Anda di halaman 1dari 5

A. DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH 1.

Kondisi Kota Madinah Kota Madinah berada diwilayah kekuasaan pemerintaan Kerajaan Arab Saudi sekarang. Sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, nama kota itu adalah Yasrib. Adalah yang berpendapat bahwa nama yasrib berasal dari bahasa Ibrani atau Aram. Pendapat lain menyatakan bahwa nama itu adalah sebutan bagi orang orang Arab Selatan. Madinah terletak didaerah Hejaz. Bagian dari semenanjung Arab yang terletak di antara Dataran Tinggi Nejddan daerah pantai Tihamah. Di daerah ini terdapat 3 kotah utama yaitu Taif, Mekah, dan Madinah. Madinah terletak di 275 km dari laut merah. Kota madinah berada disebuah lembah yang subur. Di sebelah selatan, kota ini berbatasan dengan Bukit Air. Di sebalah utara berbatasan dengan Bukit Uhud dan Sur. Di sebelah timur berbatasan dengan gurun pasir. Lembah ini merupakan tempat pertemuan aliran air yang berasal dari selatan gurun pasir sebelah timur. Kondisi Madinah berbeda dengan Kotah Mekah yang tandus dan gersang. Kota madinah memiliki oase oase yang dipergunakan untuk pertanian. Karena penduduk kota ini memiliki usaha dibidang pertanian selain berdagang dan beternak. Usaha pertanian ini menghasilkan sayur sayuran dan buah buahan. Pendudukj Yasrib sebelum kedatangan Islam terdiri atas dua suku bangsa, yaitu bangsa Arab dan Yahud. Secara perlahan wilayah ini berkembang menjadi kota penting kedua setela Mekah. Bangsa Arab yang tinggal di Yasrib terdiri atas penduduk setempat dan pendatang dari arab Selatan, yaitu panda ke Yasrib karenah pecahnya Bendungan Maarib. Di Yasrib tidak ada seorang pemimpin dan suatu pemerintah atas semuah penduduk. Pada saat itu yang ada hanyalah pemimpin pemimpin suku yang hanya memikirkan kepentingan sukunya sendiri. Mereka ingin dianggap sebagai yang terhebat sehingga mereka bersaing bahkanberperang untuk menanamkan pengaruh di masyarakat. Akibatnya sering terjadi peperangan antarsuku. 2. Kaum Muslim Berhijrah Hijrah secara fisik dalam sejarah Islam dilakukan dua kali, yaitu Hijrah ke Habsyah ( Etiopia ) dan dari Mekah ke Madinah. Melihat kekejaman kaum musyrik yang semakin menjadi. Rasulullah memerintakan kepada umat islam untuk berhijrah ke Yasrib. Mereka diminta untuk melaksanakan hijrah secara sendiri sendiri atau berkelompok kecil. Hal ini dimasudkan untuk menghindari kecurugaan kaum Musyrik Quraisy. Ternyata kaum Qurais telah mengetahu Hijrahnya kaum muslimin ke Yasrib. Kaum musryrik Quraisy berusaha menahan kaum muslimin dan mengajak mereka kembali ke Mekah serta berusaha untuk mengembalikan kepercayaan mereka dan meninggalkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Mereka yang tertangkap dan tidak mau meninggalkan ajaran Nabi Muhammad akan disiksa. Sediki demi sedikit kaum muslimin meninggalkan Mekah. Sedangkan Rasulullah masi tinggal di Mekah. Melihat peristiwa hijrahnya kaum muslimin yang ada di Yasrib kaum musyrik Quraisy menjadi semaki khawatir. Jumlah kaum muslimin yang ada di Yasrib suda banyak apalagi kaum muslimin yang datang dari Mekah. Mereka khawatir kaum muslimin yang suda bergabung tersebut akan menyerbu mereka. Kekawatiran mereka semakin menjadi ketika

mengetahu Nabi Muhammad yang saat itu masi berada di mekah juga akan berusaha untuk meninggalkan kota tersebut dan menyusul umat Islam yang telah terlebi dahulu melaksanakan Hijrah. Kaum musyrik Quraisy ini mengadakan pertemuan di Dar an-Nadwah untuk membahas dan mencari jalan keluar persoalan yang mereka hadapi. Dari beberapa usul yang dikemukakan, akhirnya disepakati bahwa Muhammad harus disingkirkan atau dibunuh. Maka dipililah pemuda yang tegap dari setiap suku dengan pertimbangan apabila Muhammad berhasi dibunuh, maka keluarganya tidak akan menuntut balas sebab yang membunuhnya terdiri dari beberapa suku. Rencana untuk membunuh Nabi Muhammad pada malam itu telah matang. Sedangkan Nabi saat itu belum berhijrah masi menantikan perinta Allah untuk melasanakan hijrah. Perinta Allah pun turun. Nabi Muhammad memberitahu Abu Bakar bahwa Allah telah memerintakan kepadanya untuk berhijrah. Setelah memohon akhirnya Abu Bakar diijinkan untuk menemani Rasulullah berhijrah. Malam itu para pemuda pilihan dari berbagai suku tersebut telah mengepung rumah Rasulullah. Sebelum meninggalkan Mekah, Rasulullah meminta Ali bin Abin Talib supaya memakai selimut dan tidur di tempat tidurnya. Ali bersedia menggantikan Rasulullah tidur. Pada tengah malam para pemuda yang mengepung rumah Nabi Muhammad mengintip dari jendela dan melihat sesosok tubuh yang tidur. Puaslah hati mereka melihat sesosok tubuh yang tidur tersebut. Mereka menyangka bahwa yang tidur adalah Rasulullah. Sementara itu Rasulullah di temani oleh Abu Bakar telah meninggalkan rumah. Mereka keluar dari pintu belakang dan berjalan kearah selatan menuju Gua Sur. Kedua orang ini memilih jalan yang tidak disangka kaum musyrik. 3. Kehaduiran Nabi Muhammad di Madinah Di Madinah, para penduduk kota iti telah mendengar bahwa Rasulullah akan hadir dan menetap di kota mereka. Para penduduk menyabut kehadiran Rasulullahdengan riang gembira. Mereka juga mendengar bahwa ketika hendak melaksanakan hijrah, Rasulullah dikejar kejar oleh kaum Quraisy, rela menempu padas dan terik dan sebagainya. Selain itu, mereka juga ingin mengetahui sosok orang yang telahberhasil mengikis kepercayaan nenek moyang dengan ajarannya. Kaum muslimin Madinah yang menyambut kehadiran Rasulullah disebut sebagai kaum Ansar. Sedangkan kaum muslimin yang hijarah dari Mekah ke Yasrib disebut kaum Muhajirin. Setelah kehadiran Rasulullah, nama kota Yasrib beruba menjadi Madinatun Nabi ( Kota Nabi ). Kaum Ansar menyambut kedatangan kaum Muhajirin dengan suka ria. Mereka berbagai tempat tinggal, pekerjaan, dan lain lain. Masing masing suku mengajak Rasul untuk tnggal bersama mereka. Rasulullah tidak memilih tinggal bersama sala satu suku tersebut karena dikhawatirkan akan menimbulkan kesenjangan atau kecemburuan. Nabi memilih untuk melepaskan untanya dan ketika unta tersebut berhenti disuatu tempat maka tempat itulah yang akan menjadi rumahnya. Penduduk Madinah turut mengikuti Rasulullah beserta untanya. Unta milik Rasulullah tersebut akhirnya berhenti diladang tempat penjemuran kurma milik Sahl dan Suhail bin Amr.

4.

Nabi Muhammad Berdakwah Di tanah milik Shal dan suhail yang selanjutnya di belih Rasulullah kemudian mebangun Masjid. Rasulullah turun tangan dalam membangun masjid dengan dibantu oleh kaum muslimin. Inilah program pertama yang dilaksanakan oleh Rasulullah setibanya di Madinah. Masjid yang dibangun tersebut berfungsi sebagai tempat bermusyawarah untuk memutuskan suatu persoalan selain sebagai tempat untuk melaksanakan solat. Selanjutnya, Rasulullah melihat adanya pertingkaiyan yang terjadi antarsuku di Madinah. Melihat hal itu, Rasulullah berusaha untuk mendamaikan suku suku tersebut. Bagi Rasulullah, kedamaiyan dan ketentraman harus diciptakan terlebih dahulu sebelum dakwah dilaksanakan. Madianh menjadi tempatberkembangnya ajaran islam. Jika di mekah Rasulullah tertekan oleh sikap kaum Musyrik Quraisy yang selalu memusuhinya. Maka di Madinah ini Rasulullah dapat berdakwah dan menyampaikan ajaran islam dengan baik. Selain itu, dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, toleransi antara umat beragama sangan diperlukan. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullahberusaha mendirikan lembaga kesejateraan umum. Untuk mewujutkan maksud tersebut, Rasulullah memrakasi penyusunan suatu perjanjian yang dikenal dengan nama Piagam Madinah . dalam piagam ini dipertegaskan hak hak dan kewajiban setiap golongan warga masyarakat. Di antara pokok pokok ketentuan Piagam Madinah adalah : a. Seluruh masyarakat yang turutcmenandatagani piagam ini tersebut membentuk satu kesatuan kebangsaan. b. Jika sala satu kelompok yang turut menandatangani piagam ini diserang oleh musuh, maka kelompok yang lain harus membelahnya dengan menggalang kekuatang gabungan. c. Tidak suatu kelompok pun yang turut diperkenakan mengadakan persekutuan denga Qafir Quraisy atau meberikan pelindunag kepada mereka atau mereka mengadakan perlawanan terhadap masyarakat Madinah. d. Orang Islam, Yahudi, dan seluruh warga Madinah yang lain bebas memeluk agama dan keyakinan masing masing dan mereka dijamin kebebasannya dalam menjalankan ibadah sesui dengan agama dan keyakinan masing masing. Tidak sorang pun diperkenankan mencampuru urusan agama lain. e. Utusan pribadi atau perseorangan, atau perkara perkara kecil kelompok non muslim tidak harus melibatkan pihak pihak lain secara keseluruan. f. Setiap bentuk penindasan dilarang. g. Mulai hari ini segala bentuk pertumpahan darah, pembunuhan, dan penganiayaan, diharamkan diseluruh negeri Madinah. h. Muhammad Rasulullah menjadi pemimpin Madinah dan memegang kekuasaan peradilan yang tinggi.

B. SUBSTASI DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH DI MADINAH Strategi dakwah yang dijalankan oleh Rasulullah selama berada di Madinah berbeda dengan strategi yang diterapkan ketika berada di Mekah. Adapun beberapa hal pokok yang dilaksanakan oleh Rasulullah selama berada di Madinah antara lain : 1. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Ansar Kaum Ansar menerima kedatangan kaum Muhajirin dengan sukaria. Mereka mengetahui bahwa sebagian besar kaum Muhajirin tidak membawa harta benda ketika Berhijrah. Karena mereka bersedia mebagi tempat tinggal, pekerjaan, pakaiyan, dan lain lain. Untuk lebi mempererat persaudaraan tersebut, Rasulullah kemudian mempersaudarakan kaum muhajirin dan Ansar. Hamzah paman Rasulullah bersaudara dengan Zaid bekas budaknya, Abu Bakar bersaudara dengan Kharijah bin Zaid, dengan seterusnya. Selain itu, demikian diharapkan persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Ansar semakin erat. Dasar persaudaraan yang dibangun oleh Rasulullah adalah Wahdatul Islamiyah, yaitu persaudaraan yang didasarkan pada kesamaan suku. Sarana terpenting untuk mewujutkan rasa persaudaraan itu adalah tempat pertemuan. Karenanya, rasulullah segera mendirikan sebuah Masjid setibanya di Madinah. Masjid merupakan tempat untuk melaksanakan ibadah kepada Allah yang juga dapat digunakan sebagai pusat kegiatan untuk berbagai hal. 2. Menciptakan Perdamaiyan Pada saat Rasulullah hadir di Madinah, diwilayah tersebut terdapat dua suku yaitu Auz dan Khazraj yang sering bertingkai. Rasulullah berusaha untuk menciptakan perdamiyan dengan cara mendamaukan du suku yang sedang bertingkai tersebut. Kebujakan politik yang pertama kali dijalankan oleh Rasulullah adalah mendamaikan dan upaya menghapuskan jurang pemisah antarsuku yang ada di Madinah. Dengan terciptanya kedamaiyan dan terhapusnya jurang pemisah antarsuku, maka ketentraman akan dirasakan. Dengan demikian, suasana tersebut akan menjadi pendukung dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah. 3. Toleransi Yang Tinggi Seperti kita ketahui bersama, di Madinah tinggal Kaum Yahudi, umat Islam, dan kaum Nasrani. Rasulullah menghormati agama yang mereka anut dan tidak memaksa mereka untuk memeluk Islam. Rasulullah member kebebasan kepada mereka untuk menjalankan ajaran agamanya masing masing. Pembentukan masyarakan madani di mulai di Madinah ini. Dasar dasar pemerintahaIslam telah diletakan oleh Rasulullah ketika berada di Madinah. Prinsip ini beruang dalam piagam madinah. Piagam ini disebut juga sebagai Konstitusi Madinah . sebuah konstitusi modern yang untuk pertama kalinya memperkenalkan wancana kebebasan beragama, persaudaraan antaragama, perdamaiyan dan kedamaiyan, etika politik, hak dan kewajiban warga negara, dan konsistensi penegakan hokum bedasarkan kebenaran dan keadilan. Dalam bidang agama, prinsip yang dipegang Rasulullah dalam mewujutkan masyarakat madani adalah prinsip kebebasan beragama bagi setiap penduduk. Pada tingkat aktualisasinya, prinsip ini diwujutkan dalam bentuk kebebasan beribada bagi umat beragama menurut agama masing masing, apapun agamanya. Hal ini merupakan pelaksanaan firman Allah dalam

Al-Quran surah al-Baqarah *2+ ayat 256 yang artinya tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). . . . prinsip ini mengajarkan tentang pentingnya sikap menghormati sesame umat beragama, persaudaraan, dan munculnya tindakan manusia secara universal. Selain dalam bidang agama, selama pelaksanaan dakwah di Madinah, Rasulullah juga menata bidang keahlian yang lain. Misalnya norma dan etika politi yang beradab. Hal ini tecermin dalam Piagam Madinah yang memberikan penghormatan atas setiap hak warga. Dalam dataran ini berlaku prinsip persamaan hak dan kewajiban setiap warga terhadap negara, penghargaan terhadap sesame atas dasar prestasi, pemilihan pemimpin melalui musyaarah, dan lain lain. Dalam bidang hukum, di Negara Madinah diakui adanya persamaan hak setiap warga didepan hukum tanpa membedakan satu sama lain. Hukum harus ditegakan atas dasar

Anda mungkin juga menyukai