Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN

KESEHATAN PADA INFEKSI UMBILIKUS


Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas administrasi dan
pelatihan kesehatan masyarakat


Oleh :
Ni Made Maya Aprilia Sari, S. Ked
04104705350

Pembimbing :
DR. Dr. H. Fachmi Idris, M.Kes



DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWI1AYA
2011
HALAMAN PENGESAHAN

%ugas makalah yang berjudul : Program Pelayanan Kesehatan pada InIeksi Umbilikus
Oleh : Ni Made Maya Aprilia Sari, S.Ked (04104705350)

%elah dan diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat mengikuti Kepaniteraan
Klinik Senior di Sub-Bagian Administrasi Kesehatan Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Periode 21 November 2011 16 Januari 2012.

Palembang, Desember 2011
Pembimbing


DR. Dr. H. Fachmi Idris, M.Kes






1. Pengertian dan Prevalensi

InIeksi umbilikus atau omIalitis adalah inIeksi pada umbilikus yang ditandai
dengan keluarnya pus disertai kemerahan pada kulit abdomen atau kemerahan
yang berat ( lebih dari 2 cm dari umbilikus) dengan atau tanpa pus.
1

Sejauh ini belum ada data epidemiologis penduduk mengenai inIeksi
umbilikus di Indonesia, namun inIeksi menyebabkan hampir 36 mortalitas
neonatal di dunia, dan sepsis neonatal bisa berasal dari inIeksi lokal umbilikus
yang menjadi sistemik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dina
2
mengenai
kematian tetanus neonatorum yang berhubungan dengan inIeksi umbilikus di
Kabupaten Serang tahun 2005-2008, menunjukkan peningkatan proporsi kematian
kasus tetanus neonatorum pada tahun 2005 (80) dan tahun 2006 (81,25),
sedangkan pada tahun terjadi penurunan proporsi kematian tetanus neonatorum
pada tahun 2007 (55,56) dan tahun 2008 (54,16). Pada negara berkembang,
pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak higiene menjadi Iaktor resiko
yang mendasari selain inIeksi akibat toksoid tetanus dan inIeksi bakteri Gram
positiI (seperti Staphylococcus aureus), Gram negatiI (seperti Escherichia coli dan
Klebsiella species, dan bakteri anaerob.
3


2. Faktor-Iaktor Penyebab

Faktor-Iaktor yang menyebabkan terjadinya inIeksi umbilikus pada bayi
baru lahir adalah sebagai berikut :
a. Faktor kuman
Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal
kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa perawatan.
Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit, saluran
pernaIasan, dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya
inIeksi umbilikus sebaiknya tali pusat tetap dijaga kebersihannya, upayakan
tali pusat agar tetap kering dan bersih, pada saat memandikan di minggu
pertama sebaiknya jangan merendam bayi langsung ke dalam air mandinya
karena akan menyebabkan basahnya tali pusat dan memperlambat proses
pengeringan tali pusat.
4

b. Faktor persalinan
Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non medis.
Kematian bayi yang diakibatkan oleh tetanus ini terjadi saat pertolongan
persalinan oleh dukun, terjadi pada saat memotong tali pusat menggunakan
alat yang tidak steril dan tidak diberikan obat antiseptik. Hal ini sesuai dengan
penelitian MuIty di Kabupaten Kendari, bahwa seorang wanita yang akan
melahirkan dan ditangani dukun beranak dengan menggunakan peralatan yang
sederhana. Sebagai alat untuk memotong tali pusat digunakan sembilu yang
dibuat dari buluh perindu yakni sejenis bambu kecil dan tipis. Sebagai alas saat
memoong tali pusat adalah telapak tangan penolong persalinan. Sembilu
disiapkan oleh suami yang sedang melahirkan dan diambil dari bambu yang
merupakan penghembus api milik keluarga itu, yang sedang digunakan di
dapur. Sembilu tidak perlu dicuci karena dianggap sudah bersih, bekas
potongan tali pusat harus diikat sebanyak tiga kali dan kesadaran akan
kebersihan masih diabaikan.
2

c. Faktor tradisi
Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas dari masih adanya tradisi yang
berlaku di sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai
ramuan-ramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya bisa membantu
mempercepat kering dan lepasnya potongan tali pusat. Ada yang mengatakan
tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu pandangan seperti inilah yang
seharusnya tidak boleh dilakukan karena justru dengan diberikannya berbagai
ramuan tersebut kemungkinan terjangkitnya tetanus lebih besar bisanya
penyakit tetanus neonatorum ini cepat menyerang bayi, pada keadaan inIeksi
berat hanya beberapa hari setelah persalinan jika tidak ditangani biasa
mengakibatkan meninggal dunia.
2

d. Faktor hiegienitas
Macam-macam Iaktor hiegienitas yang menyebabkan inIeksi umbilikus
meliputi pemotongan, pengikatan, pemberian obatan topikal, dan permukaan
sekitar tali pusat; cara memandikan bayi, mencuci tangan sebelum memegang
tali pusat, kontak kulit ibu dengan kulit bayi, dan perawatan suhu pada bayi.
1

e. Faktor imunisasi %% pada ibu hamil
Hasil penelitian Satiana mendapatkan hubungan yang bermakna secara statistik
antara kematian tetanus neonatorum dengan status imunisasi bumil dimana
bayi tetanus neonatorum yang ibunya tidak pernah mendapatkan imunisasi %%
mempunyai resiko 7,43 kali mengalami kematian dibandingkan dengan bayi
tetanus neonatorum yang ibunya mendapatkan imunisasi %% lengkap. Dan bayi
tetanus neonatorum yang ibunya mendapatkan imunisasi %% tidak lengkap
mempunyai risiko 3,94 kali mengalami kematian dibandingkan dengan bayi
tetanus neonatorum yang ibunya mendapatkan imunisasi %% lengkap (95 CI,
1,09-14,59).
2


Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya inIeksi umbilikus ditinjau dari
teori Blumn dibedakan menjadi empat Iaktor, yaitu Iaktor biologi, Iaktor
lingkungan, Iaktor pelayanan kesehatan, dan Iaktor perilaku.

%abel Faktor-Iaktor yang mempengaruhi terjadinya inIeksi umbilikus
1,2,3,4

Faktor biologi Faktor lingkungan Faktor perilaku Faktor pelayanan
kesehatan
- Bayi baru lahir
- InIeksi bakteri :
Staphylococcus
aureus dan
Clostridium
tetani
- %idak imunisasi
%% pada ibu
hamil
- Lingkungan
dengan sanitasi
yang kurang
baik
- Air yang
digunakan
untuk
memandikan
bayi dan
membersihkan
tali pusat tidak
bersih
- Kurang
pengetahuan
dalam
merawat
potongan tali
pusat
- %idak bersih
dalam
merawat
potongan tali
pusat
- Percaya pada
tradisi yang
dianut oleh
masyarakat
setempat
seperti
pemberian
ramuan-
ramuan pada
potongan tali
pusat
- %idak mencuci
tangan terlebih
dahulu
sebelum
kontak dengan
tali pusat
- Lebih percaya
melahirkan
anaknya di
dukun dan
dukun
menggunakan
- Kurangnya
inIormasi dari
petugas
kesehatan
tentang cara
perawatan tali
pusat
- Sarana yang
digunakan
untuk
memotong tali
pusat kurang
steril
alat yang tidak
steril untuk
memotong tali
pusat

3. Faktor yang Paling Berperan
Faktor yang paling berperan mempengaruhi terjadinya inIeksi umbilikus adalah
Iaktor perilaku.

4. Akar-akar Permasalahan
Permasalahan-permasalahan perilaku masyarakat yang dapat menyebabkan
terjadinya inIeksi umbilikus meliputi kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
merawat potongan tali pusat akibatnya tidak bersih dalam merawat potongan tali
pusat, percaya pada tradisi yang dianut oleh masyarakat setempat seperti
pemberian ramuan-ramuan pada potongan tali pusat yang dapat saja menjadi
sumber inIeksi, tidak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum kontak dengan tali
pusat, dan lebih percaya melahirkan anaknya di dukun, apabila dukun
menggunakan alat yang tidak steril untuk memotong tali pusat dapat menyebabkan
inIeksi umbilikus.

5. Akar Masalah Utama
Faktor perilaku masyarakat yang menjadi masalah utama dalam kasus inIeksi
umbilikus adalah kurangnya pengetahuan masyarakat untuk menjaga
kehieginitasan tali pusat. Kehieginitasan ini meliputi pemotongan, pengikatan,
pemberian obatan topikal, dan permukaan sekitar tali pusat; cara memandikan
bayi, mencuci tangan sebelum memegang tali pusat, kontak kulit ibu dengan kulit
bayi, dan perawatan suhu pada bayi. Bahkan tidak jarang pasien datang ke pusat
pelayanan kesehatan dalam kondisi yang lebih buruk dari sebelumnya atau
mengalami komplikasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang
dapat menyelesaikan akar masalah tersebut dengan jalan meningkatkan
pengetahuan masyarakat dan juga petugas non medis mengenai inIeksi umbilikus.

6. Rencana Program Kegiatan
Pilihan program untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat antara lain:
1. Memberikan penyuluhan materi mengenai cara menjaga kehieginitasan tali
pusat, tanda-tanda inIeksi umbilikus, dan bahaya inIeksi umbilikus pada bayi
baru lahir.
2. Mengajarkan kepada masyarakat untuk membiasakan diri menjaga
kehieginitasan seperti selalu mencuci tangan sebelum memegang atau
membersihkan tali pusat, cara memandikan bayi yang benar, menjaga tali pusat
agar selalu kering, dan tidak memberikan ramuan-ramuan apapun pada tali
pusat.
3. Mengajarkan kepada masyarakat untuk membersihkan tali pusat menggunakan
larutan antiseptik (misalnya, khorheksidin atau iodium povidon 2,5).
4. Memberikan penyuluhan kepada petugas non medis yang membantu
persalinan untuk memotong tali pusat menggunakan alat yang steril dan
kemudian memberikan larutan antiseptik pada tali pusat.
















DAF%AR PUS%AKA

1. Mullany, LC., Gary LD., Joanne K., et al. Risk Factors Ior Umbilical Cord
InIection among Newborns oI Southern Nepal. American Journal oI
Epidemiology, Vol. 165, No.2. 2006. Page: 1-2.
2. Dina, RA. Gambaran Epidemiologi %etanus Neonatorum. Skripsi (dipublikasikan).
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2009. Hal: 21-51.
3. Gallagher PG. Omphalitis. Medscape. Available Irom :
http://emedicine.medscape.com/article/975422-overview (diakses tanggal 30
Desember 2011)
4. Danuatmadja, B. 40 Hari Pasca Melahirkan. Niaga Swadaya. 2003. Hal: 13-24.

Anda mungkin juga menyukai