Anda di halaman 1dari 22

Isolasi dan karakterisasi Minyak Lemak

ISOLASI DAN KARAKTERISASI MINYAK LEMAK DARI KEMIRI ( Aleurites moluccana


dengan METODE SOXHLET

Disusun oleh :
KELOMPOK 2
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPKES MANADO
JURUSAN FARMASI
2009
ABSTRAK
Telah dilakukan isolasi minyak lemak dari kemiri ( Aleurites moluccana menggunakan metode
Soxhlet dengan menggunakan dua jenis pelarut yaitu, kloroIorm dan etanol (95 Kemiri
merupakan salah satu tanaman penghasil minyak lemak, minyak kemiri disebut juga tung oil
Kemiri yang akan digunakan diserbukkan, dibungkus dengan kertas saring dan diikat bagian atas
dan bawahnya menggunakan benang katun lalu dimasukkan ke dalam timbel, kemudian
diekstraksi sampai 7 kali daur atau siklus Hasil ekstraksi kemudian didestilasi untuk
menghilangkan pelarutnya, dan destilat yang sudah tidak berbau kloroIorm lagi dikarakterisasi
siIat siIat Iisika kimianya SiIat Iisika yaitu berat jenis, sedangkan siIat kimia , penetapan
bilangan penyabunan
Dari hasil percobaan didapatkan minyak kemiri yang berwarna kuning dengan konsistensi kental
Minyak yang diperoleh dari hasil ekstraksi dengan kloroIorm memiliki BJ 0,9051 dan bilangan
penyabunan 192,2377Sedangkan,minyak yang diperoleh dari hasil ekstraksi dengan etanol (95
memiliki BJ 0,9135 dan bilangan penyabunan 202,5422hasil ini telah memenuhi persyaratan
minyak kemiri
Kata kunci : isolasi, minyak lemak, kemiri, soxhlet
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kemiri (Aleurites moluccana, adalah tumbuhan yang bijinya dimanIaatkan sebagai
sumber minyak dan rempah-rempah Tumbuhan ini masih sekerabat
dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae Dalam perdagangan
antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut, serta candlenut Pohonnya
disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree Minyak yang diekstrak dari bijinya



berguna dalam industri untuk digunakan sebagai bahan campuran cat dan dikenal
sebagai tung oil Minyak lemak ialah sejenis minyak lemak yang terbuat dari tumbuhan
Digunakan dalam makanan dan untuk memasak Beberapa minyak lemak yang biasa
digunakan ialah minyak kelapa sawit AIrika, jagung, zaitun, minyak lobak, kedelai,
kemiri, dan bunga matahari
Daging biji, daun dan akar Aleurites moluccana mengandung saponin, Ilavonoida
dan poliIenol, di samping itu daging bijinya mengandung minyak lemak Pada korteksnya
mengandung tannin Kandungan kimia yang terdapat dalam kemiri adalah gliserida, asam
linoleat, palmitat, stearat, miristat, asam minyak, protein, vitamin B1, dan zat lemak
Bagian yang bisa dimanIaatkan sebagai obat adalah biji, kulit, dan daun Daging bijinya
bersiIat laksatiI Di Ambon korteksnya digunakan sebagai anti tumor, di Jawa digunakan
sebagai obat diare, sariawan dan desentri, di Sumatera daunnya digunakan untuk obat
sakit kepala dan gonnorhea Minyak kemiri dibuktikan berkhasiat sebagai obat penumbuh
rambut
Untuk memperoleh atau mengisolasi lipida ( minyak lemak, lemak, dan malam/lilin ada
beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu : Pengepresan, penggunaan pelarut, dan
penggunaan panas Untuk isolasi minyak lemakdapat dilakukan dengan cara penggunaan
pelarut dan penggunaan panas
Soxhletasi adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi minyak
lemak Soxhletasi merupakan ekstraksi padat-cair berkesinambungan, disebut ekstraksi
padat-cair karena substansi yang diekstrak terdapat di dalam campuran yang berbentuk
padat, sedangkan disebut berkesinambungan karena pelarut yang sama dipakai berulang-
ulang sampai proses ekstraksi selesai Keuntungan dari metode ini antara lain
menggunakan pelarut yag lebih sedikit karena pelarut tersebut akan dipakai untuk
mengulang ekstraksi dan uap panas tidak melalui serbuk simplisia, tetapi melalui pipa
samping Tetapi metode ini juga memiliki beberapa kelemahan antara lain, tidak dapat
digunakan pada bahan yang mempunyai tekstur yang jeras, selain itu pengerjaannya
rumit dan agak lama, karena harus diuapkan di rotavapor untuk memperoleh ekstrak
kental
Minyak kemiri merupakan minyak lemak yang memiliki banyak manIaat, baik dalam
bidang kesehatan maupun kosmetik dan industri Selain itu, kemiri merupakan tanaman
asli Indonesia dan banyak dijumpai di daerah daerah di Indonesia Dalam satu kali
penanaman kemiri, masing masing pohon akan menghasilkan sekitar 30 80 kg kacang
kemiri, dan sekitar 15 20 dari berat tersebut merupakan jumlah minyak kemiri yang
dapat dihasilkan Minyak kemiri dapat dijadikan alternatiI bahan bakar, dan digunakan
dalam pengobatan berbagai penyakit
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan isolasi dan
karakterisasi minyak lemak dari kemiri ( Aleurites moluccana dengan metode Soxhlet
%::an
Tujuan praktikum ini adalah mengisolasi dan mengkarakterisasi minyak lemak dari
kemiri ( Aleurites moluccana Setelah itu dibandingkan hasil ekstraksi menggunakan
dua jenis pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya
TINJAUAN PUSTAKA
A Kemiri
1 MorIologi Tanaman
Pohon, tinggi 25-30 m Batang tegak, berkayu, permukaan banyak lentisel, percabangan
simpodial, cokelat Daun tunggal, berseling, lonjong, tepi rata, bergelombang, ujung
runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, bawah halus,
panjang 18-25 cm, lebar 7-11 cm, tangkai silindris, hijau Bunga majemuk, bentuk malai,
berkelamin dua, di ujung cabang, putih Buah bulat telur, beruas-ruas, masih muda hijau
setelah tua cokelat, berkeriput Biji bulat, berkulit keras, beralur, diameter 3,5 cm,
berdaging, berminyak, putih kecokelatan Akar tunggang, cokelat
Nama kemiri untuk tiap daerah di Indonesia adalah : Kereh (Aceh, Hambiri
(Batak, Buah koreh (Minangkabau, Kemiri (Melayu, Jawa, Muncang (Sunda, Kameri
(Bali, Kawilu (Sumba, Sapiri (Makasar, Sakete (Ternate, Engas (Ambon, Hagi
(Buru
(Anonimb, 1997
KlasiIikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : Aleurites moluccana (L Willd
(Anonim, 2005
3 Kandungan Kimia
Daging biji, daun dan akar Aleurites moluccana mengandung saponin, Ilavonoida dan
poliIenol, di samping itu daging bijinya mengandung minyak lemak (Anonimb, 1997
Pada korteksnya mengandung tannin (Anonima, 1997
4 Kegunaan dan Khasiat
Daging bijinya bersiIat laksatiI Di Ambon korteksnya digunakan sebagai anti
tumor (Harini, 2000, di Jawa digunakan sebagai obat diare, sariawan dan desentri, di
Sumatera daunnya digunakan untuk obat sakit kepala dan gonnorhea (Anonima, 1997
Minyak kemiri dibuktikan berkhasiat sebagai obat penumbuh rambut (Julaiha, 2003
5 Habitat dan Penyebaran
Merupakan tanaman asli Indonesia, terdapat juga di Asia Tenggara, Polinesia, Asia
Selatan, dan Brazil (Anonima, 1997
6SiIat kimia Iisika
SiIat-siIat Fisika-Kimia Minyak Kemiri adalah:
Karakteristik Nilai
Bilangan penyabunan
Bilangan asam
Bilangan Iod
Bilangan Thiocyanogen
Bilangan hidroksil
Bilangan Reichert-Meissl
Bilangan Polenske
Indeks bias pada 25
o
C
Komponen tidak tersabunkan
Bobot jenis pada 15
o
C
188-202
6,3-8
136-167
97-107
Tidak ada
0,1-0,8
Tidak ada
1,473-1,479
0,3-1 persen
0,924-0,929
Komposisi
Komposisi Kimia Minyak Kemiri
Asam lemak Jumlah (
Asam lemak jenuh
Asam palmitat
Asam stearat
Asam lemak tak jenuh
Asam oleat
Asam linoleat
Asam linolenat
55
67
105
485
285
B Minyak lemak
Minyak lemak termasuk dalam senyawa golongan lipida Lipida adalah ester dari
asam lemak berantai panjang dengan alcohol Satu siIat yang khas dan mencirikan
golongan lipid adalah daya larutnya dalam pelarut organic atau sebaliknya
ketidaklarutannya dalam air
Kelompok lipid adapt dibedakan berdasarkan polaritasnya atau berdasarkan
struktut kimia tertentu, yaitu :
1 Kelompok trigliserida ( lemak, minyak, asam lemak
2 Kelompok turunan asam lemak ( lilin, aldehida asam lemak, dan lain lain
3 FosIolipida dan serebrosida
4 Sterol sterol dan steroida
5 Karotenoida
6 Kelompok lipida lain
Lipida didapatkan dari tumbuhan dan hewan Lemak tumbuhan, tidak seperti
seperti lemak hewan, kaya akan asam lemak tak jenuh dan terbukti beberapa di antaranya
penting sebagai bahan makanan manusia
Lemak dan minyak lemak, berbeda hanya pada titik lelehnya Pada suhu kamar (
25 - 30 , lemak berbentuk padat, sedangkan minyak lemak berbentuk cair Minyak
lemak umumnya berasal dari tumbuhan ,sedangkan lemak umumnya berasal dari hewan
Sebagai senyawa hidrokarbon, lemak dan minyak atau lipida pada umumnya tidak
larut dalam air akantetapi larut dalam bahan pelarut organic Pemilihan pelarut yang
paling sesuai untuk ekstraksi lipida adalah dengan menentukan derajat polaritasnya Pada
dasarnya suatu bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya Karena
polaritas lipida berbeda beda maka tak ada bahan pelarut yang umum ( universal
untuk semua macam lipida Namun, bahan pelarut yang umum dipakai untuk ekstraksi
lipida adalah heksana, eter, dan kloroIorm
Untuk minyak lemak, Farmakope menentukan uji kualitas,kemurnian dan
identitas Uji tersebut didasarkan kepada asam lemak Pengujian lemak dan minyak yang
umum dilakukan dapat dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan tujuannya
yaitu;
1 Penentuan siIat Iisik dan kimia minyak dan lemak Data ini dapat diperoleh dari
titik cair, bobot jenis, indeks bias, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan
ester, bilangan iod, bilangan peroksida, bilangan Polenske, bilangan Krischner,
bilangan Reichert-Meissel, komposisi asam-asam lemak, dan sebagainya
2 Penentuan kuantitatiI, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat
dalam bahan mkanan atau bahan pertanian
3 Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan
proses pengolahannya (ekstraksi seperti ada tidaknya penjernihan (reIining,
penghilangan bau (deodorizing, penghilangan warna (bleaching Penentuan
kualitas minyak ini juga berkaitan dengan tingkat kemurnian minyak, daya
tahannya selama penyimpanan, siIat gorengnya, baunya maupun rasanya
Parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas ini semua dapat
dilihat dari sebearapa besar angka asam lemak bebasnya (Iree Iatty acid atau
FFA, angka peroksida, tingkat ketengikan dan kadar air
B Soxhletasi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi dari campurannya atau zat
pemegangnya, dengan menggunakan suatu pelarut yang sesuai Ekstraksi padat
cair merupakan proses yang paling banyak ditemui di dalam usaha mengisolir substansi
berkhasiat yang terkandung di dalam bahan yang berasal dari alam SiIat siIat bahan
alam tersebut merupakan Iactor yang berperan sangat penting terhadap sempurnanya atau
mudahnya ekstraksi tersebut berlangsung Soxhletasi merupakan ekstraksi padat cair
yang berkesinambungan Ekstraksi ini biasanya dilakukan dengan suatu alat yang
dinamakan Soxhlet (Gugule,2005
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transIer diIusi komponen terlarut dari
padatan inert ke dalam pelarutnya Proses ini merupakan proses yang bersiIat Iisik karena
komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami
perubahan kimiawi Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang
diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi Ekstraksi berkelanjutan diperlukan
apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut Namun sering juga digunakan pada
padatan yang larut karena eIektivitasnya (Lucas, Howard J, David Pressman Principles
and Practice In Organic Chemistry
Dalam pelaksanaan proses ekstraksi, Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi laju
ekstraksi adalah:
Tipe persiapan sampel
Waktu ekstraksi
Kuantitas pelarut
Suhu pelarut
Tipe pelarut
Adapun syarat pelarut untuk ekstraksi:
1 Beda polaritas antara solvent dan solute kecil
2 Titik didih rendah (minyak akan rusak pada suhu tinggi
3 Mudah menguap
4 Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah meledak/terbakar
5 Inert: Tidak bereaksi dengan solute
6 Murah (terutama untuk industri

Soxhlet ditemukan oleh Franz Ritter von Soxhlet, seorang ahli kimia dari Jerman Pada
ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap Uap
tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam Iasa cair Kemudian
pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan Pelarut akan membasahi padatan dan tertahan
di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa siIon sama dengan tinggi pelarut di
selongsong Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih
dan begitu seterusnya Peristiwa ini disebut dengan eIek siIonDalam pelaksanaannya, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :
1 Tinggi timbel hendaknya di bawah pipa samping tetapi di atas siIon Hal ini dimaksudkan
agar tidak menghalangi uap pelarut yang masuk ke dalam pendingin, dan mencegah
keluarnya serbuk dari timbel
2 Bahan yang telah diserbuk halus dimasukkan ke dalam timbel sedemikian rupa sehingga
tidak memungkinkan terjadinya saluran saluran pada penmabahan pelarut
3 Tinggi bahan hendaknya di bawah siIon agar bahan tersebut dapat selalu terendam dengan
pelarut
4 Untuk mencegah terjadinya percikan percikan bahan hendaknya ditutp dengan kertas
saring
5 Jumlah pelarut yang ditambahkan adalah sedemikian rupa sehingga labu penampung terisi
cairan minimal sepertiganya
6 Untuk membantu proses pendidihan pada labu penmapung ditambahkan beberapa butir
batu didih
Setelah hal hal ditas dilaksanakan, ekstraksi dapat dilaksanakan Ekstraksi dihentikan
apabila :
1 Cairan yang tersirkulasi sudah tidak berwarna lagi ( bagi suatu bahan yang
disekstraksi mula mula memberikan cairan yang berwarna
2 Cairan yang tidak memberikan rasa yang sesuai denga rasa substransi yang
diekstraksi
3 Memberikan reaksi yang negatiI bila dilakukan reaksi identiIikasi
Keuntungan dari metode ini antara lain :
1 Menggunakan penyari yang sedikit sebab penyari itu jugs yang akan digunakan
kembali untuk mengulang percobaan
2 Uap panas tidak melalui simplisia, tetapi melalui pipa samping
Kerugian dari metode ini, :
1 Tidak dapat menggunakan bahan yang mempunyai tekstur yang keras
2 Pengerjaannya rumit dan agak lama, karena harus diuapkan di rotavapor untuk
mmeperoleh ekstrak kental
Dalam pelaksanaan proses ekstraksi, Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:
O Tipe persiapan sampel
O Waktu ekstraksi
O Tipe dan kuantitas pelarut
O Suhu pelarut
PROSEDUR KERJA
A Alat
1 1 set alat soxhlet
2 1 set alat destilasi
3 Rotavapor
4 Neraca analitik
5 Lumpang dan alu
6 Gelas ukur 25 mL
7 Cawan penguap
8 Gelas piala 250 mL
9 Botol semprot
10 Pipet tetes
11 Pipet ukur
12 Batu didih
13 Corong
14 StatiI dan klem
15 Selang
16 Penangas listrik
B Bahan yang digunakan:
1 Biji kemiri
2 KloroIorm
3 Natrium sulIat anhidrat
4 Kertas saring
5 Benang katun
6 Aquadest
7 Aluminium Ioil
8 Tissue
9 Vaselin
C Cara Kerja
a Isolasi Minyak Kemiri
1 Gerus biji kemiri hingga halus sampai 55 gram
2 Bungkus 55 gram kemiri halus tersebut dengan kertas saring
sesuai ukuran soxhlet, bagian atas dan bawah diikat dengan benang
katun
3 Masukkan bungkusan kemiri ke dalam timbel hingga kira-kira 60
volume timbel
4 Masukkan pelarut kloroIorm dan menambahkan batu didih ke dalam labu
didih
5 Melakukan ekstraksi dengan memanaskan labu didihperlahan sampai
terjadi tujuh kali siklus
6 Memisahkan pelarut kloroIorm dengan cara destilasi, kemudian destilat
tersebut dievaporasi di rotavapor sampai diperoleh residu yang kental
dan tidak berbau kloroIorm lagi
7 Lakukan karakterisasi minyak kemiri yang diperoleh, yaitu penentuan BJ
dan bilangan penyabunan
8 Lakukan langkah langkah di atas untuk pelarut etanol (95
b Pengukuran Berat Jenis
1 Bersihkan piknometer 2 mL Atur suhu piknometer hingga 20
2 Timbang piknometer kosong Catat hasil penimbangan (a
3 Masukkan aquadest ke dalam piknometer, timbang di neraca analitik
Catat hasil penimbangan (b
4 Keluarkan air dari piknometer, timbang kembali piknometer Catat hasil
penimbangan ( c
5 Bersihkan piknometer dari sisa air, masukkan sampel minyak ke dalam
piknometer, timbang Catat hasil penimbangan
6 Keluarkan minyak dari piknometer, timbang kembali piknometer Catat
hasil penimbangan
7 Hitung berat jenis sampel dengan rumus :
BJ
c Penetapan Bilangan Penyabunan
( Depkes RI1979Hal808
Timbang saksama 2 g zat uji dalam labu 200 ml, tambahkan 25 ml
larutan kalium hidroksida etanol 0,5 N , reIluks di atas tangas ai
selama 1 jam sambil sering digoyang Titrasi selagi panas dengan
asam klorida 0,5 N menggunakan indicator 1 ml larutan IenolItalein P
Lakukan penetapan blangko
Hitung dengan rumus :
(b-a x 28,05
g
a adalah jumlah ml asam klorida 0,5 N yang diperlukan untuk titrasi zat uji
b adalah jumlah ml asam klorida 0,5 N yang diperlukan utuk titrasi blangko
g adalah bobot dalam gram zat uji
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
A HASIL PERCOBAAN
1 Hasil ekstraksi dengan pelarut etanol (95
Volume minyak kemiri 17,4 mL
Berat minyak 15,8963 g
Berat jenis 0,9135
Penimbangan I sampel 63 g penimbangan ke dua 63 g 126 g
Kadar minyak 174 mL/126 g 13,80
Penetapan bilangan penyabunan
Bilangan Penyabunan
Titrasi Volume Awal (mL Volume Akhir (mL Volume titrasi (mL
1 0,00 6,1 6,1
2 6,1 12,2 6,1
3 12,2 18,4 6,2
blangko 18,4 39,0 20,6
Penimbangan sampel I 2,0024 g
II 2,0035 g
III 2,0045 g
Bilangan Penyabunan
I (b-a x 28,05
g
(20,6 6,1 x 28,05
2,0024
406,725
2,0024
203,11876
II (b-a x 28,05
g
(20,6 6,1 x 28,05
2,0035
406,725
2,0035
203,00724
III (b-a x 28,05
g
(20,6 6,2 x 28,05
2,0045
403, 92
2,0045
201,50661
Rata-rata bilangan penyabunan : 203,11876 203,00724 201,50661
3
202,5442
2 Hasil ekstraksi dengan pelarut kloroIorm
Volume minyak 55,1 mL
Berat minyak
Massa jenis
Berat jenis 0,9711
Penetapan bilangan penyabunan
Bilangan Penyabunan
Titrasi Volume Awal (mL Volume Akhir (mL Volume Titrasi (mL
1 0,00 11,4 11,4
2 11,5 22,7 11,2
3 22,8 34,3 11,5
blangko 0,00 25,1 25,1
Penimbangan sampel I 2,0075 g
II 2,0011 g
III 2,0031 g
Bilangan Penyabunan
I (b-a x 28,05
g
(25,1 11,4 x 28,05
2,0075
191,42466
II (b-a x 28,05
g
(25,1 11,2 x 28,05
2,0011
194,84034
III (b-a x 28,05
g
(25,1 11,5 x 28,05
2,0031
190,4481
Rata-rata bilangan penyabunan : 191,42466 194,84034 190,4481
3
192,2377
C PEMBAHASAN
Pada percobaan ini isolasi minyak kemiri dilakukan dengan metode ekstraksi Soxhlet (
Soxhletasi Biji kemiri yang akan digunakan sebelumnya digerus halus, agar mempermudah
proses ekstraksi minyak kemiri, ini berhubungan dengan ukuran partikel , dimana semakin kecil
ukuran partikel semakin luas bidang sentuh pelarut , sehingga sampel lebih mudah terekstrak
Pelarut yang digunakan dalam percobaan ini ada dua yaitu, kloroIorm dan etanol (95
KloroIorm adalah pelarut non-polar, sedangkan etanol (95 adalah pelarut semi-polar Kedua
pelarut ini sama sama bisa mengekstraksi minyak lemak, tetapi karena tingkat kepolarannya
berbeda, maka hasil ekstraksinya juga berbeda KloroIorm memilki tingkat kepolaran yang
relative sama dengan minyak lemak, yaitu sama sama non-polar ,sehingga hasil ekstraksinya
lebih baik dibandingkan dengan etanol (95 yang tingkat kepolarannya jauh berbeda dengan
minyak lemak
Kemiri yang telah halus dibungkus dengan kertas saring yang bagian atas dan bawahnya diikat
dengan benang katun Kemudian dimasukkan ke dalam timbel Pada labu didih dimasukkan
pelarut dan ditambahkan dengan batu didih untuk menghindari letupan pada saat pemanasan
karena akan terjadi 'tumbukan akibat adanya perbedaan tekanan uap pada suhu dengan tekanan
atmosIer dan tekanan kolom cairan Setelah itu, memulai pemanasan dan mengekstraksi larutan
hingga 7 kali siklus Semakin banyak jumlah sirkulasi maka akan memiliki peluang yang lebih
besar untuk memperoleh minyak yang lebih banyak Setelah proses ekstraksi dilakukan, prose
selanjutnya adalam pemisahan pelarut dari minyak yang diperoleh dengan cara destilasi, dimana
pelarutnya akan menguap terlebih dahulu karena memiliki titik didih yang lebih rendahSetelah
itu, destilat yang diperoleh dievaporasi di rotavapor hingga diperoleh residu yang agak pekat
Minyak yang tidak berbau pelarut lagi, kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca
analitikdan diukur volumenya menggunakan gelas ukurSetelah itu, diukur berat jenisnya
menggunakan piknometer, dan dilanjutkan dengan penetapan bilangan penyabunan
Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menunjukkan jumlah mg kalium hidroksida yang
diperlukan untuk menetralkan asam bebas dan menyabunkan ester yang terdapat dalam 1 g zat
ujiBilangan penyabunan dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan
lemak secara kasar Minyak yang disusn oleh asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai
berat molekul relative kecil akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya
minyak dengan berat molekul besar akan mempunyai angka penyabunan relative kecil
Reaksi :
CH
2 O

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil , minyak kemiri yang diperoleh menggunakan
pelarut etanol (95 memiliki berat jenis 09135 serta bilangan penyabunan 202,5442
Sedangkan minyak kemiri yang diperoleh menggunakan pelarut klorIorm memiliki berat jenis
0,9051 Dan bilangan penyabunan 192,2377
Dilihat dari hasil yang didapat, minyak kemiri yang diekstraksi menggunakan pelarut kloroIorm
jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan pelarut etanol (95 Hal ini
disebabkan karena kloroIorm lebih non-polar dari etanol (95 , sehingga hasil ekstraksi dengan
kloroIorm lebih baik, karena minyak lemak memiliki tingkat kepolaran yang rrelatiI sama
dengan kloroIorm, sama sama non-polar
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, didapatkan minyak kemiri berwarna kuning
dengan konsistensi kental Minnnyak yang dddiperoleh dari ekstraksi dengan etanol 95
memeiliki berat jenis 0,9135 g/ml dan bilangan penyabunan 202,5442 Minyak yang diperoleh
dari ekstraksi dengan kloroIorm memiliki berat jenis 0,9051 dan bilangan penyabunan 192,2377
Hasil ini memenuhi persyaratan minyak kemiri
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1,1997Kandungan Kimia Biji KemiriAleurites
moluccana).ttp://idikipediaorg/iki/1997/07/30/kemiri diakses tanggal 16
September 009 10:18 am
Anonim2,1997 nama lain KemiriAleurites
moluccana).ttp://idikipediaorg/iki/1997/07/30/kemiri diakses tanggal 16
September 009 10:8 am
Anonim3,2005soxhlet extractorttp://idikipediaorg/iki/soxlet extractor Diakses
tanggal 16 September 009 10:38 am
Anonim4,2005 Etanolttp://idikipediaorg/iki/etanol Diakses tanggal 17 September
009:
Departemen Keseatan RI,1979 Farmakope Indonesia edisi III Departemen Keseatan
RI 1akarta
S:darmadi,slamet1996analisa baan makanan dan pertanianlibertyyogyakarta
LAMPIRAN
Lampiran . Penetapan Bilangan Penyabunan
1 Pembuatan KOH etanol 0,5 N
Data Penimbangan 1
KOH 3,4208 g
Bahan yang ditimbang kemudian dilarutkan dalam 2 mL aquadest ,
tambahkan etanol (95 ! sampai 100 mL, biarkan dalam botol tertutup
rapat selama 24 jam Segera enap tuangkan beninganke dalam wadah
tertutup rapat
Data Penimbangan 2
KOH 3,4041 g
Bahan yang ditimbang kemudian dilarutkan dalam 2 mL aquadest ,
tambahkan etanol (95 ! sampai 100 mL, biarkan dalam botol tertutup
rapat selama 24 jam Segera enap tuangkan beninganke dalam wadah
tertutup rapat
2 Pembuatan HCl 0,5 N
Pembuatan HCl 1 N : Encerkan 85 mL HCl ! dengan air hingga 1000,0 mL
HCl 0,5 N 100 mL : 85/2 42,5 ad 1000,0 mL
Untuk 100 mL 100 mL/1000 mL X 42,5 mL
4,25 mL
Ukur HCl 37 v/v 4,25 mL , tambahkan aquadest sampai 100,0 mL
3 Pembakuan KOH etanol 0,5 N
Ukur saksama 25,0 mL HCl 0,5 N ,encerkan dengan 50 mL air Titrasi dengan kalium
hidroksida etanol menggunakan indicator larutan IenolItalein ! hingga terjadi warna
merah muda pucat yang mantap Hitung normalitas larutan
Data pembakuan I
V1N1 V2N2
25 x 0,5 22,1 x N2
N2 25 x 0,5
22,1
12,5 0,5656 N
22,1
V1N1 V2N2
25,0 x 0,5 22,8 x N2
N2 25,0 x 0,5
22,8
0,5482 N
V1N1 V2N2
25 x 0,5 23,2 x N
N2 25 x 0,5
23,2
0,5516 N
N rata-rata 0,5656 0,5482 0,5516
3
0,5516 N
Lampiran Perhitungan Berat Jenis
Berat piknometer kosong 6,2533 g
Berat piknometer air 8,3735 g
Berat piknometer sisa air 6,3661
Berat piknometer minyak 8,4888
Berat piknometer sisa minyak 6,4289
BJ b c
b a
8,488 6,4289
8,3735 6,2533
2,0591
2,1202
0,9711
Lampiran Waktu Ekstraksi
Ekstraksi dengan kloroIorm
Ekstraksi I
Siklus I 30 menit
Siklus II 29 menit
Siklus III 19 menit
Siklus IV 28 menit
Siklus V 21 menit
Siklus VI 23 menit`
Siklus VII 22 menit
Ekstraksi II
Siklus I 23 menit
Siklus II 15 menit
Siklus III 9 menit
Siklus IV 11 menit
Siklus V 16 menit
Siklus VI 10 menit
Siklus VII 16 menit
Ekstraksi dengan etanol (95
Ekstraksi I
Siklus I 1 jam 17 menit
Siklus II 1 jam 30 menit
Siklus III 1 jam 58 menit
Siklus IV 2 jam 1 menit
Siklus V 1 jam 41 menit
Siklus VI 1 jam 30 menit
Siklus VII 1 jam 28 menit
Ekstraksi II
Siklus I 2 jam 5 menit
Siklus II 1 jam 57 menit
Siklus III 1 jam 46 menit
Siklus IV 1 jam 34 menit
Siklus V 1 jam 10 menit
Siklus VI 1 jam 45 menit
Siklus VII 1 jam 33 menit

Anda mungkin juga menyukai