) 1 )( 1 (
023 . 000 . 0
.2
2,3x10
5 1
KoeIisien muai panjang dideIinisikan sebagai perubahan panjang suatu benda
persatuan panjang perderajat Celcius. KoeIisien muai panjang sangat bergantung
pada suhu.
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa perubahan dimensi relatiI yang terjadi
sebanding dengan perubahan temperaturnya dengan tetapan perbandingan hanya
bergantung pada jenis bahan,tidak pada ukuran bahan. Bila suatu batang pada
suatu temperatur mempunyai panjang l,dan panjangnya bertambah sepanjang
L A karena perubahan temperatur T A ,maka:
T l L A = A
disebut koeIisien muai panjang dan persamaan diatas dapat ditulis :
l
1
T
L
A
A
Dari persamaan diatas maka untuk perubahan luas :
T A = A
disebut koeIisien muai luas dan persamaan diatas dapat ditulis
A
1
=
T
A
A
A
Untuk perubahan volume
T J J A = A
disebut koeIisien muai volume dan persamaan diatas dapat ditulis :
J
1
T
J
A
A
Bila suatu benda memiliki dimensi l,b,t (panjang,lebar tinggi) maka akibat
perubahan temperature T A volumenya berubah menjadi :
V J A ) ) ) 9 9 - - L l A + A + A +
) ) ) T 9 9 9 - L l l A + A + A +
lbt )
3
1 T A +
V ) ) . J
3 2
3 3 1 T T T A + A + A +
Bila T A sangat kecil dibanding nilai T A maka 3 )
2
T A dan )
3
T A
Diabaikan dari pendekatan ini diperoleh :
T J J A = A 3
Dari persamaan T J J A = A dan persamaan
J
1
T
J
A
A
didapatkan :
3 ,dengan cara yang sama diperoleh juga 2 =
Beberapa koeIisien muai panjang benda :
no nama 8ahan koeflslen Mual an[ang (
0
C
1
)
1
2
3
4
3
6
7
kunlngan
1embaga
Alumunlum
8a[a
laLlna
kaca
yrex
19 x 103
17 x 103
12 x 103
11 x 103
10 x 103
09 x 103
03 x 103
2. Pemuaian Luas
Bila zat padat berbentuk plat dipanaskan maka terjadi pemuian arah panjang dan
lebarnya.Dengan kata lain,plat itu mengalami pemuaian luas.Jika plat itu
dipanaskan sehingga terjadi kenaikkan suhu AT,maka setiap sisi bertambah
panjang.Jadi, setelah kenaikkan suhu A menjadi
A =
0
(o)A =
0
[
0
A
Besaran
[ = o
3.Muai Pemuaian
KoeIisien muai volume dideIinisikan dengan mengambil limit T A mendekati
nol,sebagai rasio reaksi perubahan volume terhadap pertambahan tempeeratur
(pada tekanan konstan).
/T
/J
J T
L L
T
1 /
lim
0
=
A
A
=
A
Seperti , M untuk padatan dan cairan biasanya tidak berubah dengan temperatur.
Dapat ditunjukkan bahwa untuk bahan tertentu,koeIisien muai volume 3 kali
koeIisien muai linier. Perhatikan kotak dengan ukuran
3 2 1
, , L L L . Volume pada
temperatur T adalah :
V
3 2 1
, , L L L
Laju perubahan volumeterhadap temperatur adalah :
/T
/L
L L
/T
/L
L L
/T
/L
L L
/T
/J
1
3 2
2
3 1
3
2 1
+ + =
Bila tiap ruas persamaan ini dibagi volume maka didapat :
/T
/L
L /T
/L
L /T
/L
L /T
/J
J
1
1
2
2
3
3
1 1 1 1
+ + + = =
Karena tiap suku diruas kanan persamaan tersebut sama dengan Mmaka didapat
M = 3
Jika volume
0
J memuai menjadi J J A +
0
bila suhu dinaikan T A ,maka:
T J J A = A
0
Rel kereta api dengan panjang 30 m mengalami pendinginan dari 50C
menjadi -30C sehingga terjadi penyusutan panjang sebesar L A 30 m.
Dalam halini sambungan rel yang dibuat terlalu dekat antara satu dengan yang
lainnya,yang beerdasarkan 3.4.3 dan tabel 3.3 akan mengalami gaya tegangan
sebesar E L A /L 3 22 < 552 E(modulus elastisitas).
Pada beberapa material,pemanasan hingga beberapa ratus derajat terjadi
tegangan yang dapat melampaui harga tegangan yang apabila dilakukan tarikan
pada material yaitu pada temperatur konstan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 04 Oktober 2011.Pukul
10:00-12:00 WITA,dan bertempat di Laboratorium Fisika Dasar Lantai ,gedung
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman.
3.2 Alat dan Bahan
1. Munschern Broek
2. Logam (besi dan kuningan)
3. Alat pemanas / power supply
4. Thermometer
5. Kabel penghubung
6. Tiang statiI
3.3 Prosedur Percobaan.
1. Dipasang tiga logam (besi, alumunium, dan kuningan) pada alat
Munschern Broek.
2. Diukur suhu lingkungan sebagai suhu awal T
o
, panjang logam sebelum
dipanaskan dan diatur letak jarum pada skala nol.
3. Dinyalakan alat pemanas listrik atau hubungkan dengan sumber arus
listrik pada logam sampai suhu tertentu sesuai petunjuk asisten.
4. Pada suhu yang telah ditentukan, diukur beberapa perubahan letak jarum
yang ditunjukkan skala pada ketiga jenis logam tersebut.
5. Diulangi percobaan untuk suhu yang lain sesuai petunjuk asisten.
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Data dan Pengamatan
4.1.1 Data Pemuaian Untuk Besi
No I
0
(c) AI () T
0
(
o
C) T
9
(
o
C
1
2
3
4
5
25
25
25
25
25
0,1
0,2
0,4
0,5
0,6
30
30
30
30
30
32
34
36
38
40
4.1.2 Data Pemuaian Untuk Alumunium
No I
0
(c) AI () T
0
(
o
C) T
9
(
o
C
1
2
3
4
5
25
25
25
25
25
0,4 mm
0,6 mm
0,8 mm
0,9 mm
1 cm
34
34
34
34
34
36
38
40
42
44
4.1.3 Data Pemuaian Untuk Kuningan
No I
0
(c) AI () T
0
(
o
C) T
9
(
o
C
1
2
3
4
5
25
25
25
25
25
0
0
0,3
0,4
0,5
30
30
30
30
30
32
34
36
38
40
4.2. Analisis Data
4.2.1 Perhitungan Tanpa KTP
4.2.1.1 Besi
a. =
AL
L
0
.A1
=
110
-4
2510
-1
.2
=
-4
C
-1
b. =
AL
L
0
.A1
=
210
-4
2510
-1
.4
= 10
-4
C
-1
c. =
AL
L
0
.A1
=
310
-4
2510
-1
.6
= ,
-4
C
-1
d. =
AL
L
0
.A1
=
410
-4
2510
-1
.8
= ,
-4
C
-1
e. =
AL
L
0
.A1
=
410
-4
2510
-1
.10
= ,
-4
C
-1
4.2.1.2 Alumunium
a. =
AL
L
0
.A1
=
0,410
-3
0,252
=
-4
C
-1
b. =
AL
L
0
.A1
=
0,610
-3
0,254
=
-4
C
-1
c. =
AL
L
0
.A1
=
0,810
-3
0,256
=
-4
C
-1
d. =
AL
L
0
.A1
=
0,910
-3
0,258
= ,
-4
C
-1
e. =
AL
L
0
.A1
=
110
-3
0,2510
=
-4
C
-1
4.2.1.2 Kuningan
a. =
AL
L
0
.A1
=
0,110
-3
0,252
=
-4
C
-1
b. =
AL
L
0
.A1
=
0,110
-3
0,254
=
-4
C
-1
c. =
AL
L
0
.A1
=
0,310
-3
0,256
=
-4
C
-1
d. =
AL
L
0
.A1
=
0,410
-3
0,258
=
-4
C
-1
e. =
AL
L
0
.A1
=
0,510
-3
0,2510
=
-5
C
-1
4.2.2 Perhitungan dengan KTP
4.2.2.1 Besi
a. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= _
1
0.252
.
-5
2
+-
0.110
-3
0.06252
.
-4
2
+-
0.110
-3
0.254
.
-1
2
_
1
2
= (.
-9
)
12
= .
-5
-1
b. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= __
.
.
-5
]
2
+-
.
-3
.
.
-4
2
+-
.
-3
.
.
-1
2
_
1
2
= (.9
-9
)
12
= .
-5
-1
c. A = __
Io A
AAI]
2
+ _-
AI
Io
2
A
AI
0
]
2
+ _-
AI
I
0
A
2
AA]
2
_
1
2
= __
.
.
-5
]
2
+-
.
-3
.
.
-4
2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2
= (.8
-10
)
12
= .
-5
-1
d. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= __
. 8
.
-5
]
2
+-
.
-3
. 8
.
-4
2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2
= (.8
-10
)
12
= .9
-5
-1
e. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= __
.
.
-5
]
2
+ -
.
-3
.
.
-4
2
+ -
.
-3
.
.
2
_
1
2
= (.
-10
)
12
= .
-5
-1
4.2.2.1 Aluminium
a. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= _
1
0.252
.
-5
2
+ -
0.410
-3
0.06252
.
-4
2
+ -
0.410
-3
0.254
.
2
_
1
2
= (.8
-8
)
12
= .8
-4
-1
b. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= __
.
.
-5
]
2
+-
.
-3
.
.
-4
2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2
= (.
-9
)
12
= .
-5
-1
c. A = __
Io A
AAI]
2
+ _-
AI
Io
2
A
AI
0
]
2
+ _-
AI
I
0
A
2
AA]
2
_
1
2
= __
.
.
-5
]
2
+-
.8
-3
.
.
-4
2
+-
.8
-3
.
.
2
_
1
2
= (.
-10
)
12
= .
-5
-1
d. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= __
. 8
.
-5
]
2
+-
.9
-3
. 8
.
-4
2
+-
.9
-3
.
.
2
_
1
2
= (.
-10
)
12
= .
-5
-1
e. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= __
.
.
-5
]
2
+ -
-3
.
.
-4
2
+ -
-3
.
.
2
_
1
2
= (.
-10
)
12
= .8
-5
-1
4.2.2.1 Kuningan
a. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= _
1
0.252
.
-5
2
+-
0.110
-3
0.06252
.
-4
2
+-
0.110
-3
0.254
.
2
_
1
2
= (.
-9
)
12
= .
-5
-1
b. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= __
.
.
-5
]
2
+-
.
-3
.
.
-4
2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2
= (.
-9
)
12
= .
-5
-1
c. A = __
Io A
AAI]
2
+ _-
AI
Io
2
A
AI
0
]
2
+ _-
AI
I
0
A
2
AA]
2
_
1
2
= __
.
.
-5
]
2
+-
.
-3
.
.
-4
2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2
= (.9
-10
)
12
= .
-5
-1
d. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= __
. 8
.
-5
]
2
+-
.
-3
. 8
.
-4
2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2
= (.
-10
)
12
= .8
-5
-1
e. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0
2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2
= __
.
.
-5
]
2
+ -
.
-3
.
.
-4
2
+ -
.
-3
.
.
2
_
1
2
= (.
-10
)
12
= .8
-5
-1
4. 2. 3 KP Mut
4.2.3.1 Besi
_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1
_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1
_ A = (.
-4
_ .
-5
)
-1
_ A = (.
-4
_ .9
-5
)
-1
_ A = (.
-4
_ .
-5
)
-1
4.2.3.2 Aluminium
_ A = (8
-4
_ .8
-4
)
-1
_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1
_ A = (.
-4
_ .
-5
)
-1
_ A = (.
-4
_ .
-5
)
-1
_ A = (
-4
_ .8
-5
)
-1
4.2.3.3 Kuningan
_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1
_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1
_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1
_ A = (
-4
_ .8
-5
)
-1
_ A = (
-4
_ .8
-5
)
-1
4.2.4 KTP Relatif
4.2.4.1 Besi
A
% =
.
-5
-4
% = .%
A
% =
.
-5
-4
% = 8.%
A
% =
.
-5
.
-4
% = 9.8%
A
% =
.9
-5
.
-4
% = .8%
A
% =
.
-5
.
-4
% = .%
4.2.4.2 Besi
A
% =
.8
-5
8
-4
% = 8.%
A
% =
.
-5
-4
% = .9%
A
% =
.
-5
.
-4
% = .%
A
% =
.
-5
.
-4
% = .%
A
% =
.8
-5
-4
% = .%
4.2.4.3 Besi
A
% =
.
-5
-4
% = .%
A
% =
.
-5
-4
% = .%
A
% =
.
-5
-4
% = .%
A
% =
.8
-5
-4
% = 9.%
A
% =
.8
-5
-4
% = .%
4.4 Pembahasan
Pada percobaan muai panjang L
0
besi adalah 35cm, pada alumunium
L
0
25cm dan kuningan 25cm. Tetapi pada AI tiap-tiap benda
(logam,alumunium,kuningan) memiliki kenaikan yang berbeda-beda pada besi AI
Bermula dari 0,1mm, pada alumunium AI bermula dari 0,4 mm dan pada
kuningan AI bermula dari 0mm,sehingga disimpulkan bahwa AI mempunyai
kenaikan yang berbeda-beda pada setiap benda (besi,alumunium,kuningan) pada
percobaan T
0
dan T
I
pada benda besi dan kuningan adalah sama yaitu T
0
30 dan
T
t
32-40,sedangkan pada alumunium T
0
34 dan T
t
36-44.
Pada percobaan ini kita dapat mencari koeIisien muai panjang benda
dengan menggunakan perhiungan tanpa KTP,dan untuk mencari A,kita dapat
menggunakan perhitungan dengan KTP.
Faktor kesalahan dalam percobaan ini adalah keterbatasan alat dan bahab
yang digunakan dalam percobaan,sehingga pada saat melakukan percobaan, benda
mengalami pemuaian yang berbeda-beda. Dan juga akibat lilitan yang rusak dan
menyentuh benda padat disebelahnya sehingga aliran tidak sempurna masuk ke
benda padat yang dituju.
Beberapa aplikasi dapat dimanIaatkan dengan cara pemuaian panjang
salah satunya. Mengeling plat logam yang berarti menyambungkan dua plat
dengan menggunakan paku keling antara yang satu dengan yang lain, aplikasi
tersebut sering kali digunakan atau diaplikasikan pada pembuatan tangki dan
badan kapal.
4.4.2 Alumunium
4.4.3 Kuningan
0
2
4
6
8
10
12
02 02 03 03 03
e
r
u
b
a
h
a
n
s
u
h
u
(
C
)
ertambahan pan[ang (mm)
Graf|k A|umun|um
raflk Alumunlum
0
2
4
6
8
10
12
01 01 01 02 02
e
r
u
b
a
h
a
n
s
u
h
u
(
C
)
ertambahan pan[ang (mm)
Graf|k kun|ngan
raflk kunlngan
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
1. Perubahan suhu berpengaruh besar terhadap perubahan panjang bahan,
karena semakin tinggi suhu, semakin besar pemuaian yang terjadi pada za
tersebut.
2. Dengan menggunakan rumus dasar AI L
0
A kita bisa mencari
koeIisien muai panjang dari benda padat.
3. Dengan memberikan ruang yang pas dan sesuai ukuran akan mencegah
terjadinya kesalahan. Contohnya di rel kereta api, harus di perhatikan
keregangan rel kereta api tersebut agar pada saat memuai tidak malah
merusak rel itu sendiri.
5.2 Saran
Sebaiknya kawat yang melilit pada masing-masing benda dapat dililit
ulang agar sumber arus dapat terhubung dengan baik dan tidak menyentuh kawat
pada benda lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick. J. 1989. $07 Buu $.,u2 T0o7 /,3 $o,l-so,l Fs,.
Jakarta : Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fs, E/s K0l2,. Jakarta : Erlangga.
Tripler, Paul A. 1991. Fs, U39u $,3s /,3 T03. Jakarta : Erlangga.
Yazid, Estien. 2005. K2, Fs, u39u P,7,20/s. Yogyakarta : Andi OIIset.
Young, Hough D., dan Freedman, Roger A. 1999. U3;07s9 Ps.. New York
: Addisionwesley Publishing Company.
Zemansky, Sears. 1962. Fs, U39u U3;07s9,s. Jakarta : Addison.