Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUTORIAL BLOCK 3.

1 SKENARIO 3 Sakit Kepala Tak Kunjung Sembuh

Oleh Kelompok 6: 13233 Lucia Dyah Kusumawardani 13234 Umi Susilowati 13236 Olivia Ayu Shinta Dewi 13246 Ruslan Abdul Ghani 13247 Norma Juwita Puspita Rini 13250 Nila Rizayanti 13275 Nurina Jihan Yulianti 13278 Gandhi Adhitya Ningrum 13285 Nimas Asri Sihcahyanti 13290 Nuzul Sri Hertanti 13298 Ika Indriastuti Setyaningsih 13327 Brigitta Ayu Dwi Susanti

ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011/2012

AGENDA TUTORIAL

Pertemuan I Hari Tanggal Agenda Kehadiran Tidak Hadir Pertemuan II Hari Tanggal Agenda Kehadiran Tidak Hadir : Senin : 3 Oktober 2011 : Step 7 : 12 orang :: Kamis : 29 September 2011 : Step 1 - 5 : 12 orang :-

Ketua Sekertaris 1 Sekertaris 2 Anggota

: 13285 Nimas Asri Sihcahyanti : 13278 Gandhi Adhitya Ningrum : 13275 Nurina Jihan Yulianti : 13246 Ruslan Abdul Ghani 13247 Norma Juwita Puspita Rini 13250 Nila Rizayanti 13290 Nuzul Sri Hertanti 13298 Ika Indriastuti Setyaningsih 13327 Brigitta Ayu Dwi Susanti 13233 Lucia Dyah Kusumawardani 13236 Olivia Ayu Shinta Dewi 13234 Umi Susilowati

Lansia dengan HHD Bp. Parto, 70 tahun datang ke poli jantung untuk kontrol rutin, ia terdiagnosis HHD (Hipertensive heart disease). Ia datang ke poli diantar anaknya dengan menggunakan kursi roda. Saat di kaji didapatkan data TD = 200/140 mmHg, nadi 112 X/mnt irreguler, pasien tampak sesak jika beraktivitas misalnya jalan sejauh 100 meter. Pada kontrol sebelumnya Tn Parto telah diberi edukasi mengenai respon fisiologis kardiovaskuler pada lansia, pola hidup sehat oleh perawat namun menurut anaknya, Tn. Parto tidak mau meninggalkan kebiasaannya merokok. Di poli direncanakan dilakukan EKG, Echocardiografi dan uji laboratorium serta rontgen thoraks untuk mengevaluasi adanya komplikasi. Step 1 1. HHD : penyakit jantung yang disebabkan oleh hipertensi yang lama dan berkepanjangan. 2. Ekokardiografi : tes ultrasound untuk mengetahui ukuran jantung, dan bentuk jantung itu sendiri 3. Rongent torakh : pemeriksaan radiologi mengenai jantung, paru, hati Step 2 1. Faktor risiko HHD 2. Patofisiologi HHD 3. Manifestasi Klinis HHD 4. Komplikasi Klinis HHD 5. Terapi Farmako dan Nonfarmako HHD 6. Pola hidup sehat yang disarankan 7. Asuhan Keperawatan 8. Pemeriksaan penunjang HHD 9. Peran perawat agar berhenti merokok 10. Indikasi dan kontraindikasi elektrokardiografi 11. Bagaimana respon fisiologi kardiovaskuler pada lansia. Peran perawat? 12. Pencegahan HHD 13. Tingkatan hipertensi 14. Penyebab hipertensi Step 3

1. Faktor risiko HHD : a. Genetik b. Usia c. Jenis kelamin d. Pola hidup e. Obesitas f. Penyakit gagal ginjal g. Penyakit DM h. Gangguan emosi i. Ketergantungan terhadap obatan j. Tipe kepribadian tipe A 2. LO 3. Manifestasi Klinis a. Cepat lelah b. Jantung berdenyut cepat c. Pandangannya kabur d. Nyeri dada pingsan e. Kardiomegali f. Perdarahan pada nokturia 4. Komplikasi klinis HHD a. Jantung koroner b. Gagal jantung c. Stroke d. Kematian e. Gagal ginjal f. Gangguan penglihatan g. Penurunan daya ingat h. Angina 5. Terapi Farmako dan Nonfarmako HHD Farmako : Betablocker Diuretik AMT ACE Inhibitor

Vasodilator Nonfarmako : Pola istirahat Kebiasaan merokok atau gaya hidup Membatasi aktivitas 6. Pola hidup sehat yang disarankan Diit rendah natrium dan glukosa Makan- makanan timun dan mengkudu Pembatasan aktivitas Diit tinggi serat Sering cek kesehatan sering dipantau tekanan darah Tidak minum kopi Jangan makan terlalu banyak bumbu Management stress management emosi 7. LO 8. Pemeriksaan penunjang : a. Pemeriksaan kreatinin b. EKG c. Elektrolit d. Gula darah e. Asam urat f. Pemeriksaan Urinalis g. CT Scan h. Pemeriksaan mata kabur 9. Peran perawat agar berhenti merokok Memberikan edukasi : bahaya merokok Iklan Peran keluarga dan lingkungan memberikan aktivitas yang lain sehingga melupakan merokok memodifikasi cara penyampaian gambar, video

bahaya merokok asap CO

Hb dalam darah lebih stabil + CO tidak bisa diuraikan. Pertukaran gas di alveoli tidak optimal karena sulit diuraikan Ventrikel kanan pulmo bertugas untuk bertugas gas 10. LO 11. LO 12. Mencegah sumber terjadinya hipertensi : Mengatur pola hidup yang baik, mulai dari makan dan aktivitas. Diit rendah natrium dan glukosa Makan- makanan timun dan mengkudu Pembatasan aktivitas Diit tinggi serat Sering cek kesehatan sering dipantau tekanan darah Tidak minum kopi Jangan makan terlalu banyak bumbu Management stress management emosi 13. Tingkatan Hipertensi Diagnosis hipertensi ditegakkan bila tekanan darah 140/90 mmHg. Tingkatan hipertensi ditentukan berdasarkan ukuran tekanan darah sistolik dan diastolik. Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi

Sistolik (mmHg) Normal Prehipertensi Hipertensi tingkat 1 Hipertensi tingkat 2 Hipertensi sistolik terisolasi 14. Penyebab Hipertensi Keturunan <120 120-139 140-159 160 140 dan atau atau atau dan

Diastolik (mmHg) <80 80-89 90-99 100 <90

Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Usia

Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Garam Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderitadiabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam. Kolesterol Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Obesitas / Kegemukan Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi. Stres Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi. Rokok Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakitpenyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah. Kafein Kafein yang terdapat pada kopi, tehmaupun minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah. Alkohol Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi. Kurang Olahraga olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi Step 4 Mind Map

Step 5 :LO 1. Patofisiologi HHD 2. Askep 3. Indikasi dan Kontra Indikasi Ekokardiogram 4. Kontraindikasi terapi farmako dan nonfarmako 5. Respon fisiologi kardiovaskuler pada lansia Step 6 Interner, Buku Fundamental of Nursing volume 2 Keperawatan Medikal Bedah volume 2 Nanda, NOC, NIC Jurnal : penatalaksanaan gangguan elektrolit: hiponatrium pada CHV. Ari Fahrial Syam. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol 47. No 4. 1997. Step 7

1. Patofisiologi HHD Hipertensi

Peningkatan tahanan perifer

peningkatan stress dinding AV

remodiling

RVH

Efek miokard

Iskemi miokard

kontraktil

LU

aritmia ventrikel

infark miokard

gagal jantung

curah jantung

aliran darah

sekresi iskemi

vasokontriksi ginjal

sekresi ADH

angio

fraksi filtrasi

retensi H2O di tbh distal

aldos

reabsorbsi H2O & Na dirubulus proximal

reabsorbsi Na di Tub distal

retensi ginjal

vol plasma

transudasi cairan

edema

retensi natrium bersamaan dengan retensi cairan berlebih sehingga terjadi hiponatremia. Obat diuretik juga menyebabkan hiponatremia karena peningkatan aliran urin meningkat dan menghambat absorbsi cairan dan natrium. Hipokalemia Pengeluaran kalium berlebih karena faktor nonvena, gangguan PH, osmolalitas yang mempengaruhi distribusi kalium antar intrasel dan ekstrasel serta ekskresi kalium abnormal. Peningkatan kadar aldosteron menyebabkan hipokalemia karena aktivasi RAA terjadi pertukaran ion Na dan K di tubulus distal renalis dan aldosteron Hopomagnesemia Obat diuretik meningkatkan pelepasan Na ke nefron dan dipertukarkan dengan kalium juga menyebabkan hipomagnesium.

1. Askep Pengkajian : Riwayat adanya risiko perokok berat Riwayat keluarga Lifestyle Makanan sehari hari Kepatuhan pasien Obat obat yang terakhir digunakan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan diagnostik Periksa respon pasien terhadap penyakitnya Aktivitas dan istirahat Penyakit serebral vaskuler Integitas ego Adanya neurosensori Pernafasan dispnea Keamanan cara berjalan

Diagnosa : 1. Defisit pengetahuan Definisi :

tidak ada atau kurangnya informasi pengetahuan tentang topik yang spesifik batasan karakterisik : Subyektif : Mengungkapkan masalahnya secara verbal Obyektif : Tidak mengikuti instruksi yang diberikan secaca akurat Faktor yang berhubungan : Pembatasan secara kognitif Salah dalam memahami informasi yang ada Kurangnya pencahayaan Kuangnya perhatian dalam belajar Kurangnya kemampuan mengingat kembali Kurangnya pemahaman terhadap sumber sumber informasi NOC : Pengetahuan NIC : Panduan sistem kesehatan Pengajaran proses penyakit Pengajaran individu Pengajaran, diit yang dianjurkan Pengajaran, pengobatan yang dianjurkan

2. penurunan curah jantung definisi : keadaan pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk mencapai kebutuhan metabolisme tubuh batasan karakteristik subyektif : nyeri dada kelelahan nafas pendek kelemahan dispnea Objektif :

Dingin, kulit pucat Aritmia Batuk Kegelisahan Peningkatan denyut nadi NOC : Keefektifan pompa jantung Status sirkulasi Perfusi jaringan : organ abdomen Perfusi jaringan : perifer Status tanda vital NIC : Perawatan jantung Perawatan jantung akut Pendidikan kesehatan : perlu diinformasikan kepada keluarga tentang batasan makanan mengendalikan aktivitas lansia menjaga stress dan emosi pada lansia management lingkungan memberikan informasi tentang penurunan fungsi organ dan adanya peningkatan penyakit kardiovaskuler pada lansia, sehingga lansia juga harus melakukan jalan jalan secara santai menyeimbangkan Na makanan yang dimakan tidak monoton, terdapat kombinasi makanan dalam sehari. Sehingga lansia atau penderita tidak merasa bosan mendukung kaptuhan pasien perawat dan dokter harus bekerja secara kolaboratif memberikan edukasi kapan harus ke dokter atau pelayanan kesehatan, kapan minum obat sesuai anjuran, dan lain lain memberikan pengawasan terhadap minum obat edukasi melalui osyandu lansia membuat event, seperti jalan jalan santai

memberikan pusat kesehatan, seperti puskesmas

2. Indikasi dan Kontra Indikasi Ekokardiogram Ekokardiografi berbeda dengan EKG, dilakukan ketika tidak dapat dilakukan oleh EKG, pemeriksaan torakh, fisik. Indikasi : 1. Adanya dugaan penyakit jantung bawaan 2.

3. Kontraindikasi terapi farmako dan nonfarmako a. Beta bloker Indikasi : Pasien hipertensi dengan kelainan retinopati Pasien hipertensi dengan kelainan urin (albummuri) Pasien dengan takikardi, angina pektorus, stroke Pasien hipertensi dengan kardiomegali tanpa payah jantung Pasien hipertensi dengan gagal jantung Pasien yang menunjukkan efek samping dari obat antihipertensi yang lain

Kontra Indikasi : Riwayat asma/paru kronik Payah jantung, gangguan AV Blok total, bradikardi Alkoholik, DM tidak terkontrol, penyakit hati menahun

b. Thiaziaze dosis rendah Menghambat pompa NA+ / Cl- dapat meningkatkan ekskresi Na Dalam jangka panjang dapat menyebabkan Vasodilator Cocok dengan kombinasi Beta Bloker, ACEi dan ARB (efektif) Tidak efektif dengan penyekat dengan penyekat Ca. Caral Dosis = 6,25 50 mg/hari Efek samping metabolik : hipokalemia, resistansi insulin, dan meningkatkan kolesterol c. ACE inhibitor Lebih bagus pemakaian secara mandiri Efek samping : insufisien ginjal fungsional karena dilatasi arteriol.

Non farmakologi

Obat alternatif, contoh bahan baku mengkudu. Mengkudu merupakan pilihan yang baik karen dapat meningkatkan tekanan darah Diit natrium dan kalium Latihan berenang, bersepeda Menurunkan berat badan untuk mengurangi tekanan darah Menciptakan suasana menyenangkan Memperhatikan BMI Reduksi garam untuk menurukan tekanan darah Pembuatan mengkudu : a. Mengkudu diseduh menggunakan air panas b. Mengkudu dijemur, keluar airmya, kemudian diminum c. Mengkudu langsung diblender d. Mengkudu digepok diblender

Perawat dapat memberikan terapi psikologi Perawat mengetahui fungsi dari oat dan bagaimana dosisnya Hipotensi lebih susah diobati daripada hipertensi

4. Respon fisiologi kardiovaskuler pada lansia Proses menua akan menyebabkan perubahan pada sistem kardiovaskular. Hal ini pada akhirnya juga akan menyebabkan perubahan fisiologi jantung. Perubahan fisiologi jantung ini harus kita bedakan dari efek patologis yang terjadi karena penyakit lain, seperti pada penyakit coronary arterial diasease yang juga sering terjadi dengan meningkatnya umur. Ada sebuah masalah besar dalam mengukur dampak menua terhadap fisiologi jantung, yaitu mengenai masalah penyakit laten yang terdapat pada lansia. Hal ini dapat dilihat dari pravalensi penyakit CAD pada hasil autopsi, dimana ditemukan lebih dari 60 % pasien meninggal yang berumur 60 tahun atau lebih, mengalami 75 % oklusi atau lebih besar, pada setidaknya satu arteri koronaria. Sedangkan pada hasil pendataan lain tercatat hanya sekitar 20 % pasien berumur >80 tahun yang secara klinis mempunyai manifestasi CAD. Jelas hal ini menggambarkan bahwa sebagian lansia, penyakit CAD adalah asimptomatik. Hal ini sangat menyulitkan bagi kita dalam mengadakan penelitian mengenai efek fisiologis menua pada jantung, kita harus terlebih dahulu menyingkirkan kemungkinan

penyakit lain seperti CAD pada sekelompok lansia yang sepertinya sehat. Akan tetapi, tidak semua penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu menyingkirkan penyakit laten yang mungkin terdapat. Hal inilah yang sering menyebabkan terdapatnya perbedaan dalam hasil pendataan pada sejumlah penelitian. Perubahan perubahan yang terjadi pada jantung : - Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi lipofusin (aging pigment) pada serat serat miokardium. - Terdapat fibrosis dan kalsifikasi dri jaringan fibrosa yang menjadi rangka dari jantung. Selain itu pada katup juga terjadi kalsifikasi dan perubahan sirkumferens menjadi lebih besar sehingga katup menebal. Bising jantung (murmur) yang disebabkan dari kekakuan katup sering ditemukan pada lansia. - Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sino-atrial yang merupakan pengatur irama jantung. Sel sel dari nodus SA juga akan berkurang sebanyak 50 % - 75 % sejak manusia berusia 50 tahun. Jumlah sel dari nodus AV tidak berkurang, tapi akan terjadi fibrosis. Sedangkan pada berkas HIS juga akan ditemukan kehilangan pada tingkat selular. Perubahan ini akan mengakibatkan penurunan denyut jantung. - Terjadi penebalan dari dinding jantung, terutama pada ventrikel kiri. Ini menyebabkan jumlah dapat ditampung menjadi lebih sedikit walaupun terdapat pembesaran jantung secara keseluruhan. Pengisian darah ke jantung juga melambat. - Terjadi iskemia subendokardial dan fibrosis jaringan interstisial. Hal ini disebabkan karena menurunnya perfusi jaringan akibat tekanan diastolik menurun. Perubahan perubahan yang terjadi pada pembuluh darah : Hilangnya elastisitas dari aorta dan arteri arteri besar lainnya. Ini menyebabkan meningkatnya resistensi ketika ventrikel kiri memompa sehingga tekanan sistolik dan afterload meningkat. Keadaan ini akan berakhir dengan yang disebut isolated aortic incompetence. Selain itu akan terjadi juga penurunan dalam tekanan diastolik. Menurunnya respons jantung terhadap stimulasi reseptor Beta adrenergik. Selain itu reaksi terhadap perubahan perubahan baroreseptor dan kemoreseptor juga menurun. Perubahan respons terhadap baroreseptor dapat menjelaskan terjadinya Hipotensi Ortostatik pada lansia. Dinding kapiler menebal sehingga pertukaran nutrisi dan pembuangan melambat. Perubahan perubahan yang terjadi pada darah : Terdapat penurunan dari Total Body Water sehingga volume darah pun menurun.

Jumlah sel darah merah (Hemoglobin dan Hematokrit) menurun. Juga terjadi penurunan jumlah leukosit yang sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh. Hal ini menyebabkan resistensi tubuh terhadap infeksi menurun.

Anda mungkin juga menyukai