Anda di halaman 1dari 24

B D NG S UD MA J ME P A A A IA T I NA E N R S R NA P R E KOT A A N P OGR M S UD MA S E T KNI S P L R A T I GI T R E K II P OGR M P S A A J NA R A A C S R A UNI E S T S S I H KUA A V R IA YA L 21 01

P ME I R A D N P R WA A E L HA A N A E A T N B NGUNA GE UNG A N D

Ma aKuih: n jme P mb n u a , e a i a t l a Ma ae n e a g n n Op r s d n P meia a nP r kma d nB n u a Ge u g e l r a e mu i n a a g n n h dn

iu u lh D s s noe :
Na ma : MUHI B D N B UD I Ni m :090007 1020601

Tinjauan Manajemen Pemeliharaan Gedung Menurut Ebeling (1997), pemeliharaan atau maintenance didefinisikan sebagai

aktifitas agar komponen / system yang rusak akan dikembalikan / diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada periode tertentu. Manajemen pemeliharaan bertujuan untuk mempelajari, mengidentifikasi, mengukur, dan menganalisis serta memperbaiki kerusakan fungsi operasional suatu system dengan meningkatkan umur pakainya, mengurangi probabilitas, kerusakan dan mengurangi down time, yang pada akhirnya akan meningkatkan ketersediaan system tersebut untuk operasi. Karena walaupun suatu system atau komponen telah didesain, diproduksi, dan dioperasikan secara benar, tetapi kerusakan fungsional akan tetap ada. 1. Definisi Pemeliharaan Gedung Menurut para ahli dan lembaga, definisi dari pemeliharaan adalah sebagai berikut: a. Arditi dan Nawakorawit (1999) Pemeliharaan digambarkan sebagai pemeliharaan suatu bangunan sehingga dapat melayani tujuan didirikannya bangunan tersebut. b. Antony S. Corder Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau untuk memperbaikinya sampai suatu kondisi yang dapat diterima. c. British Standarts (BS : 3811) Pemeliharaan adalah gabungan kegiatan baik dari awal pemunculan ide, kegiatan yang berhubungan dengan keuangan, organisasi maupun kegiatan fisik pemeliharaan itu sendiri yang dilakukan untuk menjaga ataupun

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

mempertahankan suatu barang pada kondisi yang semestinya sesuai dengan persyaratan. d. White (1969) Pemeliharaan adalah bersinonim dengan pengendalian syarat suatu bangunan sehingga polanya berada didalam daerah yang ditetapkan artinya pemeliharaan merupakan aktifitas pengendalian suatu bangunan untuk mendapatkan bangunan dengan kondisi sesuai dengan standar/ pedoman yang telah ditetapkan. e. Maintenance Management Framework Pemeliharaan adalah suatu pekerjaan pada bangunan yang sudah ada dengan maksud antara lain: 1. Mengembalikan kondisi bangunan pada persyaratan yang telah ditetapkan 2. Mencegah terjadinya kegagalan pada bangunan 3. Memulihkan operasi yang benar sesuai dengan parameter-parameter yang telah ditetapkan 4. Menggantikan komponen-komponen yang sudah berakhir masa ekonomisnya dengan ekuivalen komponen yang modern 5. Melakukan pekerjaan perbaikan sementara dengan

mempertimbangkan kesehatan keselamatan dan keamanan 6. Menaksir bangunan untuk syarat pemeliharaan f. The Committee on Building Maintenance Pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga,

memperbaharui, dan juga memperbaiki semua fasilitas yang ada sebagai

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

bagian dari suatu bangunan, baik fasilitas layanan maupun lingkungan standar yang berlaku dan mempertahankan kegunaan serta nilai dari bangunan tersebut. g. Laporan akhir kajian pedoman teknis pemeliharaan dan perawatan gedung 1. Pemeliharaan bangunan adalah kegiatan menjaga keandalan

bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar selalu laik fungsi. 2. Pemeliharaan bangunan adalah juga merupakan suatu cara atau teknik yang tepat untuk menjaga kondisi / komponen bangunan agar selalu dalam keadaan prima sesuai dengan fungsinya. h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 45/ PRT/ M/ 2007 1. Pemeliharaan bangunan adalah mempertahankan kondisi bangunan agar tetap memenuhi persyaratan laik fungsi atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan, serta menjaga terhadap pengaruh yang merusak. 2. Pemeliharaan bangunan juga merupakan upaya untuk menghindari kerusakan komponen/ elemen bangunan akibat kerusakan bangunan/ kelusuhan sebelum umurnya berakhir. 3. Perawatan Yang dimaksud dengan perawatan bangunan adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung,

komponen bahan bangunan, dan atau sarana dan prasarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi.

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

i. Building Maintenance SOP No. FO : 008, PT. Bristol Myers Squibb Indonesia Perawatan gedung adalah aktifitas pemeliharaan yang bertujuan untuk menjamin agar setiap ruangan / gedung dalam keadaan terawatt dan siap pakai sesuai dengan standar CPOB yang berlaku. 2. Tujuan Pemeliharaan gudung Tujuan Pemeliharaan Tujuan dari aktifitas pemeliharaan yang utama adalah sebagai berikut: a. Memperpanjang usia kegunaan asset b. Ketersediaan optimum persediaan peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi (return of investment) yang maksimal. c. Menjamin kesiapan operasional d. Menjamin keselamatan yang menggunakan sarana tersebut. 3. Sasaran Pemeliharaan gedung Sasaran dari kegiatan pemeliharaan adalah sebagai berikut: 1. Menurunkan bahkan menghilangkan kegiatan pemeliharaan 2. Perbaikan keadaan suatu peralatan atau bangunan bila terdapat kerusakan 3. Mengurangi jumlah break down 4. Overhaul untuk mengembalikan keadaan peralatan seperti semula Sedangkan sasaran pemeliharaan menurut Magee adalah: 1. Melaksanakan pekerjaan tata graha agar memelihara fasilitas dengan baik 2. Melakukan pekerjaan perbaikan utama berdasar pada biaya life cycle cost terendah.

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

3. Mengembangkan dan melaksanakan suatu system secara teratur dengan membuat penjadwalan pemeliharaan terhadap fasilitas bangunan 4. Segera melakukan perbaikan jika terdapat kerusakan-kerusakan kecil 5. Mengidentifikasi desain dan membuat peningkatan proyek untuk mengurangi dan memperkecil jumlah keseluruhan biaya pemeliharaan 6. Menggunakan fasilitas bangunan dengan hemat sesuai dengan kegunaan dan kebutuhan 7. Menyediakan laporan yang lengkap dan mudah dipahami serta

mengidentifikasi pekerjaan pemeliharaan 8. Melakukan estimasi biaya pemeliharaan yang akurat untuk memastikan mendapatkan biaya pemeliharaan yang paling rendah. Melakukan Breakdown detail biaya pemeliharaan yang teliti. Menjadwalkan semua pekerjaan yang telah direncanakan dan melakukan antisipasi terhadap pekerjaan yang tidak terencana. B. Strategi Pemeliharaan Gedung Menurut Ebeling (1997) dalam melakukan kegiatan perawatan bangunan gedung, terdapat 3 ( tiga ) macam strategi yang dapat digunakan dan dipertimbangkan dalam mengambil keputusan yaitu : 1. Perawatan pencegahan ( preventive Maintenance ) Preventive Maintenance adalah aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum sebuah komponen atau system mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mencegah terjadinya kegagalan fungsi. Tujuan preventive maintenance adalah sebagai berikut : a. b. Mencegah atau meminimalisasi akibat terjadinya kegagalan Mendeteksi kegagalan

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

c. d.

Menemukan kegagalan tersembunyi Meningkatkan Reliability dan Availability komponen atau system tersebut.

2. Perawatan berdasarkan variable waktu ( Time Directed Maintenance ) Kebijakan perawatan ini dilakukan berdasarkan variable waktu. Kebijakan perawatan yang sesuai untuk diterapkan pada Time Directed Maintenance adalah Periodic Maintenance dan On Condition Maintenance. Periodik Maintenace adalah Preventive Maintenance yang dilakukan secara terjadwal dan bertujuan untuk mngganti suatu komponen atau system berdasarkan pada rentang waktu tertentu. Sedangkan On Condition Maintenance adalah Preventive Maintenance yang

dilakukan berdasarkan kebijakan dari oporatornya, yang meliputi kegiatan Cleaning Inspection kegiatan ini dilakukan karena tuntutan terhadap factor keamanan atau faktor keselamatan yang tinggi. 3. Perawatan Perbaikan ( Corrective Maintenance ) Corrective Maintenance adalah kegiatan perawatan yang tidak direncanakan, kegiatan ini dilakukan setelah suatu kompoenen atau sistem mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan komponen atau sistem yang rusak tersebut pada kondisi seperti semula. Kegiatan perawatan ini bersifat tidak terjadwal, artinya tergantung dari kondisi komponen atau sistem itu sendiri.

Allan T Stutts membagi strategi pemeliharaan bangunan gedung manjadi 4 ( empat ) jenis yaitu : a. Pemeliharaan korektif ( Corrective Maintenance ) Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilaksanakan berdasarkan pada suatu jadwal tertentu yang sudah dibuat sebelumnya atau selama masa inspeksi, sebagian

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

kegiatan juga dilakukan sebagai hasil dari dilaksanakannya aktivitas inspeksi pada penerapan strategi pemeliharaan pencegahan. b. Pemeliharaan Renovatif ( Renovative Maintenance ) Pemeliharaan renovatif dilakukan ketika peralatan peralatan yang ada dikeluarkan untuk sementara waktu dari area pelayanan. Pemeliharaan ini melibatkan suatu modifikasi perancangan ulang atau instalasi teknologi baru. Pemeliharaan tenovative ini menjadi perlu diperhitungkan apabila biaya untuk aktivitas overhaul bertambah besar dari biaya penggantinya. c. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) Pemeliharaan pencegahan merupakan suatu usaha yang dilaksanakan untuk menjaga agar kondisi bangunan tetap baik dengan melakukan inspeksi, deteksi dan

penggantian komponen terhadap gejala-gejala awal kerusakan. Pemeliharaan pencegahan ini dilakukan pada fasilitas-fasilitas bangunan yang dianggap vital sebagai upaya untuk meminimumkan terjadinya kerusakan pada fasilitas-fasilitas tersebut. d. Pemeliharaan Darurat (Breakdown Maintenance) Pemeliharaan darurat baru dilakukan apabila suatu bangunan atau peralatan mengalami kerusakan. Dengan kata lain tidak ada kegiatan pemeliharaan yang dilakukan sampai fasilitas tesebut rusak. Walaupun sebenarnya strategi pemeliharaan seperti ini tidak disarankan, tetapi strategi ini mungkin menjadi penting untuk elemenelemen dari suatu bangunan yang berharga tidak terlalu mahal. Hal ini juga berlaku untuk peralatan yang tidak terlalu penting dalam menunjang operasi pelayanan dari suatu bangunan.

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

Sedangkan menurut hasil kajian pedoman teknis pemeliharaan dan perawatan gedung (2005) pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dapat dibagi dalam 4 (empat) strategi pemeliharaan, yaitu: a. Pemeliharaan atau Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance) 1. Kegiatan yang ditujukan untuk mempertahankan keutuhan fisik semula dan mencegah atau menghilangkan perawatan korektif. 2. Kegiatan yang dilakukan secara teratur dengan melakukan inspeksi bangunan gedung berikut perlengkapan/ peralatannya secara rutin, agar dapat menemukan permasalahan arsitektural, struktural, mekanikal, elektrikal dan tata ruang luar, sebelum terjadi kerusakan yang membutuhkan perbaikan kecil, sedang atau besar. b. Perawatan Korektif (Corrective Maintenance) 1. Kegiatan yang melibatkan perbaikan-perbaikan nyata yang ditujukan untuk mempertahankan fungsi dari peralatan / perlengkapan bangunan gedung, fungsi utilitas, dan fungsi-fungsi lainnya sebagaimana ditentukan pada dokumen kontrak untuk dan oleh penyedia jasa / pengguna jasa. 2. Perbaikan dilakukan berdasarkan kondisi kerusakan komponen bangunan gedung. c. Pemeliharaan atau Perawatan Rutin (Routine Maintenance) 1. Kegiatan yang paling banyak dilakukan, yang merupakan bagian terbesar dari pekerjaan tata graha (house keeping). 2. Kegiatan yang difokuskan pada pekerjaan pembersihan dan perapihan serta perawatan rutin, seperti penggantian suku cadang yang sudah pada waktunya harus diganti (meskipun masih berfungsi).

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

d. Perawatan Kosmetik (Refurbishment) 1. Kegiatan yang ditujukan pada usaha meningkatkan penampilan bangunan gedung (perawatan kosmetik) dengan melakukan penggantian pada beberapa bagian bangunan gedung dengan bahan-bahan yang baru. 2. Kegiatan ini dapat berupa dekorasi, rehabilitasi, renovasi, restorasi, revitalisasi dan refurbishment. Menurut East Sussex County Council, membagi strategi pemeliharaan menjadi 4 jenis yaitu: 1. Planned Maintenance Perawatan terencana dilakukan untuk mencegah kegagalan utama dan mengurangi jumlah keseluruhan biaya pemeliharaan dari waktu ke waktu, yang dikerjakan sebagai hasil suatu penilaian terhadap aset bangunan. 2. Term Maintenace (Term Maintenance or Preventive Maintenance) Pemeliharaan yang dilakukan pada interval waktu yang telah ditentukan. 3. Reactive Maintenance Reactive Maintenance (korektif, hari perhari) merupakan pemeliharaan minor yang tidak direncanakan untuk mengetahui kerusakan barang, kegagalan atau pengrusakan dari komponen dan mengidentifikasi barang yang akan dibuang. Terlepas dari kebutuhan peraturan, tidak ada kegiatan pemeliharaan yang dilakukan sampai barang tersebut mengalami kerusakan atau kualitas barang dibawah spesifikasi minimum, reactive maintenance digunakan untuk sebagian kecil barang yang kurang penting dan diperuntukan pada barang yang akan diperbaharui, diganti atau dibuang.

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

4. Required Maintenance (Backlog) Required Maintenance (Backlog) merupakan pemeliharaan yang ditunda

pelaksanaannya pada pemeliharaan terencana maupun tidak terencana yang biasanya disebabkan karena kekurangan biaya. Menurut A.J. Fagg, strategi pemeliharaan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu: 1. Day to day Maintenace Merupakan aktivitas pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan yang tidak terduga. 2. Cyclic Maintenance Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan. 3. Planned Maintenance Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki fasilitas bangunan kepada kondisi standart yang dapat diterima.

C.

Organisasi Manajemen Perawatan gedung Karena tujuan suatu instansi / departement berbeda- beda, maka susunan organisasi

pun demikian pula halnya, artinya tidak ada satu pun organisasi yang dapat digunakan untuk segala macam kegiatan dan situasi dengan hasil yang sama. Beberapa ahli mendefinisikan organisasi adalah sebagai berikut : Pfiffner & Sherwood, mendefinisikan suatu pola dari cara cara dimana sejumlah orang yang saling berhubungan, bertemu muka secara intim dan terkait dalam suatu tugas yang bersifat kompleks, berhubungan antara satu dengan yang lainnya secara sada, menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistematis.

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

10

Organisasi pemeliharaan bangunan akan ditentukan oleh karakteristik organisasi induk dimana pemeliharaan bangunan sering merupakan suatu unit atau departement / bagian yang khusus menangani kegiatan pemeliharaan bangunan, Organisasi pemeliharaan bangunan gedung bertanggung jawab terhadap : 1. Beroperasinya seluruh fasilitas yang ada dengan baik 2. Pemeliharaan bangunan gedung 3. Pemelihraan dan perbaikan fasilitas yang ada 4. Pengendalian biaya 5. Inventory suku cadang 6. Renovasi 7. Melakukan renovasi atas staff nya 8. Membuat laporan pengeluaran kegiatan kepada atasannya Matthias Aroef mendefinisikan organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuannya. Menurut Imam Soeharto ( 1997 ), proses pengorganisasian, mempunyai urutan sebagai berikut : a. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan. Lingkup kegiatan terdiri dari sejumlah pekerjaan yang berbeda beda, misalnya tahap implementasi fisik proyek engineering construction pada perusahaan konstruksi, mulai dari menyiapkan gambar- gambar design engineering, pengadaan, pembelian material, sampai dengan konstruksi. Ini semua perlu diidentifikasi dan di klarifikasi untuk mengetahui berapa besar volume, macam dan jenis rangka bangunan sebelum diserahkan kepada individu atau kelompok yang menanganinya.

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

11

b. Mengelompokan pekerjaan Setelah melakukan identifikasi dan klarifikasi, dilanjutkan dengan mengelompokan pekerjaan tersebut kedalam unit atau paket yang masing-masing telah diidentifikasi biaya, jadwal, dan mutunya, selanjutnya diserahkan kepada individu atau kelompok yang menanganinya. c. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan Sejajar dengan kegiatan tersebut butir a dan b, pada tahap ini dimulai persiapan pihakpihak yang akan menerima tugas tersebut, seperti memilih keahlian dan keterampilan kelompok yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang akan menjadi tanggung jawabnya. d. Mengetahui wewenang dan tanggung jawab Agar hasil pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan maka kelompok yang menerima pekerjaan harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya, untuk menghindari tumpang tindihnya suatu pekerjaan yang dilakukan. e. Menyusun mekanisme organisasi Mekanisme organisasi perlu dilakukan mengingat kemungkinan besar pelaku yang akan melaksanakan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain akan saling terkait dan agar semua bagian pekerjaan yang akan ditanganinya dapat bergerak maju.

Organisasi pemeliharaan gedung yang dibentuk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan pemeliharaan bangunan gedung dengan memperhatikan penyediaan pelayanan yang cukup serta mampu bekerja secara efektif dengan memonitor dan melakukan pengawasan performance bangunan gedung.

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

12

Sesuai dengan prisip prinsip manajemen, langkah-langkah dalam membuat organisasi pemeliharaan bangunan adalah sebagai berikut : 1. Membuat dengan bertanggung jawab divisi-divisi dengan jelas wewenangnya dengan seminimal mungkin adanya overlap 2. 3. 4. Membuat jalur vertikal kewenangan dan pertanggung jawaban sependek mungkin Membuat jumlah orang optimum yang melaporkan kepada satu orang atasannnya Menyiapkan organisasi dengan melibatkan personal personalnya.

Dalam pembentukan suatu organisasi pemelihaaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tipe dari pemeliharaan Jadwal atau waktu dijalankannya pemeliharaan Situasi lingkungan Ukuran dari bangunan Jangkauan dari departemen pemeliharaan bangunan gedung Tingkat penekanan kerja berdasarkan peletihan dan reliability.

Pelaksanaan pengoperasian dan perawatan yang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan secara efisien dan efektif memerlukan organisasi yang baik dengan ketentuan sebagai berikut : a. Seluruh personil mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas dan terukur. b. c. Seluruh personil merupakan tenaga terampil dan handal sudah terlatih dan siap pakai. Manajeman menerapkan pemberian imbalan dan sanksi yang adil.

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

13

Bentuk Struktur organisasi Formal yang biasa digunakan oleh perusahaan yang terkenal ada 3 ( tiga ) Yaitu : a. Organisasi Fungsional Organisasi fungsional merupakan suatu bentuk organisasi dengan memecah atau mengelompokan tiap tiap item bagian sesuai dengan fungsinya, organisasi ini memiliki ciri utama struktur piramida, dengan konsep otoritas dan hirarki vertikal dengan sifat sifat sebagai berikut : 1. Prinsip komando tunggal dimana masing masing personil hanya memiliki satu atasan. 2. Setiap personil memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas 3. Arus informasi dan pelaporan bersifat vertikal 4. Hubungan kerja horisontal diatur dengan prosedur kerja, kebijakan (policy ) dan petunjuk pelaksanaan. 5. Mekanisme koordinasi antar unit bila diperlukan dengan rapat rapat atau membentuk panitia perwakilan. Menurut Imam Soeharto ( 1997 ). Berpendapat bahwa terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan struktur organisasi fungsional antara lain : 1. Memudahkan pengawasan karena personil melapor hanya kepada satu atasan 2. Adanya potensi meningkatkan ketrampilan dan keahlian individu serta kelompok untuk menjadi spesialis pada bidanganya. 3. Konsentrasi dan perhatian personil terpusat pada sasaran bidang yang bersangkutan. 4. Pengguna sumber daya yang semakin efisien sebagai akibat pekerjaan yang sejenis dan berulang ulang. 5. Memudahkan pengendalian kinerja serta biaya, jadwal, dan mutu produk.

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

14

Plant Manager

Equipment Supervisor

Project Management

Surveyor supervisor

Shop Operation Field Operation

Electrical Work Mekanical Work

Estimation Supervisor

Sipil Work Gambar 1 Function-Grouped Construction organization

Selain itu struktur organisasi tipe ini memiliki beberapa kekurangan terutama yang berkaitan dengan pengembangan organisasi bila menangani pekrjaan yang dinamis, misalnya : 1. Sulit mengkoordinasikan dan mengintegrasikan pekerjaan yang multi disiplin dan melibatkan banyak pihak diluar organisasi. 2. Cenderung memprioritaskan kinerja dan keluaran masing masing bidang/ kelompok sehinggga cenderung mengabaikan tujuan akhir organisasi. 3. Makin besar organisasi, makin panjang prosedur pengambilan keputusan. 4. Kurangnya jalur komunikasi horizontal. b. Organisasi Produk dan area Struktur organisasi produk dan area terbagi bagi menjadi divisi divisi bertanggung jawab terhadap laba dan rugi divisi yang bersangkutan. Pada struktur Organisasi produk apabila perusahaan mengalami perkembangan produksi atau perusahaan mengelami perkembangan produksi atau perusahaan mempunyai produksi yang berbeda-beda, maka struktur organisasi dibagi terlebih dahulu menjadi produksi tersebut.

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

15

General Manager

Concerete Division

Excavation Division

Mansory Divisioning

Project

Equipment

Estimator

Management

Management Shop Field Admin/ Logistic

Gambar 2 Product - Grouped Construction organization

Penyusunan Struktur organisasi perusahaan perusahaan besar yang kegiatan usahanya menangani bermacam produk, biasanya didasarkan atas orientasi produk. Ini terjadi jika perusahaan merasa bahwa jumlah dan keanekaragaman produk terlalu besar sehingga sulit untuk ditangani dengan struktur organisasi fungsional. c. Organisasi Matriks Bila pada kedua struktur organisasi sebelumnya mempunytai jalur pelaporan dan arus kegiatan vertikal, maka pada organisasi matriks disamping jalur formal vertikal terdapat juga jalur formal horizontal. Struktur Organisasi matriks biasanya diciptakan berdasarkan kebaikan- kebaikan organisasi fungsional dan organisasi proyek. Para staff atau ahli dihimpun berdasarkan fungsinya untuk mengerjakan proyak tertentu. Struktur Organisasi ini memiliki beberapa

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

16

kelebihan / keuntungan dibandingkan organisasi dengan struktur organisaia lainnya antara lain: 1. Mampu mencapai tingkat koordinasi yang diperlukan untuk menjawab tutututan ganda lingkungan. 2. Dapat memanfaatkan karyawan secara fleksibel 3. Sesuai untuk pengembilan keputusan yang sifatnya rumit serta lingkungan yang tidak stabil 4. Sangat sesuai untuk organisasi ukuran sedang.

Vice President

Direktur ManajemenProyek

Direktur Penelitian & pengembangan

Direktur Produksi

Direktur Pemasaran

Manajer Proyek A Bertanggung jawab terhadap alokasi kerja dan cara pengerjaan

Manajer Proyek B

Bertanggung jawab Memperinci paket pekerjaan sesuai dengan hasil kerja jadwal waktu dan anggaran.

Dst

Gambar 3 Matrikst - Grouped Construction organization

Struktur organisasi matriks juga memiliki kekurangan / kelemahan dalam pelaksanaannya antara lain :

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

17

1. Tidak mampu mencapai efisiensi ekonomis 2. Koordinasi dan komunikasi antar produk sulit. 3. Keahlian teknis hilang karena tidak ada spesialisasi fungsional. 4. Integrasi ataupun standarisasi antar produk sulit tercapai.

D. IPO ( Inspection Pra Operational ) Sebagai upaya untuk mewujudkan kinerja pemeliharaan bangunan gedung yang terukur dan dapat dievaluasi keberhasilannya, diperlukan suatu sistem yang menjabarkan point atau petunjuk secara rinci mengenai apa dan bagaimana proses perawatan bangunan gedung dilakukan. Dalam hal ini penulis akan membahas suatu sistem perawatan bangunan bagian dalam gedung ruang produksi dan quality yang di beri nama IPO ( Inspection Pra Operasional ). Adapun definisi , fungsi dan tujuan IPO dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Definisi IPO ( Inspection Pra Operasional ) IPO adalah suatu pedoman pelaksanaan perawatan terhadap kondisi bangunan gedung dan fasilitas ruang Produksi dan Quality yang memiliki jenis perawatan khusus dan dilakukan secara berkala sesuai dengan persyaratan CPOB ( Cara Pembuatan Obat Yang Baik ) mengacu pada ketentuan BPOM RI( Badan Pengawas Makanan dan Minuman ) yang berlaku di dalam perusahaan farmasi. 2. Fungsi IPO ( Inspection Pra Operasional ) Perawatan bangunan gedung dengan menggunakan sistem IPO ini memiliki fungsi untuk menjamin agar setiap ruangan / gedung dalam keadaan terawat dan siap pakai / digunakan sesuai dengan standard CPOB yang berlaku saat ini Persyaratan bangunan produksi dan quality

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

18

Standard bangunan gedung produksi dan Quality sesuai dengan kebutuhan GMP dan persyaratan CPOB yang berlaku terhadap fasilitas bangunan gedung produksi dan quality : 1. Dinding, langit langit, posisi / kedudukan tempat lampu, dan lain lain dalam kondisi baik. 2. Tidak ada cat yang terkelupas, menggelembung dan retak. 3. Permukaan lantai, dinding dan langit langit tampak bersih, dan tidak ada kotoran atau debu yang menempel. 4. Tidak ada keretakan, lubang atau celah di sekeliling pipa. 5. Tidak ada karat, bekas genangan air, benda asing atau kebocoran. 6. Drainase tertutup dengan baik dan didesinfeksi secara teratur sesuai dengan kebutuhan. 7. Tersedia pencahayaan yang memadai. 8. Pipa pipa dan tabung silinder tidak ada kebocoran dan diberi penandaan yang baik.

9. Suplay dan Return grill AC dan filter secara visual dalam keadaan bersih dari debu, kotoran dan kerusakan. 10. Ruangan diberi penandaan / laber yang benar dan jelas Penulisan dan Pendokumentasian IPO a. Penulisan terhadap IPO sebagai berikut : AAA-IPO-ZZ-XXYYY AAA = Kode area sesuai kategori area

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

19

Misalnya Non Chephalosporin area = BNC ZZ = Menunjukan tahun dari pelaksanaan inspeksi terkait Contoh : 09 untuk tahun 2009 dan seterusnya XX = Menunjukan bulan dari pelaksanaan inspeksi terkait Januari Februari Dst YYY = No Urut IPO = 01 = 02

b. Pendokumentasian IPO Documen Asli disimpan dan didokumentasikan sampai seluruh tindakan perbaikan telah diselesaikan Setelah tindakan perbaikan diselesaikan, dokumen asli diserahkan ke document control untuk disimpan selama 6 tahun. 3. Tujuan IPO ( Inspection Pra Operasional ) Dengan memenuhi kebutuhan akan GMP ( Good Manufacturing Process ) yang baik sistem IPO ini diharapkan dapat menjawab akan kebutuhan tersebut melihat persaingan industri farmasi yang semakin ketat.

Adapun tujuan sistem IPO ini dilakukan adalah sebagai berikut :

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

20

1. Memastikan area produksi dan quality terawat dengan baik dan layak digunakan untuk pembuatan produk farmasi. 2. Mengetahui lebih awal jika terdapat penyimpangan terhadap fasilitas kerja ruang produksi dan quality. 3. Menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan berlangsung, sebagai syarat tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian pekerjaan. 4. Pencatatan / pendokumentasian yang baik terhadap penyimpangan yang terjadi sebagai evaluasi perbaikan. 5. Menetapkan hubungan timbal balik antar satuan kerja.

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

21

Alur Proses Inspeksi Pra - Operational


IPO Inspector / QC Sampler / Personil yang ditunjuk Melakukan IPO Mingguan TIDAK QA Inspector Melakukan IPO Bulanan YA Sesuai? YA IPO Inspector, Supervisor/Foreman Produksi & QA Inspektor Melakukan Verifikasi Fasilitas dapat digunakan sesuai dengan IPO mingguan Sesuai?

Fasilitas dapat digunakan dalam kurun waktu tertentu

Supervisor/Foreman Area & QACompliance Menentukan ada/tidaknya pengaruh terhadap kualitas, keamanan, kemurnian dan efikasi/khasiat obat

YA

- Berpengaruh?

TIDAK

Fasilitas Produksi Dapat Digunakan dalam kurun waktu tertentu Supervisor Area Terkait Membuat CAPA

Proses tidak dapat dilanjutkan sebelum perbaikan dilakukan TIDAK QO Manager/ Personil yang ditunjuk Memverifikasi hasil inspeksi dan dampak Sesuai dengan hasil evaluasi? YA Supervisor Area Terkait Membuat CAPA TIDAK QO Manager Mereview CAPA CAPA Disetujui?

TIDAK CAPA Disetujui? Supervisor Area / QA Compliance / ME Foreman Input CAPA pada Tracking System YA Supervisor Area Terkait Melaksanakan CAPA

YA Supervisor Area / QA Compliance / ME Foreman Input CAPA pada Tracking System Supervisor Area Terkait Melaksanakan CAPA

QO Manager / Personil yang ditunjuk Verifikasi pelaksanaan CAPA

TIDAK

CAPA Telah sesuai? TIDAK YA

QO Manager / Personil yang ditunjuk Verifikasi pelaksanaan CAPA

CAPA Telah sesuai? YA Fasilitas Produksi Dapat Digunakan QA Compliance CAPA ditutup

QA Compliance CAPA ditutup

Document Control Simpan Dokumen Asli

Gambar 4 Alur proses IPO ( Inspection Pra Operational )

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

3222

DAFTAR PUSTAKA A.J.Fagg ; Stategi Pemeliharaan Gedung, Edisi kedelapan, penerbit Erlangga ; Jakarta 1999 Allan T Stuts ; Maintenance Building Strategic, Massacisets Institute Of technology ; 1986 Antony S.Corder ; Operation Manajeman Building , penerbit Akademika Pressindo ; Jakarta 1995 Arditi & Nawakorawit ; Building Manjemen System, penerbit PT. Grasindo Jakarta ; 1999 Biegel, Jhon E ; Maintenance Framework, penerbit Prentice Hall, New Jersey, terjemahan dalam bahasa Indonesia 1999 Ebeling ; Tinjauan Menajeman Pemeliharaan Gedung, Manajemen, Analiysis, Masacussets Institute Of Technology ; 1997

Pfiffner & Sherwood ; Organisasi Perawatan Gedung, Edisi Kedua, Penerbit Intraaksara ; Jakarta 1999. Soeharto, Imam ; Organisasi building system, jilid satu, edisi kedua, penerbit Intraaksara ; Jakarta 1999. Timbo, Robert ; SOP Inspection Pra Operational, Bristol Myers Squibb Indonesia ; Jakarta 2004

Disusun Oleh: Muhibbuddin / Nim : 1009200060071

23

Anda mungkin juga menyukai