Anda di halaman 1dari 9

BAB 3 ELEMEN DAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

PEMIKIRAN MENGENAI TEORI Jenis struktur teoretis

Teori deduktif lengkap (deductively complete theories) memiliki sebuah struktur normal yang lengkap dengan aksioma-aksioma telah dijelaskan secara penuh dan seluruh langkah-langkah dalam perluasan deduktifnya dinyatakan dengan lengkap.

Teori Hierarki (hierarchical theories) didefinisikan sebagai teori di mana hukum-hukum komponennya disajikan sebagai deduksi-deduksi dari satu kumpulan kecil prinsip-prinsip dasar.

Teori kuasi-deduktif (quasi-deductive theories) adalah teori dengan deduktif kuasi (seolah-olah) karena menggunakan logika induktif, penggunaan proses deduktif yang tidak lengkap, atau mengandalkan pada primitif-primitif relatif.

Percobaan-percobaan teoretis (theoretical attemps) adalah sistem-sistem yang dapat, tanpa modifikasi yang signifikan pada konsep atau manipulasi, dapat dibuat paling tidak sebagian menjadi sebuah struktur formal atau sistem-sistem verbal yang bahkan sebagian daripadanya tidak dapat difomalisasi tanpa modifikasi yang substansial atas konsepkonsep yang digunakan dan klarifikasi dari hubungan deduktif yang diusulkan.

Teori yang saling berhubungan (concatenated theories) adalah teori yang hukum-hukum komponennya bekerja dalam jaringan hubungan sehingga membentuk suatu konfigurasi atau pola yang dapat diidentifikasi. Umumnya mereka akan menyatu pada suatu titik pusat, yang masing-

masing akan menyatakan salah satu faktor yang memainkan peranan dalam fenomena yang coba dijelaskan oleh teori tersebut. Fungsi dan struktur teori

Fungsi deskriptif (descriptive function) mencangkup penggunaan gagasan atau konsep dan hubungan yang mereka miliki untuk memberikan penjelasan terbaik atas suatu fenomena dan kekuatan-kekuatan yang mendasarinya.

Fungsi pembatasan (delimiting function) mencangkup pemilihan suatu kumpulan peristiwa favorit yang harus dijelaskan dan memberikan suatu arti atas abstraksi yang diformulasikan dari tahapan deskriptif tersebut.

Fungsi generatif (generative function) adalah kemampuan untuk menghasilkan hipotesis yang dapat diuji, yang merupakan tujuan utama dari suatu teori atau untuk memberikan prasangkan, pemikiran dan ide-ide yang menjadi dasar pengembangan suatu hipotesis.

Fungsi integratif (integrative function) adalah kemampuan untuk menyajikan secara koheren dan konsisten, integrasi dari berbagai konsep dan hubungan dalam suatu teori.

Tingkat abstraksi (level of abstraction) meliputi penyederhanaan dan generalisasi konsep dan hubungan untuk menghasilkan fitur-fitur yang kurang relevan dalam menjelaskan suatu fenomena.
-

Realisme versus idealisme (realism versus idealism) mencerminkan dilema yang dihadapi oleh para peneliti dalam mengambil posisi idealis atau realistis.

Objektivitas versus subjektivitas (objectivism versus subjectivism) mencerminkan dilema yang dihadapi oleh para peneliti dalam memandang suatu konsep dan usulan secara objektif, yaitu dengan

memberikan suatu arti umum, atau secara subjektif, yaitu memberikan mereka suatu arti pribadi yang unik.
-

Introspeksi versus ekstrospeksi (introspection versus extrospection) mencerminkan dilema yang dihadapi oleh para peneliti berkenaan dengan apakah memformulasikan teori secara introspektif, yaitu dari sudut panjang objek yang menjadi studi, atau secara ekstrospektif, yaitu dari sudut panjang peneliti sebagai seorang pengamat.

Tingkat formalitas (level of formality) muncul dari adanya kebutuhan dalam situasi tertentu untuk memberikan suatu teori formal secara khusus dan seragam mengintegrasikan seluruh aspek-aspek teori yang relevan suatu jaringan nomologis dari gagasan-gagasan yang adadan dalam situasi yang lain memberikan suatu informasi nonfromal yang memiliki ciri-ciri kurang jelasnya gagasan menyatukan.

Evaluasi teori
1. Dapat diverifikasi (verifiability). 2. Dapat diprediksi (predictivity). 3. Konsisten (consistency). 4. Andal (realibility). 5. Akurat (accuracy). 6. Umum (general). 7. Utilitas (utility). 8. Penting (importancy). 9. Multi-penerapan (multipliability). 10.

Memiliki satu arti (univocality).

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.

Dapat dikendalikan (controllability). Dapat distandarkan (standardizability). Sinergi (synergy). Kehematan (parsimony). Kesederhanaan (simplicity). Stabilitas (stability). Keseringan (recurrency). Kemampuan untuk diterjemahkan (translatability). Kelangsungan (durativity). Ketahanan (durability). Pengenalan (aquaintancy). Kepopuleran (popularity). Kemanjuran (efficacy). Densitas (density).

Teori umum versus teori menengah tentang akuntansi Suatu teori didefinisikan sebagai suatu gagasan (konsep), definisi dan usulan yang saling bergantung satu sama lain, yang menyajikan suatu pandangan yang sistematis dari suatu fenomena dengan menyatakan hubungan-hubungan yang ada di antara berbagai variabel dengan maksud untuk menjelaskan dan meramaikan fenomena tersebut. Teori akuntansi menengah diakibatkan oleh adanya perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam cara para peneliti mengartikan baik pengguna dari data

akuntansi maupun lingkungan di mana para pengguna dan pembuat data akuntansi seharusnya bertingkah laku. PEMIKIRAN MENGENAI KONSEP Hakikat dan pentingnya konsep Konsep adalah unit-unit utama dari suatu teori dan pembuatan teori yang baik mengandung artian pembentukan konsep yang baik.

Paradoks konseptualisasi (paradox of conceptualization), konsepkonsep yang tepat dibutuhkan untuk membentuk suatu teori baik, namun kita membutuhkan suatu teori yang baik untuk mendapatkan konsepkonsep yang tepat.

Konsep teoritis (theoretical concept) adalah konsep yang memainkan peranan khusus dan terkandung dalam suatu teori tertentu.

Konsep

disposisi

(disposition

concept)

mengacu

kepada

suatu

kecenderungan untuk menunjukkan reaksi-reaksi yang spesifik. Validitas konsep 1. Validitas observasional : tingkat sampai di mana suatu konsep dapat disederhanakan oleh observasi. 2. Validitas isi : tingkat sampai di mana suatu operasionalsasi mencerminkan konsep yang hendak dibuat generalisasinya. 3. Validitas yang berhubungan dengan kriteria : tingkat sampai di mana konsep yang sedang dinilai memungkinkan seseorang untuk meramalkan nilai dari beberapa konsep yang lain yang membentuk kriteria. Validitas prediktif : subjenis dari validitas yang berhubungan dengan kriteria di mana kriteria yang diukur dalam waktu yang terpisah dari konsep si prediktor.

Validitas konkuren (bersamaan) : subjenis dari validitas yang berhubungan dengan kriteria di mana konsep-konsep kriteria dan prediktor diukur pada waktu yang sama.

4. Validitas gagasan : sampai sejauh mana operasionalisasi mengukur konsep yang seharusnya di ukur.
-

Validitas konvergen : tingkat sampai di mana dua usaha percobaan untuk mengukur konsep yang sama melalui metode-metode yang berbeda secara maksimal adalah konvergen.

Validitas diskriminan : sampai sejauh aman suatu konsep berbeda dengan konsep yang lainnya.

Validitas nomologi : sampai sejauh mana suatu prediksi yang didasarkan atas konsep yang dimaksudkan untuk diukur oleh suatu instrumen dapat dikonfirmasikan.

5. Validitas nomologi : di mana suatu konsep memungkinkan adanya

integritas dan konsep-konsep sebelumnya tidak saling berhubungan dan/atau pembuatan suatu sistem konseptual yang baru.
6. Validitas semantik : tingkat sampai di mana suatu konsep memiliki

penggunaan semantik yang seragam.


7. Validitas pengendalian : tingkat sampai di mana suatu konsep dapat

dimanipulasi dan mampu mempengaruhi variabel-variabel lain yang berpengaruh. MENANGANI HIPOTESIS Dari dalil ke hipotesis Dalil dalam suatu teori menetapkan hubungan antara konsep-konsep dalam teori tersebut.

Secara umum ciri-cirinya adalah : 1. Angka dan tingkat predikat, yaitu unit sintaktis yang menyatakan tindakan yang telah dilakukan oleh atau berdasarkan kondisi yang dapat dikaitkan dengan subjek dari kalimat. 2. Tingkat dari keumuman, yaitu lingkungan dari wacana yang diberikan. Dalil dapat menjadi hipotesis jika mereka mengacu kepada fakta-fakta yang tidak berpengalaman dan pada waktu yang bersamaan dapat diperbarui berdasarkan atas pengetahuan yang baru diperoleh. Konfirmasi atas hipotesis

Konfirmasi (confirmation) adalah sampai sejauh mana suatu hipotesis mampu menunjukkan kebenaran secara empiris, yaitu menggambarkan dunia nyata dengan akurat.

Pembuktian kesalahan (falsification) adalah sampai sejauh mana suatu hipotesis mampu menunjukkan bahwa ia secara empiris tidak benar, yaitu gagal untuk menggambarkan dunia nyata dengan akurat.

Hipotesis

yang

semata-mata

dapat

dikonfirmasikan

(purely

confirmable hypotheses) datang dari pernyataan-pernyataan eksistensial, yaitu pernyataan yang mengajukan eksistensi dari beberapa fenomena. Hakikat dari penjelasan

Model fungsional atau teknologi-penjelasan (functional or teleologicalexplanation model) menjawab pertanyaan mengapa atas suatu fenomena dengan mengacu kepada fungsi-fungsi tertentu dari fenomena tersebut.

Model

genetik-penjelasan

(genetic-explanation

model)

menjawab

pertanyaan mengapa atas suatu fenomena dengan mengacu kepada suatu kondisi sebelumnya atau suatu urutan dari kondisi-kondisi sebelumnya.

Model pola (pattern model) dari penjelasan menjawab pertanyaan mengapa dengan mencocokan suatu fenomena ke dalam pola yang diketahui.

Model

peristiwa-peristiwa

individual

(individual-events

model)

menjelaskan pertanyaan mengapa dengan mengacu pada penjelasanpenjelasan individual sebagai penjelasnya.

Model empiris (empiricist model) logis menjawab pertanyaan mengapa dengan tidak mengacu kepada peristiwa-peristiwa indivual namun kepada generalisasi empiris yang menggolongkan dan secara efektif menggeneralisasikan temuan-temuan yang ada.

Hakikat dari prediksi

Prediksi (prediction) adalah proses pembuatan deduksi dari peristiwa yang diketahui ke peristiwa yang tidak diketahui dalam sebuah sistem yang statis secara konseptual.

Prediksi ilmiah (scientific prediction) memiliki arti prediksi yang dipandu oleh aturan-aturan ilmiah.

KONTEKS PENEMUAN Kita dapat menyatakan bahwa usulan-usulan akuntansi yang dihasilkan dari kesimpulan induksi secara tidak langsung berarti teknik-teknik akuntansi khusus namun dengan kemungkinan yang lebih atau kurang tinggi, sedangkan usulan-usulan akuntansi yang dihasilkan dari kesimpulan deduktif mengarah kepada teknik-teknik akuntansi khusus dengan pasti. KESIMPULAN Riset akuntansi seharusnya adalah untuk mengembangkan suatu

metodologi pemikiran yang kuat baik dalam pemyusunan teori maupun pelaksanaan riset dasar dan terapan. Konsep-konsep dari filosofi keilmuan dan

metateori akan terbukti sangat membantu sebagai alat dan sarana dalam metodologi pemikiran seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai