Anda di halaman 1dari 6

ETIKA PROFESI Apakah Etika Itu? Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai.

Masing-masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan secara eksplisit. Daftar prinsipprinsip yang berhubungan dengan karakteristik dan nilai-nilai yang sebagian besar dihubungkan dengan perilaku etis, antara lain: kejujuran, integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai orang lain, menjadi warga yang bertanggung jawab, mencapai yang terbaik, ketanggunggugatan, dan lain-lain. Etika Dalam Bisnis Etika dalam bisnis harus menjamin suatu perilaku sebagai berikut : Apakah itu kebenaran Apakah itu adil untuk semua yang berkepentingan . Akankah itu menambah goodwill dan hubungan yang lebih baik. Akankah itu menguntungkan semua yang berkepentingan Dilema Etika Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus dibuat. Contoh: saat kita menemukan cincin berlian yang memaksa kita untuk memutuskan mengembalikan pada pemiliknya atau kita ambil untuk kita miliki. Merasionalkan Tindakan Tidak Beretika Semua orang melakukannya Jika itu legal, maka itu beretika Kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya Memecahkan Dilema Etika Dengan Menggunakan Pendekatan Enam-Langkah Pendekatan enam-langkah adalah sebagai berikut: 1. Dapatkan fakta-fakta relevan 2. Identifikasikan issue-issue etika dari fakta-fakta yang ada 3. Tentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema 4. Identifikasi alternative yang tersedia bagi orang yang harus memecahkan dilema 5. Identifikasikan konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternative 6. Putuskan tindakan yang tepat Kebutuhan Khusus Berperilaku Beretika Dalam Profesi Profesional berarti tanggung jawab untuk berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan masyarakat. Kode Perilaku Profesional

Merupakan ketentuan umum mengenai perilaku yang ideal atau peraturan khusus yang menguraikan berbagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan . Kode perilaku profesional terdiri dari : prinsip-prinsip, meliputi lima prinsip yang harus dipatuhi oleh semua anggota AICPA yaitu: 1. tanggung jawab akuntan harus mewujudkan kepekaan profesional dan pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka. 2. kepentingan masyarakat akuntan harus menerima kewajiban untuk melakukan tindakan yang mendahulukan kepentingan masyarakat, menghargai kepercayaan masyarakat, dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme. 3. integritas 4. akuntan harus melaksanakan semua tanggung jawab profesional dengan integritas tertinggi. 5. kemahiran 6. lingkup dan sifat jasa 7. obyektivitas dan independensi yaitu prinsip untuk anggota AICPA yang memberikan jasa atestasi. peraturan perilaku, meliputi standar minimum perilaku praktisi yang ditetapkan profesi dan merupakan keharusan . interpretasi, tidak merupakan keharusan tetapi praktisi harus memahaminya ketetapan etika, penjelasan dan jawaban yang diterbitkan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan peraturan perilaku yang diajukan oleh praktisi keharusan tapi praktisi harus memahaminya. Penerapan Peraturan Perilaku Peraturan 101- Independensi Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit. Integritas dan Obyektifitas Peraturan 102 Auditor harus mempertahankan integritas dan obyektifitas dan bebas dari perbedaan kepentingan dan tidak dengan sengaja salah mengemukakan fakta-fakta atau mendelegasikan pertimbanganpertimbangannya pada orang lain . Standar-standar teknis Peraturan 201 - standar umum Anggota harus mentaati standar -standar berikut dan interpretasinya yaitu : kompetensi profesional, kepedulian profesional, perencanaan dan pengwasan, dan data relevan yang mencukupi. Ketaatan pada standar dan lainnya.tidak merupakan

Peraturan 202 Anggota yang melaksanakan audit, penelaahan, kompilasi, bantuan manajemen, perpajakan , atau jasa profesional lainnya harus taat pada standar yang diumumkan oleh lembaga yang ditetapkan dewan . Prinsip Akuntansi Peraturan 203 Anggota tidak dibenarkan menyatakan laporan keuangan tidak menyimpang dari GAAP atau menyatakan tidak mengetahui setiap modifikasi yang material jika laporan keuangan menyimpang dari prinsip akuntansi ditetapkan oleh badan perumus yang ditunjuk dewan. Dan kalau ada

penyimpangan atau yang dapat menyebabkan penyimpangan maka dia harus menjelaskan mengenai penyimpangan tersebut, akibatnya , alasan mengapa menyatakan penyimpangan. Kerahasiaan Peraturan 301 Anggota dalam praktek publik tidak dibenarkan mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa ijin khusus dari klien . Terdapat empat pengecualian yang berkaitan dengan tanggung jawab yang lebih penting dari sekedar mempertahankan hubungan rahasia dengan klien yaitu :

1. Kewajiban sehubungan dengan standar teknis 2. Dakwaan pengadilan 3. Penelaahan sejawat 4. Tanggapan kepada divisi etik.
Honor / Imbal Jasa bersyarat Peraturan 302 Anggota dalam praktek publik tidak boleh membuat honor bersyarat untuk setiap jasa profesional atau menerima ongkos dari klien yang anggota perusahaannya juga melakukan ; audit atau penelaahan, kompilasi, Pemeriksaan prospektif . Tindakan yang mendatangkan aib Peraturan 501- tindakan tercela Anggota tidak akan melakukan tindakan yang mendatangkan aib bagi profesinya . Interpretasi dari tindakan yang mendatangkan aib diatas adalah sebagai berikut :

1. Menahan catatan klien setelah mereka meminta 2. Melakukan diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin dan lainnya 3. Jika melakukan audit atas badan pemerintah yang prosedurnya lain dari GAAS , auditor tidak
mengikuti keduanya kecuali dinyatakan dan beserta alasannya pada laporan

Periklanan dan Penawaran Peraturan 502 Anggota tidak dibenarkan melakukan periklanan dan penawaran yang bersifat mendustai, menyesatkan dan menipu. Dan penawaran yang menggunakan pemaksaan, desakan yang berlebihan, dan hasutan dilarang . Komisi dan Honor Perujukan (Referral Fees) Peraturan 503 -A. Komisi yang dilarang Anggota tidak diperkenankan merekomendasi atau mereferensi produk atau jasa yang pihak lain bagi klien atau yang disediakan oleh klien demi untuk memperoleh komisi atau menerima komisi , apakah anggota atau perusahaan anggota juga memberikan jasa kepada klien untuk penelaahan, kompilasi, pemeriksaan prospektif . Peraturan 503 -B. Pengungkapan komisi yang diijinkan Anggota diijinkan untuk memberikan jasa dengan menerima komisi dan harus mengungkapkan kepada siapa merekomendasikannya. Bentuk dan Nama praktek Peraturan 505 Anggota dapat membuka praktek dalam bentuk perusahaan perorangan, persekutuan, atau perseroan profesional sesuai dengan ketentuan dewan dan tidak diperkenankan membuka praktek dengan nama yang menyesatkan dan tidak boleh menyebut dirinya sebagai AICPA kecuali semua partner dan pemegang sahamnya anggota dari lembaga tersebut. audit atau

KEWAJIBAN HUKUM Kewajiban hukum auditor kepada klien adalah mencegah penipuan dan/atau pelanggaran kontrak yang bisa mempengaruhi hasil-hasil pekerjaan . Penyebab utama tuntutan hukum terhadap KAP adalah kurangnya pemahaman pemakai laporan keuangan tentang perbedaan antara kegagalan bisnis , kegagalan audit, dan risiko audit Definisi berikut akan menjelaskan perbedaannya: kegagalan bisnis, terjadi jika perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya . kegagalan audit, terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat yang salah karena gagal memenuhi syarat - syarat GAAS . risiko audit, terjadi jika auditor menyimpulkan laporan keuangan secara wajar sedangkan kenyataannya laporan tersebut salah saji material . Standar ketelitian yang sering disebut konsep kehati-hatian (prudent person) menjelaskan bahwa auditor hanya menjamin itikad baik dan integritas dan bertanggung jawab atas kecerobohan , itikad buruk dan ketidak jujuran dan auditor terbebas dari kerugian akibat kekeliruan dalam pertimbangan. Bidang kewajiban menurut audit dapat digolongkan sebagai berikut :

Kewajiban kepada klien Kewajiban terhadap klien timbul karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang disepakati , pelaksanaan audit yang tidak memadai , gagal menemukan defalkasi, dan pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan publik . Apabila terdapat tuntutan auditor dapat mengajukan pembelaan yaitu :

1. Tidak adanya kewajiban melaksanakan pelayanan, dalam hal ini tidak dinyatakan dalam klausul . 2. Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja , mengklaim telah mengikuti GAAS . 3. Kelalaian kontribusi, dalam hal ini menjamin jika klien melakukan kewajiban tertentu ,tidak akan
terjadi kerugian

4. Ketiadaan hubungan timbal balik, antara pelanggaran auditor terhadap standar kesungguhan
dengan kerugian yang dialami klien Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut Common Law Pihak ketiga yang terdiri dari pemegang saham, calon pemegang saham, pemasok, bankir dan kreditor lain, karyawan, dan pelanggan. Konsep kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut : Doktrin ultramares, Kewajiban dapat timbul jika pihak ketiga primary beneficiary atau orang yang harus diberikan informasi audit Pemakai yang dapat diketahui sebelumnya, orang yang mengandalkan keputusannya pada laporan keuangan . Foreseeable users, pemakai yang dapat diketahui lebih dahulu mempunyai hak yang sama dengan pemakai laporan keuagan yang mepunyai hubungan kontrak . Kewajiban perdata menurut hukum sekuritas federal

1. Securities Act tahun 1933, persyaratan pelaporan untuk perusahaan yang mengeluarkan efek-efek
baru. Peraturan membolehkan pihak ketiga menggugat auditor jika laporannya menyesatakan dan tidak mempunyai beban pembuktian hal tersebut, sementara auditor dapat membela jika audit telah memadai dan pemakai laporan tidak menderita kerugian .

2. Securities Exchange Act tahun 1934, persyaratan penyampaian laporan tahunan setiap perusahaan
yang sahamnya diperdagangkan di bursa. dari KAP yang yang melakukan kesalahan. Akibat tuntutan ini SEC dapat mencabut ijin praktek

3. Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act 1970, peraturan ini ditujukan untuk
kriminalitas tetapi auditor sering dituntut berdasarkan peraturan ini .

4. Foreign Corrupt Practice Act tahun 1977, larangan pemberian uang suap kepada pejabat di luar
negeri untuk mendapatkan pengaruh dan mempertahankan hubungan usaha

Kewajiban kriminal Beberapa undang-undang seperti Uniform Securities Acts, Securuties Acts 1933 dan 1934, Federal Mail Fraud Statute dan Federal False Statement Statute menyebutkan bahwa menipu orang lain dengan sadar terlibat dalam laporan keuangan yang palsu adalah perbuatan kriminil . Tanggung Jawab Kerahasiaan Beberapa tuntutan yang terjadi menuntut perlunya profesi auditing untuk meneliti peraturan perilaku yang menyangkut kerahasiaan dan mencoba memperjelas persyaratan - persyaratan yang konsisten dengan common law . Tanggapan Profesi Terhadap Kewajiban Hukum AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum dengan langkah-langkah berikut :

1. Riset dalam auditing 2. Penetapan standar dan aturan. 3. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor 4. Menetapka persyaratan penelaahan sejawat . 5. Melawan tuntutan hukum 6. Pendidikan bagi pemakai laporan 7. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak pantas 8. Perundingan untuk perubahan hukum .
Tanggapan Akuntan Publik Terhadap Kewajiaban Hukum Dalam meringankan kewajibannya auditor dapat melakukan langkah-langkah berikut :

1. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas 2. Mempekerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi dengan pantas 3. Mengikuti standar profesi 4. Mempertahankan independensi 5. Memahami usaha klien 6. Melaksanakan audit yang bermutu 7. Mendokumentasika pekerjaan secara memadai 8. Mendapatkan surat penugasan dan surat pernyataan 9. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia 10. Perlunya asuransi yang memadai; dan 11. Mencari bantuan hukum

Anda mungkin juga menyukai