Anda di halaman 1dari 23

Association of Alcohol Consumption with Selected Cardiovascular Disease outcome : A systematic review meta-analysis.

Abstrak
Objektif : untuk menilai efek dari konsumsi alkohol terhadap penyakit kardiovaskular Design : review sistematis dan meta analisis Sumber data : Medline (1950, September 2009), dan Embase (1980, September 2009) ditambah dengan bibliografi dan bahan diskusi lain. Kriteria Inklusi : data penelitian cohort hubungan konsumsi alkohol dan tingkat mortalitas penyakit kardiovaskular, tingkat mortalitas akibat penyakit jantung koroner, dan tingkat kematian akibat stroke. Review penelitian : 4235 review penelitian lain untuk mencapai eligibility, quality, dan ekstraksi data, termasuk didalamnya 84 analisis akhir. Hasil penelitian : perbandingan antara pasien yang meminum alcohol dengan yang tidak 0,75 yang diambil dengan model random (95 % dengan interval 0.70 sampai 0.80) untuk mortalitas akibat penyakit kardiovaskular (21 kasus), 0.71 (0.66 0.77) pada penyakit jantung koroner (29 kasus), 0.75 (0.68 0.81) pada mortalitas penyakit jantung koroner (31 kasus), 0.98 (0.91 1.06) pada stroke (17 kasus), dan 1.06 (0.91 1.23) pada tingkat mortalitas stroke (10 kasus). Resiko terendah tingkat mortalitas pasien dengan penyakit jantung koroner adalah konsumsi alcohol 1 2 gelas per hari tetapi untuk stroke dapat menyebabkan kematian dengan 1 gelas per hari. Analisis sekunder tingkat mortalitas akibat semua penyakit kardiovaskular menunjukkan pengonsumsian alkohol tidak menunjukkan peningkatan tingkat mortalitas yang signifikan dibandingkan dengan yang bukan peminum alkohol (resiko relatif 0.87 (0.83 0.92)). Kesimpulan : pengkonsumsian alkohol dosis rendah berhubungan dengan penurunan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

Page 14 of 36

Pendahuluan
Efek kardioprotektif alkohol yang dinilai dari observasi merupakan topik yang sedang ramai dibicarakan baik di media umum maupun ilmiah. Tanpa adanya percobaan klinis, dokter harus menginterpretasikan data untuk menjawab pertanyaan pasien yang berupa apakah penggunaan alkohol dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskular ?. Review secara sistematis dan meta analisis dapat memperkirakan hubungan antara penggunaan alkohol dengan kemungkinan menderita penyakit jantung tetapi belum dapat memperkirakan mortalitas dari penyakit jantung secara umum dan mortalitas pada pada penyakit jantung koroner, dan stroke. Penelitian lebih lanjut yang dilakukan pada tahun 2006, terus memperdebatkan masalah tersebut dan kembali menilai ulang klinis yang didapatkan. Pada penelitian ini, merupakan hasil dari penelitian cohort yang longitudinal antara pengkonsumsi alkohol dan tidak terhadap mortalitas penyakit

kardiovaskuler, prevalensi penyakit jantung koroner, prevalensi stroke dan mortalitas stroke. Konsumsi alkohol memiliki efek biologis sehingga peneliti juga menilai hubungan alkohol dengan mortalitas dari semua kasus yang lain. Peneliti juga menilai hasil dari heterogenitas dari grup yang tidak mengkonsumsi alkohol. Pada penelitian ini juga terlampir penelitian eksperimental konsumsi alkohol dengan marker molekuler.

Metode yang Digunakan


Sumber data Peneliti melakukan review sistematis dan meta analisis dengan meggunakan Meta-analysis of Observational Studies in Epidemiology (MOOSE). Peneliti mengidentifikasi artikel yang relevan dari Medline (1950 sampai dengan 2009) dan Embase (1980 sampai dengan 2009).

Page 15 of 36

Pencarian data berdasarkan bibliografi dari artikel yang teridentifikasi dan artikel review dan juga dari pertemuan ilmiah (American Heart Association, American College of Cardiology, dan European Heart Congress) dari tahun 2007 sampai 2009. Selain itu juga pendapat para ahli yang belum dipublikasikan juga termasuk sebagai data yang diperhitungkan. Untuk mengumpulkan data elektronik, peneliti menggunakan strategi yang direkomedasikan dari systematic reviews of observational studies dengan menggunakan 3 tema yang komprehensif : y Identifikasi artikel yang relevan dan berhubungan dengan yang dibutuhkan, menggunakan Boolean atau untuk mencari data yang dibutuhkan dengan kata kunci : ethanol, alcohol, drinking

behavior, liquor, intake alcohol. y Identifikasi data yang relevan dengan kata kunci : stroke, cardiovascular disease, coronary artery disease, heart infarct, ischemic, ami, ihd, dan cad.
Page 16 of 36

Identifikasi data relevan dengan kata kunci : cohort studies, follow up studies, incidence, atau prognosis atau early diagnosis atau survival analysis atau course.

Dengan menggunakan ketiga langkah komprehensif dalam mencari data tersebut yang dikombinasikan dengan operator Boolean didapatkan data yang dibutuhkan.

Seleksi Data Awalnya dilakukan identifikasi data untuk melihat jumlah data yang memenuhi syarat. Seluruh abstrak yangmelaporkan adanya hubungan antara konsumsi alkohol dengan penyakit kardiovaskuler dicari penjelasan penelitiannya dari jurnal tersebut. Peneliti mengeksklusi abstrak yang tidak termasuk dalam kriteria. Tingkat penerimaan pada review tersebut tinggi ( =0.86 (95% tingkat kepercayaan 0.80 to 0.91). Sedangkan hal yang tidak sesuai diselesaikan melalui konsensus. Artikel yang termasuk dari inklusi dan memenuhi syarat (metode cohort / prospektif), studi populasi (dewasa 18 tahun tanpa penyakit kardiovaskuler), paparan (pengguna alkohol dibandingkan dengan yang bukan pengguna alkohol) dan hasilnya (mortalitas pada penyakit kardiovaskuler, atau kondisi

aterotrombotik, penyakit jantung koroner, mortalitas pada penyakit jantung koroner, stroke, atau mortalitas pada stroke). Sumber tersebut baik yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan dan memenuhi syarat kriteria inklusi. Penulis dapat dihubungi jika faktor resiko pada penelitian kohort tidak begitu jelas.

Page 17 of 36

Page 18 of 36

Page 19 of 36

Pengolahan Data dan Kualitas Penilaian Variabel primer adalah pengguna alkohol dan bukan pengguna alkohol. Peneliti mengklasifikasikan seperti di atas dikarenakan tingkat heterogenitas data yang tinggi. Penggunaan alkohol diklasifikasikan berdasarkan jumlah penggunaan alkohol dalam gram per hari. Jika dalam penelitian tersebut tidak dicantumkan gram per hari, peneliti menggunakan 12,5 g/orang. Peneliti membuat standar 12 oz (355 ml) setiap botol atau kaleng bir, 5 oz (148 ml) setiap satu gelas anggur, dan 1,5 oz (44 ml) setiap gelas 80 proof (alkohol 40%)yang telah disaring. Jumlah pemakaian dikategorikan menjadi < 2,5 g/hari (< 0,5 minuman keras), 2,5 14,9 g/hari (0,5 1 minuman keras), 15 29,9 g/hari (1 2,5 minuman keras), 30 60 g/hari (2,5 5 minuman keras) dan > 60 g/hari ( 5 minuman keras). Hasil yang diharapkan adalah ada atau tidak adanya tingkat mortalitas pada penyakit kardiovaskuler (penyakit kardiovaskuler berat atau stroke), prevalensi penyakit jantung koroner (prevalensi infark miokard atau iskemik jantung), prevalensi stroke (iskemik ataupun hemoragik), atau kematian akibat stroke. Analisis sekunder menentukan adanya hubungan antara penggunaan alkohol dengan resiko kematian dari seluruh tipe penyakit jantung. Penulis dengan bebas memilih data yang termasuk dalam kriteria inklusi dan halhal yang tidak sesuai diambil yang sesuai dengan konsensus. Peneliti mengolah data berdasarkan metode yang digunakan (kohort), jumlah sampel, populasi demografi (negara, jumlah Laki-laki, rata-rata usia, rentang usia). Peneliti mengolah informasi yang didapat dari observasi kualitatif oleh Eager et al dan Laupacis et al. Peneliti mengevaluasi setiap hasil dari variabel yang didapat dan jumlah sampel setiap tahunnya secara rinci.

Page 20 of 36

Sintesis Data dan Analisis Resiko relatif yang digunakan untuk mengukur hubungan antar variabel. Perbandingan resiko dan perbandingan prevalensi pada populasi digunakan dengan mempertimbangkan resiko relatif. Odds rasio diubah ke dalam bentu resiko relatif dengan menggunakan rumus : Resiko relatif : odds ratio / [(1-P0) + (P0xodds ratio)], dengan P0 adalah prevalensi dari hasil sampel yang bukan pengguna alkohol. Standar eror yang merupakan hasil dari resiko relatif ditentukan dengan rumus : SE log (resiko relatif) = SE log (odds ratio) x log (resiko relatif) / log (odds ratio). Peneliti melakukan analisis sensitivitas yang tidak termasuk dalam perubahan empat penelitian yang digunakan sebelumnya karena perubahan itu akan
Page 21 of 36

menurunkan variasi resiko relatif yang merupakan hasil dari odds ratio. Semua analisis menggunakan Stata 10.0 (Stata Corp, College Station TX, USA). Stata metan mempunyai kemampuan untuk menyatukan resiko relatif dan menguji silang menjadi model acak Der Simonian dan Laird. Pada beberapa penelitian, resiko relatif tunggal (odds ratio) tidak dapat digunakan pada variabel pengguna alkohol dan non pengguna alkohol karena data yang didapat berupa respon terhadap jumlah alkohol yang diminum (pengguna alkohol relatif terhadap bukan pengguna alkohol). Pada penelitian ini, peneliti awalnya menyatukan rincian jumlah alkohol yang digunakan oleh sampel pada penelitian yang menggunakan resiko relatif tunggal acak antara pengguna dan bukan pengguna alkohol. Setelah itu hasil yang didapat disatukan dengan hasil dari penelitian lainnya. Untuk memperkirakan rincian resiko relatif dan hubungan dengan interval 95%, peneliti mengelompokkan berdasarkan tahun publikasi penelitian yang digunakan. Saat akan dianalisis dikelompokkan lagi berdasarkan kualitas dari penelitian dan karakteristik dari sampel (subyek penelitian). Untuk menilai heterogenitas dari resiko relatif, peneliti memeriksa dan menghitung Q (Tingkat signifikan dengan P 0.10) dan statistic I2. Apabila datanya heterogen, model acak yang digunakan (daripada model tetap) untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Analisis sensitifitas dan analisis sesuai dengan tingkatan digunakan untuk menilai hubungan antara kualitas penelitian dan faktor resiko penyakit kardiovaskuler secara klinis, termasuk di dalamnya jumlah faktor penyerta, dan lama pelaksanaan penelitian yang dibagi dua dengan menggunakan nilai median. Peneliti juga melakukan analisis sensitivitas terhadap odds ratio penelitian yang dieksklusi. Peneliti mengumpulkan data penelitian meta analisis yang didapat untuk menilai secara kronologis dari waktu ke waktu. Akhirnya, peneliti menilai bias dari fakta yang ada berdasarkan pemeriksaan kategori dan tes korelasi Beggs.

Page 22 of 36

Hasil Penelitian
Identifikasi Peneliti melakukan pencarian dan mendapatkan 4235 sitasi. Setelah dua kali dilakukan pemeriksaan dan pemilihan artikel didapatkan 131 artikel yang relevan untuk dianalisis. Peneliti mengeksklusi penelitian yang tidak memenuhi syarat (seperti gagal jantung kongestif kronik atau angina stabil), non arterotrombotik (seperti aritmia), gabungan beberapa penyakit atau penyakit non kardiovaskuler (seperti cancer) dan laporan yang terulang dua kali. Tersisa 84 penelitian untuk ditinjau secara sistematis dan meta analisis. Table 1 menyediakan rincian yang termasuk dalam penelitian. Dari 84 penelitian tersebut, 34 (40%) melaporkan penelitian kohort pada laki-laki, 6 (7%) melaporkan penelitian pada wanita, dan 44 (52%) dengan sampel campuran.

Page 23 of 36

Page 24 of 36

Kualitas Penelitian Peneliti mengevaluasi 2 hal dari kualitas penelitian yaitu tahun penelitian dilakukan, dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Durasi follow up antara 2.5 sampai 35 tahun dengan rata-rata 11 tahun (standar deviasi 6 tahun) (table 1). Yang termasuk dalam penelitian 13 (15%) dengan tindakan lanjutan 5 tahun. Sama dengan penelitian berdasarkan tingkatan kesesuaiannya dengan rentang 0 sampai 18 variabel, dengan rata-rata 6 (standar deviasi 4). Kebanyakan dari penelitian tersebut (68) memperkirakan adanya hubungan, tetapi 8 diantaranya tidak ada hubungan, dan 8 yang lain hanya memberikan informasi secara

demografik. Kesesuaian metode, pengukuran efek, dan variabel yang sama pada setiap penelitian dapat dilihat pada table 1-5 untuk setiap hasil penelitian.

Analisis Mortalitas pada Penyakit Kardiovaskuler, Prevalensi Penyakit Jantung Koroner dan Mortalitasnya, dan Prevalensi dan Mortalitas Stroke. Mortalitas penyakit kardiovaskuler dan penyakit jantung koroner, konsumsi alkohol dengan resiko yang minimal, dengan resiko relatif 0.75 (table 2). Secara umum, resiko relatif antara kesesuaian yang tinggi dan kurang sesuai tidak jauh berbeda. Gambar 2-4 memperlihatkan heterogenitas walaupun secara statistik heterogenitas tidak signifikan (P < 0.001, I2 = 72.2%), kemungkinan disebabkan oleh jumlah sampel yang terlalu banyak (> 1 M). Dari semua penelitian yang ada didapatkan nilai < 0.1 kecuali pada satu penelitian tentang mortalitas pada penyakit kardiovaskuler dan dua penelitian tentang prevalensi dan mortalitas penyakit jantung koroner. Sedangkan seluruh penelitian yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dengan prevalensi dan mortalitas stroke tidak memberikan hasil yang signifikan. Walaupun secara hubungan tidak terlihat signifikan, pada penelitian lain prevalensi terhadap tipe strokenya terlihat hampir signifikan. Dari 12 penelitian terhadap prevalensi stroke hemoragik, didapatkan resiko relatif antara pengguna alkohol dengan non pengguna alkohol adalah 1.14 (95% confidence interval 0.97 sampai 1.34), 8 penelitian stroke iskemik menunjukkan reduksi yang moderat dengan resiko relatif 0.92 (0.85 sampai 1.00). Penggunaan alkohol tidak

Page 25 of 36

berhubungan

dengan

mortalitas

stroke

tetapi

beberapa

penelitian

mengklasifikasikan mortalitas stroke menjadi hemoragik dan iskemik. Selain itu, hanya 2 penelitian yang melaporkan resiko relatif stroke dengan membandingkan antara pengguna alkohol dengan bukan pengguna alkohol.

Analisis terhadap Dosis Alkohol Analisis terhadap jumlah alkohol yang digunakan menunjukkan 2.5 14.9 g alkohol (kurang lebih 1 kali minum) per hari bersifat mengurangi terjadinya kelima penyakit kardiovaskuler dibandingkan bukan pengguna alkohol (table 2). Penggunaan alkohol > 2.5 g/hari memiliki tingkat resiko yang sama dengan yang kurang dari 2.5 terhadap penyakit jantung koroner. Pada mortalitas penyakit kardiovaskuler , dan prevalensi dan mortalitas stroke terhadap jumlah penggunaan alkohol konsisten dengan bentuk U atau J yang artinya semakin banyak jumlah alkohol yang digunakan semakin meningkatkan resiko penyakit tersebut. Penggunaan alkohol > 60 g/hari dapat meningkatkan prevalensi stroke yang signifikan dibandingkan tidak menggunakan alkohol (resiko relatif 1.62 (1.32 sampai 1.98)).

Analisis Sensitivitas Setelah dilakukan analisis antara jenis kelamin dengan jumlah alkohol yang digunakan terhadap jumlah prevalensi mortalitas penyakit kardiovaskuler, prevalensi dan mortalitas stroke didapatkan lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Pada tiga penelitian dinyatakan hubungan antara penggunaan alkohol dengan prevalensi stroke terutama pada wanita dapat digunakan sebagai dasar tindakan pencegahan. Demikian halnya terhadap prevalensi dan mortalitas penyakit jantung koroner. (table 2) Analisis sensitivitas terhadap faktor resiko antara lain merokok, umur, dan jenis kelamin mendapatkan hasil yang sama. Analisis sensitivitas dengan menghitung nilai median pada analisis mutivariabel, faktor penyerta didapatkan hasil yang lebih rendah dari resiko relatif. Tetapi hasil yang didapat tidak selalu konsisten dibawah resiko relatif.

Page 26 of 36

Peningkatan mortalitas stroke pada penelitian observasional terdapat keterbatasan terhadap faktor resiko. Sedangkan pada penelitian yang lebih banyak digunakan sekarang dengan melihat faktor resiko ke depan (kohort). Kemudian dengan menggunakan median sebagai cut of point dapat dilaporkan faktor resiko yang lebih spesifik dan durasi yang lebih pendek kecuali pada penyakit kardiovaskular, dan mortalitas penyakit jantung koroner. Diantara penelitian tersebut, ada yang membedakan antara pengguna alkohol dan bukan pengguna alkohol dan membedakan berdasarkan lamanya pemakaian alkohol dengan prevalensi atau mortilitas penyakit kardiovaskuler. Dengan cara tersebut tidak begitu didapatkan hasil yang berbeda daripada tidak dilakukan pembedaan antara pengguna alkohol dan bukan pengguna alkohol dan membedakan berdasarkan lamanya pemakaian alkohol (table 2). Pada penelitian yang membagi menjadi 2 kriteria seperti di atas, tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskuler dan penyakit jantung koroner meningkat secara signifikan terutama pada pengguna alkohol. Sedangkan penggunaan alkohol tidak terlihat meningkatkan penyakit jantung koroner atau pun stroke secara signifikan. Kesimpulannya, analisis sensitivitas yang hanya menampilkan odds ratio tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil dari penelitian meta analisis bervariasi terhadap hubungan konsumsi alkohol dengan mortalitas penyakit kardiovaskuler dan prevalensi penyakit jantung koroner (appendiks fig 1-3). Pada mortalitas penyakit jantung koroner terdapat bentuk plateau dari penelitian tahun 1992 sampai dengan 1999.

Page 27 of 36

Mortalitas dari Seluruh Penyakit yang Diteliti Dari 84 penelitian yang berkaitan dengan alkohol dan prevalensi penyakit kardiovaskuler, 31 diantaranya menunjukkan hubungan antara alkohol dengan prevalensi penyakit kardiovaskuler. Hasil penelitian keseluruhan menunjukkan adanya resiko terhadap pengguna alkohol terhadap mortalitas karena penyakit

Page 28 of 36

jantung dibandingkan dengan yang tidak menggunakan alkohol (resiko relatif 0.87 (0.83 sampai 0.92)) (fig. 7). Akan tetapi hubungan antara alkohol dan penyakit kardiovaskuler membentuk kurva J dengan resiko rendah jika penggunaan 2.5 14.9 g/hari (resiko relatif 0.83 (0.80 sampai 0.86), 16 penelitian) dan peningkatan resiko jika menggunakan alkohol > 60 g/hari (resiko relative 1.30 (1.22 sampai 1.38), 8 penelitian).

Bias Publikasi Pada hasil dari penelitian tampak persebaran yang asimetri, artinya tidak terdapat adanya bias. Selanjutnya dilakukan tes Begg untuk setiap hasil penelitian yang dijadikan data. (untuk mortalitas penyakit kardiovaskuler P = 0.40; prevalensi penyakit jantung koroner P = 0.75; mortalitas penyakit jantung koroner P = 0.089; prevalensi penyakit stroke P = 0.33; mortalitas stroke P = 0.59; total seluruhnya P = 0.26).

Pembahasan
Pada review terhadap 84 penelitian tentang penyakit kardiovaskuler dan konsumsi alkohol 2.5 14.9 g/hari ( 1 minuman per hari), dapat mengurangi 14 25 % resiko terhadap penyakit yang diteliti tetapi jika digunakan dalam jumlah yang besar dapat meningkatkan resiko terjadinya prevalensi dan mortalitas stroke. Menurut peneliti, review sistematis dan meta analalisis dilakukan dengan data yang up to date. Walaupun pada penelitian sebelumnya resiko terhadap penyakit jantung koroner dan stroke tidak begitu tinggi, review dengan data yang lebih banyak akan memberikan hasil yang relevan antara penyakit kardiovaskuler dengan alkohol. Review yang dilakukan peneliti mengkonfirmasi ketidaksesuaian pada penelitian sebelumnya. Menurut Corrao et al, hubungan antara alkohol dan penyakit jantung koroner memiliki bentuk J sedangkan pada Maclure berbentuk L karena tidak dilakukan observasi terhadap peningkatan penyakit jantung dengan penggunaan alkohol yang berat. Dari hasil terbaru yang didapat peneliti pada penyakit jantung

Page 29 of 36

koroner dapat mengurangi resikonya 25 35 % jika digunakan dengan jumlah ringan hingga moderat dan pada peminum berat. Analisis terhadap beberapa penyakit kardiovaskuler menunjukkan begitu rumitnya penelitian terhadap konsumsi alkohol. Penggunaan alkohol dalam jumlah kecil akan menurunkan prevalensi stroke dan mortalitasnya tetapi sebaliknya jika dengan jumlah besar akan meningkatkan resiko terkena penyakit kardiovaskuler. Hubungan antara alkohol dengan subtype dari stroke berbeda, resiko meningkat pada stroke hemoragik sedangkan untuk non hemoragik menurun. Perbedaan hubungan ini diduga berkaitan dengan sifat alkohol sebagai antitrombotik. Penggunaan alkohol dengan jumlah besar dapat berefek pada tekanan darah yang menyebabkan terjadi stroke hemoragik. Analisis yang dilakukan tidak dilanjutkan ke tingkat yang lebih lanjut yaitu untuk mengetahui efek apa saja yang dapat ditimbulkan oleh pemakaiaan alkohol dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, hasil yang didapatkan hanya terbatas pada jumlah pemakaaian alkohol. Review yang dilakukan peneliti lebih menyoroti tentang hubungan antara konsumsi alkohol dengan penyakit kardiovaskuler. Pertama, resiko rendah dari penyakit jantung koroner yang berhubungan dengan penggunaan alkohol kurang lebih sama antara laki-laki dan perempuan. Yang kedua, memasukkan sampel yang sebelumnya telah menggunakan alkohol tidak menimbulkan bias pada penelitian ini. Yang ketiga, setelah hasil dari seluruh penelitian disatukan, peneliti menarik kesimpulan bahwa hubungan antara alkohol dengan penyakit

kardiovaskuler dan penyakit jantung koroner telah jelas dan yang perlu dilanjutkan adalah sedikit perbaikan terhadap signifikansi hubungan keduanya.

Page 30 of 36

Page 31 of 36

Teori yang Mendukung Dari beberapa literatur yang terangkum, hubungan antara konsumsi alkohol dengan penurunan resiko penyakit kardiovaskuler tidak perlu dipertanyakan lagi. Hal yang perlu dipastikan apakah kedua variabel tersebut bersifat sebab akibat. Pada penelitian ini yang bersifat observasional akan sulit untuk melihat adanya hubungan sebab akibat terhadap variabelnya. Akan tetapi, ketika hasil yang didapatkan berdasarkan beberapa review dan hasil penelitian yang lain lebih terfokus terhadap hubungan yang bersifat sebab akibat. Dengan menggunakan review biomarker mekanik dapat menunjukkan hubungan sebab akibat yang relevan dengan patofisiologinya. Oleh karena itu, peneliti dapat menganalisis teori untuk menemukan penyebabnya berdasarkan kriteria Hill. Selain kemungkinan yang bersifat seperti di atas,

Page 32 of 36

kemungkinan terdapat hubungan antara alkohol yang dapat mencegah penyakit jantung. Yang kedua, peneliti mengobservasi kemampuan protektif dengan peningkatan jumlah alkohol, kecuali pada stroke hemoragik. Yang ketiga, efek protektif alkohol diobservasi pada bermacam-macam populasi pasien dan pada laki-laki dan perempuan. Yang keempat, hubungan yang lebih spesifik : konsumsi alkohol moderat (antara 1 12,5 g per hari untuk wanita dan 2 25 g per hari untuk pria) berhubungan dengan penurunan resiko penyakit kardiovaskuler kecuali pada kondisi tertentu, misalnya ada keganasan. Yang terakhir, penurunan resiko dapat terjadi walaupun tanpa mengontrol faktor penyerta lainnya (merokok, makanan, dan olah raga). Beberapa faktor penyerta tersebut tidak seluruhnya mendukung sifat protektif tersebut.

Keterbatasan Penelitian Hasil dari penelitian meta analisis yang dilakukan peneliti harus dapat diinterpretasikan dengan konteks data yang tersedia. Pertama, kualitas individu yang dijadikan sampel bermacam-macam dengan beberapa penelitian memiliki keterbatasan dalam observasi yang berkelanjutan dan juga jumlah faktor penyerta. Pada penelitian dengan observasi berkelanjutan dapat terjadi kesalahan dalam klasifikasi alkohol yang dapat bertambah selama masa penelitian atau adanya perubahan kebiasaan. Hal ini juga diduga karena faktor biologis alkohol yang

Page 33 of 36

berbeda pada setiap individu yang menggunakannya. Akan tetapi pernyataan tersebut disanggah dengan analisis yang merata dengan rentang observasi yang cukup lama tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan antara penggunaan alkohol dengan penyakit kardiovaskuler yang mungkin terjadi baik dalam waktu singkat ataupu dalam waktu yang lama. Yang kedua, hanya ada beberapa penelitian yang membandingkan berdasarkan jenis minuman yang digunakan. Walaupun ada perbedaan penggunaan minuman pada sampel, peminum alkohol menunjukkan efek yang sama pada HDL (high density lipoprotein), dan khususnya bagi peminum wine dapat dinilai juga dietnya dan status ekonominya. Hal ini merupakan topik yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Yang ketiga, peneliti menemukan keterbatasan informasi antara jumlah pemakaian alkohol dengan subtipe stroke, sehingga topik ini akan menarik jika dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode kohort. Yang terakhir, peneliti menilai signifikansi dari bermacam-macam penelitian dan menganalisisnya menjadi satu. Ini merupakan cara terbaik untuk menilai sampel yang heterogen dan jumlahnya tidak sedikit, serta akan cukup relevan secara klinis. Sekilas variasi dari plot dan konsistensi relatif secara klinis dan statistik sangat konsisten dengan resiko relatif yang didapat.

Page 34 of 36

Kesimpulan Konsistensi suatu observasi dengan menggunakan data yang telah tersedia memiliki keterbatasan, kecuali dengan menjelaskan teori dengan tepat mengenai hubungan alkohol dan stroke. Pembahasan yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan baik dalam bidang klinik atau dalam penyuluhan
Page 35 of 36

terhadap masyarakat. Pada bidang klinik, hasil yang didapatkan dapat digunakan untuk konseling kepada pasien yang menggunakan alkohol untuk mengantinya dengan diet lain dan tentang resiko terjadinya penyakit jantung koroner. Akan tetapi, strategi klinis membutuhkan evaluasi yang lebih lanjut untuk menilai pasien, keberhasilan, resiko dan keuntungan. Fokus pada penelitian ini akan berubah dari menilai hubungan antara alkohol dengan penyakir kardiovaskuler menjadi menilai efek terapetik dari alkohol. Pada penelitian lain didapatkan dengan menggunakan alkohol jumlah yang banyak akan meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Sekarang yang harus dilakukan adalah bagaimana caranya berkomunikasi yang baik kepada masyarakat tentang penggunaan alkohol dan efeknya. Dibutuhkan strategi yang tepat untuk menilai efek yang didapat. Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah melakukan penyuluhan dan mengevaluasi efeknya berdasarkan pengetahuan, sikap, kemauan untuk mengakui kebiasaannya, dan berobat jika ada keluhan. Hal yang harus didiskusikan adalah bagaimana caranya hasil penelitian ini dapat digunakan di klinis dan kesehatan masyarakat berisi tentang kemungkinan efek dari alkohol tersebut dan melihat persebaran pada populasi. Misalnya : resiko cidera lebih sering pada usia muda sedangkan untuk kardiovaskuler biasanya pada usia tua. Pada penelitian Robust, untuk menilai bermacam-macam efek secara bersamaan dibutuhkan untuk identifikasi populasi yang mengalami penurunan resiko penyakit kardiovaskuler tanpa resiko sosial atau masalah kesehatan lain (trauma, keganasan). Meskipun hal terakhir yang terkait adalah hasil analisis sekunder terhadap keseluruhan tingkat mortalitas (fig 5) menunjukkan penggunaan alkohol moderat memiliki keuntungan dan hal yang ada di teori sama dengan yang didapatkan. Dari dua jenis review sistematik dapat disimpulkan adanya hubungan antara alkohol dan penyakit kardiovaskuler. Tujuan utamanya adalah untuk dapat menggunakan hasil yang didapat di klinik maupun di masyarakat. Review dan perspektif ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya.

Page 36 of 36

Anda mungkin juga menyukai