Anda di halaman 1dari 28

1 BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Tiada bangsa didunia ini yang tidak menginginkan kemakmuran bagi masyarakatnya kemakmuran tidak dapat lepas dari kekayaan yang dimiliki dan dikelola oleh suatu masyarkat. Dengan kekayaan yang dimilikinya, suatu masyarakat akan dapat melakukan banyak hal yang dalam mengisi kehidupan di dunia ini. Didalam masyarakat modern, kekayaan di nilai dengan uang dan setiap transaksi aliran kekayaan antar individu di dalam masyarakat diukur dengan satuan uang. Hubungan antaranggota masyarakat di dalam masyarakat modern sebagaian besar didasarkan pada uang. Untuk mendapatkan berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan mereka, masyarakat modern memerlukan uang sebagai ukuran transaksi. Bahkan didalam masyarakat yang telah maju peradabannya, uang kertas dan uang logam telah dimulai digantikan dengan uang elektronik untuk mempercepat dan memudahkan transaksi antarmereka. Tidak dapat dihindari lagi dalam masyarakat modern, uang merupakan darah yang memutar roda kehidupan mereka. Bagian masyarakat yang tidak dialiri uang ibarat bagian tubuh yang tidak dialiri darah. Miskin dan tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mengisi kehidupan mereka. if money starts talking, even the engel starts listerning, begitulah ungkapn yang mengggambarkan betapa pentingnya uang bagi masyarakat modern. Uang berbicara melalui bahasa komunikasi yang disebut akuntansi. Penggunaan uang yang telah merembes ke semua aspek kehidupan manusia modern memerlukan akuntansi sebagai bahasa komunikasi keuangan anatar individu di dalam masyarakat. Kebutuhan akan informasi akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat. Semakin kaya suatu masyarakat, semakin berkembangnya kebutuhan akan informasi akuntansi sebagai alat untuk

mengkomunikasikan pertanggungjawaban kekayaan.

2 Semakin dibutuhkan informasi akuntansi oleh masyarakat, ini mendorong munculnya profesi akuntan public di Indonesia. Dalam kaitannya dengan penerapan dan kehidupan sehari-hari, profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Kemunculan dan perkembangan profesi akuntan publik disuatu Negara adalah selaras dengan perkembangan perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di Negara tersebut. Jika perusahaan- perusahaan berkembang dalam suatu Negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk memmbelanjai usahanya, jasa audit yang

dihasilkan oleh profesi akuntan publik belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Jika sebagian besar perusahaan berbadan hukum selain perseroan terbatas yang bersifat terbuka, di Negara tersebut jasa audit profesi akuntan publik belum diperlukan oleh masyarakat usaha. Audit manajemen dirancang untuk penyebab dari kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pengelolaan program/aktivitas perusahaan, mengananalisis akibat yang ditimbulkan oleh kelemahan tersebut dan menentukan tindakan perbaikan rekomendasi yang berkaitan dengan kelemahan tersebut agar mencapai perbaikan pengelolaan yang akan datang. Dalam perkembangan modernisasi sekarang, baik perusahaan perseorangan maupun berbagai perusahaan berbentuk hukum yang lain tidak dapat menghindarkan diri dari penarikan dana pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi berupa penarikan pinjaman dari kreditur. Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya pemimpin perusahaan tersebut, tetapi meluas kepada para investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur. Pihak-pihak di luar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan. umumnya mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan keputusan mereka berdasarkan informasi yang disajikan oleh menajemen dalam laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, terdapat dua kepentingan yang

3 berlawanan dalam situasi seperti yang diuraikan di atas. Di satu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar. Di pihak lain, pihak luar perusahaan ingin memperoleh informasi yang andal dari manajemen perusahaan mengenai pertanggung jawaban dana mereka investasikan. Adanya dua kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan berkembangnya proesi

akuntan public, dan pihak luar perusahaan terdiiri dari investor, kreditur dan pihak luar lainnya. Manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar pertanggungjawaban keuangan yang disajikan kepada pihak luar dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerluakn jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaah dapat dipercaya sebagai dasar keputusan-keputusan yang diambil oleh mereka. Baik manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan. Bukan hanya laporan keuangan yang di audit akan tetapi perkembangan audit sekarang adalah bagaimana mengukur sumber daya yang digunakan oleh suatu perusahaan apakah sudah efektif dan efisisen dalam mengelola sumber daya tersbut. Dan audit yang dilakukan ini disebut audit operasional atau lebih dikenal dengan audit manajemen. Dengan bertambah meningkatnya perkembangan ekonomi maka semakin bertambah pula perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Dalam perusahaan yang kegiatannya relatif kecil pimpinan perusahaan masih mampu untuk melakukan pengawasan langsung terhadap kegiatan perusahaan yang dipimpinnya. Pada perusahaan yang volume kegiatannya luas dan besar tidak mungkin lagi pengawasan langsung dilakukan oleh pimpinan perusahaan. Dalam kegiatan seperti ini pimpinan biasanya akan melimpahkan wewenangnya kepada bawahannya. Tetapi tanggung jawab terakhir atas pekerjaan bawahan tetap berada di puncak pimpinan maka dari hal itulah yang juga merupakan alasan dibutuhkannya audit manajemen. Timbul dan berkembangnya audit manajemen di Indonesia adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hokum perusahaan di Negara ini. Jika perusahaan di suatu Negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya hasil yang perlu

4 diperiksa akan tetapi manajemen ingin mengetahui seberapa efektif, efisien dan ekonomiskah operasi perusahaan telah dijalankan dan apakah operasi yang telah di lakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Berbagai keterbatasan yang dihadapi perusahaan, baik dalam kepemilikan sumber daya, informasi, dan teknologi sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan tersebut dalam memasuki dan atau mempertahankan pasar yang telah dikuasai. Olehkarena itu, perusahaan harus membuat perencanaan yang tepat dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dalam mendukung operasional yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan yang dibuat mencakup batas-batas operasional yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, baik luasnya cakupan operasi maupun konsumsi sumber daya. Perencanaan yang disusun secara tepat dapat memberikan arahan berjalannya operasi yang efisisen dan efektif mampu mencapai tujuan perusahaan. Dalam rangka memastikan jalannya operasional perusahaan yang sesuai dengan rencana, diperlukan pengawasan dan pengendalian manajemen yang memadai. Dari fungsi pengawasan dan pengendalian manajemen, menimbulkan aktivitas audit (pemerikasaan). Secara lebih luas audit juga dibutuhkan dalam menilai tanggungjawab manajemen kepada berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. dari hasil audit dapat diketahui apakah laporan yang diberikan oleh manajemen sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi atau apakah operasi yang berjalan sesuai dengan ketentuan, peraturan, dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Merumuskan konsep dasar audit manajemen. 2. Bagaimana ruang lingkup audit manajemen diterapkan dalam perusahaan.

5 BAB II PEMBAHASAN I. KONSEP DASAR A. Defenisi Audit Manajemen Audit manajemen seringkali diartikan sama dengan audit operasional. Pengertian sederhana dari audit manajemen adalah investigasi dari suatu organisasi dalam semua aspek kegiatan manajemen dari yang paling tinggi sampai dengan ke bawah dan pembuatan laporan audit mengenai efektifitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya. Sedangkan pengertian sederhana audit operasional adalah uraian aktifitas perusahaan yang sistematis dalam hubungannya dengan tujuan untuk melihat, mengidentifikasikan peluang perbaikan, atau mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan. Jelas kedua pengertian serupa karena pemeriksaan manajemen dilakukan saat manajemenberoperasi. Pengertian manajemen audit tersirat dalam definisi kalangan akademisi. Berikut beberapa definisi menurut Holmes dan Overmyer (1975) : Manajemen audit mencakup penelitian dan evaluasi atas semua fungsi dari Manajemen, untuk memastikan bahwa pelaksanaan operasi perusahaan telah dijalankan dengan cara yang efektif dan efisien. Sedangkan American Institute of Certified Public Accountant /AICPA : manajemen adalah suatu penelaahan yang sistematis terhadap aktivitas suatu organisasi, atau suatu segmen tertentu daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu, dengan maksud untuk : Menilai kegiatan Mengidentifikasikan berbagai kesempatan untuk perbaikan Mengembangkan rekomendasi bagi perbaikan atau tindakan lebih lanjut Dari definisi yang dikumpulkan maka diperoleh beberapa karakteristik pemeriksaan manajemen yaitu :

6 1. Memberikan informasi tentang efektifitas , efisiensi dan ekonomisasi operasional perusahaan kepada manajemen. 2. 3. 4. 5. Penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi didasarkan pada standar-standar tertentu. Audit diarahkan kepada operasional sebagian atau seluruh struktur organisasi. Audit ini dapat dilakukan oleh akuntan maupun bukan akuntan. Hasil audit manajemen berupa rekomendasi perbaikan kepada manajemen.

Jadi audit manajemen (management audit) adalah adalah pengevaluasian terhadap efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang dipertanggung jawabkan kepada berbagai pihak yang memeiliki wewenang yang lebih tinggi. B. Tujuan Audit Manajemen Audit manjemen bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut C. Tahap-Tahap Audit Manajemen Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh auditor dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu: Audit Pendahulauan Audit pendahuluan dilakuakan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang diaudit. Review dan Pengujian Penggendalian Manajemen Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian menejemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektifitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

7 Audit Terinci Pada tahapan ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Pelaporan Tahap ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Tindak Lanjut Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan manajemen melakukan/melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. \

II. RUANG LINGKUP AUDIT MANAJEMEN Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari program/aktifitas yang dilakukan. Periode audit juga bervariasi, bisa untuk jangka waktu satu minnggu, beberapa bulan, satu tahun bahkab untuk beberapa tahun, sesuai denggan tujuan yang ingin dicapai. Berikut beberapa ruang lingkup audit manajemen, adalah :

8 A. Audit Sumber Daya Manusia 1. Defenisi audit SDM Audit sumber daya manusia mmerupakan penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-program SDM. Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atas pengelolaan SDM dengan cara: 1. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi SDM terhadap strategi bisnis dan tujuan perusahaan. 2. Menilai kualitas praktik, kebijakan, dan pengelolaan sumber daya manusia. 3. Melaporkan keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan. 4. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM. 5. Menilai hubungan SDM dengan manajemen lini dan cara-cara meningkatkannya. 6. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan rekomendasi khusus. 2. Tujuan Audit Sumber Daya Manusia Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan tujuan dari dilakuikannya audit tersebut, antara lain: 1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM. 2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif, dan efisien. 3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan hokum, peraturan, dan kebijakan yang berlaku di perusahaan. 4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas SDM dalam menunjang kontribusinnya terhadap perusahaan. 5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan ekonomisasi, efisien, dari efektifitas berbagai program/aktivitas SDM. 3. Manfaat audit SDM Manfaat audit SDM adalah sebagai berikut:

9 1. Mengidentifikasi kontribusi dari departemen SDM terhadap organisasi. 2. Meningkatkan citra professional departemen SDM 3. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi karyawan departemen SDM. 4. Memperjelas tugas-tugas dan tanggungjawab departemen SDM 5. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-prakktik SDM. 6. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM. 7. Memastikan ketaatan terhadapa hokum dan peraturan, dalam praktik SDM. 8. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif. 9. Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam departemen SDM 10. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap system informasi SDM. B. Audit Pemasaran 1. Defenisi audit pemasaran Audit pemasaran adalah pengujian komprehensif, sistematis, independen, dan dilakukan secara periodik ter hadap lingkungan pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan peluang dan area permasalahan yang terjadi, serta merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan. Audit pemasaran lebih menekankan pada evaluasi terhadap bagaimana efekktivitas organisasi pemasaran dalam meningkatkan kinerjanya. Seperti halnya audit keuangan, audit pemasaran dilakukan secara berkala sebagai pengganti ketika mekanisme pengendalian tampak keluar dari sistem pengendalian. Audit pemasaran bukan suatu proses pengendalian yang digunakan hanya selama terjadi krisis, akan tetapi dalam bisnis yang mengalami

hambatan mungkin diguunakan untuk mengisolasi permasalahan dan mencarikan solusinya. 2. Tujuan Audit Pemasaran

10 Tujuan utama audit pemasaran adalah untuk mengidentifiaksi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi ancaman tersebut. 3. Manfaat Audit Pemasaran manfaat yang diperoleh dari audit ini, hasil audit dapat memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran perusahaan dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam pengelolaan upaya pemasaran yang masih memerlukan perbaikan. Rekomendasi yang

diberikan auditor menjadi alternative solusi atas kekurangan yang terjadi sehingga perbaikanperbaikan yang diperlukan segera dapat dilakukan. 4. Ruang Lingkup Audit Pemasaran Audit pemasaran dapat mencakup enam wilayah utama dalam pemasaran sebagai berikut: a. Audit Lingkup pemasaran Audit terhadap lingkup pemasaran mencakup penilaian terhadap pelanggan, pesaing, dan berbagai faktor yang memilki pengaruh terhadap perusahaan. Audit ini meliputi aspek lingkungan makkro seperti ekonomi, teknologi, sosial dan politik. b. Audit Strategi pemasaran Audit ini bertujuan untuk menentukan bahwa perusahaan telah menetapkan strategi yang selaras dengan tujuannya., sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Sering terjadi bahwa tujaun dan strategi perusahaan tidak secara jelas dinyatakan dan

kemudian auditor harus menentukan pernyataan tujuan untuk kepentingan pengevaluasian. c. Audit Organisasi pemasaran Audit ini menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam pencapaian tujuan

perusahaan. audit ini menentukan kemampuan tim pemasaran untuk secara efektif

11 berinteraksi dengan bagian-bagian lain seperti litbang, keuangan, pembelian , dan sebagainya. d. Audit Sistem Pemasaran. Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian operasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan penilaian apakah perusahaan telah memiliki metode yang memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin di bidang pemasaran. e. Audit Produktivitas Pemasaran. Audit ini menganalisis produktivitas dan profitabilitas produk, kelompok pelanggan, atau unit analisis yang lain dalam pemasaran. Analisis biaya pemasaran adalah salah satu metode untuk menganalisis profitabilitas dan produktivitas pemasaran. f. Audit Fungsi pemasaran Audit ini merupakan audit vertical atau analisis secara mendalam terhadap setiap elemen bauran pemasaran seperti produk, harga, distribusi, tenaga penjual, periklanan, promosi dan lain-lain. 5. Tahap-tahap audit pemasaran Pada dasarnya tahap audit pemasaran bisa mengikuti tahapan audit secara umum, yaitu: 1. Audit pendahuluan 2. Review dan pengujian atas pengendalian manajemmen perusahaan 3. Audit lanjutan 4. Pelaporan 6. Proses audit pemasaran Proses manajemen pemasaran merupakan proses menganalisis peluang-peluang pasar, memilh pasar sasaran, mengebangkan bauran pemasaran, dan mengelola usaha upaya pemasaran. Proses ini mengoordinasikan seluruh aktivitas pemasaran dalam suatu strategi

12 pemasaran yang ditetapkan perusahaan dan sumber daya yang terlibat di dalamnya untuk mencapai tujuan perusahaan. Menentukan konsumen sasaran Ketika menganalisis pasar, perusahaan memotret keberadaan pasar yang akan dimasuki. Di sini perusahaan melakukan identifikasi terhadap kebutuhan-kebutuhan (permintaan) yang ada dan kemampuan ari berbagai pemain untuk memenuhinya. Dari identifikasi ini akan dapat diketahui kesenjangan yang terjadi antara kebutuhan lengkap dengan

karakteristik dan perilakunya serta kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. kesenjangan ini melahirkan beberapa peluang bagi perusahaan. Langkah berikutnya adalah menentukan pasar sasaran. Perusahaan menyadari bahwa tidak mampu untuk memenuhi (memuaskan) kebutuhan seluruh konsumen yang ada dipasar. Ada terlalu banyak perbedaan konsumen dengan beraneka ragam kebutuhan dan perilakunya. Beberapa perusahaan berada dalam posisi yang lebih baik untuk melayani segmen pasar tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, perusahaan harus memilih segmen terbaik yang akan dilayani dan merancang strategi yang tepat untuk memperoleh laba yang tinggi dalam melayani segmen tersebut. proses ini meliputi tiga tahapan penting, yaitu; a. Segmentasi pasar. Segmentasi pasar merupakan proses pengelompokan pelanggan ke dalam kelompok-kelompok tertentu dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang sama. Segementasi pasar dapat dibedakan berdasarkan faktor geografis, demigrafis, fisikkografis, dan perilaku. Setiap pasar memiliki segmen, tetapi tidak semua cara dalam segmentasi pasar memiliki manfaat yang sama. Segmen pasar adalah sekelompok konsumen yang memberikan tanggapan dengan cara yang sama terhadap serangkaian dorongan pemasaran tertentu.

13 b. Penetapan pasar sasaran Penetapan pasar sasaran adalah proses mengevaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan memilih salah satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. c. Penentuan posisi pasar Penentuan posisi pasar mengatur suatu produk untuk menempati tempat yang jelas, berbeda, dan diinginkan relative terhadap produk-produk saingannya didalam pikiran konsumen sasaran.identifikasi terhadap keunggulan bersaing adalah hal pertama yang harus dilakukan perusahaan untuk memutuskan posiisi produknya. Mengembangkan Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan seperangkat variable pemasaran yang dapat dikendalikan dan dapat dipadukan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran. Keputusan bauuran pemasaran meliputi keputudan terhadap empat variable penting pemasaran, yang dikenal 4P: i. Produk (Product) Produk mencerminkan kombinasi barang dan atau jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Keputusan produk menyangkut berbagai hal yang berhubungan dengan produk tersebut termasuk berbagai atribut yang melekat seperti kualitas, fitur, daya tahan, desain, kesesuaian, dan berbagai atribut lainnya. Disamping itu, keputusan produk juga menyangkut masalah merek dan kemasan. ii. Harga (priya ce) Harga Pada dasarnya mencerminkan pengorbanan byang harus dilakukan konsumen untuk mendapatkan dan mennggunakan suatu produk. Harga yang bisa dikendalikan perusahaan hanya berkaitan dengan beberapa jumlah uang

14 yang harus diserahkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Keputuusan harga merupakan keputusan strategis karena berhubungan erat dengan posisi produk di pasar dan menjadi penopang keunggulan bersaing. iii. Tempat (place) Tempat (saluran distribusi) berkaitan dengan usaha perusahaan menjadikan produk selalu siap tersedia untuk konnsumen sasaran dalam jumlah dan waktu yang tepat. Ada beberapa tingkatan dalam saluran pemasaran mulai dari agen (distributor) sampai dengan took-toko pengecer. iv. Promosi (promotion) Promosi mencerminkan berbagai aktivitas untuk mengkomunikasikan dan mensosialisasikan keunggulan-keunggulan produk kepada konsumen. Penentuan metode promosi, materi periklanan, dan pemilihan media merupakan hal yang sangat penting yang mempengaruhi keberhasilan dari promosi tersebut mencapai tujuannya. Mengelola Upaya Pemasaran Pengelolaan upaya pemasaran melibatkkan empat fungsi utama manajemen pemasaran, yaitu: 1. Analisis pemasaran 2. Perencanaan pemasaran 3. Implementasi pemasaran 4. Pengendalian pemasaran Hasil analisis pemasaran memberikan gambaran berbagai peluang, ancaman, dan kekuatan perusahaan termasuk berbagai kelemahan yang bisa menjadi hambatan untuk bermain di pasar menghadapi pesaing. Berdasarkan informasi ini kemudian perusahaan menyusun suatu proses rencana pemasaran. Rencana pemasaran menentukan terlebih

15 dahulu berbagai program pemasaran yang akan dilakukan perusahhaan di masa yang akan datang, termasuk memutuskan strategi pemasaran yang akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan strategisnya. Rencana bisa disusun dalam bentuk rencana jangka panjang, menengah, maupun pendek. Implementasi pemasaran menjadikan suatu rencana ke dalam berbagai program secara efektif menerapkan rencana pemasaran yang telah ditetapkan perusahaan. semua sumber daya baik SDM, keuangan, fasilitas, informasi, dan sebagainya dikoordinasikan untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan rencana. Keberhasilan implementasi pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor penting antara lain: a. Program tindakan b. Struktur organisasi formal c. Sistem keputusan dan penghargaan d. SDM e. Budaya perusahaan Bagian terakhir dari rangkaian upaya pemasaran adalah pengendalian pemasaran, yang merupakan proses pengukuran dan evaluasi hasil-hasil strategi dan rencana pemasaran serta pengambilan tindakan-tindakan korektif untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan pemasaran telah tercapai. Pengendalian pemasaran meliputi penting, yaitu: Penetapan tujuan pemasaran spesifik. Mengukur kinerja di pasar. Mengevaluasi penyebab terjadinya perbedaan anatara kinerja yang diharapkan dengan kinerja aktual yang dicapai perusahaan dan akhirnya manajemen menentukan tindakan tahapan

16 perbaikan yang harus dilakukan untuk menutup kesenjangan antara tujuan dan kinerja aktual. Pengendalian pemasaran mencakup dua pengendalian penting yang meliputi pengendalian operasi dan pengendalian strategis. Pengendalian operasi menekankan pada audit operasional yang sedang berjalan untuk membandingkan antara kinerja yang telah dicapai dengan rencana tahunan dan menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan jika terjadi penyimpangan antara kinerja yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pengendalian ini adalah untuk memastikan berbagai tujuan tahunan perusahaan seperti pencapaian laba. Sementara pengendalian strategis menekankan pada evaluasi apakah strategi yang ditetapkan perusahaan sesuai dengan peluang-peluang yang tersedia dan kondisi persaingan yang sedang terjadi. C. Audit Produksi Dan Operasi 1. Pengertian Audit Produksi dan Operasi Audit produksi adalah audit yang dilakukan untuk melihat dan menilai apakah proses produksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan, membantu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang masih terjadi yang dapat menghambat tercapainya tujuan fungsi ini dan mencari solusi perbaikannya,. Ada beberapa alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit ini, antara lain: Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan. Berjalannya tindakan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. 2. Prinsip-prinsip Audit Produksi dan Operasi

17 a. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan operasi yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilakan konsisten dengan standar kualitas yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi bagian yang memerlukan perbaikan. b. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkkan dan menganalisis data yang cukup dan relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan kriteria yang telah ditetapkan. c. Auditor harus mengklasifikasi ketidaksesuaian yang terjadi antara aktivitas produksi dan operasi dengan kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan membuat

rekomendasi untuk peningkatan.

3.

Tujuan Audit Produksi dan Operasi a. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan. b. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah cermat menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan denga ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan. c. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan kelemahankelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang dimiliki perusahaan. d. Apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efisien e. Apakah penempatan fasilitas produksi dan operasi telah mendukung berjalannya proses secara ekonomis, efektif dan efisien. f. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dan operasi telah berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihailkannya produk yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, da waktu yang telah ditetapkan.

18 g. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dn operasi telah melaksanakan aktivitas dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan persahaan. 4. Manfaat audit Produksi dan Operasi Manfaat dilakukannya audit produksi dan operasi adalah sebagai berikut: a. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berrkepentingan tentang ketaatan dan kemampuan fungsi dan produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan. b. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi dan operasi yang telah dilakukan perusahaan serta hambatan-hambatan yang dihadapi. c. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan produksi dan operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan. d. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadap penncapaian tujuan perusahaan. 5. Tahap-Tahap audit Produksi dan Operasi Tahap-tahap audit produksi d operasi meliputi: 1. Audit pendahuluan 2. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen 3. Audit lanjutan. 4. Pelaporan 5. Tindak lanjut. 6. Ruang Lingkup Audit Produksi dan Operasi a. Rencana Produksi dan Operasi b. Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah c. Pengendalian Produksi dan Operasi

19 D. Audit Sistem Kepastian Kualitas Audit system kepastian kualitas merupakan suatu pengujian yang sistematis dan independen untuk menentukan apakah aktivitas mutu dan hasil sesuai dengan pengaturan yang direncanakan dan apakah pengaturan tersebut diimplementasikan secara efektif dan cocok untuk mencapai tujuan. Adapun audit ini dilaksanakan karena : 1. Menentukan ketidaksesuaian 2. Menentukan efektivitas sistem mutu 3. Memberikan peluang untuk perbaikan sistem 4. Memenuhi persyaratan peraturan 5. Memudahkan registrasi / pendaftaran atas sistem mutu 6. Menilai pemasok dan memverifikasi sistem mutu pemasok 7. Menilai dan memverifikasi sistem mutu perusahaan sendiri. Dalam penerapannya, audit system kepastian kualitas harus mengacu pada prinsip-prinsip audit kepastian kualitas, yaitu : 1. Auditor harus berkualifikasi dan independen

2. Maksud dan tujuan dari audit harus diklarifikasi dan disetujui 3. Audit harus direncanakan dan dipersiapkan secara memadai 4. Orang yang bertanggung jawab atas aktifitas yang akan diaudit harus secara baik dan diberitahukan sebelum dan sesudah audit 5. Rencana audit dan laporan akhir harus tertulis 6. Auditor harus menindaklanjuti tindakan perbaikan 7. Penilaian terhadap standar harus obyektif, faktual dan apabila mungkin kuantitatif 8. Audit tidak mengganggu kegiatan operasional yang berjalan 9. Frekuensi, intensitas dan luas audit bervariasi dengan kebutuhan aktual 10. Kertas kerja dan dokumen audit harus disimpan dengan baik dan teratur 11. Uji petik untuk mengumpulkan bukti harus tidak memihak dan dapat dipercaya

20 Selain mengacu pada prinsip-prinsip diatas, audit system kepastian kualitas harus bisa melakukan pemisahan antara klien, auditor, dan auditee. Hal ini dikarenakan masing-memiliki fungsi masing-masing, yang apabila dicampur adukkan maka akan menyebabkan proses audit yang dilaksanakan akan terganggu dan pada akhirnya menghasilkan laporan audit yang tidak maksimal. Adapun fungsi dari klien, auditor, dan auditee yaitu : 1. Klien a. Menentukan kebutuhan dan memprakarsai audit b. Menerima laporan audit c. Menentukan tindak lanjut audit 2. Auditor a. Mentaati persyaratan audit dan berkomunikasi dan mengklarifikasi dengan mitra audit yang lain b. Merencanakan dan melaksanakan penugasan audit dengan baik c. Mencatat observasi dan pelaporan d. Memverifikasi tindakan korektif e. Mengamankan dokumen audit f. Memelihara kerahasiaan

g. Bekerja sama dengan lead auditor 3. Lead auditor a. Membantu menetapkan rencana audit b. Mewakili tim audit Menyampaikan laporan audit 4. auditee a. Memberikan staf tentang audit b. Memberikan dukungan pada auditor c. Memberikan akses terhadap fasilitas dan material pembuktian d. Bekerjasama dengan auditor

21 e. Melakukan tindakan korektif

E. Audit Pajak Audit pajak merupakan bentuk pemeriksaan terhadap pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan, dimana perusahaan yang akan diperiksa terlebih dahulu bermohon ke Ditjen Pajak. Ketentuan tersebut diatur di Pasal 36 ayat (1) huruf d dan berdasarkan ketentuan Pasal 36 ayat (1c) Direktur Jenderal Pajak harus memberi keputusan dalam jangka waktu paling lama enam bulan sejak tanggal permohonan diterima. Dalam proses pemeriksaan, biasanya pemeriksa pajak memerlukan dokumen-dokumen dan wajib pajak harus memenuhinya. Berdasarkan ketentuan sekarang permintaan tersebut harus dipenuhi dalam waktu tujuh hari setelah permintaan diajukan. Di dalam undang-undang baru permintaan dokumen harus dipenuhi paling lama satu bulan sejak permintaan disampaikan, sebagaimana diatur di Pasal 29 ayat (3a). Jangka waktu ini memang lebih longgar dibandingkan dengan ketentuan yang berlaku sekarang. Namun, apabila wajib pajak tidak dapat memenuhi permintaan tersebut sehingga dokumen yang diminta tidak dapat disampaikan, maka itu akan membawa akibat. Dampaknya, seandainya, di proses keberatan dokumen dimaksud disampaikan, maka tidak akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh Ditjen Pajak untuk memutus kasusnya, sebagaimana diatur di Pasal 26A ayat (4). Di dalam Undang-undang KUP yang baru tidak secara tegas menyebutkan dua macam pemeriksaan seperti yang berlaku sekarang. Namun, secara implisit dua jenis pemeriksaan tetap ada yaitu pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan. Indikasi tersebut tercermin dalam ketentuan Pasal 29A yang mengatur bahwa terhadap perusahaan publik (terdaftar di pasar modal) akan dilakukan pemeriksaan kantor bila memenuhi syarat-syarat berikut:

22 Laporannya diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian

Surat Pemberitahuan Tahunan menyatakan lebih bayar; atau terpilih untuk diperiksa berdasarkan analisis risiko. Pemeriksaan kantor yang dilakukan terhadap perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek merupakan dorongan bagi perusahaan-perusahaan yang sahamnya belum terdaftar di bursa efek. Dengan pemeriksaan kantor proses pemeriksaan menjadi lebih sederhana sehingga perusahaan semakin cepat mendapatkan kepastian hukum jika dibandingkan dengan pemeriksaan lapangan. Secara umum Undang-Undang KUP lebih menjamin keseimbangan antara hak dan kewajiban wajib pajak. Di satu sisi, wajib pajak diberikan waktu yang agak longgar dalam memenuhi permintaan dokumen. Akan tetapi di sisi lain bila dokumen yang diminta tidak diserahkan pada saat pemeriksaan maka dokumen tersebut tidak akan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam proses keberatan. Dokumen yang harus diserahkan tersebut merupakan dokumen yang merupakan dokumen yang dimiliki oleh wajib pajak. Artinya, dokumen yang berada di pihak ketiga tidak masuk dalam kategori ini, misalnya surat keterangan domisili. Perubahan yang sangat penting adalah wajib pajak harus hadir di dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, dan wajib diberitahu oleh pemeriksa pajak mengenai hasil pemeriksaan pajak.

F. Audit Manajemen Lingkungan Audit ini lebih cenderung pada social responsibility yang dilakukan oleh perusahaan, apakah telah diterapkan atau tidak. Dalam pelaksanaannya audit internal melakukan penilaian terhadap pencapaian isi dari kebijakan lingkungan, misalnya kepatuhan terhadap peraturan lingkungan, peningkatan berkelanjutan dan tindakan pencegahan pencemaran dan kebijakan-

23 kebijakan lain sebagai perwujudan dari komitmen manajemen puncak. Auditor akan memeriksa hasil pemantauan lingkungan dalam satu (atau setengah) tahun terakhir, kelengkapan pelaporan kepada pemerintah, kondisi dan label tempat penyimpanan limbah B3, untuk memastikan semua ketentuan peraturan telah dijalankan. Terhadap pengendalian pencemaran auditor akan memverifikasi proses pengurangan volume limbah, daur ulang logam-logam scrap kepada pemulung dan program penggantian cadmium dari salah satu bahan baku. Jika sudah dipelihara dengan baik audit internal, audit internal dapat membuka kemungkinan-kemungkinan untuk peningkatan bagi sistem manajemen lingkungan. Dari potensi dampak yang besar oleh ceceran bahan baku, auditor dapat menyarankan cara pemuatan (loading) bahan tersebut secara tertutup ke hopper dan menggiatkan inspeksi/pembersihan dari periode mingguan ke harian. Audit Sistem Manajemen Lingkungan merupakan bahan bagi manajemen untuk melakukan ACT (Tindakan) setelah tahap CHECK (Pemeriksaan) diselesaikan oleh internal audit. Manajemen puncak akan memiliki gambaran menyeluruh terhadap kinerja sistem, manfaat yang telah diperoleh, masalah-masalah yang ditemui dan kemudian mengambil keputusan yang akurat terhadap keberlanjutan sistem itu sendiri. Oleh karena itu, perusahaan harus menyajikan hasil-hasil audit dalam suatu format yang ringkas, padat dan informatif sehingga memudahkan manajemen dalam menganalisa. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat suatu tabel yang berisi semua temuan, tindakan perbaikan dan proses verifikasinya. Akan tetapi dalam realitasnya banyak terjadi permasalahan-permasalahan pada pelaksanaan audit ini, hal ini karena : 1. Auditor tidak memahami masalah teknis dan peraturan lingkungan. Sebagian besar auditor internal di perusahaan merupakan auditor Sistem Manajemen Mutu. Hal ini tentu membantu perusahaan untuk memiliki tim auditor yang kompeten terhadap pemahaman sistem manajemen tetapi pada umumnya para auditor tersebut kurang menguasai bidang teknis lingkungan, khususnya mengenai peraturan-peraturan lingkungan. Salah satu faktornya adalah bahwa masalah lingkungan bukanlah masalah yang menjadi tanggung jawab setiap

24 orang (setidaknya sebelum menerapkan ISO 14001) sehingga pengetahuan mengenai isu lingkungan merupakan pekerjaan rumah yang harus ditambahkan. Perusahaan dapat melakukan pelatihan khusus mengenai isu-isu teknis lingkungan seperti peraturan lingkunga, pemantauan lingkungan dan pengoperasian unit pengolahan limbah seperti IPAL, APPU dan lain-lain. 2. Jadwal atau program tidak didasarkan pada daftar aspek penting lingkungan. Sistem Manajamen Lingkungan dibangun berdasarkan pendekatan proses, masukan dari suatu proses menghasilkan keluaran berupa dampak lingkungan sehingga besar atau kecil setiap departemen/ seksi memiliki daftar aspek lingkungan (bisa penting atau tidak penting). 3. Temuan terfokus pada dokumentasi. Walaupun Sistem Manajemen Lingkungan adalah suatu sistem terdokumentasi tetapi esensi dari sistem adalah penerapan pengendalian pencemaran yang efektif dilapangan baik dari sisi alat, orang, dan tata cara. Auditor karena memiliki pengalaman di Sistem Manajemen Mutu sering terlalu fokus pada kelengkapan dokumen. Auditor yang berpengalaman akan percaya pada kenyataan bahwa apa yang tertulis, belum tentu sama dengan apa yang sudah dijalankan. Jadi kesimpulannya, audit system manajemen lingkungan ini sangat bergantung pada kemampuan auditor dalam melihat social responsibility yang dilakukan oleh pihak manajemen. Dan seharusnya ada feedback dari manajemen terhadap isu-isu lingkungan yang berkaitan dengan perusaaan sehingga timbulnya keselarasan dan keseimbangan baik secara internal terlebih lagi pada eksternal.

G. Audit Sistem Informasi Audit Sistem Informasi adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis

25 komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya. Tujuan itu antara lain adalah: 1. Pengamanan atas aktiva Dukungan sistem informasi berbasis komputer dalam pengamanan aktiva yang terdapat di bagian atau fungsi pengolahan data elektronik, yang meliputi: hardware, software, personel, file data dan pendukung sistem informasi. Hardware dapat saja rusak, data dapat hilang dan masih banyak kemingkinan yang terjadi. Seperti halnya aktiva lain, sistem informasi juga harus didukung oleh suatu sistem pengendalian internal yang memadai. 2. Pemeliharaan atas integritas data. Integritas data (data integrity) di dalam sebuah sistem informasi berbasis komputer mempunyai pengertian bahwa data yang diolah dalam suatu sistem informasi berbasis komputer haruslah data yang memenuhi syarat: a. lengkap (completeness) b. mencerminkan suatu fakta yang sebenarnya (soundness) c. asli, belum diubah (purity) d. dapat dibuktikan kebenarannya. Penggunaan sistem informasi berbasis komputer harus dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yang dibutuhkan dalam upaya mendukung efisiensi operasi organisasi. Hal ini berarti adalah sebuah sistem informasi yang efisien yaitu dengan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi. Pada saat komputer pertama kali digunakan, banyak auditor mempunyai pemikiran bahwa proses audit akan harus nbanyak mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan penggunaan teknologi komputer. Ada dua utama yang harus diperhatikan dalam audit atas pemrosesan data elektronik, yaitu pengumpulan bukti (evidence collection) dan evaluasi bukti (evidence evaluation). Proses keandalan pengumpulan bukti dalam sebuah sistem yang terkomputerisasi seringkali akan lebih kompleks daripada sebuah sistem manual. Hal ini terjadi

26 karena auditor akan berhadapan dengan keberadaan sebuah pengendalian internal pada sebuah sistem informasi berbasis komputer yang kompleks karena teknologi yang melekat dan sangat berbeda dengan pengendalian sistem manual. Sehingga sebuah sistem informasi berbasis komputer secara alamiah mempunyai inherent risk yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemrosesan manual. Namun malangnya, memahami pengendalian dalam sebuah sistem yang berbasis teknologi sangatlah tidak mudah. Perangkat keras maupun lunak terus berkembang secara cepat seiring perkembangan teknologi. Sehingga selalu ada kesenjangan waktu antara teknologi yang dipelajari oleh auditor dengan perkembangan teknologi yang cepat. Audit Sistem Informasi bukan hanya sekedar perluasan dari traditional auditing (manual auditing). Kebutuhan akan audit sistem informasi beranjak dari dua hal, yaitu: Pertama, auditor menyadari bahwa komputer berpengaruh dalam fungsi atestasi yang mereka lakukan. Kedua, organisasi dan manajemen menyadari bahwa sistem informasi komputer merupakan sumberdaya yang bernilai sehingga perlu adanya pengendalian seperti halnya sumberdaya lain dalam organisasi.

27 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. audit manajemen (management audit) adalah adalah pengevaluasian terhadap efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang dipertanggung jawabkan kepada berbagai pihak yang memeiliki wewenang yang lebih tinggi. 2. Ruang lingkup audit manajemen terdiri dari:\ a. Audit sumber daya manusia b. Audit pemasaran c. Audit produksi dan operasi d. Audit kepastian kualitas produk e. Audit manajemen lingkungan f. Audit pajak g. Audit sistem informasi B. SARAN 1. Bagi perusahaan yang ingin mengetahui seberapa efektif, efisien, dan ekonomis proses yang telah dilakukan maka suatu perusahaan harus menggunakan audit manajemen. 2. Perusahaan yang memiliki tingkat organisasi yang lebih banyak maka sebaiknya perusahan itu membagi audit manajemen ke dalam ruang-ruang lingkup berdasarkan pembagian manjemen didalam perusahaan tersebut.

28 DAFTAR PUSTAKA Bayangkara, IBK. Audit Manajemen, Jakarta: Salemba Empat, 2010 Mulyadi. Auditing. Edisi ke-6 Jakarta: Salemba Empat, 2002 Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3 Jakarta: Salemba Empat, 2001

Anda mungkin juga menyukai