Anda di halaman 1dari 6

Partisipasi masyarakat pedesaan dalam mengikuti pelayanan posyandu di desa cukup tinggi//pasalnya setiap kegiatan pelayanan posyandu di tingkat

posyandu nice ini banyakpeserta posyandu yang datang untuk membawa bayi/balitanya untuk mengikuti penimbangan //hal ini disampaikan para kader posyandu yang juga selaku bendahara kelompok gizi masyarakat (kgm) desa nice masyrika lopo yang ditemui dilokasi posyandu nice desa muke /kecamatan amabi oefeto timur kabupaten kupang /ntt/rabu (03/08)// menurut masyrika/ partisipasi ini bukan hanya para peserta dalam hal ibu-ibu yang membawah bayi/balitanya saja /tapi partisipasi para ibu hamil untuk mengikuti pelayanan posyandu juga cukup tinggi// pasalnya kegiatan di posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat/ yang dilaksanakan oleh kader-kader kelompok gizi masyarakat dan didampingi bidan desa // sementara itu ditempat terpisah ketua kelompo gizi masyarakat (kgm) desa enolanan nomensen nobrihas mengatakan/ posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat /pasalnya dalam kegiatan ini peserta bisa mengetahui status gizi dari bayi/balitanya /karena dalam kegiatan ini bayi /balita mendapat makanan tambahan bagi bayi/balita dan ibu hamil // nomensen menambahkan/ kegiatan posyandu ini adalah suatu kegiatan masyarakat yang pada dasarnya merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan//untuk tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan posyandu cukup tinggi // METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi-analisis yang teliti dan penuh makna, yang juga tidak menolak informasi kuantitatif dalam bentuk angka maupun jumlah. Pada tiap-tiap obyek akan dilihat kecenderungan, pola pikir, ketidakteraturan, serta tampilan perilaku dan integrasinya sebagaimana dalam studi kasus genetik. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study). Karena permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan dalam proposal sebelum terjun ke lapangan, maka jenis strategi penelitian ini secara lebih spesifik dapat disebut sebagai studi kasus terpancang (embedded case study research).

PERANSERTA MASYARAKAT (KADER KESEHATAN)


A. Pengertian Peranserta masyarakat memiliki makna yang amat luas. Semua ahli mengatakan bahwa partisipasi atau peranserta masyarakat pada hakekatnya bertitik tolak dari sikap dan perilaku namun batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah dirasakan, dihayati dan diamalkan namun sulit untuk dirumuskan. Peranserta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah

keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya. B. Tujuan Peranserta Masyarakat Tujuan program peranserta masyarakat adalah meningkatkan peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai; meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat; memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat. C. Faktor Yang Mempengaruhi Peranserta Masyarakat Beberapa faktor yang mempengaruhi peranserta masyarakat antara lain: 1) Manfaat kegiatan yang dilakukan.

Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperanserta menjadi lebih besar. 2) Adanya kesempatan. Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperanserta dan masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan dilakukan. 3) Memiliki ketrampilan. Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan ketrampilan

tertentu dan orang yang mempunyai ketrampilan sesuai dengan ketrampilan tersebut maka orang tertarik untuk berperanserta. 4) Rasa Memiliki. Rasa memiliki suatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikut sertakan, jika rasa memiliki ini bisa ditumbuh kembangkan dengan baik maka peranserta akan dapat dilestarikan. 5) Faktor tokoh masyarakat. Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh - tokoh masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik pula berperanserta. D. Tingkatan Peranserta Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah. Partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan,

kesempatan, dan motivasi. Berbagai tingkatan partisipasi / peranserta masyarakat antara lain : 1) Peranserta karena perintah / karena terpaksa. 2) Peranserta karena imbalan. Adanya peranserta karena imbalan tertentu yang diberikan baik dalam bentuk imbalan materi atau imbalan kedudukan. 3) Peranserta karena identifikasi atau rasa ingin memiliki 4) Peranserta karena kesadaran. Peranserta atas dasar kesadaran tanpa adanya paksaan atau harapan dapat imbalan 5) Peranserta karena tuntutan akan hak dan tanggung jawab. E. Wujud Peranserta Peranserta dapat diwujudkan dalam bentuk: 1) Tenaga, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbangkan tenaganya, misalnya menyiapkan tempat dan peralatan dan sebagainya. 2) Materi, seseorang berperanserta dalam kegiatan kelompok dengan menyumbang-kan materi yang diperlukan dalam kegiatan kelompok tersebut, misalnya uang, pinjaman tempat dan sebagainya (Depkes RI, 1990). F. Peran Kader Masyarakat sebagai Wujud Peran Serta Kader Posyandu adalah warga masyarakat yang terlibat dalam dalam seksi 7 dan seksi 10 LKMD (Tim penggerak PKK) yang tergabung dalam Pokja IV yang membidangi masalah kesehatan dan KB dan aktif

dalam kegiatan Posyandu. Kader gizi adalah anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela dan mampu melaksanakan upaya peningkatan gizi keluarga (UPGK) serta mampu menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan UPGK. Masih banyak contoh-contoh lain tentang macam atau jenis kader di masyarakat, seperti kader UKS (di sekolah), kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik), dan lain-lain. G. Peranan Kader dalam penyelenggaraan Posyandu 1) Memberitahukan hari dan jam buka Posyandu kepada para ibu pengguna Posyandu (ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur) sebelum hari buka Posyandu. 2) Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan Posyandu sebelum Posyandu dimulai seperti timbangan, buku catatan, KMS, alat peraga penyuluhan dll. 3) Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil dan ibu usia subur yang hadir di Posyandu. 4) Melakukan penimbangan bayi dan balita. 5) Mencatat hasil penimbangan kedalam KMS 6) Melakukan penyuluhan perorangan kepada ibu-ibu di meja IV, dengan isi penyuluhan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi ibu yang bersangkutan. 7) Melakukan penyuluhan kelompok kepada ibu-ibu sebelum meja I atau setelah meja V (kalau diperlukan).

8) Melakukan kunjungan rumah khususnya pada ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan balita serta pasangan usia subur, untuk menyuluh dan mengingatkan agar datang ke Posyandu.

Anda mungkin juga menyukai