Anda di halaman 1dari 14

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang

Ketika kita mulai mempelajari apa itu kimia, maka kita akan mengenal bahwa di dalam kimia dikenal adanya keseimbangan ionisasi air. Apakah ionisasi air? Ionisasi air adalah Ketika air mengalir melalui alat ionisasi maka akan diproses menjadi air alkaline, air asam dan air bersih. Sistem saringan dengan berbagai lapisan dalam mengionisasi sekaligus

memurnikan dari klorin dan bakteri didalam air dan mempertahankan hilangnya mineral. Elektroda titanium yang dilapisi platinum kemudian akan memurnikan air melalui alat ionisasi ke dalam air yang sudah diionisasi alkaline yang aman untuk diminum dan air asam yang bagus untuk kecantikan dan menghindari infeksi.

1.2 Tujuan Tujuan pratikum kali ini ialah untuk mengidentifikasi masing-masing pH larutan dengan menggunakan kertas indikator. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.

1|P ag e

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Reaksi Kesetimbangan Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Apabila dalam suatu reaksi kimia, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri maka, reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai: A + B C + D

ADA DUA MACAM SISTEM KESETIMBANGAN, YAITU : 1. Kesetimbangan dalam sistem homogen a. Kesetimbangan dalam sistem gas-gas Contoh: 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) b. Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan Contoh: NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH- (aq) 2. Kesetimbangan dalam sistem heterogen a. Kesetimbangan dalam sistem padat gas Contoh: CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g) b. Kesetimbangan sistem padat larutan

2|P ag e

Contoh: BaSO4(s) Ba2+(aq) + SO42- (aq) c. Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas Contoh: Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

Hukum Guldberg dan Wange:

Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap,maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalahtetap.

Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan. Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B c C + d D maka: Kc = (C)c x (D)d / (A)a x (B)b

Kc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap. Air murni jika diukur daya hantar listriknya dengan amperemeter yang peka merupakan zat elektrolit, tapi elektrolit sangat lemah dan memiliki hantaran listrik. Adanya hantaran ini menunjukkan adanya ion-ion di dalam air murni sebagai hasil dari swa-ionisasai air. Persamaan ionisasi air : Karena berada dalam kesetimbangan maka,

3|P ag e

Oleh karena konsentrasi ion H

dan ion OH - dalam air murni adalah sama


+ +

besarnya, maka air bersifat netral. Jika keadaan air ditambah asam, maka asam tersebut akan melepaskan ion H yang berakibat konsentrasi ion H akan

bertambah banyak sehingga akan menggangu kesetimbangan air. Karena harga Kw tetap, akibatnya konsentrasi ion OH - akan berkurang. Sedangkan jika air ditambahkan basa kedalamnya, maka basa tersebut akan terionisasi dengan melepaskan ion OH -, akibatnya konsentrasi ion OH - dalam air akan menjadi lebih besar dan konsentrasi ion H + akan berkurang.

Oleh karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil kali Kc[H2O] adalah suatu konstanta yang disebut tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan kesetimbangan air (Kw). Pada saat air dalam keadaan netral, pH air = 7, sehingga didapatkan bahwa: Kw = [H+].[OH-] = (10 -7 ) 2 = 10 -14. ph didefinisikan sebagai logaritma dari keaktifan ion hidrogen, (untuk larutan yang encer merupakan konsentrasi dari ion hidrogen). pH meter, merupakan voltmeter yang dapat digunakan bersama elektroda kaca sebagai elektroda penunjuk. Pada pH meter, yang diukur adalah potensial sel bukan langsung harga pH larutan, dan dirumuskan sebagai berikut :

pH = log [H+]. Untuk menentukan ph suatu larutan dengan menggunakan kertas indikator atau ph meter. Bagaimanakah cara kerja indikator

Indikator sebagai asam lemah

Lakmus Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit

4|P ag e

yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. "H" adalah proton yang dapat diberikan kepada yang lain. "Lit" adalah molekul asam lemah. Tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi kesetimbangan ketika asam ini dilarutkan dalam air. Pengambilan versi yang disederhanakan kesetimbangan ini:

Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru. Sekarang gunakan Prinsip Le Chatelier untuk menemukan apa yang terjadi jika anda menambahkan ion hidroksida atau beberapa ion hidrogen yang lebih banyak pada kesetimbangan ini. Penambahan ion hidroksida:

Penambahan ion hidrogen:

5|P ag e

Jika konsentrasi Hlit dan Lit- sebanding: Pada beberapa titik selama terjadi pergerakan posisi kesetimbangan, konsentrasi dari kedua warna akan menjadi sebanding. Warna yang anda lihat merupakan pencampuran dari keduanya.

Alasan untuk membubuhkan tanda kutip disekitar kata "netral" adalah bahwa tidak terdapat alasan yang tepat kenapa kedua konsentrasi menjadi sebanding pada pH 7. Untuk lakmus, terjadi perbandingan warna mendekati 50 / 50 pada saat pH 7 hal itulah yang menjadi alasan kenapa lakmus banyak digunakan untuk pengujian asam dan basa.

6|P ag e

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Kimia Dasar yang berjudul Keseimbangan Ionisasi Air dilaksanakan pada hari Kamis, Tanggal 22 Desember 2011, pukul 14.00 16.00 wib. Bertempat di Laboratorium Bioteknologi. Fakultas Pertaian. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan dalam pratikum yang berjudul

Keseimbangan Ionisasi Air diantaranya adalah Tabung reaksi, pipet tetes, kertas indicator (pH meter), lakmus merah atau lakmus biru, dan alat penjapit. 2. Bahan Bahan-bahan yang diperlukan dalam pratikum kali ini diantarnya ialah : Hcl 0,1M, dan 1,0N, H2S04 0,1M dan 1,0N, NaOH 0,1 M, 0,01N, 0,001N, dan Aquadesilata.

7|P ag e

3.3 Prosedur Kerja Yang pertama, masing-masing larutan pada tabung reaksi disiapkan. Yang kedua, ukur pH masing-masing larutan dengan menggunakan kertas indicator. Ketiga, catat hasil perolehan pH lalu masukkan kedalam table pengamatan. Keempat, masukkan kedalam masing-masing larutan, celupkan berturut-turut kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru dengan menggunakan alat penjapit. Yang kelima, catatlah perubahan yang terjadi.

8|P ag e

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL Ukur pH No 1 2 3 4 5 6 7 Larutan Hcl Hcl H2S04 H2S04 NaOH NaOH NaOH Konsentrasi 0,1 M 1,0 M 2,0 M 0,1 N 0,01 M 0,1 M 1M pH 1 1 1 14 7 12 6

Amati perubahan warna No 1 2 3 4 5 6 7 Larutan Hcl Hcl H2S04 H2S04 NaOH NaOH NaOH Konsentrasi 0,1 M 1,0 M 2,0 M 0,1 N 0,01 M 0,1 M 1M Lakmus merah merah merah merah merah biru biru biru Lakmus biru merah merah Merah Merah biru biru biru

9|P ag e

4.2 Pembahasan Bahwa, pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Dengan mencampurkan suatu asam lemah Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan lemahnya ini dengan suatu basa kuat dimana asam larutan dapat dibuat dari jumlah berlebih. Campuran akan dicampurkan dalam basa lemah dan garam, yang menghasilkan garam yang mengandung basa garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa umumnya basa kuat yang digunakan seperti lemah dengan suatu asam kuatdan lain-lain. natrium, kalium, barium, kalsium, dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih. Dalam pembahasan pada praktikum ini yaitu larutan H2SO4 (2 M, 0,1 M, 0,01 M), memiliki kadar pH dibawah 7, artinya larutan H2SO4 bersifat asam. Pada larutan NaOH (0,1 M, 0,01 M) memiliki kadar pH diatas 7, artinya bahwa larutan NaOH bersifat basa. Dan pada larutan HCL (1 M, 0,1 M) memiliki kadar pH dibawah 7, ini artinya bahwa larutan HCL bersifat asam. Skala pH asam basa artinya pH rendah berarti asam dan pH tinggi berarti basa. Dalam hal ini penulis berada di kelompok empat, yang menggunakan larutan HCL 1 M dan NaOH 0,01 M. Suatu zat asam yang di masukkan kedalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion hidrogen (H+) dalam air dan berkurangnya ion hidroksida (OH). Sedangkan pada basa, akan terjadi sebaliknya. Zat basa yang dimasukkan kedalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion hidroksida (OH-) dan berkurangnya ion hidrogen (H+). Jumlah ion H+dan OH- di dalam air dapat di gunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin

10 | P a g e

asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin sedikit jumlah ion OH- di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion H+ dan semakin banyak ion OH- di dalam air.

Skala pH pada cairan adalah antara 0 sampai dengan 14 dengan angka skala 7 sebagai titik tengah (netral). Semakin rendah suatu pH maka semakin asam suatu cairan. Sedangkan semakin tinggi suatu pH maka semakin basa suatu cairan. Angka skala pH 0 berarti sangat asam dan pH 14 berarti sangat basa. Untuk melakukan pengecekan tingkat keasaman maupun tingkat kebasaan suatu cairan kita bisa menggunakan bantuan kertas lakmus. Jika kertas lakmus menunjukkan warna merah setelah dicelupkan maka berarti asam dengan pH di bawah 7, sedangkan jika memperlihatkan warna biru maka berarti basa dengan pH di atas 7. Contoh yang asam-asam yaitu seperti air jeruk, sedangkan yang basa-basa itu seperti air sabun.

11 | P a g e

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Dapat ditarik kesimpulan dari percobaan ini bahwa cara yang digunakan untuk menentukan pH suatu larutan yaitu dengan cara menggunakan kertas indikator atau pH meter. Dan skala pH pada cairan/larutan adalah antara 0-14 dengan angka skala 7 sebagai titik tengah (netral). Dan kita dapat mengetahui bahwa semakin rendah suatu pH (< 7) maka semakin asam suatu cairan. Sedangkan semakin tinggi suatu pH (> 7) maka semakin basa suatu cairan. Dan disimupulkan bahwa pada praktikum yang bertema Keseimbangan ionisasi air larutan yang bersifat asam yaitu H2SO4 dan HCL, sedangkan yang basa yaitu larutan NaOH.

5.2 Saran Praktikum kali ini alangkah baiknya kita melakukan kegiatan pratikum telit i dalam perhitungan dan berhati-hat i karena larutan yang digunakan pada prakt ikum kali ini dapat membahayakan dir i kita (organ tubuh) dan lingkungan sekitar kita. Selain itu ketelit ian diperlukan agar memperoleh hasil yang maksimal.

12 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Anshary. Irfan. 1999. Kimia I. Erlangga. Jakarta. Baroroh. Umi L. U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat.Banjarbaru. Brad. J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara : Jakarta. Gunawan. Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya. Karyadi, Beni. 1997. Kimia II . Erlangga. Jakarta.Nonimus Khopkar. S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia: Jakarta. Petrucci. Raleh H. 1996. Kimia Dasar . Erlangga. Jakarta. WWW.agrar.hu-berlin.de.Zeolit, 9/12/2011, jam 21.29 WIB.

13 | P a g e

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai