Disusun Oleh : AIriani Pratama Saputri 0609 3040 0361 Ester Lusria Octaviana Silalahi 0609 3040 0366 Kelas : V KC Kelompok : 8
Dosen Pembimbing : Ir. Sahrul EIIendy, M.T.
POLITEKNIK NEGERI SRIWI1AYA 1URUSAN TEKNIK KIMIA 2011
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki cadangan batubara yang cukup besar yaitu lebih dari 36 milliar ton yang sangat potensial untuk dimanIaatkan sebagai sumber energi (Mangunwidjaja, 1999). PemanIaatan batubara sebagai bahan bakar belum terlalu luas jika dibandingkan dengan bahan bakar lain, seperti minyak tanah, gas alam, kayu bakar dan sebagainya. Namun bila dibandingkan dengan bahan bakar padat yang lain, batubara mampu menyala lebih lama karena kandungan karbon yang tinggi. Dengan adanya kenaikan BBM khususnya Minyak Tanah dan Solar, tentunya penggunaan Briket Batubara oleh kalangan rumah tangga maupun industri kecil/menengah akan lebih ekonomis dan menguntungkan, untuk itu diperlukan sosialisasi dalam penggunaan Briket Batubara di setiap daerah. Batubara dipasarkan dalam bentuk briket untuk keperluan rumah tangga. Kesulitan penyalaan briket batubara dibandingkan bahan bakar yang lain menyebabkan batubara kurang diminati sebagai bahan bakar rumah tangga (Saptoadi, 1999). Teknologi pembuatan Briket tidaklah terlalu rumit dan dapat dikembangkan oleh masyarakat maupun pihak swasta dalam waktu singkat. Sebetulnya di Indonesia telah mengembangkan Briket Batubara sejak tahun 1994 namun tidak dapat berkembang dengan baik mengingat Minyak Tanah masih disubsidi sehingga harganya masih sangat murah, sehingga masyarakat lebih memilih minyak tanah untuk bahan bakar sehari-hari. Namun dengan kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005, mau tidak mau masyasrakat harus berpaling pada bahan bakar alternatiI yang lebih murah seperti Briket Batubara. Walaupun cadangan batubara di Indonesia relatiI besar, sebagian besar sumber daya batubara tersebut merupakan batubara berperingkat rendah yang berkadar air tinggi. Batubara berperingkat rendah akan cocok untuk berbagai kebutuhan rumah tangga dan industri kecil, misalnya memasak. Oleh karena itu, bentuk briket merupakan bentuk paling cocok sebagai sumber energi alternatiI memasak di kegiatan rumah tangga.
1.2. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Apa itu briket, jenis dan bentuk dari briket batubara? 2. Bagaimana cara membuat briket batubara? 3. Apa saja kelebihan dan kelemahan pemakaian briket batubara? 4. Bagaimana dan dimana aplikasi penggunaan briket batubara?
1.3. MANFAAT DAN TU1UAN Adapun manIaat dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui pengertian briket, jenis dan bentuk dari briket batubara. 2. Mengetahui cara membuat briket batubara. 3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pemakaian briket batubara. 4. Mengetahui cara penggunaan briket batubara dan aplikasi dalam industri dan rumah tangga.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN BRIKET, 1ENIS - 1ENIS DAN BENTUK BRIKET BATUBARA
2.1.1. Pengertian Briket Batubara Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka, agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai tambah dalam pemanIaatannya. Briket Batubara mampu menggantikan sebagian dari kegunaan minyak tanah sepeti untuk pengolahan makanan, pengeringan, pembakaran dan pemanasan. Bahan baku utama Briket Batubara adalah batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun. Produsen terbesar Briket Batubara di Indonesia saat ini adalah PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero). SiIat briket yang baik adalah sebagai berikut. 1. Tidak berasap dan tidak berbau pada saat pembakaran. 2. Mempunyai kekuatan tertentu sehingga tidak mudah pecah waktu diangkat dan dipindah-pindah. 3. Mempunyai suhu pembakaran yang tetap ( 3500C) dalam jangka waktu yang cukup panjang (8-10 jam). 4. Setelah pembakaran masih mempunyai kekuatan tertentu sehingga mudah untuk dikeluarkan dari dalam tungku masak. 5. Gas hasil pembakaran tidak mengandung gas karbon monoksida yang tinggi
2.1.2. 1enis - 1enis Briket Batubara Beberapa jenis briket batubara yang umum digunakan adalah sebagai berikut. 1. Jenis Berkarbonisasi (super) Jenis ini mengalami terlebih dahulu proses dikarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat terbang yang terkandung dalam Briket Batubara tersebut diturunkan serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau dan berasap, namun biaya produksi menjadi meningkat karena pada Batubara tersebut terjadi rendemen sebesar 50. Briket ini cocok untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga serta lebih aman dalam penggunaannya.
2. Jenis Non Karbonisasi (biasa) Jenis yang ini tidak mengalami dikarbonisasi sebelum diproses menjadi Briket dan harganya pun lebih murah. Karena zat terbangnya masih terkandung dalam Briket Batubara maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tungku (bukan kompor) sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana seluruh zat terbang yang muncul dari Briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku. Campuran jenis ini berupa batubara mentah dan zat perekat (biasanya lempung). Sangat sederhana dan biasanya berkualitas rendah. Briket ini umumnya digunakan untuk industri kecil.
3. Jenis briket bio-batu bara Atau dikenal dengan bio-briket, selain kapur dan zat perekat, ke dalam campuran ditambahkan bio-masa sebagai substansi untuk mengurangi emisi dan mempercepat pembakaran. Bio-masa yang biasanya digunakan berasal dari ampas industri agro (seperti bagas tebu, ampas kelapa sawit, sekam padi, dan lain-lain) atau serbuk gergaji.
2.1.3. Bentuk Briket Batubara Bentuk dan ukuran briket batubara hasil cetakan (kemasan) dibuat sesuai untuk keperluan sektor pengguna. Saat ini telah dikembangkan dua bentuk briket batu bara, yaitu tipe bantal (telor) yang padat dan kompak dan tipe yontan (berongga). Kedua bentuk dibuat untuk memudahkan pemakaian dan memperoleh eIisiensi pembakaran.
Dikenal 2 bentuk briket yaitu : 1. Type yontan (silinder) untuk keperluan rumah tangga Type ini lebih dikenal dan popular, disebut dengan yontan, suatu nama local berbentuk silinder dengan garis tengah 150 mm, tinggi 142 mm, berat 3,5 kg dan mempunyai lubang-lubang sebanyak 22 lubang. Tipe yontan juga dirancang untuk industri dan memerlukan 'kompor atau tungku yang khusus. 2. Type egg (telor/bantal) untuk keperluan industri dan rumah tangga Tipe bantal berukuran kecil cocok digunakan untuk rumah tangga (memasak), dan yang berukuran lebih besar baik untuk industri. Type ini juga dipergunakan untuk bahan bakar industri kecil seperti untuk pembakaran kapur, bata, genteng, gerabah, pandai besi dan sebagainya, tetapi juga untuk keperluan rumah tangga. Jenis ini mempunyai lebar 32-39 mm panjang 46-58 mm dan tebal 20-24 mm
2.2. PEMBUATAN BRIKET BATUBARA Tujuan utama pembriketan batu bara adalah untuk membuat bahan bakar padat serbaguna dari batu bara dengan kemasan dan komposisi yang lebih baik agar mudah dan nyaman digunakan jika dibandingkan dengan menggunakan batu bara secara langsung. Untuk memperoleh briket batu bara yang baik diperlukan batu bara yang 'baik, terutama yang memiliki kandungan sulIur dan abu rendah. Bahan imbuhan juga harus dipilih dari kualitas yang baik agar dapat berIungsi optimal sebagai perekat, mempercepat nyala, serta menyerap emisi dan zat-zat berbahaya lainnya. Batubara dan bahan imbuhan (pencampur) ini dihaluskan secara sendiri-sendiri sampai ukuran tertentu, dicampurkan dengan memakai pencampur (mixer) mekanis, untuk kemudian 'dicetak (dibriket) ke dalam bentuk kemasan.
Bahan Baku Pembuatan Briket Batubara dan Fungsinya A. Batubara, sebagai bahan utama pembuatan briket batubara. Tabel 1. SpesiIikasi Batubara Sebagai Bahan Baku Briket Batubara
O Semakin tinggi nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin tinggi O Semakin tinggi nilai kalorinya, pembakaran akan semakin lama karena unsur zat yang mudah terbakar (volatile matter) yang dikandungnya akan semakin sedikit O Semakin banyak komposisi batubaranya, pembakaran yang dihasilkan akan semakin panas dan semakin lama O Semakin tinggi nilai kalorinya semakin sulit menyala, karena kadar volatile matternya akan semakin sedikit O Semakin rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin berkurang dan lama pembakaran akan semakin cepat. Batubara dengan nilai kalori rendah juga mengandung banyak air sehingga menyulitkan dalam penyalaan, berasap dan panas yang berkurang. Solusinya dengan cara pengeringan (mengurangi kadar air) dan dengan cara karbonisasi (menaikkan kadar kalori batubara)
B. Biomassa (serbuk kayu keras), sebagai bahan untuk mempercepat dan memudahkan proses pembakaran O Semakin banyak komposisi biomassa maka briket akan semakin mudah terbakar dan pencapaian suhu maksimalnya akan semakin cepat O Kelemahannya semakin banyak komposisi biomassanya, lama pembakaran menjadi semakin berkurang O Biomassa dapat diubah / diolah menjadi bio arang, yang merupakan bahan bakar dengan tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari O Semakin besar komposisi biomassa, maka kandungan emisi polutan CO dan polusi HC akan semakin berkurang
C. Tanah liat, sebagai bahan pengeras sekaligus perekat O Jenis tanah liat yang dipilih, harus mengandung unsur Kaulinik yaitu unsur yang mempengaruhi kerekatan, kekerasan dan kekeringan O Semakin banyak komposisinya, briket yang dihasilkan akan semakin keras O Semakin banyak komposisinya, gas CO yang dihasilkan akan semakin sedikit O Dari hasil uji coba untuk ketahanan dan lama pembakaran, komposisi yang terbaik untuk tanah liat adalah 10
D. Tepung tapioka, sebagai bahan perekat utama O Pemilihan tepung tapioka yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan daya rekat yang kuat dan tidak mudah hancur O Pembuatan "adonan perekat" dari tepung tapioka dengan air juga harus diperhatikan sehingga benar-benar matang dan kental. Setelah adonan jadi sebaiknya didinginkan terlebih dahulu sehingga adonan tersebut benar-benar kental dan rekat
E. Kapur (lime), sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat racun dan mengurangi bau belerang O Dari hasil uji coba, komposisi yang terbaik untuk kapur adalah 1 O Komposisi kapur juga perlu diperhatikan, karena apabila terlalu banyak akan membuat panas pembakaran briket menjadi berkurang
2.2.1. Proses Pembuatan Briket Batubara Non Karbonisasi (Tipe Biasa)
2.2.2. Proses Pembuatan Briket Batubara Karbonisasi (Tipe Super)
2.2.3. Proses Pembuatan Briket Bio-Batubara Pada awal proses produksi, digunakan bahan baku batu bara (76), bagas (19) dan kapur (5). Dalam perkembangannya untuk meningkatkan siIat Iisik produk, ditambahkan molases sebagai bahan pengikat (8) dan pengurangan bagas menjadi 10, sehingga komposisi briket bio batu bara menjadi : batu bara (85), bagas (10) dan kapur (5). Molases ditambahkan 8 dari total campuran tersebut. Pembuatan briket tersebut dilakukan pada mesin briket 2 roller dengan kuat tekan 2 3 ton/cm 2 . Briket yang pecah dialirkan kembali secara otomatis untuk dipres kembali.
Bagan alir pembuatan briket bio batu bara
Produk briket yang dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di rumah tangga maupun industri kecil dan menengah, menggantikan kebutuhan energi panas dari BBM dan kayu bakar. Energi panas yang dihasilkan pada pembakaran briket dapat dipakai di antaranya untuk memasak, pengeringan hasil pertanian/peternakan (teh, bawang, tembakau, padi, ikan,dan lain-lain) pembakaran bata/ genteng/ keramik/ gerabah, dan industri lain yang membutuhkan panas. Briket ini dimungkinkan juga untuk digunakan dalam pemenuhan energi panas di boiler uap, industri makanan, dan sebagainya.
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan briket batubara ini yaitu : - Mesin Briket Batubara kapasitas 10 ton/hari Produksi Briket
Mesin Briket Batubara kapasitas produksi 200 kg/hari
Mesin Penggerus Mesin Pencampur Mesin Pencetak
2.3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BRIKET BATUBARA
2.3.1. Keunggulan Briket Batubara Keunggulan Briket Batubara antara lain : O Lebih murah O Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untk pembakaran yang lama O Tidak beresiko meledak/terbakar O Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga O Sumber Batubara berlimpah O Tidak berasap dan berbau sehingga rasa dan aroma makanan tidak berubah O Nyala bara lebih bersih sehingga perabotan dan dapur tetap bersih O Abu sisa pembakaran dapat dimanIaatkan untuk abu gosok dan campuran bahan bangunan, pupuk tanaman. O Tidak beracun (tidak berbahaya bagi manusia & binatang peliharaan)
2.3.2. Kekurangan Briket Batubara Kekurangan Briket batubara antara lain : O Briket memiliki keterbatasan yaitu waktu penyalaan awal memakan waktu 5 10 menit dan diperlukan sedikit penyiraman minyak tanah sebagai penyalaan awal, O Briket Batubara hanya eIisien jika digunakan untuk jangka waktu di atas 2 jam.
2.4. CARA PENGGUNAAN BRIKET BATUBARA DAN APLIKASINYA DALAM INDUSTRI DAN RUMAH TANGGA Untuk pembakaran awal dapat dilakukan dengan bahan penyulut yang sudah terbakar seperti tatalan kayu atau merendam beberapa buah briket di dalam minyak tanah. 1. Briket Tipe Telur Pemakaian briket tipe telur hampir sama dengan arang kayu, tetapi setelah menyala, suhunya lebih tinggi dan pembakarannya lebih lama, sehingga lebih hemat. Susun satu lapisan briket di atas saringan, pada lapisan tersebut bakar bahan penyulut secukupnya. Setelah membara, tambahkan lagi briket, disesuaikan dengan lamanya waktu memasak yang dibutuhkan, lakukan pengisapan secara terus-menerus sampai bara briket yang dihasilkan dirasa suhunya cukup untuk. dipergunakan. Anglo harus diletakkan di temapat yang agak tinggi dan pintu/jendela udara yang terletak di bawah anglo harus terbuka lebar, agar sirkulasi udara berjalan lancar. 2. Briket Tipe Sarang Lebah Ambil briket sarang tawon dengan penjepit atau jari kelingking yang dimasukkan pada salah satu lubang briket, letakan pada ruangan pembakaran dengan posisi penyulut menghadap ke atas. Nyalakan dengan korek api bagian penyulut tersebut. Secara spontan nyala akan merambah ke seluruh bagian penyulut dan selanjutnya secara perlahan. Nyala akan merambat ke bagian inti briketnya dari atas ke bawah. Anglo dapat digunakan untuk memasak setelah bahan penyulut terbakar sempurna dan sebagian besar inti briketnya terbakar. Untuk briket tipe telur anglo perlu dikipasi, setelah kurang lebih 10 menit, anglo dapat digunakan untuk memasak. Untuk mengatur panas/nyala, gunakan jendela/pintu udara : dibuka lebar untuk pemanasan yang maksimum dan disempitkan untuk pemanasan minimum. Untuk penghematan, gunakan briket sesuai kebutuhan. Pemadaman nyala dapat dilakukan dengan menutup rapat/jendela dan bagian atas anglo (dengan penutupan) atau mengambil satu persatu briket (khususnya yang tipe telur) yang menyala dengan penjepit kemudian dibenamkan ke dalam pasir atau abu briket batubara.
2.4.1. Pengembangan Produksi Briket Batubara Dan Kompor/Tungku Sampai saat ini pihak BPP Teknologi melalui Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) telah lama mengembangkan dan mendesain mesin untuk memproduksi Briket Batubara skala kecil/menengah dengan kapsitas produksi sebesar 2 s/d 8 ton/hari. Dengan demikian industri briket sakala kecil/menengah ini diharapkan bisa tersebar di sentra-sentra pengguna Briket Batubara sehingga mudah dalam penyediaan briket secara kontinyu. Disamping itu pula BPP Teknologi telah mengembangkan jenis-jenis Kompor/Tungku Briket untuk keperluan rumah tangga, rumah makan serta industri kecil/menengah.
2.4.2. Kompor/Tungku Briket Batubara Penggunaan Briket Batubara harus dibarengi serta disiapkan Kompor atau Tungku, jenis dan ukuran Kompor harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya Kompor/Tungku terdidri atas 2 jenis : 1. Tungku/Kompor portabel, jenis ini pada umumnya memuat briket antara 1 s/d 8 kg serta dapat dipindah-pindahkan. Jenis ini digunakan untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan. 2. Tungku/Kompor Permanen, memuat lebih dari 8 kg briket dibuat secara permanen. Jenis ini dipergunakan untuk industri kecil/menengah. Persyaratan Kompor/tungku harus memiliki : O Ada ruang bakar untuk briket O Adanya aliran udara (oksigen) dari lubang bawah menuju lubang atas dengan melewati ruang bakar briket yang terdiri dari aliran udara primer dan sekunder O Ada ruang untuk menampung abu briket yang terletak di bawah ruang bakar briket
Kompor/Tungku Briket
Kompor Rumah Tangga(Portabel)
Kompor Industri Kecil/ Menengah (Portabel)
Kompor Industri Kecil/Menengah (Permanen)
Kompor untuk jenis industri kecil/menengah seperti : 1. Industri Tahu-Tempe 2. Industri Pencelupan Batik 3. Industri Batubata/Genteng/Kramik 4. Industri Pemindangan Ikan 5. Industri Pengeringan Tembakau 6. Industri Jamu 7. Pengeringan Kayu/Meubel 8. Peternakan Ayam 9. Restoran 10.Warung Tegal 11.KaIe Malam/Tenda 12.Dapur Umum di Pondok Pesantren, dan lain lain.
Harga Briket Batubara O Briket Batubara Non Karbonisasi (Tipe Biasa) : Rp. 1.600/kg O Briket Batubara Karbonisasi (Super) Rp. 2500/kg
Kisaran Harga Kompor O Untuk Rumah Tangga Rp. 135.000,- /bh O Untuk Restoran Rp. 200.000,- /bh O Untuk Industri Kecil/Menengah Rp. 350.000,-/bh
BAB III PENUTUP
3.1.SIMPULAN Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan sebagai berikut : O Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka, agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai tambah dalam pemanIaatannya. O Jenis briket batubara adalah jenis berkarbonisasi (super), jenis non berkarbonisasi (biasa) dan jenis briket bio-batubara. O Bentuk briket batubara ada dua yaitu tipe yontan (silinder) dan tipe egg (telur). O Proses pembuatan batubara adalah penggerusan dan pengayakan, pencampuran, pencetakan, pengeringan, uji kualitas dan pengemasan penyimpanan pemasaran. O Aplikasi penggunaan briket batubara terdapat dalam industry kecil / menengah dan rumah tangga.
3.2.SARAN Penggunaan briket batubara oleh kalangan rumah tangga maupun industri kecil/menengah akan lebih ekonomis dan menguntungkan, untuk itu diperlukan sosialisasi dalam penggunaan Briket Batubara. Untuk pembahasan terperinci mengenai teknologi pembuatan briket batubara harus dipelajari lebih lanjut dalam sumber sumber pemanIaatan batubara dalam bentuk briket.
PERTANYAAN
Termin 1 1. M. Abduh - Apakah yang menyebabkan penyalaan briket lebih lama? - Dari 3 jenis briket bagaimana waktu penyalaannya? ,,- Karena unsur zat yang mudah terbakar (volatile matter) yang terkandung dalam batubara akan semakin sedikit dan bila batubara yang digunakan nilai kalorinya rendah (masih banyak mengandung air) maka sulit juga dalam penyalaannya. Waktu penyalaan dari ketiga jenis batubara ini rentangnya cukup sama yaitu 5 10 menit, dikarenakan nilai kalor dari ketiga jenis batubara ini mendekati sama walaupun nilai kalor jenis batubara nonkarbonisasi lebih besar bila dibandingkan batubara karbonisasi, namun karena proses karbonisasi ini akan menaikkan nilai kalor batubara tersebut.
2. Marliana Atmi Rahayu Mengapa briket hanya eIisien di atas 2 jam dan bagaimana nyala yang dihasilkan briket batubara? ,,- Apabila batubara telah dibakar maka sulit untuk dimatikan sehingga penggunaan batubara lebih baik digunakan dalam jangka waktu yang lama.
3. Mega Nurvidya Apakah jenis batubara yang digunakan untuk membuat briket dan bagaimana kualitasnya? ,,- Jenis batubara yang digunakan untuk membuat briket adalah jenis batubara yang banyak terdapat di Indonesia yaitu batubara berperingkat rendah yang berkadar air tinggi jenis subbituminus dan lignin.
Termin 2 1. Anisa -Apakah biomassa itu? -Apa kegunaan bahan tambahan pada briket? -Selain tepung tapioca adakah bahan lain yang dapat digunakan sebagai perekat? ,,- - Biomassa merupakan bahan yang untuk mempercepat dan memudahkan proses pembakaran - Kegunaan bahan tambahan pada briket : a. Biomassa (serbuk kayu keras), sebagai bahan untuk mempercepat dan memudahkan proses pembakaran b. Tanah liat, sebagai bahan pengeras sekaligus perekat c. Tepung tapioka, sebagai bahan perekat utama d. Kapur (lime), sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat racun dan mengurangi bau belerang - Bahan yang digunakan sebagai perekat selain tepung tapioka adalah molase yang digunakan dalam pembuatan briket bio-batubara.
2. M. Qadri Apakah briket dapat digunakan lebih dari satu kali / berulang ? ,,- Briket hanya digunakan satu kali dilihat dari nilai ekonomisnya karena karbon yang terkandung di dalam batubara akan berkurang setelah pembakaran sehingga bila dilakukan proses pembakaran lagi tidak akan seeIisien briket awal.
3. Fitri - Apakah jenis batubara yang digunakan pada briket batubara karbonisasi dan non karbonisasi sama? - Apakah kegunaan bagas dan molase pada pembuatan briket batubara jenis bio-briket? ,,- - Jenis batubara yang digunakan pada briket batubara karbonisasi dan non karbonisasi sama hanya proses pembuatannya yang berbeda. - Bagas merupakan biomassa berguna untuk mempercepat dan memudahkan proses pembakaran. Molase berguna sebagai perekat. Termin 3 1. Oktariana - Berapakah ukuran yang digunakan dalam proses penggerusan dan pengayakan batubara? - Pemanasan dalam pembuatan briket batubara digunakan pada suhu berapa dan menggunakan alat apa? - Apakah kelebihan dan kekurangan briket batubara pada jenis briket batubara karbonisasi? ,,- - Ukuran yang digunakan dalam pengayakan adalah 40 Mesh - Proses pemanasan dilakukan pada suhu 250, 300, 350 0 C dengan menggunakan tungku pirolisa. - Jenis karbonisasi Keuntungan : produk akhirnya tidak berbau dan berasap, lebih aman dalam penggunaan Kerugian : biaya produksi tinggi
2. Lia Mengapa briket batubara dikatakan tidak beracun padahal briket batubara itu mengandung sulIur? Kandungan racun pada briket batubara telah dikurangi hingga batas aman yang diperbolehkan dengan menggunakan campuran bahan bahan pembuatan briket seperti kapur (lime) sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat racun dan mengurangi bau belerang.
3. Windra - Dari ketiga jenis briket batubara, jenis mana yang sering digunakan? - Apakah perbedaan briket tipe yontan dan tipe egg? ,,- - Jenis batubara sering digunakan sesuai dengan tujuan penggunaannya, untuk rumah tangga digunakan sering digunakan briket batubara jenis karbonisasi, sedangkan untuk briker batubara jenis non karbonisasi digunakan pada industry kecil dan untuk briket bio-batubara biasanya digunakan untuk industri kecil maupun menengah. - Briket tipe yontan merupakan briket batubara yang berbentuk silinder dan berlubang lubang agar rambat nyala cepat merata, harus menggunakan tungku khusus, bentuknya lebih besar. - Briket tipe egg memiliki bentuk lebih kecil sehingga lebih mudah dibakar dan tidak memerlukan tungku khusus untuk menggunakannya.