Anda di halaman 1dari 22

KROMATOGRAFI KERTAS

KromatograIi adalah suatu teknik pemisahan antara 2 Iasa (Iasa gerak dan Iasa
diam) yang saling tidak melarutkan berdasarkan perbedaaan kelarutannya. Dalam
kromatograIi terdapat 2 Iasa yaitu :
a. Iasa gerak (mobile phase),
b. Iasa diam (stationary phase).
Metoda kromatograIi pertama kali ditemukan oleh Alexander Tsweet
seorang ahli botani berkebangsaan Rusia pada tahun 1906 pada pemisahan zat
warna dari kloroIil.
KromatograIi mempunyai 4 macam mekanisme :
1. Absorbsi :
Mekanisme ini berdasarkan kepada adsorbsi gas atau cairan pada
permukaan zat padat, yang terjadi karena adanya ikatan Iisik seperti gaya Van der
Walls atau adanya reaksi kimia antara adsorban dan adsorbat KromatograIi yang
menggunakan mekanisme ini adalah kromatograIi gas-padat dan cair-padat.

2. Partisi (pemisahan) :
Mekanisme ini berdasarkan kepada partisi antara Iasa diam dan Iasa gerak
yang saling tidak melarutkan. KromatograIi berdasarkan partisi ini adalah
kromatograIi cair-cair dan kromatograIi gas-cair.

3. Pertukaran ion :
Pemishannya berdasarkan aIinitas ion-ion pada Iasa gerak dan Iasa diam
yang padat. Fasa diam berIungsi sebagai resin penukar ion.
4. Eklusi :
Pemisahannya berdasarkan atas ukuran molekul yang melewati suatu Iasa
diam berupa zat padat yang berpori. Molekul kecil bisa masuk ke dalam pori
sedangkan yang berukuran besar tidak bisa melewatinya. Yang akan diukur
terlebih dahulu adalah molekul besar. Contoh dari kromatograIi eklusi ini adalah
kromatograIi Iiltrasi gel.

KromatograIi kertas adalah metoda yang paling sederhana dalam analisa
secara kromatograIi. Fasa diamnya adalah kertas, Iasa geraknya adalah pelarut
organik. Pada kromatograIi ini kertas yang digunakan adalah kertas saring.
Walaupun sebenarnya dapat digunakan kertas koran dan juga kertas tulis biasa
tetapi kertas-kertas ini mempunyai permukaan yang dilapisi (lak) sehingga noda
sampel yang kita totolkan tidak akan terbawa sempurna oleh pelarut.
Kertas saring yang baik adalah kertas saring Whatman, yang mempunyai
pori-pori halus, merata dan homogen. Kertas saring ini ada bermacam-macam
mulai dari no.1 sampai no.70, dimana angkanya menunjukkan ketebalan kertas.
Semakin tebal kertas maka gerakan totolan keatas semakin lambat.
Pada kertas saring arah serat selulosa sebaiknya searah dengan aliran Iasa
gerak. Kalau arahnya tidak searah atau tegak lurus dengan arah aliran eluen maka
noda yang dibawa oleh eluen tidak sempurna.
Sebelum sampel ditotolkan, kertas saring terlebih dahulu kita jenuhkan.
Kemudian kertas saring diberi garis batas bawah dan batas atas dengan jarak
tertentu (misal 0,5 cm).





Kemudian pentotolan dilakukan pada garis batas bawah dengan
menggunakan pipa kapiler yang khusus yang disebut dengan micro sharing. Cara
mentotol harus benar. Semakin halus pipa kapiler maka totolan semakin kecil dan
pemisahan semakin baik. Setelah ditotolkan maka totolan dibiarkan kering baru
diamsukkan ke dalam bejana yang telah berisi eluen yang berada setinggi
setengah batas bawah.














Gambar kromatograIi kertas dimana sampel yang digunakan adalah
tinta hitam.
Eluen akan naik ke atas membawa noda sampel (berdasarkan azas
kapilaritas).
Eluean akan memisajkan noda kepada konponen-konponennya yang terlihat dari
banyaknya noda yang akan timbul. Jika noda akhir yang didapat tidak dapat
terlihat dengan baik maka digunakan zat penampakan warna seperti uap iodine,
reagen DragendorII. Selain itu dapat juga digunakan sinar UV. Tetapi apabila
pemisahannya
seperti yang terlihat pada gambar (b) dibawah maka kertas saring kita putar
sebesar 90
o
lalu kita gunakan pelarut yang lain. Setelah beberapalama maka akan
didapatkan keadaan seperti yang terlihat pada gambar (c).






















Setelah didapatkan noda, maka besarnya noda lalu ditandai dengan pulpen setelah
kering Jarak tempuh cuplikan noda dibandingkan dengan jarak tempuh pelarut
dilambangkandengan RI. RI artinya Retention Factor.
Harga RI bersiIat spesiIik untuk suatu komponen senyawa.
RI jarak tempuh noda / jarak tempuh pelarut
Harga RI bergantung pada temperatur, jenis pelarut yang digunakan serta
jenis kertas yang digunakan.
Jika noda akhir didapatkan memanjang bukan melingkar maka jarak
tempuh sampel dihitung dari titik pentotolan sampai titik tengah noda akhir
sampel yang memanjang tadi.
Noda yang memanjang ini bisa disebabkan oleh ketidakcocokan pelarut
dengan sampel, untuk itu maka dilakukan pengaturan pelarut yang cocok agar
didapatkan noda akhir yang melingkar sempurna. Jika kepolaran sampel mirip
dengan Iasa diam maka pemisahan semakin baik.

Pembagian kromatograIi berdasarkan Iasa diam dan Iasa gerak

No.

Fasa gerak

Fasa diam

Jenis kromatograIi
Mekanisme
antar aksi

1.

Gas


Padat
GSC (kromatograIi gas-
padat)
Absorsi

2.

Gas

Cair
GLC (kromatograIi gas-
cair)
Partisi

3.

Cair
Padat absorbsi LSC (kromatograIi cair-
padat)
Absorbsi

4.

Cair

Padat
IEC (kromatograIi pe-
nukar ion)
Reaksi
penukar ion

5.

Cair

Cair
LLC (kromatograIi cair-
cair)
Partisi

6.

Cair
Padat gel
berpori
GPC (kromatograIi per-
measi gel).
Eklusi sterik

Pada kromatograIi kertas terdapat 3 macam cara mengelusi :

1. Ascendant (mengalirkan pelarut dari bawah ke atas) :
Pelarut mengalir pada kertas diujung bawah kertas dan pelarutnya akan
mengalir ke atas sampai memisahkan komponen-komponen zat yang akan
dianalisanya.
2. Descending (mengalirkan pelarut dari atas ke bawah) :
Pelarut mengalir dengan arah dari atas ke bawah.

3. Cara Radial Development.
Cara mentotol :
a. Semakin halus pipa kapiler, semakin halus totolan.
b. Semakin kecil noda totolan, pemisahan semakin baik.











Skema chamber kertas kromatograIi











a. b. c.

a. cara mentotolkan sampel pada kertas kromatograIi.
b. Kertas kromatograIi.
c. Kertas kromatograIi dalam gelas piala (chamber).














ROMATOGRAFI ERTAS

I. TU1UAN
Memahami proses pemisahan komponen-komponen suatu zat dengan
kromatograIi kertas
Menentukan nilai RI dari komponen-komponen sampel
Mempelajari pengaruh komposisi eluen dan kondisi optimum pemisahan

II. TEORI
KromatograIi adalah suatu teknik pemisahan dengan berdasarkan terdistribusinya
zat dalam dua Iasa (Iasa gerak dan Iasa diam). KromatograIi kertas termasuk cair-
cair dalam pemisahan yang berperan dalam Iasa geraknya disini adalah cair yaitu
aquadest, propanol, etil asetat. Dan Iasa diamnya yaitu aquadest yang diambil atau
dipakai dengan melakukan penjenuhan terlebih dahulu dengan aquadest terhadap
kertas saring yang akan digunakan sebagai Iasa pendukung.

Metoda kromatograIi pertama kali ditemukan oleh Alexander Tsweet
seorang ahli botani berkebangsaan Rusia pada tahun 1906 pada pemisahan zat
warna dari kloroIil.

KromatograIi kertas adalah metoda yang paling sederhana dalam analisa
secara kromatograIi. Fasa diamnya adalah kertas, Iasa geraknya adalah pelarut
organik. Pada kromatograIi ini kertas yang digunakan adalah kertas saring.
Walaupun sebenarnya dapat digunakan kertas koran dan juga kertas tulis biasa
tetapi kertas-kertas ini mempunyai permukaan yang dilapisi (lak) sehingga noda
sampel yang kita totolkan tidak akan terbawa sempurna oleh pelarut.
Pada kromatograIi kertas ada 3 sistem pemisahannya :
1. Sistem Assenden
Pemisahan terjadi karena pelarut yang dipakai akan bergerak dari bawah
menuju ke atas. Dimana pada kertas telah ditotolkan terlebih dahulu dengan
sampel. Dimana jika noda yang dihasilkan ukurannya kecil maka akan
didapatkan hasil yang bagus. Tapi jika noda yang dihasilkan besara maka Iasa
geraknya kurang cocok
2. Sistem Desenden
Pelarut akan bergerak dari atas ke bawah mengikuti gerak atau arah
graIitasi bumi. Dimana pelarut akan mengalir menuju kebatang gelas terus
menuju kertas yang telah tersedia dan yang telah ditotolkan dengan sampel.
3. Sistem Mendatar
Pelarut diletakan dalam sebuah bejana yang mana pelarut dihubungkan
dengan kertas yang telah ditotolkan dengan sampel dengan sebuah sumbu.
Maka pelarut akan merembes dari sumbu ke kertas.
Harga RI dipengaruhi oleh :
a. Pelarut ( kepolaran )
b. Suhu
c. Jenis Kertas
d. Ukuran kertas
e. SiIat campuran
I. Kehadiran ion-ion

KromatograIi mempunyai 4 macam mekanisme :
1. Absorbsi
Mekanisme ini berdasarkan kepada adsorbsi gas atau cairan pada
permukaan zat padat, yang terjadi karena adanya ikatan Iisik seperti gaya Van der
Walls atau adanya reaksi kimia antara adsorban dan adsorbat KromatograIi yang
menggunakan mekanisme ini adalah kromatograIi gas-padat dan cair-padat.
2. Partisi (pemisahan)
Mekanisme ini berdasarkan kepada partisi antara Iasa diam dan Iasa gerak
yang saling tidak melarutkan. KromatograIi berdasarkan partisi ini adalah
kromatograIi cair-cair dan kromatograIi gas-cair.
3. Pertukaran ion
Pemisahannya berdasarkan aIinitas ion-ion pada Iasa gerak dan Iasa diam
yang padat. Fasa diam berIungsi sebagai resin penukar ion.
4. Eklusi
Pemisahannya berdasarkan atas ukuran molekul yang melewati suatu Iasa
diam berupa zat padat yang berpori. Molekul kecil bisa masuk ke dalam pori
sedangkan yang berukuran besar tidak bisa melewatinya. Yang akan diukur
terlebih dahulu adalah molekul besar. Contoh dari kromatograIi eklusi ini adalah
kromatograIi Iiltrasi gel.
KromatograIi adalah suatu teknik pemisahan antara 2 Iasa (Iasa gerak dan
Iasa diam) yang saling tidak melarutkan berdasarkan perbedaaan kelarutannya.
Dalam kromatograIi terdapat 2 Iasa yaitu :
Iasa gerak (mobile phase),
Iasa diam (stationary phase).
Kertas saring yang baik adalah kertas saring Whatman, yang mempunyai
pori-pori halus, merata dan homogen. Kertas saring ini ada bermacam-macam
mulai dari no.1 sampai no.70, dimana angkanya menunjukkan ketebalan kertas.
Semakin tebal kertas maka gerakan totolan keatas semakin lambat.
Pada kertas saring arah serat selulosa sebaiknya searah dengan aliran Iasa
gerak. Kalau arahnya tidak searah atau tegak lurus dengan arah aliran eluen maka
noda yang dibawa oleh eluen tidak sempurna.
Sebelum sampel ditotolkan, kertas saring terlebih dahulu kita jenuhkan.
Kemudian kertas saring diberi garis batas bawah dan batas atas dengan jarak
tertentu (misal 0,5 cm).



Kemudian pentotolan dilakukan pada garis batas bawah dengan
menggunakan pipa kapiler yang khusus yang disebut dengan micro sharing. Cara
menototol harus benar. Semakin halus pipa kapiler maka totolan semakin kecil
dan pemisahan semakin baik. Setelah ditotolkan maka totolan dibiarkan kering
baru dimasukkan ke dalam bejana yang telah berisi eluen ya
Jika noda akhir didapatkan memanjang bukan melingkar maka jarak
tempuh sampel dihitung dari titik pentotolan sampai titik tengah noda akhir
sampel yang memanjang tadi.
Noda yang memanjang ini bisa disebabkan oleh ketidakcocokan pelarut
dengan sampel, untuk itu maka dilakukan pengaturan pelarut yang cocok agar
didapatkan noda akhir yang melingkar sempurna. Jika kepolaran sampel mirip
dengan Iasa diam maka pemisahan semakin baik.
Teknik teknik melakukan kromatograIi
Secara Elusi
Dimana pada teknik ini menggunakan Iasa gerak yang inert atau tidak
bereaksi dengan zat lain.
Misal : kromatograIi kolom
Cara Pemindahan ( dispasman )
Dimana menggunakan Iasa geraknya aktiI. Terpisahnya komponen juga
tergantung pada harga Kd. Jika Kd besar maka komponen tersebut berada
dibawah, jika Kd kecil maka ia berada diatas
Cara Frontal
Pada cara ini hanya dihasilkan 1 komponen saja. Pada cara ini Iasa gerak
dialirkan terus sampai Iasa diamnya jenuh jika Iasa diam polar maka ia akan
menarik semua zat yang bersiIat polar saja.






























III.PROSEDUR PERCOBAAN

3.1Alat Dan Bahan

Propanol sebagai pelarut Pipet takar alat untuk
memipet larutan
Etil Asetat sebagai pelarut Gelas piala tempat
pelarutan
Etanol sebagai pelarut Kertas saring sebagai
penyaring
Asam Asetat 0,1 N sebagai pelarut Mistar untuk mengukur
panjang
Aquadest sebagai pelarut Kapiler sebagai alat
penotol
Brom Cressol Green sebagai zat
warna
Pensil sebagai alat tulis
Metilen Biru sebagai zat warna
Rodhamin B sebagai zat warna

3.2Cara erja

1. Siapkan Eluent berupa campuran pelarut dengan perbandingan :
- Etil asetat : Propanol : aquadest 1 : 2 : 4
- Etil asetat : Propanol : aquadest 4 : 2 : 1
(sesuai dengan tugas diberikan asisten)
2. Jenuhkan kertas saring dengan air yang sebelumnya sudah diberi garis batas
bawah 1 cm dari dasar kertas dan batas atas.
3. Dengan mengunakan pipet kapiler totolkan dua zat titik pewarna 1 pada
posisi kiri dan tengah, dan dua totolan pada zat warna kedua pada posisi kanan
dan tengah pada posisi garis bawah.
4. Lakukan elusi dengan mencelupkan sekitar 0,5 cm ujung kertas bagian bawah
pada beker yang diisikan eluen , tutup dan biarkan mengantung sampai proses
elusi selesai.
5. Hentikan proses elusi jika eluen mencapai tanda batas atas . Keringkan amati
warna noda yang dihasilkan , tandai masing-masing posisi noda dengan
mengunakan pensil.
6. Lakukan elusi yang sama dengan mengunakan eluent kedua yang ditugaskan .
7. Lakukan pengukuran kenaikan noda seta sistem eluentnya yang digunakan,
lalu hitung harga RI dari masing-masing komponen.
8. Apa yang dapat saudara simpulkan dari data nilai RI masing-masing
komponen serta sistem eluent yang digunakan padaa percobaan ini.








3.3Skema erja
Eluent berupa campuran pelarut dengan perbandingan :
Etil asetat : Propanol : aquadest 1 : 2 : 4
Etil asetat : Propanol : aquadest 4 : 2 : 1

kertas saring
-Jenuhkan dengan air
-sebelumnya sudah diberi garis batas bawah 1 cm dari dasar
kertas dan batas atas.
Kertas saring
Ditotolkan dengan mengunakan pipet kapiler totolkan dua
zat titik pewarna 1 pada posisi kiri dan tengah, dan dua
totolan pada zat warna kedua pada posisi kanan dan tengah
pada posisi garis bawah.
proses elusi
dengan mencelupkan sekitar 0,5 cm ujung kertas bagian
bawah pada beker yang diisikan eluen ,
tutup
dan biarkan mengantung sampai proses elusi selesai.
Proses elusi dihentikan
jika eluen mencapai tanda batas atas .
Keringkan amati warna noda yang dihasilkan , tandai
masing-masing posisi noda dengan mengunakan pensil.
Lakukan elusi yang sama
dengan mengunakan eluent kedua yang ditugaskan .
Lakukan pengukuran kenaikan noda serta sistem eluentnya yang digunakan,
hitung harga RI dari masing-masing komponen.
Simpulkan dari data nilai RI masing-masing komponen serta sistem eluent
yang digunakan padaa percobaan ini.



3.4Skema Alat









































DAFTAR PUSTAA

Darmawangsa, ZN. 1986. Penuntun Praktikum Analisa Instrumen. Penerbit
Grayuna, Jakarta.
Underwood, A. L. 1993. Analisa Kimia Kuantitatif. Penerbit Erlangga ; Jakarta.
Zaharasmi Kahar. 1990 Antar Konversi Energi Kimia & Energi Listrik. Unand ;
Padang






















LAPORAN AWAL
PRAKTIKUM CARA-CARA PEMISAHAAN & ELEKTRO
ANALITIK
KROMATOGRAFI KERTAS

Nama : Yulion Eka Putra
No. BP : 0910412052
Jurusan : Kimia
Fakultas : MIPA
Hari/Tgl. Praktikum : Rabu / 19 Oktober 2011
Kelompok : VII ( Tujuh)
Rekan Kerja : 1. Fani Yulia Astri (0910412024)
2. Cici Irna (0910412048)
3. Rora Natalia Susanty (0810411010)
Asisten : Sahri Wayuni, S.Si










LABORATORIUM ELEKTROKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA-CARA PEMISAHAAN & ELEKTRO
ANALITIK
KROMATOGRAFI KERTAS

Nama : Yulion Eka Putra
No. BP : 0910412052
Jurusan : Kimia
Fakultas : MIPA
Hari/Tgl. Praktikum : Rabu / 19 Oktober 2011
Kelompok : I ( Satu )
Rekan Kerja : 1. Fani Yulia Astri (0910412024)
2. Cici Irna (0910412048)

Asisten :










LABORATORIUM ELEKTROKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
IV.DATA DAN PEMBAHASAN

4.1Data Dan Perhitungan

Campuran Eluen yang digunakan :
Etil Asetat : Propanol : Aquadest 1 : 2 : 4
Etil Asetat : Propanol : Aquadest 4 : 2 : 1





a. Etil Asetat : Propanol : Aquadest 1 : 2 : 4
Jarak eluen 8,5 cm
4 Jarak noda 1,6 cm
RI
1,6 cm
8,5 cm

0,188

4 Jarak noda 7,2 cm
RI
,2 cm
8,5 cm

0,847
4 Jarak noda 7,3 cm
RI
,3 cm
8,5 cm

0,8588
b. Etil Asetat : Propanol : Aquadest 4 : 2 : 1
Jarak eluen 7,7 cm
4 Jarak noda 1,7 cm
RI
1, cm
, cm

0,2207

RI Jarak Tempuh Noda
Jarak Tempuh Eluen
4 Jarak noda 7,4 cm
RI
,4 cm
, cm

0,9610
4 Jarak noda 6,5 cm
RI
6,5 cm
, cm

0,8441
























4.2Pembahasan

Pada percobaan romatografi ertas ini menggunakan pelarut (eluen)
Etil Asetat, Propanol, dan Aquadest dengan variasi perbandingan 1: 2 : 4 dan 4 : 2
: 1 Sampel yang digunakan adalah Metilen violet , Brom Cresol Green dan
Rodhamin. Masing-masing sampel ditotolkan pada batas bawah kertas saring
dengan 3 totolan, sebelah kiri dan kanan adalah masing-masing jenis sampel dan
totolan yang di tengah adalah campuran kedua sampel.
Cara kromatograIi yang digunakan pada praktikum ini adalah cara
assenden yaitu noda akan dibawa oleh eluen dari arah batas bawah menuju ke atas
dan kromatograIi kertas ini merupakan cara partisi yaitu kromatograIi cair-cair
yang terdiri dari Iasa gerak dan Iasa diam yang saling tidak melarutkan. Fasa
geraknya adalah eluen dan Iasa diamnya adalah air dan terdapat Iasa pendukung
yaitu kertas wattman . Komponen yang pertama kali terpisah adalah komponen
yang kurang cocok dengan pelarut sedangkan komponen yang cocok dengan
pelarut akan terbawa ke atas.
Prinsip dari praktikum ini adalah berdasarkan siIat larutan atau zat tersebut
dikenal dengan like disolve like disolve artinya yang polar menyukai polar dan
non polar menyukai non polar. Pada eluen pertama yang dominan adalah air yang
mana siIatnya polar berarti eluen bersiIat lebih polar dari sampel yang duluan
terpisah atau naik adalah yang bersiIat polar bisa dikatakan zat warna yang
mempunyai nilai RI yang besar adalah brom cresol green. Sedangkan eluen kedua
yang dominan adalah etil asetat yang siIatnya kurang polar dari sampel yang
duluan naik adalah rodhamin.
Noda-noda ini lalu akan memisah dengan jarak yang bervariasi. Namun
pada percobaan kali ini noda yang kami dapatkan memanjang yang berarti bahwa
komponen tidak terpisahkan dengan sempurna dan pelarut yang digunakan tidak
cocok. Perbandingan pelarut yang digunakan pada praktikum ini berpengaruh
pada lambatnya naik totolan pada kertas saring. Lamanya kenaikan totolan bisa
juga disebabkan oleh keadaan kertas saring yang pada saat itu sudah lewat jenuh.
Setelah prose elusi selesai maka kertas saring diangkat dan dibiarkan kering
beberapa hari.
Harga RI dipengaruhi oleh pelarut (kepolaran), suhu, jenis kertas, ukuran
kertas, siIat campuran dan kehadiran ion-ion.






























V. ESIMPULAN DAN SARAN

.1esimpulan

Dari percobaan romatografi ertas yang telah dilakukan dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. KromatograIi kertas didasarkan pada daya kapilaritas sampel pada Iasa diam
yang ditopang oleh kertas
2. Dengan menggunakan kromatograIi kertas kita bisa memisahkan masing-
masing komponen dari campurannya dengan menguraikan sampel.
3. Cara kromatograIi yang digunakan pada praktikum ini adalah cara assenden
yaitu noda akan dibawa oleh eluen dari arah batas bawah menuju ke atas dan
kromatograIi kertas ini merupakan cara partisi yaitu kromatograIi cair-cair
yang terdiri dari Iasa gerak dan Iasa diam yang saling tidak melarutkan. Fasa
geraknya adalah eluen dan Iasa diamnya adalah air dan terdapat Iasa
pendukung yaitu kertas wattman.

.2Saran

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada praktikum selanjutnya
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Setelah campuran pelarut dibuat segera tutup dengan kaca agar tidak menguap
dan perbandingannya tidak berubah.
2. Sampel yang ditotolkan jangan terlalu besar agar noda yang dihasilkan bagus,
tapi juga jangan terlalu kecil karena akan sulit terlihat.
3. Jarak totolan pertama dengan kedua jangan terlalu dekat karena bisa-bisa
nodanya akan menyatu dan akan sulit menentukan RI-nya.
4. Penotolan harus dilakukan secara tegek lurus agar noda yang didapatkan
sempurna.

Anda mungkin juga menyukai