3 Analisis Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat yang bertempat tinggal di dalam suatu wilayah. Pemenuhan akan air bersih haruslah diperhitungkan dengan baik agar pasokan air dapat merata sehingga seluruh masyarakat tidak ada yang mengalami kekurangan air bersih. Selain itu, kualitas air bersih harus sangat diperhatikan disesuaikan dengan standart air bersih sehingga masyarakat yang mengkonsumsinya tidak mengalami permasalahan kesehatan. Perusahaan air minum (PDAM) merupakan perusahaan yang menggunakan
sistem pipanisasi untuk membantu pemenuhan kebutuhan air bersih dan dengan adanya proses penjernihan air maka dapat membantu memperbaiki kualitas air bersih bagi masyarakat. Pengguna non PDAM yang menggunakan sumur galian (sumur bor) menjadi permasalahan bagi pihak PDAM karena dapat mengganggu keseimbangan lingkungan dengan terjadinya pengurangan air tanah. Permasalahan air bersih yang terjadi di masyarakat haruslah diketahui faktor penyebab dan yang mempengaruhinya agar dapat meminimalisir permasalahan tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis agar pengembangan sistem air bersih dapat berjalan dengan baik. I. Analisis Penggunaan Air Bersih di Kelurahan Kauman Pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk di Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen terpenuhi melalui jasa PDAM serta terdapat penduduk yang menggunakan sumber non-PDAM seperti sumur bor atau sumur galian, dan ada juga yang menggunakan keduanya. Jumlah penduduk yang menggunakan jasa PDAM sebesar 89,33% atau 2770 KK. Jumlah penduduk yang menggunakan sumber non-PDAM sebesar 6,74% atau 209 KK. Jumlah Penduduk yang menggunakan keduanya sebesar 3,93% atau 122 KK.
Tabel 4.321 Jumlah Pengguna Air Bersih PDAM dan Non-PDAM Per RT Kelurahan Kauman Tahun 2010
Lokasi KK Pelanggan PDAM KK % Pelanggan non-PDAM Sumur KK 7 13 % 18,42 39,39 Sumber Lain KK % Pelanggan PDAM dan Pengguna Sumur KK % 9 36 2 1 5,26 4,17 -
RW 01
RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05
25 38 33 24 27
16 29 20 23 27
IV - 629
100 100 75,61 62,5 66,67 85,37 57,14 97,92 79,29 96,23 97,44 100 89,58 95,45 94 100 95,58 75 73,58 81,36 86,79 94,44 89,29 80,98 65,91 76,92 86,44 90,32 79,77 89,36
64 56 68 67 36 43 61 32 53 527 33 27
62 54 67 67 32 42 61 30 53 512 29 20
96,87 96,43 98,53 100 88,89 97,67 100 93,75 100 97,15 87,88 74,07
2 4 9 2 3
2 1 1 2 6 2 4
IV - 630
92,86 86,27 82,35 54,55 14,29 91,30 66,15 95,40 97,62 94,25 98,94 98,08 99,17 97,44 97,62 88,89 100 100 97,14 82,61 88,89 95,71 94,92 52,94 90,70 91,48 90,16 94,74 100 83,40 89.33
Total 253 211 Jumlah Total 3101 2770 Sumber: Hasil Survei Primer (2010)
IV - 631
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut. Kondisi Eksisting Pengguna PDAM, Sumur dan Keduanya
PDAM 7% 4% nonPDAM 89% Pengguna Keduanya
Gambar 4.114 Persentase penggunaan PDAM, Sumur dan Keduanya di Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen 2010
Sumber: Hasil Analisis (2010)
Berdasarkan gambar dan data diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Kauman menggunakan jasa PDAM. Pembayaran jasa PDAM dilakukan setiap bulan dengan perhitungan berdasarkan jumlah pemakaian yang tercatat di meteran yang terdapat pada masing masing pengguna jasa PDAM. Sedangkan untuk pengguna sumber non-PDAM yaitu sumur bor terdapat dua skala pelayanan yaitu menggunakan sumur pribadi dan sumur komunal. Penggunaan air sumur menggunakan pompa listrik dan sumur timba. A. Pengguna PDAM 1. Sistem Sumber Sumber air yang memenuhi kebutuhan air bersih di Kelurahan Kauman adalah sumber air Wendit I. Sumber air Wendit I memiliki kapasitas sebesar 4200m3. Air yang berasal dari sumber air Wendit I didistribusikan menuju Reservoir Betek dan Reservoir Tlogomas yang masingmasing reservoir memiliki kapasitas sebesar 2000m3 dengan sistem perpompaan. Sumber air Wendit I yang memenuhi kebutuhan air bersih di kelurahan Kauman memiliki kapasitas produksi 11.097.168m3 dengan debit air 500 liter/detik. Jumlah produksi rata-rata perbulan dari sumber air ini adalah sebesar 800.000m3, dengan demikian diperkirakan sumber air Wendit I tersebut mampu mencukupi kebutuhan air sampai tahun 2035. Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya
IV - 632
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 2. Sistem Transmisi Sistem transmisi adalah sistem yang mengalirkan air dari sumber air baku menuju reservoir pelayanan. Berdasarkan sistem transmisi, reservoir yang ada terdiri atas reservoir yang menerima air secara gravitasi, reservoir dari sistem pemompaan dan sistem campuran. Di Kelurahan Kauman reservoir yang melayani penggunaan air bersih adalah Reservoir Tlogomas dan Reservoir Betek. Air dari mata air Wendit I dengan ketinggian +489m dpl disalurkan menuju reservoir Betek yang memiliki ketinggan +482m dpl dengan sistem gravitasi karena letak mata air lebih tinggi daripada letak reservoir. Sedangkan Air dari mata air Wendit I dengan ketinggian +489m dpl disalurkan menuju reservoir Tlogomas yang memiliki ketinggan +521m dpl dengan sistem pompanisasi karena letak reservoir Tlogomas lebih tinggi. Jaringan perpipaan distribusi dan transmisi memiliki pipa berkisar 25 mm sampai dengan 600 mm.
Mata Air Wendit I +489m dpl
Gravitasi
Reservoir Betek Kapasitas 2000m3 +482m dpl
Pompanisasi
Reservoir Tlogomas KAPASITAS 6500m +521m dpl
Pelanggan
Gambar 4.115 Skema Sistem Sumber, Sistem Distribusi dan Sistem Penyediaan Air Bersih Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen
Sumber: Profil PDAM Kota Malang (2008)
3. Sistem Distribusi Sistem distribusi air bersih ke daerah pelayanan dilakukan dengan menggunakan pipa-pipa yang berbeda ukuran. Setiap ukuran pipa-pipa ini
mengalirkan air yang volumenya berbeda juga. Pipa yang berukuran 12 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya IV - 633
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 mengalirkan air dari reservoir atau sistem sumber ke daerah pelayanan air bersih dan untuk yang mengalirkan air ke rumah penduduk dengan menggunakan pipa ukuran 6 sampai dengan 2. Adapun pelayanan PDAM di wilayah Kelurahan Kauman pada masingmasing RW dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.322 Identifikasi Pengguna Eksisting PDAM Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen Kota Malang Tahun 2010
Lokasi Jiwa Kelurahan Kauman Pengguna PDAM Jiwa 1541 1349 1497 670 2276 552 371 2235 1531 1062 13084 % 84.34 96.94 86.83 85.55 98.29 92.16 100 98.29 96.61 92.09 93.30
RW 01 1827 RW02 1392 RW 03 1724 RW 03 04 783 RW 05 2316 RW 06 599 RW 07 371 RW 08 2274 RW 09 1585 RW 10 1153 TOTAL 14024 Sumber : Hasil Survei Primer (2010)
Pada tabel diatas, pengguna PDAM untuk wilayah Kauman adalah sebesar 93,30 %. Banyaknya penduduk yang menggunakan PDAM dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: a. Faktor preferensi penduduk Preferensi penduduk adalah faktor pilihan penduduk dalam memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Pada tabel diatas penduduk hampir semuanya menggunakan PDAM, tetapi ada penduduk yang memenuhi kebutuhan air bersihnya dengan menggunakan sumur. Ada beberapa faktor yang menyebabkan warga tidak menggunakan PDAM, yaitu faktor ekonomi berupa persepsi masyarakat yang merasa pajak air bersih yang terlalu tinggi. Selain itu, faktor budaya yang turun temurun menggunakan sumber air berupa sumur yang menyebabkan masyarakat tetap bertahan dengan penggunaan sumber air tanah. Sedangkan menurut penduduk yang menggunakan PDAM, penggunaan PDAM memiliki beberapa manfaat, seperti membantu pemenuhan kebutuhan hidup akan air bersih yang mutu kesehatannya terjamin.
IV - 634
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Kekurangan layanan PDAM yang sering dikeluhkan oleh pengguna adalah seputar pengurangan debit air. Aliran air PDAM pada RW 03 biasanya
mengalami pengurangan debit pada jam peak hours yaitu sekitar jam 06.0009.00. Hal ini terjadi karena penggunaan air yang besar dan terakumulasi untuk keperluan domestik pada kisaran waktu tersebut. Selain itu, peak hours dapat terjadi pada sistem distribusi pompanisasi. Hal ini disebabkan karena pompa akan memberikan tekanan yang sama pada setiap debit air yang dikeluarkan. Ada pula faktor lain yang menyebabkan pengurangan debit air, yaitu masalah kebocoran pipa seperti yang pernah terjadi di Jalan Jendral Basuki Rahmat RW 09. Pada preferensi penduduk, hampir semuanya menggunakan PDAM akan tetapi ada penduduk yang menggunakan sumur juga. Terdapat beberapa alasan sehingga penduduk setempat menggunakan air sumur dalam pemenuhan kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari, antara lain: 1) Persepsi penduduk bahwa kualitas air sumur masih layak dan kapasitas air sumur masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari walaupun pada waktu-waktu tertentu tinggi muka air tanah/sumur sering berkurang bagi sumur yang kedalamannya kurang dari 9 meter. 2) Ketinggian muka air tanah/sumur biasanya hanya turun pada musim kemarau namun kapasitasnya masih tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga pengguna sumur 3) Terdapat keluhan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan PDAM, dan juga adanya keluhan tentang air bersih dari PDAM yang debitnya kerap menurun pada saat peak hour. b. Faktor Kondisi Fisik Lingkungan Penyediaan pipa distribusi air PDAM juga dipengaruhi oleh kondisi fisik lingkungan, berupa pola permukiman. Pola permukiman yang berkelompok dan padat secara realita akan mempersulit pemasangan jaringan pipa PDAM, sebab pemasangan jaringan pipa membutuhkan akses yang cukup luas. Selain itu, masalah topografi lahan yang tidak rata juga akan mempersulit pemasangan pipa distribusi. Hal ini lebih disebabkan oleh keadaan pipa yang sulit untuk dibelokkan mengikuti topografi lahan. Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya
IV - 635
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Berikut adalah diagram yang menggambarkan beberapa faktor yang menyebabkan penduduk tidak menggunakan PDAM:
7%1%
Masalah Ekonomi Budaya Turun Temurun Letak
92%
Gambar 4.116 Diagram Faktor Preferensi Penduduk Menggunakan Sumur
Masalah ekonomi masyarakat merupakan faktor yang menyebabkan masyarakat tidak menggunakan PDAM. Penduduk di Kelurahan Kauman menyatakan bahwa biaya penggunaan PDAM untuk tiap bulannya terlalu mahal dan dengan kondisi ekonomi mereka tidak mampu membayarnya. Penduduk di kelurahan Kauman yang tidak
menggunakan PDAM adalah 940 jiwa dan 92 % dari jumlah ini penduduk di Kelurahan Kauman karena masalah ekonomi tidak menggunakan PDAM. Penentuan tarif PDAM di kota Malang di tentukan berdasarkan kelompok pelanggan. Pembagian kelompok pelanggan tersebut disajikan dalam tabel berikut ini
Tabel 4.353 Kelompok Pelanggan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang
No. 1 1. Kelompok Pelanggan 2 KELOMPOK I a. SOSIAL: SOSIAL A Keterangan 3
SOSIAL B
SOSIAL C
Pelanggan yang kegiatan setiap harinya memberikan pelayanan kepentingan umum khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah antara lain: 1. Hydran Umum 2. Terminal Umum 3. Kran Umum Pelanggan yang kegiatan setiap harinya memberikan pelayanan kepentingan umum dan masyarakat serta mendapatkan sumber dana sebagian dari kegiatannya antara lain: 1. Kamar Mandi/ WC Umum 2. Yayasan Sosial 3. Panti Asuhan 4. Rumah Ibadah Pelanggan yang kegiatan setiap harinya memberikan pelayanan kepentingan umum dan masyarakat serta mendapatkan sumber dana sebagian dari kegiatannya antara lain:
IV - 636
Rumah tinggal yang didepannya terdapat jalan termasuk saluran got dan berm yang mempunyai lebar sampai dengan kurang dari 3 meter Rumah tinggal yang didepannya terdapat jalan termasuk saluran got dan berm yang mempunyai lebar 3 meter sampai dengan kurang dari 6 meter
2.
3.
RUMAH TANGGA D
RUMAH TANGGA E
b.
Rumah tinggal yang didepannya terdapat jalan termasuk saluran got dan berm yang mempunyai lebar 6 meter sampai dengan kurang dari 9 meter Rumah tinggal yang didalamnya terdapat usaha kecil (praktek, bidan, warnet, salon, gudang, home industry kecil, agen tiket travel kecil, bengkel kecil, toko obat bebas, warung, dll) dan didepannya terdapat jalan termasuk saluran got dan berm dengan lebar 3 meter sampai dengan kurang dari 6 meter 1. Rumah tinggal yang didepannya terdapat jalan propinsi, jalan protocol, jalan kembar, jalan sekunder dan yang terletak di kawasan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan lebar jalan termasuk saluran got dan berm 9 meter ke atas 2. Rumah tinggal yang terletak di komplek perumahan elit dan real estate yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan didepannya terdapat jalan termasuk got dan berm dengan lebar 6 meter keatas 3. Rumah tinggal yang didalamnya terdapat usaha kecil dan didepannya terdapat jalan termasuk saluran got dan berm 6 meter keatas Perguruan tinggi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. Sarana Milik Pemerintah Lembaga Pemerintah Kolam Renang Milik Pemerintah Kantor Pemerintah Rumah Sakit Pemerintah Kantor Perwakilan Negara Asing Rumah Toko (Ruko)
c.
NIAGA: NIAGA A
IV - 637
NIAGA B
NIAGA C
NIAGA D
IV - 638
INDUSTRI B
b.
TANGKI AIR
Jenis pelanggan yang tidak termasuk dalam Kelompok I, Kelompok II, dan Keompok III Pelayanan penjualan air dengan mobil tangki
IV - 639
2 3
2.500
4.100
9.500
2.800 3.400 3.800 3.400 3.800 5.600 9.000 10.600 11.800 12.800 14.600
4.400 5.300 5.600 5.600 8.400 8.400 11.200 12.800 14.000 15.100 17.900
13.000 16.000 17.000 18.000 19.000 25.000 27.500 30.000 32.500 35.000 40.000
AIR TANGKI: - KELOMPOK I - KELOMPOK II - KELOMPOK III Sumber: PDAM Kota Malang (2009)
Tarif air minimum akan ditentukan sesuai dengan kesepakatan JARAK PELAYANAN (KM) > 10 KM 125.000 175.000 250.000
IV - 640
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Dari tabel tarif dan penjelasan per golongan pengguna diatas, dapat disimpulkan bahwa dari 92% pengguna sumur yang enggan beralih menggunakan jasa PDAM karena faktor ekonomi disebabkan karena mahalnya tarif PDAM. Tarif PDAM untuk kelompok pelanggan rumah tangga sebesar antara Rp 191.250/bulan sampai Rp 433.500/bulan. Perhitungan tersebut berdasarkan asumsi kebutuhan air kota malang sebesar 170 liter/orang/hari dengan asumsi satu rumah tangga terdiri dari 5 jiwa. Sedangkan tarif untuk kelompok pelanggan sosial sebesar kurang lebih Rp 153.000/bulan. Jumlah tarif PDAM yang dikeluarkan untuk kelompok pelanggan instansi atau perkantoran sebesar antara Rp 459.000/bulan sampai dengan Rp 484.500/bulan. Untuk kelompok pelanggan niaga, dikenakan tarif PDAM sebesar Rp 637.500/bulan sampai dengan Rp 828.750/bulan. Kemudian tarif PDAM untuk
kelompok pelanggan industri sebesar antara Rp 892.500/bulan sampai dengan Rp 1.020.000/bulan. Berdasarkan perhitungan tarif tersebut penduduk yang menggunakan sumur beranggapan bahwa menggunakan PDAM jauh lebih boros jika dibandingkan dengan menggunakan air dari sumur. Oleh sebab itu mereka enggan beralih menggunakan PDAM dan tetap menggunakan air sumur sebagai penyedia kebutuhan air bersihnya. Selain masalah ekonomi, 7 % dari 940 jiwa yang tidak menggunakan PDAM ini adalah penduduk yang menggunakan sumur dalam waktu yang lama. Penduduk
menyatakan meraka menggunakan sumur sudah dalam waktu yang lama dan sudah merupakan budaya turun temurun. Selain itu, penduduk menyatakan kualitas air
sumur yang mereka gunakan sangat baik dan cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk sehari-hari. Faktor lain yang menyebabkan penduduk tidak
menggunakan PDAM adalah kendala teknis dari pihak PDAM sendiri. Kendala yang dihadapi pihak PDAM adalah kondisi topografi lahan. Pemasangan pipa PDAM tidak bisa dibelokkan mengikuti topografi lahan serta pemasangan pipa PDAM membutuhkan akses yang cukup luas. 4. Hidran Hidran merupakan salah satu fasilitas pelayanan air bersih yang dilengkapi oleh kran air. Fungsi dari hidran adalah untuk menjaga kelancaran aliran air, yaitu dengan penggelontoran atau flushing yang bertujuan untuk membuang kotoran yang menyumbat pipa dan juga membantu penyediaan air bersih saat terjadi musibah Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya
IV - 641
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 kebakaran. Peletakkan hidran minimal membutuhkan pipa berukuran 4 dengan jarak antar hidran sejauh 0,2 1 kilometer. Sedangkan BR diletakkan pada pipa berukuran 2 atau 3, dengan jarak antar BR 500 meter. Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen hanya memliki 4 buah hidran. Data persebaran dan kondisi hidran disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.355 Jumlah, Persebaran dan Kondisi Hidran Kelurahan Kauman
Lokasi JL. Arjuna (RW 01) JL. Tenes (RW 07) JL. Kawi (RW 07) JL. Tugu (RW 09) TOTAL Sumber: Hasil Analisis (2010) No. 1 2 3 4 Jumlah Hidran 1 1 1 1 4 Kondisi Tidak aktif Aktif Tidak aktif Tidak aktif
B. Non-PDAM 1. Sumur Penggunaan sumur di Kelurahan Kauman dapat dibedakan menjadi pengguna sumur pribadi dan sumur komunal. Pengguna sumur di Kelurahan Kauman menggunakan pompa listrik dan menggunakan sumur timba. Sebagian besar air sumur yang digunakan oleh warga mempunyai kualitas air yang layak sesuai dengan standar kesehatan. Kualitas air sumur yang layak dikonsumsi menyebabkan masyarakat yang memiliki sumur dengan kualitas baik tidak membutuhkan adanya suplai air tambahan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, seperti minum, memasak, dan mandi. Meskipun demikian, di beberapa RT masih terdapat beberapa keluhan mengenai kualitas air sumur yang digunakan. Penurunan kualitas air sumur disebabkan oleh jarak sumur yang berdekatan dengan septictank.
Tabel 4.356 Identifikasi Pengguna Eksisting Sumur Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen Kota Malang Tahun 2010
Jiwa Pengguna Kelurahan Sumur Kauman Sumur % RW 01 1827 286 15.66 RW02 1392 43 3.06 RW 03 1724 227 13.17 RW 03 04 783 113 14.45 RW 05 2316 40 1.71 RW 06 599 47 7.84 RW 07 371 0 0 RW 08 2274 39 1.71 RW 09 1585 54 3.39 RW 10 1153 91 7.91 TOTAL 14024 940 6.70 Sumber : Hasil Survei Primer (2010) Lokasi
IV - 642
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 I. Analisis Kondisi Eksisting Air Bersih Kelurahan Kauman Kelurahan Kauman menggunakan air bersih sebagai kebutuhan pokok masyarakat. Sistem penyediaan air bersih yang terdapat pada wilayah studi berupa perpipaan dan nonperpipaan. Sistem perpipaan menggunakan jaringan transmisi yang diambil dari sumber mata air kemudian didistribusikan pada masyarakat. Contoh berupa jaringan PDAM yang dikelola. Sedangkan sistem nonperpipaan berupa pemanfaatan sumur yang digunakan secara personal maupun komunal. Analisis kondisi eksisting penggunaan Kelurahan Kauman tahun 2010 selengkapnya disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.357 Analisis Eksisting Pengguna PDAM dan Sumur Kelurahan Kauman Tahun 2010
Lokasi RW 01 Kondisi eksisting RW 01 terdiri dari 13 RT dengan jumlah KK sebanyak 396 KK (1827 jiwa) Pengguna PDAM sebanyak 314 KK atau 79,29%, pengguna sumur sebanyak 62 KK (sumur dangkal 52 KK dan sumur dalam 10 KK), dan pengguna keduanya sebanyak 20 KK atau 5,05% Kedalaman sumur 5m-10m Sumur komunal di RT 01 RW 01 dengan karakteristik sumur dalam digunakan oleh 10 KK, namun sumur tersebut dikeluhkan oleh pengguna yaitu sumur berbau. Disumur lain di RW 01 juga dikeluhkan karena berwarna keruh (3 sumur) dan ada pula yang berasa (1 sumur). Sumur komunal dimanfaatkan unuk MCK umum dan digunakan oleh 10 KK Debit air di RW 01 yaitu 0,16 l/dt Analisis Penduduk RW 01 menggunakan air sumur karena alasan lebih ekonomis daripada menggunakan air PDAM. Lokasi sumur komunal berdekatan dengan sungai yaitu 5 meter dari bibir sungai. Akibatnya kualitas air tanahnya masih diragukan. Hal ini terindikasi sumur komunal milik penduduk sekitar berbau. Mayoritas penduduk memiliki preferensi penggunaan air bersih dengan PDAM karena letak RW 01 yang berdekatan dengan sungai mengabkibatkan penduduk ragu dengan kualitas air sumur. Beberapa penduduk yang sudah menggunakan PDAM merasa puas karena belum pernah terjadi masalah yang serius (keruh, macet, dll) selama menggunakan PDAM.
RW 02
RW 02 terdiri dari 7 RT dengan jumlah KK sebanyak 294 KK (1392 jiwa) Pengguna PDAM sebanyak 281 KK atau 95,58%, pengguna sumur dangkal sebanyak 9 KK atau 3,06%, dan pengguna keduanya sebanyak 4 KK atau 1,36% Kedalaman sumur 5m-10m
Model permukiman yang berdekatan berakibat jarak septic tank dengan sumber air tidak sesuai dengan standart yaitu hanya berjarak rata-rata 8 meter. Hal ini terindikasi beberapa sumur milik penduduk sekitar berwarna keruh dan bau. Terjadi penurunan debit air pada
IV - 643
RW 03
RW 04
RW 05
RW 05 terdiri dari 10 RT dengan jumlah KK sebanyak 527 KK (2316 jiwa) Pengguna PDAM sebanyak 512 KK atau 97,15%, pengguna sumur sebanyak 9 KK (sumur dangkal 8 KK dan sumur dalam 1 KK), dan pengguna keduanya sebanyak 6 KK
Keluhan mengenai kualitas sumur diindikasikan penyebabnya adalah jarak antar rumah yang berdekatan dehingga jarak septic tank dengan sumur tidak sesuai dengan standar, yaitu berjarak rata-rata 10 meter. Terjadi penurunan debit air pada saat peak hour di RT 04 yaitu dari 0,11 l/dt pada saat normal, turun hingga 0,1 l/dt. Hal ini disebabkan penduduk di RT 04 yang mayoritas rumahnya digunakan untuk perdagangan dan jasa dan memakai air dalam jumlah yang banyak dan pada saat jam-jam sibuk. Kondisi air sumur di RW 05 cukup baik, digunakan untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari Mayoritas penduduk yang lokasi rumahnya berjarak dekat dengan sungai memeiliki preferensi pengunaan air bersihya dengan PDAM. Hal ini disebabkan warga
IV - 644
RW 06
Tidak terdapat masalah baik dari penggunaan PDAM maupun sumur. Hal ini dikarenakan cakupan pelayanan untuk RW 06 penduduknya tidak terlalu padat.
RW 07
Kondisi air PDAM dan air sumur berkualitas cukup baik, oleh masyarakat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
RW 08
Debit air di RW 08 mengalami penurunan pada saat peak hour yaitu dari kondisi normal 0,11 l/dt menjadi hingga 0,08 l.dt. Hal ini disebabkan di RW 08 mayoritas penduduknya bekerja di sektor perdagangan dan menggunakan air pada jam-jam sibuk pada pagi hari. Keluhan mengenai kualitas air sumur diindikasikan karena jarak rumah yang berdekatan sehingga arak septic tank tidak sesuai standar yaitu jarak rata-ratanya adalah 5 meter dengan sumur.
IV - 645
Jarak sumur komunal dengan sungai berdekatan dengan jarak 5 meter dari bibir sungai. Hal ini diindikasikan kualitas air sumur di RW 10 berbau. Mayoritas penduduk RW 10 memiliki preferensi penggunaan air bersih dengan PDAM karena lokasi RW 10 yang dilalui sungai yang tidak memungkinkan untuk menggunakan sumur karena kualitasnya terganggu.
Tidak semua warga di Kelurahan Kauman memenuhi kebutuhannya terhadap air bersih dengan fasilitas pribadi. Terdapat beberapa fasilitas MCK umum yang tersebar di Kelurahan Kauman yang digunakan oleh warga untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih. Analisis kondisi eksisting peyendiaan air bersih pada MCK umum di Kelurahan Kauman selengkapnya disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.358 Penyediaan Air Bersih Pada MCK umum di Kelurahan Kauman
Lokasi MCK RW 01 Eksisting Terdapat dua MCK umum yang digunakan oleh 7 KK. Sumber air bersih pada MCK umum ini berasal dari air sumur. Analisis Sumber air yang digunakan di MCK umum ini berwarna jernih dan tidak berbau. Penggunaan MCK umum ini lebih sering ketika musim kemarau tiba, karena adanya penurunan volume air sumur warga. MCK umum ini memiliki akses sumber air bersih yang baik sehingga pengguna MCK umum tidak akan kesulitan mendapatkan
IV - 646
RW 02
Terdapat dua MCK umum yang digunakan oleh yaitu di RT 3 dan RT 5 dengan jumlah pengguna 40 bangunan. Sumber air bersih pada MCK umum ini berasal dari air sumur.
RW 03
Terdapat dua MCK umum yang digunakan oleh 19 bangunan. Sumber air bersih pada MCK umum ini berasal dari air sumur.
RW 04 RW 05 RW 06 RW 07 RW 08
RW 09
Tidak terdapat MCK umum di wilayah ini. Tidak terdapat MCK umum di wilayah ini. Tidak terdapat MCK umum di wilayah ini. Tidak terdapat MCK umum di wilayah ini. Terdapat dua MCK umum yang digunakan oleh 17 bangunan. Sumber air bersih pada MCK umum ini berasal dari air sumur. Terdapat dua MCK umum yang digunakan oleh 36 bangunan. Sumber air bersih pada MCK umum ini berasal dari PDAM.
II.
Analisis Potensi dan Masalah Air Bersih Kelurahan Kauman Permasalahan yang ada di kelurahan Kauman perlu mendapat solusi. Untuk
mengatasi masalah dapat dilakukan dengan menemukan penyebab terjadinya masalah Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya
IV - 647
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 tersebut untuk mendapatkan sebuah pemecahannya dan dengan mencari serta mengembangkan suatu potensi yang ada di kelurahan Kauman masalah. Analisis potensi dan masalah merupakan analisis terhadap potensi dan masalah yang ada di Kelurahan Kauman. Identifikasi analisis potensi dan masalah menggunakan beberapa variabel yang meliputi manfaat, kapasitas, dan kualitas. A. Analisis Potensi Indikator suatu objek pemenuhan kebutuhan air bersih di Kelurahan Kauman dapat dikategorikan suatu potensi adalah: 1. Manfaat Adanya objek yang keberadaannya tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat banyak dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. 2. Kapasitas Kebutuhan air masyarakat sekitar objek untuk MCK (Mandi, Cuci, dan Kakus) tercukupi dengan baik ditandai dengan debit air yang tinggi dan terus menerus. 3. Kualitas Ditinjau dari kebersihan air yang terdapat pada objek sudah memenuhi standar kelayakan air bersih.
Tabel 4.359 Matriks Analisis Potensi Air Bersih Kelurahan Kauman Tahun 2010
Lokasi Obyek Kajian Sumber Mata Air Artesis Variabel Sub Variabel Kualitas Analisis
RW 03
Potensi
Air yang berasal dari sumber air artesis tersebut telah diuji kualitasnya oleh PDAM dan telah dinyatakan layak minum. layak untuk memenuhi kebutuhan dan dikonsumsi. Karena kualitas air yang sesuai dengan standar KepMenKes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum yaitu tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sumber air ini terletak di RW 03 yaitu di Mesjid Jami Kota Malang. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang keberadaan sumber air sehingga pengelolaannya kurang optimal. Terlihat bahwa banyaknya kuantitas air yang dibuang karena tidak dapat ditampung.
Pengelolaan
IV - 648
Perlu adanya pengelolaan yang optimal dan berbasis masyarakat sehingga pemanfaatan air sumber ini dapat maksimal untuk mengatasi permasalahan kebutuhan air yang ada di masyarakat sekitar sumber air. Berdasarkan hasil survei primer 2010 dan menurut presepsi warga pengguna sumur komunal, kualitas dari air sumur komunal ini layak konsumsi karena sudah memenuhi standar kualitas air bersih yang tercantum dalam KepMenKes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum yaitu tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Jumlah pengguna sebuah sumur komunal disetiap RW bervariasi, yaitu berkisar antara 2 KK hingga 7 KK. Rata-rata 1 sumur digunakan untuk 3 sampai 6 KK. Namun seperti pada RW 10 terdapat sumur komunal yang digunakan sampai oleh 7 KK. Sumur komunal ini berpotensi untuk menjaga cadangan ketersediaan air tanah. Dengan adanya sumur komunal ini optimalisasi dalam penggunaan lahan dan air tanah sudah baik.
Sumur Komunal
Potensi
Kualitas
Jumlah Pengguna
Sumber air yang terdapat RW 03 ini merupakan sumber air artesis di Masjid Jami Kota Malang kedalaman 205 meter dengan debit (Q) sebesar 0,25 lt/dt. Sumur artesis tersebut telah diuji kualitasnya oleh PDAM dan telah dinyatakan layak minum. Tidak hanya sekedar memenuhi syarat untuk diminum, air itu pun mengandung alkalinitas (Ph) yang cukup tinggi mencapai 273.31. Dengan memiliki kadar alkalinitas yang cukup tinggi, air itu dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh. Tidak hanya itu saja, air yang mengalir dari sumur bor artesis itu memiliki kandungan total dissolved water (TDS) yang mendekati kandungan TDS air zam-zam. TDS air artesis masjid jami sebesar 437 sedangkan air zam-zam 430 TDS. Mengetahui hal itu, tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan air itu membantu proses pengobatan dan lainnya
IV - 649
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Saat ini, sumber mata air artesis tersebut telah dipasarkan dan keuntungannya digunakan untuk pembangunan Masjid Agung Jami Kota Malang. Air dari sumber air ini juga dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kesehariannya. Pemanfaatan sumber air ini selain oleh warga RW 03 sendiri juga dimanfaatkan oleh warga RW 06 dan 04 karena jarak tempuh lokasinya yang berdekatan. Sedangkan untuk pemakaian sumber air bersih ini sendiri, setiap harinya mngeluarkan 14.608 Liter yang dihitung berdasarkan standar kebutuhan kota berkembang yaitu 170L/orang/ hari. Di 7 RW Kelurahan Kauman terdapat beberapa sumur komunal yang melayani 3-7 KK dengan jarak lokasi yang berdekatan. Dengan adanya sumur komunal ini bermanfaat untuk cadangan ketersediaan air tanah.
IV - 650
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Gambar 4.118 FoMap Analisis Potensi RW 01
IV - 651
IV - 652
IV - 653
IV - 654
IV - 655
IV - 656
IV - 657
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 B. Analisis Masalah Indikator suatu objek pemenuhan kebutuhan air bersih di Kelurahan Kauman dapat dikategorikan sebagai masalah adalah: 1. Kualitas Objek pemenuhan kebutuhan air bersih terhitung mengalami penurunan kualitas air bersih. Adapun standar air bersih yang tertulis dalam KepMenKes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum), air bersih tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit. Serta air tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. 2. Kuantitas Objek pemenuhan kebutuhan air bersih terhitung mengalami penurunan penurunan kapasitas air bersih. 3. Kendala sistem distribusi Terjadi masalah pada sistem jaringan distribusi. Berbagai faktor mempengaruhi pendistribusian Pipa jaringan PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih. 4. Ekonomi Tarif PDAM yang menurut prefensi warga tidak sebanding dengan pendapatan warga yang kebanyakan memiliki tingkat ekonomi menengah kebawah.
Tabel 4.360 Matriks Analisis Masalah Air Bersih Kelurahan Kauman Tahun 2010
Lokasi RW 01 Obyek Kajian PDAM Variabel Permasalahan Sub variable Jaringan Perpipaan Debit Air Analisis -
Di wilayah RW 01 ini terjadi fluktuasi pada saat saat peak hour yaitu pada pukul 06.00-10.00 WIB dan pukul 15.30-18.00 WIB. Ratarata debit air pada saat peak hour yaitu 0,125 L/det, sedangkan pada jam normal sebesar 0,16 L/det. Wilayah RW 01 berada di ketinggian 450 428 dpl. Menurut presepsi warga dari hasil kuisioner air yang mereka gunakan terkadang berbau kaporit dan hal
Kualitas Air
IV - 658
Sebab Masalah
Kualitas Air
Ekonomi
IV - 659
Sebab Masalah
Kapasitas Air
Kualitas
Kapasitas Air
RW 02
PDAM
Permasalahan
IV - 660
Biaya PDAM terkadang lebih tinggi dibandingkan dengan pemakaian, sehingga masyarakat di RW 01 ini memutuskan menggunakan sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Penurunan yang terjadi saat peak hour disebabkan oleh aktifitas masyarakat yang meningkat, seperti mandi, cuci dan kakus. Saat jam normal yaitu di atas pukul 10.00-15.00 WIB aktifitas masyarakat menurun dan debit air kembali normal. Pendapatan masyarakat tidak sebanding dengan biaya PDAM per bulan. Biaya PDAM perbulan yang mahal terutama dalam pemasangan meteran air membuat masyarakat enggan pindah ke PDAM. Adapun tarif PDAM untuk pemakaian 0-10m3 yaitu berkisar antara Rp. 2.200-2.500, sedangkan pemakaian > 10m3 berkisar antara Rp. 3.400-4.100. Serta biaya langganan yaitu berkisar antara Rp. 7.500-9.500. Terdapat 10 sumur yang kualitas airnya tidak sesuai dengan dengan standar KepMenKes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum yaitu tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Pada bulan september hingga oktober, terjadi penurunan Kapasitas Air sumur. Hal itu terjadi di sebagian wilayah RW 02.
Sebab Masalah
Sumur
Permasalahan
Kualitas Air
Kapasitas Air
IV - 661
Kapasitas Air
RW 03
PDAM
Permasalahan
Di wilayah RW 03 ini terjadi fluktuasi pada saat saat peak hour yaitu pada pukul 15.30-18.00 WIB. Rata-rata debit air pada saat peak hour yaitu 0,15 L/det, sedangkan pada jam normal sebesar 0,125 L/det. Wilayah RW 03 berada di ketinggian 446.4 433.2 dpl.
Biaya PDAM perbulan yang mahal terutama dalam pemasangan meteran air membuat masyarakat enggan pindah ke PDAM. Adapun tarif PDAM untuk pemakaian 010m3 yaitu berkisar antara Rp. 2.200-2.500, sedangkan pemakaian > 10m3 berkisar antara Rp. 3.4004.100. Serta biaya langganan yaitu berkisar antara Rp. 7.500-9.500. Penurunan yang terjadi saat peak hour disebabkan oleh aktifitas masyarakat yang meningkat, seperti mandi, cuci dan kakus. Saat jam normal yaitu di atas pukul 10.00-15.00 WIB aktifitas masyarakat menurun dan debit air
Sebab Masalah
IV - 662
Sumur
Permasalahan
Kualitas Air
Kapasitas Air
Sebab Masalah
Kualitas Air
Volume Air
RW 04
PDAM
Permasalahan
Banyak warga yang mengeluah biaya PDAM yang mahal dan tidak sebanding dengan penghasilan mereka sehingga sebagian besar masyarakat di RW 04 ini
IV - 663
RW 05
PDAM
Permasalahan
IV - 664
Sumur
Permasalahan
Kualitas Air
Sebab Masalah
Kapasitas Air RW 08 PDAM Permasalahan Jaringan Perpipaan Debit Air Kualitas Air Ekonomi Sebab Masalah Jaringan Perpipaan Debit Air Kualitas Air
IV - 665
Menurut KepMenKes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, air yang berkualitas baik yaitu tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Tetapi di wilayah RW 04 ini terdapat 3 sumur yang memiliki kualiatas air yang tidak sesuai dengan standar tersebut yaitu keruh dan berbau Pada bulan september hingga oktober, terjadi penurunan Kapasitas Air sumur. Hal itu terjadi di sebagian wilayah RW 08. Kualitas air sumur yang buruk dan tidak sesuai standar disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan sumur dan lingkungan sekitarnya sehingga mencemari air. Penurunan Kapasitas Air sumur yang terjadi di wilayah ini disebabkan oleh periode musiman yaitu musim kemarau. Terjadi kebocoran pipa berukuran 75 mm (3 dim) di RT 02, Jl. Majapahit. Kebocoran terjadi akibat kondisi pipa yang sudah tidak layak. -
Kualitas Air
Kapasitas Air
Sebab Masalah
Kualitas Air
Kapasitas Air
RW 09
PDAM
Permasalahan
Jaringan Perpipaan
Debit Air Kualitas Air Ekonomi Sebab Masalah Jaringan Perpipaan Debit Air Kualitas Air Ekonomi
IV - 666
Kualitas Air
Kualitas Air
Debit Air
Debit Air
IV - 667
Kualitas Air Ekonomi Sumur Permasalahan Kualitas Air Kapasitas Air Sebab Masalah Kualitas Air
Terdapat masalah terkait dengan kualitas air sumur yaitu terdapat 4 sumur berasa dan 4 sumur berbau. Kualitas air yang buruk di wilayah ini karena letak sumur yang berdekatan dengan sungai dan kurangnya pemeliharaan sekitar sumur sehingga air tercemar -
IV - 668
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Gambar 4.125 FoMap Analisis Masalah RW 01
IV - 669
IV - 670
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Gambar 4.127 FoMap Analisis Masalah RW 03
IV - 671
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Gambar 4.128 FoMap Analisis Masalah RW 04
IV - 672
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Gambar 4.129 FoMap Analisis Masalah RW 05
IV - 673
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Gambar 4.130 FoMap Analisis Masalah RW 08
IV - 674
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Gambar 4.131 FoMap Analisis Masalah RW 09
IV - 675
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Gambar 4.132 FoMap Analisis Masalah RW 10
IV - 676
Gambar 4.133 Penampang Melintang Jarak Sumur terhadap Septictank RW 01 Kelurahan Kauman
IV - 677
Gambar 4.134 Penampang Melintang Jarak Sumur terhadap Septictank RW 02 Kelurahan Kauman
IV - 678
Gambar 4.135 Penampang Melintang Jarak Sumur terhadap Septictank RW 03 Kelurahan Kauman
IV - 679
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 III. Analisis Mutu dan Daya Dukung Potensi A. Analisis Mutu Kualitas mata air diuji di laboratorium dengan menggunakan analisis fisika, kimia dan mikrobiologi. Sumber mata air yang melayani Kecamatan Klojen adalah sumber air Wendit I. Sumber air tersebut mempunyai kualitas mata air yang sama karena berasal dari mata air bawah tanah. Pemeriksaan kualitas air dilakukan setiap minggu oleh petugas Laboratorium PDAM Kota Malang sendiri dan setiap bulan oleh Petugas Dinas Kesehatan Daerah Kota Malang. Adapun hasil pemeriksaan Laboratorium mengenai kualitas air adalah sebagai berikut:
Tabel 4.361 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
No. I 1 2 3 4 5 6 7 II A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 PARAMETER FISIKA Bau Jumlah zat padat terlarut(TDS) Kekeruhan Rasa Suhu Warna Daya hantar listrik (DHL) KIMIA Kimia anorganik Air Raksa*) (Hg) Alumunium (Al) Arsen*) (As) Barium (Ba) Besi (Fe) Flourida (F) Kadmium*) (Ca) Kesadahan sebagai CaCO3 Khlorida (Cl) Kromium valensi 6*) (Cr) Mangan (Mn) Natrium (Na) Nitrat sebagai No2 Nitrat sebagai No2 Perak*) (Ag) PH Selenium *) (Se) Seng (Zn) Sianida *) (Cn) Sulfat (SO4) Sulfida sebagai H2S Tembaga (Cu) Timbal *) (Pb) SATUAN Mg/lt Skala NTU 0C Skala TCU AIR PDAM KOTA MALANG Tidak berbau 120 1 Tidak berasa 29 3 425
Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt Mg/lt
0.00 0.00 0.00 0.66 0.00 156 17.30 156 0.00 1.025 0.00 7.20 0.00 0.00 2.00 0.00 0.00 0.00
IV - 680
Sumber: PDAM Kota Malang Keterangan: *) Zat kimia bersifat racun **) PerMenKes RI -) Tidak diperiksa
Berdasarkan data kualitas air tersebut maka kualitas air PDAM sudah sesuai dengan Standar yaitu KepMenKes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 karena tidak berasa,
berwarna dan berbau. Sedangkan rasa kaporit yang dirasakan oleh pengguna PDAM di Kelurahan Kauman merupakan efek samping dari penggunaan kaporit sebagai obat untuk membunuh bakteri atau kuman-kuman yang terdapat di dalam air. B. Analisis Daya Dukung Potensi Terdapat beberapa sumur komunal di beberapa RW di Kelurahan Kauman yang mampu melayani antara 2 KK sampai 6 KK. Sumur komunal tersebut jika dikembangkan dapat membantu warga dalam memenuhi kebutuhannya akan air bersih. Data analisis skala pelayanan sumur komunal selanjutnya disajikan dalam tabel berikut:
IV - 681
RW 01
31400
5 KK
7850
4 KK
RW 02
5495
2 KK
7850
3 KK
RW 03
15896
5 KK
7850
2 KK
7850
3 KK
IV - 682
No.
Lokasi
Skala Pelayanan
Analisis Skala Pelayanan rata-rata adalah 170/jiwa dan diasumsikan 1 KK terdiri dari 5 jiwa, maka selanjutnya sumur komunal ini dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan air 9 KK. Terdapat sumur komunal di RW ini dengan Volume 7850 liter yang melayani kebutuhan air 5 KK. Jika kebutuhan air rata-rata adalah 170/jiwa dan diasumsikan 1 KK terdiri dari 5 jiwa, maka selanjutnya sumur komunal ini dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan air 11 KK. Terdapat sumur komunal di RW ini dengan Volume 7850 liter yang melayani kebutuhan air 2 KK. Jika kebutuhan air rata-rata adalah 170/jiwa dan diasumsikan 1 KK terdiri dari 5 jiwa, maka selanjutnya sumur komunal ini dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan air 9 KK. Terdapat sumur komunal di RW ini dengan Volume 7850 liter yang melayani kebutuhan air 3 KK. Jika kebutuhan air rata-rata adalah 170/jiwa dan diasumsikan 1 KK terdiri dari 5 jiwa, maka selanjutnya sumur komunal ini dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan air 7 KK. Terdapat sumur komunal di RW ini dengan Volume 7850 liter yang melayani kebutuhan air 5 KK. Jika kebutuhan air rata-rata adalah 170/jiwa dan diasumsikan 1 KK terdiri dari 5 jiwa, maka selanjutnya sumur komunal ini dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan air 9 KK. Terdapat sumur komunal di RW ini dengan Volume 7850 liter yang melayani kebutuhan air 4 KK. Jika kebutuhan air rata-rata adalah 170/jiwa dan diasumsikan 1 KK terdiri dari 5 jiwa, maka selanjutnya sumur komunal ini dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan air 6 KK. Terdapat sumur komunal di RW ini dengan Volume 7850 liter yang melayani kebutuhan air 5 KK. Jika kebutuhan air rata-rata adalah 170/jiwa dan diasumsikan 1 KK terdiri dari 5 jiwa, maka selanjutnya sumur komunal ini dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan air 9 KK.
RW 04
9420
5 KK
7850
2 KK
RW 05
6280
3 KK
7850
5 KK
5495
2 KK
RW 09
7850
5 KK
IV - 683
No.
Lokasi
Skala Pelayanan
Analisis Skala Pelayanan Terdapat sumur komunal di RW ini dengan Volume 7850 liter yang melayani kebutuhan air 5 KK. Jika kebutuhan air rata-rata adalah 170/jiwa dan diasumsikan 1 KK terdiri dari 5 jiwa, maka selanjutnya sumur komunal ini dapat dikembangkan untuk melayani kebutuhan air 11 KK.
RW 10
9420
6 KK
IV - 684
IV.
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Analisis Potensial Pengguna PDAM dan Potensial Pengguna PDAM Rencana Kelurahan Kauman Berdasarkan hasil survei primer di Kelurahan Kauman, diperoleh kondisi eksisting
penduduk potensial pengguna PDAM yang dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Penduduk potensial pengguna PDAM dan penduduk potensial pengguna PDAM rencana. Penduduk potensial pengguna meliputi penduduk yang belum menggunakan air bersih dari PDAM, tetapi tempat tinggal penduduk tersebut letaknya berdekatan dengan jaringan pipa dari PDAM dan merupakan penduduk yang menjadi rencana penambahan pengguna sambungan rumah PDAM. A. Penduduk Potensial Pengguna PDAM Di Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen terdapat perbedaan penduduk dalam pemilihan sumber air. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan pola konsumsi masyarakat dan daya beli masyarakat. Hal tersebut menjadi salah satu faktor utama dalam pemilihan penggunaan air bersih. Tingginya biaya yang ditentukan oleh PDAM mempengaruhi masyarakat dalam pemilihan sumber air. Selain itu, mahalnya biaya pemasangan pipa sambungan baru serta tagihan yang harus dibayar tiap bulan menambah keengganan warga untuk beralih menjadi pengguna PDAM. Penduduk potensial pengguna PDAM merupakan penduduk yang tempat tinggalnya berdekatan atau sudah dilalui oleh jaringan pipa PDAM namun belum menjadi pelanggan PDAM. Jumlah penduduk potensial pengguna PDAM eksisting tiap RW sebagai berikut.
Tabel 4.363 Penduduk Potensial Pengguna PDAM Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen Tahun 2010
RW RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 RW 06 RW 07 RW 08 RW 09 RW 10 Total Rumah 296 188 291 133 366 84 62 267 203 204 2094 Jiwa 1827 1392 1724 783 2316 599 371 2274 1585 1153 14024 Rumah 37 3 40 12 4 4 7 2 7 116 Jumlah Potensial % Jiwa 12.5 185 1.60 15 13.76 200 9.02 60 1.09 20 4.76 20 2.62 35 0.99 10 3.43 35 5.54 580 % 10.13 1.08 11.60 7.66 0.86 3.34 1.54 0.63 3.04 10.13
IV - 685
Dilihat dari tabel diatas diketahui persentase penduduk potensial pengguna PDAM di Kelurahan Kauman 5,54% yaitu sebanyak 116 rumah, sedangkan untuk penduduk non potensial pengguna adalah 94,46% yaitu sebanyak 1978 rumah. Dari jumlah total eksisting pengguna sumur sebesar 6,70% hanya 5,54% yang dapat dikategorikan sebagai potensial pengguna PDAM, sedangkan 1,16% sisanya tidak dapat digolongkan sebagai potensial pengguna karena letak rumah yang jauh atau tidak dilewati jaringan pipa PDAM. Pada RW 07 tidak terdapat potensial pengguna PDAM hal ini dikarenakan semua penduduk pada RW tersebut sudah menggunakan PDAM. Berikut ini faktor-faktor penyebab penduduk non potensial pengguna: 1. Biaya pembayaran PDAM per bulannya terlampau mahal 2. Biaya pemasangan baru yang baru yang terlalu mahal 3. Kebiasaan penduduk menggunakan sumur. B. Penduduk Potensial Pengguna PDAM Rencana Penduduk potensial pengguna PDAM rencana adalah penduduk yang berkeinginan untuk pindah ke PDAM tetapi pada daerah tersebut belum terdapat jaringan pipa PDAM. Jumlah penduduk potensial pengguna PDAM rencana eksisting tiap RW di Kelurahan Kauman ditunjukkan oleh tabel berikut ini
Tabel 4.364 Penduduk Potensial Pengguna PDAM Rencana Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen Tahun 2010
Jiwa Rumah RW 01 296 1827 RW 02 188 1392 RW 03 291 1724 RW 04 133 783 RW 05 366 2316 RW 06 84 599 RW 07 62 371 RW 08 267 2274 RW 09 203 1585 RW 10 204 1153 Total 2094 14024 Sumber: Hasil Analisis (2010) RW Jumlah Potensial Rencana Rumah % Jiwa 3 1.01 15 2 1.50 10 2 0.55 10 2 0.98 10 9 0.43 45 % 0.82 1.28 0.43 0.87 0.32
Jumlah rumah potensial rencana di Kelurahan Kauman adalah sebanyak 0,43% atau mencapai 9 rumah. Pada Tahun 2014 jumlah perumahan tentunya akan mengalami
IV - 686
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 peningkatan begitu pula dengan perubahan baik mengalami peningkatan ataupun tidak proyeksi pengguna PDAM. Pada tahun 2015, rencana pemasangan pipa PDAM didasarkan pada tingkat permintaan warga. Penambahan perumahan akan mempengaruhi penambahan pengguna PDAM pada tahun 2020, 2025, dan 2030. Penduduk potensial pengguna PDAM rencana untuk Tahun 2015 ditunjukkan oleh tabel berikut ini yang didapat dari hasil perhitungan 88% dari pertambahan rumah dijumlahkan dengan 12% dari kondisi eksisting:
Tabel 4.365 Penduduk Potensial Pengguna PDAM Rencana Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen Tahun 2015
Jiwa Rumah RW 01 413 1942 RW 02 321 1479 RW 03 391 1832 RW 04 191 832 RW 05 517 2462 RW 06 152 637 RW 07 104 394 RW 08 508 2417 RW 09 362 1685 RW 10 270 1225 Total 3229 14905 Sumber: Hasil Analisis (2010) RW Jumlah Potensial Rencana Rumah % Jiwa 103 25.02 515 117 36.46 585 88 22.51 440 51 26.85 255 133 25.75 665 60 39.37 300 37 35.54 185 212 41.75 1060 140 38.65 700 58 21.60 290 1000 30.97 5000 % 26.52 39.55 24.02 30.65 27.01 47.10 46.95 43.86 41.54 23.67 33.55
Pada tahun 2020, terdapat proyeksi penambahan rumah, penduduk potensial pengguna PDAM rencana untuk tahun 2020 ditunjukkan oleh tabel berikut ini:
Tabel 4.366 Penduduk Potensial Pengguna PDAM Rencana Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen Tahun 2020
Jiwa Rumah RW 01 462 2064 RW 02 365 1572 RW 03 439 1947 RW 04 227 885 RW 05 573 2616 RW 06 185 677 RW 07 134 419 RW 08 563 2569 RW 09 408 1790 RW 10 310 1302 Total 3666 15841 Sumber: Hasil Analisis (2010) RW Jumlah Potensial Rencana Rumah % Jiwa 43 9.41 95 39 10.61 95 42 9.62 215 32 14.06 195 50 8.64 210 29 15.70 160 26 19.70 250 48 8.60 145 40 9.92 130 35 11.43 240 386 10.52 200 % 5.30 6.96 10.42 12.40 10.79 18.08 9.56 21.42 31.03 9.34 11.17
Terdapat proyeksi penambahan rumah pada setiap RW dengan adanya perubahan jumlah pengguna PDAM. Dapat dilihat pada tabel: Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya
IV - 687
Penambahan jumlah rumah juga terus bertambah per tahun. penambahan jumlah rumah ini tentunya berakibat pada proyeksi penduduk pengguna PDAM. Berikut ini adalah tabel penduduk potensial pengguna PDAM rencana Kelurahan Kauman:
Tabel 4.368 Penduduk Potensial Pengguna PDAM Rencana Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen Tahun 2030
Jiwa Rumah RW 01 565 2331 RW 02 456 1776 RW 03 540 2200 RW 04 300 999 RW 05 691 2955 RW 06 252 764 RW 07 195 473 RW 08 679 2902 RW 09 505 2023 RW 10 394 1471 Total 4577 17894 Sumber: Hasil Analisis (2010) RW Jumlah Potensial Rencana Rumah % Jiwa 46 8.16 230 40 8.88 200 45 8.31 225 33 10.93 165 53 7.68 265 30 11.87 150 27 13.99 135 52 7.65 260 43 8.54 215 38 9.66 190 408 8.91 2040 % 9.87 11.26 10.23 16.52 8.97 19.63 28.54 8.96 10.63 12.92 11.40
IV - 688
IV - 689
V.
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Analisis Kebutuhan Air Bersih Kelurahan Kauman
A. Cadangan Air Tanah Kota Malang Dewasa ini, penggunaan air permukaan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena pertambahan jumlah penduduk yang semakin besar sehingga menyebabkan kebutuhan air juga semakin tinggi. Oleh sebab itulah diperlukan alternatif baru sebagai sumber pasokan air bersih selain menggunakan cadangan air permukaan yaitu menggunakan air tanah secara bijak. Kota Malang sendiri memiliki cadangan air tanah sebesar 4.026.170 M3 per tahunnya dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.369 Dugaan Cadangan Air Tanah di Wilayah Kota Malang
I (permukaan) 19,74 I (air bawah tanah) 63,48 II 8,27 III 5.13 IV 3.38 Jumlah 100 Sumber: Data Perum Jasa Tirta I dalam Laporan SLHD (2009) 1. 2. 3. 4. 5. 794,76 2558,81 3553,90 206,54 136,08 4026,17
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 tersebut dapat berubah setiap tahunnya. Perubahan cadangan air tanah akan terjadi sesuai dengan debit pengisian dan pengambilan air tanah. Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya debit pengisian air tanah adalah besarnya curah hujan yang meresap ke dalam tanah, porositas dan luasan lahan resapan di daerah hulu dan di wilayah yang bersangkutan. Sedangkan yang mempengaruhi pengambilan dan pemanfaatan air tanah yaitu meningkatnya jumlah penduduk, industri, kegiatan pariwisata, komersial, dan kegiatan yang menggunakan air tanah lainnya. B. Daya Dukung Air Tanah kota Malang Daya dukung air suatu wilayah merupakan parameter yang memperlihatkan perbandingan antara kebutuhan dan ketersediaan air, atau dapat didefinisikan sebagai kapasitas maksimal suatu sumber mata air untuk dapat menyediakan pasokan air bersih bagi penduduk dalam jumlah tertentu, beserta kegiatannya. Apabila daya dukung untuk suatu wilayah telah dilampaui, maka penduduk dan kegiatan pembangunan tidak bisa mendapatkan air dalam jumlah yang memadai sehingga terjadilah krisis air atau defisit air.
IV - 690
Jumlah penduduk Kota Malang tahun 2010 adalah 782.536 jiwa, sehingga daya dukung air tanah penduduk adalah: Daya dukung air tanah = Jumlah cadangan air tanah : Jumlah penduduk = 4.026.170.000 : 782.536 = 5145,03 L/orang/tahun. Daya dukung ini masih jauh diatas ambang batas minimal, yaitu 1000 m3/orang/tahun. Namun apabila potensi air bawah tanah tetap dari tahun ketahun, maka daya dukung air tanah akan mengalami penurunan. Jumlah penduduk Kelurahan Kauman tahun 2010 adalah 14.668 jiwa, sehingga daya dukung air tanah terhadap penduduk Kelurahan Kauman adalah: Daya dukung air tanah = Jumlah cadangan air tanah : Jumlah penduduk = 4.026.170.000 : 14.668 = 274.487 L/orang/tahun. Daya dukung air tanah untuk Kelurahan Kauman masih jauh di atas ambang batas minimal, yaitu 1000 m3/orang/tahun. Besarnya daya dukung air tanah tersebut akan bertambah lagi jika pengisian debit air tanah meningkat. Namun, jika pengisian debit air tanah tetap atau menurun sedangkan pengambilan dan pemanfaatan air tanah dilakukan terus menerus maka suatu saat daya dukung air tanah akan mengalami penurunan. Sehingga akan terjadi penurunan permukaan air tanah yang juga akan berakibat pada penurunan debit air tanah. Dengan jumlah penggunaan air tanah yang masih jauh diatas batas minimum inilah yang menjadi salah satu masalah yang harus diatasi. C. Kebutuhan Air Bersih Eksisting dan Proyeksi Kelurahan Kauman Kebutuhan air bersih untuk Kelurahan Kauman mengacu pada standar Kebutuhan Domestik Air Bersih untuk Kota Malang yaitu 170 lt/org/hr karena Kota Malang termasuk kota besar.
Tabel 4.371 Standar Kebutuhan Domestik Air Bersih Kota Malang
IV - 691
Perhitungan Standar kebutuhan air bersih adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan Air Domestik = Jumlah Penduduk x Kebutuhan Air Perkapita.
Sesuai standar kebutuhan air perkapita adalah sebesar 170 lt/org/hr. 2. Kebutuhan Nondomestik a. Fasilitas umum = 15 % x Kebutuhan Domestik b. Kantor c. Komersial d. Industri 3. 4. 5. Hidran Kehilangan Air = 15 % x Kebutuhan Domestik = 20 % x Kebutuhan Domestik = 10 % x Kebutuhan Domestik = 20 % x (Keb. Domestik+Keb. Non Domestik) = 10 % x (Keb. Domestik + Keb. Non Domestik)
Kebutuhan Rata-rata Harian = Kebutuhan Domestik+ Kebutuhan Nondomestik + Hidran + Kehilangan Air
6.
Kebutuhan rata-rata maksimum = 1,15 x Kebutuhan Rata-rata Harian Kebutuhan akan air bersih dari tahun ke tahun akan semakin meningkat seiring
dengan jumlah penduduk yang proyeksi hingga tahun 2030 terus meningkat. Proyeksi peningkatan jumlah penduduk tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.372 Jumlah dan Proyeksi Penduduk Kelurahan Kauman
RW 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 Jumlah 2010 1827 1392 1724 783 2316 599 371 2274 1585 1153 14024 Jumlah Penduduk (jiwa) 2015 2020 2025 1942 2064 2194 1479 1572 1671 1832 1947 2070 832 885 940 2462 2616 2781 637 677 719 394 419 445 2417 2569 2730 1685 1790 1903 1225 1302 1384 14905 15841 16837 2030 2331 1776 2200 999 2955 764 473 2902 2023 1471 17894
IV - 692
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 Berdasarkan standar perhitungan kebutuhan air dan proyeksi jumlah penduduk tersebut, analisis perhitungan kebutuhan air bersih Kelurahan Kauman tahun 2010 beserta proyeksinya untuk tahun 2015, 2020, 2025 dan tahun 2030 disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.373 Kebutuhan Pengguna PDAM Tahun 2010 Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen Kota Malang
Jumlah Penduduk (Jiwa) Lokasi Keb. Domestik (170 x Jumlah Penduduk) Fasos 15% x KD) -1 RW 1 RW 2 RW 3 RW 4 RW 5 RW 6 RW 7 RW 8 RW 9 RW 10 -2 1541 1349 1497 670 2276 552 371 2235 1531 1062 -3 261970 229330 254490 113900 386920 93840 63070 379950 260270 180540 -4 39295.5 34399.5 38173.5 17085 58038 14076 9460.5 56992.5 39040.5 27081 Kebutuhan Non Domestik Hidran 20% (D +ND) Industri (10% x KD) -7 0 22933 25449 11390 38692 0 0 0 26027 0 124491 -8 78591 73385.6 81436.8 36448 123814.4 28152 18921 113985 83286.4 54162 692182.2 -9 39295.5 36692.8 40718.4 18224 61907.2 14076 9460.5 56992.5 41643.2 27081 346091.1 -10 471546 440313.6 488620.8 218688 742886.4 168912 113526 683910 499718.4 324972 4153093.2 -11 510841.5 477006.4 529339.2 236912 804793.6 182988 122986.5 740902.5 541361.6 352053 4499184.3 -12 587467.73 548557.36 608740.08 272448.8 925512.64 210436.2 141434.48 852037.88 622565.84 404860.95 5174061.95 Kehilangan Air (Ka) 10% (D + ND) Kebutuhan Total (D + ND + H) Kebutuhan Rata-rata Harian (a) (D + ND + H + KA) Keb. Maksimum/hari 1.15 X a
Lokasi
Kantor (15% x KD -5 39295.5 34399.5 38173.5 17085 58038 14076 9460.5 56992.5 39040.5 27081
Komersial (20% x KD) -6 52394 45866 50898 22780 77384 18768 12614 75990 52054 36108
Total 13084 2224280 333642 333642 444856 Keterangan: Kolom (3) sampai dengan kolom (12) satuan dalam liter Sumber: Hasil Analisis (2010)
IV - 693
Lokasi
Kantor (15% x KD -5 7293 1096.5 5788.5 2881.5 1020 1198.5 0 994.5 1377 2320.5
Komersial (20% x KD) -6 9724 1462 7718 3842 1360 1598 0 1326 1836 3094
Total 940 159800 23970 23970 31960 Sumber: Hasil Analisis (2010) Keterangan: Kolom (3) sampai dengan kolom (12) satuan dalam liter
IV - 694
Lokasi
Kantor (15% x KD -5 41798.10 36550.11 40592.34 18166.44 61697.34 14969.03 10047.00 60576.64 41504.06 28771.77
Komersial (20% x KD) -6 55730.79 48733.49 54123.12 24221.92 82263.12 19958.71 13396.00 80768.86 55338.74 38362.36
Total 13909 2364485.528 354672.83 354672.83 472897.11 Sumber: Hasil Analisis (2010) Keterangan: Kolom (3) sampai dengan kolom (12) satuan dalam liter
IV - 695
Lokasi
Kantor (15% x KD -5 7722.90 1164.39 6123.66 3049.56 1083.66 1274.47 0.00 1056.86 1463.45 2465.73
Komersial (20% x KD) -6 10297.21 1552.51 8164.88 4066.08 1444.88 1699.29 0.00 1409.14 1951.26 3287.64
Total 996 169364.472 25404.67 25404.67 33872.89 Sumber: Hasil Analisis (2010) Keterangan: Kolom (3) sampai dengan kolom (12) satuan dalam liter
IV - 696
Lokasi
Kantor (15% x KD -5 44484.13 38872.76 43197.28 19349.68 65517.92 15919.26 10684.50 64347.61
Komersial (20% x KD) -6 59312.18 51830.35 57596.37 25799.57 87357.22 21225.68 14246.00 85796.81
1728 293760.085 44064.01 44064.01 58752.02 RW 9 RW 1200 203997.297 30599.59 30599.59 40799.46 10 Total 14786 2513578.282 377036.74 377036.74 502715.66 Sumber: Hasil Analisis (2010) Keterangan: Kolom (3) sampai dengan kolom (12) satuan dalam liter
IV - 697
Lokasi
Kantor (15% x KD -5 8147.87 1213.24 6451.22 3217.82 1190.09 1344.24 0.00 1161.89 1580.99 2601.41
Komersial (20% x KD) -6 10863.82 1617.65 8601.63 4290.43 1586.78 1792.32 0.00 1549.19 2107.98 3468.54
Total 1055 179391.718 26908.76 26908.76 35878.34 Sumber: Hasil Analisis (2010) Keterangan: Kolom (3) sampai dengan kolom (12) satuan dalam liter
IV - 698
Lokasi
Kantor (15% x KD -5 47379.45 41370.50 46014.80 20591.59 69569.32 16927.72 11347.50 68382.90 46847.83 32567.02
Komersial (20% x KD) -6 63172.61 55160.67 61353.06 27455.46 92759.09 22570.29 15130.00 91177.20 62463.77 43422.69
Total 15725 2673324.171 400998.63 400998.63 534664.83 Sumber: Hasil Analisis (2010) Keterangan: Kolom (3) sampai dengan kolom (12) satuan dalam liter
IV - 699
Lokasi
Kantor (15% x KD -5 8567.55 1240.00 6770.20 3378.41 1346.18 1406.78 0.00 1232.10 1678.67 2724.98
Komersial (20% x KD) -6 11423.39 1653.33 9026.94 4504.54 1794.91 1875.71 0.00 1642.80 2238.23 3633.31
Total 1112 188965.829 28344.87 28344.87 37793.17 Sumber: Hasil Analisis (2010) Keterangan: Kolom (3) sampai dengan kolom (12) satuan dalam liter
IV - 700
Lokasi
Kantor (15% x KD -5 50465.61 43992.84 48959.51 21938.87 73886.07 18019.68 12061.50 72650.04 49834.70 34676.59
Komersial (20% x KD) -6 67287.48 58657.13 65279.35 29251.83 98514.77 24026.24 16082.00 96866.72 66446.26 46235.45
Total 16725 2843236.111 426485.42 426485.42 568647.22 Sumber: Hasil Analisis (2010) Keterangan: Kolom (3) sampai dengan kolom (12) satuan dalam liter
IV - 701
Lokasi
Kantor (15% x KD -5 8974.89 1295.16 7140.49 3535.63 1466.43 1462.32 0.00 1350.96 1751.80 2833.91
Komersial (20% x KD) -6 11966.52 1726.87 9520.65 4714.17 1955.23 1949.76 0.00 1801.28 2335.74 3778.55
Total 1169 198743.889 29811.58 29811.58 39748.78 Sumber: Hasil Analisis (2010) Keterangan: Kolom (3) sampai dengan kolom (12) satuan dalam liter
IV - 702
IV - 703
IV - 704
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 VI. Arahan Pengembangan A. Konsep Pengembangan Kelurahan Kauman Berdasarkan hasil survei primer terdapat beberapa permasalahan dan kekurangan yang masih terdapat di Kelurahan Kauman Kecamatan Klojen, maka terdapat beberapa altenatif pengembangan yang akan dilakukan untuk setiap RW. Arahan pengembangan untuk tiap RW tersebut diantaranya adalah: 1. Pengembangan perluasan jaringan PDAM 2. Pengembangan cakupan wilayah pelayanan PDAM 3. Penambahan jumlah hidran pada RW-RW yang belum memiliki hidran, pada 20 tahun kedepan dengan beberapa pertimbangan dan proses 4. Pengoptimalan potensi sumber air yang terdapat di beberapa RW di Kelurahan Kauman 5. Pelestarian sumber air bersih melalui Pemanfaatan air hujan (Rain Harvesting), sumur resapan dan paving block untuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih masyarakat sehari-hari. 6. Pemeliharaan, pengecekan, serta perbaikan hidran setiap 6 bulan. Konsep pengembangan Kelurahan Kauman Tahun 2010 selengkapnya disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.383 Matriks Konsep Pengembangan Kelurahan Kauman Kecamatan Kauman Tahun 2010
Lokasi RW 01 Potensi/ Masalah Masalah: beberapa sumur pada RW 01 terdapat sumur komunal yang digunakan warga RW ini, namun sumur tersebut berbau. Di sumur lain terdapat masalah terkait dengan kualitas air sumur yaitu terdapat 3 sumur berwarna keruh, 1 sumur berasa, dan 2 sumur berbau. Hal tersebut disebabkan karena jarak sumur dan septictank berdekatan yaitu rata-rata kurang dari 8 M, selain itu daerah ini merupakan permukiman padat penduduk Arahan Rencana Pembuatan sumur komunal yang bisa digunakan oleh 36 KK hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerusakan kualitas air yang dikarenakan jarak antar sumur dengan septictank yang berdekatan dan tidak sesuai dengan standar, serta untuk mengurangi kepadatan lahan yang digunakan untuk sumur pribadi. Menyarankan warga yang pendapatannya berkecukupan untuk menggunakan air dari PDAM, melalui sosialisasi ke masyarakat karena penggunaan PDAM dapat mengurangi penurunan pada permukaan air tanah. Selain itu kualitas air yang baik yang sesuai standar air bersih yaitu, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.. Pemeliharaan, pengecekan dan perbaikan kebocoran pada hidran yang telah ada di RW 03 dalam jangka setiap 6 bulan, hal ini dilakukan agar hidran bisa tetap terjaga pemeliharaannnya serta dapat digunakan bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran di RW ini.
IV - 705
RW 02
Masalah: Menurut beberapa pengguna sumur terdapat masalah terkait kualitas air sumur di RW 02 yaitu terdapat 3 sumur berwarna keruh, 3 sumur berasa, dan 4 sumur berbau. Hal tersebut disebabkan karena jarak sumur dan septictank berdekatan yaitu rata-rata kurang dari 10M, selain itu daerah ini merupakan permukiman padat penduduk
RW 03
Potensi: Pada RT 03 terdapat sumur komunal dengan kedalaman 10m digunakan oleh 3 KK. Dengan sumur komunal tersebut cadangan air tanah dapat terjaga. Potensi lainnya yaitu terdapat sumber mata air artesis di Masjid Jami Kota Malang kedalaman 205 meter dengan debit (Q) sebesar 0,25 lt/dt. Sumur artesis teresbut telah diuji kualitasnya oleh PDAM dan telah dinyatakan layak minum. Saat ini, sumber mata air artesis tersebut telah dipasarkan dan keuntungannya digunakan untuk pembangunan Masjid Agung Jami Kota Malang. Masalah: Menurut beberapa pengguna sumur terdapat masalah terkait dengan kualitas air sumur yaitu terdapat 8 sumur berwarna keruh, 4 sumur berasa, dan 5 sumur berbau. Hal
IV - 706
RW 04
Arahan rencana untuk RW 04 adalah dengan menyarankan warga yang belum menggunakan PDAM, agar dapat berpindah ke PDAM dengan penambahan jaringan PDAM, karena penggunaan PDAM dapat mengurangi penurunan pada permukaan air tanah. Selain itu kualitas air yang baik yang sesuai standar air bersih yaitu, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau Mengganti perkerasan jalan dengan menggunakan paving block agar air hujan dapat meresap ke dalam tanah, hal tersebut akan membantu meningkatkan persediaan cadangan air tanah. Pembuatan rain harvesting sederhana dengan menaruh bak-bak penampungan pada saat hujan kedua,sehingga dapat mengurangi penggunaan air bersih yang berasal dari PDAM serta juga menghemat biaya. Arahan rencana untuk RW 05 adalah dengan menyarankan warga yang pendapatan berkecukupan untuk menggunakan air dari PDAM, melalui sosialisasi ke masyarakat karena penggunaan PDAM dapat mengurangi penurunan pada permukaan air tanah. Selain itu kualitas air yang baik yang sesuai standar air bersih yaitu, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Pembuatan sumur komunal yang bisa digunakan oleh 36 KK hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerusakan kualitas air yang dikarenakan jarak antar sumur dengan septictank yang berdekatan dan tidak sesuai dengan standar, serta untuk mengurangi kepadatan lahan yang digunakan untuk sumur pribadi. Mengganti perkerasan jalan dengan menggunakan paving block agar air hujan dapat meresap ke dalam tanah, hal tersebut akan membantu meningkatkan persediaan cadangan air tanah. Pembuatan rain harvesting sederhana dengan menaruh bak-bak penampungan pada saat hujan kedua,sehingga dapat mengurangi penggunaan air bersih yang berasal dari PDAM serta juga menghemat biaya. Arahan rencana untuk RW 06 adalah dengan menyarankan warga yang pendapatan berkecukupan untuk menggunakan air dari PDAM, melalui sosialisasi ke masyarakat karena penggunaan PDAM dapat
RW 05
Masalah: Pada RT 10 di RW 05 terdapat sumur komunal, namun terdapat masalah yaitu sumur komunal tersebut 8 sumur berwarna keruh, 4 sumur berbau, dan 5 sumur berasa. Hal tersebut disebabkan karena jarak sumur dan septictank berdekatan yaitu rata-rata kurang dari 7M, selain itu daerah ini merupakan permukiman padat penduduk
RW 06
dan
IV - 707
RW 07
dan
RW 08
Masalah: Menurut beberapa pengguna sumur di wilayah RW 08 terdapat masalah terkait dengan kualitas air sumur yaitu terdapat 1 sumur berwarna keruh dan 2 sumur berasa.
RW 09
Pada RT 02 di RW 09 terdapat masalah yaitu kebocoran pipa 75mm (3 dim) di Jalan Majapahit. Selain itu, terdapat pula masalah terkait dengan kualitas air sumur yaitu terdapat 2 sumur berwarna keruh.
IV - 708
B. Analisis dan Arahan Rencana Peletakan Hidran Pada Kelurahan Kauman Hidran merupakan salah satu fasilitas pelayanan air bersih yang dilengkapi oleh kran air. Fungsi dari hidran adalah untuk menjaga kelancaran aliran air, yaitu dengan penggelontoran atau flushing yang bertujuan untuk membuang kotoran yang menyumbat pipa dan juga membantu penyediaan air bersih saat terjadi musibah kebakaran. Peletakkan hidran minimal membutuhkan pipa berukuran 4 dengan jarak antar hidran sejauh 0,21 kilometer. Sedangkan BR diletakkan pada pipa berukuran antar BR 500 meter. Ketentuan pemasangan hidran adalah sebagai berikut: 1. Untuk daerah komersial, jarak antara kran kebakaran 100 meter; 2. Untuk daerah perumahan, jarak antara kran maksimum 200 meter atau mampu melayani 20 KK30 KK; Jarak dengan tepi jalan minimum 3 meter Hydrant mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengatasi saat terjadinya kebakaran, yaitu untuk menyalurkan air agar kebakaran dapat segera teratasi. Mengingat sangat pentingnya peranan hydrant dalam penanggulangan kebakaran, maka peletakannya pun juga harus diperhatikan. Menurut SNI Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya 2 atau 3, dengan jarak
IV - 709
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 03-6981-2004 tentang Tata cara perencanaan bangunan lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung bahwa penempatan kran kebakaran harus mudah dicapai dan dilihat oleh mobil pemadam kebakaran., yaitu untuk daerah komersial berjarak 100 meter dari kran kebakaran, sedangkan untuk daerah perumahan berjarak 200 meter dari kran kebakaran. Ketentuan lain tentang tata cara sistem hidran untuk bahaya kebakaran rumah dan gedung, bila tidak memungkinkan kran diharuskan membuat sumur-sumur kebakaran. Berdasarkan hasil survei primer, penempatan hydrant di Kelurahan Kauman hanya terdapat di empat RW yaitu RW 01, RW 07, RW 09, dan RW 10. Jumlah hydrant yang terdapat di Kelurahan Kauman masih belum mencukupi untuk mengatasi jika terjadi kebakaran karena dari ke-empat hidran tersebut hanya satu hidran yang aktif, yaitu hidran yang terletak di RW 07. Letak ke-empat hidran tersebut juga tidak sesuai dengan standard sehingga untuk pemenuhan bila terjadi kebakaran akan mengalami kesulitan karena jumlah hidran yang ada di Kelurahan Kauman ini sangat kurang. Sedangkan di RW 02, RW 03, RW 04, RW 05, dan RW 08 seharusnya juga terdapat hidran mengingat kondisi daerah tersebut yang memiliki kepadatan tinggi. Selain itu keberadaan sungai Brantas yang terletak di RW 09 bisa dimanfaatkan untuk membantu mobil pemadam kebakaran dalam mensuplai air karena sungai Brantas telah memenuhi standar SNI 09-7053-2004 untuk pengambilan air mobil pemadam kebakaran yaitu kedalaman sungai sekurang-kurangnya 1,2 m (4 ft), dengan tinggi muka tanah tidak lebih dari 3 m (10 ft) di bawah garis tengah intake pompa dan cukup dekat sehingga memungkinkan saringan hisap tercelup di air sedikitnya 0,6 m (2 ft) di bawah permukaan air saat disambungkan ke pompa melalui selang hisap sepanjang 6 m (20 ft). Mobil pemadam kebakaran juga menggunakan sistem estafet dalam melakukan pemadaman, yaitu melakukan pergiliran dalam pengisian ulang air tangki mobil pemadam kebakaran.
IV - 710
RW 02
RW 03
RW 04
Tidak ada hidran di daerah permukiman karena pertumbuhan permukiman di RW 02 tidak teratur, tertata, dan terencana sehingga tidak memperhatikan aspek keamanan terhadap kebakaran. Seharusnya jumlah hidran sesuai dengan standard yaitu untuk daerah permukiman tiap 100m dan untuk daerah perdagangan tiap 200m. Hidran tidak terdapat di daerah ini baik di daerah komersial ataupun didaerah permukiman. Di daerah ini tidak terdapat hidran karena penggunaan lahan untuk permukiman khususnya permukiman padat dalam pembangunannya tidak tertata, tidak teratur, dan tidak terencana sehingga tidak dibangun hidran. Hal tersebut menyebabkan tidak terencananya penanggulangan kebakaran untuk daerah permukiman dan komersial. Seharusnya untuk daerah permukiman di ini ditempatkan hidran setiap 200 meter sesuai dengan SNI penempatan hidran. Sama seperti dengan RW 03, di daerah ini tidak terdapat hidran karena hamper seluruh penggunaan lahan di RW 04 difungsikan sebagai kawasan permukiman. Akan tetapi permukiman terebut padat dan pembangunannya tidak tertata, tidak teratur, dan tidak terencana sehingga tidak diletakkan hidran pada kawasan tersebut.
Penempatan empat buah hidran pada Jalan Arif Rahman Hakim dan Jalan Kauman. Peletakan dua buah hidran pada Jalan Arif Rahman hakim karena pada jalan tersebut merupakan lokasi perdagangan atau kawasan komersial RW 03 dan RW 02, sehingga hidran tersebut dapat menjangkau wilayah RW 03 dan RW 02 serta karena jalan tersebut dilalui oleh pipa 4. Sedangkan untuk peletakan dua buah hidran di Jalan Kauman karena jalan tersebut juga merupakan kawasan komersial RW 03 dan dekat dengan kawasan permukiman di RW 03 dan dilalui oleh pipa 4. Rencana penempatan satu buah hidran pada Jalan Hasim Anshari dilakukan karena jalan tersebut dilalui oleh pipa 12 dan merupakan kawasan perumahan serta komersial. Penempatan hidran di jalan tersebut juga akan menjangkau kawasan perdagangan dan jasa di RW 05. Sedangkan untuk wilayah RW 04 yang terletak di Jalan Kauman dapat menggunakan fasilitas
IV - 711
RW 05
Tidak terdapat hidran di daerah ini karena kawasan perumahan tumbuh dan berkembang secara tidak teratur, tidak tertata dan merupakan kawasan permukiman yang cukup padat.
RW 06
Di wilayah ini tidak terdapat hidran walaupun pembangunan perumahan telah tertata, terencana tetapi kurang memperhatikan keamanan terhadap bahaya kebakaran.
RW 07
RW 08
Terdapat satu buah hidran di Jalan Tangkuban Perahu tepatnya di depan Mall Olympic Garden. Hidran tersebut aktif akan tetapi sumber air yang digunakan hidran tersebut bukan berasal dari PDAM akan tetapi berasal dari sumur air bawah tanah yang terdapat di lokasi tersebut. Kawasan perumahan yang tidak teratur dan tertata rapi menyebabkan tidak terencananya penanggulangan kebakaran untuk daerah ini. Adanya sungai yang melalui daerah ini juga menyebabkan tidak adanya peletakan hidran di wilayah tersebut.
Rencana penempatan satu buah hidran pada Jalan Kelud karena jalan tersebut dilalui oleh pipa 4 dan merupakan kawasan perdagangan di RW 08.
IV - 712
RW 10
Seharusnya hidran pada RW tersebut aktif, karena RW 10 merupakan wilayah dengan kawasan permukiman yang cukup padat serta terdapat kawasan komersial.
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka jumlah alternatif kebutuhan hidran tiap RW di Kelurahan Kauman disajikan dalam table berikut ini:
Tabel 4.385 Jumlah Kebutuhan Hidran Kelurahan Kauman
Lokasi RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 RW 06 RW 07 RW 08 RW 09 RW 10 Total Hidran Sumber: Hasil Analisa (2010) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Hidran 2 3 4 1 1 3 2 1 1 1 19
C. `Titik Potensi Kebakaran Untuk menentukan titik potensi kebakaran, dapat dilihat dari kepadatan penduduk, bangunan, serta aksesibilitasnya. Berdasarkan kondisi eksisting Kelurahan Kauman 2010, wilayah yang memiliki titik potensi kebakaran yaitu wilayah RW 02, RW 03 dan RW 10. Untuk wilayah RW 02 dengan jumlah penduduk 1392 jiwa dengan kepadatan rumah yang
IV - 713
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 tinggi serta aksesibilitas jalan yang kecil dan tidak dapat di lalui langsung oleh mobil pemadam kebakaran. Pada wilayah RW 03 juga berpotensi bencana kebakaran apabila dilihat dari jumlah penduduknya yang berjumlah 1724 jiwa dengan kepadatan bangunan yang tinggi. Untuk wilayah RW 10 dengan jumlah penduduk sebesar 1153 jiwa serta dengan kepadatan bangunan yang tinggi menyebabkan wilayah ini juga berpotensi adanya kebakaran. Di Kelurahan Kauman kondisi eksistingnya hanya memiiki 4 hidran dan yang aktif hanya 1 di RW 07. Di RW lainnya tidak berpotensi kebakaran walaupun memiliki jumlah penduduk yang tinggi tetapi wialyah-wilayah tersebut memiliki kepadatan bangunan yang rendah serta aksesibilitas untuk mobil pemadam yang memadai.
VIII.
Sumur Resapan
A. Mekanisme Arahan rencana sumur resapan di Kelurahan Kauman dibuat berdasarkan pada masalah terjadinya genangan yang terjadi saat datangnya musim hujan. Sumur resapan juga dapat membantu menjaga cadangan air tanah di Kelurahan Kauman yang beberaopa sumurnya mengalami masalah terkait kualitas airnya. Adanya sumur resapan ini juga dimaksudkan agar limpasan air hujan yang jatuh dari atap bangunan dapat ditampung ke dalam tanah. Air limpasan hujan tersebut ditampung di suatu sistem resapan agar air limpasan hujan tersebut dapat terserap oleh sumur resapan dan tidak langsung mengalir ke sungai. Dengan adanya tampungan, maka air hujan mempunyai cukup waktu untuk meresap kedalam tanah sehingga pengisian tanah menjadi optimal. Sumur resapan merupakan sumur kosong dengan kapasitas tampungan yang cukup besar sebelum air meresap ke dalam tanah. Selain untuk meningkatkan kapasitas air tanah, sumur resapan juga berfungsi untuk menampung air limpasan air hujan berlebih yang dapat mengakibatkan banjir. Biaya dalam hal sumur resapan ini tidak terlalu tinggi sehingga sumur resapan ini dapat digunakan oleh setiap rumah. Pembuatan sumur resapan ini bertujuan untuk menampung kelebihan limpasan air hujan ke dalam tanah yang arah alirannya berlawanan dengan sumur pompa.
IV - 714
Dari analisa yang sudah dilakukan, untuk peletakan sumur resapan pada tingkat perumahan umumnya dapat dilakukan di kawasan-kawasan yang memiliki tingkat kepadatan rendah dan sedang. Lokasi-lokasi yang dapat dibuat adalah di wilayah RW 02, RW 03, RW 4, RW 6, RW 7, RW 8 dan RW 10. Sedangkan untuk daerah dengan kepadatan tinggi pembuatan sumur resapan dapat diletakakkan di samping kiri dan kanan jalan.
IV - 715
RW 03
RW 03 terdiri dari 6 RT dengan jumlah KK sebanyak 410 KK (1724 jiwa) Terdapat sumur artesis dengan kedalaman 205 meter.
RW 04
RW 06
RW 07
RW 09
IV - 716
Paving block berfungsi sebagai penutup permukaan tanah dan peresapan air. Di wilayah Kelurahan Kauman sudah ada penerapan penggunaan paving block ini, yaitu di wilayah RW 02. Cara ini efektif untuk mengurangi genangan air yang ada di halaman rumah warga akibat air hujan. Untuk pemasangan paving block ini tidak memerlukan biaya yang besar sehingga metode ini sesuai dengan kondisi di wilayah Kulurahan Kauman yang sebagian besar penduduknya merupakan menengah kebawah. Selain itu topografi di sebagian besar wilayah yang datar cocok untuk pemasangan paving block ini.
Tabel 4.387 Analisa Penerapan Paving Block
Lokasi RW 01 Kondisi Eksisting RW 01 terdiri dari 13 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 1827 jiwa. Analisis RW 01 ini memiliki kepadatan sedang dan sebagian besar jalan di RW ini menggunakan perkerasan jalan plester. Sehingga pada saat hujan akan menimbulkan terjadinya genangan. Arahan Rencana Mengganti perkerasan jalan dengan menggunakan paving block agar air hujan dapat meresap ke dalam tanah, khususnya pada jalan-jalan tertentu yang terjadi genangan. Hal tersebut akan membantu meningkatkan persediaan cadangan air tanah. Mengganti perkerasan jalan dengan menggunakan paving block agar air hujan dapat meresap ke dalam tanah, khususnya pada jalan-jalan tertentu yang terjadi genangan. Hal tersebut akan membantu meningkatkan persediaan cadangan air tanah. Mengganti perkerasan jalan dengan menggunakan paving block agar air hujan dapat meresap ke dalam tanah,
RW 02
RW 02 ini memiliki kepadatan sedang dan sebagian besar jalan di RW ini menggunakan perkerasan jalan plester. Sehingga pada saat hujan akan menimbulkan terjadinya genangan. Terutama jalan-jalan lingkungan kecil dengan tingkta kepadatan rumah tinggi.
RW 03
Lokasi RW 03 memiliki kepadatan sedang yang berada ditengah kota dengan sedikit lahan resapan dan jauh dari sungai menjadi
IV - 717
RW 04
RW 04 berada ditengah kota dengan kepadatan penduduk rendah. Hal ini menjadi pertimbangan penerapan paving blok karena wilayahnya yang cenderung mudah terjadi banjir pada saat hujan.
RW 05
RW 05 ini memiliki kepadatan sedang dan sebagian besar jalan di RW ini menggunakan perkerasan jalan plester. Sehingga pada saat hujan akan menimbulkan terjadinya genangan. Terutama jalan-jalan lingkungan kecil dengan tingkat kepadatan rumah tinggi.
RW 06
RW 07
Kondisi wilayah RW 06 tidak sering terjadi genangan karena dekat dengan luasan resapan berupa alun-alun Kota Malang. Namun, pada permukimannya seing mengalami genangan karena lokasinya yang tidak dilewati sungai. Hal ini diindikasikan limpasan air hujan tidak mudah meresap. Kondisi wilayah RW 07 yang didominasi oleh sektor perdagangan sering mengalami genangan pada saat hujan. Hal ini diindikasikan di wilayah RW 07 didominasi oleh luas lahan terbangun untuk sektor perdagangan.
RW 09
RW 09 tidak mudah mengalami genangan pada saat hujan karena lokasinya yang dilewati sungai. Hal ini mengakibatkan air hujan
IV - 718
RW 10
Salah satu penyebab banjir adalah air hujan yang tidak terserap ke dalam tanah. Padahal resapan air sangat diperlukan, bukan hanya untuk mencegah banjir tetapi juga untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas air tanah. Tidak becek jika terkena air, kuat, perawatan mudah, dan terlihat rapi, itulah beberapa alasan orang menggunakan paving block pada lantai carport, halaman rumah, dan area parkir publik. Padahal, tanah yang tertutup rapat oleh material yang bersifat masif (tidak permeable), membuat daerah resapan air berkurang. Sebab beton dan aspal terbuat dari bahan kedap air, sehingga air hujan tidak dapat terserap oleh tanah. Lama kelamaan air tanah akan semakin sulit diperoleh dan jika curah hujan yang cukup tinggi dapat menyebabkan bencana banjir. Jenis dari paving block sendiri ada yang berupa grass block. Paving jenis ini memiliki lubang-lubang untuk tanah dan rerumputan, sehingga area yang tertutup perkerasannya lebih sedikit. Memasang grass block tidaklah sulit. Permukaan tanah yang akan di pasang grass blockdiratakan terlebih dahulu. Permukaan tanah yang telah rata, diberi pasir, dan diatasnya dipasang grass block. Lalu, rongga paving diisi tanah dan selanjutnya ditanami rumput. Paving block ini dapat meresapkan 30-40% persen air ke dalam tanah. Selain itu ada juga jenis paving yang dikenal dengan paving Guttagarden berbahan HDPE yang mampu menyerapkan air hingga 90 %. Dengan daya serap airnya yang cukup tinggi. Selain itu, paving Guttagarden berbahan HDPE ini mampu menahan beban hingga 150 ton/m2. ini berarti, selain dapat digunakan sebagai lantai carport, juga cocok untuk Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya
IV - 719
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 lantai parkir publik yang high traffic. Dengan kemampuan daya serap air yang tinggi ini maka paving block sangant cocok diterapkan di Kelurahan Kauman yang padat akan permukiman.
X. Rain Harvesting
Panen air hujan (rainwater harvesting) merupakan suatu cara untuk menampung air pada saat hujan, disimpan dalam suatu tampungan atau diresapkan ke dalam tanah nantinya. Metode panen air hujan umumnya dilakukan di daerah perkotaan dimana memanfaatkan aliran permukaan perkerasan jalan, atap rumah, dan lain-lain yang terjadi pada saat hujan. Salah satu teknik panen air hujan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu teknik panen air hujan dengan memanfaatkan atap rumah dimana air hujan yang jatuh di atas atap akan dikumpulkan dan ditampung ke tangki atau bak penampung air hujan.
Air hujan yang jatuh di permukaan atap rumah akan melimpas menjadi aliran permukaan. Air hujan yang melimpas tersebut akan dikumpulkan melalui saluran
pengumpul (talang) berbentuk saluran pipa yang dapat terbuat dari bahan metal (Galvanized Iron Pipe), PVC, atau bahan lain yang cukup kuat dan tahan lama. Air hujan yang terkumpul kemudian akan di alirkan ke tampungan air hujan berbentuk tangki atau bak yang dilengkapi dengan water tap sebagai outlet apabila air hujan yang ditampung akan digunakan untuk keperluan konsumsi air sehari-hari. Konstruksi untuk pemanenan air hujan dapat dibuat dengan cepat karena cukup sederhana dan mudah dalam pembuatannya. Komponen-komponen utama konstruksi tanpungan air hujan terdiri dari atap rumah, saluran pengumpul (collector channel), filter untuk menyaring daun-daun atau kotoran lainnya yang terangkut oleh air, dan bak penampung air hujan. Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya
IV - 720
Jumlah air hujan yang dapat dipanen dari atap rumah tergantung dari luasan efektif atap dan intensitas hujan tahunan dari daerah tersebut. Ukuran dari atap rumah dipengaruhi oleh ukuran suatu rumah itu sendiri. Teknik panen air hujan untuk diterapkan di Kelurahan Kauman bisa saja diterapkan. Curah hujan Kota Malang yang tinggi cukup untuk pemenuhan kebutuhan air bagi penduduk di kelurahan kauman. Kepadatan rumah di Kauman yang terbilang sedang
dengan kepadatan 25 unit/Ha, maka untuk 1 bak penampungan bisa untuk 1-3 rumah yang bisa digunakan secara bersama atau komunal. Berdasarkan analisis kebutuhan air domestik, penduduk Kota Malang memerlukan air sebanyak 170 ltr jiwa. Kebutuhan air tersebut bisa dipenuhi tidak hanya dari jasa PDAM Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya
IV - 721
MASTERPLAN KECAMATAN KLOJEN KELURAHAN KAUMAN TAHUN 2010-2030 saja, namun sangat bisa dipenuhi dari pemanfaatan air hujan. Hal tersebut tentunya bisa mengurangi beban perokonomian masyarakat untuk membayar biaya air bersih dari PDAM Potensi jumlah air yang dapat dipanen (panen air potensial) dapat diketahui melalui perhitungan sederhana, sebagai berikut:
Jumlah air yang dapat dipanen = luas x curah hujan x koefisien limpasan Jadi, untuk daerah tangkapan air hujan dengan luas 200 m2 , dan curah hujan tahunan 500 mm, maka jumlah air yang dapat dipanen : Dengan luas = 200 m2 dan jumlah curah hujan = 500 mm, volume air hujan yang jatuh di kawasan = 20.000 dm2 x 5 dm = 100.000 liter. Dengan asumsi hanya 80% dari total curah hujan yang dapat dipanen, maka volume yang dapat dipanen = 100.000 x 0.8 = 80.000 liter / tahun. Intensitas air hujan yang turun di Indonesia sangat tinggi, hal tersebut sangat mendukung apabila masyarakat mau untuk memanfaatkan sistem rain harvesting. Hal tersebut bermanfaat untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul di Kelurahan Kauman seperti masih terdapat warga yang belum mendapatkan pelayanan dari PDAM, masalah air sumur yang kualitasnya sangat buruk (berwarana dan berbau), masalah tingkat perekonomian warga (biaya pemasangan dan per bulan PDAM yang mahal). Berbagai masalah tersebut dapat diminimalisir dengan penggunaan sistem rain harvesting. Berdasarkan analisis kebutuhan air domestik, penduduk Kota Malang memerlukan air sebanyak 170 ltr jiwa. Kebutuhan air tersebut bisa dipenuhi tidak hanya dari jasa PDAM saja, namun sangat bisa dipenuhi dari pemanfaatan air hujan. Sangat mungkin air hujan difungsikan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Hal tersebut tentunya bisa mengurangi beban perokonomian masyarakat
Tabel 4.388 Analisa Penerapan Rain Harvesting
Lokasi RW 01 Kondisi Eksisting RW 01 terdiri dari 13 RT dengan jumlah KK sebanyak 396 KK (1827 jiwa) Analisis RW 01 memiliki kepadatan yang sedang yaitu 35 unit/ha. Penerapan rain harvesting bisa dilakukan dengan kepadatan bangunan yang sedang ini. Arahan Rencana Penerapan rain harvesting untuk satu bak penampung untuk 13 rumah.
IV - 722
RW 04
RW 07
Penerapan rain harvesting untuk satu rumah satu bak penampung bisa diterapkan, penerapan rain harvesting di RW 07 bisa menjadi cadangan air bersih karena semua rumah menggunakan PDAM Penerapan rain harvesting untuk satu rumah satu bak penampung bisa diterapkan pada rumah yang memiliki lahan yang cukup luas untuk penempatan bak penampung
RW 09
RW 10
Penerapan rain harvesting pada rumahrumah yang menggunakan sumur ataupun PDAM untuk satu bak penampungan bisa digunakan secara bersama
IV - 723
Lubang Resapan Biopori Biopori adalah teknologi yang menggunakan lubang resapan didalam tanah untuk
menampung air. Lubang-lubang kecil atau pori-pori di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisme di dalamnya, seperti cacing, akar tanaman, rayap dan fauna tanah lainya. Pori-pori yang ada dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air dengan cara mensirkulasikan air dan oksigen ke dalam tanah. Jadi, semakin banyak biopori di dalam tanah, semakin sehat tanah tersebut. Terdapat beberapa tujuan atau manfaat dari teknologi biopori, yauitu: 1. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah. 2. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar. 3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit. 4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut. 5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan. 6. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah. 7. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor. Tempat yang dapat dibuat / dipasang lubang biopori resapan air : 1.Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah. 2. Di sekeliling pohon. 3. Pada tanah kosong antar tanaman / batas tanaman. Cara pembuatan lubang biopori: 1. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamater 10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm. 2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang. 3. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan atau pangkasan rumput.
IV - 724
4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan kedalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan. 5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau dengan pemeliharaan lubang resapan.
Gambar 4.142 Contoh Konstruksi Lubang Resapan Biopori Tabel 4.389 Analisa Penerapan Biopori
Lokasi RW 01 Kondisi Eksisting RW 01 terdiri dari 13 RT dengan jumlah KK sebanyak 396 KK (1827 jiwa) Analisis RW 01 memiliki kepadatan yang sedang yaitu 35 unit/ha. Penerapan biopori dapat dilakukan dengan bangunan yang memiliki RTH privat. Lokasi RW 02 memiliki kepadatan yang tinggi yaitu kepadatannya 45 unit/ha. Penerapan biopori dapat dilakukan dengan bangunan yang memiliki RTH privat RW 04 berada di tengah kota dengan kepadatan sedang yaitu 37 unit/ha. Penerapan biopori Arahan Rencana Penerapan biopori dapat dilakukan d RTH pribadi di masing - masing rumah. Penerapan biopori dapat dilakukan d RTH pribadi di masing - masing rumah. Penerapan biopori dapat dilakukan d RTH pribadi di
RW 02
RW 02 terdiri dari 7 RT dengan jumlah KK dengan jumlah KK sebanyak 294 KK (1392 jiwa) RW 04 terdiri dari 4 RT dengan jumlah KK sebanyak 173 KK (83
RW 04
IV - 725
RW 07
RW 09
RW 10
Kondisi di RW 09 memilki kepadatan rendah yaitu dengan kepadatan 13 unit/ha.Penerapan biopori dapat dilakukan dengan bangunan yang memiliki RTH privat. Selain itu dapat juga di RTH publik. Kondisi di RW 10 memiliki kepadatan tinggi dengan kepadatan 53 unit/ha Penerapan biopori dapat dilakukan dengan bangunan yang memiliki RTH privat.
Penerapan biopori dapat dilakukan d RTH pribadi di masing - masing rumah dan di RTH publik. Penerapan biopori dapat dilakukan d RTH pribadi di masing - masing rumah.
Analisis perbandingan ini dilakukan untuk mencari teknologi pelestarian air tanah yang paling sesuai dan dapat diaplikasikan pada kondisi permukiman saat ini. Analisis dilakukan dengan membandingkan karakteristik sumur resapan, paving block, dan rain harvesting selanjutnya dilihat kesesuaian karakteristik tersebut dengan kondisi fisik pemukiman dewasa ini.
IV - 726
Kesulitan
Harga
Bidang lahan dianjurkan adalah bidang yang memiliki kemiringan yang sama Tidak dapat diterapkan pada daerah dengan kelembaban yang rendah. Harga material dalam pembuatan paving block seperti pasir, semen, air, dan jerami relatif terjangkau. Membutuhkan biaya untuk tenaga pekerja.
Pemakaian yang efektif hanya bersifat musiman, pengguna hanya dapat menggunakan inovasi ini pada saat musim hujan.
Pemakaian yang efektif hanya bersifat musiman, pengguna hanya dapat menggunakan inovasi ini pada saat musim hujan. Harga material dalam pembuatan lubang resapan biopori seperti pasir, semen, air, dan relatif terjangkau. Biaya perawatan rendah
Harga material dalam pembuatan rain harvesting seperti pipa saluran pengumpul, filter, dop cap, dan water cap dan lain sebagainya relatif lebih mahal dibanding ketiga inovasi lainnya.. Biaya perawatan dapat diminimalisasi karena
IV - 727
Ukuran
Daya tampung air lebih besar, namun tidak berfungsi meningkatkan daya resap tanah terhadap air, sehingga tidak dapat mengatasi permasalahan genangan air.
Diameter lubang resapan hanya sebesar kurang lebih 10 cm dengan kedalaman kurang lebih 100cm. Sehingga lubang resapan ini tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas namun daya serap airnya tidak sebesar rain harvesting dan sumur resapan.
IV - 728