Anda di halaman 1dari 11

SIKAP DAN TINGKAT KEPERCAYAAN REMAJA DAN WANITA DEWASA MUDA TERHADAP ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

Kendra L. Fleming, Abby Sokoloff, b dan Tina R. Raine b * Departemen Obstetri dan Ginekologi, Kaiser Permanente, Vallejo, CA 94589, USA b Departemen Obstetri, Ginekologi dan Ilmu Reproduksi, Pusat Kesehatan Reproduksi Global Bixby, Universitas California San Francisco, San Francisco, CA 94110, USA

Abstrak Latar Belakang Sikap dan kepercayaan remaja dan wanita dewasa muda terhadap alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) masih kurang diketahui. Desain Studi Kami telah melakukan survey terhadap 252 orang wanita usia 14-17 tahun melalui hasil wawancara di klinik keluarga berencana di daerah perkotaan mengenai data demografi, riwayat seksual dan kontrol kehamilan serta pendapat mengenai AKDR. Hasil Lima puluh lima persen partisipan belum pernah mendengar mengenai AKDR. Partisipan yang pernah melahirkan 4.4 kali lebih tertarik dengan AKDR daripada partisipan yang belum pernah melahirkan. Dengan mengenyampingkan paritas, partisipan yang pernah mendengar AKDR dari pelayanan kesehatan 2.7 kali lebih tertarik untuk menggunakan metode ini. Populasi penelitian beresiko tinggi untuk infeksi menular seksual (IMS), namun 82% partisipan memperkirakan bahwa mereka akan meningkatkan

atau tidak akan megganti penggunaan kondom mereka walaupun sedang terpasang AKDR. Kesimpulan Penyedia layanan kesehatan harus didorong untuk menyosialisasikan pada remaja dan wanita muda yang berisiko tinggi untuk kehamilan yang tidak diinginkan, baik multipara dan nulipara tentang penggunaan IUD.

Kata kunci: Remaja, wanita muda, Kontrasepsi, perangkat intrauterin, Sikap .

1. Pendahuluan Sebuah laporan terbaru oleh Centers for Disease Control menunjukkan tingkat kelahiran di kalangan remaja di Amerika Serikat meningkat antara 2005 dan 2007 (Hamilton et al., 2007). Bila dibandingkan dengan negaranegara maju lainnya, tingkat kehamilan remaja di Amerika Serikat (83,6 kehamilan per 1000) hampir dua kali lipat dari Inggris (46,7) dan Kanada (45,7), dan jauh lebih tinggi dari Swedia (25,0) dan Perancis ( 20,2) (Darroch et al., 2001).. Dikarenakan 82% dari kehamilan remaja dan 60% dari kehamilan di kalangan perempuan di usia awal 20-an tidak diinginkan maka menentukan strategi untuk meningkatkan penggunaan konsisten dari kontrol kelahiran oleh remaja dan wanita muda memiliki arti penting dalam kesehatan masyarakat (Finer et al., 2001). Pada remaja perlu lebih ketat mengontrol angka kelahiran dan angka kehamilan yang tidak diinginkan agar lebih rendah dengan metode yang tidak memerlukan kepatuhan pemakaian rutin pada saat hubungan seksual (Zibners et al.,1999). Salah satu metode yang dibutuhkan adalah alat intrauterin (IUD). Menurut Komite Kelayakan Medis, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) manfaat umum AKDR lebih besar daripada risiko teoritis ataupun resiko yang telah terbukti (Kategori 2) bagi perempuan mulai usia

menarche sampai usia 20 tahun untuk memulai dan melanjutkan AKDR baik yang berupa tembaga dan Levonogestrel-releasing IUD (WHO, 2004). Barubaru ini American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) mendorong penyedia untuk mempertimbangkan IUD sebagai pilihan lini pertama kontrasepsi bagi remaja baik nulipara dan multipara (ACOG, 2007). Namun banyak praktisi tidak menawarkan AKDR kepada pasien mereka yang lebih muda. Sebuah penelitian oleh Harper et al. (2008) menemukan bahwa banyak dokter, praktisi perawat dan asisten dokter yang memberikan pelayanan keluarga berencana tidak menyediakan atau menawarkan konseling AKDR pada pasien mereka, dan kurang dari separuh (46%) dari dokter mempertimbangkan AKDR untuk wanita nulipara. Sesuai dengan temuan ini, penggunaan AKDR di kalangan remaja dan wanita di awal usia 20-an masih rendah. Menurut data dari Survei Nasional Pertumbuhan Keluarga dari tahun 2002 menunjukkan bahwa hanya 0,1% wanita di Amerika Serikat usia 15-19 tahun dan 1,1% wanita usia 20-24 tahun yang saat ini merupakan pengguna AKDR (Mosher et al., 2004). Informasi tentang penerimaan AKDR oleh remaja dan wanita muda terbatas. Sebuah penelitian oleh Stanwood dan Bradley (Stanwood et al., 2006) menemukan bahwa hanya setengah dari wanita hamil usia 14-25 tahun saat perawatan prenatal atau aborsi pernah mendengar tentang AKDR, dan sebagian besar tidak menyadari tingginya tingkat keberhasilan AKDR (58%) ataupun tingkat keamanannya (71%). Penelitian lain oleh Whitaker et al. (2008) yang melakukan survey terhadap wanita usia 15-24 tahun yang datang berobat ke klinik kebidanan umum dan ginekologi menemukan bahwa kurang dari setengah wanita muda telah mendengar tentang AKDR dan mayoritas dari mereka (63%) tidak memiliki sikap positif tentang metode ini. Tujuan penelitian kami mengenai persepsi dan sikap remaja dan wanita muda terhadap AKDR adalah untuk menilai kelayakan upaya meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi dalam kelompok usia tersebut. Mengingat kesenjangan yang jelas dalam hal perilaku penyedia pelayanan dan defisit

pengetahuan diantara sasaran potensial pengguna AKDR, kami ingin menilai faktor yang mungkin mempengaruhi pengambilan keputusan menggunakan AKDR sehingga nantinya dapat dijadikan acuan dalam intervensi.

2. Bahan dan metode Kami melakukan survei cross-sectional pada 252 remaja perempuan dan wanita muda yang datang berobat ke pusat kesehatan New Generation (NGHC), sebuah klinik dari University of California San Francisco (UCSF) Departemen Obstetri, Ginekologi dan Ilmu Reproduksi, antara Januari 9 dan 27 Februari 2007. Sembilan puluh empat persen pasien berusia 15-24 NGHC tahun. Etnis psien yang datang beragam dengan 42% Latino, 22% Afrika Amerika dan 20% Asia atau Kepulauan Pasifik. Kami memperkirakan bahwa 194 ukuran sampel akan diperlukan untuk mendeteksi perbedaan penting secara klinik dalam hal minat terhadap AKDR dengan tingkat kekuatan penelitian 80% jika 40% dari peserta tertarik pada AKDR. Tinjauan Kelembagaan dan persetujuan dewan untuk penelitian ini diperoleh dari Komite UCSF untuk Penelitian Manusia. Setiap pasien yang datang berobat diberi lembar informasi tentang penelitian dan ditanya

apakah ia bersedia berpartisipasi. Peserta diberi identitas anonim menjawab sendiri survei pertanyaan-pertanyaan tentang demografi, riwayat seksual dan kontrol kelahiran, dan AKDR. Survei ini menggunakan sebuah gambar AKDR levonorgestrel (Mirena ) dan tulisan berisi informasi tentang AKDR termasuk deskripsi ukuran dan bentuk AKDR, penggunaan hormon atau tembaga, kebijaksanaan, efektivitas, kebutuhan akan tenaga kesehatan untuk melakukan insersi alat dan bahwa metode ini tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual (IMS). Hal ini diikuti oleh pertanyaan tentang minat peserta dalam metode kontrasepsi dan pertanyaan tentang bagaimana perdarahan, bercak dan amenore dapat mempengaruhi keputusannya untuk menggunakan AKDR dan apakah penggunaan kondom itu akan berubah jika dia menggunakan AKDR. Survei sebelumnya telah diujicobakan pada sub-

sampel pasien dari klinik. Survei membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk menyelesaikan. Selama penelitian, rata-rata, ada 90 perempuan per minggu kunjungan di klinik dengan tingkat respons sekitar 70%. Data survei dianalisis menggunakan STATA (StataCorp, College Station, TX, USA). Tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan survei dianalisa untuk menentukan hubungan antara karakteristik individu dan minat dalam menggunakan AKDR. Uji Fisher Exact digunakan untuk menguji hubungan antara variabel kategori dan uji T digunakan untuk menguji usia. Variabel yang berhubungan dengan penggunaan AKDR pada tingkat p <10 dimasukkan ke dalam model regresi logistik untuk menguji asosiasi .

3. Hasil Karakteristik demografi dan studi deskriptif partisipan dikelompokkan berdasarkan ketertarikan terhadap AKDR disajikan pada Tabel 1 . Populasi penelitian sebagian besar berbahasa Inggris (93%) perempuan muda antara usia 14 dan 27 tahun. Mayoritas adalah nulipara (84%) dan saat ini dalam hubungan monogami (85%). Sembilan puluh delapan persen pernah melakukan hubungan seks, dan 80% memiliki lebih dari satu pasangan seksual seumur hidup. Tiga puluh delapan persen melaporkan riwayat setidaknya satu jenis IMS. Bentuk yang paling umum dari kontrol kelahiran yang digunakan oleh populasi survei adalah kondom, diikuti oleh pil kontrasepsi oral. Tidak ada peserta melaporkan penggunaan AKDR sebelumnya atau saat ini, dan 32% tidak menggunakani metode kontrol kelahiran atau putus penggunaan pada hubungan seksual terakhir. Kurang dari setengah peserta (45%) pernah mendengar tentang AKDR, dan 30% pernah mendengar tentang AKDR dari penyedia layanan kesehatan. Lima puluh tiga persen dari partisipan multipara yang telah mendengar informasi tentang AKDR dari penyedia layanan kesehatan, sedangkan hanya 27% dari partisipan nulipara yang telah mendengar tentang AKDR dari penyedia (p <.001).

Tabel 2 menunjukkan pendapat partisipan survei tentang penggunaan AKDR. Setelah melihat gambar AKDR dan membaca deskripsi singkat, peserta ditanya apakah mereka akan tertarik menggunakan AKDR. Lima puluh empat persen menjawab "tidak,"; 11% "ya"; dan 35% tidak yakin. Ketika diminta untuk mengukur minat mereka, 6% "sangat tertarik," 20% "sedikit tertarik," 53% "tidak tertarik" dan 21% "tidak yakin." Alasan paling umum untuk kepentingan di AKDR adalah tingkat keberhasilan, lama masa pakai panjang dan kebijaksanaan dari penggunaan metode ini. Alasan utama ketidaktertarikan adalah ketidaksukaan adanya "sesuatu di tubuh saya",

takut nyeri dengan penyisipan perangkat dan kenyataan bahwa tenaga kesehatan profesional diperlukan untuk memasukkan dan mengeluarkan alat. Ketika ditanya tentang AKDR terkait amenore, 28% partisipan menjawab bahwa hal ini tidak akan mengganggu mereka sama sekali, dan jumlah yang sama menjawab bahwa hal itu akan cukup mengganggu mereka sehingga mereka tidak akan memilih metode ini. Hampir sepertiga dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa perdarahan atau bercak di 3-6 bulan pertama penggunaan akan cukup merepotkan mereka sehingga menghalangi minat mereka dalam AKDR, tapi di pihak lain 25% tidak akan terganggu dan 10% akan merasa terganggu , tapi akan mentolerir bercak pendarahan ringan akibat penggunaan AKDR tersebut. Lima puluh dua persen dari peserta melaporkan bahwa mengalami periode lebih berat dan kram dari AKDR dan hal tersebut tidak dapat diterima. Saat ditanya apakah mereka berpikir akan mengganti penggunaan kondom jika mereka sedang menggunakan AKDR, 50% melaporkan bahwa mereka tidak akan mengganti kebiasaan penggunaan kondom mereka, 32% kemungkinan besar menggunakan kondom dan 18% berpikir bahwa mereka akan kurang cenderung menggunakan kondom . Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa peserta yang mendengar tentang AKDR dari penyedia layanan kesehatan 2,74 kali lebih mungkin untuk tertarik menggunakan AKDR daripada mereka yang telah mendengar

tentang AKDR dari sumber lain atau yang sebelumnya belum pernah mendengar tentang AKDR ( 95% CI 1,15-6,56), dan peserta yang multipara (satu atau lebih kelahiran) adalah 4,39 kali lebih mungkin untuk menunjukkan minat terhadap AKDR dibanding mereka yang nulipara (95% CI 1,63-11,8). Variabe-variabell yang signifikan (p <.10) dalam analisis bivariat dan juga termasuk dalam model regresi logistik akhir adalah sebagai berikut: mendengar AKDR dari penyedia perawatan kesehatan, graviditas, paritas (tidak ada kelahiran vs satu atau lebih kelahiran) dan pernah menggunakan kontrasepsi darurat. Usia tidak signifikan, tetapi dimasukkan dalam model akhir. Setelah mendengar AKDR dari penyedia perawatan kesehatan dan paritas adalah satu-satunya variabel yang signifikan (p <.05) dalam model regresi logistik.

4. Diskusi Penelitian ini menunjukkan, seperti pada penelitian sebelumnya, bahwa pengetahuan tentang AKDR rendah di kalangan remaja dan wanita muda. Penelitian ini juga menunjukkan, bagaimanapun diberikan informasi tertulis dasar mengenai AKDR, pasien dalam kelompok usia ini juga enggan untuk mempertimbangkan menggunakan AKDR. Mungkin temuan paling signifikan dari penelitian ini bahwa setelah mendengar tentang AKDR dari penyedia pelayanan kesehatan dikaitkan dengan ketertarikan terhadap metode kontrasepsi ini. Meskipun studi ini terbatas pada desain crosssectional, yang hanya memungkinkan kita untuk menilai asosiasi, menurut kami hubungan yang signifikan antara pernah mendengar tentang AKDR dari penyedia pelayanan kesehatan dan minat terhadap metode ini menunjukkan bahwa pihak pelayanan kesehatan mungkin memiliki pengaruh positif terhadap ketertarikan dan penggunaan AKDR. Sebagian besar partisipan menunjukkan bahwa mereka tidak yakin dengan AKDR karena alasan umum seperti takut sakit saat insersi atau kekhawatiran tentang AKDR-

menyebabkan amenore - kekhawatiran yang dengan mudah dapat diatasi

oleh penyedia pelayanan kesehatan. Penelitian ini melengkapkan temuan dari sebuah penelitisn oleh Whitaker et al. (2008) yang menunjukkan peningkatan sikap positif tentang AKDR di kalangan remaja dan wanita muda setelah intervensi edukasi. Dampak potensial dari penyedia atau konseling kesehatan terhadap sikap dan adopsi metode kontrasepsi jelas merupakan area penelitian yang diperlukan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa remaja dan wanita multipara muda lebih mungkin pernah mendengar tentang AKDR dari berbagai sumber dibandingkan pasien nulipara dan juga lebih cenderung mendengar tentang AKDR dari penyedia pelayanan kesehatan. Dengan mengenyampingkan usia dan apakah mereka sebelumnya pernah mendengar tentang AKDR dari penyedia layanan kesehatan, dalam analisis multivariat kami menunjukkan bahwa remaja dan wanita multipara juga lebih mungkin tertarik pada AKDR daripada rekan-rekan nulipara mereka, Wanita yang telah memiliki anak mungkin lebih termotivasi untuk mencegah kehamilan atau memiliki hanya sedikit ketakutan pada prosedur invasif membuat mereka lebih mungkin untuk mempertimbangkan metode ini. Populasi penelitian ini remaja dan perempuan muda yang datang ke klinik keluarga berencana perkotaan mungkin tidak mewakili semua wanita dari kelompok usia ini. Berdasarkan penelitian dari laporan partisipan mengenai aktivitas seksual dan praktek

pengendalian kelahiran, mereka cukup mewakili remaja dan wanita muda yang berisiko tinggi untuk IMS dan kehamilan yang tidak diinginkan. Pendapat terakhir yang dirilis oleh komite ACOG membahas bukti bahwa ada peningkatan risiko minimal penyakit radang panggul (PID) dengan

menggunakan AKDR (berhubungan dengan insersi saja), dan bahwa risiko IMS pada remaja dan wanita muda sebaiknya tidak menjadi kontraindikasi mutlak untuk menggunakan metode pengendalian kelahiran yang sangat efektif dan aman pada populasi ini ( ACOG, 2007: Farley et al, 1992; Grimes, 2000). Namun pada kelompok ini penyedia tidak menawarkan AKDR (Harper et al., 2008; Mosher et al., 2004). Penelitian menunjukkan bahwa penyedia

yang memiliki informasi berbasis bukti lebih mungkin untuk menawarkan AKDR kepada pasien mereka. Hali ini menunjukkan bahwa intervensi untuk meningkatkan pemakaian AKDR harus mencakup komponen pelatihan penyedia (Harper et al., 2008) Mayoritas peserta melaporkan bahwa mereka pikir mereka tidak akan mengganti atau akan meningkatkan penggunaan kondom bersama AKDR. Namun, pada penelitian lain mennyebutkan adanya penggunaan kontrasepsi hormonal pada remaja menunjukkan bahwa remaja cenderung memilih antara kondom atau mencari metode kontrasepsi lain yang lebih efektif (Ott et al., 2002). Ada bukti bahwa 3 minggu atau lebih setelah pemasangan AKDR tingkat PID tidak lebih besar daripada tanpa AKDR (ACOG, 2007; Farley et al, 1992; Grimes, 2000). Penyedia harus berhati-hati dan memiliki pedoman skrining sebelum insersi karena risiko PID meningkat pada wanita yang telah pernah insersi AKDR dan yang telah mengalami infeksi serviks pada saat penyisipan dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki infeksi pada saat penyisipan (Farley et al, 1992; Grimes, 2000). Meskipun AKDR tidak sesuai untuk semua pasien, ada sejumlah perempuan muda yang akan mendapat manfaat dari efektivitas yang tinggi dan kenyamanan metode ini. Penyedia perlu menyadari bahwa meskipun wanita multipara mungkin lebih cenderung tertarik dalam metode kontrasepsi ini namun wanita nulipara merupakan kandidat yang tepat dan juga mungkin tertarik terhadap metode ini. Masih dibutuhkan penilitian terkontrol untuk mengevaluasi intervensi dan cara yang terbaik bagi penyedia layanan untuk digunakan dalam menyampaikan informasi mengenai AKDR kepada pengguna potensial dari segala usia.

Pengakuan Terima kasih khusus kepada staf Pusat Kesehatan New Generation.
Catatan kaki Tidak ada sumber dana untuk penelitian ini

Referensi Darroch JE, Singh S, Frost JJ. Differences in teenage pregnancy rates among five developed countries: the roles of sexual activity and contraceptive use. Fam Plann Perspect. 2001; 33:24450. 281. [PubMed: 11804433]

Farley TM, Rosenburg MJ, Rowe PJ, Chen JH, Meirik O. Intrauterine devices and pelvic inflammatory disease: an international perspective. Lancet. 1992; 339:7858. [PubMed:1347812]

Finer LB, Henshaw SK. Disparities in rates of unintended pregnancy in the United States, 1994 and 2001. Perspect Sex Reprod Health. 2006; 38:906. [PubMed: 16772190] Grimes DA. Intrauterine device and upper-genital-tract infection. Lancet. 2000; 356:10139.[PubMed: 11041414]

Hamilton, BE.; Martin, JA.; Ventura, SJ. Natl Vital Stat Rep. Vol. 57. National Center for Health Statistics; Hyattsville, MD: Births: preliminary data for 2007. Web Release

Harper CC, Blum M, de Bocanegra HT, et al. Challenges in translating evidence to practice: the provision of intrauterine contraception. Obstet Gynecol. 2008; 111:135969. [PubMed:18515520]

Intrauterine device and adolescents. ACOG Committee Opinion No. 392. American College of Obstetricians and Gynecologists. Obstet Gynecol. 2007; 110:14935. [PubMed: 18055754]

Mosher WD, Martinez GM, Chandra A, Abma JC, Willson SJ. Use of contraception and use of family planning services in the United States: 19822002. Adv Data. 2004; 350:136. [PubMed:15633582]

Ott MA, Adler NE, Millstein SG, Tschann JM, Ellen JM. The trade-off between hormonal contraceptives and condoms among adolescents. Perspect Sex Reprod Health. 2002; 34:614. [PubMed: 11990639] Stanwood NL, Bradley KA. Young pregnant womens knowledge of modern intrauterine devices. Obstet Gynecol. 2006; 108:141722. [PubMed: 17138775]

Zibners A, Cromer BA, Hayes J. Comparison of continuation rates for hormonal contraception among adolescents. J Pediatr Adolesc Gynecol. 1999; 12:904. [PubMed: 10326194]

Whitaker AK, Johnson LM, Harwood B, Chiappetta L, Creinin MD, Gold MA. Adolescent and young adult womens knowledge of and attitudes toward the intrauterine device. Contraception. 2008; 78:2117. [PubMed: 18692611]

World Health Organization. Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use. 3rd ed. WHO; Geneva: 2004. Intrauterine devices; p. 99-122.

Anda mungkin juga menyukai