Anda di halaman 1dari 8

Daftar isi Daftar isi ....................................................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................

1.2 Tujuan ............................................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 3 2.1 Aspek Sosiologis Petani (Deskripsi Kelurga dan Usaha Tani) ................................................ 3

2.2 Kebudayaan Petani (Pengetahuan Petani tentang Cara Bercocok Tanam dan Penggunaan Teknologi Pertanian) .............................................................................................................................. 3 2.3 2.4 2.5 2.6 Stratifikasi Sosial ........................................................................................................................ 4 Kelembagaan ............................................................................................................................... 4 Jaringan Sosial ............................................................................................................................ 5 Perubahan Sosial dan Globalisasi ............................................................................................. 5

PENUTUP.................................................................................................................................................... 6 3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 6

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,Hidayah ,serta Inayah-Nya sehingga penyusunan laporan Praktikum Sosiologi Pertanian dapat berjalan dengan lancer dan terselesaikan dengan baik.laporan ini disusun untuk melengkapi tugas akhir praktikum dan sebagai tiket masuk Ujian Akhir Praktikum. Atas terselesainya laporan ini,kami dari pihak penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada Kakak Usda dan Lovita selaku asisten praktikum kami karena telah membimbing sehingga laporan ini dapat terselesaikantepat waktu.Banyak hambatan dan kesulitan dalam penyusunan lapori ini namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat serta berguna bagi pembaca maupun saya sendiri sebagai penyusun.Menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna ,oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak kami terima untuk membantu penyempurnaan penyusunan laporan selanjutnya.

Malang,12 Desember 2011

Penulis

ii

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosiologi pedesaan dan pertanian adalah merupakan dua dari sekian spesialisasi yang ada pada sosiologi.Dalam sosiologiterdapat sejumlah spesialisasi antara lain :sosiologi industri,sosiologi kebudayaan,sosiologi agama,sosiologi pembangunan,sosiologi perkotaan dan lain lain.spesialisasi spesialisasi semacam ini diperlukan dalam disetiap disiplin ilmu.Pengetahuanyang sebagai upaya untuk mempelajari objeknya secara utuh dan mendalam.spesialisasi-spesialisi tersebut merupakan bagian dari struktur.Dan disiplin ilmu pengetahuan memiliki struktur.Dalam struktur terdapat bagian yang memberikan pengertian yang bersifat umum dan luas,umumnya berupa pengantar.Disamping itu terdapat juga bagian bagian yang memberikan pengertian yang semakin bersifat khusus dan mendalam,umumnya spesialisasi. Sasaran standar utama dalam sosiologi masyarakat. Dalam sosiologi,konsep kebudayaan (culture) sangat penting.Sebagaimana dikemukakan dibagian depan,obyek studi pokok sosiologi adalah masyarakat.Masyarakat tidak dapat lepas dari kebudayaan tak terkecuali masyarakat d desa Buntut Wetan,pengertian kebudayaan memang sangat luas.Hampir tidak ada segala sesuatu yang berbeda disekitar kita ini yang tak tercakup atau tak terjamah oleh konsep kebudayaan,kebudayaan dapat bersifat kompleks sekali namun juga dapat bersifat bersahaja,sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakatnya.Batasan yang dikemukakan oleh Horton dan Hunt diatas lebih berkaitan dengan aspek kebudayaan non-materiil,lebih melihat kebudayaan sebagai sistem nilai dan norma. Sebagaimana telah dikemukakan di atas,stratifikasi social,pelapisan social atau struktur social vertical adalah pengambaran kelompok kelompok social dalam susunan yang hierarkhis berjengjang.Secara umum hal hal yang mengandung nilai berkaitan dengan harta/kekayaan jenis nata pencaharian,pengetahuan dan pendidikan,keturunan,keagaman,dan dalam masyarakat yang masih bersahaja juga unsur-unsur biologis(usia, jenis kelamin).Bagin masyarakat pertanian(pedesaan) yang di pandang bernilai adalah lahan pertanian,maka sebagian besar pemilik atau penguasa seseorang terhadap lahan pertanian akan menentukan seberapa tinggi kedudukan ditengah masyarakat desa mereka. Lembaga social (social institution) yang secara ringkas diartikan sebagai kompleks norma-norma atau kebiasaan kebiasaan untuk mempertahankan nilai-nilai yang di pandang sangat penting dalam masyarakat merupakan wadah dan perwujudan yng lebih konkrit dari kultur dan struktur.Dalam suatu lembaga,setiap orang yang termasuk didalamnya pasti memiliki status dan peran,tentu status merupakan refleksi struktur,sedangkan peran merupakan refleksi kultur.Dalam keluarga suatu suami dilekati oleh peran tertentu yang sinkron dengan struktur maupun kultur masyarakat dimana keluarga itu berada.

1.2 Tujuan 1. Untuk mengidentifikasi petani di Desa Bunut Wetan 2. Mengetahui kebudayaan petani di desa Bunnut Wetan (pengetahuan petani tentang cara bercocok tanam dan teknologi pertanian) 3. Untuk mengetahui tingkat stratifikasi social di desa Bunut Wetan 4. Untuk mengetahui kelembagaan yang ada di desa Bunut Wetan (gabungan kelompok tani, Himpunan Petani Pemakai Air dan PPL) 5. Untuk mengetahui jaringan social yang ada di desa Bunut Wetan 6. Mengetahui perubahan social dan globalisasi di desa Bunut Wetan

PEMBAHASAN

2.1 Aspek Sosiologis Petani (Deskripsi Kelurga dan Usaha Tani) Nama petani Muhammad Ahmam, beliau berusia 38 tahun, tingkat pendidikan formal yang dia tempuh SMA, pekerjaan utama bapak Ahmam ialah perangkat desa dan pekerjaan sampingannya adalah petani, beliau bekerja sebagai petani dimulai sejak tahun 2008, lahan yang beliau kelola bukan hasil dari warisan orang tua, malainkan ganjaran dari bekerjanya sebagai perangkat desa. Lahan yang diganjarkan 0,7 ha, diolah selama 3 tahun ini tidak ada perubahan tanaman hanya padi saja. Beliau juga memiliki hewan ternak yaitu itik sebanyak 13 ekor. Bapak Ahmam mempunyai anggota keluarga sebanyak 5 orang, mereka tinggal dirumah sederhananya dengan ukuran 6m x 13m. Disamping pak Ahmam sebagai perangkat desa dan petani, istrinya juga memiliki usaha kecil kecilan yaitu berjualan rujak yang berlokasikan di depan rumahnya. Pak Ahmam memperoleh pengetahuan bercocok tanam bukan dari orang tuanya sendirimelainkan dari tetangga dan kelembagaan PPL dalam penyampaian pengetahuan bercocok tanam beliau hanya dari ceramah/penjelasan tentang bagaimana cara pengolahan lahan dan cara penanaman yang baik. 2.2 Kebudayaan Petani (Pengetahuan Petani tentang Cara Bercocok Tanam dan Penggunaan Teknologi Pertanian) Dalam suatu penelitian yang kami lakukuan di Desa Bunut Wetan, saya wawancara dengan seorang petani yaitu Bapak Ahmam, beliau memiliki kebudayaan cara bercocok tanam mulai dari awal tanam sampai akhir tanam (panen) selama 3 tahun terakhir ini yang di tanam hanyalah satu macam yaitu padi,jadi tidak ada pengantian tanaman seperti para petani yang sudah umum di gunakan satu kali tanam padi lalu satu kali tanam jagung.Teknologi yang digunakan dalam bercocok tanam yang pertama pengolahan tanah masih mengunakan alat tradisional yaitu dengan bajak, cara penyemaian bibit langkah yang pertama memilih bibit yang bagus yang di rendam dalam air tidak terapung kemudian benih di jemur sampai kering,lalu Bapak Ahmam mempersiapkan bedengan untuk penyebaran bibit sebagai penyemaian benih,dalam lahan seluas 0,7 ha it benih yang di butuhkan oleh pak Ahmam sebanyak 15 20 kg dan waktu yang di butuhkan untuk persemaian selama 25 hari.Apabila benih sudah siap untuk ditanam jarak yang dibutuhkan yaitu 30 cm dan jumlah benih perlubangnya 3 4 buah.Lahan yang di olahnya pengairannya mengunakan sistem irigasi.Sedangkan pupuk yang digunakan oleh Bapak Ahmam tidak hanya pupuk kimia saja melanikan pupuk organic juga di butuh untuk keseimbangan tanah,pemupukan dilakukan 2 kali dalam sekali tanam serta banyak pupuk yang di butuhkan tidak menentu tergantung pada keadaan cuaca,apabila cuaca lagi hujan pupuk yang dibutuhkan 1,5 kwintal dan pada saat cuaca sedang panas membutuhkan pupuk sebanyak 2,5 kwintal.Dan penyiangan rumput rumput pengganggu pertumbuhan tanaman padi dilakukan 2 kali selama tanam ,dan cara yang digunakan dalam penyiangan masih mengunakan tangan Jenis-jenis hama penyakit tanaman yang sering menyerang pada usahatani pak Ahmam adalah tikus dan belalang,dalam pengendalian hama penyakit tanaman tersebut menggunakan pestisida, jenis dan dosis yang dipakai dalam pemberantasan hama tergantung pada banyak dan tidaknya hama penyakit tanaman yang menyarang. Pak. Ahmam dalam menentukan bahwa padi sudah siap di panen biasanya umur padi sudah mencapai 3 sampai 4 bulan, cirinya jika buahnya sudah menguning dan keras, serta cara yang 3

digunakan untuk pemanenannya masih menggunakan cara tradisional dengan sistem dirontokkan dan digebyok. 2.3 Stratifikasi Sosial Pelapisan social yang didasarkan atas luas pemilikan dan penguasaan lahan pertanian di desa Bunut Wetan terlihat dengan jelas karena warganya masih hidup dalam keadaan bersahaja tidak ada pembeda antara yang memiliki dan tidak memilki lahan. Tak terkecuali dengan bapak Ahmam yang memilki lahan dari ganjaran beliau menjadi pamong desa yang berkedudukan sebagai kaur. Lahan yang beliau miliki tidak ada perubahan dari awal hingga sekarang ini. Pak Ahmam tinggal bersama keluarganya dirumah sederhana dengan ukuran 6m x 13m yang sudah dilengkapi dengan perabotan rumah tangga yang sudah modern seperti TV, telf. Rumah, dan memiliki alat transportasi berupa sepada motor yang berperan penting dalam pelaksanaan masalah pertanian seperti membeli pupuk dan sebagai pengangkut ketika panen. Pak Ahmam mempunyai kedudukan / tingkat stratifikasi termasuk golongan sedang. Pak Ahmam juag mempunyai kedudukan dalam masyarakat sebagai kaur desadan sebagai anggota tetap pengurus kelompok tani, tokoh masyarakat yang ada di desa Bunut Wetan yaitu perangkat desa yang mengurusi semua masalah masalah yang melanda desa tersebut. 2.4 Kelembagaan Di desa Bunut Wetan kelembagaan yang diikuti oleh pak Ahmam yaitu gabungan Kelompok Tani dan Himpunan Petani Pemakai Air, gabungan Kelompok Tani yang ada di desa Bunut Wetan di ketuai oleh Bapak H.Suhud. dan Bapak Ahmam sendiri ialah satu anggota dari Gabungan kelompok Tani. Dalam kegiatan tersebut yang sering dirapatkan adalah masalah mengenai penggunaan pupuk dan bagaimana cara pemberantasan hama penyakit tanman dengan baik. Kelembgaan yang kedua yang diikuti pak Ahmam yaitu Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA). Beliau adalah sebagai anggota tetap himpunan tersebut. dalam kegiatan HIPPA disetiap pertemuan hal yang sering dibahas adalah masalah pengairan, apabila kendala dalam pengairan p. Ahmam konsultasinya ke HIPPA tersebut. Kegiatan rapat diadakan setiap 4 bulan sekali dan pak Ahmam sebagai anggota yang aktif. Dari himpunan tersebut yang didapat menurut pendapat beliau dalam pengolahan pengolahan lahan maka jaminan air dapat terpenuhi. Kelembagaan yang ketiga perantara social dalam usaha pertanian. Kegiatan usaha tani padi yang dimilki oleh pak Ahmam tidak hanya dikerjakan sendiri tetapi menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga, dan sistem yang digunakan upah harian dan termasuk tolong menolong juga yaitu dalam setengah hari bagi buruh laki laki dibayar dengan 20 ribu. Sedangkan untuk wanita 15 ribu. Sarana produksi usaha tani p. Ahmam pupuk biasanya kredit. Hasil panen usaha tani yang dikelola 50% dijual dan 50% lagi dimakan / dikonsumsi sendiri dirumah. Dalam penjualan usaha tani masih berupa gabah atau biasanya sudah berupa beras dan menjualnya lebih sering di pedgang besar.

2.5 Jaringan Sosial Didalam sebuah desa pertanian pastinya banyak yang memiliki jaringan social tak terkecualidesa Bunut Wetan yang memiliki jaringan social yaitu PPL. PPL ini melakukan penjelajahan di setiap kali ada wabah hama / penyakit tanaman dan rapat yang membahas masalah pertanian lainnya. Pak Ahmam pernah konsultasi di PPL ini mengenai wabah hama yang menyerang tanamannya, tetapi di desa Bunut Wetan ini tidak memiliki jaringan social dengan BPTP (balai pengkajian teknologi pertanian), melainkan mengenai sasran pupuk saja, sayangnya para petani di desa Bunut Wetan tidak kerja sama dengan pemasaran hasil pertanian dan tidak pula berhubungan dengan bank yang sudah menyadiakan pengkreditan untk para tani. Tetapi dengan adanya jaringan social tersebut pak Ahmam merasa lebih leluasa dalam pengolahan lahan pertanian karena disetiap ada masalah beliau dapat konsultasi di kelembagaan tersebut. 2.6 Perubahan Sosial dan Globalisasi Globalisasi yang sudah mulai terasa sejak akhir abd ke 20 telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus siap siap menerima kenyataan maksudnya pengaruh luar terhadap aspek kehidupan. Tak terkecuali di desa Bunut Wetan ini sudah mengalami perubahan social dan globalisasi, contohnya yang telah dirasakan pak Ahmam menurut pengamatan dan pengalaman beliau kondisi pertanian di desa Bunut Wetan sekarang dibandingkan dengan kondisi pertanian sebelum reformasi yaitu mengalami perubahan social cara bercocok tanam. Harga penjualan sebelum orde baru harga padi murah tetapi mampu swasembada melainkan sesudah masa reformasi ini harga jual padi semakin mahal tetai tidak mampu berswasembada, tetapi yang dirasakan pak Ahmam yaitu perubahan cara pemupukan, pengolahan tanah dulu masih menggunakan cangkul tetapi sekarang bisa menggunakan traktor jadi lahan seluas 0,7 ha itu dapat terselesaikan selama 2 hari, tetapi menurut pendapat p. Ahmam dimasa sebelum orde baru pertanian lebih bernilai dari pada dimasa sekarang ini. Di zaman p. Suharto harga beras hanya Rp. 1500.2000 tetapi dimasa sakarang ini harga beras bisa mencapai Rp. 9.000 itu dapat dikatakan itu bukan kenaikan harga melainkan pergantian harga.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan dengan mewawancarai salah satu petani di Desa Bunut Wetan yaitu Bapak Ahmam,beliau dapat dikatakan seorang petani yang aktif dalam kelembagaan yang ada di desanya seperti Gabungan Kelompok Tani , Himpunan Petani pemakai Air (HIPPA) ,Pranata Sosial dalam Usaha pertanian,Kios Sarana Produksi Pertanianng dan Jariangan Sosial yang ada di desanya.Maka dari itu semua kelembagaan yang telah beliau ikuti dapat mempermudah penaganan masalah masalah petanian yang sedang dikelolanya , meliputi: pengairan sawah, cara pemberantasan hama penyakit tanaman, keperluan dan cara becocok tanam dengan baik Dari penelitian ini juga saya dapat menyimpulkan bahwa Bapak Ahmam memiliki stratifikasi sosial golongan sedang.Kebudayaan petani (pengetahuan tentang cara bercocok tanam ), Status sosial Bapak Ahmam ,Jaringan sosial ,dan kelembagaan yang berkaitan dengan usaha tani di Desa Bunut Wetan sangat mendukung dalam pelaksanaan pengolahan lahan Bapak Ahmam sehingga bisa pertanian yang baik dan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai