Anda di halaman 1dari 42

BAB III PELAKSANAAN RENCANA KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum Obyek Kantor Badan Perencanaan Pembangunan (BAPPEDA) Kabupaten Malang terletak di Jalan KH. Agus Salim 7 Malang, diatas tanah seluas 720 Meter 2, dengan bangunan 3(tiga) lantai seluas 1.345 Meter2. Badan Perencanaan Pembangunan merupakan badan yang melaksanakan pembangunan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki masing-masing daerah berdasarkan cakupannya. Hal ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut sesuai dengan konsep good governance. Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah dimana keputusan di setiap masing-masing daerah membuat pemerintahan daerah lebih leluasa dalam mengatur dan menggali potensi yang ada di setiap daerah tersebut sesuai perundang-undangan yang berlaku. Mengenai daerah otonom tersebut maka akan diberlakukan UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta UU No.33 tahun 2004 mengenai

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Penyerahan kewenangan disini sebagai dasar adanya otonomi daerah dalam perkembangan keadaan yang menuntut kemampuan daerah secara aktif memanfaatkan potensi yang ada guna peningkatan kesejahteraan masyarakat berdasarkan pinsip partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Dalam perencanaan pembangunan daerah mencakup lima pendekatan. Pertama, pendekatan multi stakeholder yang mengharuskan integrasi aspirasi dan upaya masyarakat ke dalam perumusan kebijakan pembangunan yang paling tepat dan berkelanjutan. Kedua, pendekatan multi bidang yang

mengharuskan fokus pada hal-hal penting dan mendesak yang dihadapi dalam kurun waktu tertentu. Ketiga, pendekatan multi tingkatan yang mengharuskan pemaduan perhatian dan prioritas pada seluruh tingkatan ke dalam rencana yang utuh. Keempat, pendekatan akuntabilitas yang mengharuskan pencantuman indicator kinerja yang terukur. Dan kelima, pendekatan dinamis, fleksibel dan interaktif yakni keharusan untuk responsif terhadap ide, data, masukan dan perkembangan baru, sejauh konsisten dan mendukung pencapaian visi dan misi yang sudah ada. Perencanaan pembangunan daerah akan dilakukan secara lintas sektoral untuk menghindari individu sektoral sehingga mengharuskan integrasi dan koordinasi antar sector. Lintas organisasi dilakukan untuk menghindari parsialisme program sehingga menuntut keterlibatan secara vertical dan horizontal organisasi-organisasi lainnya. Lintas daerah dilakukan untuk

menghindari egoisme kedaerahan sehingga mengharuskan kerjasama dengan daerah lainnya. Dan lintas sumber pembiayaan dilakukan melalui pemanfaatan secara maksimal sumber dana APBN, APBD dan sumber dana lainnya. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Malang merupakan suatu lembaga yang berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 memiliki tugas pokok dan fungsi menyusun dokumen perencanaan daerah, baik jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya BAPPEDA Kabupaten Malang membutuhkan pedoman dan acuan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan selama 5 (lima) tahun yang disebut

Rencana Strategis Kabupaten Malang Tahun 2011-2015. Proses Penyusunan Rencana Strategis berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 diawali dengan pembentukan Tim Penyusun, pengumpulan /informasi, penyusunan rancangan, perumusan rancangan, pengolahan data/informasi, analisis

gambaran pelayanan, perumusan isu-isu strategis, perumusan visimisi-tujuan sasaran, merumuskan strategi, kebijakan, program dan kegiatan selama 5 (lima) tahun, melaksanakan FGD antar bidang pembangunan, penyusunan rancangan akhir, verifikasi, pengesahan Bupati serta penetapan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah untuk dapat dilaksanakan. Sehubungan dengan penyelenggaraan urusan-urusan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemeriontahan Daerah Kabupaten/Kota dan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu membentuk dan menata organisasi Perangkat Daerah Inspektorat, Badan dan Kantor. Serta dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 12, Pasal 13 dan Pasal 15 Peraturan Pemerintahan Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, perlu meninjau kembali Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 6 Tahun 2004 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan dan Kantor sebagai Lembaga Teknis Daerah, maka dibentuklah Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan lembaga Teknis Daerah dan telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 63 tentang Uraian Tugas Pokok, fungsi dan Tata kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang, ini yang menjadi landasan keberadaan BAPPEDA Kabupaten Malang. Selanjutnya penulis akan menyajikan kondisi yang ada pada Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Malang, yang meliputi struktur organisasi, uraian tugas, dan personalia.

Profil Badan Perencanaan dan Pembangunan Kabupaten Malang BAPPEDA Kabupaten Malang berdasarkan pada Peraturan Daerah

Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Malang Nomor 25 Tahun 2008 memiliki tugas pokok : 1) Melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dalam penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah, dan 2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

Sedangkan fungsi BAPPEDA adalah : 1) Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk data base serta analisa data untuk menyusun program kegiatan; 2) Perencanaan strategis pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 3) Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah; 4) Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum bidang

perencanaan pembangunan daerah; 5) Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan penyelenggaraan bidang perencanaan pembangunan daerah; 6) Pelaksanaan standart pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan dalam bidang perencanaan pembangunan daerah; 7) Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Badan Perencanaan pelaporan

Pembangunan Daerah; 8) Pembinaan UPT; 9) Pengkoordinasian, pengintegrasian, sinkronisasi pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan di lingkungan pemerintah daerah; 10) Pengelolaan dan pembinaan perencanaan pembangunan daerah;

11) Pelaksanaan, monitoring, pendayagunaan dan perencanaan pembangunan daerah serta pelaporannya; 12) Penggunaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, Lembaga Pemerintah dan Lembaga lainnya.

3.1.1

Struktur Organisasi Untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan diperlukan sebuah struktur

organisasi yang jelas dan sesuai dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Badan Perencanaan Pembangunan. Berikut merupakan struktur organisasi dari Organisasi Badan Perencanaan dan Pembangunan terdiri dari : a) Kepala Badan b) Sekretariat c) Bidang Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah d) Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat e) Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya f) Bidang Statistik dan Perencanaan Strategis

g) UPT h) Kelompok Jabatan Fungsional Sekretariat, Bidang, dan UPT masing-masing dipimpin oleh seorang sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala UPT yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Sedangkan Kelompok Jabatan Fungsional masing-masing dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Badan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan atau Pejabat yang ditunjuk. Setiap masing-masing kedudukan tentu memiliki tugas dan fungsi yang diantaranya sebagai berikut :

a) Kepala Bagian, memiliki tugas : Memimpin Badan Perencanaan Pembangunan di bidang sarana dan prasarana dan pengembangan wilayah perekonomian dan kesejahteraan rakyat, perencanaan bidang pemerintahan dan sosial budaya, dan bidang statistik dan perencanaan strategis. Serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. b) Sekretariat, memiliki tugas : Melaksanakan koordinasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan program Badan Perencanaan Pembangunan yang Daerah, pengelolaan urusan

kepegawaian, urusan umum

meliputi

kegiatan surat menyurat,

penggandaan, perlengkapan, rumah tangga, hubungan masyarakat, urusan perpustakaan, urusan keuangan, serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Untuk kelancaran tugasnya Sekretaris dibantu oleh 3 (tiga) orang Kepala Sub Bagian yaitu Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan pelaporan. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, memiliki tugas pokok: a) Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan dan Kepegawaian, b)

Menyelenggarakan,

melaksanakan

mengelola

administrasi

kepegawaian, kesejahteraan pegawai dan pendidikan pelatihan pegawai, c) Melaksanakan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan, urusan surat

menyurat, kearsipan, rumah tangga, perjalanan dinas, keprotokolan, penyusunan rencana kebutuhan barang, peralatan dan mendistribusikan, d) Melaksanakan tata usaha barang, perawatan/ penyimpanan peralatan kantor dan pendataan inventaris kantor, e) Menyelenggarakan administrasi perkantoran, f) Melaksanakan kebersihan dan keamanan kantor, g) Menghimpun, mengolah data, menyusun program kerja sub bagian umum dan kepegawaian, h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya; Sub Bagian Keuangan, memiliki tugas pokok : a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian keuangan, b) Melaksanakan administrasi keuangan yang meliputi pembukuan, pertanggungjawaban dan verifikasi serta penyusunan perhitungan anggaran, c) Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban penyelenggaraan anggaran satuan kerja, d) Menghimpun, mengolah data dan menyusun program kerja sub bagian keuangan, e) Melaksanakan pengurusan biaya perpindahan pegawai dan ganti rugi gaji pegawai serta pembayaran hak-hak keuangan lainnya, f) Melaksanakan evaluasi keuangan terhadap hasil pelaksanaan program dan rencana strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, g)

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya; Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, memiliki tugas pokok : a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, b) Menyiapkan rumusan kebijakan program kerja dan rencana kerja kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, c)

Menyelenggarakan SIM dan Pelaporan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, d) Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi penyusunan rencana

kegiatan tahunan & laporan tahunan, e) Melaksanakan monitoring dan koordinasi dalam rangka penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, f) Menyiapkan bahan dan sarana pertimbangan kepada pimpinan dalam rangka perencanaan, pengendalian, dan pengembangan pembangunan, g) Melaksanakan tugastugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. c) Bidang Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah, pokok : Melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam perumusan kebijakan bimbingan, konsultasi dan koordinasi, memiliki tugas

monitoring dan evaluasi seta sarana prasarana dan pengembangan wilayah, Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Sedangkan fungsi Bidang Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah : Perencanaan program kegiatan pada Bidang Perencana Pembangunan Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah, Penghimpunan, pengolahan bahan/data, penyusunan rekomendasi dan

perumusan kebijakan Bidang Perencana Pembangunan Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah, Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan perencanaan di Bidang Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah,

Pelaksanaan

monitoring

dan

evaluasi

dalam

rangka

pengendalian

perencanaan pembangunan Bidang Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah, Penetapan dan pelaksanaan petunjuk pelaksanaan pengelolaan kawasan dan lingkungan perkotaan, Penetapan dan pelaksanaan petunjuk pelaksanaan keserasian

pengembangan perkotaan dan pedesaan, Penetapan petunjuk pelaksanaan manajemen dan kelembagaan

pengembangan wilayah dan kawasan, Pelaksanaan pedoman dan petunjuk pelaksanaan standart pelayanana perkotaan, Pelaksanaan pedoman dan petunjuk pelaksanaan standart pengembangan pembangunan perwilayahan, Pengembangan wilayah tertinggal, perbatasan, pesisir, dan pulau-pulau kecil, Pengembangan kawasan prioritas cepat tumbuh dan andalan. Untuk kelancaran tugasnya Bidang Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah dibantu oleh Sub Bidang Sarana dan Prasarana serta Sub Bidang Pengembangan Wilayah yang memiliki tugas seperti : Sub Bidang Sarana dan Prasarana, memiliki tugas pokok : a) Melaksanakan koordinasi perencanaan pembangunan sarana prasarana yang meliputi bina marga, cipta karya, pengairan dan perhubungan, b) Menghimpun, mengolah bahan/data perencanaan sarana prasarana, c) Menyiapkan bahan

perumusan kebijakan dan koordinasi kegiatan dan pengembangan sarana prasarana daerah, d) Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pengembangan sarana prasarana daerah , e) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian dan pengembangan sarana prasarana daerah, f) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan sub bidang Sarana Prasarana, g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Pengembangan Wilayah sesuai dengan bidang tugasnya; Sub Bidang Pengembangan Wilayah, memiliki tugas pokok:a)

Mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program wilayah, b) Melakukan analisa dan evaluasi atas program pengembangan wilayah, c) Melaksanakan kegiatan perencanaan umum pembangunan prasarana, perumahan, penataan ruang, pertanahan, lingkungan hidup, energi, pertambangan, mineral, pariwisata dan kehutanan, d) Mengkoordinasikan dan memadukan program/rencana pembangunan perumahan, penataan ruang dan pertanahan, lingkungan hidup, energi, pertambangan, mineral, pariwisata dan kehutanan yaang disusun oleh aturan organisasi dalam lingkungan pemerintah daerah dan instansi-instansi vertikal serta badanbadan lain di wilayah derah, e) Melaksanakan identifikasi dan inventarisasi permasalahan di bidang pengembangan wilayah serta merumuskan langkah-langkah kebijakan pemecahannya, f) Melaksanakan dan atau mengkoordinasikan penyusunan program tahunan di bidang pembangunan pengembangan wilayah yang meliputi perumahan, penataan ruang dan pertanahan, lingkungan hidup, energi, pertambangan dan mineral, pariwisata dan kehutanan, g) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan bidang

pengembangan wilayah, h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan

oleh Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Pengembangan wilayah sesuai dengan bidang tugasnya. d) Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat, memiliki tugas pokok : Melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan industri, perencanaan pariwisata,

pembangunan pertanian, kelautan, perikanan, perdagangan,

koperasi, pengusaha kecil dan menengah, keuangan,

investasi dan bantuan dalam/luar negeri, Melaksanakan koordinasi perencanaan pembangunan ekonomi yang meliputi sektor ekonomi primer, sekunder dan jasa, Mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan bidang pertanian, kelautan, perikanan, industri, pariwisata, perdagangan, koperasi, pengusaha kecil dan menengah, keuangan dan investasi, Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Sedangkan fungsi Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat : Pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan secara umum di bidang pertanian, kelautan, perikanan, industri, pariwisata, perdagangan, koperasi, pengusaha kecil dan menengah, keuangan, investasi dan bantuan dalam/luar negeri yang diusulkan oleh satuan

organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah dan instansi-instansi vertikal serta Badan-Badan lain di daerah, b) Pelaksanaan inventarisasi

permasalahan di bidang ekonomi serta merumuskan langkah-langkah kebijakan pemecahnnya, Pengkoordinasian dan memadukan rencana pembangunan di bidang ekonomi yang disusun oleh satuan organisasi lain dalam lingkungan Pemerintah Daerah, Pengkoordinasian penyusunan program tahunan di bidang ekonomi yang meliputi pertanian, kelautan, perikanan, perindustrian, pariwisata,

perdagangan, koperasi, pengusaha kecil dan menengah, keuangan, investasi dan bantuan dalam/luar negeri dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah atau proyek-proyek yang diusulkan kepada

Pemerintah Daerah untuk dimasukkan dalam program-program tahunan daerah. Untuk kelancaran tugasnya Kepala Bidang Perekonomian dan

Kesejahteraan Rakyat dibantu 2 (dua) orang Kepala sub Bidang Sub Bidang Perekonomian serta Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat yang memiliki tugas : Sub Bidang Perekonomian, memiliki tugas pokok : a) Melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan pertanian,

kelautan, perikanan, perindustrian, pariwisata, perdagangan, koperasi, pengusaha kecil dan menengah, keuangan, investasi dan bantuan dalam/luar negeri; b) Merencanakan program kegiatan pada bidang perekonomian ; c) Menghimpun, mengolah bahan / data, penyusunan bahan rekomendasi dan perumusan kebijakan bidang perekonomian; d)

Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan perencanaan pembangunan bidang ekonomi sektor primer, sekunder dan jasa serta

kerjasama dengan lembaga lainnya ; e) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam f) rangka pengendalian perencanaan dan pembangunan bidang

perekonomian;

Melaksanakan

evaluasi

pelaporan

Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat ; g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat; Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat, memiliki tugas pokok : a) Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan

keagamaan, pendidikan, kebudayaan, olahraga, kesehatan, kesejahteraan sosial, kependudukan dan ketenagakerjaan; b) Menghimpun dan

pengolahan pendidikan,

bahan/data kebudayaan,

perencanaan olahraga,

pembangunan

keagamaan, sosial,

kesehatan,

kesejahteraan

kependudukan dan ketenagakerjaan; c) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan keagamaan, pendidikan, kebudayaan, olahraga, kesehatan, kesejahteraan sosial,

kependudukan dan ketenagakerjaan, d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian perencanaan pembangunan

keagamaan, pendidikan, kebudayaan, olahraga, kesehatan, kesejahteraan sosial, kependudukan dan ketenagakerjaan, e) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat, f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang. e) Bidang Perencana Pemerintahan dan Sosial Budaya, memiliki tugas pokok :

Melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam pelaksanaan koordinasi perencanaan pembangunan pemerintahan dan sosial budaya yang meliputi pemerintahan dan aparatur, keagamaan, pendidikan, kebudayaan, olah raga, kesehatan, sosial dan kependudukan;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Sedangkan fungsi Bidang Perencana Pemerintahan dan Sosial Budaya:

Perencanaan

program

kegiatan

bidang

perencanaan

pembangunan

pemerintahan dan sosial budaya; Penghimpunan, pengolahan bahan/data, penyusunan rekomendasi dan perumusan kebijakan bidang perencanaan pembangunan pemerintahan dan sosial budaya; Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan perencanaan bidang perencanaan pembangunan pemerintahan dan sosial budaya yang meliputi pemerintahan dan aparatur, keagamaan, pendidikan, kebudayaan, olah raga, kesehatan, sosial dan kependudukan dan kerjasama dengan lembaga lainnya; Pelaksanaan perencanaan monitoring dan evaluasi bidang dalam rangka pengendalian pembangunan

pembangunan

perencanaan

pemerintahan dan sosial budaya; Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah serta Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Untuk kelancaran tugasnya Kepala Bidang Perencana Pemerintahan dan Sosial Budaya dibantu 2 (dua) orang Kepala sub Bagian yaitu Sub Bidang Perencana Pemerintahan dan Sub Bidang Perencana Sosial Budaya.

Sub

Bidang

Perencana koordinasi,

Pemerintahan, integrasi dan

memiliki

tugas

pokok:

a)

Melaksanakan

sinkronisasi

perencanaan

pembangunan pemerintahan dan aparatur, b) Menghimpun dan pengolahan bahan/data perencanaan pemerintahan, c) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan koordinasi kegiatan perencanaan pemerintahan, d)

Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian perencanaan pemerintahan, e) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan Sub Bidang Pemerintahan, f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya sesuai dengan bidang tugasnya; Sub Bidang Perencana Sosial Budaya, memiliki tugas pokok: a)

Mempersiapkan bahan penyusunan rencana dan program pembangunan bidang sosial budaya; b) Merencanakan program kegiatan pada bidang sosial budaya; c) Menghimpun, pengolahan bahan/data, penyusunan bahan rekomendasi dan perumusan kebijakan bidang sosial budaya; d)

Melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kegiatan perencanaan di bidang sosial budaya dan kerja sama dengan lembaga lainnya; e) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian perencanaan pembangunan bidang sosial budaya; f) Melaksanakan tugastugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya sesuai dengan bidang tugasnya. f) Bidang Statistik dan Perencanaan Strategis, memiliki tugas pokok : Melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam menghimpun data, melaksanakan analisa, evaluasi/penilaian serta menyusun laporan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan dari berbagai sektor serta menghimpun berbagai potensi yang ada di wilayah daerah dan

menyiapkan bahan penyusunan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugasnya. Sedangkan fungsi Bidang Statistik dan Perencanaan Strategis : Pengumpulan dan menyusun data serta potensi hasil pelaksanaan program atau proyek pembangunan; Penyusunan statistik dan mendokumentasikan tentang hasil pelaksanaan pembangunan di daerah; Pelaksanaan analisa dan evaluasi/penilaian data atas hasil pelaksanaan pembangunan dan berbagai potensi; Penyusunan laporan hasil pelaksanaan pembangunan dan laporan Kepala Daerah; Penyusunan dan penyiapan bahan penyusunan rencana strategis Badan Perencanaan Pembangunan; Pelaksanaan evaluasi pembangunan daerah terhadap kegiatan program dan rencana strategis; Pelaksanaan kegiatan visualisasi hasil pelaksanaan pembangunan. Untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya Kepala Bidang Statistik dan Perencanaan Strategis dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala sub Bidang terdiri dari Sub Bidang Statistik dan Sub Bidang Perencanaan Strategis. Sub Bidang Statistik, memiliki tugas pokok: a) Mengumpulkan data dan mempersiapkan data mengenai pelaksanaan program pembangunan; b) Mempersiapkan/menganalisa hasil pelaksanaan pembangunan dan berbagai potensi serta mengevaluasi guna bahan laporan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan pada berbagai sector ; c) Melaksanakan evaluasi dan

pelaporan kegiatan Sub Bidang Statistik. d) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Statistik dan Perencanaan Strategis sesuai dengan tugasnya; Sub Bidang Perencanaan Strategis, memiliki tugas pokok : a) Menyusun dan menyiapkan dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat jangka pendek, menengah dan jangka panjang; b) Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ; c) Menyusun persiapan dan perkembangan pelaksanaan rencana

pembangunan di daerah/rapat koordinasi pembangunan, d) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan Sub Bidang Perencanaan Strategis ; e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Statistik dan Perencanaan Strategis sesuai dengan tugasnya. g) UPT UPT Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sesuai dengan nomenklaturnya serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan; UPT Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibentuk dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati berdasarkan kebutuhan Daerah serta telah memenuhi criteria dan ketentuan yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. h) Kelompok Jabatan Fungsional : Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan; Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada poin (a) terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam

berbagai

kelompok

sesuai

dengan

bidang

keahliannya,

ditentukan

berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. BAPPEDA Kabupaten Malang merupakan salah satu lembaga yang memiliki fungsi organisasi yang bersifat techno structure, oleh karena itu lembaga ini berperan penting dalam menghasilkan acuan berupa dokumen perencanaan baik jangka panjang, menengah dan jangka pendek yang akuntabel dan akan dipakai sebagai acuan dari SKPD lain yang ada. Sedangkan untuk menjaga konsistensi pelasanaan program/kegiatan terhadap rencana yang telah

ditentukan maka BAPPEDA Kabupaten Malang melaksanakan tugas pokok dan fungsinya melalui : a. monitoring dan evaluasi, b. melaksanakan forum perencanaan bidang kewenangan, c. mengadakan koordinasi dan kerjasama perencanaan pembangunan antar daerah dan antar wilayah perbatasan, d. berperan sebagai penyedia informasi e. melaksanakan musyawarah Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi BAPPEDA kabupaten Malang didukung oleh Sumberdaya Manusia Aparatur sebanyak 60 orang, secara rinci dapat dilihat pada table dibawah ini. Tabel 2.1 ( Jumlah Pegawai berdasarkan pendidikan, pangkat, dan eselon) perencanaan pembangunan,

Pendidikan Jenjang S3 S2 S1 SMA/SMK SMP SD Jumlah

Pangkat Jenjang Jumlah

Eselon Jenjang Jumlah 1 orang 2 orang 3 orang 11 orang

1 orang Pembina Utama Muda 11 orang Pembina 29 orang Penata Tingkat I 15 orang Penata 2 orang Penata Muda Tk I 2 orang Penata Muda Pengatur Tk I Pengatur Pengatur Muda Tk I Pengatur Muda Juru Tk I

1 orang II - b 4 orang III - a 15 orang III - b 4 orang IV- a 12 orang 8 orang 1 orang 3 orang 1 orang 10 orang 2 orang 60 orang

Jumlah

60 orang

3.1.2

Visi dan Misi Dalam menghadapi tuntutan masyarakat serta perubahan-perubahan yang

disebabkan oleh faktor internal dan eksternal, BAPPEDA Kabupaten Malang yang memiliki tugas pokok dan fungsi menyusun dokumen perencanaan pembangunan baik jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek dituntut harus mampu mengakomodasi kebutuhan berbagai pihak-pihak yang berkepentingan (Stakeholders) serta mampu mengantisipasi kondisi yang berkembang dan berubah setiap saat sehingga eksistensi organisasi dapat terjaga baik kredibilitas maupun akuntabilitasnya.

Berkaitan dengan hal tersebut maka visi BAPPEDA Kabupaten Malang Tahun 2011-2015 adalah Menjadi Lembaga Perencanaan Yang Kapabel Dan Profesional Dalam Mempersiapkan Perencanaan Pembangunan Daerah Sebagai upaya untuk mewujudkan visi tersebut maka dilaksanakan misi : Menyusun dokumen perencanaan pembangunan yang berkualitas secara sinergis, partisipatif dan akuntabel

3.1.3 a.

Tujuan dan Sasaran BAPPEDA Kabupaten Malang Th. 2010-2011 Tujuan dirumuskan sebagai berikut : 1) Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi perencanaan pembangunan. 2) Meningkatnya sistem pendataan/informasi/data statistik. 3) Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi. 4) Meningkatnya kualitas aparatur perencana yang terampil dan profesional dalam mendukung pelaksanaan tugas.

b.

Sedangkan sasarannya adalah sebagai berikut : 1) Terkoordinasi, terintegrasi, sinergi dan harmonisnya kebijakan dan kerjasama perencanaan pembangunan; 2) Tersedianya dokumen Perencanaan pembangunan yang berkualitas, sinergis, partisipatif; 3) Terlaksananya system monitoring yang efektif dan efisien, 4) Tersedianya Aparatur Perencana yang terampil dan professional, 5) Tersedianya pelayanan administrasi perkantoran, sarana dan pelaporan

3.2 Kegiatan yang Dilakukan

Selama mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Profesi (KKN-P) di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, penulis ditempatkan di Bidang Statistik dan Perencanaan Strategis baik dalam Sub Bidang Statistik maupun Sub Bidang Perencanaan Strategis. Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis pada saat mealkukan Kuliah Kerja Nyata-Profesi (KKN-P) selama satu bulan akan dijelaskan dalam tabel berikut ini. Hari/Tanggal Senin 3 Oktober 2011 Selasa 4 Oktober 2011 Rabu 5 Oktober 2011 Uraian Kegiatan yang Dilakukan Perkenalan dan penjelasan kegiatan di BAPPEDA Kabupaten Malang Mencatat surat undangan masuk Mengarsipkan surat undangan masuk Membantu kegiatan harian di kesekretariatan :

mengentry surat masuk ke database Membantu membuat surat undangan Mengarsipkan surat undangan masuk Membantu membuat surat undangan Mengentry surat masuk ke database Mendata kembali penawaran kerjasama permintaan SDM

Kamis 6 Oktober 2011

Mengentry surat masuk ke database Mencatat surat undangan masuk dan keluar Mengecheck sebelumnya list surat undangan masuk bulan

Jumat 7 Oktober 2011

Senam Check list surat undangan masuk bulan sebelumnya Mengentry surat undangan masuk ke database

Senin 10 Oktober 2011

Membantu kegiatan bidang statistik : memilah-milah Renstra sesuai dengan kecamatan, dinas/badanbadan.

Mencari literatur/ referensi untuk laporan KKN-P mengenai IPM

Selasa 11 Oktober 2011

Memasukkan data Renstra sesuai kecamatan,dinas,/ badan-badan yang sudah diserahkan (ada)

Membaca dan mendalami mengenai IPM dimana IPM sangat penting untuk mengetahui tingkat SDM suatu wilayah

Rabu 12 Oktober 2011

Mencari referensi untuk laporan KKN-P,untuk kali ini mengenai profil BAPPEDA serta yang terkait mengenai BAPPEDA

Membantu kegiatan harian bidang statistik seperti mencatat kecamatan,dinas/badam yang belum

menyerahkan Renstra. Kamis 13 Oktober 2011 Jumat 14 Oktober 2011 Berdiskusi mengenai IPM dengan staf bidang statistika tentang IPM kabupaten Malang Melanjutkan mengerjakan laporan KKN-P Senam Mendiskusikan kembali mengenai IPM dengan staf bidang statistik guna sebagai tambahan referensi dalam laporan KKN-P Senin 17 Oktober 2011 Mencari referensi untuk laporan KKN-P di

perpustakaan BAPPEDA kabupaten Malang Membantu kegiatan bidang statistik seperti membuat

daftar RPJM dinas, badan, kecamatan Selasa 18 Oktober 2011 Mencari referensi tambahan lagi untuk laporan KKN-P mengenai IPM Kabupaten Malang Mendiskusikan dengan bidang statistik mengenai IPM kabupaten Malang dimana IPM tertinggi di Kecamatan Lawang karena lokasinya yang strategis Rabu 19 Oktober 2011 Kamis 20 Oktober 2011 Membantu kegiatan harian di bidang statistik seperti mengarsipkan renstra kecamatan yang telah direvisi Mengarsipkan RPJM dinas yang telah direvisi Mengerjakan laporan KKN-P Memasukkan data Renstra yang telah disetujui Memilah Renstra yang akan diajukan kepada kepala BAPPEDA sesuai kecamatan,dinas/badan Mengerjakan laporan KKN-P serta mencari literatur tambahan yang dibutuhkan Jumat 21 Oktober 2011 Senam Mengarsip dan memilah Renstra kecamatan,

dinas/badan untuk diajukan kepada Bupati Mengerjakan laporan KKN-P dan berdiskusi dengan staf bidang Statistik Senin 24 Oktober 2011 Selasa 25 Oktober 2011 Rabu 26 Oktober 2011 -

Kamis 27 Oktober 2011 Jumat 28 Oktober 2011

3.3 Evaluasi Hasil Kegiatan 3.3.1 Analisis Permasalahan Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah dari 38 kabupaten/kota di Propinsi Jawa Timur. Secara astronomis Kabupaten Malang terletak diantara 112 17 sampai 122 57 Bujur Timur dan 7 55 sampai 6 35 Lintang selatan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Malang merupakan daerah pegunungan dan perbukitan, hanya sedikit yang merupakan daerah datar. Kabupaten Malang berada di atas area seluas 2.977,05 km2 yang terbagi dalam 33 kecamatan, 390 desa/kelurahan, 3.125 Rukun Warga (RW), dan 14.352 Rukun Tetangga (RT). Dari seluruh desa/kelurahan yang ada, 12 diantaranya berstatus kelurahan dan sisanya 378 berstatus desa. Jika dilihat dari status desa tertinggal, ternyata 41 desa diantaranya merupakan desa tertinggal. Kepadatan penduduk Kabupaten Malang pada 2009 mencapai 804 jiwa/km2. Berdasarkan hasil Susenas, jumlah Penduduk Kabupaten Malang, pada tahun 2009 tercatat sebesar 2.425.311 jiwa. Struktur umur penduduk cenderung mengarah pada kelompok berusia muda, ini ditunjukkan dengan angka beban ketergantungan penduduk muda sebesar 39,51 persen. Dengan demikian angka beban ketergantungan secara keseluruhan mencapai 51,31 persen atau dengan angka absolut dikatakan bahwa setiap seratus penduduk usia produktif akan menanggung sekitar 51 orang bukan usia produktif ( 0 14

tahun) dan 64 tahun ke atas) atau dengan ratio 2 : 1.

Keadaan ini berarti

menunjukkan bahwa struktur umur mengarah pada kelompok penduduk berusia muda, sehingga intervensi pembangunan didominasi oleh pelaksanaan program dibidang kesehatan, ibu dan anak, pendidikan dan pengendalian kelahiran. Dengan begitu juga akan memudahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan asset yang paling penting bagi pembangunan di berbagai aspek kehidupan. Semakin tinggi kualitas manusia maka pembangunan akan semakin lancar sesuai dengan harapan masyarakat. Kualitas manusia disini dimaksudkan mempunyai intelektual, watak, moral, akhlak dan fisik yang optimal. Hal inilah yang membuat pembangunan manusia sangat penting. Untuk meningkatkan kualitas SDM itu sendiri disini menggunakan konsep pembangunan manusia yang memiliki cakupan lebih luas daripada teori konvesional pembangunan ekonomi. Konsep pembangunan

manusia hanya memusatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, dan bukan sebagai alat bagi pembangunan. Sedangkan konsep pembangunan ekonomi memanfaatkan manusia sebagai alat pembangunan untuk mencapai kesejahteraan ekonomi dengan memakai asumsi hal tersebut akan

menguntungkan manusia sebagai tujuan akhirnya. Hal ini tentu akan membawa dampak negatif pada kualitas sumber daya manusia. Pendekatan pembangunan manusia menggabungkan aspek produksi dan distribusi komoditas, serta peningkatan dan pemanfaatan kemampuan manusia. Pembangunan manusia melihat secara bersamaan semua isu dalam

masyarakat, pertumbuhan ekonomi, perdagangan, ketenagakerjaan, kebebasan politik ataupun nilai-nilai kultural dari sudut pandang manusia. Pembangunan manusia juga mencakup isu penting lainnya, yaitu jender. Dengan demikian, pembangunan manusia tidak hanya memperhatikan sektor sosial, tetapi

merupakan pendekatan yang komprehensif dari semua sektor. Pembangunan manusia mempunyai empat elemen yaitu produktifitas, pemerataan,

berkelanjutan dan pemberdayaan. Dengan peningkatan kemampuan, kreatifitas dan produktifitas manusia akan meningkat sehingga mereka akan menjadi agen pertumbuhan yang efektif. Asas ini berdasarkan dengan konsep pembangunan manusia yang ada. Untuk mengetahui tingkat pembangunan manusia disini penulis dapat

menggunakan indeks pembangunan manusia yang terdiri dari

tiga dimensi

pembangunan manusia yaitu lamanya hidup, pengetahuan dan standart kehidupan yang layak. Indeks ini diukur dengan angka harapan hidup, capaian pendidikan dan tingkat pendapatan yang disesuaikan. Oleh karena itu dalam evaluasi ini penulis akan mengulas tentang indeks pembangunan manusia (IPM) guna mengetahui penerapan konsep

pembangunan manusia seperti yang telah dipaparkan diatas. Dalam mengulas indeks pembanguna manusia disini penulis mengambil studi wilayah kabupaten Malang. Hal yang ingin dibahas adalah : Bagaimana indeks pembangunan manusia di wilayah Kabupaten Malang sebagai indikator kemajuan masyarakat wilayah tersebut. 3.3.2 Pembahasan Masalah

3.3.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan tingkatan status

pembangunan manusia di suatu wilayah yang kemudian akan berfungsi sebagai patokan dasar perencanaan jika dibandingkan: a. Antar waktu untuk memberikan gambaran kemajuan setelah suatu periode, b. Antar wilayah untuk memberikan gambaran tentang tingkat kemajuan suatu wilayah relatif terhadap wilayah lain.

IPM merupakan indikator yang tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia tetapi mampu mengukur tiga dimensi pokok manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah: a. Umur panjang dan sehat yang mengukur peluang hidup ataupun harapan hidup b. Berpengetahuan dan berketerampilan, serta c. Akses terhadap sumber daya yang dibutukan untuk mencapai standar hidup layak Untuk lebih memberikan petunjuk tentang status pembangunan manusia di suatu wilayah, sebagai alat ukur komposit, IPM harus dikaitkan dengan setiap indikator komponennya dan berbagai indikator lain yang relevan. Secara khusus, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan keempat komponen yaitu angka harapan hidup yang mewakili bidang kesehatan, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mengukur capaian pembangunan di bidang pendidikan dan daya kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak. Menurut istilah yang digunakan oleh Departemen Dalam Negeri, ada dua pengertian tentang IPM. Pertama, IPM merupakan suatu alat yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan aspek-aspek yang relevan dengan pelaksanaan otonomi dan pembangunan daerah sebagai indeks yang terdiri dari kawasan pemerintah, perkembangan wilayah dan kebudayaan masyarakat. Pengertian yang kedua IPM adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan yang menggunakan paradigma

Human Centered Development. Tiga parameter yang digunakan untuk mengukur disini sama halnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan indikator-indikator dalam Indeks

Pembangunan Maniusia (IPM) selalu berkaitan dengan sumber daya manusia itu sendiri. Hal ini dikarenakan tujuan dari IPM adalah untuk mengetahui tingkat sumber daya manusia yang dimiliki masing-masing daerah, sehingga dapat dijadikan patokan untuk meningkatkan IPM di tahun berikutnya dengan obyek manusia itu sendiri. Manusia sebagai faktor utama pembangunan mempunyai peran yang sangat berarti, semakin tinggi kualitas penduduk maka dapat dipastikan pembangunan akan berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Hal tersebutlah yang mendasari pentingnya pembangunan manusia seutuhnya. Untuk mengetahui kemajuan tersebut dan sejauh mana keadaan sumber daya manusia di Kabupaten Malang, akan dibahas indikator-indikator tunggal seperti keadaan pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan yang selanjutnya akan dikaitkan dengan hasil perhitungan angka IPM. Indikator pendidikan Pendidikan merupakan proses pemberdayaan masyarakat yang wajib menempuh pendidikan sebagai subyek sekaligus obyek dalam membangun kehidupan yang lebih baik.Mengingat pendidikan sangat berperan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pembangunan di bidang pendidikan meliputi pembangunan pendidikan secara formal maupun non formal. Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam IPM karena pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar masyarakat yang sekaligus

simbol status sosial. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka kepribadian dan pola pikir akan semakin berkembang. Dengan begitu kualitas sumber daya manusia semakin meningkat.

Untuk meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan memerlukan peran serta yang aktif tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat. Sebagai upaya untuk menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan kepedulian masyarakat dalam pembangunan pendidikan antara lain terlihat dari Program Gerakan Kepedulian Sosial, membantu mereka yang tidak mampu membiayai biaya sekolah sehingga keluarga miskin tetap dapat menyekolahkan anaknya. Titik berat pendidikan formal adalah peningkatan mutu pendidikan dan perluasan pendidikan dasar. Selain itu, ditingkatkan pula kesempatan belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mencapai sasaran tersebut, berbagai upaya dilakukan pemerintah, misalnya dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, perbaikan kurikulum, bahkan semenjak tahun 1994 pemerintah telah melaksanakan program wajib belajar 9 tahun. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, diharapkan seseorang akan semakin mudah dalam menyerap, memilih, beradaptasi atau mengembangkan segala bentuk informasi dan pengetahuan baru untuk kehidupannya. Untuk mengetahui perkembangan pembangunan bidang pendidikan diperlukan adanya indikator yang mampu memberikan gambaran mengenai kemajuan yang telah dicapai. Ada beberapa indikator yang relevan dengan masalah pendidikan, diantaranya adalah rata-rata lamanya sekolah, tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat partisipasi sekolah. Indikator kesehatan Kesehatan merupakan salah satu indikator penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna pembangunan manusia yang lebih baik. Tujuan dari pembangunan di bidang kesehatan yaitu dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan penduduk harus diupayakan secara terus menerus dan berkesinambungan, karena masalah

kesehatan yang terjadi sekarang dapat berpengaruh terhadap keturunan berikutnya. Derajat kesehatan masyarakat harus terus menerus ditingkatkan dengan memberikan fasilitas kesehatan yang memadai dan meningkatkan kesadaran pola hidup sehat bagi masyarakat. Kedua faktor tersebut harus saling berhubungan, karena fasilitas kesehatan yang bagus tidak akan menjamin terciptanya masyarakat yang sehat. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, pemerintah berupaya melakukan berbagai program baik yang sifatnya promotif, preventif maupun kuratif melalui pendidikan kesehatan, imunisasi,

pemberantasan penyakit menular, penyediaan air bersih dan sanitasi dan pelayanan kesehatan. Upaya kesehatan dapat dilakukan sedini mungkin, sejak bayi masih dalam kandungan, saat kelahiran dan masa balita. Diantara beberapa ukuran kesehatan yang ada, indikator yang digunakan untuk melihat taraf kesehatan penduduk adalah Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Harapan Hidup (AHH), dan penolong persalinan. Ketiga indikator tersebut sangat peka terhadap setiap perubahan sosial ekonomi masyarakat. Sehingga selain sebagai ukuran kesehatan, ketiganya bisa juga memberikan indikasi kondisi kesejahteraan masyarakat. Indikator ketenagakerjaan Salah satu tujuan pembangunan adalah pemerataan kesempatan kerja bagi seluruh penduduk. Pembangunan berhasil jika tujuan pembangunan bisa tercapai. Hal ini berarti sama dengan mengurangi adanya pengangguran, perlu ditingkatkan lagi kualitas sumber daya manusia. Manusia sebagai salah satu faktor pembangunan harus dimaksimalkan potensinya agar bisa lebih berdaya guna dan berhasil untuk berperan serta dalam pembangunan di segala bidang. Beberapa indikator yang bisa digunakan untuk memantau perkembangan kondisi

ketenagakerjaan di Kabupaten Malang antara lain adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Kesempatan Kerja (TKK), Tingkat

Pengangguran Terbuka serta persentase penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan. 3.3.2.2 Perkembangan IPM Beberapa indikator pembentuk IPM yang disebut komponen IPM, secara komposit diperoleh makna apabila digunakan untuk mengkaji maupun

mengevaluasi hasil-hasil program pembangunan dilakukan dengan pola keterbandingan. Dalam bahasan ini akan disajikan menurut keterbandingan antar waktu dan antar kabupaten/kota di Sekitar Malang. Sebagai ukuran kemajuan pembangunan manusia, IPM dapat digunakan untuk mengkaji kemajuan pembangunan manusia dalam dua aspek. Pertama, untuk perbandingan antar wilayah yang memperlihatkan posisi suatu wilayah relatif terhadap wilayah yang lain berdasarkan besaran IPM yang disusun dalam suatu peringkat dari kemajuan pembangunan manusia di berbagai wilayah dalam kawasan yang sama. Kedua, untuk mengkaji kemajuan dari pencapaian setelah berbagai program diimplementasikan dalam suatu periode. IPM Kabupaten Malang antar waktu Adanya krisis pada tahun 2008 lalu tentu meresahkan Kabupaten Malang dalam hal perekonomian tentunta. Berbagai upaya telah ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Malang untuk meningkatkan kondisi perekonomian di Kabupaten Malang agar dapat lepas dari pengaruh krisis global pada akhir tahun 2008. Langkah-langkah kebijakan telah dilakukan dan hasilnya mulai nampak. Kemajuan dapat dilihat melalui besaran IPM yaitu secara umum angka IPM di Kabupaten Malang selama periode 2007 2009 menunjukkan peningkatan. Pada tahun laporan, angka IPM meningkat sebesar 0,34 poin yaitu dari 69,55

pada 2008 menjadi 69,89 pada 2009. Kenaikan angka IPM ini lebih disebabkan karena adanya perbaikan/peningkatan pada kesehatan, pendidikan serta komponen daya beli. Dengan angka IPM sebesar 69,89 menunjukkan kondisi status pembangunan manusia Kabupaten Malang termasuk dalam kategori menengah atas. Meskipun demikian masih banyak yang harus ditingkatkan untuk mencapai angka IPM pada titik maksimal yaitu 100.

Adanya krisis di Amerika membuat beberapa negara mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengantisipasi keadaan terburuk. Hal ini karena AS merupakan negara yang menjadi potensi tujuan ekspor manufaktur oleh Kabupaten Malang. Amerika merupakan negara tujuan ekspor kedua bagi Kabupaten Malang setelah Jerman yang menyerap 11,69 persen dari total nilai ekspor atau senilai 31,80 juta US $. Hal ini menunjukkan bila krisis AS tidak diantisipasi oleh Pemerintah Kabupaten Malang, maka akan mempercepat rontoknya industri pengolahan yang produktivitasnya agak terganggu akibat kenaikan BBM bulan Mei 2008 yang lalu. Krisis yang terjadi pada akhir 2008 ini ternyata cukup berdampak pada pembangunan manusia di Kabupaten Malang. Hal ini tercermin pada besaran reduksi shortfall IPM yang mengalami penurunan dari tahun 2007 (2,14) dan tahun 2008 (1,57) dibanding IPM pada tahun berjalan sebesar 1,13. Dengan kondisi tersebut, maka telah terjadi perubahan pencapaian dari kategori cepat menjadi kategori sangat lambat.

Tabel 3.1 Indeks Komponen IPM Kabupaten Malang dan Kabupaten Sekitarnya Tahun 2008-2009

Dari tabel diatas dapat dilihat besaran angka IPM berdasarkan katagorikatagori yaitu Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan, Indeks PPP. Dari kesembilan daerah di sekitar Kabupaten Malang seperti yang terdapat dalam tabel, tidak satupun yang daerah yang termasuk dalam kategori tinggi (IPM lebih dari 80). Dalam ukuran menengah menurut skala internasional dibagi lagi menjadi kelas menengah atas dan menengah bawah,dimana apabila menengah keatas IPM diantara 66,00 - 79,99. Sedangkan menengah kebawah IPM berkisar antara 50,00 66,00. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa delapan daerah yaitu Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten, Pasuruan Kabupaten Mojokerjo, Kota Malang dan Kota Batu termasuk dalam tingkatan pembangunan manusia menengah atas (IPM diantara 66,00 - 79,99). Hal ini sama dengan kondisi Angka IPM Jawa Timur yang sebesar 70,98 yang termasuk juga tingkatan menengah atas. Sebaliknya, Kabupaten Probolinggo termasuk dalam tingkatan pembangunan manusia menengah bawah (IPM diantara 50,00 66,00). Perbedaan besaran angka IPM dipengaruhi oleh masing-masing indeks yang mendukungnya. Dikarenakan berbedanya potensi masing-masing daerah serta prioritas sasaran program maupun kebijakan yang

diambil masingmasing daerah tidak sama mempengaruhi angka IPM kesembilan wilayah tersebut berbeda. Pada tahun 2008-2009 terlihat bahwa selisih antara Kabupaten Malang dalam hitungan IPM tidak terlampau jauh. Kejadian ini dapat dilihat dengan mengukur jarak antara IPM tertinggi (Kota Malang) dan IPM terendah (Kabupaten Probolinggo). Pada Tahun 2007, jarak tersebut 14,75, kemudian meningkat menjadi 14,81. Selanjutnya pada tahun 2009, jaraknya kembali menurun menjadi 14,80. Namun apabila dilihat dari tingkat keragamannya, baik pada tahun 2008 maupun tahun 2009 memiliki tingkat keragaman yang sama yaitu sebesar 4,52. Kecepatan pencapaian pembangunan manusia Kemajuan atau kemunduran pencapaian pembangunan manusia diukur dengan reduksi shortfall per tahun. Semakin tinggi nilai reduksi shortfall disuatu wilayah, maka semakin cepat kenaikan IPM yang dicapai dalam suatu periode. Pada periode tahun 2008-2009 ini reduksi shortfall di Kabupaten Malang mengalami perlambatan dibanding dua periode sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada periode tahun 2006-2007 sebesar 2,14 persen per tahun dan periode tahun 2007-2008 sebesar 1,57 persen pertahun, sementara pada periode 2008-2009 hanya sebesar 1,13 persen pertahun. Penurunan reduksi shortfall ini dikarenakan adanya krisis global yang dampaknya mulai terasa di Kabupaten Malang pada akhir 2008 hingga awal tahun 2009. Namun demikian terjadinya penurunan pada reduksi shortfall,bukan berarti pembangunan di Kabupaten Malang mengalami penurunan pula. Meskipun belum dapat dikatakan bahwa proses pembangunan di Kabupaten Malang berjalan dengan baik, namun pencapaian pembangunan manusia di

Kabupaten Malang mengalami peningkatan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kinerja dalam proses pembangunan. Tabel 3.2 Indeks Pembangunan Manusia dan Shortfall di Kabupaten Malang dan Sekitarnya 2008-2009

Selama periode 2007-2009 di Jawa Timur rata-rata mengalami kemajuan (reduksi shortfall sebesar 2,03 persen per tahun). Sedangkan apabila dilihat per wilayah di Malang dan sekitarnya berkisar diantara angka 0,92-1,86 persen per tahun. Posisi masing-masing kabupaten/kota berkaitan dengan pencapaian pembangunan manusia yang dicerminkan oleh besaran IPM dan reduksi shortfall yang dibandingkan dengan nilai rata-rata Propinsi Jawa Timur sebagaimana terlihat pada Tabel 6.3. Semua kabupaten/kota memiliki shortfall lebih rendah dibandingkan angka rata-rata Jawa Timur. Berdasarkan tabel diatas diketahui kategori reduksi shortfall pertahun, pembangunan di Kabupaten Pasuruan yang sebesar 1,86 persen per tahun termasuk pencapaian kemajuan cepat. Untuk kategori pencapaian kemajuan menengah terjadi di Kota Malang sebesar 1,64 persen per tahun dan Kota Batu sebesar 1,55 persen per tahun. Sedangkan untuk Kabupaten Blitar, Kabupaten

Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Mojokerto termasuk kategori sangat lambat. IPM per kecamatan Perhitungan menggunakan angka Indeks Pembangunan Manusia dan komponen pendukungnya sampai ke tingkat kecamatan merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan sebagai bahan evaluasi untuk perencanaan pembangunan sumber daya manusia di masa yang akan ndatang. Sehubungan hal tersebut di bawah ini disajikan informasi menurut kecamatan pada 2009. Dalam penyusunan IPM untuk lingkup Kabupaten Malang, standard harga yang digunakan untuk menghitung Indeks Daya Beli (PPP) digunakan standard harga Jakarta Selatan. Oleh karena itu angka yang dihasilkan dari penyusunan laporan IPM ini lebih difokuskan untuk mengetahui posisi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Malang selama periode 2008-2009. Dari tabel yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa IPM di Kabupaten Malang mengalami peningkatan pada periode berjalan. Kenaikan angka IPM tersebut mencerminkan pencapaian sedikit peningkatan pada penurunan kemiskinan, penurunan angka kekurangan gizi anak, pencapaian pendidikan dasar. Adanya pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai Kabupaten Malang dapat digunakan acuan untuk mengoptimalkan indeks pembangunan manusia yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Harapan yang ingin dicapai dari tujuan mengoptimalkan IPM yaitu dapat menyentuh masyarakat Kabupaten Malang secara keseluruhan. Dengan begitu selisih IPM antara kecamatankecamatan tidak semakin besar. Tabel dibawah diketahui menjelaskan mengenai IPM masing-masing kecamatan,sehingga dapat diketahui selisih keragaman antar kecamatan. Kecenderungan ini dapat dilihat dengan mengukur jarak antara IPM tertinggi

(Lawang) dan IPM terendah (Kasembon) serta dengan memperhatikan tingkat keragamannya Pada tahun 2008, jarak tersebut 11,55 dengan tingkat keragaman sebesar 3,13. Selanjutnya untuk 2009, jaraknya sebesar 11,34 dengan tingkat keragaman 3,11. periode 2009, jarak pembangunan manusia menurut IPM antar kecamatan semakin mendekat. Sehingga dapat diketahui IPM kecamatan di Kabupaten Malang pada tahun 2009 lebih merata dibanding IPM pada tahun 2008. Tabel 3.3 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Malang dan Komponennya Dirinci Menurut Kecamatan 2009

Dari Tabel diatas apabila dilihat besaran Indeks Pembangunan Manusia dan komponennya di Kabupaten Malang terlihat bahwa kecamatan yang mempunyai angka kesehatan tertinggi adalah Singosari (82,98), Lawang (82,78) dan Kepanjen (81,63). Dalam tulisan ini tingkat kesehatan penduduk dicerminkan oleh besaran angka harapan hidup. Peningkatan angka harapan hidup akan bisa dicapai apabila ada upaya untuk meminimalkan angka kematian bayi maupun kematian ibu. Beberapa faktor yang cukup sensitive terhadap perubahan angka kematian bayi dan ibu adalah pola makanan yang bergizi dan penolong persalinan. Selain itu, kesehatan juga mencakup semua golongan manusia dalam menjaga kebersihan dalam lingkunganya. Oleh karena itu untuk mencapai angka harapan hidup yang optimal diperlukan peran serta dari masyarakat secara luas. Adanya keterkaitan antara variabel kesehatan dan pendidikan berdasarkan teori yang ada dimana semakin rendah pendidikan akan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat dengan adanya korelasi semakin tinggi pendidikan yang dimiliki masyarakat akan membuat masyarakat lebih sadar dan mengetahui bagaimana menjaga kesehatan diri dan lingkungan. Namun teori tersebut tidak selalu benar seperti yang ditunjukkan pada tabel di atas. Sebagai contoh Kecamatan Dampit, Kecamatan Bantur, Kecamatan Pujon, Kecamatan

Gondanglegi dan Kecamatan Kasembon yang memiliki angka kesehatan relatif tinggi namun memiliki indeks pendidikan yang relative rendah. Sebaliknya Kecamatan Tumpang, Kecamatan Pakis dan Kecamatan Sumberpucung yang memiliki angka pendidikan relative tinggi ternyata memiliki angka kesehatan yang relative rendah. Berdasarkan tabel,pada tahun 2009 angka pendidikan tertinggi diduduki oleh Kecamatan Lawang (82,18), Kecamatan Kepanjen (81,71) dan Kecamatan Singosari (79,46). Berbeda dengan komponen pendidikan dan kesehatan yang

kontribusinya sulit diperlebar karena berkaitan dengan sosial dan budaya masyarakat yang tidak mudah mengalami perubahan sesuai perkembangan yang ada. Komponen daya beli diharapkan dapat memberikan kontribusi yang tinggi terhadap IPM. Kontribusi yang besar dari daya beli akan tercapai seiring dengan peningkatan kesejahteraan penduduk sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan. Namun demikian kondisi yang diharapkan tersebut nampaknya juga sulit dicapai oleh sebagian besar kecamatan di wilayah Kabupaten Malang. Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi antara 5-6 persen, tingkat kesejahteraan penduduk masih berada dalam kondisi yang tidak mempunyai perubahan. Kedudukan tertinggi berdasakan angka daya beli menurut kecamatan, memperlihatkan bahwa nilai daya beli tertinggi pada 2009 dicapai oleh Kecamatan Kepanjen dengan indeks daya beli sebesar 66,53. Setelah kecamatan Kepanjen urutan berikutnya adalah Kecamatan Singosari (66,23) dan Kecamatan Sumberpucung (66,11). Untuk indeks daya beli terendah diduduki oleh Kecamatan Kasembon (49,91), Kecamatan Bantur (51,07) dan Kecamatan Gedangan (51,67). Dari sisi peringkat tidak banyak perubahan yang terjadi dalam kurun waktu 2008-2009, perubahan peringkat yang terjadi berkisar antara kenaikan atau penurunan satu hingga dua peringkat. Adanya perubahan peringkat yang agak mencolok terjadi di Kecamatan Jabung dan Kecamatan Sumbermanjing. Untuk Kecamatan Jabung, peringkat IPM pada tahun 2009 meningkat 3 peringkat dibanding tahun 2008 yaitu dari peringkat 21 menjadi peringkat 18. Sedangkan penurunan peringkat terjadi di Kecamatan

Sumbermanjing yaitu dari peringkat 19 menjadi peringkat 22.

Tabel 3.4 IPM Malang dan Reduksi Shortfall Menurut Kecamatan Dirinci Menurut Kecamatan 2009

Dari data yang tertera diatas, dalam wilayah Kabupaten Malang pada periode yang sama, tidak satupun kecamatan di wilayah Kabupaten Malang memiliki angka IPM yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu IPM sebesar lebih dari 80. Status pembangunan manusia di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Malang pada 2009 secara umum dapat digolongkan pada tingkatan menengah, dimana sebanyak 6 kecamatan berada pada tingkatan menengah bawah (IPM

50-66) dan sebanyak 27 kecamatan berada tingkatan menengah tinggi (IPM 6680). Gambaran ini menunjukkan bahwa pada periode 2007-2009 tidak terjadi perubahan status pembangunan. Diketahui pembangunan manusia di Kabupaten Malang periode 2007-2009 yang diukur dengan reduksi shortfall per tahun secara rata-rata mengalami perlambatan menjadi sebesar 1,13 per tahun. Namun apabila dilihat menurut kecamatan, perlambatan angka reduksi shortfall ini tidak terjadi di semua kecamatan. Pencapaian yang tergolong cepat hanya mencakup 8 kecamatan yaitu Kecamatan DAU (3,26), Kecamatan Ngantang (2,66 persen per tahun), Kepanjen (2,32 persen per tahun), Kecamatan Kalipare (2,29 persen per tahun), Kecamatan Kecamatan Gondanglegi (2,02 persen per tahun), Kecamatan Lawang (1,96 persen per tahun), Kecamatan Kasembon (1,91 persen per tahun) dan Kecamatan Ampelgading (1,87 persen per tahun). Pencapaian terbaik ditunjukkan oleh atau dapat dikatakan bahwa delapan kecamatan tersebut mempunyai kepekaan yang tinggi berkaitan dengan pembangunan manusia. Dengan demikian kedelapan kecamatan di atas menunjukkan kemajuan dalam hal pencapaian terhadap sasaran yang ingin dicapai. Selanjutnya pencapaian angka reduksi shortfall sebanyak lima Kecamatan tergolong lambat antara lain : Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Jabung, Kecamatan Turen, Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Sumberpucung. Sedangkan sisanya tergolong sangat lambat. Gambaran tersebut diharapkan dapat memudahkan pengambil kebijakan dalam menentukan prioritas sasaran program guna meningkatkan angka IPM pada masing masing kecamatan di masa mendatang.

3.4

Pengalaman Belajar Selama melaksanakan Kuliah Kerja Nyata-Profesi (KKN-P) di Badan

Perencanaan Pembangunan Kabupaten Malang, pengalaman belajar yang

penulis dapatkan antara lain berupa tambahan ketrampilan, wawasan, dan pengetahuan tentang dunia kerja yang sesungguhnya. Pengalaman tersebut diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan penulis dengan pihak terkait. Pengalaman bekerja tersebut antara lain : Mengenal dunia kerja sehingga memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan terutama yang berhubungan dengan bidang perencanaan khususnya perencanaan pembangunan perekonomian dan pengembangan wilayah pariwisata sebagai pendukung teori yang selama ini dipelajari di bangku perkuliahan. Menambah kemampuan komunikasi dalam menghadapi berbagai situasi dalam bekerja. Belajar berinteraksi dengan orang lain sehingga bisa mendapatkan banyak relasi atau memperluas hubungan dengan dunia luar khususnya dunia kerja. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi pada lembaga pemerintahan dan berusaha memberikan solusinya.

Anda mungkin juga menyukai