a k a n a n . Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis JacqueaThenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yangm e m i l i k i s i f a t oksidator kuat dan bersifat racun d a l a m t u b u h . Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O)yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida(H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandaid e n g a n t i m b u l n y a g e l e m b u n g Bentuk reaksi kimianya adalah: H2O --> H2O + O2 Enzim tertentu dapat bekerja secara optimal pada kondisi tertentu pula.Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :

17

a . S u h u Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akanmengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). b . D e r a j a t k e a s a m a n ( p H ) Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangatk u a t . S e b a g i a n besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran p H lingkungan yang sedikit sempit (pH =7). Di luar pH optimal, kenaikanatau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat. c . K o n s e n t r a s i e n z i m, s u b s t r a t , d a n k o f a k t o r Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlahsubstrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yanga d a . J i k a p H , s u h u d a n k o n s e n t r a s i e n z i m d a l a m k e a d a a n k o n s t a n , m a k a reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jikae n z i m m e m e r l u k a n s u a t u k o e n z i m a t a u i o n k o f a k t o r , m a k a k o n s e n t r a s i substrat dapat menetukan laju reaksi. d.Inhibitor enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap o l e h inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendahakan terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi. III.ALAT DAN BAHAN a.Rak dan tabung reaksi b.P isau cutter c . P i p e t t e t e s d . L a m p u s p i r i t u s e.Penjepit tabung reaksif . P i n s e t g . L i d i h . K o r e k a p i i . H a t i dan jantung ayam j . H 2O2 k . N a O H , H C l l . E s m . A i r IV.CARA KERJA a.Membuat hati ayam menjadi potongan -potongan kecil dengan ukuran 0,5 cm x 0,5 cm x 0,5 cm (25 potong). b.Menyiapkan lidi kering dan menyalakan lampu spiritus. c.Mengisi tabung reaksi dengan air masing -masing setinggi 1 cm.

18

d.Memasukkan 5 potong hati a yam ke dalam masing -masing tabung r e a k s i tersebut. e.Mengocok potongan hati a yam yang telah ditambah air di dalam t a b u n g reaksi. f . M e n e t e s k a n 5 t e t e s H 2O2 ke dalam salah satu tabung reaksi yang berisi hati ayam dan segera menutupnya dengan ibu jari. g.Mengamati ban ya kn ya gelembung udar a yang t e r b e n t u k ( b a n y a k = + + + , sedang = ++, sedikit = +, tidak ada = -). h.Men yiapkan lidi membara, dan kemudian dimasukkan ke dalam t a b u n g reaksi yang telah dibuka. i.Mengamati apa yang terjadi dengan lidi membara tersebut ( m e n y a l a , tidak menyala). j.Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel k.Mengulangi langkah no. 3 s.d. no. 10 dengan perlakuan sebagai berikut :i . P a d a l a n g k a h n o . 4 , d i t a m b a h k a n 5 t e t e s H C l i i . P a d a l a n g k a h n o . 4 , d i t a m b a h k a n 5 t e t e s N a O H iii.Pada langkah no. 4, dipanaskan sampai mendidihl . M e n c u c i d a n m e m b e r s i h k a n k e m b a i t a b u n g t a b u n g r e a k s i d a n a l a t - a l a t yang telah digunakan V.TABEL HASIL PENGAMATAN Pada hatiayam P e r l a k u a n G e l e m b u n g D i m a s u k k a n b a r a a p i Ekstrak + H 2 O 2 + + + M e n y a l a Ekstrak + HCl + H 2 O 2 T i d a k m e n y a l a Ekstrak + NaOH +H 2 O 2 + + T i d a k m e n y a l a Ekstrak + H 2
19

O 2 ( T

m i

e d

n a

d k

d m

i e

h n

) y

a l a

Pada jantung ayamP e r l a k u a n G e l e m b u n g D i m a s u k k a n b a r a a p i Ekstrak + H 2 O 2 + + + M e n y a l a Ekstrak + HCl + H 2 O 2 T i d a k m e n y a l a Ekstrak + NaOH +H 2 O 2 + + T i d a k m e n y a l a Ekstrak + H 2 O 2 ( m e n d i d i h ) T i d a k m e n y a l a Keterangan :+ + + = banyak gelembung+ + = gelembungnya sedang+ = sedikit gelembung- = tidak ada gelembung VI.PEMBAHASAN Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel.Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H 2 O 2 menjadi H 2 O danO 2 dengan reaksi sebagai berikut :2H 2 O 2

20

2H 2 O+O 2 Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan. Percobaan ini dilakukandengan menggunakan hati ayam dan jantung ayam (sebagaiperbandingan). Hatiayam

digunakan karena banyak mengandung enzim katalase. Hati aya m ayam kemudian dibuat ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut :

jantung

Pada hati ayam1 . E k s t r a k d i t a m b a h H 2 O 2 (hidrogen peroksida)S a a t e k s t r a k d i b e r i H 2 O 2 t e r j a d i g e l e m b u n g - g e l e m b u n g u d a r a y a n g banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di d a l a m h a t i a y a m m e n g u b a h H 2 O 2 menjadi H 2 O ( a i r ) , s e d a n g k a n p a d a waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api. Hal inimembuktikan bahwa H 2 O 2 juga diuraikan menjadi oksigen (O 2 ).2 . E k s t r a k d i t a m b a h H C l d a n H 2 O 2 Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak d a l a m keadaan terlalu asam. Kemudian ditambah H 2 O 2

21

ternyata tidak terbentuk g e l e m b u n g u d a r a k e t i k a d i m a s u k k a n b a r a a p i k e d a l a m n y a j u g a t i d a k terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.3 . E k s t r a k d i t a m b a h N a O H dan H 2 O 2 Penambahan NaOH disini dimaksudkan un tuk membuat ekstrak dalamk e a d a a n t e r l a l u b a s a . K e m u d i a n d i t a m b a h H 2 O 2 ternyata terbentuk g e l e m b u n g u d a r a y a n g s e d a n g , t e t a p i s a a t b a r a a p i d i m a s u k k a n k e dalamn ya tidak terjadi n yala api. Hal ini m e m b u k t i k a n b a h w a e n z i m katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.4 . E k s t r a k d i d i d i h k a n k e m u d i a n d i t a m b a h H 2 O 2 Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H 2 O 2 , ternyata tidak timbulgelembung udara dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak t i m b u l n y a l a a p i . H a l i n i d i s e b a b k a n k a r e n a protein di dalam enzimk a t a l a s e y a n g t e r d a p a t d i e k s t r a k t e l a h r u s a k s e h i n g g a t i d a k d a p a t menguraikan H 2 O 2 menjadi H 2 O dan O 2 . Pada jantung ayamS e b a g a i p e r b a n d i n g a n , d i g u n a k a n j a n t u n g a y a m y a n g k a n d u n g a n enzim katalasenya lebih sedikit dibandingkan dengan hati ayam.1 . E k s t r a k d i t a m b a h H 2 O 2 Hasilnya sama seperti pada ekstrak hati ayam, tetapi t e r b e n t u k n y a gelembung sedikit lama.2 . E k s t r a k d i t a m b a h H C l a n H 2 O
22

2 Hasilnya sama seperti pada ekstrak hati ayam.3 . E k s t r a k d i t a m b a h N a O H dan H 2 O 2 Gelembung udara yang terbentuk sedikit dan juga tidak terbentuk nyala a p i . G e l e m b u n g u d a r a y a n g t e r b e n t u k s e d i k i t b e r b e d a d e n g a n y a n g terjadi pada ekstrak hati ayam.4 . E k s t r a k y a n g d i d i d i h k a n k e m u d i a n d i t a m b a h H 2 O 2 Hasilnya sama seperti pada ekstrak hati ayam.D a r i p e r c o b a a n d a p a t d i k e t a h u i b a h w a k e r j a e n z i m d i p e n g a r u h i o l e h derajat keasaman (pH) dan suhu. Pada pH terlalu asam dan basa, enzim menjadinon aktif, sehingga tidak dapat bekerja. Sedangkan pada saat dididihkan, suhu menjadi tinggi sehingga enzim menjadi rusak (denaturasi). Hal ini menyebabkanenzim katalse tidakdapat menguraikan H 2 O 2 menjadi H 2 O dan O 2 . VII.KESIMPULAN Berdasarkan percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa. Penambahan asam, basa, maupun pemanasan yang ekstrim dapat merusak enzim

http://www.scribd.com/doc/35911802/Laporan-Biologi-Kerja-Enzim-Katalase

23

I.

TUJUAN Untuk mengamati faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim katalase.

II. HIPOTESIS HYPOTESYS 1) Hipotesis nol : a. Aktivitas enzim katalase tidak dipengaruhi oleh faktor apapun.

2) Hipotesis alternatif : b. Aktivitas enzim katalase dipengaruhi oleh faktor suhu, pH, dan konsentrasi enzim.

III. ALAT DAN BAHAN TOOLS AND MATERIAL Alat / Tools : 1) a test tube rack 2) five test tubes 3) a porcelain mortar 4) a beaker glass 5) pipette 6) a tripod stand and wire screen 7) a spiritus burner 8) some tuber extract Bahan / Materials 1) some palm-leaf ribs and matches 2) some chicken liver extract 3) some chicken heart extract 4) some H2O2 5) some HCl 6) some NaOH
24

7) some destilled water 8) some ice cubes

IV. CARA KERJA PROCEDURES 1. Made liver or tuber extract by pounding the chicken liver or tuber using the porcelain mortar. Added some water little by little and filter the extract by using glass funnel layer with filter paper. Collected the filter substance in the baker glass. 2. Placed 2 ml liver extract into each of the 5 test tubes (with label A,B,C,D,E,F, and G). 3. In tube A, added 7 drops of H2O2 then close the test tube with thumb. Observed what happened. Left the tube for 1 minute then quickly put ember from the heated palm-leaf rib into the test tube. Observed the ember on the palm-leaf rib. 4. Did the same procedure to tube B. Before dropping the H2O2, gave 10 drops of HCl and left the tube for a while. 5. Did the same procedure to tube C. Before dropping the H2O2, gave 10 drops of NaOH and left the tube for a while. 6. Did the same procedure to tube D. Before dropping the H2O2, heated the test tube until the liver extract was boiled. 7. Did the same procedure to tube E. Before dropping the H2O2, soaked the test tube into the ice cube. 8. Did the same procedure to tube F. Before dropping the H2O2, soaked the test tube until the heart extract was boiled. 9. Did the same procedure to tube G. Before dropping the H2O2, soaked the test tube until the tuber extract was boiled. 10. Wrote down thw observation data in the observation table.

V. PENGAMATAN OBSERVATION

25

Hasil pengamatan praktikum untuk mencari faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase disajikan dalam table sebagai berikut : NO 1 2 3 4 PERLAKUAN Ekstrak hati + H2O2 Ekstrak hati + HCl + H2O2 Ekstrak hati + NaOH + H2O2 Ekstrak hati yang dipanaskan + H2O2 Ekstrak hati yang didinginkan + H2O2 Ekstrak jantung + H2O2 Ekstrak umbi kentang + H2O2 JUMLAH GELEMBUNG ++++ + + BARA API ++++ -

5 6 7 ++++ +++ ++ + -

+++ ++ -

+++ ++ -

Keterangan (gelembung) : : banyak sekali : banyak : sedang : sedikit : tidak ada

Keterangan (bara api) : ++++ +++ ++ + : besar : cukup besar : sedang : kecil : tidak ada Dari hasil praktikum diperoleh bahwa ekstrak hati ayam yang dicampur senyawa hydrogen peroksida dan ekstrak hati yang telah didingankan kemudian ditambah dengan senyawa hydrogen peroksida menghasilkan jumlah gelembung dengan kategori banyak sekali dan bara api dengan kategori banyak untuk yang tidak didinginkan dan banyak sekali untuk yang sebelumya didinginkan. Untuk perlakuan ekstrak hati yang dicampur asam klorida dan senyawa hydrogen
26

peroksida maupun ekstrak hati yang dicampur dengan natrium hidroksida dan senyawa hydrogen peroksida menghasilkan jumlah gelembung sedikit tanpa menghasilkan bara api. Untuk ekstrak hati yang dipanaskan dan dicampur dengan senyawa hydrogen peroksida tidak menghasilkan gelembung maupun bara api, hal yang serupa juga terjadi pada perlakuan terakhir, yaitu ekstrak umbi kentang () yang dicampur dengan senyawa hydrogen peroksida.

VI. ANALISIS DATA Pada praktikum adanya gelembung menunjukkan aktifnya enzim katalase yang terdapat pada ekstrak yang telah dibuat. Enzim katalase merupakan enzim yang dihasilkan oleh badan mikro. Badan mikro ini terdiri dari dua bagian yaitu peroksisom dan glioksisom. Bagian badan mikro yang menghasilkan enzim katalase adalah bagian peroksisom. Peroksisom ini banyak ditemukan pada sel hati. Hal ini yang menjadikan hati bisa disebut sebagia organ yang dapat menetralkan racun yang masuk dalam tubuh. Enzim katalase ini dapat menguraikan senyawa hydrogen peroksida (H2O2) yang tidak baik bagi tubuh menjadi air dan oksigen yang sama sekali tidak berbahaya bagi tubuh (Anonim, 2009). Pada perlakuan pertama (ekstrak hati + H2O2) dihasilkan gelembung dalam kategori banyak sekali dan bara api dalam kategori besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam hati yang masih segar tersebut terdapat banyak peroksisom sehingga menghasilkan lebih banyak enzim katalase. Enzim katalase ini kemudian menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan gelembung-gelembung udara dalam kategori banyak sekali yang dapat membuat bara api besar, menunjukkan bahwa enzim tersebut telah memecah senya H2O2 menjadi oksigen, karena bara api semakin besar dikarenakan adanya oksigen. Pada perlakuan kedua (ekstrak hati + HCl + H2O2) dihasilkan gelembung dalam kategori sedikit namun tidak menghasilkan bara api. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang (Diah,2006). Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan HCl yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi asam. Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH netral.

27

Pada perlakuan ketiga (ekstrak hati + NaOH + H2O2) dihasilkan gelembung dalam kategori sedikit namun tidak menghasilkan bara api. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan NaOH yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa. Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi basa tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH netral. Pada perlakuan keempat (ekstrak hati yang dipanaskan + H2O2) tidak dihasilkan gelembung maupun bara api. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan karena pengaruh suhu, kearena enzim bekerja pada suhu tertentu. Tidak adanya gelembung dan bara api menunjukkan bahwa enzim katalase ini tidak bekerja pada suhu tinggi, karena pada suhu tinggi enzim ini akan mati dan tida bisa aktif kembali. Pada perlakuan kelima (ekstrak hati yang didinginkan + H2O2) dihasilkan gelembung dalam kategori banyak dan bara api dalam kategori cukup besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati masih bekerja, karena berhasil dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hasil dari perlakuan ini menunjukkan bahwa enzim katalase tidak rusak dalam suhu rendah. Pada suhu rendah enzim hanya mengalami inaktif, dengan kata lain enzim akan bekerja kembali ketika telah mencapai suhu yang sesuai dan bertemu dengan substrat yang cocok (karena enzim bekerja secara spesifik). Pada perlakuan keenam (ekstrak jantung + H2O2) dihasilkan gelembung dalam kategori sedang dan bara api dalam kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam jantung ayam yang masih segar tersebut terdapat peroksisom sehingga menghasilkan enzim katalase. Namun peroksisom yang terdapat di organ jantung tidak sebanyak yang terdapat pada hati, sehingga gelembung yang terbentuk tidak sebanyak pada ekstrak hati dan bara api yang terjadi tidak sebesar pada ekstrak hati. Hal ini disebabkan karena konsentrasi enzim katalase dalam organ jantung tidak sebesar konsentrasi enzim katalase pada organ hati. Pada perlakuan ketujuh (ekstrak umbi kentang + H2O2) tidak dihasilkan gelembung maupun bara api. Hal tersebut menyimpang dari fakta bahwa umbi kentang mengandung enzim katalase. Penyimpangan tersebut kemungkinan terjadi karena beberapa faktor, diantaranya :

28

Tidak sterilnya tabung reaksi atau alat lain yang kemungkinan masih mengandung sisa senyawa asam atau basa dari percobaan.

Rusaknya kandungan enzim dari umbi itu sendiri.

HASIL DISKUSI DISCUSSION RESULT 1) Why do we use the following things in the experiment ? a. Liver Hati ayam digunakan karena percobaan ini bertujuan untuk mengetahui ektivitas enzim katalase, sementara dalam hati ayam terdapat banyak peroksisom yang merupakan bagian dari badan mikro yang menghasilkan enzim katalase. b. NaOH and HCl, and Penggunaan NaOH dan HCl ditujukan untuk mengetahui pengaruh pH (derajat keasaman) terhadap kerja enzim katalase, karena NaOH membuat ekstrak dalam suasana basa dan HCl membawa ekstrak dalam suasana asam. Denaturasi yang terjadi menunjukkan bahwa enzim tersebut bekerja pada pH netral. c. Ice cube Penggunaan balok es ditujukan untuk menurunkan suhu ekstrak untuk mencari pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase. Dan menunjukkan bahwa enzim tersebut tidak mengalami denaturasi pada suhu rendah, melainkan hanya inaktif. 2) What kind of gas bubble is formed ? Complete your answer with the chemical reaction equation ! Gelembung yang terbentuk adalah gelembung oksigen, karena enzim katalase dapat memecah molekul H2O2 menjadi air dan oksigen (O2). Terbentuknya oksigen juga diketahui dari bara api yang semakin basar seiring semakin banyaknya gelembung yang terbentuk, karena oksigen merupakan senyawa yang dapat memperbesar bara api. Reaksi kimianya : Enzim katalase + 2H2O2 (aq) Enzim katalase + 2H2O(l) + O2 (g) 3) Why must the reaction tube be close by your thumb ? Menutup tabung reaksi dengan jari dimaksudkan mengahalangi keluarnya gas atau gelembung yang terbentuk untuk diuji menggunakan lidi api. Dengan membaranya lidi api yang dimasukkan dalam tabung reaksi menunjukkan bahwa reaksi tersebut menghasilkan oksigen. 4) Why is the largest number of bubble and the biggest ember in the tube A ?
29

Gelembung terbanyak dan bara api terbesar terdapat dalam tabung A karena ekstrak dalam tabung tersebut tidak dipengaruhi suhu, pH, dan faktor lain seperti pada tabung yang lain, sehingga reaksi pemecahan hidrogen peroksida (H2O2) dapat berlangsung secara optimum.

VII.

KESIMPULAN

CONCLUSION 1. Aktivitas enzim katalase dipengaruhi oleh faktor suhu, pH, dan konsentrasi enzim. 2. Enzim katalase bekerja optimum pada suhu kamar atau normal dan pH netral. 3. Semakin besar konsentrasi enzim katalase, maka semakin banyak molekul substrat yang dapat dipecahkan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Bagaimana Kerja Enzim Katalase pada Hati. (Online) http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091019045321AA6L1wr, diakses tanggal 24 Juli 2010. Aryulina, Diah. 2006. Biologi SMA dan MA Jilid 3 untuk kelas XII. Jakarta: Esis.

http://punyaine.blogspot.com/2011/06/laporan-kerja-enzim-katalase-pada.html

manfaat enzim

30

Katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida yang tidak baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air dan oksigen yang sama sekali tidak berbahaya. Selain itu, enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif lainnya seperti fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia. Katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatif yang bagi kebanyakan orgnisme ekuivalen dengan kerusakan.

4. Tabel dan grafik Tabel tempat terang Jenis Panjang kecambah dalam cm tumbuhan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 A B C D E 1 cm 0.5 cm 0.2 cm 0.2 cm 0.5 cm 2 cm 1 cm 1.5 cm 1 cm 1 cm 4 cm 2 cm 2 cm 1.5 cm 1.3 cm 9 cm 5 cm 4 cm 3 cm 2 cm Ratarata

Hari 5 13 cm 9 cm 8 cm 8 cm 5 cm

Hari 6 15 cm 11 cm 12 cm 11 cm 10 cm

Tabel tempat gelap Jenis Panjang kecambah dalam cm tumbuhan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4
31

Hari 5

Hari 6

Ratarata

A B C D E

2 cm 1 cm 0.5 cm 0.5 cm 0.3 cm

5 cm 7 cm 2 cm 3.5 cm 2 cm 3 cm 1.5 cm 2 cm 1 cm 2.5 cm

16 cm 7 cm 6 cm 6 cm 4 cm

21 cm 13 cm 14 cm 15 cm 9.5 cm

26 cm 18 cm 23 cm 24 cm 16 cm

32

33

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masingmasing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury, 1995).

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Kimball, 1992).

Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof, karena menggunakan zat zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari senyawa non-organik. Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang seringkali disebut dengan organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari(Kimball, 1992). Fotosintesis sering didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan karbohidrat dan karbondioksida serta air yang dilakukan sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari yang disebabkan oleh oksigen (O2). Ada juga yang mengartikan fotosintesis dengan suatu peristiwa pengolahan atau pemasakan makanan yang terjadi pada daun dengan bantuan cahaya matahari(Kimball, 1992). Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Kimball, 1992). Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel (Ellis, 1986).

34

1.2 Tujuan Tujuan percobaan tentang fotosintesis ini adalah untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis dihasilkan oksigen (O2), lalu mengamati pengaruh cahaya dan CO2 terhadap pembentukan oksigen pada proses fotosintesis, dan untuk mengetahui ada tidaknya simpanan amilum dalam jaringan daun yang diberi perlakuan cahaya matahari berbeda.

BAB II METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat Praktikum fotosintesis ini berlangsung pada hari Senin tanggal 15 Desember 2008 pada pukul 13.3015.30 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat. 2.2 Alat dan Bahan Alat alat yang digunakan dalam praktikum tentang fotosintesis ini adalah beaker glass, corong kaca, tabung reaksi, cawan petri, lampu spiritus/kompor, kaki tiga dan penjepit, juga kawat dan cutter. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Hydrilla verticillata, air kolam, larutan 0,25 % NaHCO3, Daun tumbuhan segar, larutan JKJ, alkohol 95 %, air, dan kertas karbon/aluminium foil. 2.3 Prosedur kerja

Fotosintesis 1. Dimasukkan beberapa cabang Hydrilla verticillata yang sehat sepanjang kira-kira 15 cm ke dalam corong kaca 2. Dimasukkan corong kaca (a) ke dalam beaker glass yang berisi medium, dimana setiap 100 ml air ditambahkan 2 ml NaHCO3 0,25 %, dengan posisi corong menghadap ke bawah. 3. Ditutup bagian atas corong dengan tabung reaksi yang diusahakan dari sebagian besar medium, dalam keadaan terbalik (di dalam bak yang berisi air) 4. Ditandai masing-masing perlakuan dengan label A, B, C, dan E, dimana : a. A = Medium air dan diletakkan didalam ruangan (tanpa cahaya) b. B = Medium air dan diletakkan ditempat terbuka (cahaya) c. C = Medium air + larutan NaHCO3,diletakkan didalam ruangan (tanpa cahaya) d. D = Medium air + larutan NaHCO3, diletakkan ditempat terbuka luar ruangan(cahaya) 5. Diamati timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari potongan cabang / ranting yang terjadi 35

selama 5, 10 , dan 15. Banyaknya gelembung yang muncul per satuan waktu dapat digunakan sebagai petunjuk laju fotosintesis. Dilakukan perhitungan sebanyak 3 kali dan mengambil rata-ratanya. 6. Hasil pengamatan atau data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik. Dibuat pembahasan dan kesimpulan. Pembentukan Karbohidrat pada Fotosintesis 1. Ditutup sebagian daun tumbuhan yang belum kena sinar matahari dengan aluminium foil / kertas karbon dan dijepit selama 2 x 24 jam(sore hari I s.d pagi hari III) 2. Direbus air dalam beaker glass sampai mendidih pada lampu spiritus/panci berisi air mendidih diatas kompor. 3. Dipanaskan alkohol di dalam beaker glass kecil pada air mendidih (2) 4. Dimasukkan daun tumbuhan yang akan diuji ke dalam air panas (5 menit) sampai layu, kemudian dalam alkohol panas (5 menit). 5. Diulangi percobaan ini dengan menggunakan daun lain yang tidak diberi perlakuan air panas. 6. Dicuci daun (4) tersebut dengan air panas dan memasukan kedalam larutan JKJ selama beberapa menit. 7. Dicuci daun tersebut dengan air panas dan kemudian dibentangkan dan diamati perubahan yang terjadi (amilum + JKJ memberikan warna biru sampai kehitam-hitaman). BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengamatan -------------------------------------------------------------------------------------------------

3.2 Pembahasan Pada percobaan tentang proses fotosintesis, Hydrilla verticillata dengan panjang yang telah ditentukan dimasukkan ke dalam corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi dan kemudian ke dalam beaker glass yang berisi air sampai penuh, apabila dilakukan perlakuan dengan memberikan cahaya pada Hydrilla verticillata tersebut akan menghasilkan gelembung udara yang banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat cahaya dengan lama pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam akan mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif sangat sedikit. Dalam hal ini penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk menambah kandungan CO2 yang 36

terdapat dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut : NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O Dari kedua tabel, dapat dilihat perbandingan banyak gelembung gas yang timbul. Percobaan yang ditambah larutn NaHCO3 ternyata dapat mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan NaHCO3 disini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis : 1. Ketersediaan air Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup, akibatnya penyerapan karbondioksida terhambat sehingga laju fotosintesis menurun. 2. Intensitas cahaya Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis. 3. Konsentrasi karbondioksida (CO2) Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin meningkatkan laju fotosintesis. Semua faktor tersebut mempengaruhi fotosintesis, yang paling membatasi hanyalah faktor ketersediaan air. Perbedaan warna antara daun yang tertutup kertas karbon dengan bgian daun yang terbuka yaitu pada daun yang tidak ditutupi karbon akan tampak warna biru kehitam-hitaman yang menandai bahwa pada daun telah terjadi proses fotosintesis. Hal ini disebabkan karena kertas karbon mempunyai sifat memantulkan cahaya matahari sehingga fotosintesis tidak dpat berlangsung. Berbeda dengan daun yang tidak mendapat perlakuan, akan tampak bercak-bercak ungu kehitam-hitaman yang menandakan ada amilum. Pada daun yang ditutupi oleh kertas karbon masih dapat melakukan respirasi dan transpirasi walaupun tidak mendapat sinar matahari yang cukup, hal ini jelas terlihat adanya amilum pada daun dengan jumlah yng sedikit. Namun pada daun yang tidak mendapat perlakuan terdapat banyak amilum sebagai tanda melakukan proses fotosintesis. Dari perbedaan warna yang terjadi atas perbedaan perlakuan menunjukkan bagian daun yang berbeda warna disebabkan oleh faktor kurangnya cahaya matahari, sehingga daun tersebut tidak dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya secara sempurna. Dengan kata lain, secara umum fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada cahaya matahari yang cukup mengenai permukaan daun yang ditandai dengan adanya amilum pada daun. Menguji ada tidaknya amilum yang terdapat pada daun dilakukan dengan merebus daun pada air mendidih 30 selamamenit, hal ini dilakukan agar sel dalam daun mati dan menjadikan sel-sel daun lebih permeabel terhadap iodium atau JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil dan 37

menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun. Proses pembentukan karbohidrat pada fotosintesis, daun yang diberi perlakuan dengan dipanaskan pada air mendidih kemudian dimasukkan dalam alkohol panas mengakibatkan pigmen daun jadi luntur. Daun yang semula berwarna hijau tua berubah menjadi hijau muda. Hal ini dimaksudkan agar ada tidaknya amilum pada daun dapat terlihat dengan jelas pada saat daun tersebut dicuci dengan larutan JKJ. Perebusan dilakukan agar sel dalam daun mati dan menjadikan sel-sel daun lebih permeabel terhadap larutan JKJ. Memasukkan daun dalam alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil dan menjadikan amilum lebih mudah bereaksi dengan larutan JKJ. Setelah itu meletakkan daun pada cawan untuk ditetetsi permukaan daun dengan larutan lugol/iodium sampai merata. Perlakuan ini membuat daun menjadi berwarna biru kehitam-hitaman yang menunjukkan adanya amilum dalam jaringan daun. Larutan JKJ disini berfungsi untuk memberikan warna pada daun agar dapat dibedakan bagian daun yang mengandung amilum dan tidak. Setelah dimasukkan dalam larutan JKJ, daun yang telah ditutup sebelumnya berwarna agak kebiru-tuaan disekitar pinggir pinggirnya dan di bagian bagian yang tidak ditutupi lainnya, sedangkan bagian tengahnya atau bagian yang ditutupi berwarna sedikit lebih cerah. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang ditutup tidak terjadi proses fotosintesis, sehingga dibagian tersebut tidak terdapat amilum yang ditunjukkan oleh warna biru tua kehitaman. Sedangkan pada daun yang tidak ditutup warna biru tua kehitamannya akan merata diseluruh bagiannya, karena pada seluruh bagian permukaan daun terjadi proses fotosintesis. BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat dengan memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil. 2. Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesis dihasilkan oksigen. 3. Intensitas cahaya matahari dan karbondioksida ikut mempengaruhi pembentukan oksigen pada proses ini. 4. Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks dengan menggunakan energi matahari, CO2 dan H2O yang menghasilkan karbohidrat dan oksigen. 38

5. Bagian daun yang tidak tertutup kertas karbon menghasilkan warna ungu kehitam-hitaman yang menandakan terbentuknya amilum yang berarti menunjukkan terjadinya fotosintesis. 6. Bagian daun yang ditutupi kertas karbon tidak mengalami perubahan warna dan ini berarti tidak terjadinya fotosintesis dan tidak terdapat amilum. 5.2 Saran Sebaiknya dalam melakukan percobaan, daun yang akan digunakan ditutup dengan sebaik baiknya, agar hasil yang diperoleh tidak berlawanan dengan hasil yang diharapkan. Lalu sebaiknya pemanas air yang dimiliki lebih dari satu, agar praktikum dapat lebih cepat selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Ellis, Nihayati. 1986. Anatomi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta. Kimball, John. W. 1992. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta. Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung. Ingin Artikel Ini..?? http://smartbekantan.blogspot.com/2009/04/bab-i-pendahuluan-1_12.html

http://rimanyosss.blogspot.com/2010/03/pengaruh-warna-cahaya-terhadap.html

http://www.scribd.com/doc/69796491/makalah-biologi-enzim-katalase

39

40

Anda mungkin juga menyukai