Anda di halaman 1dari 5

Langkah Diagnosis Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Balai K3 Bandung
Penyakit akibat kerja: man made disease
Penyakit yang disebabkan oleh:
- pekerjaan
- proses kerja
- alat kerja
- lingkungan kerja
- bahan kerja
Penyakit akibat kerja
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja (Permenaker&trans no.01/1981)
- pneumokoniosis
- bronkopulmoner
- asma kerja
- alveolitis alergis
- penyakit oleh Be
- penyakit oleh Cd
- penyakit oleh P
- penyakit oleh Cr
- penyakit oleh Mg
(Permenaker&trans no.01/1981):
- penyakit oleh Pb
- penyakit oleh As
- penyakit oleh Hg
- penyakit oleh carbon disulIida
- penyakit oleh dernat halogen beracun
- penyakit oleh benzena & homolog racun
- penyakit oleh nitrogen & amino bezena
- kebisingan, vebrasi, radiasi
- dll

Penyakit akibat kerja (Kepmenaker no. 333/1989)
- ditemukan/didiagnosa saat pemeriksaan kesehatan berkala
- oleh:
1. pemeriksaan klinis
2. Pemeriksaan kondisi lingkungan kerja
Tujuan dan manIaat diagnosis PAK
Ingat: aspek medis, aspek komunitas, aspek legal
Tujuan:
1. Dasar terapi
2. Membatasi kecacatan & mencegah kematian
3. Melindungi pekerja lain
4. Memenuhi hak pekerja
Diagnosisi PAK Berkontribusi terhadap:
1. Pengendalian pajanan
2. IdentiIikasi pajanan baru secara dini
3. Asuhan medis dan upaya rehabilitasi pekerja yang sakit dan/atau cedera
4. Pencegahan terulang/makin berat kejadian penyakit/kecelakaan
5. Perlindungan pekerja lain
6. Pemenuhan hak kompensasi pekerja
7. IdentiIikasi ada hub baru pajanan vs penyakit
Penyebab penyakit akibat kerja
1. Gol. Fisik
- suara: tuli
- radiasi:
rontgen: penyakit darah. Kelainan kulit
inIra merah: katarak
ultraviolet: konjungtivitis Iotoelektrik
- suhu:
panas: heat stroke, heat cramps
dingin: Irostbite
- tekanan udara: tinggi (caisson disease)
- cahaya: silau, asthenopia, myopia
2. Golongan kimia
- debu: silikosis, pneumoconosis, asbestosis
- uap: metal Iume Iever, dermatitis
- gas: H2S, CO
- larutan: dermatitis
- awan/kabut: insektisida, racun jamur
3. Golongan biologis
- anthrax
- brucella (kulit), dll
4. Golongan Iisiologis (ergonomi)
- konstruksi mesin / tata letak / tata ruang
- sikap badan, dll
5. Golongan mental psikologis
- monotoni
- hubungan kerja (stress psikis), organisasi, dll
IdentiIikasi penyakit akibat kerja
1. Pendekatan epidemiologis (komunitas)
Untuk identiIikasi hubungan kausal antara pajanan dan penyakit: Kekuatan asosiasi, konsistensi,
spesiIisitas, hubungan waktu, hubungan dosis
2. Pendekatan klinis (individu)
Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja: diagnosis klinis, pajanan yang dialami, hubungan
pajanan dengan penyakit, pajanan yang dialami cukup besar, peranan Iaktor individu, Iaktor lain
di luar pekerjaan, diagnosis PAK atau bukan PAK
Diagnosis (dokter perusahaan) berdasarkan:
1. Klinis
2. Laboratorium & pemeriksaan penunjang
3. Data lingkungan kerja & analisis riwayat pekerjaan
Tujuh langkah diagnosis penyakit akibat kerja
1. Tentukan diagnosis klinis
2. Tentukan pajanan yang dialami
3. Apa pajanan dapat menyebabkan penyakit tersebut?
4. Apa jumlah pajanan cukup besar
5. Apa ada Iaktor-Iaktor individu yang berpengaruh
6. Cari kemungkinan lain di luar pekerjaan
7. Penyakit akibat kerja, atau penyakit bukan akibat kerja:
a. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau penyakit akibat kerja
b. Penyakit yang diperberat oleh pekerjaan
Dasar membuat diagnosis penyakit akibat hubungan kerja
Membedakan:
Pajanan ditempat kerja menyebabkan penyakit
Pajanan ditempat kerja merupakan salah satu penyebab bermakna bersama dengan Iaktor risiko
lain
Pajanan ditempat kerja memperberat penyakit yang sudah diderita sebelumnya
1. Diagnosis klinis
- lakukanlah sesuai prosedur medis yang berlaku
- bila perlu lakukan:
* pemeriksaan penunjang /tambahan
* rujukan inIormasi ke spesialis lain
2. Pajanan yang dialami
Pajanan saat ini dan pajanan sebelumnya
Beberapa pajanan -~ 1 penyakit atau sebailknya
Lakukan anamnesis (lebih bernilai bila ditunjang data obyektiI):
* deskripsi pekerjaan secara kronologis
* periode waktu kerja masing-masing
* apa yang diproduksi
* bahan yang digunakan
* cara bekerja
3. Apa ada hubungan pajanan dengan penyakit
- Lakukan identiIikasi pajanan
- Evidence based: pajanan-penyakit
- Bila tidak ada: pengalaman -~ penelitian awal
4. Jumlah pajanan cukup?
- Perlu mengetahui patiIisiologi penyakit & bukti epidemiologis
- Dapat dengan pengamatan kualitatiI -~ cara kerja, proses kerja, bagaimana lingkungan kerja
- Masa kerja
- Pemakaian alat pelindung sesuai/tepat?
5. Faktor individu berperan
- Berapa besar berperan?
- Riwayat atopi/alergi
- Riwayat penyakit dalam keluarga
- Hiegene perorangan
6. Faktor lain di luar pekerjaan
Pajanan lain yang dapat menyebabkan penyakit -~ Bukan Iaktor pekerjaan
- Rokok, pajanan di rumah, hobi
7. Menentukan diagnosis PAK
- Kaji semua langkah-langkah
- Bukti reIerensi -~ PAK?
- Ada hubungan sebab akibat pajanan-penyakit & Iaktor pekerjaan Iaktor yang dianggap paling
bermakna terhadap terjadinya penyakit
-~ diagnosis PAK
Langkah-langkah medis
1. Anamnesis riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan
a. Riwayat penyakit sekarang deskrispsikan keluhan dengan perjalanan penyakit
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat pekerjaan:
- Iaktor di tempat kerja
- riwayat penyakit dan gejala
- riwayat pekerjaan dari dulu sampai saat ini (jenis kerja, waktu, lama, hasil produksi, bahan
yang dipakai, dll)
# Anamnesis pekerjaan
- Deskripsi semua pekerjaan secara kronologis
- Waktu
- Lamanya bekerja per hari dan masa kerja
- Apa yang diproduksi
- Bahan apa yang digunakan
- Jumlah pajanan (kuantitatiI)
- Alat pelindung diri yang digunakan
- Hubungan gejala dengan waktu kerja
- Pengaruh terhadap pekerjaan lain
- Menurut pekerja apa keluhan ada hubungan dengan pekerjaan
2. Pemeriksaan klinis
3. Pemeriksaan lab (darah urin, Iaeses)
4. Pemeriksaan rontgen untuk paru-paru
5. Pemeriksaan tempat kerja
- Iaktor penyebab
- hasil pengukuran
6. Diagnosis kerja & diagnosis diIIerensial
7. Diagnosis okupasi: Ada hubungan diagnosis kerja dengan pekerjaan/proses kerja/lingkungan
kerja
Penatalaksanaan PAK:
A. Terapi medikamentosa:
- Terhadap kasual (bila mungkin)
- Pada umumnya PAK/PAHK irreversibel, sehingga terapi sering kali hanya secara simptomatis
saja
contoh: silikosis (irreversibel), terapi hanya mengatasi sesak naIas, nyeri dada
Prinsip: lebih baik mencegah PAK/PAHK
B. Terapi okupasi:
- Pindah ke bagian yang tidak terpapar
- Lakukan cara kerja yang sesuai dengan kemampuan Iisik
Prinsip pencegahan
Pencegahan awal (primer)
- penyuluhan
- perilaku K3 yang baik
- olahraga
Pencegahan setempat (sekunder)
- pengendalian melalui undang-undang
- pengendalian melalui administrasi/organisasi
- pengendalian secara teknis (substitusi, ventilasi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri)
Pencegahan dini (tertier)
- pemeriksaan kesehatan berkala
Penatalaksanaan kasus -~ cepat dan tepat
Upaya rehabilitasi
Rujukan
1. Rujukan kasus: diagnosis, terapi, perawatan
2. Rujukan untuk mendapatkan inIormasi lebih lengkap
3. Rujukan untuk pengendalian di perusahaan
- Pengelolaan penyakit akibat kerja: deteksi dini PAK, pemeriksaan kesehatan awal, pemeriksaan
kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan khusus
- Pelayanan kesehatan: PromotiI, preventiI, kuratiI, rehabilitatiI
- Penilaian potential hazard di tempat kerja
- Pengendalian lingkungan kerja
- Surveilans PAK

Anda mungkin juga menyukai