Anda di halaman 1dari 6

KERATOSIS OBLITERANS

Oleh : Yuyun Mawaddatur Rohmah NIM : 082010101034

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2012

KERATOSIS OBLITERANS

Keratosis obliterans adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan epitel liang telinga luar. Keratosis obliterans jarang terjadi. Biasanya secara kebetulan ditemukan oleh pemeriksa dalam pemeriksaan otoskopi. Keratosis obliterans biasanya ditemukan secara bilateral dan dapat disertai dengan bronkiektasis dan sinusitis kronis. Pada keratosis obturans ditemukan gumpalan epidermis di liang telinga disebabkan oleh terbentuknya sel epitel yang berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah telinga luar. Walaupun dapat diamati pelebaran liang telinga serta hyperplasia dan radang epitel dan subepitel, namun tidak ada erosi tulang. Kondisi ini diduga disebabkan oleh produksi epitel dan sumbat skuamosa yang berlebihan atau migrasi epitel yang salah. Terapi yang dianjurkan adalah pengangkatan sumbat dan penanganan proses radang. Pada tahun 1850 Tonybee menemukan gejala awal pada keratosis obliterans yaitu berupa penumpukan jaringan epitel pada liang telinga, yang dideskripsikan secara sama dengan extra auditory canal cholesteatoma(EACC). Pada tahun 1980 oleh Piepergedes et al menyatakan bahwa EACC berbeda dengan keratosis obliterans. Pasien dengan Keratosis Obliterans datang biasanya dengan keluhan nyeri dan gangguan pendengaran dan dapat pula disertai dengan gejala seperti metallic taste. Pasien dapat datang tanpa gangguan telinga tetapi hanya dengan gangguan metallic taste saja. ETIOLOGI Tidak ada penyebab pasti . Walaupun , dapat disebabkan oleh hyperemia kronis yang meningkatkan desquamasi dari keratin dan pembentukan epidermal debris. Teori lain menyangkut penyebab meliputi broncheotracheosinusitis, yang mana suatu refleks sistem nervus simpatik pada glandula serumen menyebabkan hyperemia dan keratin yang berkembang. Dapat pula suatu kesalahan migrasi epithelium indera pendengar yang bertanggung jawab untuk akumulasi terkumpulnya debris. Migrasi yang abnormal mungkin adalah dalam kaitan dengan suatu radang yang dicetuskan karena virus.

PATOFISIOLOGI Terdapat dua bentuk patofisiologi yang berbeda dari keratosis obliterans. Bentuk pertama terdapat suatu radang kronis di dalam subepithelial jaringan dan ini adalah yang bertanggung jawab terhadap hyperplasia epithelium dan akumulasi keratin di dalam saluran eksternal liang telinga. Bentuk kedua tidak ada radang di dalam lapisan kulit saluran yang eksternal liang telinga. Bentuk yang kedua ini terjadi secara bilateral dan mungkin ada kaitan dengan keturunan atau didapat dalam suatu enzim ( belum dikenali) yang bertanggung jawab untuk separasi lapisan keratin yang dangkal. Ini terjadi jika lapisan ini keluar secara normal. Keratosis obliterans yang berhubungan dengan radang kronis, epithelium di dalam saluran liang telinga luar dapat diobati ketika keratin dipindahkan dan mendasari radang sukses diterapi. Bagaimanapun, pasien dengan keratosis obliterans yang tidak berhubungan dengan radang dari saluran kulit akan memerlukan pembersihan telinga secara reguler karena berhubungan dengan mekanisme perpindahan normal dari epitel. Terapi dilakukan dengan mikrosuctin reguler hingga penumpukan debris di liang telingta luar berkurang. Diperlukan terapi ulang setia lima hingga 6 bulan sekali hingga timbul rasa metalik kembali. GAMBARAN KLINIS Gejala secara konvensional terdapat bilateral (kasus masa kanak-kanak yang lebih sering, sedangkan penyakit secara unilateral terjadi lebih banyak pada dewasa)  Mengenai umur muda, kurang dari 40 tahun.  Akut  Kehilngan pendengaran secara konduktif  Kadang-kadang otorrhea

 Penebalan tympani karena desakan dari keratin  Kemungkinan adanya granulasi  Pelebaran saluran telinga  Pada pengujian histopatologi keratin berbentuk lamelar seperti daun. Kondisi dihubungkan dengan eksim, infeksi kulit seborrheic dan/atau furunculosis dan berhubungan dengan radang dalam selaput lendir dan/atau bronchiectasis Pada pasien dengan keratosis obturans terdapat : } tuli konduktif akut, } nyeri yang hebat, } liang telinga yang lebih lebar (karena adanya erosi tulang yang menyeluruh sehingga liang telinga tampak lebih luas), } membran timpani utuh tapi lebih tebal dan } jarang ditemukan adanya sekresi telinga. } Gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang hebat disebabkan oleh desakan gumpalan epitel berkeratin di liang telinga. PEMERIKSAAN  Otoskopi untuk melihat adanya penumpukan keratin  Audiogram untuk melihat conductif hearing loss  CT untuk mengevaluasi kelainan jaringanlunak dari saluran liang telinga luar  Histopatologi TERAPI Penyakit ini biasanya dapat di kontrol dengan melakukan pembersihan liang telinga secara periodic, misalnya setiap 3 bulan. Pemberian obat tetes telinga dari campuran alcohol atau gliserin dalam peroksida 3 %, 3 kali seminggu sering kali dapat menolong.

Yang paling penting adalah membuat liang telinga berbentuk seperti corong sehingga pembersihan liang telinga secara spontan dapat lebih terjamin.

} Keratosis diangkat } Tampon telinga menggunakan Zalf betadine. KESIMPULAN    Keratosis obliterans jarang terjadi dan biasanya bilateral pada anak-anak dan unilateral pada dewasa. Penyebab dari Keratosis obliterans sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkannya. Pasien datang biasa dengan gangguan pendengaran atau tanpa gangguan pendengaran

Pasien diterapi dengan pembersihan liang telinga yang regular setiap 3 atau 6 bulan sekali agar liang telinga bersih dan dapat terhindar dari penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai