Anda di halaman 1dari 9

PENGUJIAN TRANSFORMATOR UKUR 1. Tujuan a. Praktikan dapat mengetahui transformator ukur. b.

Praktikan dapat menggunakan transformator arus / current transformers (CT). c. Praktikan dapat menggunakan transformator tegangan / potensial transformers (PT). d. Praktikan dapat mengukur arus dan tegangan dengan perbandingan menggunakan current transformers dan potensial transformer. 2. Dasar Teori Transformator untuk alat-alat pengukuran. Pada pengukuran arus searah, untuk memperbesar daerah pengukuran digunakan tahanan shunt atau seri. Untuk kepentingan yang sama maka dalam pengukuran pada arus bolakbalik, suatu transformator khusus yang digunakan dikenal sebagai transformator sebagai alat-alat pengukuran. Dalam prinsipnya suatu transformator alat pengukur adalah identik dengan transformator daya, akan tetapi dalam transformator alat-alat yang dipentingkan bukanlah kerugiankerugian daya, akan tetapi kesalahan-kesalahannya. Suatu keadaan yang menguntungkan dalam penggunakaan transformator alat-alat pengukuran adalah bahwa alat pengukur akan memungkinkan terisolasi dari jaringanjaringan utama. Transformator untuk alat-alat pengukuran dapat berupa transformator untuk arus dan tegangan. Transformator untuk arus dikenal sebagai transformator arus dan transformator untuk tegangan dikenal sebagai transformator tegangan. Penggunaan transformator- transformator tersebut pada umumnya dilakukan pada frekwensi-frekwensi komersil akan tetapi kadang-kadang pula dipergunakan pada frekwensi audio.

Gambar 2.1. Rangkaian equivalent transformator Prinsip-Prinsip Kerja Dalam gambar 1 diperlihatkan transformator yang mempunyai lilitan primer N1 dan lilitan sekunder sebanyak N2 yang dihubungkan dengan beban Z pada lilitan-lilitan sekundernya. Dengan lilitan-lilitan primernya dihubungkan dihubungkan dengan sumber daya arus bolak-balik seperti diperlihatkan pada gambar 1. Rasio dari lilitan-lilitan adalah n=N1/N2 . Misal tegangan primer arus V1 dan tegangan sekunder V2 , arus primer I1 dan arus sekunder I2. Mengingat suatu transformator yang ideal akan memenuhi persamaan-persamaan : V1 = - n V2 I1 = -1/n.I2 Maka persamaan antara tegangan primer dan tegangan sekunder serta antara antara arus primer dan arus sekunder hanya ditentukan oleh rasio dari lilitan-lilitan. Akan tetapi dalam prakteknya, sebagian dari arus I dipakai untuk membangkitkan fluksi magnetis di dalam kumparan besi. Nyatakanlah bagian ini sebagai I0 , maka : n.I1 + I0 Rasio Transformator
Kn = V1n V2 n

Dimana V1n dan V2n adalah harga-harga nominal dari tegangan-tegangan primer dan sekunder dari transformator, dan rasio :
Kn = I 1n I 2n

Dimana I1n dan I2n adalah harga-harga nominal dari arus-arus primer dan sekunder disebut rasio-rasio transformator nominal yaitu untuk masing-masing arus dan tegangan. Bila rasio gtransformator yang sebenarnya dinyatakan dengan K maka untuk transformator tegangan :
V1 V2

Kn =

Dan dengan demikian , maka kesalahan transformasi atau juga disebut kesalahan rasio dapat dinyatakan sebagai : atau
K n K K nV2 V1 = K V1 K nVn V1 x100 % V1

Demikian pula dalam keadaan yang sama, maka kesalahan rasio untuk transformator arus dapat dinyatakan sebagai :
=
K n I n I1 x100% I1

3. Bahan dan Alat 1. Power Supply 220 Volt 2. Autotrafo 0-240 Volt 3. Ampermeter AC 10 Ampere 4. Voltmeter AC 5. Current transformer (CT) 1/100 6. Modul transformator tegangan 7. Modul resistor variabel 8. Kabel penghubung (jumper) 1 buah 1 unit 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 1 unit secukupnya

4. Gambar Rangkaian

gambar 4.1 Rangkaian percobaan PT

Gambar 4.2. Rangkaian percobaan CT 5. Langkah Kerja 1. Memeriksa sumber listrik dan peralatan dalam keadaan baik. 2. Membuat rangkaian seperti pada gambar 4.1. 3. Mengatur modul PT sesuai dengan Tabel 6.1. 4. Membuat rangkaian sesuai dengan gambar 4.2 CT 1. 5. Mengatur variabel resistor untuk mendapatkan arus sesuai tabel 6.2. 6. Membuat rangkaian seperti gambar 4.2 CT 2. 7. Mengatur variabel resistor untuk mendapatkan arus sesuai tabel 6.3.

6. Tabel Hasil Percobaan Tabel 6.1. Hasil pengukuran PT Tegangan Autotrafo (V) Tegangan Primer PT (V) 198 49,3 209 52,1 220 54,9 230 57,3 340 59,9

Tabel 6.2. Hasil pengukuran CT tanpa lilitan Arus Utama (A) Arus CT (mA) 0,5 0 1 0 1,5 0 2 0

Tabel 6.3. Hasil pengukuran CT dengan lilitan Arus Utama (A) Arus CT (mA) 7. Analisa Setelah melakukan percobaan dan memperoleh data , maka praktikan dapat menganalisa bahwa : Transformator arus berfungsi untuk mengukur arus beban suatu rangkaian. Dengan menggunakan trafo ini beban yang besar dapat diukur hanya dengan menggunakan alat ukur ampermeter dan juga sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur. Pada tabel percobaan terlihat bahwa semakin besar arus yang diberikan oleh potensio meter makin besar pula nilai arus yang terbaca pada alat ukur. Besar kecilnya arus yang terbaca pada alat ukur juga tergantung pada jumlah lilitan yang dililitkan pada CT tersebut. Semakin banyak lilitan, maka semakin besar arus yang dihasilkan, semakin sedikit lilitan maka semakin kecil pula arus yang dihasilkan. Sedangkan pada CT yang tidak mendapat lilitan seperti pada gambar rangkaian 4.2 CT 1, maka tidak ada arus yang dihasilkan. Potential transformer ( PT ) digunakan untuk mengukur tegangan dengan mengetahui N1 dan N2 serta dengan membaca tegangan V2. Dari tabel percobaan PT terlihat bahwa semakin tinggi nilai Vin yang diberikan dengan memutar variabel resistor, maka semakin besar pula Vout yang terukur pada voltmeter. 8. Kesimpulan 0,5 0 1 0 1,5 0 2 0

Setelah melakukan praktikum dan menganalisa data yang diperoleh, maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa : 1. Dengan menggunakan trafo arus maka nilai arus yang besar dapat ditransformasikan ke nilai arus yang kecil yang berguna untuk pengukuran dan proteksi. Trafo arus juga berfungsi sebagai isolasi antara sisi arus yang diukur / diproteksi dengan alat ukurnya atau alat proteksinya. 2. Dengan menggunakan trafo tegangan maka nilai tegangan yang besar dapat ditransformasikan ke nilai tegangan yang kecil yang berguna untuk pengukuran dan proteksi. Trafo tegangan juga berfungsi sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur / diproteksi dengan alat ukurnya atau alat proteksinya.

9. Pertanyaan dan Tugas

1. Jelaskan prinsip kerja transformator. 2. Sebutkan jenis-jenis transformator. 3. Jelaskan prinsip kerja CT dan kapasitas serta ratio CT. 4. Jelaskan prinsip kerja transformator ukur. jawaban: 1. Prinsip kerja transformator Bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan arus bolak-balik, maka di dalam inti besi akan dihasilkan fluks magnet yang berubah-ubah. Tegangan bola-balik E1 akan mengalir arus (I1) yang akn membangkitkan fluks di dalam inti besi, dimana fluks tadi membangkitkan tegangan induksi E2 (EMK sekunder) pada klem-klem kumparan sekunder. Tegangan induksi ini tidak hanya dibangkitkan pada kumparan primer tetapi juga kumparan sekunder. (sumber : F. Suyatmo, 1984: 119-120).

Gambar Prinsip kerja transformator 2. Jenis-Jenis Trafo 1. Trafo step up 2. Trafo step down 3. Autotransformer 4. Autotransformer variable 5. Transformator isolasi 6. Transformator pulsa 3. Prinsip Kerja CT

Cara kerja dari trafo arus ini: Jika pada kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan primer akan timbul gaya gerak magnet sebesar N1 I1. gaya gerak magnet ini memproduksi fluks pada inti. Fluks ini membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Jika kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I2. arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder. Rasio Trafo CT : 100 / 5 A 200 / 5 A 300 / 5 A 400 / 5 A 1000 / 5 A

DAFTAR PUSTAKA

1. http://elektroindonesia.com/elektro/elektro.html 2. http://www.sinobal.com/member/spzs/upload/581520041027110858.jpg 3. F. suryanto, Teknik Listrik Instalasi Penerangan, PT. Rineka cipta, jakarta,2002. 4. Jobsheet Praktikum Lab. Proteksi

Anda mungkin juga menyukai