Anda di halaman 1dari 11

Laporan: Analisis Geoteknik dan Disain Pondasi Condominium Balikpapan 3-7 3.1.1.

2 Daya Dukung Ujung Berdasarkan pengamatan di lapangan, Meyerhof (1976) menyatakan bahwa daya dukung ujung ultimate (Q p ) tiang bor dapat diperoleh melalui nilai N-SPT. 3.1.1.2.1 Pondasi Tiang Menembus Lapisan Lempung Untuk tiang bor pada lapisan lempung saturated pada kondisi undrained ( =0 0 ), Q p dihitung dengan rumus berikut ini:Q p = pu Ac9 .........................................................................................................(3.5)dimana, A P = luas penampang tiang 3.1.1.2.2 Pondasi Tiang Menembus Lapisan Pasir q p = N3400DL N340 b (kN/m 2 )..............................................................(3.6) dimana,L b = panjang tiang yang menembus lapisan pasirD = diameter tiang N = N-SPT rata-rata sekitar ujung tiang sehingga,Q p = pp Aq ..............................................................................................................(3.7) 3.1.1.3 Daya Dukung Cabut Perencanaan pondasi tiang harus memperhitungkan daya dukung tiang terhadap gaya cabutterutama untuk struktur yang menerima gaya gempa. Pada beberapa kasus, dayadukung cabut tiang menentukan kedalaman penetrasi minimum tiang yang diperlukan.Nicola dan Randolph (1993) menyatakan bahwa pada tanah kohesif berbutir halus, dimanapembebanan diasumsikan bekerja pada kondisi undrained, tahanan selimutterhadap gaya tekan maupun gaya tarik akan sama besarnya. Sedangkan padatanah non kohesif atau free draining, Nicola dan Randolph (1993) menyatakanbahwa tahanan selimut tarik diasumsikan sebesar 70% dari tahanan selimuttekan. Karena kondisi lapisan tanah di lokasi proyek terdiri dari tanah kohesif dan non-kohesif, maka tahanan selimut tarik diasumsikan sebesar 70% daritahanan selimut pada kondisi tekan. 3.1.1.4 Negative Skin Friction (NSF)

Pada kondisi dimana tiang dibor melewati suatu lapisan tanah yang sedang berkonsolidasi akanmengalami gaya tarik ke bawah akibat pergerakan relatif antara tiang dengantanah disekelilingnya. Gaya tarik ke bawah tersebut biasa disebut negative skinresistance (NSF). NSF merupakan kebalikan dari tahanan selimut yang timbul

Laporan: Analisis Geoteknik dan Disain Pondasi Condominium Balikpapan 3-8 di sepanjang permukaan tiang. Dengan timbulnya NSF akan menambah gayatekan aksial pada tiang, terutama apabila melewati lapisan kompresibel yang cukup tebal. Besarnya negative skin friction dapat dihitung dengan persamaanberikut:F NS = () ee0 L tan' KD ..................................................................................(3.8)dimana,K = koefisien tekanan tanah lat eral e = sudut geser dalam efektif 0 = tekanan overburden efektif L e = tebal efektif lapisan yang berkonsolidasiPrakash dan Sarma (1990) menyarankan besarnya ketebalan efektif dari tanah terkonsolidasisebagai berikut:L e = 0.75 L c ..................................................................................................................(3.9)dimana ,L c = tebal lapisan tanah yang berkonsolidasiUnit skin friction untuk tiang uncoated dan coated disajikan dalam . Tabel 3.3 Unit tahanan selimut untuk uncoated dan coated pile (Prakash & Sharma, 1990) Soil & Pile Condition Unit Negative Skin Friction Uncoated pile:- Soft compressible layer of silt and clay 0.15 0.30 0 - Loose sand 0.30 0.80 0 Coated pile 0.01 0.05 0 Adanya negative skin friction akan mereduksi daya dukung aksial tiang. 3.1.1.5 Daya Dukung Aksial Izin Pondasi Tiang (Q all ) Dalam analisis dengan metoda statik, beban desain dari tiang dengan panjang yang diketahui,secara umum telah diperhitungkan dengan cara membagi daya dukung ultimatepada lapisan tanah pendukung dengan angka keamanan sebesar 2 hingga 4, atau:

SFQQ

Kota Balikpapan telah lama dikenal sebagai pusat kegiatan industri migas di kawasan Indonesia Timur. Selain itu, Kota Balikpapan juga merupakan pintu gerbang arusperdagangan dari luar menuju kawasan timur Kalimantan. Perkembangan KotaBalikpapan dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang sangat pesat, dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi.Untuk menjawab peningkatan kebutuhan tempat hunian, terutama dengan bertambahnyakantor-kantor industri migas internasional di Kalimantan Timur, direncanakanpembangunan Condominium GBG Center yang berlokasi di Jalan RuhuiRahayu, Balikpapan. Bangunan ini direncanakan dengan bentuk strukturbangunan melingkar dengan ketinggian 7 lantai. Secara topografi, lokasi tapak bangunan berada pada puncak bukit sehingga memberikan keuntungan cakupan view kota Balikpapan yang cukup luas. Denah lokasi dan gambar arsitekturalbangunan condominium dapat dilihat dalam gambar-gambar berikut
uall =

Bangunan penumpang Dari gambar potongan rencana, direncanakaan adanya perbedaan elevasi pada basementsebesar + 3.0 m, dimana dasar Basement 1 berada pada daerah galian dan dasarBasement 2 berada pada daerah timbunan dengan ketinggian maksimum 9.0 mdari permukaan eksisting ( ). Untuk dapatmenentukan dimensi dan tipe pondasi dan struktur penahan tanah yang dapatmemikul gaya lateral dan gaya guling akibat beban timbunan, diperlukanpekerjaan perencanaan geoteknik yang didasarkan pada kondisi tanah setempat.

r 1.4 Lokasi tapak bangunan. Tampak sebagian besar tanah permukaan berupa batulempung (clay-shale)
(Gambar 1.4). Jenis tanah ini sangat umum dijumpai di daerah Kalimantan Timur. Tanah tersebut mempunyai kandungan mineral montmorillonite yang cukuptinggi. Pada kondisi tersingkap ( exposed ), mineral ini menyebabkan tanah bersifatekspansif dan sensitif terhadap perubahan cuaca, sehingga mudah mengalamipelapukan ( weathering ). Proses pelapukan ini dapat mengakibatkan penurunankuat geser tanah secara signifikan sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilanlereng. Pengamatan lapangan menunjukkan terjadinya kelongsoran di lereng utara yang terbentuk akibat proses pelapukan ( Error! Reference source notfound.

r 1.4 Lokasi tapak bangunan. Tampak sebagian besar tanah permukaan berupa batulempung (clay-shale)
Kasus kelongsoran lereng dengan mekanisme serupa juga sering terjadi di Kalimantan Timur.Hal ini disebabkan karena, pada umumnya, perencanaan dan pelaksanaanpekerjaan bangunan tanah di Kalimantan Timur belum mempertimbangkankekhususan sifat mekanis jenis tanah clay-shale tersebut di atas.Berdasarkan tinjauan singkat mengenai kondisi tanah di atas, diperlukan analisis geoteknik yang komprehensif dengan memperhitungkan penurunan kuat geser tanah clay- shale

dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pondasi bangunancondomonium dan struktur penahan tanah timbunan dan galian. Laporan inimenyajikan analisis geoteknik dalam perencanaan pondasi dan dinding penahantanah (galian dan timbunan). 1.2 TUJUAN Pekerjaan perencanaan pondasi dan stabilitas timbunan dan galian bertujuan untuk mendapatkan hasil perencanaan yang memenuhi kriteria perencanaan baku.Perencanaan pondasi bertujuan untuk menentukan dimensi pondasi yang dapatmenahan beban struktur pada kondisi layan dan kondisi gempa. Pemilihan tipepondasi didasarkan pada jenis pondasi dan metoda pelaksanaan yang sesuaidengan karakteristik tanah clay-shale.Perencanaan stabilitas timbunan dan galian bertujuan untuk mendapatkan disain strukturpenahan tanah yang dapat menahan gaya lateral dan gaya guling akibat timbunansetinggi maksimum 9.0 m di atas tanah shale. Analisis stabilitas lereng dilakukandengan mempertimbangkan kemungkinan penurunan kuat geser pada tana

METODOLOGI Untuk mencapai tujuan diatas, perencanaan pondasi dan struktur penahan tanah dilakukanberdasarkan langkah-langkah berikut ini:1. Melakukan survey pengenalan lapangan yang dilakukan melalui pengamatan visualterhadap kondisi tanah permukaa

Melakukan penyelidikan mengenai kondisi lapisan tanah yang terdiri dari:pemboran tanah dan Standard Penetration Test.3. Pembuatan profil pelapisan tanah dan interpretasi parameter kuat geser tanah.4. Melakukan analisis dan perhitungan, seperti: a. pemilihan tipe pondasi berdasarkan faktor berikut: beban struktur pada kondisi layan dan kondisi gempa jenis dan kuat geser tanah dasar metoda pelaksanaan pekerjaan b. analisis daya dukung pondasi dalamc. analisis stabilitas lereng untuk menentukan tipe struktur penahan tanah

Laporan Analisis Geoteknik dan Disain Pondasi Condominium Balikpapan

t geser tanah.4. Melakukan analisis dan perhitungan, seperti: a. pemilihan tipe pondasi berdasarkan faktor berikut: beban struktur pada kondisi layan dan kondisi gempa jenis dan kuat geser tanah dasar metoda pelaksanaan pekerjaan b. analisis daya dukung pondasi dalamc. analisis stabilitas lereng untuk menentukan tipe struktur penahan tanah 1.4 LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan penyelidikan tanah dan analisis pondasi adalah sebagai berikut: i. Penyelidikan Tanah: 1. 11 (sepuluh) pemboran dalam dengan kedalaman bervariasi antara 15.0 m sampai 20.0m di sekitar lokasi

condominium 2. Standard Penetration Test pada setiap interval 2.0 m selama pemboran dalam3. Tes Mineralogi ii. Analisis Geoteknik: 1. Pembuatan profil lapisan tanah.2. Penentuan perkiraan parameter tanah untuk tiap-tiap lapisan tanah3. Perhitungan daya dukung pondasi berdasarkan tipe pondasi yang dipilih4. Analisis stabilitas lereng untuk menentukan tipe dan dimensi struktur penahan tanah. Laporan Akhir:Penyelidikan Tanah & Analisis Pondasi untuk Condominium Balikpapan 2-1 B a

P E N Y E L I D I K A N T A N A H Penyelidikan tanah dilakukan untuk mendapatkan data primer mengenai kondisi pelapisantanah di lokasi rencana condominium. Bab ini menguraikan tahapan penyelidikantanah dari mulai metoda yang digunakan, pembuatan profil pelapisan tanahsampai pada penentuan perkiraan parameter kuat geser tanah. Data tersebutselanjutnya akan digunakan dalam analisis pondasi dan stabilitas strukturpenahan tanah. 2.1 METODA PENYELIDIKAN TANAH2.1.1 Pemboran Tanah Prosedur pelaksanaan dan peralatan pemboran dalam mengacu pada ASTM D 1452-80,Standard Practice for Soil Investigation and Sampling by Auger Borings, ASTM D 420 - 87, Standard Guide for Investigating and Sampling Soil andRock, ASTM D 2488 - 84, Standard Practice for Description andIdentification of Soils (Visual-Manual Procedure), using rotary boring machine with capacity sufficient for the job, dan ASTM D 2113 99, Standard Practicefor Rock Core Drilling and Sampling of Rock for Site Investigation.Data hasil pemboran dalam disajikan dalam field logs (Bore - Logs) yang didalamnya tercakup:identifikasi proyek, nomor boring, lokasi, orientasi, tanggal mulai pemboran,tanggal akhir pemboran, dan nama operator, elevasi koordinat bagian atas borehole, klasifikasi/deskripsi tanah (kekerasan, warna, derajat pelapukan, danidentifikasi lainnya yang masih berhubungan), deskripsi litologi, kondisi airtanah, pengambilan contoh tanah, in situ test di bore hole, dst. 2.1.2 Pengambilan Contoh Tanah Tidak Terganggu Pengambilan contoh tanah tidak terganggu mengacu pada ASTM D 1587-83 StandardPractice for Thin-Walled Tube Sampling of Soils. Contoh tanah undisturbeddiambil dari kedalaman tertentu dengan menggunakan Shelby tube sampler (thin walled tube sampler). Kemudian contoh tanah dilindungi dari goncangan,getaran dan perubahan kadar air, yang bertujuan untuk menjaga struktur tanahdan komposisi fisiknya tetap seperti kondisi aslinya, sampai contoh tersebutdikeluarkan untuk kemudian diuji di laboratorium. Kedalaman bagian atascontoh dan panjang sampler dicatat di boring log. 2.1.3 Standard Penetration Test Standard Penetration Tests dilakukan di tiap lokasi pemboran pada setiap interval kedalaman2.00 m. Prosedur pelaksanaan dan peralatan Standard Penetration Test mengacupada ASTM D 1586 84, "Standard Method for Penetration Test and SplitBarrel Sampling of Soils". Tahanan tanah dinyatakan dengan nilai N. Jumlah

Laporan Akhir:Penyelidikan Tanah & Analisis Pondasi untuk Condominium Balikpapan 2-2 pukulan hammer yang menumbuk drilling rod hingga menyebabkan ujung splitspoon mengalami penetrasi sedalam 3x6 ke tanah dihitung. Jumlah totalpukulan yang menyebabkan penetrasi 2x6 terakhir disebut nilai N. Hasilpengujian ini kemudian dicatat di boring log. 2.2 LOKASI PENYELIDIKAN TANAH Penyelidikan lapangan telah dilakukan dari tanggal 1 April 2005 sampai dengan 12 April 2005.Penyelidikan tanah, berupa pemboran dalam, pengujian SPT dan pengambilansampel tanah, dilakukan sebanyak 11 titik dengan kedalaman yang bervariasiantara 15.0 m sampai 25.0 m.Lokasi penyelidikan lapangan dapat dilihat pada Error! Reference source not found. . Laporan Akhir:Penyelidikan Tanah & Analisis Pondasi untuk Condominium Balikpapan

Gambar 2.1 Lokasi penyelidikan lapangan di Condominium Balikpapan 2.3 KLASIFIKASI TANAH Profil pelapisan tanah di lokasi penyelidikan dibuat berdasarkan hasil-hasil penyelidikan tanah.Penentuan dan pengklasifikasian jenis tanah ditentukan dari pengamatan visualdan hasil uji SPT (Standarad Penetration Test). Verifikasi ulang terhadapklasifikasi tanah yang telah ditentukan berdasarkan pengamatan visual perlu BH 10BH 11

Tabel 2.1 Klasifikasi untuk tanah pasiran berdasarkan nilai SPT (Bowles, 1988)

Anda mungkin juga menyukai