Anda di halaman 1dari 6

PRESENTASI KASUS

Abstrak Seorang wanita P1A0 usia 57 tahun datang dengan keluhan benjolan di jalan lahir yang semakin membesar dan keluar dari vagina. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis prolapsus uteri grade III. Prolapsus uteri adalah keadaan dimana uterus turun melalui hiatus genitalis yang disebabkan kelemahan ligamen-ligamen, fasia endopelvik dan otot dasar panggul yang menyokong uterus. Penatalaksanaan pada pasien ini berupa terapi operatif dengan histerektomi vaginal.

Kata kunci : Prolapsus uteri, penatalaksanaan.

History Pasien datang ke poliklinik obgyn, seorang P1A0, 57 tahun, mengeluh terdapat benjolan di jalan lahir sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluh kesulitan BAK. Pada awalnya benjolan hanya terdapat di dalam vagina namun lama kelamaan benjolan semakin membesar, keluar dari vagina. Sekitar 9 bulan yang lalu sempat perdarahan dari jalan lahir selama 6 hari. Pasien merasakan nyeri pinggang, namun keluhan ini berkurang jika pasien berbaring. Riwayat trauma sebelumnya disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, compos mentis. Vital sign tekanan darah: 120/70 mmHg, nadi: 84 x/menit, suhu: 37 C, respirasi: 20 x/menit. Status ginekologi: Abdomen Inspeksi : DP=DD

Palpasi PD

: Abdomen supel, tidak teraba massa daerah suprapubik, nyeri tekan (-)

V/U tenang, dinding vagina tampak uterus keluar dari introitus vagina, jika didorong dapat masuk lagi, cu setelur ayam, parametrium ka/ki lemas, STLD (-).

Diagnosis Prolapsus uteri grade III dengan sistokel

Terapi Histerektomi vaginal dan kolporafi anterior

Diskusi Prolapsus uteri adalah keadaan dimana uterus turun melalui hiatus genitalis yang disebabkan kelemahan ligamen-ligamen, fasia endopelvik dan otot dasar panggul yang menyokong uterus. Terdapat beberapa jenis prolapsus yang dapat terjadi pada daerah panggul wanita dan terbagi menjadi 3 kategori sesuai dengan bagian vagina yang terkena : dinding anterior, dinding posterior atau bagian atas vagina . Seringkali terdapat kombinasi dari jenis tersebut . Prolapsus uteri ; terdiri dari 3 tingkatan yaitu

Derajat I uterus sedikit turun kedalam vagina dan biasanya keadaan ini tidak disadari oleh penderita Derajat II uterus turun lebih jauh kedalam vagina sehingga ujung uterus berada di orifisium vagina

Derajat III Sebagian besar uterus sudah keluar dari vagina (keadaan ini disebut sebagai prosidensia uteri

Keluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai : a. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genitalia eksterna. b. Rasa sakit dipanggul dan pinggang (backache). Biasanya jika penderita berbaring, keluhan menghilang atau menjadi kurang.
Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala miksi sering dan sedikit-sedikit,

perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnya, stress incontinence, kadang-kadang dapat terjadi retensio urine pada sistokel yang besar sekali.
Retrokel dapat menjadi gangguan pada defekasi obstipasi karena feces

berkumpul dalam rongga retrokel, baru dapat defakasi setelah diadakan tekanan pada retrokel dan vagina. c. Prolapsus uteri dapat menyebabkan gejala sebagai berikut : Pengeluaran servik uteri dari vulva mengganggu penderita waktu berjalan dan bekerja. Gesekan portio uteri oleh celana menimbulkan lecet sampai luka dan dekubitus pada portio uteri. Leukorhe karena kongesti pembuluh darah di daerah servik dan karena infeksi serta luka pada portio uteri. Penatalaksanaan pada prolapsus uteri meliputi : A. Pengobatan Tanpa Operasi

tidak memuaskan dan hanya bersifat sementara, pada prolapsus uteri ringan, ingin punya anak lagi, menolak untuk dioperasi, keadaan umum pasien tak mengizinkan untuk dioperasi, caranya : a. Latihan otot dasar panggul. Pada kelemahan otot dasar panggul ringan, latihan dasar panggul dapat memperbaiki tonus otot dasar panggul b. Stimulasi otot dasar panggul dengan alat listrik c. Pemasangan pesarium

Hanya bersifat paliatif. Pesarium dapat menyebabkan iritasi dan ulserasi. Secara periodik ( setiap 6 12 minggu ) pesarium vaginal harus dilepas , dibersihkan dan kemudian dipasang kembali. Kesalahan pemasangan dapat menyebabkan terjadinya fistula, perdarahan dan infeksi. B. Terapi Pembedahan Tujuan utama terapi adalah : Menghilangkan keluhan, restorasi hubungan anatomis yang normal, restorasi fungsi organ visera, memungkinkan aktivitas sanggama berlangsung normal. Teknik operasi : Anterior Kolporafi Posterior Kolporafi Perineorafi Operasi Manchester Histerektomi vaginal Dikerjakan histerektomi saja atau disertai dengan kolporafi anterior dan posterior. Tindakan ini terdiri dari : Menjahit dinding sebagian anterior dan posterior vagina yang terbuka ( partial colpocleisis ) sedemikian rupa sehingga uterus berada dibagian atas penutupan vagina tersebut. Complete Colpocleisis Colpoplexy

Pada pasien ini dilakukan terdapat sistokel dan rectocele sehingga dilakukan terapi operatif dengan histerektomi vaginal dengan kolporafi anterior. Dilakukan untuk koreksi sistokel dan pergeseran urethra. Tindakan berupa memperbaiki fascia puboservikal untuk menyangga vesica urinaria dan urethra.

Kesimpulan Prolapsus uteri adalah keadaan dimana uterus turun melalui hiatus genitalis yang disebabkan kelemahan ligamen-ligamen, fasia endopelvik dan otot dasar panggul

yang menyokong uterus. Penatalaksanaan prolapsus uteri meliputi terapi non-operatif dan operatif. Pada pasien ini, dimana terdapat prolapsus uteri grade III disertai sistokel dilakukan histerektomi vaginal dengan kolporafi anterior.

Referensi Adhasi FY, Hillard PA, ed Novak`s Gynecology 2th ed : Williams & Wilkins, 1996: 619-630 Wall LL, Incontinence, Prolapse, and disorder of the Pelvic Floor. In : Berek JS, Saifuddin, A. B. 2002. Kesehatan Reproduksi Wanita. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan: Penyakit Dan Kelainan Alat Kandungan. Yayasan Binapustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

Penulis Marissa Ayu Anindyta, Bagian Ilmu Penyakit Kandungan dan Kebidanan, RSUD Saras Husada Purworejo.

Anda mungkin juga menyukai