Anda di halaman 1dari 12

BAB II PENGELOLAAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR Dalam mengelola interaksi belajar mengajar guru harus memiliki dua modal dasar,

yaitu: kemampuan mendesain program dan keterampilan mengkomunikasikan program kepada anak didik. A.SEPULUH KOMPETISI GURU Sepuluh kompetisi guru merupakan profil kemampuan dasar seorang guru,meliputi: 1.Menguasai bahan Menguasai bahan bagi seorang guru mengandung dua lingkup penguasaan materi, yakni: a.Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah b.Menguasai bahan pengayaan bidang studi 2.Mengelola program belajar-mengajar Ada beberapa langkah yang harus ditempuh: a.Merumusakan tujuan instruksional pembelajaran Tujuan instruksional ini penting karna dijadikan pedoman sejauh mana kegiatan belajar mengajar di bawa dan senantiasa menjadi hasil atau perubahan tingkah laku. b.Mengenal dan dapat menggunakan proses intruksional yang tepat c.Melaksanakan program belajar mengajar Dalam penyampaian materi guru perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut: Menyampaikan materi dan pelajaran dengan tepat dan jelas Pertayaan yang dilontarkan cukup merangsang untuk berfikir, mendidik, dan mengenai sasaran Memberi kesempatan atau menciptakan kondisi yang dapat memunculkan pertanyaan dari siswa Terlihat adanya variasi dalam pemberiaan materi dan kegiatan Guru memperhatikan reaksi yang berkembang pada diri siswa baik verbal mauoun non verbal Memberikan pujian atau penghargaan bagi jawaban yang tepat bagi siswa

dan sebaliknya d.Mengenal kemampuan anak didik e.Merencanakan dan melaksanakan progam remidial Biasanya di laksanakan pada saat setelah di adakan evaluasi. Faktor yang perlu di perhatikan dalam kegiatan perbaikan: Sifat kegiatan perbaikan Jumlah siswa yang memerlukan Tempat untuk memberikan Waktu untuk di selenggarakan Orang yang harus memberikan Metode yang di berikan Saran atau alat yang di pergunakan Tingkat kesulitan belajar siswa Langkah yang harus di tempuh dalam memecahkan kesulitan belajar 1.Diagnose meliputi: a.identifikasi kasus b.lokalisasi jenis dan sifat kesulitan c.menyatakan faktor penyebab kesulitan 2.Prognose Mengadakan estimasi tenang kesulitan 3.Terapi Menemukan berbagai kemungkinan dalam rangka penyembuhan kesulitan 3.Mengelola kelas Guru di tuntut mampu menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Kegiatan mengelola kelas akan menyangkut : Mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi 4.Menggunakam media atau sumber Langka yang perlu di perhatikan Mengenal,memilih dan menggunakan suatu media Membuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana Menggunakan dan mengelola laboratorium

Menggunakan buku pegangan Menggunakan perpustakaan Menggunakan unit microteaching dalam program pengalaman lapangan 5.Menguasai landasan-landasan pendidikan Rumusan pendidkan nasional di dasari pada pancasila dan UUD 1945. Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD 1945 merupakan landasan kontitusional. Didalam UUD 1945 Bab XIII pasal 31 dijelaskan bahwa: a.Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. b.Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang. 6.Mengelola interaksi belajar mengajar Agar mampu mengelola interaksi belajar mengajar,guru harus menguasai materi , mampu mendisain program belajar mengajar, mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memamfaatkan media dan memilih sumber serta memahami landasan pendidikan sebagai dasar bertindak. Ada beberapa komponen dalam interaksi belajar mengajar, yaitu: guru, siswa, metode, alat, teknologi, sarana dan tujuan. 7.Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran Dalam hal ini secara konkret guru mengambil langkah-langkah sebagai berikut : a)Mengumpulkan data hasil belajar siswa 1.Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran berlangsung 2.pada akhir pelajaran b)Menganalisis data hasil belajar siswa. Dengan langkah ini guru akan mengetahui: 1.Siswa yang menemukan pola-pola belajar lain 2.Keberhasilan atau tidaknya siswa dalam belajar c)Menggunakan data hasil belajar siswa, dalam hal ini menyangkut: 1.lahirnya feed back untuk masing-masing siswa dan ini perlu diketehui oleh guru 2.adanya feed back itu maka guru akan menganalisis dengan tepat follow up atau kegiatan-kegiatan berikutnya 8.Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah

Penyelenggaraan program bimbingan dan konseling tidak hanya menyangkut halhal yang bersifat akademis seperti kognitif, efektif dan psikomotor, tetapi juga problem pribadi yang memang memungkinkan. Tujuanya agar anak didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal, menjadi pribadi bermasyarakat yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab . 9.Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah Ada dua pekerjaan pokok dalam administrasi sekolah/kelas bagi guru 1.kegiatan recording''catat mencatat" ada 2 a.Catatan mengenai siswa antara lain: Daftar presensi (harian maupun bulanan), catatan tugas (kelompok maupun individual), catatan sosiometris atau hubungan antar siswa, catatan partisipasi siswa. b.Catatan bagi guru antara lain: Silabus mata pelajaran, persiapan mengajar, buku batas pelajaran, kumpulan soal ujian dan tugas, catatan evaluasi siswa. 2. kegiatan reporting"lapor melapor' Meliputi laporan pada kepala sekolah dan laporan kepada orang tua siswa 10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran Guru harus dapat membaca dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan, diantaranya: Mencadarkan atau mengandakan deskripsi Menerangkan Menyusun teori Prediksi Pengendalian B.MICROTEACHING SEBAGAI LATIHAN MENGELOLA INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR 1.Latar belakang timbulnya mocroteaching Tugas mengajar di depan kelas merupakan salah satu tugas yang sangat penting Microteaching adalah salah satu usaha yang ditempuh dalam rangka meningkatkan kemampuan seseorang guru dalam mengemban profesi keguruan.

Usaha-usaha meningkatkan keguruan tenaga profesi di bidang keguruan sudah sejak lama dan berbagai lembaga lembaga pendidikan guru, termasuk IKIP dan FKG/FKIP di lingkungan universitas. Latihan praktik mengajar dilakukan secara langsung dalam real claas room, banyak memenuhi permasalahan baru yang tidak mungkin dapat dipecahkan secara cepat dan tepat pada disaat didepan kelas. Segudang teori yang diperoleh meja kuliah tidak akan mungkin secara otomatis menghadapi berbagai problema yang ada didalam kelas tersebut. Mahasiswa praktik mengajar sekaligus dihadapkan pada situasi yang kompleks dan majemuk. Setiap praktikan langsung melakukan kegiatan seperti yang dilakukan oleh (guru kelas). Gagalnya penampilan calon guru di depan kelas, akan dapat mengakibatkan mengakibatkan kehancuran mental yang sulit disembuhkan. Beberapa persoalan dan kenyataan yang sebenarnya melatarbelakangi dan memberikan motivasi ke arah lahirnya usaha-usaha baru seperti halnya microteachin.

2.Pengertian microteaching Microteaching suatu kegiatan latihan belajar mengajar dalam situasi labolatoris. Dalam kegiatan ini calon guru berlatih praktik mengajar, bentuk keterampilannya selalu dimonitor dan dalam keadaan terkontrol oleh para supervisor, mocroteaching sering diartikan sebagai mengajar dalam bentuk yang mini. Ciri-ciri pokok microteaching: Berkisar 5 sampai 10 orang Waktu mengjar terbatas sekitar 10 menit Bahan yang dikontakkan terbatas Komponen mengajar yang dikembangkan terbatas Dalam microteaching mengutamakan adanya diagnosis terhadap kelebihan dan kekurangan mahasiswa/I dalam praktik mengajar. Pada saat itu para calon guru mengetahui kekurangan dan kelebihannya, semaksimal mungkin kekurangan-kekurangan yang ada diperbaiki, sedangkan yang sudah baik

diupayakan mengembangkannya. Peranan supervisor sangat penting disini dalam memberikan masukan mengenai taktik, teknik dan strategi penampilan didalam kelas serta memberi alternatif untuk mengatasi beberapa kekurangan yang telah dilakukan oleh praktikan. 3. Maksud dan tujuan microteaching Dalam program microteaching diharapkan: agar kemungkinan kekurangan dan kegagalan dalam praktik mengajar dapat diminalisasi bahkan dapat dihilangkan. Latihan harus diprogramkan secara sistematis dan konsisten diharapkan akan tumbuh suatu tingkah laku yang baik dalam diri mahasiswa bila sedang berdiri didepan kelas Perangkat dan situasi laboratoris serta sifat mikro yang dimiliki oleh microteaching merupakan kondisi yang sangat tepat untk melatih kesiapan dan keterampilan calon guru secara aktif, karna laboratori dilengkapi dengan perangkat teknologi yang modern Konsep microteaching yang kemudian dipraktikan oleh mahasiswa merupakan latihan untuk mengelola interaksi belajar mengajar sebelum terjun kelapangan yang sesungguhnya C.BEBERAPA KOMPONEN KETERAMPILAN MENGAJAR Secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, 1.Aspek materi a.Interes Yaitu usaha untuk menarik perhatian siswa pada materi pelajaran yang baru. Seseorang yang memasuki situasi yang baru sering timbul kejutan atau tekanan psikologis karna situasi yang lama masih membayangi pikirannya.Agar konsentrasi mereka dalam menerima pelajaran yang baru tidak terpecah maka diperlukan kesiapan. b.Titik pusat Yang dimaksud disini adalah bahwa apa yang diuraikan, dikemukakan dan dijelaskan oleh guru benar-benar terpusat pada bahasa yang

digarap bersama. c.Rantai kognitif Yaitu urutan-urutan dalam penyampaian bahan pelajaran. Agar rantai kognitif dapat tersampaikan dengan baik dapat ditempuh dengan cara mempersiapkan skema tentang bahan pelajaran ynag akan digunakan sebagai media mengajar. Dari media, disamping rantai kognitifnya terjamin, masalah waktu juga dapat terkontrol dengan mengetahui macam dan keluasan bahan yang harus disampaikan. d.Kontak Yaitu menyangkut hubungan bathiniah antara guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan yang sedang dibahas. Hal ini tercermin terutama dalam tanggapan siswa baik mengenai sinar mata maupun gerak-gerik anggota badannya. e.Penutup Yaitu: cara guru dalam mengakhiri penjelasan pokok bahasan. Penutup yang lengkap berupa ringkasan, kesimpulan dan pertanyaan yang bersifat menguji tentang pencapaiaan tujuan instruksional. 2.Modal kesiapan Sikap yang harus diperhatikan guru selama memimpin belajarnya siswa yaitu: a.Gerak b.Suara c.Titik perhatian d.Variasi penggunaan media e.Variasi interaksi f.isyarat(verbal) g.waktu selang 3.keterampilan operasional a.membuka pelajaran yaitu: Seberapa jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar mengajar untuk satu jam pelajaran.

b.Mendorong dan melibatkan siswa c.Mengajukan pertanyaan Penting karna dapat menjadi perangsang yang mendorong siswa utnuk giat berpikir dan belajar, membangkitkan pengertian baru. Guru dapat menyelidiki panguasaan siswa, mengubah pendirian, kepercayaan atau prasangka yang keliru. d.Menggunakan isyarat non verbal Yaitu gerakan-gerakan anggota badan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu dalam rangka memperjelas maksud uraian yang diucapkan oleh guru. Gerakan verbal yang digunakan harus benarbenar jelas penampilannya dan menunjang apa yang dimaksud dengan ucapan atau penjelasan guru. e.Menanggapi siswa Tanggapan siswa terhadap interaksi belajar mengajar yang sedang berlangsung berkembang dalam tiga kemungkinan, yaitu: Menerima Menimbulkan perilaku seperti: diam penuh perhatian, ikut partisipasi aktif, dan mungkin bertanya karena kurang jelas. Acuh tak acuh Tercermin dalam perilaku yang setengah-setangah Menolak Tampak pada perilaku negatif misalnya: bermain sendiri, mengalihkan perhatian kelas, mengganggu teman yang lain bahkan mempermainkan guru. f.Menggunakan waktu Yaitu ketetapan guru dalam mengalokasikan waktu yang tersedia dalm suatu interaksi belajar mengajar. Kesulitan yang dialami guru pada interakai adalah dalam penggunaan waktu yang tersedia dari pembukaan pelajaran sampai

menutup pelajaran.

g.Mengakhiri pelajaran Isi dari mengakhiri pelajaran berupa saran misalnya meminta siswa untuk mempelajari kembali dirumah tentang bahan yang baru saja dipelajari, atau pemberian tugas yang lain. D. PEMBELAJARAN KONSTEKTUAL Dalam pembelajran konstektual ini siswa didorong untuk mengerti apa makna belajar, apa mamfaatnya dan bagaimana mencapainya. Untuk penerapannya ada 7 aspek dalam pembelajaran konstektual,yaitu: 1.Teori konstruktisme Teori ini merupakan landasan berpikir bagi pendekatan konstekstual. Pengetauan riil bagi siswa adalah sesuatu yang dibangun oleh siswa itu sendiri. Penerapannya dikelas misalnya: saat siswa sedang mengerjakan sesuatu, memecahkan masalah, berlatih keterampilan secara fisik, menulis karangan, membaca teks kemudian menulis kesimpulannya. Untuk menghidupkan suasana memang dituntut kreativitas guru.

2.Menemukan (Inkuri) langkah-langkahnya meliputi: merumuskan masalah melakukan observasi, termasuk membaca buku, mengumpulkan informasi menganalisis dan menyajikan hasil karya dalam tulisan , laporan, gambar, tabel menyajikan, mengomunikasikan hasil karyanya didepn dgurunya, teman sekelas

3.Bertanya Bertanya adalah upaya dalam mengaktifkan siswa. Kegiatan bertanya berguna untuk: Menggali informasi Mengecek pemahaman siswa Membangkitkan respons siswa Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa Menyegarkan kembali pengetahuan siswa 4.Masyarakat belajar(Learning community) Pengembangan leaning community senantiasa mendorong terjadinya proses komunikasi multi arah. Beberapa hal dalam mengembangkan learning community dikelas, antara lain: Pembentukan kelompok kecil Pembentukan kelompok besar Memdatangkan "ahli" dikelas(tokoh, olahragawan, perawat, petani, polisi) Bekeja dengan kelas sederajat Bekerja kelompok dengan kelas diatasnya Bekerja dengan masyarakat 5.Pemodelan Berupa cara mengoperasikan, cara melempar bola dalam olah raga, atau guru memberi model tentang bagaimana cara bekerja. 6.Refleksi Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa

lalu. Wujudnya antara lain: Pernyataan langsunag siswa tentang apa-apa yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran Catatan atau jurnal di buku siswa Kesan atau saran siswa mengenai pembelajaran hari itu Diskusi Hasil karya 7.Penilaian yang autentik(autentic assessment) Penilaian adalah proses pengumpulan data yang memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Ciri-ciri penilaian autentik Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung Dapat digunakan untuk formatif maupun sumatif Yang diukur keterampilan dan ferforman bukan mengingat fakta Berkesinambungan Terintegrasi Dapat digunakan sebagai feed back Bentuk kegiatan penilaian untuk menilai prestasi dan kompetisi siswa, antara lain: Kegiatan dan laporan PR Kuis Presentasi dan penampilan siswa Demonstrasi Karya siswa Karya tulis Jurnal Hasil tes tertulis

PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Guru sebagai tenaga profesional di bidang kependidikan, harus memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual juga mengetahui hal yang bersifat teknis. Sehubungan dengan itu maka pada pembahasan tentang Pengelolaan Interaksi Belajar-Mengajar akan diuraikan"sepuluh kompetisi guru" sebagai sumberdan dasar umum atau sarana pendukung serta microteaching sebagai program latihan dan "beberapa komponen keterampilan mengajar" sebagai kegiatan pelaksanaan interaksi belajar mengajar. Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Strategi Belajar Mengajar dengan bobot 3 sks. Tujuan utama dibuat makalah ini adalah agar mahasiswa sebagai calon guru dapat memahami bagaimana pengelolaan interaksi belajar mengajar yang baik. Penutup Demikianlah makalah ini dibuat untuk dapat dipergunakan dan dimamfaatkan sebaik-baiknya.kritikan dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai