Anda di halaman 1dari 7

KHILAFAH FATIMIYAH A. Asal usul Nama dinasti ini diambil dari nama putri nabi Muhammad, Fatimah az-zahra.

. Pendirinya bernama ubadillah al-mahdi. Ia mengaku berasal dari keturunan nabi Muhammad SAW. Dinasti ini berkuasa dari tahun 297-576 H / 909-1171 M dan berfaham syiah ismailiyah. Tokoh yang berjasa mempropagandakan ke khilafah ini adalah Abdullah asy-syii. dari propaganda yang di sistematis dan terus menerus, khilafah ini berhasil menghimpun pengikut, terutama dari kalangan orang-orang barbar sekte kitamah. Gubernur-gubernur aghlabiyah dan pengusaha idrisiyah di afrika utara berhasil di tumbangkan. Keberhasilan ini mengilhami rencana berikutnya yaitu memasuki mesir. Dinasti ini kemudian memasuki mesir dibawah komando jendralnya yang bernama jawhar as-siqili pada tahun 909 M. pengusaha mesir pada waktu itu bernama ikhsyidiyah ditundukkan. Setelah memasuki mesir, jawhar membangun kota baru yang diberi nama al-qahira yang berarti kota kemenangan dan kemudian dijadikannya ibukota kekhilafah fatimiyah. B. Fatimiyah di Mesir Pada periode mesir ini kekhilafah fatimiyah mencapai puncaknya terutama pada masa kepemimpinan Al-muizz, Al-aziz dan Al-hakim. Puncaknya adalah pada masa al-aziz. Istananya bisa menampung 30.000 tamu, mesjidnya sangat megah, perhubungannya sangat lancar, dan keamanannya sangat terjamin. Perekonomian perdagangan industry dan pertanian dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi pada waktu itu. Dibawah fatimiyah, mesir dan kairo mengalami kemakmuran ekonomi dan kemajuan cultural yang menyaingi Baghdad. Hubungan perdagangan dengan dunia non islam dibina, termasuk india dan negri-negri mediterania yang Kristen. Di mesir, fatimiyah memperluas kekuasaannya sampai palestina dan suriah, dan mengambil alih penjagaan atas tempat-tempat suci di

Hijaz. Di bidang kebudayaan, dinasti fatimiyah mencapai kemajuan yang pesat, terutama setelah didirikannya masjid jami al-azhar yang berfungsi sebagai pusat pengkajian islam dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam perjalanan sejarahnya masjid ini menjadi universitas yang tidak saja dimanfaatkan orangorang syiah melainkan juga orang-orang sunni. Ketika masuk ke mesir, kekhalifah Muizz Li Dinillah mengatakan bahwa kedatangannya ke mesir bukan untuk memperluas wilayah atau menambah kekayaan melainkan untuk menegakkan kebenaran, menjaga jamaah haji, mengatakan jihad melawan orang orang kafir, mengakhiri hidup dengan beramal sholeh dan menunaikan apa yang diperintahkan oleh nenek moyangnya, yakni nabi Muhammad SAW. Setibanya di kairo, ia langsung sujud dan sholat 2 rakaat. Dalam pertemuan dengan orang orang yang mengucapkan selamat, ia memerintahkan untuk melepaskan seluruh tahanan yang dipenjarakan oleh ikhsyid dan kafur. C. Para Khalifah Fatimiyah dan Prestasinya Khalifah Muizz berusaha untuk memantapkannya di Hijazz dan Syam, karena kedua wilayah ini kadang masih menyebut khalifah abbasyiah di mimbar mereka, sesuatau yang tabuh dilakukan oleh mereka. di samping itu dikhawatirkan akan terjadi pembalasan dari pihak bani abbas yang ingin merebut kembali mesir atau serangan dari romawi yang ingin merebut kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai. Hal ini terjadi karena romawi bizantium sedang bangkit dan berambisi mewarisi daulah abbasyiah yang melemah. Kekhalifah al-muizz berusaha keras meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memperbaiki system perpajakan, meningkatkan keamanan, memajikan pertanian, perdagangan dan kerajinan, menegakkan keadilan dan tetap member toleransi kepada seluruh anggota masyarakat. Pada masa itu, al-muizz juga mulai mengenalkan faham syiah dan mengadakan 6 perayaan maulid yaitu perkenaan dengan kelahiran nabi, ali, Fatimah, Hassan, khusein dan khalifah yang sedang berkuasa. Khalifah al-muizz hanya 2 tahun berkuasa di mesir. Ia wafat tahun 365 H [ 975 M ]. Khalifah Al-Aziz, menjadi khalifah menggantikan al-muizz pada umur 20 tahun. Pada masanya, kekuasaan fatimiyah terbentang dari samudera atlantik sampai laut merah, yaman, hijaz, damasqus dan mosul, sehingga saat itu fatimiyah tidak hanya

menjadi saingan abbasyiah bahkan lebih unggul dan menjadi satu satunya islam yang mempunyai angkatan laut di laut tengah timur. Al-aziz banyak melakukan usaha usaha penting dalam kebudayaan dan kemasyarakatan. Dialah yang mulai membangun jami yang pembangunannya kemudian di sempurnakan oleh anaknya, membangun perpustakaan besar dalam istana yag memiliki satu juta buku dalam berbagai ilmu dan kemudian mengubah jami al-azhar menjadi universitas. Al-aziz sangat aktif menyiarkan faham syiah dan berusaha untuk mensyiahkan masyarakat mesir, ia terkenal toleran terhadap ahluz-zimma sehingga ia mengawini 2 orang masehi dan mengangkat yaqub menjadi salah satu mentrinya, padahal sebelumnya ia beragama yahudi. Disamping itu, al-aziz mengangkat orang masehi menjadi salah satu mentrinya seperti isa yang masih tetap beragama masehi walaupun mempunyai jabatan tinggi dan abu al-fath al-mansyur untuk menjadi dokter pribadi dan anaknya. Al-aziz wafat tahun 368 H / 996 M dalam usia 44 tahun. Khalifah Al-hakim, mempunyai kepribadian yang unik, penuh misteri dan banyak menarik perhatian orientalis timur maupun barat diantara mereka ada yang menganggap al-hakim mempunyai kelainan dalam dirinya dan ada juga yang menganggap pikirannya labil. pada tahun permulaan pemerintahannya, ia mempunyai perhatian sangat besar terhadap kewajiban yang diembannnya. Ia bergaul dengan rakyat di jalan jalan dan di pasar pasar, mendengarkan keluhannya dan berusaha memecahkannya. Di samping itu, ia berusaha keras untuk meningkatkan pertanian. Rakyat merasa tenang dan aman. Ia diaanggap mempunyai pemikiran yang cemerlang. Dalam usia 20 tahun ia mendirikan Dar alhikmah yang menjadi pusat pengkajian ilmiah tingkat tinggi. Di tempat itu alhakim mengumpulkan ilmuan ilmuan terbaik dari berbagai bidang. Kegiatan alhikmah tampaknya meniru apa yang ada di bait al-hikmah bagdad dengan menambah beberapa kegiatan lain tanpa dipengaruhi kepentingan politik ataupun aliran. Selain memberikan fasilitas yang diperlukan, al-hakim juga menyediakan sebuah perpustakaan besar yang disebut Dar Al-llm. Al-hakim suka memperhatikan wanita dan sering merasa cemburu sehingga ia menetapkan semua wanita harus berada di rumah, tidak keluar kecuali karena

keperluan yang mendesak. Oleh karena itu, ia melarang tukang sepatu membuat sepatu wanita, bahkan ada sebagian yang dibunuh akibat melanggar ketentuan itu. Pada tahun 400 H, Al-Hakim menetapkan untuk hidup berzuhud, makan minum sedikit, menutup dapur rumah tangga khalifah, melarang orang menyebut dirinya maulana, meninggalkan kebiasaannya naik kuda dan menggantinya dengan naik himar, membaur dengan rakyat tanpa berpayung dan pengawal, menghapuskannya semua gelar baru dan membebaskan semua budak baik laki-laki maupun perempuan. Di samping itu ada beberapa larangan dan perintahnya terlihat lucu seperti melarang menjual mulukkhiyah [ jenis sayuran ] karena muawiyah menyukainya, memerintahkan agar bekerja di malam hari dan tidur di siang hari, melarang menanam pohon anggur karena ia tidak senang minuman keras. Al-hakim mempunyai mata-mata yang terdiri dari wanita-wanita yang keluar masuk rumahrumah penduduk, oleh karena itu banyak sekali yang menyangka al-hakim banyak mengetahui hal-hal ghaib. Kematian al-hakim misterius sebagaimana hidupnya yang penuh misteri. Ia terbunuh diatas himarnya, bajunya berlumuran darah, sedangkan pembunuhnya tidak diketahui. Adz-Dzahir dibaiat menjadi khalifah menggantikannya ayahnya pada tahun 411H, ia banyak menghapus UU yang dianggap kurang sesuai, dan banyak mencurahkan perhatian terhadap pertanian. Kehidupan rakyat menjadi stabil dan dilakukan mengalami penghambatan. Pada masa itu timbul lah pemberontakan di Syam, namun dapat dipadamkan, bahkan wilayah fatimiyah bertambah luas setelah terjadinya pemberontakkan itu. Adz-dzahir wafat tahun 427H/1035M. Al-Muntanyir berusia 7 tahun ketika ayahnya adz-dzahir wafat. Karena itu masa berkuasanya sangat panjang yaitu 60 tahun, masa terpanjanng bagi seorang khalifah dalam sejarah islam. Al-Muntansyir juga mengalami masa susah yaitu ketika air sungai nil surut yang menyebabkan hancurnya pertanian sehingga kelaparan melanda mesir. Ketika

keadaan membaik, kekuasaan sepenuhnya berpindah ke tangan para mentri sehingga ia harus puas dengan apa yang diberikan paar mentri. Sejak saat itu lah khalifah hanya sebagai lambang saja, sedang kekuasaan sesungguhnya berada di tangan para mentri. Diantara mentri yang sangat berjasa pada amasa al-muntansyir adalah yashuri yang telah berusaha keras untuk menguasai seluruh gudang makanan dan membuat UU tentang pembagian makanan pada rakyat. Al-muntansyir wafat pada tahun 484H/1094M. sepeninggal al-muntansyir masih ada 6 khalifah lagi namun keberadaan mereka tidak banyak mempunyai peran dalam khalifah fatimiyah. D. Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Khalifah al-aziz adalah seorang yang mempunyai perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan. Ia didampingi mentri yang termasuk ilmuan besar. Tidaklah mengherankan jika waktu itu istana khalifah juga berfungsi sebagai pusat kegiatan ilmiah tempat berkumpulnya para fuqoha, kurroh, nuhat, ahli hadist dan pejabat. Di samping itu juga, al-aziz banyak mempunyai pegawai yang terdiri dari para ilmuan dalam berbagai bidang. Pada tahun 378H, al-aziz mengubah fungsi jami al-azhar menjadi universitas alazhar yang banyak menarik perhatian para mahasiswa dari seluruh penjuru dunia islam, karena al-azhar diciptakan untuk itu, dan dilengkapi dengan tempat tinggal, beasiswa untuk mahasiswa, dan keperluan hidup yang lain. Al-aziz banyak mengeluarkan dana untuk memberikan gaji yang besar kepada para tenaga pengajar sehingga banyak ulama besar di bagdad yang pindah ke kairo. Ilmu yang dipelajari al-azhar meliputi ilmu naqli seperti tauhid, fiqh, b.arab dan ilmu aqli seperti matematika, mantiq dan kedokteran. Pada tahun 395H, al-hakim mendirikan Dar al-hikmah yang mempunyai banyak tenaga ahli dan ilmuwan dalam bidang naqliyah maupun aqliyah. Kegiatan di dar al-hikmah merupakan kegiatan ilmiyah tingkat tinggi. Disini berkumpul ilmuwan-

ilmuwan terbaik dari berbagai bidang. Al- hakim memberi gaji yang besar kepada mereka serta fasilitas yang cukup sehingga mereka dapat memusatkan perhatiannya untuk menelaah, diskusi, menulis atau mengarang. Diantara fasilitas yang tersedia adalah perpustakaan yang besar yang disebut Dar al-llm. Perpustakaan ini mempunyai buku sekitar 600.000 jilid, jumlah yang sangat besar saat itu. Pada masa sulit dibawah Al-Muntashir, banyak diantara buku itu dicuri, di jual, dan dibawa ke daerah lain dan ada yang dibuang. Disebutkan bahwa sebagian buku itu diambil kulitnya untuk dijadikan sepatu atau sandal, sedang bukunya dibuang atau dibakar. E. Ilmu-ilmu Agama Pada Masa Fatimiyah Ilmu agama yang dikembangkan pada masa fatimiyah meliputi tafsir, hadist, fiqh, dan sastra. Pembahasan nahwu dimesir saat itu lebih menonjol, dibandingkan dengan kota-kota lain. Hal ini disebabkan, dorongan dan rangsangan dari para penguasa fatimiyah. Tokoh nahwu yang muncul saat itu antara lain : Abu Thahir, Abu Yakub Yusuf, dan Abu Al-Hasan Ali. Di samping itu para penguasa berani mengeluarkan dana yang besar untuk membeli buku-buku yang terdapat di tempat lain. Oleh karena itu perpustakaan fatimiyah memiliki banyak tulisan-tulisan asli dari tangan penulis, diantaranya tulisan tangan Khalil bin Ahmad (guru syibawayh). Syair pada masa fatimiyah banyak mendapat perhatian besar. Para penguasa banyak memanfaatkan mereka untuk memuji khalifah, menyebarkan faham syiah, dan memperkuat kedudukan para penguasa fatimiyah. Para penyair menggunakan kesempatan ini untuk mencari rizki atau mata pencarian. Diantara penyair yang muncul saat itu adalah Ibn Hani, Abu Abdillah Muhammad, dan Abu Ala AlMaari. Selain bidang agama, para penguasa Fatimiyah juga berusaha mengembangkan bidang aqli seperti filsafat, matematika dan kedokteran. Muncul filosof yang terkenal yaitu Ar-Razi, Abu Yakub, Jafar bin Mansyur, Hamid Ad-Din, dan Abu Abdullah yang ahli dalam ilmu kedokteran. Ia telah mengarang beberapa buku

kedokteran antara lain : kitab dan madat Al- Baqa. Dalam bidang matematika muncul tokoh-tokoh terkenal seperti abu ali Muhammad al-hait sami yang berasal dari basra. Ia mempunyai buku karangan sebanyak 44 buah, 3 diantaranya dalam bidang kedokteran. F. Kelemaham dan Keruntuhan Bani Fatimiyah Banyak factor yang menyebabkan khilafah fatimiyah mundur dan kemudian hancur setelah menguasai dunia islam dalam waktu yang relativ lama. Faktorfaktor tersebut antara lain : 1. Politik fatimiyah yang keras terhadap masyarakat sunni mesir untukuntuk menganut dan mengakui ajaran syiah 2. Peran khalifah yang tidak berfungsi secara utuh 3. Persaingan dan perebutan dalam menduduki kursi wazir khalifah 4. Terjadinya pemberontakan di mesir dan disekitarnya 5. Lemahnya perekonomian rakyat dan negara

Anda mungkin juga menyukai