deliberatio yang artinya konsultasi, menimbangnimbang, atau musyawarah. Demokrasi bersifat deliberatif jika proses pemberian alasan atas sesuatu kandidat kebijakan publik diuji lebih dahulu lewat konsultasi publik atau lewat-dalam kosakata teoretis Habermas-diskursus publik. Perlu dicamkan bahwa demokrasi "deliberatif-nya Habermas adalah hasil ketegangan kreatif (creative tention\ yang panjang dalam sejarah pemikiran tentang hukum, negara, dan demokrasi. Paling tidak ada dua tradisi kenegaraan modem yang menjadi representasi dari ketegangan kreatif ini. Pertama, tradisi liberal yang bermula dari John Locke. Kedua, tradisi republiken yang meneruskan paham kenegaraan Rousseau. Tradisi liberal memandang hukum dan negara secara utili-taristik sebagai lembaga-lembaga yang perlu menjamin kebebasan-kebebasan warga masyarakat. Negara bukan tujuan pada dirinya sendiri, melainkan lembaga yang menciptakan kondisi keamanan yang diperlukan agar warga masyarakat dapat hidup dan berusaha dengan bebas. Sebaliknya, Rousseau memandang hukum sebagai ekspresi kehendak umum, kehendak suci rakyat. Mengabdikan diri pada negara adalah tugas suci. Jurgen Habermas dilahirkan pada tanggal 18 Juni 1929 di Provinsi Rheinland-Westfalen, Jerman Barat, dan menjadi besar di Cum-mersbach, sebuah kota menengah. Dinamika kontras antara suasana keluarga yang borjuis-Protestan dan lingkungan masyarakat yang Katolik membuat Habermas peka terhadap ketegangan- ketegangan dalam masyarakat Habermas mengembangkan pemikirannya dalam diskursus yang terus-menerus dengan pe-mikirpemikir lain seperti Karl Marx, Max Weber, Emile Dur-kheim, Goerge-Herbert Mead, Georg Lukacs, Max Horkheimer, dan Theodor W Adorno. Yang berseberangan dengan Habermas adalah Karl Popper, Niklas Luh-man, Herbert Marcuse, Sigmund Freud, Gadamer, John L Agustin, Talcott Parson, dan Hannah Arendt Semuanya telah membantu Habermas dalam menjernihkan apa yang dicarinya. Dan, ada satu lagi yang sangat berpengaruh dalam pemikiran Habermas, yaitu Immanuel Kant, karena pada hakikatnya ia adalah kantian par exeUence. Gagasan tentang demokrasi deliberatif tertuang dalam bukunya, Faktizitas und Celtung, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Between Facts and Norms Contribution to a Discourse Theory of Law and Democracy. Faktizitas und Gettung lahir dari asumsi Habermas bahwa negara hukum tidak dapat diperoleh maupun dipertahankan tanpa demokrasi radikal. Dalam demokrasi "deliberanf", negara tidak lagi menentukan hukum dan kebijakan-kebijakan politik lainnya dalam ruang tertutup yang nyaman [splendid isolation], tetapi masyarakat sipil melalui media dan organisasi yang vokal memainkan pengaruh yang sangat signifikan dalam : 094254042
proses pembentukan hukum dan kebijakan politik itu. Medan publik menjadi arena di mana perundangan dipersiapkan dan diarahkan secara diskursif. Runtuhnya Orde Baru, bangkitnya demokrasi "deliberanT Budi Hardiman dalam artikelnya tentang demokrasi, "Deliberatif Model untuk Indonesia Pasca-Su-harto?", mengungkapkan banyak dimensi filosofis sekitar tumbangnya Orde Baru. Sepeninggal Orde Baru, 21 Mei 1998, Indonesia segera memasuki fase yang disebut dengan "liberalisasi politik awal". Inilah fase yang ditandai dengan serba ketidakpastian. Karena itu, dinamai secara teoretis oleh O Donnell dan Schimitter kurang lebih sebagai fase "transisi dari otoritarianisme entah menuju ke mana". Liberalisasi politik pasca-Orde Baru ditandai antara lain dengan redefinisi hak-hak politik rakyat Daftar hak yang sebelumnya begitu pendek, dalam fase ini telah memanjang secara dramatis. Setiap kalangan menuntut kembali hak-hak politiknya.yang selama bertahun-tahun diberangus oleh rezim otoriter. Sebaliknya, hampir tak ada kalangan yang peduli pada kewajiban-kewajiban politik mereka. Dalam kerangka ini terjadilah luapan kebebasan. Kehidupan politik warga ditandai oleh naiknya kebebasan sebagai suasana dan tuntutan umum di tengah masyarakat Dari sini lalu muncul ledakan partisipasi politik. Ini merupakan konsekuensi logis dari pengekangan partisipasi politik yang berlebihan selama Orde Baru berkuasa. Ledakan partisipasi politik terjadi dalam bentuknya yang beragam. Pada tataran massa akar rumput, ledakan partisipasi politik banyak mengambil bentuk huru-hara, kekerasan massa, dan amuk. Soeharto pun tumbang dan tampillah BJ Habibie ke panggung politik dengan nuansa demokrasi yang spektakuler. Prof Dr Ing BJ Habibie telah berkisah panjang mengenai peralihan kekuasaan Presiden Soeharto kepada dirinya lewat buku DetikDetik yang Menentukan Jalan Panjang Menuju Demokrasi di Indonesia. Tanggal 20 Mei 1998 mahasiswa yang berjumlah puluhan ribu ada di gedung DPR-MPR. Amien Rais bersama Adnan Buyung Nasution dan teman-teman lainnya ada juga di sana memimpin aksi. Kemudian, ada telepon dari Yusril Ihza Mahendra mengabarkan dan bertanya kepada Pak Amien, bagaimana kalau Pak Soeharto turun, kemudian diganti oleh Habibie, apakah Pak Amien cocok? Menurut Amien Rais, memang sudah begitu aturan konstitusi. Akhirnya, suksesi terjadilah. Cuplikan cerita di atas menggambarkan bahwa suasana politik yang penuh ketidakpastian ini perlu mendapat jalan keluar yang di satu sisi tidak mengembalikan kepada situasi antidemokrasi sebagaimana diperagakan oleh rezim Orde Baru, tetapi di sisi lain ledakan partisipasi rakyat mendapat saluran demokrasi Berbagai perubahan radikal memang telah dilakukan oleh bangsa ini pasca-Orde Baru. Kehidupan demokrasi diwujudkan dalam bentuk kebebasan mendirikan partai politik, pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung, bahkan sekarang sedang berlangsung pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung pula.