Angina pectoris ditemukan oleh Herbeden pada tahun 1772. Dia
menemukan sebuah suatu sindrom gangguan pada dada berupa perasaan nyeri, terlebih saat sedang berjalan, mendaki, sebelum atau sesudah makan. Nyeri ini sebenarnya tidak hanya karena kelainan organ didalam toraks akan tetapi juga dari otot, syaraI, tulang, dan Iactor psikis. O Angina Pectoris adalah penyakit kejang jantung. Penyakit ini timbul karena adanya penyempitan pembuluh koroner pada jantung yang mengakibatkan jantung kehabisan tenaga pada saat kegiatan jantung dipacu terus menerus karena aktiIitas Iisik atau mental. ( www.turboimagehost.com) O Angina pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. ( Brunner and Suddarth, 2005 ) O Angina pectoris adalah nyeri dada khas jantung berupa sekumpulan gejala dengan gambaran rasa terjepit atau terperas di dada kiri sering menjalar ke leher, rahang, dan lengan kiri. Lamanya 1-10 menit terjadi waktu bekerja dan menghilang setelah istirahat. ( Budiana,SpPD, Dokter di RSUD Atambua, Nusa Tenggara Timur. ) Kesimpulan Dari pengertian Angina Pectoris adalah nyeri dada yang ditimbulkan akibat penyempitan arteri koroner sehingga mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke jantung.
ManiIestasi Klinis Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosternal). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas. Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik dengan kualitas yang terus-menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri Iisik, pasien mungkin merasa akan segera meninggal. Karakteristik utama nyeri angina adalah nyeri tersebut akan berkurang apabila Iactor presipitasinya dihilangkan.
Diagnostic Angina Pektoris: Diagnose angina sering dibuat berdasarkan evaluasi maniIestasi klinis nyeri dan riwayat pasien. Pada angina jenis tertentu, perubahan pola EKG dapat membantu dalam membuat berbagai diagnose angina. Respon pasien terhadap kerja berat dan stress juga dapat diuji dengan elektrokardiograIi, pada saat klien bersepeda atau bersepeda statis.
Komplikasi: O InIarksi myocardium yang akut (serangan jantung) O Kematian jantung secara mendadak O Aritmia cardiac
1. Proses keperawatan angina pectoris a. Pengkajian Perawat mengumpulkan inIormasi tentang seluruh aktiIitas pasien, terutama mereka yang ditemukan beresiko mengalami serangan jantung atau nyeri angina. Pertanyaan yang sesuai mencakup: O Kapan cenderung terjadi serangan? Setelah makan? Swtelah melakukan aktivitas tertentu? Setelah melakukan aktivvvitas Iisik secara umum? Setelah mengunjungi angota keluarga atau temen-temen? O Bagaimana pasien menggambarkan nyerrinya? O Apakah awitan nyeri mendadak atau bertahap? O Berapa lama hal itu terjadi- dalam berapa detik? Menit? Jam? O Apakah kwalitas nyeri menetap atau terus meberus? O Apakah rasa tidak nyaman disertai dengan gejala seperti respirasi yang berlebbihan, sedikit sakit kepala, mual, palpitasi, dan naIas pendek? O Berapa menit nyeri berlangsung setelah minum nitrogliserin? O Bagaimana nyeri berkurang?
b. Diagnosa keperawatan Berdassarkan pada pengkajian, diagnose keperawatan utama untuk klien ini yang mencakup sebagai berikut:
O Nyeri berhubungan dengan iskemia miokardium O emas berhubungan dengan rasa takut akan kematian O Kurang pengetahuan berhubungan dengan deIicit knowlage
c. Intervensi O Pencegahan nyeri, pasien harus memahami gejala kompleks dan harus menghindari aktivitas yang diketahui akan menyebabkan nyeri angi seperti latihan mendadak, pajanan terhadap dingin, dan kegembiraan emosional. Belajar untuk berubah, menyesuaikan dan beradaptasi terhadap stress tersebut amatlah penting. Bagi pasien yang yang serangannya terutama terjadi pada pagi hari perlu dilakukan pembuatan jadwal kegiatan sehari-hari. Pada tahap pertama pasien merencanakan bangun lebih awal setiap pagi agar bisa mandi dan bersantai. Idealnya kegitan yang tidak terburu-buru ini dilakukan sepanjang hari sehingga semua tugas dan perjanjian yang direncanakan dapat dijalankan tanpa terburu-buru O Mengurangi kecemasan,pasien-pasien ini biasanya mempunyai rasa takut akan kematian. Untuk pasien rawat inap, asuhan keperawatan direncanakan sedemikian rupa sehingga diwaktu dimana ia jauh dari tempat tidur diusaahakan semin imal mungkin karena perasaan takut akan meninggal tersebut akan berkurang dengan adanya tidak terlalu sering dan banyak kehadiran Iisik orang lain. Pasien rawat jalan harus diberikan inIormasi penting mengenai penyakitnya dan penjelasan mengenai pentingnya memenuhi petunjuk yang penting yang telah diberikan. O Penyuluhan pasien dan pendekatan asuhan dirumah, program penyuluhan untuk pasien dengan angina dirancang untuk menjelaskan siIat dasar penyakit dan menunjukan data yang diperlikan untuk mengatur kembali kebiasaan hidup untuk mencapai tujuan sebagai berikut: Mengurangi Irekuensi dan beratnya serangan angina Memperlambat perkwmbangan penyakit Memberikan perlindungan dari komplikasi
Program perawatan diri harus disiapkan, berkolaborasi dengan pasien, davn kluarga dan sahabat. aktitas harus direncanakan untuk meminimalkan terjadinya episode angina. Pasien harus memahanmi bahwa setiap nyeri yang tidak dapat dikurangi dengan metode yang biasa, harus segera dirawat kepusat gawat darurat terdekat.
D. evaluasi
Hasil yang diharapkan: 1 Bebas dari nyeri 2 Menunjukan penurunan kecemasan Memahami penyakit dan tujuan perawatan. Mematuhi semua aturan medis Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau siIatnya berubah Menghindari tinggal sendiri
3. memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukan tanda-tanda bebas dari komplikasi Menjelaskan proses terjadinya angina Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi EKG dan kadar enzim jantung normal Bebas dari tanda dan gejsls inIark myocardium acut
4.mematuhi program perawatan diri Menunjukan pemahaman mengenai terapi Iarmakologi Kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesuaian gaya hidup.
B. KONSEP PENYAKIT INFARK MIOKARD AKUT
1.AKUT MIOKARD INFARK
Umumnya IMA didasari oleh adanya arteroskeloris pembuluh darah koroner. Nekrosis miokard akut hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total arteri koronaria oleh thrombus yang terbentuk pada plak ateroskelorosis yang tidak stabil, juga sering mengikuti rupture plak pada arteri koroner dengan stenosis ringan(50-60).
A pengertian O InIark miokard akut adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu ( suyono 1999) O AMI adalah terjadinya nekrosis miokard yang cepat disebabkan oleh karna ketidak seimbangan yang kritis antara aliran darah dan kebutuhan darah miokard( M. widiastuti samekto,13:2001) O InIark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat supali darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang( Smetzler Suzanne & Brenda G. Bare, 768:2002) O InIark miokardium merupakan blok total yang mendadak dari arteri koroner besar atau cabang-cabangnya. Lamanya kerusakan myocardial berIariasi dan bergantung kepada besar daerah yang diperIusi oleh arteri yang tersumba. InIark myocardium dapat berakibat nekrosis karna parut atau Iibrosis, dan mendatangkan kematian mendadak.( Barbara . Long, 568:1996) O Aritmia timbul akibat perubahan elektroIisiologis sel-sel miokardium. Perubahan elektroIisiologis ini bermaniIestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman graIik aktivitas listrik sel. (Price,1994) O InIark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringn jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran dar ah koroner berkurang. (Brunner & Sudarth 2002) O InIark miokard akut atau sering juga disebut dengan akut miokark inIark adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. (Suyono,1999)
Kesimpulan AMI merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau kematian otot jantung yang disebabkan oleh kerena berkurangnya atau terhambatnya aliran darah koroner secara iba-tiba sehingga kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai perIusi arteri koroner yang cukup.
ManiIestasi Klinis 1. Nyeri O Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama. O Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi O Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri). O Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG) O Nyeri dapat menjalar kea rah rahang dan leher. O Nyeri sering disertai dengan sesak naIas, pucat, dingin, diaphoresis berat, pening, atau kepala terasa melayang dan mual muntah. O Pasien dengan diabetes mellitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor(mengumpulkan pengalaman nyeri). 2. Laboratorium O PK-MB/PK Enzim konsentrasi tinggi dalam jantung dan otot rangka, kosentrasi rendah pada jaringan otak, berupa senyawa nitrogen yang terIosIorisasi dan menjadi katalisator dalam transIer pospat ke ADP (energy) Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam O LDH/HBDH Merupakan enzim yang melepas hydrogen dari suatu zat dan menjadi katalisator proses konversi laktat menjadi piruvat.tersebar luas pada jaringan terutama ginjal, rangka, hati,dan miokardium.peningkatan LDH menandakan kerusakan jaringan. Meningkat dalam 12-24 jam, dalam memakan waktu lama untuk kembali normal. O AST/SGOT Adalah enzim transaminase sering juga disebut juga AST (aspartat amino transIerase) katalisator perubahan asam amino menjadi asam alIa ketoglutarat.enzim ini berada pada jaringan terutama pada hati dan jantung. Pelepasan enzim yang tinggi kedalam serum menunjukan adanya kerusakan terutama pada jaringan jantung dan hati. Meningkat (kurang nyata) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam kembali normal dalam 3 dan 4 hari. O SGPT (serum glutamik pyruvik transminase) Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama hati. Sering disebut juga ALT(alanin aminotransIerase).peningkatan dalam serum darah mengindikasikan adanya trauma kerusakan pada hati. O HBDH (ALFA HIDROXYGUTRIRIK DEHIDROGENASE) Merupakan enzim yang non spesiIik. Untuk dianostik MI. Pemeriksaan ini bertujuan untuk membedakan LDH1,2 dan LDH34. Peningkatan HBHD biasanya juga menendai adanya MI dan juga diikuti peningkatan LDH. O EKG Perubahan EKG yang terjadi pada Iase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. perubahan yang terjadi kemudian adalalah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
3. Komplikasi O Edema paru akut Terjadi eningkatan akhir diastole ventrikel kiri dan peningkatan tekanan vena pulmonal sehingga meningkatkan tekanan hydrostatic yang mengakibatkan cairan meremmbes kluar. O Gagal jantung Karena adanya kelainan otot jantung menyebabkan menurunkan kontraktilitas, sehingga jantung tidak mampu memompa darah dengan adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. O Syok kardiogenetik Karena adanya kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, sehingga menurunkan tekanan darah arteri keorgan-organ vital. Adapun tanda-tanda tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, hypoxia, kulit dingin dan lembab. O Trombo emboli Kurangnya mobilitas pasien dengan sakit jantung dan adanya gangguan sirkulasi yang menyertai kelainan iniberperan dalam pembentukan thrombus intracardial dan intravesikular O Disrotmia Gangguan irama jantung akibat penurunan oksigen kejantung O Rupture miokardium Dapat terjadi bila terdapat inIark miokardium, proses inIelsi dan disIungsi miokardium lain yang menyebabkan otot jantung melemah. O EIusi pericardial/ tamponade jantung Masuknya cairan kedalam kantung pericardium karena perikarditis dan gagal jantung.
Salah satu aspek penting dari pasien MI adalah pengkajian perawatan. Pengkajian perawatan harus sistematis dan ditunjukan untuk mengidentiIikasi kebutuhan jantung pasien dan menentukan prioritas dalam melakukan tindakan. Pengkajian sistematis pasien mencakup riwayat yang cermat kususnya yang berhubungan dengan gambaran gejala: O Nyeri dada O Sulit bernaIas(dipnea) O Palpitasi O Pingsan(sinkop) O Keringat dingin(diaphoresis) Masing-masing gejala harus dievaluasi waktu dan durasinya serta Iactor yang mencetuskan dan yang meringankan.
TINGKAT KESADARAN, orientasi pasien terhadap waktu dan tempat dan orang dipantau dengan ketat. Terkadang terjadi perubahan status pengindraan mental akibat terapi medis atau stok kardiogenetik yang mengancam. Perubahan pengindraan berarti bahwa jantung tidak mampu memompa darah yang cukup ke otak.Iungsi motorik dan tingkat kesadaran dapat diuji secara bersamaan melalui kemampuan berespon perintah sedehana. Misalnya, respon pasien untuk ` menggenggam tangan saya`` memungkinkan perawat mengkaji status mental maupun kekuatan genggaman tangan masing-masing. NYERI DADA, ada atau tidaknya nyeri dada adalah satu-satunya temuan terpenting pada pasien dengan MI akut. Pada episode nyeri dada, harus dicatat EKG dengan 12 lead. Pasien juga bisa ditanya mengenai beret nyeri dengan skala angka 0-10 dimana 0 tidak merasakan nyeri sedangkan 10 nyeri paling berat. FREKUENSI DAN IRAMA JANTUNG, Irekuemsi dan irama jantung dipantau terus-menerus ditempat tidur dengan monitor jantung jarak jauh. Frekuensi dipantau akan adanya kenaikan dan penurunan yang tidak dapat dijelaskan, irama dipantau akan adanya deviasi terhadap irama sinus. Awitan distrimia dapat merupakan petunjuk bahwa jantung tidak cukup mendapatkan oksigen. BUNYI JANTUNG, bunyi jantung harus diauskultasi dengan stetoskop yang baik. atatan bunyi jantung yang tidak normal, mencakup bunyi jantung tiga yang dikenal sebagai gallop ventrikel dan bunyi jantung empat yang dikenal sebagai gallop atrial tau presistolik. Bunyi jantung satu dan dua bersama-sama terdengar `lub-dub``. Bunyi jantung satu lebih keras diapeks dan bunyi jantung dua lebih keras dibasis.suara bunyi jantung tiga terdengar setelah bunyi jantung dua seperti bunyi suara puisi pada kata ken-tuck-v (bunyi jantung 1,2,3). Suara bunyi jantung empat mendahului bunyi jantung satu seperti irama kata puisi ten-nes-see(bunyi jantung 4,1,2). Biasanya setelah terjadi MI akan timbul bunyi jantung yang ke tiga yang dihasilkan saat darah dalam ventrikel menghantam dinding yang tidak lentur dari jantung yang rusak. Bunyi jantung tiga merupakan awal dari gagal ventrikel kiri yang mengancam,deteksi dinni yang diikoti piata laksaan medis yang agresiI dapat mencegah edema paru. TEKANAN DARAH, tekanan darah diukur untuk menentukan respon terhadap nyeri,dan keberhasilan terapi.kususnya terapi vasodilator yang dapat menurunkan tekanan darah. Penurunan tekanan nadi juga harus diperhatikan dengan cermat, penurunan tekanan nadi bisa terjadi setelah MI. penurunan tekanan nadi artinya terjadi penguranganvolume sekuncup. DENYUT NADI PERIFER,denyyut nadi dievaluasi Irekuensi dan volumenya.denyut nadi periIer paing sering dievaluasi untuk menentukan pencukupan aliran darah ke extermitas. Pasien dengan MI rentan terhadap pembentukan thrombus diarteri periIer. Denyut nadi yang melemah bisa merupakan petunjuk bahwa sedang terjadi penyumbatan aliran darah. TEMPAT INFUSE INTRAVENA, sering diperiksa dan akan adanya tanda- tanda radang. Berbagai obat diberikan secara intravena untuk mencegah perubahan kadar enzim serum yang dapat terjadi bila obat diinjeksi secara intramuscular. Maka penting sekali dipasang 1 atau 2 inIuse intravena pada pasien yang mengalami nyeri dada agar selalu tersedia akses untuk pemberian obat. WARNA KULIT DAN SUHU, kulit dievaluasi untuk mengetahui apakah warnanya merah muda, hangat dan kering, yang menunjukan sirkulasi periIer yang baik. Tempat terbaik untuk memeriksa warna kulit adalah pada kuku, selaput mukosa mulut,dan cuping telinga, pada tempat tersebut akan tampak biru atau ungu pada pasien yang mengalami kesulitan mempertahankan kebutuhan oksigen. NAPAS PENDEK, dengan atau tanpa sesak dan batuk adalahh kunci tanda klinis yang harus diperatikan, batuk kering dan pendek sering merupakan tanda gejala jantung. Dada diauskultasi adanya wheezing dan krekel. Wheezing diakibatkan oleh udara yang melintasi jalan sempit, krekel terjadi apabila udara bergarak melalui air dan bila terjadi MI akut biasanya menunjukan gagal jantung. FUNGSI GASTROINTESTINAL,mual dan muntah dapat terjadi pada AMI. Jumlah yang dimuntahkan harus dicatat dan muntahan doperiksa akan adanya darah. Pembatasan asupan makanan hanya berupa makanann cair, dapat meringnkan kerja jantung dengan cara mengurangi aliran darah yang diperlukan unntuk mencerna makanan padat. Abdomen dipalpasi adanya nyeri tekan dikeempat kuadran. Stiap kkuadran diauskultasi adanya bising usus. Arteri mesentrika sangat rentan terhaadaptrombus ventrikel sehubungan dengan AMI, hilangnya motilitas usus adalah tanda kardinlmasalah ini. STATUS VOLUME AIRAN,pengukuran haluan cairan sangat penting, terutama dalam hubungan asupan cairan.pada sebagian besar kasus,cairan yangseimbang atau yang cenderung negative akan lebih baik karna pasien dengan AMI harus menghindari kelebihan cairan dan kemungkinan terjadi gagal jantung.pasien harus diperiksa adanya edema.daerah sacrum dan bagian tubuh lain pada pasien tirah baring harus diamati adanya edema sehubungan berkurangnya dengan peredaran darah yang statis perawat harus waspada terhadap berkurangnya haluran urine(oligularia), suatu tanda awal syok kardiogenetik yaitu merupakan hipotensi yang disertai dengan oliguria. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan: Nyeri dada dengan / tanpa penyebaran Wajah meringis Gelisah Delirium Perubahan nadi, tekanan darah 2. Resiko penurunan berhubungan dengan perubahan Iactor-Iaktor listrik, penurunan karakteristik miokard 3. Resiko kelebihan volume caira ekstravaskuler berhubungan dengan penurunan perIusi ginjal, peningkatan natrium, retensi air, peningkatan tekanan hidrostastik, penurunan protein plasma 4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli, perubahan membrane alveolar-kapiler ditandai dengan : Dispnea berat Gelisah Sianosis Perubahan GDA Hipoxemia 5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan. Adanya gangguan Irekuensi jantung, tekanan darah dalam aktivitas dan disritmia. 6. emas berhubungan dengan ancaman actual terhadap integritas biologis 7. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya inIormasi tentang Iungsi jantung / implikasi penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang.
No Intervensi Rasional 1 atat karakteristik nyeri dada pasien: lokasi, radius, durasi, dan Iactor-Iaktor yang mempengaruhi IdentiIikasi karakteristik nyeri dada secara tepat akan menjadi acuan untuk melakukan intervensi 2 Ukur dan catat tanda vital tiap jam Supplay O 2 koroner yang adekuet dapat dimaneIestikan dengan kestabilan tanda vital 3 Beri posisi semiIowler Posisi semiIowler dapat meningkatkan ekspansi dada dan sirkulasi darah meningkat 4 Beri O2 sesuai terapi Pemberian O2 dapat menambah supplay O2 miokard 5 Anjurkan dan bombing pasien untuk tarik naIas dalam ( tehnik relaksasi)tehnik distraksi,dan bimbingan imajinasi Tehnik relaksasi dibutuhkan untuk meminimalkan konsumsi O2 miokard dan meningkatkan supply O2 jaringan, tehnik distribusi dan imajinasi membantu mengalihkan Iocus perhatian dari rasa nyeri 6 Lakukan pemeriksaan EG tiap hari dan saat nyeri dada timbul Pemeriksaan EG tiap hari dan nyeri dada timbul berguna untuk mendiagnosa luasnya inIark 7 Berikan terapi tirah baring (bed rest) selama 24 jam pertama post serangan Tirah baring atau istirahat total dapat mengurangi konsumsi atau 8 iptakan lingkungan yang tenang Stessor dari luar diminimalkan sehingga kebutuhan O2 miokard berkurang
NO INTERVENSI RASIONAL 1 Beri penjelasan pentingnya tiirah baring (bedrest) Menanbah pengetahuan pasien, bahwa tirah baring dapat mengurangi konsumsi oksigen miokard sehingga pasien dapat kooperatiI selama perawatan 2 Jelaskan akibat jika pasien banyak beraktivitas selama 24 jam pertama post serangan Pada Iase akut supply oksigen menurun oleh Karena adanya sumbatan pada miokard aktivitas dapat memperburuk hemodinamik 3 Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti Umpan balik yang positiI dari pasien dan kluarga menjadi