Anda di halaman 1dari 17

Menpera Ajak IDI Tangani Masalah Perumahan

Friday, 06 January 2012 07:36 Jakarta - Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz mengajak dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bekerja sama mengangani masalah perumahan di Indonesia. Dokter yang tersebar di seluruh Indonesia, diharapkan memberikan konsultasi kesehatan mengenai bagaimana menciptakan tempat tinggal yang bersih dan nyaman, sehingga kesehatan masyarakat bisa terjaga dengan baik. "Saya mengajak para dokter yang tergabung dalam IDI ikut serta dalam penanganan masalah perumahan di Indonesia, ujarnya, saat memberikan sambutan pada Peresmian Renovasi Gedung Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) di Jakarta, Kamis (5/1). Dalam siaran pers yang diterima Gatranews, Kamis, Kemenpera menyatakan, penanganan perumahan tentunya bukan hanya tugas Kemenpera saja. Atas dasar itu, Kemenpera siap membuka kerjasama dengan PB IDI melalui perjanjian kerja sama di bidang perumahan dan kesehatan. masyarakat. Jika hal itu terwujud, tentunya akan sangat membantu, mengingat dokter merupakan panutan bagi masyarakat. "Saya berharap MoU antara Kemenpera dan PB IDI bisa segera dilaksanakan. Salah satunya melalui program PNPM Bidang Perumahan. Jika hal itu terwujud tentunya para dokter yang ada di seluruh Indonesia, bahkan di desa sekalipun bisa ikut ambil bagian dalam pengentasan kemiskinan melalui bidang perumahan," terangnya. Diungkapkannya, salah satu program Kemenpera yang bisa dibantu PB IDI adalah mengenai program pengentasan kemiskinan melalui bedah rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Rumah bagi MBR yang kurang layak huni seperti pencahayaan yang kurang memadai, atap yang bocor, dinding yang rusak serta lantai rumah dari tanah memerlukan konsultasi dari para dokter terkait dengan masalah kesehatan. Menurutnya, salah satu masalah kesehatan di masyarakat adalah mengenai sumber air yang berdekatan dengan WC. Padahal, jika WC yang ada di kawasan padat penduduk dijadikan komunal, tentunya akan membantu masyarakat. Hal itu pula yang membuat Kemenpera, kedepan, memiliki program pembangunan WC Komunal bagi masyarakat yang tinggal di kawasan padat penduduk. "Kalau dokter bilang kepada masyarakat agar membuat WC komunal, sehingga sumber air yang ada berjauhan dengan septic tank tentu akan diikuti oleh. mereka. Jika kesehatan masyarakat yang dimulai dari perumahan dan kawasan permukiman dapat berjalan dengan baik tentu biaya pengobatan masyarakat bisa berkurang," paparnya.

Sementara itu, Ketua Umum IDI Dr Prijo Sidipratomo Sp Rad (K) menyatakan siap membantu Kemenpera dalam mewujudkan pembangunan perumahan yang sehat dan layak huni. Kedepan, pihaknya siap bekerjasama dengan Kemenpera dalam menjalankan program pengentasan kemiskinan di bidang perumahan rakyat. "Kami siap bekerja sama dengan Kemenpera dalam penanganan kemiskinan di bidang perumahan. Sebab dokter harus siap bertugas demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, terangnya. [IS]

http://www.gatra.com/terpopuler/46-ekonomi/6880-menpera-ajak-idi-tanganimasalah-perumahan

Menpera Gandeng IDI Tangani Masalah Perumahan


Jan 5, 2012 - Rumah.com

RumahCom Untuk menangani masalah perumahan di Indonesia, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz menggandeng para dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Menpera mengharapkan, para dokter yang tersebar di seluruh Indonesia bisa memberikan konsultasi kesehatan untuk menciptakan tempat tinggal yang bersih dan nyaman, sehingga kesehatan masyarakat bisa terjaga dengan baik. Saya mengajak para dokter yang tergabung dalam IDI untuk ikut serta dalam penanganan masalah perumahan di Indonesia, kata Djan Faridz dalam acara Peresmian Renovasi Gedung Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) di Jakarta, Kamis (5/1). Menurut Djan Faridz, meskipun Kemenpera tidak terkait langsung dengan PB IDI, bukan berarti peluang kerjasama antara dua instansi ini tidak bisa berjalan. Pasalnya, penanganan masalah perumahan bukan hanya tugas dari Kemenpera saja. Untuk itu, Kemenpera siap bekerjasama dengan PB IDI di bidang perumahan dan kesehatan masyarakat. Saya berharap MoU antara Kemenpera dan PB IDI bisa segera terlaksana. Salah satunya melalui program PNPM Bidang Perumahan. Jika hal ini terwujud, tentunya para dokter yang ada di desa sekalipun bisa ikut ambil bagian dalam pengentasan kemiskinan melalui bidang perumahan, jelas Djan. Lebih lanjut, Djan Faridz mengungkapkan, salah satu program Kemenpera yang bisa dibantu oleh PB IDI adalah program pengentasan kemiskinan melalui bedah rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Rumah bagi MBR yang kurang layak huni dari sisi kesehatan, memerlukan konsultasi dengan para dokter. Sementara itu, Ketua Umum IDI, Prijo Sidipratomo menyatakan pihaknya siap membantu Kemenpera dalam mewujudkan pembangunan perumahan yang sehat dan layak huni. Oleh karena itu, PB IDI siap bekerjasama dengan Kemenpera dalam menjalankan program pengentasan kemiskinan di bidang perumahan rakyat. Kami siap bekerjasama dengan Kemenpera dalam penanganan kemiskinan di bidang perumahan. Sebab dokter harus siap bertugas demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, pungkasnya. Anto Erawan

Bangun Rumah Sehat, Menpera Minta Masukan IDI


Kamis, 5 Januari 2012 15:41 WIB , JAKARTA - Masyarakat masih terpaku membangun rumah tanpa mempertimbangkan kebersihan dan kenyamananannya. Solusi inilah yang ditempuh Kementerian Perumahan Rakyat menggandeng Ikatan Dokter Indonesia untuk memberi masukan rumah sehat. "Saya mengajak para dokter yang tergabung dalam IDI ikut menangani masalah perumahan di Indonesia," ujar Menpera Djan Faridz dalam sambutan Peresmian Renovasi Gedung Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (5/1/2012). Djan berharap para dokter yang tersebar di seluruh Indonesia diharapkan bisa memberikan konsultasi kesehatan mengenai bagaimana menciptakan tempat tinggal yang bersih dan nyaman sehingga kesehatan masyarakat bisa terjaga dengan baik. Dikatakannya, meskipun Kemenpera tak terkait langsung dengan PB IDI, namun bukan berarti peluang kerjasama antara dua instansi ini tidak bisa berjalan. Pasalnya, penanganan masalah perumahan tentunya bukan hanya tugas dari Kemenpera saja. Untuk itu, Kemenpera siap menjalin kerjasama dengan PB IDI di bidang perumahan dan kesehatan masyarakat. Terwujudnya hal tersebut, kata Djan, tentunya akan sangat membantu mengingat dokter merupakan panutan bagi masyarakat. Ia berharap ini bisa segera dilaksanakan. Djan mengungkapkan, salah satu program Kemenpera yang bisa dibantu PB IDI adalah program pengentasan kemiskinan melalui bedah rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Rumah MBR yang kurang layak huni seperti pencahayaan kurang memadai, atap bocor, dinding rusak serta lantai rumah dari tanah, memerlukan konsultasi dari para dokter terkait dengan masalah kesehatan. Saat ini, salah satu masalah kesehatan di masyarakat mengenai sumber air yang berdekatan dengan WC. Padahal jika WC yang ada di kawasan padat penduduk dijadikan komunal tentunya akan membantu masyarakat. Hal itu pula yang membuat Kemenpera ke depan juga memiliki program pembangunan WC Komunal bagi masyarakat yang tinggal di kawasan yang padat penduduk. "Kalau dokter bilang kepada masyarakat agar membuat WC Komunal sehingga sumber air yang ada berjauhan dengan septic tank tentu akan diikuti oleh mereka. Jika kesehatan masyarakat yang dimulai dari perumahan dan kawasan permukiman dapat berjalan dengan baik tentu biaya pengobatan masyarakat bisa berkurang," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum IDI Dr Prijo Sidipratomo Sp Rad (K) menyatakan, pihaknya siap membantu Kemenpera dalam mewujudkan pembangunan perumahan yang sehat dan layak huni. Pihaknya ke depan siap bekerjasama dengan Kemenpera dalam menjalankan program pengentasan kemiskinan di bidang perumahan rakyat. "Kami siap bekerjasama dengan Kemenpera dalam penanganan kemiskinan di bidang perumahan. Sebab dokter harus siap bertugas demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat," terang Sidipratomo. (*) http://17-08-1945.blogspot.com/2012/01/koran-digital-bangun-rumah-sehat.html

Home Nasional Umum

Bangun Rumah Sehat, Menpera Minta Masukan IDI


Tribunnews.com - Kamis, 5 Januari 2012 15:41 WIB TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat masih terpaku membangun rumah tanpa mempertimbangkan kebersihan dan kenyamananannya. Solusi inilah yang ditempuh Kementerian Perumahan Rakyat menggandeng Ikatan Dokter Indonesia untuk memberi masukan rumah sehat. Saya mengajak para dokter yang tergabung dalam IDI ikut menangani masalah perumahan di Indonesia, ujar Menpera Djan Faridz dalam sambutan Peresmian Renovasi Gedung Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (5/1/2012). Djan berharap para dokter yang tersebar di seluruh Indonesia diharapkan bisa memberikan konsultasi kesehatan mengenai bagaimana menciptakan tempat tinggal yang bersih dan nyaman sehingga kesehatan masyarakat bisa terjaga dengan baik. Dikatakannya, meskipun Kemenpera tak terkait langsung dengan PB IDI, namun bukan berarti peluang kerjasama antara dua instansi ini tidak bisa berjalan. Pasalnya, penanganan masalah perumahan tentunya bukan hanya tugas dari Kemenpera saja. Untuk itu, Kemenpera siap menjalin kerjasama dengan PB IDI di bidang perumahan dan kesehatan masyarakat. Terwujudnya hal tersebut, kata Djan, tentunya akan sangat membantu mengingat dokter merupakan panutan bagi masyarakat. Ia berharap ini bisa segera dilaksanakan. Djan mengungkapkan, salah satu program Kemenpera yang bisa dibantu PB IDI adalah program pengentasan kemiskinan melalui bedah rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Rumah MBR yang kurang layak huni seperti pencahayaan kurang memadai, atap bocor, dinding rusak serta lantai rumah dari tanah, memerlukan konsultasi dari para dokter terkait dengan masalah kesehatan. Saat ini, salah satu masalah kesehatan di masyarakat mengenai sumber air yang berdekatan dengan WC. Padahal jika WC yang ada di kawasan padat penduduk dijadikan komunal tentunya akan membantu masyarakat. Hal itu pula yang membuat Kemenpera ke depan juga memiliki program pembangunan WC Komunal bagi masyarakat yang tinggal di kawasan yang padat penduduk. Kalau dokter bilang kepada masyarakat agar membuat WC Komunal sehingga sumber air yang ada berjauhan dengan septic tank tentu akan diikuti oleh mereka. Jika kesehatan masyarakat yang dimulai dari perumahan dan kawasan permukiman dapat berjalan dengan baik tentu biaya pengobatan masyarakat bisa berkurang, tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum IDI Dr Prijo Sidipratomo Sp Rad (K) menyatakan, pihaknya siap membantu Kemenpera dalam mewujudkan pembangunan perumahan yang sehat dan layak huni. Pihaknya ke depan siap bekerjasama dengan Kemenpera dalam menjalankan program pengentasan kemiskinan di bidang perumahan rakyat. Kami siap bekerjasama dengan Kemenpera dalam penanganan kemiskinan di bidang perumahan. Sebab dokter harus siap bertugas demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, terang Sidipratomo. (*)

Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Prawira Maulana http://www.tribunnews.com/2012/01/05/bangun-rumah-sehat-menpera-mintamasukan-idi

Menpera Minta IDI Sosialisasikan Rumah Sehat


Kamis, 5 Januari 2012 - 23:30 Jakarta, Seruu.com - Para dokter yang tersebar di seluruh Indonesia diharapkan ikut membantu menyosialisasikan perumahan yang sehat kepada masyarakat. Pasalnya, dokter paling sering berinteraksi dengan masyarakat sehingga bisa menularkan pengetahuannya tentang bagaimana menciptakan tempat tinggal yang bersih dan nyaman. Dengan rumah yang bersih dan nyaman, kesehatan masyarakat juga dapat terjaga baik. Saya mengajak para dokter yang tergabung dalam IDI (Ikatan Dokter Indonesia) untuk ikut menangani masalah perumahan di Indonesia. Memang Kemenpera tidak terkait langsung dengan pengurus IDI, namun bukan berarti peluang kerja sama antara dua instansi ini tidak bisa berjalan. Apalagi penanganan masalah perumahan bukan hanya tugas Kemenpera saja," beber Menteri Perumahan rakyat Djan Faridz di Jakarta, Kamis (5/1). Dia menambahkan, pihaknya siap bekerja sama dengan IDI. Salah satunya melalui program PNPM Bidang Perumahan. Dengan demikian para dokter bisa ikut ambil bagian dalam pengentasan kemiskinan melalui bidang perumahan. "Salah satu program Kemenpera yang bisa dibantu IDI adalah lewat bedah rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," ucapnya. Salah satu masalah kesehatan di masyarakat, lanjut Djan Faridz, adalah mengenai sumber air yang berdekatan dengan WC. Padahal jika WC yang ada di kawasan padat penduduk dijadikan komunal akan membantu masyarakat. "Ke depan kita akan membuat program pembangunan WC Komunal bagi masyarakat yang tinggal di kawasan yang padat penduduk. Jadi kalau dokter bilang kepada masyarakat agar membuat WC Komunal sehingga sumber air yang ada berjauhan dengan septic tank tentu akan diikuti mereka," pungkasnya. [ms]

http://www.seruu.com/utama/nasional/artikel/menpera-minta-idi-sosialisasikanrumah-sehat

Kamis, 5 Januari 2012 16:21 WIB

Menpera : Dokter Bisa Bantu Bedah Rumah


Achmad Adhito Hatanto Bila yang memberikan nasihat tentang perbaikan kesehatan pemukiman seorang dokter, tentu lebih dipercaya. JAKARTA, Jaringnews.com Dokter di Indonesia melalui PB IDI (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia) bisa berperan penting dalam pengurangan kemiskinan melalui bidang perumahan. Melalui PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat), para dokter dan Kementerian Negara Perumahan Rakyat (Kemenpera) bisa membuat nota kesepahaman untuk pengurangan kemiskinan. Salah satu program Kemenpera yang bisa dibantu dokter adalah bedah rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, kata Menteri Perumahan Rakyat RI Djan Faridz di Jakarta hari ini. Kata Menteri Djanseperti ditulis publikasi resmi Kemenpera, kini rumah masyarakat berpenghasilan rendah kurang layak huni. Pencahayaannya kurang memadai, atap bocor, dinding cacat, dan lantai dari tanah, semua itu memerlukan konsultasi dari dokter terkait masalah kesehatan. Kemudian, satu masalah kesehatan adalah sumber air yang berdekatan dengan WC. Padahal, bila di sana ada WC komunal, tentu masyarakat terbantu. Karena itu, Kemenpera akan punya program pembangunan WC komunal bagi masyarakat tersebut. Ujar Menteri Djan, jika yang memberikan saran tentang WC komunal yang menjauhkan sumber air dengan septictank itu seorang dokter, tentu masyarakat lebih mengikuti. Kalau kesehatan masyarakat yang dimulai dari perumahan dan kawasan pemukiman berjalan baik, tentu biaya pengobatan masyarakat berkurang. Ketua Umum PB IDI dr. Prijo Sidipratomo, Sp. Rad. Menyatakan bahwa pihaknya siap membantu Kemenpera. Ke depan, IDI siap bekerja sama menjalankan program pengentasan kemiskinan bidang perumahan rakyat. Dokter harus siap dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, kata dia. (Dhi / Dhi)

http://jaringnews.com/ekonomi/property/7699/menpera-dokter-bisa-bantu-bedahrumah

EKONOMI - PROPERTI Kamis, 05 Januari 2012 , 22:58:00

IDI Diminta Sosialisasikan Rumah Sehat


JAKARTA - Para dokter yang tersebar di seluruh Indonesia diharapkan ikut membantu menyosialisasikan perumahan yang sehat kepada masyarakat. Pasalnya, dokter paling sering berinteraksi dengan masyarakat sehingga bisa menularkan pengetahuannya tentang bagaimana menciptakan tempat tinggal yang bersih dan nyaman. Dengan rumah yang bersih dan nyaman, kesehatan masyarakat juga dapat terjaga baik. Saya mengajak para dokter yang tergabung dalam IDI (Ikatan Dokter Indonesia) untuk ikut menangani masalah perumahan di Indonesia. Memang Kemenpera tidak terkait langsung dengan pengurus IDI, namun bukan berarti peluang kerja sama antara dua instansi ini tidak bisa berjalan. Apalagi penanganan masalah perumahan bukan hanya tugas Kemenpera saja," beber Djan Faridz di Jakarta, Kamis (5/1). Dia menambahkan, pihaknya siap bekerja sama dengan IDI. Salah satunya melalui program PNPM Bidang Perumahan. Dengan demikian para dokter bisa ikut ambil bagian dalam pengentasan kemiskinan melalui bidang perumahan. "Salah satu program Kemenpera yang bisa dibantu IDI adalah lewat bedah rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," ucapnya. Salah satu masalah kesehatan di masyarakat, lanjut Djan Faridz, adalah mengenai sumber air yang berdekatan dengan WC. Padahal jika WC yang ada di kawasan padat penduduk dijadikan komunal akan membantu masyarakat. "Ke depan kita akan membuat program pembangunan WC Komunal bagi masyarakat yang tinggal di kawasan yang padat penduduk. Jadi kalau dokter bilang kepada masyarakat agar membuat WC Komunal sehingga sumber air yang ada berjauhan dengan septic tank tentu akan diikuti mereka," pungkasnya. (esy/jpnn)

http://www.jpnn.com/read/2012/01/05/113344/IDI-Diminta-Sosialisasikan-RumahSehat-

Alasan Pemerintah Tetapkan Hunian 1:2:3


Pembangunan satu unit rumah mewah harus diikuti dengan dua rumah menengah dan tiga RSH.

Kamis, 5 Januari 2012, 12:10 WIB Antique, Ronito Kartika Suryani VIVAnews - Kementerian Perumahan Rakyat menetapkan komposisi hunian berimbang yang ideal dengan perbandingan 1:2:3 antara rumah mewah, rumah menengah, dan rumah sederhana. Pola lingkungan hunian berimbang 1:2:3 yang dimaksud yakni untuk pembangunan satu unit rumah mewah oleh pengembang, harus diikuti dengan pembangunan dua unit rumah menengah, dan tiga unit rumah sederhana bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). "Penetapan komposisi hunian berimbang berdasarkan kegiatan konsultasi publik atas Rancangan Permenpera (Peraturan Menteri Perumahan) yang dilaksanakan mulai Mei 2011 di Surabaya dan dilanjutkan di Yogyakarta, Pekanbaru, Manado, Banjarmasin, dan difinalisasi di Jakarta pada 19 Desember 2011" kata Sekretaris Menteri Perumahan Rakyat, Iskandar Saleh, saat Konferensi Pers Rancangan Permenpera Tentang Lingkungan Hunian Berimbang, Jakarta, Kamis 5 Januari 2012. Iskandar menuturkan, rancangan Permenpera yang dihasilkan merupakan panduan atau sebagai pedoman bagi pemerintah daerah untuk mewujudkan perumahan hunian berimbang. "Selain itu, rancangan peraturan menteri tersebut juga mengamanatkan kepada pemerintah daerah kabupaten kota melalui surat keputusan bupati/walikota atau peraturan daerah," katanya. Dengan tujuan, tambah Iskandar, agar mengatur mengenai pelaksanaan pembangunan perumahan dengan hunian berimbang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. "Serta rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di kabupaten/kota, sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 15 huruf c Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman," ujar Iskandar. VIVAnews http://bisnis.vivanews.com/news/read/277504-alasan-pemerintah-tetapkan-hunian-12-3

Kemenpera Dorong Pemda Wujudkan Hunian Berimbang


Tribunnews.com - Kamis, 5 Januari 2012 17:03 WIB TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mendorong pemerintah daerah untuk mewujudkan perumahan dengan hunian berimbang di daerahnya masing-masing. Karenanya diharapkan Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat Iskandar Saleh kepada sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis (5/1/2012), pengembang perumahan dapat mewujudkan pembangunan perumahan dengan pola hunian berimbang. Hal ini dimaksudkan agar pembangunan perumahan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud. Iskandar Saleh menambahkan pola hunian berimbang ini merupakan amanat dari Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang mewajibkan badan hukum yang melakukan pembangunan perumahan untuk mewujudkan perumahan dengan hunian berimbang. Diharapkan dengan terwujudnya pola hunian berimbang maka backlog (kekurangan kebutuhan) perumahan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan menengah kebawah yang mencapai 13,6 juta unit dapat lebih teratasi Lebih lanjut Iskandar Saleh mengatakan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) saat ini sedang melakukan finalisasi Peraturan Menteri Perumahan Rakyat terkait hunian berimbang sebagai implementasi UU Nomor 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Prinsip dasar regulasi ini adalah memberikan kesempatan yang sama dan berkeadilan bagi masyarakat untuk memiliki rumah dan hunian yang proporsional. "Kami menargetkan Permenpera Hunian Berimbang dapat terbit akhir bulan ini, menyoal komposisi hunian berimbang yang ideal adalah 1:2:3 antara rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana, tambah Iskandar Saleh Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kemenpera, Hazaddin Tende Sitepu menambahkan, sasaran komposisi hunian berimbang ini antara lain adalah pembangunan berskala besar oleh satu badan hukum wajib diwujudkan dalam satu hamparan dimana dalam satu hamparan itu terdapat rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah dengan total minimal 1.000 unit.

Penulis: Srihandriatmo Malau | Editor: Hendra Gunawan http://www.tribunnews.com/2012/01/05/kemenpera-dorong-pemda-wujudkan-hunianberimbang

Ekonomi

Kemenpera Tetapkan Komposisi Hunian Berimbang


Kamis, 05 Januari 2012 13:10 WIB JAKARTA--MICOM: Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) segera menetapkan komposisi hunian berimbang sebagai implementasi UU Nomor 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. "Targetnya Permenpera (peraturan menteri perumahan rakyat) tentang hunian berimbang terbit akhir bulan ini," kata Sekretaris Menpera Iskandar Saleh, dalam diskusi Hunian Berimbang, di Jakarta, Kamis (5/1). Iskandar menjelaskan, komposisi hunian berimbang ideal dalam regulasi itu adalah perbandingan 1:2:3 antara rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana. Prinsip dasar regulasi ini adalah memberi kesempatan dan akses yang sama dan berkeadilan bagi masyarakat untuk memiliki rumah dan hunian yang proporsional. Jadi, lanjutnya, sasaran komposisi hunian berimbang ini antara lain adalah pembangunan berskala besar oleh satu badan hukum wajib diwujudkan dalam satu hamparan. Artinya, dalam satu hamparan itu terdapat rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah, sedangkan rumah sederhana dapat dibangun bentuk rumah susun umum, selain rumah tapak. Kedua, untuk pembangunan hunian berimbang tidak dalam satu hamparan, pembangunan rumah umum (dapat berbentuk rumah tapak atau rumah susun), harus dilaksanakan dalam satu daerah kabupaten/kota oleh badan hukum yang sama. Deputi Bidang Kawasan, Kemenpera, Hazedin Sitepu menjelaskan, regulasi ini tak berlaku surut untuk hunian berimbang sebelumnya. "Skala besar dalam satu hamparan yang dimaksud oleh satu badan hukum atau pengembang adalah minimal 1000 unit," kata Hazedin. Dia juga menambahkan, kriteria rumah mewah dan menengah dalam komposisi hunian berimbang itu adalah mengacu kepada luasan dan konstruksi. "Jadi, patokannya bukan harga, kecuali untuk rumah sederhana yang harus mengacu kepada permenpera soal FLPP yakni Rp80 juta per unit," katanya. (Ant/X12) http://www.mediaindonesia.com/read/2012/01/05/289305/4/2/Kemenpera-TetapkanKomposisi-Hunian-Berimbang-

Pemerintah Percepat Aturan Hunian 1:2:3


Dengan adanya aturan tersebut akan ada subsidi silang untuk hunian berimbang. Kamis, 5 Januari 2012, 14:42 WIB Antique, Ronito Kartika Suryani VIVAnews - Kementerian Perumahan Rakyat akan mempercepat penyelesaian Rancangan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat (Permenpera) tentang Hunian Berimbang 1:2:3 hingga 31 Januari 2011. Pola lingkungan hunian berimbang 1:2:3 yang dimaksud yakni untuk pembangunan satu unit rumah mewah oleh pengembang, harus diikuti dengan pembangunan dua unit rumah menengah, dan tiga unit rumah sederhana bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). "Target selesai 31 Januari ini untuk perbaikan redaksional," kata Deputi Pengembangan Kawasan Kementerian Perumahan Rakyat, Azaddin Sitepu dalam Konferensi Pers Tentang Rancangan Permenpera Tentang Hunian Berimbang, di Kementerian Perumahan Rakyat, Jakarta, Kamis 5 Januari 2011. Azaddin mengharapkan, dengan adanya komposisi rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah mewah akan ada subsidi silang untuk hunian berimbang. "Satu hamparan bila skala besar. Bila skala kecil, boleh tidak satu hamparan. Disarankan, bentuknya rusunami (rumah susun sederhana milik) atau apartemen bersubsidi untuk menanggulangi harga tanah," ujar Azaddin. Azaddin menuturkan, untuk skala besar nantinya untuk 1.000 rumah dan lingkungan siap bangun yang merupakan bagian Kawasan Siap Bangun menampung 1.000 sampai 3.000 unit. "Rumah sederhana atau murah mengarah kepada harga murah yang disubsidi FLPP (fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan)," kata dia. (umi) VIVAnews

http://bisnis.vivanews.com/news/read/277569-pemerintah-percepat-aturan-hunian-12-3

Komposisi Hunian Berimbang Jadi 1 : 2 : 3


Kamis, 5 Januari 2012 - 7:55 WIB JAKARTA (Pos Kota)-Pihak Kementerian Perumahan Rakyat mengubah ketentuan komposisi lingkungan hunian berimbang dari sebelumnya 1:3:6 menjadi 1:2:3. Pola lingkungan hunian berimbang 1:2:3 yang dimaksud yakni untuk pembangunan satu unit rumah mewah oleh pengembang harus diikuti dengan pembangunan 2 unit rumah menengah dan 3 unit rumah sederhana bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Langkah ini perlu dilakukan agar penerapannya di lapangan menjadi lebih mudah kata Sekretaris Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Iskandar Saleh dalam penjelasan soal Hunian Berimbang, kemarin. Lingkungan hunian berimbang tersebut diatur dalam UU No.1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada Pasal 34 hingga 37. Sebagai pelaksanaan UU tersebut peraturannya akan dituangkan dalam Peraturan Menteri Perumahan Rakyat yang akan keluar pada akhir Januari 2012. Permenpera terkait lingkungan hunian berimbang sudah final, saat ini sedang penulisan redaksional hingga akhir Januari 2012. Berdasarkan diskusi eksternal dan internal pihaknya telah menetapkan komposisi pola lingkungan hunian berimbang yang baru menjadi minimal 1:2:3. Komposisi lingkungan hunian berimbang dengan pola 1:2:3 merupakan pola minimal, untuk kabupaten/kota pola hunian berimbang disesuaikan dengan karakteristik daerah yang bersangkutan. Sekmenpera berharap daerah menghitung komposisi penduduk untuk menyesuaikan bagaimana pola aturan hunian berimbang ini. Setiap kabupaten/kota memang karakteristiknya berbeda, ada yang rumah mewahnya sedikit ada yang banyak sehingga tidak dapat disamakan. Untuk penerapannya yang paling cocok dengan kondisi setempat pihak Kemenpera menyerahkan persoalan ini kepada pemerintah daerah masing-masing, kata iskandar. (faisal/b)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2012/01/05/komposisi-hunian-berimbang-jadi1-2-3

EKONOMI - PROPERTI Kamis, 05 Januari 2012 , 19:19:00

Pemda Diminta Atur Hunian Berimbang


JAKARTA--Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat Iskandar Saleh meminta pengembang perumahan menerapkan pola hunian berimbang. Ini sesuai amanat UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang mewajibkan badan hukum melakukan pembangunan perumahan untuk mewujudkan perumahan dengan hunian berimbang. "Dengan hunian berimbang backlog (kekurangan kebutuhan) perumahan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah yang mencapai 13,6 juta unit dapat diatasi," kata Iskandar di Jakarta, Kamis (5/1). Saat ini, lanjutnya, sedang dilakukan finalisasi Peraturan Menteri Perumahan Rakyat terkait hunian berimbang sebagai implementasi UU Nomor 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Prinsip dasar regulasi ini adalah memberikan kesempatan yang sama dan berkeadilan bagi masyarakat untuk memiliki rumah serta hunian yang proporsional. "Kami menargetkan Permenpera Hunian Berimbang dapat terbit akhir bulan ini. Salah satu poinnya adalah penentuan komposisi pola hunian berimbang 1:2:3. Ini merupakan kesepakatan dari hasil konsultasi dengan para stakeholder perumahan. Di antaranya unsur pemkab/pemkot, pemprov, perguruan tinggi, DPP/DPD REI, DPP/DPD APERSI, Perum Perumnas, dan lain-lain," tandasnya. Lebih lanjut dikatakan, rancangan Permenpera tersebut juga mengamanatkan kepada pemda untuk mengatur pelaksanaan pembangunan perumahan dengan hunian berimbang sesuai rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota, rencana pembangunan serta pengembangan perumahan. (Esy/jpnn) http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=113334

Pengembang rumah mewah wajib seimbangkan hunian


5 Januari , 2012 | Oleh: JIBI JAKARTA(bisnis-jabar.com): Pengembang rumah mewah yang mengajukan ijin mendirikan bangunan (IMB) setelah 31 Januari 2012 wajib memenuhi aturan lingkungan hunian berimbang dengan perbandingan 1:2:3 antara rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana. Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat Iskandar Saleh mengatakan pemberlakukan peraturan tersebut menyusul disahkannya Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Hunian Berimbang yang akan keluar pada akhir bulan ini. Rancangan Permenpera tentang Hunian Berimbang substansinya telah dibahas melalui konsultasi publik yang dihadiri para stakeholder perumahan. Kegiatan konsultasi publik atas rancangan Permenpera ini mulai di Surabaya, Yogyakarta, Pekanbaru, Manado, Banjarmasin dan difinalisasi di Jakarta pada 19 Desember 2011, kata Iskandar saat konferensi pers tentang hunian berimbang, hari ini. Dia menjelaskan sesuai amanah Pasal 34 hingga Pasal 37 UU No.1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, hal yang diatur yakni pembangunan perumahan skala besar yang dilakukan oleh badan hukum wajib mewujudkan perumahan dengan hunian berimbang yang pelaksanaannya dilakukan dalam satu hamparan yang meliputi rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah. Menurutnya untuk rumah sederhana dapat dibangun rumah susun sederhana milik (rusunami), selain membangun rumah tapak (landed house). Iskandar menuturkan pembangunan hunian berimbang tidak dalam satu hamparan, pembangunan rumah sederhana yang dapat berbentuk landed house atau rusunami, harus dilaksanakan dalam satu daerah kabupaten/kota yang pelaksanaannya dilakukan oleh badan hukum yang sama yang melakukan pembangunan hunian berimbang tersebut. Dia menambahkan pada Pasal 37 UU PKP disebutkan ketentuan mengenai perumahan skala besar dan kriteria hunian berimbang akan diatur dalam Permenpera. (MSU)

http://bisnis-jabar.com/index.php/2012/01/pengembang-rumah-mewah-wajibseimbangkan-hunian/

Anda mungkin juga menyukai