Anda di halaman 1dari 7

KONSERVASI TANAH DAN AIR (AGT 227 : 2/1)

TIU :
Pada akhir kuliah diharap :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian tanah, lahan, penggunaan lahan,


produktivitas lahan, fungsi tanah, degradasi tanah/lahan, lahan kritis, konservasi tanah dan air, erosi, toleransi erosi, erodibilitas, resistensi tanah, siklus air, persamaan air, dan Konsep DAS.

2. Mahasiwa mampu menjelaskan faktor faktor penyebab erosi tanah dan


dampak/ kerugian akibat erosi.

3. Mahaiswa mampu menghitung besarnya erosi tanah yang diprediksi dan mampu
mengukur besarnya erosi tanah di lapang.

4. Mampu menjelaskan metode konservasi tanah dan air pada berbagai


penggunaan lahan untuk pertanian. 5. Mampu menjelaskan praktik usaha tani konservasi dan manfaatnya bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

BAB I. TIK :

PENDAHULUAN

Pada akhir kuliah diharapkan mampu menjelaskan pengertian tanah, lahan, penggunaan lahan, produktivitas lahan, fungsi tanah ditinjau dari aspek edaphologi, degradasi lahan dan lahan kritis.

1.1 Pengertian Tanah dan Lahan 1.2 Penggunaan dan Produktivitas Lahan 1.3 Fungsi Tanah (aspek edhapologi) 1.4 Kerusakan (degradasi) Tanah dan Lahan Kritis
Tanah adalah gejala permukaan bumi membentuk suatu zone yang disebut pedosfer, tersusun atas masa pecahan dan lapukan batuan (rock) bercampur dengan bahan organik, air, dan udara. dan atmosfer. Di dalam pedosfer terjadi tumpang tindih (overlaping) dan interaksi antara lithosfer (batuan), biosfer, hidrofer Berdasarkan asal-usulnya, tanah merupakan alihrupa (transformasi) Arsyad, Sitanala (1982) dan alihtempat (translokasi) mineral dan bahan organik di bawah pengaruh faktorfaktor lingkungan dalam jangka waktu yang sangat lama.

mentakhrifkan tanah sebagai benda alami heterogen yang terdiri dari fase padat, cair dan gas yang memiliki sifat dan perilaku yang dinamik. Tanah (T) sebagai benda alami terbentuk sebagai hasil kerja interaksi antara iklim (i) dan organisme (o) terhadap bahan induk (b) yang dipengaruhi oleh relief (r) dan dalam waktu (w) yang sangat lama.

T = (i, o, b, r, w) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)
Mengingat tanah mempunyai sifat dan karakter yang dinamik dan terus menerus mengalami perubahan secara sangatlah luas dan kompleks. fisika, kimia dan biologi dari waktu ke dalam Ilmu waktu dan dari suatu tempat ke tempat lain, maka kajian mengenai tanah Kajian tanah secara umum dicakup Tanah (soil science), sedangkan secara spesifik kajian tanah dapat dipelajari dari ilmu fisika tanah, ilmu kimia tanah, ilmu biologi tanah, mikrobiologi tanah, mineralogi, survei tanah, kesuburan tanah, konservasi tanah, evaluasi dan klasifikasi tanah. genesa tanah, Ilmu tanah memandang tanah sebagai hasil

hancuran bio-fisik-kimia bahan induk (pedologi), dan sebagai habitat tumbuhan dan penyedia unsur hara (edapologi). Sebagai sumberdaya, tanah memiliki dua fungsi utama yaitu : (1) sebagai sumber unsur-unsur hara tumbuhan dan air tanah tersimpan, dan (2) sebagai matrik tempat berjangkarnya akar tumbuhan. Hilangnya fungsi tanah yang pertama dapat diperbaharui melalui pemupukan, pengairan dan penambahan bahan organik, sedangkan hilangnya fungsi tanah kedua sulit diperbaharui karena memerlukan waktu yang sangat lama.

Gambar 1. Tanah sebagai tempat air dan unsur hara tumbuhan dan matrik berjangkarnya akar tumbuhan Proses pembentukan tanah berlangsung dengan berbagai reaksi fisik, kimia dan biologi, menghasilkan sifat-sifat tanah yang berbeda. Proses pembentukan tanah berjalan dalam tiga tahapan, yaitu (1) mengubah bahan mentah menjadi bahan induk tanah; (2) mengubah bahan induk tanah menjadi bahan penyusun tanah; dan (3) menata bahan penyusun tanah menjadi tanah. Bahan mentah tanah berupa batuan dan jaringan tanaman. Bahan induk tanah berupa pecahan/ lapukan batuan yang berubah menjadi bahan mineral tanah, dan bahan organik yang berubah jadi tanah-tanah organik. Lahan adalah kompleks atribut permukaan bumi atau dekat permukaan bumi yang penting bagi kehidupan manusia (Mabbut, 1968). Menurut FAO (1976) Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik permukaan bumi yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi, vegetasi, hewan dan aktivitas manusia pada masa lalu dan sekarang yang berpengaruh terhadap penggunaannya. Dalam PP 150 Tahun 2000 disebutkan bahwa Lahan adalah suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya merangkum semua tanda pengenal biosfer, atmosfer, tanah, geologi, timbulan (relief), hidrologi, populasi tumbuhan, dan hewan serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa kini yang bersifat mantap atau mendaur. Dengan demikian maka pengertian lahan lebih luas cakupannya dari tanah, dan tanah merupakan salah satu unsur lahan bersama-sama unsur lahan yang lain. Komponen lahan adalah semua faktor pembentuk lahan, kesatuan. Perbedaan kecil dari faktor pembentuk lahan sifat-sifat lahan yang terbentuk. seperti tanah, batuan, iklim, air, vegetasi, relief, hewan, dan aktivitas manusia dalam satu berpengaruh terhadap Ada dua pengertian mengenai sifat-sifat lahan,

yaitu karakteristik lahan (land characteristic) dan kualitas lahan (land quality). Karakteristik lahan lebih ditekankan kepada kondisi faktor pembentuk lahan yang dapat diamati dan atau dikur, seperti : lereng, tinggi tempat, curah hujan, pola aliran, kondisi air tanah, jenis vegetasi, macam batuan, kadar bahan organik, dan sifat-sifat fisika kimia tanah. Sedangkan kualitas lahan adalah semua sifat-sifat Untuk mengetahui tingkat lahan yang berpengaruh terhadap penggunaannya.

kesesuaian dan atau kecocokan lahan untuk suatu penggunaan tertentu dilakukan evaluasi lahan, yaitu suatu kajian sitematik terhadap sifat dan karakteristik lahan dan mengelompokkannya dalam satuan lahan homogen, serta menilai tingkat kesesuaian dan atau kecocokannya untuk suatu penggunaan lahan tertentu. penggunaan lahan (land use) adalah semua jenis/ bentuk pemanfaatan lahan oleh manusia untuk berbagai tujuan yang diinginkan (Lindgreen, 1985).

Macam penggunaan lahan diantaranya adalah penggunaan lahan untuk pertanian, permukiman, rekreasi, perkantoran, perdagangan, fasilitas pelayanan sosial dan Karena sifat dan karakteristik kesehatan, jaringan jalan, industri dan kuburan.

lahan dari suatu tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu mengalami perubahan/ perbedaan, maka penggunaan lahan yang paling menguntungkan juga berbeda-beda. Lahan yang baik dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi penggunanya. Dalam pertanian, dikenal istilah kesuburan tanah dan produktivitas tanah. Kesuburan tanah berkaitan dengan sifat dan karakteristik tanah yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman, seperti kadar air tanah, porositas tanah, struktur tanah, kadar bahan organik tanah, pH tanah, kadar hara tanah, kadar racun dalam tanah, kedalaman tanah, dan tekstur tanah. Tanah dikatakan subur bilamana mampu memberikan ruang dan kebutuhan air, udara dan hara yang cukup bagi pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal. Semakin berkurang tingkat kemampuan tanah memberikan fasilitas yang diperlukan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman yang diusahakan maka tanah dikatakan tidak subur (tanah misikin). Produktivitas keuntungan tanah adalah tingkat tanah. kemampuan Semakin besar tanah untuk memberikan penggunaan keuntungan

penggunaan tanah yang diperoleh, maka tanah dapat dikatakan sebagai tanahtanah yang produktif. Tanah dikatakan subur untuk suatu usaha tani tertentu, tetapi belum dapat dikatakan subur untuk usaha tani yang lain. Hal ini dikarenakan setiap tanaman memiliki daya adaptasi lingkungan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, tanaman tembakau memiliki persyaratan tumbuh yang berbeda dengan tanaman kobis. Tanaman tembakau akan tumbuh subur bila diusahakan pada Demikian pula tanah-tanah aluvial di dataran rendah, sedangkan kobis akan tumbuh subur bila diusahakan pada tanah hitam (andosol) di daerah pegunungan. produktivitas tanah, tanah yang subur dapat dikatakan produktif bila memberikan hasil paling menguntungkan untuk usaha tani tembakau. Bila tanah tersebut digunakan untuk usaha tani lain (misalnya kobis) kemungkinan tidak akan memberikan hasil yang menguntungkan, maka tanah tersebut dapat dikatakan tidak produktif. Kaitannya dengan pemanfaatan lahan untuk suatu tujuan yang diinginkan, dikenal adanya kapabilitas lahan (land capability) dan, kesesuaian lahan (land suitability). Kapabilitas lahan adalah potensi lahan untuk suatu penggunaan tertentu berdasarkan faktor-faktor lahan yang bersifat membatasi penggunaannya serta manajemen lahan yang disarankan. Arsyad (1979) menyebutkan faktor-faktor yang dapat membatasi penggunaan lahan antara lain : tekstur tanah, permeabilitas tanah, solum tanah, lereng, drainase, erosi, batu permukaan, dan ancaman banjir. Atas dasar besar kecilnya faktor penghambat yang ditemukan pada suatu lahan disusun kelas kemampuan lahan yang terdiri dari 8 kelas. Lahan-lahan kelas I adalah lahan-lahan yang tidak memiliki faktor pembatas terhadap penggunaannya. Dengan demikian lahan-lahan yang tergolong kelas I dapat digunakan untuk

berbagai macam penggunaan secara baik dan menguntungkan. Semakin besar kelas lahan, maka semakin besar pula faktor pembatas yang ditemukan, sehingga lahan semakin tidak cocok untuk dimanfaatkan untuk penggunaan tertentu. Lahanlahan yang tergolong kelas VIII sama sekali tidak dapat digunakan untuk kegiatan usaha tani karena faktor-faktor pembentuk lahan yang tergolong ekstrim dan membahayakan bila dibudidayakan. Usaha tani pada lahan-lahan dengan faktor Untuk itu setiap usaha pembatas yang tinggi selain tidak menguntungkan secara ekonomik, juga beresiko terhadap terjadinya degradasi lahan (erosi dan longsor). tindakan konservasi tanah yang memadai. Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan lahan untuk suatu tani pada lahan-lahan kritis (lahan beresiko kerusakan yang tinggi) harus disertai

penggunaan tertentu atas dasar karakteristik lahan yang dipersyaratkan. Tingkat kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu disusun berdasarkan karakter lahan yang ada dan karakter dipersyaratkanuntuk suatu penggunaan pertanian dan penggunaan bukan pertanian (FAO, 1994). dilakukan menggunakan metode matching. kemudahan pengolahan tanah. Atas Penyusunan kelas kesesuaian lahan Karakter lahan yang diukur adalah dasar kesesuaiannya, lahan-lahan

iklim , drainase, retensi hara, salinitas tanah, toxisitas tanah, terain, batuan, dan dikelompokan menjadi ordo lahan, yaitu lahan sesuai (S) dan lahan tidak sesuai (N). Ordo lahan sesuai dikelompokkan menjadi kelas lahan S1 (sangat sesuai), S2 (cukup seseuai), dan S3 (sesuai marginal). Sedangkan ordo tidak sesuai (N) dikelompokkan jadi kelas N1 (tidak sesuai pada saat sekarang), dan N2 (tidak sesuai permanen). Masing-masing kelas dikelompokkan lagi berdasarkan macam dan tingkat faktor penghambat utama yang ditemukan. kesesuaian lahan disajikan pada gambar 3 berikut ini. Hirarki penetapan kelas

No 1 2 3 4 5 6 7 8 *=

Faktor Penghambat

Tekstur tanah atas (t) Tekstur tanah bawah 2-3 1-4 1-4 (t) Lereng (l) 0 1 2 Drainase (d) 0-1 2 3 Solum tanah (k) 0 0 1 Kepekaan erosi (e) 0 1 1 Batu/ kerikil (b) 0 0 0 Ancaman banjir (o) 0 1 2 sembarang sifat dan ** = selalu tergenang

I 2-3

Kelas Kemampuan Lahan II III IV V VI VII 1-4 1-4 * * * * * 3 4 2 2 1 3 air * * ** * * 2 4 * 4 * 3 3 * * * 5 * * 4 * *

VIII 5 5 6 * * * 3 *

Gambar 2. Kelas kemampuan lahan (semakin besar faktor penghambat yang ditemukan, semakin besar kelas kemampuan lahannya/penggunaan lahan semakin berkurang) (Arsyad, 1979: hal 192)

Karakter lahan yang diukur

Karakter lahan yang dipersyaratkan untuk penggunaan tertentu

Kelas Kesesuaian Lahan S1 S2 N1 N2 Gambar 3. Skema penetapan kesesuaian lahan S3


Karakter lahan yang diukur untuk penetapan kelas kesesuaian lahan, misalnya untuk tanaman pangan lahan kering dan tanaman tahunan, antara lain : (1) Kedalaman efektif tanah; (2) Kelas besar butir pada zona perakaran 0 30 cm; (3) Pori akar tersedia; (4) Prosen batu di permukaan tanah; (5) Tingkat kesuburan tanah; (6) Reaksi tanah (pH) lapisan atas 0 30 cm; (7) Toxisitas, seperti kejenuhan alumunium dan kedalaman pirit; (8) Kelerengan (%); (9) Erodibilitas; (10) Zone agroklimat menurut Oldeman; (11) Kelas draenase; (12) Banjir atau genangan; (13) Salinitas tanah; serta (14) Komposisi dan ketebalan gambut. Penggunaan lahan yang tidak memperhatikan tingkat kesuseaian dan kemampuan lahannya dapat berdampak terhadap terjadinya kerusakan (degradasi) lahan. Degradasi lahan adalah laju kerusakan lahan sebagai akibat penggunaan lahan yang tidak memperhatikan kesesuaian atau kemampuannya. Lahan lahan pertanian yang terdegradasi pada umumnya dicerminkan oleh kondisi permukaan tanah yang tandus dan terbuka (lahan kritis), biasanya terjadi pada lahan-lahan yang miring sampai curam. Lahan-lahan yang terdegradasi umumnya dicirikan oleh kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah yang rendah sampai sangat rendah. Penggunaan lahan yang terdegradasi untuk tujuan pertanian selain tidak menguntungkan secara ekonomi dan sosial, juga dapat menimbulkan dampak yang lebih parah, yaitu terjadinya longsor dan banjir bandang di musim penghujan. Oleh karena itu, penggunaan lahan pada lahan-lahan kritis harus diimbangi dengan tindakan konservasi tanah dan air. Pada lahan-lahan yang tergolong sangat kritis, usaha yang perlu dilakukan adalah rehabilitasi dan reboisasi. Rehabilitasi adalah usaha memperbaiki lahan-lahan kritis sampai sangat kritis agar dapat dimanfaatkan secara lebih menguntungkan secara ekonomi dan sosial. Reboisasi adalah usaha penanaman tanaman hutan dan atau tanaman lain yang mampu melindungi tanah dari kerusakan tanah akibat curah cujan yang tinggi. Di Indonesia sebagian besar degradasi lahan diakibatkan oleh penggunaan lahan yang melebihi batas kemampuan lahannya, terutama pada lahan-lahan miring sampai curam di daerah perbukitan dan pegunungan. Kerugian akibat degradasi lahan antara lain : menurunnya kesuburan tanah, menurunnya produktivitas lahan, meningkatnya laju erosi tanah, mendangkalnya air sungai/ waduk, kekeringan pada

sumber-sumber air penduduk, banjir dan banjir bandang pada musim penghujan, menipisnya kadar oksigen udara, dan rendahnya kelembaban nisbi udara.

Gambar 4.

Kenampakan sebagian lahan yang mengalami longsor di daerah Kebasen Kabupaten Banyumas tahun 2008

(Dikuliahkan pada Hari Kamis, tgl. 4 dan 11 Maret 2010 Jam 12.20 14.00 Ruang B2.04)

Anda mungkin juga menyukai