Anda di halaman 1dari 26

ABSTRAK

GUNAWAN FATAHILLAH,MOHAMMAD AKBAR AGANG,TRI


PURWANTI,ARGA RAMADHANI MUAI PANJANG.Pada percobaan Muai
Panjang di bawah bimbingan Kurniawati sebagai asisten praktikum.
Percobaan ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 04 Oktober 2011.
Di laboratotium Fisika Dasar lantai 3, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mulawarman.
Muai panjang adalah pertambahan panjang suatu benda padat dikarenakan
adanya pertambahan suhu. Muai panjang sangat di pengaruhi oleh suhu dan
koeIisien muai panjang. Muai panjang biasanya di aplikasikan dalam kehidupan
sehari hari seperti sensor panas di gedung gedung. Sensor itu mendeteksi
suhu ruangan dan bila suhu di suatu ruangan melebihi suhu normal, maka secara
otomatis sensor akan mengeluarkan air. Selain itu contoh pemanIaatan pemuaian
adalah pada pemasangan klem/penyambung lempeng baja badan kapal. Lempeng-
lempeng baja penyusun badan kapal tidaklah lempeng baja yang utuh, tapi berupa
potongan-potongan berbentuk segi empat. Lempengan-lempengan ini disambung
satu sama lain dengan diklem. Pemasangan paku klem dilakukan pada suhu
panas/membara. Maka setelah paku mendingin, paku akan menyusut sehingga
paku akan merekatkan sambungan lempeng dengan sangat erat. Pemuaian juga
bermanIaat dalam termostat. Termostat adalah alat pengontrol temperatur.
Termostat ini terdiri atas 2 logam yang diklem satu sama lain (direkatkan)
menjadi bimetal. Kedua logam mempunyai angka muai panjang yang berbeda.
Ketika suhu naik, salah satu logam akan memuai lebih panjang daripada logam
yang satunya. Akibatnya bimetal menjadi melengkung, sehingga arus listrik
terputus.
Kata kunci : Muai panjang, koeIisien muai panjang/koeIisien muai termal, suhu,
pertambahan suatu ukuran benda padat.
















ABSTRACT

GUNAWAN FATAHILLAH,MOHAMMAD AKBAR AGANG,TRI
PURWANTI,ARGA RAMADHANI, 'LENGTH EXPANSION. In the
experiment "length expansion" under the guidance oI Kurniawati as lab assistant.
Experiment was conducted on Tuesday, 04 October 2011. Basic
laboratorium Physics at 3rd Iloor, Faculty oI Mathematics and Natural Sciences,
University Mulawarman.

Expansion length is the length oI a solid body due to temperature increase.
The long expansion is inIluenced by temperature and length expansion
coeIIicient. The long expansion is usually applied in daily liIe - a hot day like
sensors in the building - the building. Sensor that detects the temperature oI the
room and when the temperature in a room exceeds the normal temperature, the
sensor will automatically remove the water. In addition examples oI the use oI
thermal expansion is the installation oI clamp / connector sheet steel hull. Steel
plates making up the hull steel plate is not intact, but the pieces oI a square. These
plates connected to each other with diklem. Installation oI clamp nails done at a
temperature oI heat / Iire. Then aIter it cools nail, the nail will shrink, so will glue
the nail plate connections with very closely. Expansion is also useIul in the
thermostat. Thermostat is a temperature control equipment. This thermostat
consists oI 2 metal diklem each other (glued) into bimetallic. Both metals have a
number oI diIIerent length expansion. When the temperature rises, one metal
expands more extensive than the other metals. As a result bimetallic be curved, so
that electrical current is lost.

Keywords: long expansion, coeIIicient oI long expansion/coeIIicient oI thermal
expansion, temperature, increase the size oI the solids.














BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang.
Mengetahui pengertian pemuaian dan mencari peristiwa yang mencakup
tentang pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. Pemuaian adalah peristiwa
bertambah panjang,luas,dan volume suatu benda akbat suhu. Pemuaian zat terjadi
karena menerima suhu suatu zat naik.
Peristiwa/kejadian pemuan pada kehidupan sehari-hari sangatlah banyak,
dari rel kereta api yang dipasang tidak rapat antara rel satu dengan rel yang
lainnya. Karena rel akan memuai terkena sinar matahari yang panas. Dan ada pula
pemasangan jendela kaca yang tidak rapat terhadap kayu/bingkainya, hal ini
disebabkan karena kaca nantinya akan memuai. Dan ada juga pemompaan ban
yang dipompa tidak sampai penuh, hal itu dilakukan oleh para montir bengkel
agar ban tidak ,mudah pecah yang disebabkan oleh pemuain. Serta untuk
membengkokkan besi yang keras,tukang las menggunakan siIat pemuaian dengan
cara melas sebuah besi tersebut sampai memuai dan dapat dibengkokkan.
Kita katakan bahwa benda memuai,jika benda di dinginkan getaran-
getaran partikel lebih lemah dan partikel-partikel saling mendekat.Sebagai
hasilnya benda menyusut. Pemuaian terjadi bak pada zat cair maupun zat gas.
Sebenarnya banyak contoh pemuaian di kehidupan kita, yang belum kita
ketahui secara detail. Seperti pada percobaan yang dilakukan. Pada
logam,alumunium,dan kuningan.Dengan memperhatikan setiap perubahan suhu
dan panjang yang berubah.







1.2 Tujuan
1. Mengetahui eIek pemuaian akibat kenaikan suhu
2. Mencari koeIisien muai panjang dari benda padat (Besi,alumunium, dan
kuningan
3. Mengetahui cara mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan dari
pemuaian




























BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA


Pada dasarnya zat akan melakukan pemuaian jika dipanaskan dan akan
menyusut bila didinginkan. Untuk mengatasi pemuaian ini sambungan antara dua
rel kereta api biasanya diberi celah dengan jarak yang ditentukan. Kabel kawat
listrik pada umumnya dipasang pada musim dingin kawat tersebut tidak putus.
Demikian juga botol yang diisi air sampai penuh akan pecah jika dipanaskan.
Inilah beberapa contoh pemuaian zat. Pada bagian ini kita akan membicarakan
konsep peemuaian secara kuantitiI. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu
benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda
karena menerima kalor. Suatu zat jika diberi energy kalor (dipanaskan) akan
mengalami perubahan dan jika zat itu melepaskan kalor (didinginkan) maka akan
mengalami penyusutan. Pemuaian terjadi pada saat dipanaskan. Pemuaian yang
terjadi pada benda, sebenarnya terjadi pada seluruh bagian benda tersebut.
Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada
zat gas.Pemuaian pada zat gas ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu
demensi), pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga
dimensi).
Suhu dideIinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu
benda atau system. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan
benda yang dingin memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya, suhu adalah
ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda.
Dengan demikian, suhu menggambarkan bagaimana gerakkan molekul-molekul
benda. Pada saat kita memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai pada
suhu tertentu, beberapa siIat Iisik benda tersebut berubah. SiIat-siIat benda yang
bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut siIat termometerik. Contohnya
siIat termometerik tersebut antara lain panjang logam, volume zat cair, hambatan
listrik suatu kawat, tekanan, dan volume gas, serta warna Iilamen lampu pijar.
Dengan demikian, perubahaan suatu siIat termometerik menunjukan adanya
perubahan suhu suatu benda. Berdasarkan siIat termometerik tersebut dapat
membuat alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah benda, yang disebut
'Thermometer.
Alat ukur suhu yang dinamakan termometer,digunakan untuk
membedakan suhu yang sedikit,berdasarkan atas keadaan Iisis akibat pemanasan.
Termometer air raksa atau cairan lainnya,adalah didasarkan atas pemuaian oleh
panas. Termometer tahanan platinum adalah didasarkan atas perubahan besarnya
tahanan listrik akibat pemanasan. Termokopel adalah didasarkan atas mengalirnya
arus listrik sekeliling untai yang terdiri atas dua kawat dari bahan lain sejenis yang
disambungkan kedua ujungnya,apabila suhu kedua sambungan itu berbeda.

Adapun dasar dari pada termometri,yaitu dipergunakan suhu,adalah
hukum termodinamika ke nol. Yang menyatakan bahwa dua benda yang masing-
masing dalam keadaan setimbang termis satu sama lain. Yang dimaksud
setimbang termis ialah tidak terjadi perubahan keadaan Iisis bila mana
disinggungkan atau disentuhkan atau ditempelkan satu sama lain. Dengan
menyatakan kesetimbangan termis sebagai kesamaan suhu,hukum termodinamika
ke nol tidak lain menyatakan bahwa dua benda yang suhunya sama dengan suhu
benda ketiga suhunya adalah sama satu sama lain,sehingga jika benda ketiga itu
termometer,maka agar terpercaya dua benda yang suhunya sama harus dibuktikan
sama suhunya dengan termometer itu.
Suatu zat atau benda dengan suhu atau temperature tertentu akan
mengalami suatu pemuaian jika suhu tersebut dinaikkan,suhu atau temperatur
dapat diukur pada skala celcius,kelvin dan Iahrenheit.
Adapun untuk mengukur menyusun skala suhu ,harus ada ketentuan atau
deIinisi setidak-tidaknya dua suhu,serta ketentuan mengenai pembanding
skalanya. Misalnya termometer air raksa,suhu C dideIinisikan sebagai suhu es
yang tengah mencair dan suhu 100C dideIinisikan sebagai suhu air yang sedang
mendidih pada tekanan 1 atmosIir,dan pembagian skalanya dilakukan dengan
membagi jarak antara tempat permukaan air raksa didalam buluh sewaktu
termometer dicelupkan keair mendidih menjadi 100 bagian yang sama ,dan skala
suhu demikian dikemukakan oleh celcius sehingga dikenal sebagai skala suhu
celcius. Dalam suhu reamur suhu es mencair pada 0R sedangkan suhu air
mendidih pada 80R. Untuk skala suhu Iahrenheit,suhu es mencair pada 32 F dan
suhu air mendidih pada suhu 212F. Pembagian skala untuk suhu remure dan
skala suhu Iahrenheit dilakukan sama dengan yang untuk skala celcius.
Meskipun pemberian tanda skala suhunya dibuat sama pada 0C dan
100C,serta dengan pembagian skala yang linier,pengukuran suhu selain 0C dan
100C tidak slalu menghasilkan sama untuk semua jenis cairan yang dipakai
dalam termometer cairan. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan angka muai
cairan terhadap suhu yang tidak sama untuk semua jenis cairan.
Skala suhu celcius besar derajatnya sama seperti derajat skala kelvin.
Akan tetapi nolnya dialihkan sedemikian rupa sehingga suhu celcius titik triple air
ialah 0.01C dengan demikian,
t T-273,15 K
suhu rankine (Tr) ditulis R berbanding dengan suhu kelvin yaitu,
Tr
5
9
T
Derajat yang sama besarnya juga digunakan pada skala Iahrenheit (F) yaitu
TI Tr-459,67 R
Dan mensubstitusikan tI sehingga :
TI
5
9
32 F
Karena suhu Iahrenheit titik es (t0F) sama dengan 32F dan titik uap (t
100C) sama dengan 212F 100 skala derajat celcius atau kelvin antara titik es
dan titik uap bersesuaian dengan 180 skala derajat Iahrenheit atau rankine.
Salah satu siIat thermometrik yang umum adalah adanya perubahan
dimensi (panjang,luas dan volume) yang disebabkan perubahan temperatur.
Panjang sebuah batang akan bertambah dengan pertambahan temperature dan
diketahui pada kisaran temperatur tertentu. Pertambahan panjang terssebut adalah
linier.
Panjang sebuah batang L(t) pada temperature t dapat dihubungkan dengan
panjang Lo batang tersebut pada temperatur 0 C, setiap temperature atom
padatan tersebut akan bergetar.
Kenaikan temperature akan mengakibatkan penambahan jarak rata-rata
antar atom bahan. Hal ini mengakibatkan pemuaian pada seluruh komponen
padatan tersebut. Temperatur atau suhu dapat diukur pada skala Celcius, dimana
titik beku air adalah 0
0
C., dan titik didih Celcius pada skala Celcius, (dengan
keadaan standard) adalah 100
0
C. Skala Kelvin (absolute/mutlak) di geser 273,15
dari ukuran Celcius pada skala Celcius, sehingga titik beku air adalah 273,15 K
dan titik didihnya adalah 373,15 K. Pemuaian benda padat, jika benda padat
mengalami kenaikan suhu ( ), pertambahan panjang (AL) adalah sebanding
dengan panjang semulanya (L
0
) dikalikan dengan kenaikan suhu ( ). Pemuaian
luas, bila suatu luas A
0
memuai menjadi A
0
AA ketika dipengaruhi kenaikan
temperature T. Pemuaian volume, jika volume J
0
memuai menjadi J
0
AJ bila
suhu di naikkan AT .
1. Pemuaian panjang
Pada umumnya suatu zat akan memuai ketika dipanaskan, dan menyusut
ketika didinginkan. Walaupun pemuaian itu biasanya cukup kecil untuk bisa
diamati, namun Ienomena ini sangat penting karena gaya yang dihasilkan sangat
besar dan harus diperhitungkan untuk rancangan bangunan tertentu seperti rel
kereta api, jembatan baja, atau sambunga beton dijalan raya. Pada saat sebuah
benda dipanaskan, gerakkan molekul-molekul semakin cepat, yang menyebabkan
pergeserannya semakin besar.
pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena
menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil
dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal
dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja
adalah kawat kecil yang panjang sekali. Pemuaian panjang suatu benda
dipengaruhi oleh beberapa Iaktor yaitu panjang awal benda, koeIisien muai
panjang dan besar perubahan suhu. KoeIisien muai panjang suatu benda sendiri
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Jika suatu benda padat dipanaskan,
benda tersebut akan memuai kesegala arah. Dengan kata lain ukuran panjang,
luas, dan volume benda bertambah. Untuk benda padat yang panjang dengan luas
penampang kecil, kita dapat hanya memperhatikan pemuaian zat padat kearah
memanjangnya.
Alat yang digunakan untuk menyelidiki muai panjang berbagai jenis zat padat
adalah Munschern Broek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh
panjang mula-mula benda, berdasarkan kenaikan suhu dan tergantung dari jenis
benda.
Muai panjang zat padat ketika dipanaskan sangatlah kecil, sehingga sukar
diperhatikan. Ketika dipanaskan, ketiga jarum petunjuk bergerak, yang
menunjukkan bahwa ketiga logam tersebut bertambah panjang atau memuai.
Akan tetapi, skala yang ditunjukkan oleh masing-masing jarum penunjuk berbeda,
hal ini menunjukkan bahwa muai panjang masing-masing logam tidak sama.
Dengan alat Munschern Broek, ditemukan bahwa muai panjang zat padat
bergantung pada tiga Iaktor :
1. Panjang awal (L
0
) : makin besar panjang awal, makin besar muai panjang.
2. Kenaikkan suhu (AT) : makin besar kenaikan suhu, makin besar muai
panjang.
3. Tergantung pada jenis bahan.
perubahan panjang adalah panjang akhir dikurangi panjang awalnya, dan
perubahan suhu adalah suhu akhir dikurangi suhu awalnya, yang secara matematis
dapat ditulis :
AL L L
0
AT T T
0

Besar panjang logam setelah dipanaskan adalah sebesar :
L L
0
AL
Untuk membahas pemuaian panjang, kita tinjau sebuah barang yang panjang Lo
pada suhu To. Bila suhunya berubah sebesar A,panjang batang itu juga berubah
sebesar AI. Hasil percobaan menunjukkan bahwa Jika A tida terlalu besar AI
berbanding lurus dengan AT. jika dua batang yang sama mengalami perubahan
suhu yang sama,tetapi batang yang satu panjangnya dua kali daripada yang lain.
Maka perubahan panjangnya juga dua kali lipat. Dengan demikian, AI juga
berbanding lurus dengan L
0
secara metematis
AII
0
A oo AI = oI
0
A
Dimana :
L panjang akhir (m)
L
0
panjang mula-mula (m)
AL pertambahan panjang (m)
AT kenaikkan suhu (
0
C)
o koeIisien muai panjang (
0
C
-1
)
Dari persamaan diatas dapat dikatakan bahwa adalah perubahan panjang
persatuan panjang zat untuk setiap derajat perubahan suhu. Sebagai misal,jika
sepotong kuningan sepanjang 1.000.000 cm menjadi 1.000.023 cm apabila
suhunya dinaikkan 1C,maka koeIisien muai kuningan adalah :

T Lo
L
A
A

) 1 )( 1 (
023 . 000 . 0
.2
2,3x10
5 1


KoeIisien muai panjang dideIinisikan sebagai perubahan panjang suatu benda
persatuan panjang perderajat Celcius. KoeIisien muai panjang sangat bergantung
pada suhu.
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa perubahan dimensi relatiI yang terjadi
sebanding dengan perubahan temperaturnya dengan tetapan perbandingan hanya
bergantung pada jenis bahan,tidak pada ukuran bahan. Bila suatu batang pada
suatu temperatur mempunyai panjang l,dan panjangnya bertambah sepanjang
L A karena perubahan temperatur T A ,maka:
T l L A = A
disebut koeIisien muai panjang dan persamaan diatas dapat ditulis :

l
1

T
L
A
A

Dari persamaan diatas maka untuk perubahan luas :
T A = A
disebut koeIisien muai luas dan persamaan diatas dapat ditulis
A
1
=
T
A
A
A

Untuk perubahan volume
T J J A = A
disebut koeIisien muai volume dan persamaan diatas dapat ditulis :

J
1

T
J
A
A

Bila suatu benda memiliki dimensi l,b,t (panjang,lebar tinggi) maka akibat
perubahan temperature T A volumenya berubah menjadi :
V J A ) ) ) 9 9 - - L l A + A + A +
) ) ) T 9 9 9 - L l l A + A + A +
lbt )
3
1 T A +
V ) ) . J
3 2
3 3 1 T T T A + A + A +
Bila T A sangat kecil dibanding nilai T A maka 3 )
2
T A dan )
3
T A
Diabaikan dari pendekatan ini diperoleh :
T J J A = A 3
Dari persamaan T J J A = A dan persamaan
J
1

T
J
A
A
didapatkan :
3 ,dengan cara yang sama diperoleh juga 2 =
Beberapa koeIisien muai panjang benda :
no nama 8ahan koeflslen Mual an[ang (
0
C
1
)
1
2
3
4
3
6
7
kunlngan
1embaga
Alumunlum
8a[a
laLlna
kaca
yrex
19 x 103
17 x 103
12 x 103
11 x 103
10 x 103
09 x 103
03 x 103

2. Pemuaian Luas
Bila zat padat berbentuk plat dipanaskan maka terjadi pemuian arah panjang dan
lebarnya.Dengan kata lain,plat itu mengalami pemuaian luas.Jika plat itu
dipanaskan sehingga terjadi kenaikkan suhu AT,maka setiap sisi bertambah
panjang.Jadi, setelah kenaikkan suhu A menjadi
A =
0
(o)A =
0
[
0
A
Besaran
[ = o



3.Muai Pemuaian

KoeIisien muai volume dideIinisikan dengan mengambil limit T A mendekati
nol,sebagai rasio reaksi perubahan volume terhadap pertambahan tempeeratur
(pada tekanan konstan).
/T
/J
J T
L L
T
1 /
lim
0
=
A
A
=
A

Seperti , M untuk padatan dan cairan biasanya tidak berubah dengan temperatur.
Dapat ditunjukkan bahwa untuk bahan tertentu,koeIisien muai volume 3 kali
koeIisien muai linier. Perhatikan kotak dengan ukuran
3 2 1
, , L L L . Volume pada
temperatur T adalah :
V
3 2 1
, , L L L
Laju perubahan volumeterhadap temperatur adalah :
/T
/L
L L
/T
/L
L L
/T
/L
L L
/T
/J
1
3 2
2
3 1
3
2 1
+ + =
Bila tiap ruas persamaan ini dibagi volume maka didapat :
/T
/L
L /T
/L
L /T
/L
L /T
/J
J
1
1
2
2
3
3
1 1 1 1
+ + + = =
Karena tiap suku diruas kanan persamaan tersebut sama dengan Mmaka didapat
M = 3
Jika volume
0
J memuai menjadi J J A +
0
bila suhu dinaikan T A ,maka:
T J J A = A
0


Rel kereta api dengan panjang 30 m mengalami pendinginan dari 50C
menjadi -30C sehingga terjadi penyusutan panjang sebesar L A 30 m.
Dalam halini sambungan rel yang dibuat terlalu dekat antara satu dengan yang
lainnya,yang beerdasarkan 3.4.3 dan tabel 3.3 akan mengalami gaya tegangan
sebesar E L A /L 3 22 < 552 E(modulus elastisitas).

Pada beberapa material,pemanasan hingga beberapa ratus derajat terjadi
tegangan yang dapat melampaui harga tegangan yang apabila dilakukan tarikan
pada material yaitu pada temperatur konstan.




























BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 04 Oktober 2011.Pukul
10:00-12:00 WITA,dan bertempat di Laboratorium Fisika Dasar Lantai ,gedung
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman.

3.2 Alat dan Bahan
1. Munschern Broek
2. Logam (besi dan kuningan)
3. Alat pemanas / power supply
4. Thermometer
5. Kabel penghubung
6. Tiang statiI


3.3 Prosedur Percobaan.
1. Dipasang tiga logam (besi, alumunium, dan kuningan) pada alat
Munschern Broek.
2. Diukur suhu lingkungan sebagai suhu awal T
o
, panjang logam sebelum
dipanaskan dan diatur letak jarum pada skala nol.
3. Dinyalakan alat pemanas listrik atau hubungkan dengan sumber arus
listrik pada logam sampai suhu tertentu sesuai petunjuk asisten.
4. Pada suhu yang telah ditentukan, diukur beberapa perubahan letak jarum
yang ditunjukkan skala pada ketiga jenis logam tersebut.
5. Diulangi percobaan untuk suhu yang lain sesuai petunjuk asisten.





BAB IV
ANALISIS DATA


4.1 Data dan Pengamatan
4.1.1 Data Pemuaian Untuk Besi
No I
0
(c) AI () T
0
(
o
C) T
9
(
o
C
1
2
3
4
5
25

25
25
25
25
0,1
0,2
0,4
0,5
0,6
30
30
30
30
30
32
34
36
38
40


4.1.2 Data Pemuaian Untuk Alumunium
No I
0
(c) AI () T
0
(
o
C) T
9
(
o
C
1
2
3
4
5
25
25
25
25
25
0,4 mm
0,6 mm
0,8 mm
0,9 mm
1 cm
34
34
34
34
34
36
38
40
42
44



4.1.3 Data Pemuaian Untuk Kuningan
No I
0
(c) AI () T
0
(
o
C) T
9
(
o
C
1
2
3
4
5
25
25
25
25
25
0
0
0,3
0,4
0,5
30
30
30
30
30
32
34
36
38
40














4.2. Analisis Data
4.2.1 Perhitungan Tanpa KTP
4.2.1.1 Besi
a. =
AL
L
0
.A1
=
110
-4
2510
-1
.2
=
-4


C
-1

b. =
AL
L
0
.A1
=
210
-4
2510
-1
.4
= 10
-4
C
-1

c. =
AL
L
0
.A1
=
310
-4
2510
-1
.6
= ,
-4
C
-1

d. =
AL
L
0
.A1
=
410
-4
2510
-1
.8
= ,
-4
C
-1

e. =
AL
L
0
.A1
=
410
-4
2510
-1
.10
= ,
-4
C
-1


4.2.1.2 Alumunium
a. =
AL
L
0
.A1
=
0,410
-3
0,252
=
-4
C
-1

b. =
AL
L
0
.A1
=
0,610
-3
0,254
=
-4
C
-1

c. =
AL
L
0
.A1
=
0,810
-3
0,256
=
-4
C
-1

d. =
AL
L
0
.A1
=
0,910
-3
0,258
= ,
-4
C
-1

e. =
AL
L
0
.A1
=
110
-3
0,2510
=
-4
C
-1



4.2.1.2 Kuningan
a. =
AL
L
0
.A1
=
0,110
-3
0,252
=
-4
C
-1

b. =
AL
L
0
.A1
=
0,110
-3
0,254
=
-4
C
-1

c. =
AL
L
0
.A1
=
0,310
-3
0,256
=
-4
C
-1

d. =
AL
L
0
.A1
=
0,410
-3
0,258
=
-4
C
-1

e. =
AL
L
0
.A1
=
0,510
-3
0,2510
=
-5
C
-1













4.2.2 Perhitungan dengan KTP
4.2.2.1 Besi
a. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= _
1
0.252
.
-5

2
+-
0.110
-3
0.06252
.
-4

2
+-
0.110
-3
0.254
.
-1

2
_
1
2

= (.
-9
)
12

= .
-5

-1

b. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= __

.
.
-5
]
2
+-
.
-3
.
.
-4

2
+-
.
-3
.
.
-1

2
_
1
2

= (.9
-9
)
12

= .
-5

-1

c. A = __

Io A
AAI]
2
+ _-
AI
Io
2
A
AI
0
]
2
+ _-
AI
I
0
A
2
AA]
2
_
1
2

= __

.
.
-5
]
2
+-
.
-3
.
.
-4

2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2

= (.8
-10
)
12

= .
-5

-1

d. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= __

. 8
.
-5
]
2
+-
.
-3
. 8
.
-4

2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2

= (.8
-10
)
12

= .9
-5

-1

e. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= __

.
.
-5
]
2
+ -
.
-3
.
.
-4

2
+ -
.
-3
.
.
2
_
1
2

= (.
-10
)
12

= .
-5

-1

4.2.2.1 Aluminium
a. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= _
1
0.252
.
-5

2
+ -
0.410
-3
0.06252
.
-4

2
+ -
0.410
-3
0.254
.
2
_
1
2

= (.8
-8
)
12

= .8
-4

-1

b. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= __

.
.
-5
]
2
+-
.
-3
.
.
-4

2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2

= (.
-9
)
12

= .
-5

-1

c. A = __

Io A
AAI]
2
+ _-
AI
Io
2
A
AI
0
]
2
+ _-
AI
I
0
A
2
AA]
2
_
1
2

= __

.
.
-5
]
2
+-
.8
-3
.
.
-4

2
+-
.8
-3
.
.
2
_
1
2

= (.
-10
)
12

= .
-5

-1

d. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= __

. 8
.
-5
]
2
+-
.9
-3
. 8
.
-4

2
+-
.9
-3
.
.
2
_
1
2

= (.
-10
)
12

= .
-5

-1

e. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= __

.
.
-5
]
2
+ -

-3
.
.
-4

2
+ -

-3
.
.
2
_
1
2

= (.
-10
)
12

= .8
-5

-1

4.2.2.1 Kuningan
a. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= _
1
0.252
.
-5

2
+-
0.110
-3
0.06252
.
-4

2
+-
0.110
-3
0.254
.
2
_
1
2

= (.
-9
)
12

= .
-5

-1

b. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= __

.
.
-5
]
2
+-
.
-3
.
.
-4

2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2

= (.
-9
)
12

= .
-5

-1

c. A = __

Io A
AAI]
2
+ _-
AI
Io
2
A
AI
0
]
2
+ _-
AI
I
0
A
2
AA]
2
_
1
2

= __

.
.
-5
]
2
+-
.
-3
.
.
-4

2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2

= (.9
-10
)
12

= .
-5

-1

d. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+-
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= __

. 8
.
-5
]
2
+-
.
-3
. 8
.
-4

2
+-
.
-3
.
.
2
_
1
2

= (.
-10
)
12

= .8
-5

-1

e. A = _
1
Lo A1
AAI
2
+ -
AL
Lo
2
A1
AI
0

2
+ -
AL
L
0
A1
2
AA
2
_
1
2

= __

.
.
-5
]
2
+ -
.
-3
.
.
-4

2
+ -
.
-3
.
.
2
_
1
2

= (.
-10
)
12

= .8
-5

-1

4. 2. 3 KP Mut
4.2.3.1 Besi
_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1

_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1

_ A = (.
-4
_ .
-5
)
-1

_ A = (.
-4
_ .9
-5
)
-1

_ A = (.
-4
_ .
-5
)
-1

4.2.3.2 Aluminium
_ A = (8
-4
_ .8
-4
)
-1

_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1

_ A = (.
-4
_ .
-5
)
-1

_ A = (.
-4
_ .
-5
)
-1

_ A = (
-4
_ .8
-5
)
-1

4.2.3.3 Kuningan
_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1

_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1

_ A = (
-4
_ .
-5
)
-1

_ A = (
-4
_ .8
-5
)
-1

_ A = (
-4
_ .8
-5
)
-1

4.2.4 KTP Relatif
4.2.4.1 Besi
A

% =
.
-5

-4
% = .%
A

% =
.
-5

-4
% = 8.%
A

% =
.
-5
.
-4
% = 9.8%
A

% =
.9
-5
.
-4
% = .8%
A

% =
.
-5
.
-4
% = .%
4.2.4.2 Besi
A

% =
.8
-5
8
-4
% = 8.%
A

% =
.
-5

-4
% = .9%
A

% =
.
-5
.
-4
% = .%
A

% =
.
-5
.
-4
% = .%
A

% =
.8
-5

-4
% = .%
4.2.4.3 Besi
A

% =
.
-5

-4
% = .%
A

% =
.
-5

-4
% = .%
A

% =
.
-5

-4
% = .%
A

% =
.8
-5

-4
% = 9.%
A

% =
.8
-5

-4
% = .%
4.4 Pembahasan
Pada percobaan muai panjang L
0
besi adalah 35cm, pada alumunium
L
0
25cm dan kuningan 25cm. Tetapi pada AI tiap-tiap benda
(logam,alumunium,kuningan) memiliki kenaikan yang berbeda-beda pada besi AI
Bermula dari 0,1mm, pada alumunium AI bermula dari 0,4 mm dan pada
kuningan AI bermula dari 0mm,sehingga disimpulkan bahwa AI mempunyai
kenaikan yang berbeda-beda pada setiap benda (besi,alumunium,kuningan) pada
percobaan T
0
dan T
I
pada benda besi dan kuningan adalah sama yaitu T
0
30 dan
T
t
32-40,sedangkan pada alumunium T
0
34 dan T
t
36-44.
Pada percobaan ini kita dapat mencari koeIisien muai panjang benda
dengan menggunakan perhiungan tanpa KTP,dan untuk mencari A,kita dapat
menggunakan perhitungan dengan KTP.
Faktor kesalahan dalam percobaan ini adalah keterbatasan alat dan bahab
yang digunakan dalam percobaan,sehingga pada saat melakukan percobaan, benda
mengalami pemuaian yang berbeda-beda. Dan juga akibat lilitan yang rusak dan
menyentuh benda padat disebelahnya sehingga aliran tidak sempurna masuk ke
benda padat yang dituju.
Beberapa aplikasi dapat dimanIaatkan dengan cara pemuaian panjang
salah satunya. Mengeling plat logam yang berarti menyambungkan dua plat
dengan menggunakan paku keling antara yang satu dengan yang lain, aplikasi
tersebut sering kali digunakan atau diaplikasikan pada pembuatan tangki dan
badan kapal.



















4.4.2 Alumunium






4.4.3 Kuningan






0
2
4
6
8
10
12
02 02 03 03 03

e
r
u
b
a
h
a
n

s
u
h
u

(

C
)
ertambahan pan[ang (mm)
Graf|k A|umun|um
raflk Alumunlum
0
2
4
6
8
10
12
01 01 01 02 02

e
r
u
b
a
h
a
n

s
u
h
u

(

C
)
ertambahan pan[ang (mm)
Graf|k kun|ngan
raflk kunlngan


BAB V
PENUTUP


5.1Kesimpulan
1. Perubahan suhu berpengaruh besar terhadap perubahan panjang bahan,
karena semakin tinggi suhu, semakin besar pemuaian yang terjadi pada za
tersebut.
2. Dengan menggunakan rumus dasar AI L
0
A kita bisa mencari
koeIisien muai panjang dari benda padat.
3. Dengan memberikan ruang yang pas dan sesuai ukuran akan mencegah
terjadinya kesalahan. Contohnya di rel kereta api, harus di perhatikan
keregangan rel kereta api tersebut agar pada saat memuai tidak malah
merusak rel itu sendiri.

5.2 Saran
Sebaiknya kawat yang melilit pada masing-masing benda dapat dililit
ulang agar sumber arus dapat terhubung dengan baik dan tidak menyentuh kawat
pada benda lain.













DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Frederick. J. 1989. $07 Buu $.,u2 T0o7 /,3 $o,l-so,l Fs,.
Jakarta : Erlangga.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fs, E/s K0l2,. Jakarta : Erlangga.

Tripler, Paul A. 1991. Fs, U39u $,3s /,3 T03. Jakarta : Erlangga.

Yazid, Estien. 2005. K2, Fs, u39u P,7,20/s. Yogyakarta : Andi OIIset.

Young, Hough D., dan Freedman, Roger A. 1999. U3;07s9 Ps.. New York
: Addisionwesley Publishing Company.

Zemansky, Sears. 1962. Fs, U39u U3;07s9,s. Jakarta : Addison.

Anda mungkin juga menyukai