Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengalaman Estetik merupakan proses kejiwaan dalam diri pengamat atau subyek yang berinteraksi dengan obyek estetika. Pengalaan estetik terbagi menjadi 3 tipe. Pertama, pengalaman estetik berbasis sikap estetik, kedua, pengalaman estetik berbasis konsep seni. Dan yang terakhir, pengalaman estetik berbasis konsep kritik. Ketiga tipe diatas memiliki karakteristik rspon yang berbeda-beda. Maka dari itu, untuk mengetahui erbedaan dari ketiga tipe tersebut , maka dibuatlah laporan tugas akhir ini, sekaligus sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir semester (UAS) serta untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Estetika. Dalam pembahasan kali ini, saya menggunakan obyek lukisan yang berjudul Mona Lisa. Salah satu lukisan yang menyejarah dan melegenda sampai pada saat ini karena misteri dibalik lukisan itu yang belum terpecahkan seutuhnya, dan melahirkan banyak pendapat diberbagai kalangan. Lukisan ini adalah buah karya dari seorang seniman terkenal, yaitu Leonardo Da Vinci.

1.2 Topik Bahasan a. Bagaimanakah pengalaman estetik berbsis sikap estetik terhadap lukisan tersebut ? b. Bagaimanakah pengalaman estetik berbasis konsep seni terhadap lukisan tersebut ? c. Bagaimanakah pengalaman estetik berbasis konsep kritik terhadap lukisan tersebut ?

1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan laporan ini sebagai berikut: a. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir semester (UAS) sekaligus memenuhi tugas akhir mata kuliah estetika b. Memberikan respon estetik kepada objek yang dipilih, sehingga mrngetahui secara penuh objek yang diamati secara estetik.

BAB II PEMBAHASAN

Objek : Lukisan Berjudul Mona Lisa Karya : Leonardo Da Vinci

2.1 Pengalaman Estetik Berbasis Pengalaman Estetetik Deskripsi :

Ketika pertama kali dikenalkan terhadap lukisan luar, lukisan inilah yang pertama kali guru saya tampilkan dalam sebuah slide pemutaran film mengenai kehidupan Leonardo Da Vinci. Dari sana saya sadar, ada hal yang membuat saya merasa tertarik pada lukisan ini. Ada hal yang tak biasa dan misterius pada lukisan ini. Jauh sebelum saya mengenal asal usul lukisan ini, dan bagaimana berbagai opini mulai terbentuk atas lukisan ini, saya sudah merasa bahwa lukisan ini dibuat oleh orang yang hebat dan mempunyai daya tarik yang luar biasa. Karena tak puas dengan tayangan tadi, saya meminjam CD film tersebut kepada guru saya agar bisa melihat lukisan itu lebih dekat. Dan benar saja, lukisan itu semakin memukau. Dalam lukisan itu tampak seorang wanita anggun dengan tangan bertumpuk didepan perutnya. Dia tersenyum, dia memukau, wajahnya elok dan sangat teduh. Seakan begitu melihatnya kita akan tahu, sosok yang tergambar disana adalah seorang wanita dengan perangai yang sabar tanpa harus berhadapan langsung dengannya. Selain itu backround dari lukisan itu terlihat sangat menyatu dan sederhana. Seperti memang dipilih dengan cermat agar setiap pengamat dapat merasakan keteduhan gambar itu secara utuh. Pemilihan warna yang juga membangkitkan selera untuk tak bosan bosan melihat. Ada kesingkronan antara warna kehijauan alam dibelakang dengan aksen pakaian yang tengah model gunakan. Sederhana dan memukau. Dan hal yang paling menakjubkan pada lukisan ini adalah bagian matanya. Entah bagai mana caranya, dilihat dari sisi manapun seakan mata lukisan ini seperti melihat pada kita. Sungguh bagi saya, likisan ini adalah perpaduan serta maha karya agung nan indah yang pernah tercipta di tahun 1503. 2.2 Pengalaman Estetik Berbasis Pemahaman Konsep Seni. Deskripsi :

Lukisan ini berjudul Mona Lisa, dibuat oleh seniman ternama yang bernama Leonardo De Vinci sekitar tahun 1503. Lukisan cat minyak tersebut menggambarkan seorang gadis yang tidak dinafikan lagi kecantikannya. lukisan tersebut berukuran lebar 53 cm dan panjang 77 cm. Selain kekaguman akan karya seni yang memukau, tanda tanya pasti ada dibenak orang-orang yang memerhatikan dengan teliti raut
4

wajah pada lukisan tersebut. Banyak yang mengatakan, jarang sekali manusia yang memiliki senyuman "semisteri" senyuman Mona Lisa. Bentuk senyuman itu tampak berbeda apabila dilihat dari sudut yang berlainan berlainan. Ketakjuban akan senyuman itu menyebabkan ia menjadi suatu obyek penelitian. Para ahli psikologi dan pengkaji seni berusaha untuk menafsirkan makna di sebalik senyuman Mona Lisa. Alasan memilih objek :

Diawal saya telah menceritakan bagaimana saya bisa tertarik pada lukisan Mona Lisa tersebut. Dengan menampilkan suatu sosok yang amat sangat sederhana dengan kecantikan yang tak diragukan dengan sebuah senyum yang terbentuk dengasn misterius, memberikan reaksi khas yang menarik perhatian setiap pandangan walaupun dari jauh sekalipun. Latar hijau yang menarik dan seimbang, dibuat dan dipilih dengan kecermatan yang tinggi agar manambah nilai plus pada lukisan tersebut, bukannya menyamarkan objek utamanya. Detail lukisan wanita anggun berwajah elok itupun menggambarkan isi daripada lukisan yang masih menjadi misteri tersebut yang memang dianggap sebagai salah satu mahakarya yang patut diacungi sejuta jempol di dunia. Dari kedetailan pembuatnya mestinya kita pahami seberapa niat dari sang pelukis menjadikan lukisan ini menjadi luar biasa. Lukisan Mona Lisa dikerjakan oleh Leonardo selama 1 dekade lebih. Dalam lukisan Mona Lisa terkandung seluruh pengamatan Leonardo seumur hidupnya, pengamatan tentang siklus alam, pengamatannya tentang awal terbentuknya bumi melalui pengamatan pada fosil fosil laut yang membuahkan pemahaman bahwa penciptaan dunia oleh Tuhan tidak hanya terjadi selam 6 hari akan tetapi ribuan atau jutaan tahun. Kemudian pengamatan tentang awal kehidupan manusia dalam rahim ibu, dan seluruh pengalaman hidupnya serta kerinduannya pada hal yang hilang darinya, yaitu ibunya. Kemurnian ide dan kuatnya estetika penciptapun perlu kita acungi jempol berkali kali, karna sungguh sangat terperinci dan perhitungan. Kedetailan Leonardo menggunakan desain piramida untuk menempatkan perempuan itu sederhana dan tenang di ruang lukisan itu. Tangannya terlipat membentuk sudut depan piramida. Dadanya, leher, dan wajah berseri dalam cahaya lembut yang sama yang model tangannya. Cahaya itu memberikan berbagai permukaan hidup suatu geometri yang mendasari bidang dan lingkaran.
5

Hal-hal yang dimaksud Leonardo yang tampaknya sederhana bagi figur wanita duduk dengan tangan bersedekap pada waktu itu. Secara efektif dia menciptakan kesan visual dari jarak antara karya dan pengamat. Sandaran lengan kursi berfungsi sebagai unsur pemisah antara Monalisa dan kita. Wanita itu duduk tegak nyata dengan tangan terlipat, yang juga merupakan tandanya postur yang diam. Hanya tatapannya tetap pada pengamat dan tampaknya menyambutnya komunikasi ini secara diam. Lukisan ini sungguh sangat menakjubkan disamping setelah sekian dekade mengundang banyak penafsiran akan banyaknya persepsi tentang maksud dari si Monalisa, seluruh duniapun tetap mengakui bagaimana keindahan dari karya ini selama berpuluh puluh tahun. Luar biasa. 2.3 Pengalaman Estetik Berbasis Konsep Kritik Seni. Interpretasi :

Tak henti-henti saya menaruh kagum pada lukisan yang telah dari awal mencuri hati saya. Hampir semua komposisi, elemen, keseimbangan dan kesatuan yang dibutuhkan dalam membuat suatu lukisan menjadi luar biasa terpenuhi dengan kepuasan yang beraneka macam. Saya rasa tidak hanya saya yang tercengang melihat lukisan ini. Hampir semua orang memperbincangkan lukisan ini dengan berbagai pandangan dan pendapat. Perpaduan antara sains yang dimiliki oleh pelukisnya dengan jiwa kesenian dan keindahan yang dimilikinya jelas juga tercurah dalam lukisan ini, terjalin dengan teratur dan harmonis, Sisi lain yang menunjukkan lukisan ini berbeda ialah, bila kita melihat lukisan yang dianggap sangat berpengaruh dan menjadi salah satu lukisan terbaik dunia seperti The Starry Night oleh Vincent Van Gogh, The Kiss oleh Gustav Klimt, Luncheon of the Boating Party oleh Pierre Auguste Renoir, Girl With a Pearl Earring oleh Jan Vermeer dan Cafe Terrace at Night oleh Vincent Van Gogh dizaman modern ini, tentu akan ada dinamika, dimana semua akan berubah ketika ada sesuatu yang direspon lebih baik. Tetapi lukisan ini tetap berdiri dengan kharismanya yang kuat. Dengan jutaan misteri yang tersimpan didalamnya yang akan terus mengundang jutaan pendapat dari para pengamat dan penelitinya.

Evaluasi

Dari buku ini saya berusaha untuk mengevaluasi tiap makna berdasarkan konsep karya, prinsip, teknik maupun estetikanya secara umum dalam bentuk point antara 1 5 agar kita lebih mudah menilai. Pertama, dari segi konsep karya, untuk hal ini saya menberikan 5 point, hal ini dikarenakan Da Vinci telah menunjuukan konsep karya yang sangat menarik, yang pada zamannya sendiri belum ada bentuk lukisan potret dengan ukuran tiga perempat badan. Karena pada saat itu lukisan foto masih setengan badan. Dan dia memberikan inovasi baru dengan menunjukkan sisi baru yang ternyata menambah keindahan suatu lukisan. Meletakkan sebuah objek yang karismatik dengan berbagai pesona yang melekat padanya dengan backround pemandangan yang diam. Tentu konsep ini sangat menarik untuk dilihat.dimana setiap detail yang dia lukis adalah misteri, baik senyuman, tatapan mata monalisa yang menyimpan misteri hingga detik ini. Bahkan perihal tentang siapa sebenarnya Mona Lisa itu. Ini sudah menegaskan bahwa konsep dari karya yang dia buat benar benar ingin diciptakan sekarismatik mungkin. Kedua, dari segi prinsip prinsip karya seni, seperti kita tahu dari perinsip seni ini akan kita temukan keragaman, kesatuan dan keseimbangan, 1 point untuk keragaman, 2 point untuk kesatuan dan 2 point untuk keseimbangannya. Jadi sebenarnya untuk bagian perinsip saya memberi nilai sempurna. Bagaimana tidak, Leonardo Da Vinci adalah master di zamannya. Maka hal yang paling mendasar tersebut tentu amat sangat dikuasai olehnya sebagai seorang seniman, maka untuk hal ini saya tidak meragukan. Ketiga, dari segi teknik. Sungguh disayangkan mungkin saya jadi tidak bisa memberikan suatu kritikan pada hal ini. Maka nilai sempurna sekali lagi saya jatuhkan. Alasnnya adalah karena dia adalah orang yang disebut sebut sebagai genius dalam berbagai bidang. Sekalipun dia terkenal dalam bidang seni, bukan berarti dia tidakk mempelajari segala hal tentang alam semesta. Dia mempelajari tentang anatomi, grafitasi, dan berbagai ilmu alam lain hingga di katakana sebagai jenius. Dari sekian penelitian mengenai lukisannya, maka ditemukan Da Vinci menggunakan campuran campuran seperti oksida mangan yang dia temukan dan dia pelajari dari alam untuk membentuk lukisannya menjadi sempurna. Dia juga membuat lukisan Mona Lisa kira kira dengan 30 lapis cat yang berukuran kurang dari 40 mikro meter / sekitar setengah dari ketebalan rambut manusia (sumato) untuk
7

menciptakan garis besan kontur dan menciptakan ilusi kedalaman dan bayangan, sampai mebuat lukisan itu halus tanpa sapuan kuas dimana pada zaman itu, yaitu reinesan kemiripan dan kehalusan objek sangat ditonjolkan. Maka tidak mungkin untuk saya tidak memberi nilai yang sempurna untuk bagian ini. Terkhir dari segi estetika, dalam hal ini saya member nilai 4 point, bukan karena ada celah dalam lukisan ini, tetapi hanya sekedar keterbatasan menafsirkan tentang keindahan yang saya lewatkan dalam mengamati lukisan ini. Tentang estetika lukisan ini sebenarnya telah saya singgung diatas. Kedetailan Leonardo menggunakan desain piramida untuk menempatkan perempuan itu sederhana dan tenang di ruang lukisan itu. Tangannya terlipat membentuk sudut depan piramida. Dadanya, leher, dan wajah berseri dalam cahaya lembut yang sama yang model tangannya. Cahaya itu memberikan berbagai permukaan hidup suatu geometri yang mendasari bidang dan lingkaran. Hal-hal yang dimaksud Leonardo yang tampaknya sederhana bagi figur wanita duduk dengan tangan bersedekap pada waktu itu. Secara efektif dia menciptakan kesan visual dari jarak antara karya dan pengamat. Sandaran lengan kursi berfungsi sebagai unsur pemisah antara Monalisa dan kita. Wanita itu duduk tegak nyata dengan tangan terlipat, yang juga merupakan tandanya postur yang diam. Hanya tatapannya tetap pada pengamat dan tampaknya menyambutnya komunikasi ini secara diam. Dengan demikian, komposisi gambar menghilangkan efek ambigu: kita tertarik pada wanita misterius ini tetapi tetaplah di kejauhan ia adalah makhluk Tuhan. Wanita misterius digambarkan duduk dalam apa yang tampaknya menjadi loggia terbuka dengan pilar dasar gelap di kedua sisinya. Dibaliknya terdapat lukisan besar tentang pegunungan yang sejuk. Detail senyum Mona Lisa telah berulang kali menjadi topik yang banyak dibicarakandan diinterpresentasikan. Sigmund Freud menafsirkan senyumnya yang atraktif menandakan Leonardo menyayangi ibunya ; orang lain menggambarkannya sebagai hal yang lugu dan mengundang. Banyak peneliti telah mencoba menjelaskan mengapa senyum itu terlihat begitu berbeda oleh orang-orang. Profesor Margaret Livingstone dari Harvard University berpendapat bahwa senyum itu sebagian besar diambil pada frekuensi spasial rendah, dan sebagainya terbaik dapat dilihat dari kejauhan atau dengan penglihatan tepi seseorang. Jadi, misalnya, senyum itu muncul lebih mencolok ketika melihat mata potret daripada ketika melihat mulut itu sendiri.
8

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan Secara keseluruhan,kita ketahui bahwa memang lukisan ini menjadi sebuah lukisan yang sangat fenomenal sepanjang sejarah eksistensinya. Leonardo sebagai seorang master, memang telah membuat segala kesempurnaan dilukisan ini dengan berbagai teka teki yang melekat. Jika kita lihat secara keseluruhan, secara sekilas, pasti kita sudah kagum pada lukisan ini. Tetapi jika kita bisa mempelajarinya lebih jauh, dan mengaplikasikannya pada diri kita sendiri, ternyata ada banyak hal yang perlu kita pelajari, ada jutaan ilmu yang harus kita kuasai dan ada berpuluh puluh teknik yang bisa kita aplikasikan pada sebuah karya. Da Vinci membuktikan itu pada karya Mona Lisanya ini. Dia menunjukkan ternyata sains dan pengetahuan yang dia pelajari akan dapat menciptakan suatu karya yang luar biasa. Ketekunannya selama 4 tahun dalam pengerjaan Mona Lisa, menunjukkan pada kita sesuatu yang dikerjakan dengan penuh ketekunan takkan pernah sia sia. Dari sini kita bisa mencontoh seniman master nan genius kita ini. Tidak semua seniman harus berkecamuk dengan puluhan lukisan setiap harinya, merokok, sambil menikmati secangkir kopi, tidak merawat diri, dan terkesan seperti preman. Lebih dari itu, perlu kita sadari, senimanpun butuh otak untuk menunjukkan sebuah kualitas. Dan untuk menjadi besar, ilmu lain juga sangat menunjang kita.

Anda mungkin juga menyukai