I. Syarat Tumbuh a. Tekstur : ringan dan sedang (lempung berpasir) dengan sirkulasi udara lancar gembur dan ringan 4,5 7,7 optimal 5,6 -6,6 900 2000 mm per bulan 25-27o C, dengan kelembaban udara sekitar 50-80%
b. Struktur tanah : c. pH II. Iklim a. Curah hujan : b. Temperatur : III. Teknologi Budidaya a. Benih :
Benih yang digunakan adalah benih yang berasal dari varietas unggul nasional yang mempunyai potensi hasil yang tinggi seperti Gajah, Macan Kidang, Biawak, Kancil, Turangga, dll Kebutuhan benih sekitar 80 kg biji/ha dengan daya tumbuh lebih dari 80%. b. Persiapan Lahan Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menggemburkan tanah dan menjadikan sirkulasi udara lancer serta unsure hara dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah ringan atau berpasir dilakukan pengolahan tanah minimum (TOT), tetapi tanah dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan gulma. Pada tanah lempung dilakukan pembajakan dua kali sedalam 15-20 cm dan kemudian diratakan.
Membuat bedengan selebar 3-4 m dan saluran drainase sedalam 25-30 cm sepanjang bedengan tergantung dari luas lahan. Pengolahan lahan sempurna akan memudahkan Gynophora masuk ke dalam tanah, memperbaiki polong di dalam tanah, memperbaiki drainase tanah dan memperbaiki pertumbuhan polong di dalam tanah. Pada lahan kering yang bersifat masal untuk menetralkan keracunan alumunium perlu dibeikan kapur giling pada saat pengolahan tanah. Banyaknya pemberian kapur tergantung kebutuhan. Waktu tanam - Di lahan sawah penanaman umumnya dilakukan pada awal musim kemarau (April - Juni) setelah padi atau akhir musim kemarau (Juli Oktober) - Di lahan sawah tadah hujan kacang tanah umumnya dilakukan pada akhir musim hujan (Februari April) - Di lahan kering dilakukan pada awal musim hujan (Oktober Januari)
c. Penanaman
Cara tanam Jarak tanam berhubungan erat dengan jumlah populasi per satuan luas. Populasi optimum adalah 250.000-400.000 tanaman per hektar. Jarak tanam optimum adalah 40 x 10 cm, 20 x 20 cm atau 40 x 30 x 15 cm (baris ganda). Berdasarkan hasil penelitian jarak tanam ganda dapat meningkatkan produktivitas sebesar 12,45% disbanding jarak tanam tunggal.
d. Pemupukan Dosis pupuk per hektar secara umum dapat diberikan 50 90 kg Urea, 100 kg TSP dan 50 kg KCl Cara dan waktu pemberian pupuk : Pemberian pupuk yang paling ekonomis adalah disebar merata di permukaan lahan, lau dicampur dengan tanah. Pemberian pupuk dilakukan pada saat sebelum tanam. e. Pengairan Waktu dan frekuensi pemberian air sangat berpengaruh terhadap hasil kacang tanah. Pengairan terutama dilakukan pada waktu pertumbuhan vegetatif dan generatif. Pada musim kemarau, saat tanaman berumur 5-7 hari setelah tumbuh, selanjutnya 7-10 hari sekali sampai tanaman berumur 2,5 bulan. f. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama Hama yang sering menyerang tanamn kacang tanah adalah : perusak daun (Empoasca fabae, Empoasca facialis); penggerek daun (Stomopteryx subsecivella); ulat jengkal (Plucia chalcites); penggerek
polong (Etiella zinchenella). Haa tersebut merusak daun dan menggerek polong. Penyakit Penyakit-penyakit yang umum dijumpai pada tanaman kacang tanah yang ditanam bekas tanaman padi adalah bercak daun awal (Cercospora arachidocola), bercak daun akhir (Cescosporidium personatum), karat (Puccia arachidis), penyakit virus belang (Peanut stripe virus) Pengendalian gulma Pengendalian gulma perlu dilakukan karena tumbuhan ini merupakan pesain tanaman kacang tanah dalam menyerap unsure hara. Pengendalian dilakukan dengan cara mekanis, kultur teknis, biologis, maupun kimiawi (memakai herbisida). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pengendalian gulma 1 kali secara mekanis pada umur 21 hari dan 2 kali (umur 21 dan 45 hari) dapat meningkatkan produksi masing-masing 44% dan 68%. g. Panen Panen Saat panen tergantung dari varietas. Rata-rata umur panen kacang tanah adalah 90-100 hari atau pada saat masak secara fisiologis. Cara panen dilakukan secara manual (dicabut), polong dipetik dengan tangan dan dipisahkan dari polong muda. Sebelum dicabut tanah perlu dibasahi dengan diairi agar tidak banyak polong yang tertinggal di dalam tanah. Perontokan Perontokan polong dilakukan secara manual (dengan tangan) atau dengan menggunakan mesin perontok. Pengeringan Pengeringan dilakukan dengan dijemur pada lantai atau dengan alas tikar selama 5-6 hari (cuaca cerah) atau dengan menggunakan mesin pengering. Pengeringan dilakukan sampai kadar air biji menjadi sekitar 1012%. Pengupasan Pengupasan atau pembijian dilakukan dengan cara sederhana (polong dikupas dengan tangan) atau menggunakan mesin pengupas polong. Penyimpanan Kacang tanah baik bentuk polong maupun biji sangat peka terhadap serangan jamur, hama dan rayap. Oleh karena itu penyimpanan dilakukan di dalam gudang yang kering, sirkulasi udara lancar, tidak lembab dan bebas hama dengan menggunakan karung goni, keranjang bambu, atau kantong plastik. Penyimpanan untuk benih biasanya dalam bentuk polong dengan kadar air 12-14% atau 7-8% bentuk biji.