Anda di halaman 1dari 3

Torsio testis adalah terpeluntirnya Iunikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan

aliran darah pada testis.Keadaan ini diderita oleh 1 diantara 4000 pria yang berumur kurang dari
25 tahun, dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas (12-20 tahun). Di samping itu
tidak jarang janin yang masih berada di dalam uterus atau bayi baru lahir menderita torsio testis
yang tidak terdiagnosis sehingga mengakibatkan kehilangan testis baik unilateral ataupun
bilateral.
Anatomi
Testis normal dibungkus oleh tunika albuginea. Pada permukaan anterior dan lateral, testis dan
epididimis dikelilingi oleh tunika vaginalis yang terdiri atas 2 lapis, yaitu lapisan viseralis yang
langsung menempul ke testis dan di sebelah luarnya adalah lapisan parietalis yang menempel ke
muskulus dartos pada dinding skrotum.
Pada masa janin dan neonatus lapisan parietal yang menempel pada muskulus dartos masih
belum banyak jaringan penyanggahnya sehingga testis, epididimis, dan tunika vaginalis mudah
sekali bergerak dan memungkinkan untuk terpluntir pada sumbu Iunikulus spermatikus.
Terpluntirnya testis pada keadaan ini disebut torsio testis ekstravaginal. Terjadinya torsio testis
pada masa remaja banyak dikaitkan dengan kelainan sistem penyanggah testis. Tunika vaginalis
yang seharusnya mengelilingi sebagian dari testis pada
permukaan anterior dan lateral testis, pada kelainan ini tunika mengelilingi seluruh permukaan
testis sehingga mencegah insersi epididimis ke dinding skrotum. Keadaan ini menyebabkan testis
dan epididimis dengan mudahnya bergerak di kantung tunika vaginalis dan menggantung pada
Iunikulus spermatikus. Kelainan ini dikenal sebagai anomali bellclapper. Keadaan ini akan
memudahkan testis mengalami torsio intravaginal.
Patogenesis
Secara Iisiologis otot kremaster berIungsi menggerakkan testis mendekati dan menjauhi rongga
abdomen guna mempertahankan suhu ideal untuk testis. Adanya kelainan sistem penyanggah
testis menyebabkan testis dapat mengalami torsio jika bergerak secara berlebihan. Beberapa
keadaan yang menyebabkan pergerakan yang berlebihan itu, antara lain adalah perubahan suhu
yang mendadak (seperti pada saat berenang), ketakutan, latihan yang berlebihan, batuk, celana
yang terlalu ketat, deIekasi, atau trauma yang mengenai skrotum.
Terpluntirnya Iunikulus spermatikus menyebabkan obstruksi aliran darah testis sehingga testis
mengalami hipoksia, edema testis, dan iskemia. Pada akhirnya testis akan mengalami nekrosis.
Gambaran klinis dan diagnosis
Pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum, yang siIatnya mendadak dan diikuti
pembengkakan pada testis. Keadaan itu dikenal sebagai akut skrotum. Nyeri dapat menjalar ke
daerah inguinal atau perut sebelah bawah sehingga jika tidak diwaspadai sering dikacaukan
dengan apendisitis akut. Pada bayi gejalanya tidak khas yakni gelisah, rewel atau tidak mau
menyusui. Pada pemeriksaan Iisis, testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal
daripada testis sisi kontralateral. Kadang-kadang pada torsio testis yang baru saja terjadi, dapat
diraba adanya lilitan atau penebalan Iunikulus spermatikus. Keadaan ini biasanya tidak disertai
dengan demam.
Pemeriksaan sedimen urine tidak menunjukkan adanya leukosit dalam urine dan pemeriksaan
darah tidak menunjukkan tanda inIlamasi, kecuali pada torsio testis yang sudah lama dan telah
mengalami keradangan steril.
Pemeriksaan penunjang yang berguna untuk membedakan torsio testis dengan keadaan akut
skrotum yang lain adalah dengan memakai: stetoskop Doppler, ultrasonograIi Doppler, dan
sintigraIi testis yang kesemuanya bertujuan menilai adanya aliran darah ke testis. Pada torsio
testis tidak didapatkan adanya aliran darah ke testis sedangkan pada keradangan akut testis,
terjadi peningkatan aliran darah ke testis.
iagnosis Banding

1. Epididimitis akut
Penyakit ini secara klinis sulit dibedakan dengan torsio testis. Nyeri skrotum akut biasanya
disertai dengan kenaikan suhu tubuh, keluarnya nanah dari uretra, ada riwayat coitus suspectus
(dugaan melakukan senggama dengan bukan isterinya), atau pernah menjalani kateterisasi uretra
sebelumnya. Jika dilakukan elevasi (pengangkatan) testis, pada epididimitis akut terkadang nyeri
akan berkurang sedangkan pada torsio testis nyeri tetap ada (tanda dari Prehn). Pasien
epididimitis akut biasanya berumur lebih dari 20 tahun dan pada pemeriksaan sedimen urine
didapatkan adanya leukosituria atau bakteriuria.
2. Hernia skrotalis inkarserata
Biasanya pada anamnesis didapatkan benjolan yang dapat keluar dan masuk ke dalam skrotum.
3. Hidrokel terinfeksi
Dengan anamnesis sebelumya sudah ada benjolan di dalam skrotum
4. Tumor testis
Benjolan tidak dirasakan nyeri kecuali terjadi perdarahan di dalam testis.
5. Edema skrotum
Dapat disebabkan oleh hipoproteinemia, Iilariasis, adanya pembuntuan saluran limIe inguinal,
kelainan jantung, atau kelainan-kelainan yang tidak diketahui sebabnya (idiopatik)
Terapi
etorsi Manual
Detorsi manual adalah mengembalikan posisi testis ke asalnya, yaitu dengan jalan memutar testis
ke arah berlawanan dengan arah torsio. Karena arah torsio biasanya ke medial maka dianjurkan
untuk memutar testis ke arah lateral dahulu, kemudian jika tidak terjadi perubahan, dicoba
detorsi ke arah medial. Hilangnya nyeri setelah detorsi menandakan bahwa detorsi telah berhasil.
Jika detorsi berhasil operasi harus tetap dilaksanakan.
perasi

Tindakan operasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan posisi testis pada arah yang benar
(reposisi) dan setelah itu dilakukan penilaian apakah testis yang mengalami torsio masih viable
(hidup) atau sudah mengalami nekrosis. Jika testis masih hidup, dilakukan orkidopeksi (Iiksasi
testis) pada tunika dartos kemudian disusul orkidopeksi pada testis kontralateral. Orkidopeksi
dilakukan dengan mempergunakan benang yang tidak diserap pada 3 tempat untuk mencegah
agar testis tidak terpluntir kembali, sedangkan pada testis yang sudah mengalami nekrosis
dilakukan pengangkatan testis (orkidektomi) dan kemudian disusul orkidopeksi pada testis
kontralateral. Testis yang telah mengalami nekrosis jika tetap dibiarkan berada di dalam skrotum
akan merangsang terbentuknya antibodi antisperma sehingga mengurangi kemampuan Iertilitas
dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai